“Aku, Ibu, dan Takdir” merupakan sebuah cerpen yang ditulis oleh Bahtari Anugerah.
Tepatnya sejak tahun 2015, cerpen dengan tema kekeluargaan dan sosial ini dipublikasikan. Secara
garis besar, cerpen ini menggambarkan betapa kerasnya kehidupan seorang gadis bernama Bella. Di
dalam cerpen ini, dikisahkan Bella terpisah sangat lama dengan Ibu kandungnya. Diceritakan pula
segala penderitaan yang ia alami selama ini.
Bella merupakan seorang gadis belia yang kini sudah duduk di bangku SMA. Bella mempunyai
paras yang cantik, senyumnya menawan dan termasuk anak yang pandai. Bella hidup bersama
seorang nenek. Diceritakan dalam cerpen ini, Bella sejak bayi sudah dititipkan kepada nenek tua ini.
Ibunya pamit untuk bekerja dan ayahnya entah pergi kemana. Berjalan dua tahun, Bella tak kunjung
dijemput ibunnya hingga malam tiba, entah apa yang terjadi.
Sang nenek merawat Bella sebatang kara tetapi denganpenuh kasih sayang. Usia Bella
menginjak umur empat tahun saat ditinggalkan sang Ibu, hingga saat ini usia Bella tepat lima belas
tahun. Sangat disayangkan, ketika Bella mulai mengerti arti kehidupan, sang nenek sudah mulai
menua. Sehingga sang nenek lupa dengan siapa sosok Ibu Bella. Hingga pada suatu hari Bella berniat
untuk mencaritahu keberadaan sang Ibu. Pencarian ini dimulai melalui tetangga sekitar rumah Nenek
tersebut.
Dengan segala usahanya mencari sang ibu, akhirnya Bella menemukan titik terang dimana
keberadaan ibunya. Tetapi, seketika perasaan Bella sangat perih karena yang ditemui oleh Bella
bukanlah sosok Ibunya tetapi, jasad sang Ibu yang telah terbaring lemah. Bella menangis dan tidak
menyangka jika takdirnya akan seburuk ini.
Cerpen ini berakhir dengan sangat menyedihkan. Bahasa yang digunakan sangat mudah di
pahami dan alurnya juga jelas. Tetapi, dalam cerpen ini terdapat kekurangan yaitu kisah masa lalu
sang Ibu yang tidak dijelaskan. Kejadian alasan kenapa sang Ibu meninggalkan Bella. Sehingga,
membuat pembaca merasa kesulitan dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi pada ibunya Bella.
Dengan kekurangan yang ada, adanya kelebihan yang dimiliki cerpen ini sangat bisa menutupi
kekurangan itu. Cerpen ini sangat memotivasi kita agar pembaca selalu bisa bersyukur dengan apa
yang telah dimiliki saat ini. Terutama bagi pembaca yang masih bisa melihat dan hidup bersama
ibunya dalam keseharian. Selain itu, cerpen ini juga memberikan pelajaran agar kita selalu sabar dan
tidak marah kepada takdir yang telah digariskan oleh Tuhan.