Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

STUDI KHASUS
KEBIJAKAN NEGARA INDONESIA TERHADAP LARANGAN EKSPOR
BIJI NIKEL

DOSEN PENGAMPU
EFRIANTO, S.E.,M.M.

DISUSUN OLEH
NEGEL WAHYU PERMANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


SAKTI ALAM KERINCI
JURUSAN MANAJEMEN S1

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunianya saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai
tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “KEBIJAKAN NEGARA
INDONESIA TERHADAP LARANGAN EKSPOR BIJIH NIKEL “.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Perekonomian Internasional dari dosen pengampu mata kuliah.
Makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi
saya dan bagi para pembaca. Khususnya dalam mempelajari dan khasus
studi KEBIJAKAN NEGARA INDONESIA TERHADAP LARANGAN EKSPOR
BIJIH NIKEL.

saya sebagai selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih


kepada bapak Efrianto, S.E.,M.M. selaku dosen pengampu dari mata
kuliah Perekonomian Internasional. Tidak lupa mengucapkan
terimakasih terhadap pihak-pihak yang memberikan referensi dan
pihak lain.

Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan saya, agar kedepannya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca dan bagi saya khususnya sebagai penulis.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
A.Latar belakang.........................................................................................................
B.Tujuan......................................................................................................................
C.Metode penulisan....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................................


Kesimpulan.................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Negara merupakan subjek hukum terpenting di dalam hukum perdagangan
internasional. Sudah dikenal umum bahwa negara adalah subjek hukum yang
paling sempurna. Pertama, ia satu-satunya subjek hukum yang memiliki
kedaulatan. Berdasarkan kedaulatan ini, negara memiliki wewenang untuk
menentukan dan mengatur segala sesuatu yang masuk dan keluar dari
wilayahnya.1

Negara-negara modern melakukan pengawasan yang luas terhadap ekonomi,


termasuk aspek-aspek perusahaan ekonomi swasta seperti perdagangan ekspor
dan impor, penanaman modal intern dan ekstern, perkapalan, produksiproduksi
pertanian dan perbankan swasta. Sudah sewajarnya apabila negaranegara
membuat perjanjian-perjanjian di antara mereka satu sama lain untuk mengatur
di antara pesertanya masalah-masalah ekonomi dan moneter yang berpengaruh
terhadap kepentingan dua atau lebih itu secara bersama-sama.2

Negara tersebut berwenang membuat hukum (regulator) yang mengikat segala


subjek hukum lainnya (yaitu individu, perusahaan), mengikat benda dan peristiwa
hukum yang terjadi di dalam wilayahnya, termasuk perdagangan, di wilayahnya,
serta juga berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembentukan organisasi-organisasi (perdagangan) internasional di dunia,
misalnya World Trade Oragnization (WTO), United Nation Conference on Trade
and Development (UNCTAD), United Nation Commission on International Trade
Law (UNCITRAL), dan lain-lain.3 Organisasi-organisasi internasional di bidang
perdagangan internasional inilah yang kemudian berperan dalam membentuk
aturan-aturan hukum perdagangan internasional. Perdagangan Internasional
merupakan sektor jasa yang menunjang kegiatan ekonomi antar anggota
masyarakat dan antar bangsa. Melihat hal itu, sangat diperlukan menjalin
hubungan perdagangan antar negara yang tertib dan adil. Dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi antar negara, dewasa ini negera-negara cenderung
membentuk blok-blok perdagangan baik bilateral, regional, maupun multilateral
sehingga peran perjanjian internasional menjadi semakin penting.

B.Tujuan
Tujuan dari studi khasus kebijakan Negara Indonesia terhadap larangan ekspor biji
nikel ini yaitu untuk menambah wawasan dan bagaimana cara kebjakan tersebut
berjalan dan juga khasus-khasus yang terdapat didalamnya.

C.Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan yaitu mencari sumber-sumber yang benar di
browser atau google dan selanjutnya dianalisis dengan materi-materi yang
bersangkutan pada penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

KEBIJAKAN NEGARA INDONESIA TERHADAP LARANGAN EKSPOR BIJI


NIKEL
1.Nikel

Nikel (ore) adalah batuan mineral yang merupakan bahan baku pembuatan logam
nikel. Nikel adalah unsur kimia dengan simbol Ni dan nomor atom 28

2.Kebijakan Negara indonesia

Sejak 1 Januari 2020 pemerintah Indonesia memberlakukan larangan ekspor bijih


nikel. "Keinginan untuk menghentikan ekspor itu sebenarnya sudah dari tahun
2009, lalu mundur tahun 2014, dan ada relaksasi tahun 2017, pada saat yang
relaksasi itu kita ekspor yang low-grade.

Larangan ekspor bijih nikel berkadar rendah ini diatur dalam Undang-Undang
Mineral dan Batu Bara Nomor 4 Tahun 2009, di mana dalam aturan disebut
larangan akan berlaku pada tahun 2022 untuk kadar nikel kurang dari 1,7%. Lewat
Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019 kebijakan larangan ekspor bijih
nikel berakhir 31 Desember 2019.

3.Tujuan Larangan ekspor biji nikel

pemerintah sudah melarang ekspor nikel ore tujuannya supaya ada nilai


tambah dan juga, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian
ESDM Bambang Gatot mengatakan, salah satu alasan pemerintah
melarang ekspor nikel lantaran cadangannya mulai menipis.

a.)masalah dari kebijakan Negara Indonesia tehadap larangan biji nikel

Uni Eropa gerah dengan kebijakan larangan ekspor bijih nikel. Kebijakan
pembatasan impor biji mentah nikel ini dinilai tidak adil dan berimbas
negatif pada industri baja Eropa karena terbatasnya akses terhadap bijih
nikel dan juga bijih mineral lainnya seperti bijih besi dan kromium.
Uni Eropa menyatakan bakal melanjutkan sengketa atas kebijakan
larangan ekspor bijih nikel yang dikeluarkan pemerintah Indonesia. Kini Uni
Eropa mendesak Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk membentuk
panel guna membahas sengketa tersebut (Uni Eropa gugat RI soal nikel).

Pemerintah Indonesia lewat Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi


mengatakan, Indonesia siap menghadapi gugatan Uni Eropa atas kebijakan
larangan ekspor bijih nikel yang ditetapkan.

Kronologi gugatan Uni Eropa bermula dari keberatan negara-negara Eropa atas
larangan ekspor nikel mentah atau bijih nikel yang berlaku per 1 Januari 2020,
meski kemudian pemerintah melakukan relaksasi. Ini tertuang dalam Peraturan
Menteri (Permen) ESDM nomor 11 tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri ESDM Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan
Pertambangan Mineral dan Batubara.

Sebagai informasi, Indonesia saat ini tercatat sebagai eksportir nikel terbesar
kedua untuk industri baja negara-negara Uni Eropa. Itu sebabnya, banyak industri
logam di Eropa sangat bergantung pada bahan mentah dari Indonesia.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan kedaulatan ini, negara memiliki wewenang untuk menentukan dan
mengatur segala sesuatu yang masuk dan keluar dari wilayahnya.1 Negara-negara
modern melakukan pengawasan yang luas terhadap ekonomi, termasuk aspek-
aspek perusahaan ekonomi swasta seperti perdagangan ekspor dan impor,
penanaman modal intern dan ekstern, perkapalan, produksiproduksi pertanian
dan perbankan swasta.
Sudah sewajarnya apabila negaranegara membuat perjanjian-perjanjian di antara
mereka satu sama lain untuk mengatur di antara pesertanya masalah-masalah
ekonomi dan moneter yang berpengaruh terhadap kepentingan dua atau lebih itu
secara bersama-sama.2 Negara tersebut berwenang membuat hukum (regulator)
yang mengikat segala subjek hukum lainnya (yaitu individu, perusahaan),
mengikat benda dan peristiwa hukum yang terjadi di dalam wilayahnya, termasuk
perdagangan, di wilayahnya, serta juga berperan baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembentukan organisasi-organisasi (perdagangan)
internasional di dunia, misalnya World Trade Oragnization (WTO), United Nation
Conference on Trade and Development (UNCTAD), United Nation Commission on
International Trade Law (UNCITRAL), dan lain-lain.3 Organisasi-organisasi
internasional di bidang perdagangan internasional inilah yang kemudian berperan
dalam membentuk aturan-aturan hukum perdagangan internasional.

Larangan ekspor bijih nikel berkadar rendah ini diatur dalam Undang-Undang
Mineral dan Batu Bara Nomor 4 Tahun 2009, di mana dalam aturan disebut
larangan akan berlaku pada tahun 2022 untuk kadar nikel kurang dari 1,7%.

3.Tujuan Larangan ekspor biji nikel pemerintah sudah melarang ekspor nikel ore
tujuannya supaya ada nilai tambah dan juga, Direktur Jenderal Mineral dan Batu
Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot mengatakan, salah satu alasan
pemerintah melarang ekspor nikel lantaran cadangannya mulai menipis.

Kebijakan pembatasan impor biji mentah nikel ini dinilai tidak adil dan berimbas
negatif pada industri baja Eropa karena terbatasnya akses terhadap bijih nikel dan
juga bijih mineral lainnya seperti bijih besi dan kromium.

Anda mungkin juga menyukai