Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASPEK YURIDIS ATAU HUKUM USAHA ANTARA KARYAWAN


DAN PERUSAHAAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah etika bisnis

yang di ampu oleh : MOHAMMAD REDY S.E, M.M,710413227

UNIVERSITAS MADURA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MENEJEMEN

PAMEKASAN

NOVEMBER 2021
DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6 KELAS

(K)

Ketua :

MOH. ARFA ISMAIL. (2020210017)

Anggota :

MOH. ALIF TOPAN. (2019210031)

REGITA PRAMESTI E.C (2019210155)

HOIROI YAROH (2020210067)


Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Aspek Yuridis atau Hukum Usaha antara
Karyawan dan Perusahaan." dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah etika bisnis yang di ampu oleh dosen
tercinta kami yaitu bapak MOHAMMAD REDY S.E, M.M. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
mengetahui dan memahami tentang Aspek Yuridis atau Hukum Usaha antara Karyawan dan
Perusahaan dimana judul tersebut membahas tentang Kewajiban karyawan terhadap perusahaan dan
Kewajiban perusahaan terhadap karyawan.

Semoga dengan di susunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, termasuk
teman- teman. kami mohon maaf jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik dari siapapun baik dari teman-teman maupun dosen kami harap dapat membantu
untuk membangun kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

Tim penyusun

Kelompok 6,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.1 Kewajiban karyawan terhadap perusahan........................................................................................3

2.2 Kewajiban perusahaan terhadap karyawan......................................................................................4

2.3 Hak- hak kewajiban karyawan terhadap perusahaan.......................................................................6

2.4 Hak- hak kewajiban perusahaan terhadap karyawan......................................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................................................12

Kesimpulan...........................................................................................................................................12

Saran.....................................................................................................................................................12

DAFTAR PUSAKA.............................................................................................................................13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak awal abad ke-20, masalah ketenagakerjaan mendapatkan perhatian yang lebih besar
dibandingkan sebelumnya, karena manusia sudah tidak dipandang lagi sebagai barang dagangan
tetapi sebagai makhluk yang mempunyai harga diri dan keinginan. Sering kali terjadi masalah-
masalah dalam ketenagakerjaan dan hal tersebut harus dapat diatasi secara baik karena dalam dunia
usaha antara pengusaha dan pekerja merupakan mitra yang saling membutuhkan. Sudah banyak
sekali contohnya terdapat konflik antara manajemen dan pekerja (terutama pekerja pabrik) yang
menyebabkan terhentinya proses produksi karena pekerja melakukan demo untuk menuntut upah
dapat dijadikan salah satu contohnya.

Jadi, kemungkinannya perusahaan menutup perusahaan (lock out) karena ini memang
merupakan hak dari pengusaha untuk menghentikan sebagian atau seluruh kegiatan perusahaan
sebagai akibat penyelesaian perselisian industrial yang tidak mencapai kesepakatan, supaya pekerja
tidak mengajukan tuntutan yang melampaui kewenangan perusahaan. Dalam hal ini pemerintah pada
tahun 2004 telah mengesahkan UU No. 2 tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan dengan
industrial.

Adapun yang dimaksud dengan perselisihan hubungan industrial adalah segala perselisihan
yang meliputi:

1. Perselisihan hak
2. Perselisihan kepentingan
3. Perselisihan PHK
4. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh dalam suatu perusahaan. Perusahaan beroperasi
didasarkan atas asas tidak diskriminasi, menghormati HAM dan kebebasan.

1
1,2 Rumusan masalah
a. Bagaimana kewajiban karyawan terhadap perusahan
b. Kewajiban perusahaan terhadap karyawan
c. Apa saja hak dan kewajiban karyawan terhadap perusahaan
d. Apa saja hak dan kewajiban perusahaan terhadap karyawan
1.3 Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui kewajiban karyawan terhadap perusahan
b. Untuk mengetahui Kewajiban perusahaan terhadap karyawan
c. Untuk mengetahui hak dan kewajiban karyawan terhadap perusahaan
d. Untuk mengetahui hak dan kewajiban perusahaan terhadap karyawan

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Kewajiban karyawan terhadap perusahan


Ada tiga kewajiban karyawan yang penting di antaranya :
1. Kewajiban ketaatan
Karyawan harus mematuhi perintah dan petunjuk atasannya. Namun ada beberapa hal yang tidak
harus dipatuhi karyawan seperti :
a. Karyawan tidak perlu bahkan tidak boleh memeatuhi perntah yang menyuruhnya melakukan
sesuatu yang tidak bermoral
b. Karyawan tidak wajib mematuhi perintah atasannya yang tidak wajar, walaupun dari segi etika
tidak ada keberatan. Yang dimaksud tidak wajar adalah perintah yang tidak diberikan demi
kepentingan perusahaan
c. Karyawan tidak perlu mematuhi perintah yang memang demi kepentingan perusahaan, tetapi tidak
sesuai dengan penugasan yang disepakati ketika ia menjadi karyawan diperusahaan itu

Salah satu cara menghidari terjadinya kesulitan seputar kewajiban ketaatan adalah membuat job
description yang jelas dan lengkap pada saat karyawan mulai bekerja di perusahaan. Job description
harus dibuat dengan cukup luwes, sehingga kepentingan perusahaan selalu bisa diberi prioritas.

2. Kewajiban konfidensialitas
Konfidensialitas berasl dari kata latin “confidere” yang berarti “mempercayai”. Kewajiban
konfidensialitas adalaha kewajiban untuk menyimpan informasi yang bersifat rahasia yang telah
diperoleh dengan menjalankan suatu profesi. Kewajiban konfidensialitas tidak saja berlaku selama
karyawan berkerja di perusahaan, tetepi berlangsung terus setelah ia pindah kerja. Dasar untuk
kewajiban konfidensialitas dari karyawan adalah intellectual property rights dari perusahaan
3. Kewajiban loyalitas
Dalam bahasa Indonesia maupun di bahasa inggris kata loyal selalu dikaitkan dengan “setia”.
Faktor utama yang membahayakan terwujudnya loyalitas adalah konflik kepentingan (conflict of
interest) artinya konflik antara kepentingan pribadi karyawan dan kepentingan karyawan. Karyawan
tidak boleh mejelankan kegiatan pribadi yang bersiangan dengan kepentingan perusahaan.
Berdasarkan kontrak kerja ataupun persetujuan implisit(kalau tidak ada kontrak resmi), karyawan
wajib melakukan perbuatan-perbuatan tertentu demi kepentingan perusahaan. Tidak boleh
melibatkan diri dalam kegiatan lain yang terbentur dengan keawjiabna itu.

3
2.2 Kewajiban perusahaan terhadap karyawan
Ada beberapa kewajiban perusahaan terhadap karyawan di antaranya :
1. Kewajiban memberi gaji yang adil
a. keadilan distributif
Pandangan ini dilatar belakangi konsepsi liberalistis yaitu upah atau gaji dapat dianggap adil,
apabila imbalan untuk prestasi. Sedangkan pandangan sosialistis dikemukakan dari sudut pandang
pekerja, mereka menekankan gaji baru dianggap adil bila sesuai dengan kebutuhan si pekerja beserta
keluarga
b. Enam faktor khusus
Menurut Thomas Garrett dan Richard Klonoski, yaitu :
a. Peraturan hukum, yaitu ketentuan hukum mengenai upah minimum
b. Upah yang lazin dalam sektor industri tertentu atau daerah tertentu. Kriteria yang baik adalah gaji
atau upah yang bisa dinilai adil jika rata-rata diberikan dalam sektor industri tersebut
c. Kemampuan perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan laba besar harus memberi gaji yang
besar pula dari perusahaan margin laba yang kecil
d. Sifat khusus pekerjaan tertentu. Beberapa tugas dalam perusahaan hanya bisa dijalankan oelh
orang yang mendapatkan pendidikan atau pelatihan khusus, sehingga wajar saja jika dengan
pelatihan khusus mendapatkan gaji lebih besae daripada yang tidak mempunyai pelatihan
e. Perbandingan dengan upah/gaji lain dalam perusahaan. Perusahaan yang mempunyai sistem
penggajian yang fair akan membayar upah/gaji yang kira-kira sama untuk pekerjaan yang sejenis.
Disini berlaku prinsip equzl play for equal work kalau tidak perusahaan mempraktekkan diskriminasi
f. Perbandingan gaji/upah yang fair. Perundingan langsung antara perusahaan dan karyawan
merupakan cara yang ampuh untuk mencapai gaji/upah yang fair
c. Senoritas dan imbalan rahasia
Senoritas maksudnya adalah orang yang bekerja lebih lama pada suatu perushaan atau instansi
mendapat gaji yang lebih tinggi. Imbalan rahasia maksudnya pemberian bonus atau insentif
berlangsung secara rahasia sehingga hanya yang bersangkutan yang tau
d. Perusahaan tidak boleh memberhentikan karyawan dengan semena-mena
Menurut Garrett dan Klonoski dengan lebih konkret kewajiban majikan/perusahaan dalam
memberhentikan karyawan dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Majikan/perusahaan hanya boleh memebrhentikan karena alasan yang tepat
PHK harus didasarkan pada faktor obyektif, misalnya pelanggaran disiplin kerja yang
mengakibatkan kerugian serius untuk perusahaan bukan berdasarkan faktor subyektif, yaitu faktor

4
yang tidak ada

5
hubungannya. Apabila seorang karyawan terbukti bersalah sebaiknya diberi peringatan dulu sebelum
memberhentikan dengan definitif
b. Majikan/perusahaan harus berpegang pada prosedur yang semestinya
Prinsip-prinsip agar prosedur pemberhentian bisa dianggap fair:
1. Tuduhan terhadap karyawan harus dirumuskan dengan jelas dan didukung oleh bukti yang nyata
dan menyakinkan
2. Karyawan harus diberi kesempatan untuk bertatap muka dengan orang yang menuduhnya untuk
membantah dan memperlihatkan bahwa buktinya memang ia bersalah
3. Harus bersedia kemungjinan untuk naik banding dalam slah satu bentuk , sehingga keputusan
terakhir diambil oleh orang atau perusahaan/ instansi yang tidak secara langsung berhubungan
dengan karyawan bersangkutan
4. Majikan/perushaan harus membatasi akibat negatif bagi karyawan samapai seminimal mungkin
Dengan memebitahukan kepada karyawan beberapa waktu sebelum ia di PHK, supaya memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk mencari pekerjaan lain.
Perusahaan tidak boelh mempraktekkan diskriminasi
2. perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi
a. Diskriminasi dalam konteks perusahaan
Istilah ini berasal dari suatu kata latin discernere yang berarti membedakan, memisahkan
memilah. Dalam konteks perusahaan disriminasi yang dimaksud adalah membedakan antara
berbagai karyawan karena alasan tidak relevan yang berakar dalam prasangka. Latar belakang
terjadinya diskriminasi adalah pandangan rasisme, sektarianisme, sesksisme
b. Argumentasi etika melawan diskriminasi
a. Ultilitarianisme dikemukakan argumen bahwa disriminasi merugikan perusahaan itu sendiri.
terutama dalam rangka pasar bebas, menjadi sangat mendesak bahwa perusahaan memiliki karyawan
berkualitas yang menjamin produktivitas terbesar dan mutu produk terbaik. SDM menjadi kunci
dalam kompetisi di pasar bebas
b. Deontologi menggaris bawahi bahwa diskriminasi melecehkan martabat karyawan dari yang
didiskriminasi
c. Teori keadilan praktek diskriminasi bertentangan dengan teori ini, khususna keadilan
distributif.keadilan distributif menuntut kita memperlakukan semua orang dengan cara yang sama,
selama tidak ada alasan khusus untuk memperlakukan mereka dengan berbeda

6
3. Perusahaan harusnya menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
a. Beberapa aspek keselamatan kerja
Keselamatan kerja bisa terwujud bila tempat kerja itu aman, artinya bebas dari resiko terjadinya
kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera bahkan mati. Kesehatan kerja dapat direalisasikan
karena tempat kerja dalam kondisi sehat, artinya bebas dari resiko terjadinya gangguan kesehatan
atau penyakit (occupational diseases) sebagai akibat kondisi kurang baik di tempat kerja.
b. Pertimbangan etika
Yang terjadi dasar etika begi kewajiban perusahaan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan
pekerja :
a. Setiap pekerja berhak atas kondisi kerja yang aman dan sehat
b. Berdasarkan dasar pemikiran deontologi kant “Manusia harus diperlakukan sebagai tujuan pada
dirinya dan tidak pernah sebagai sarana belaka”
c. Menunjukkan dasar dengan suatu argumen utilitarian bahwa tempat kerja yang aman dan sehat
paling menguntungkan bagi amsyarakat sendiri, khususnya bagi ekonomi negara.
c. Dua masalah khusus
a. Apakah pekerja berhak menolak tugas-tugas yang berbahaya? Mengacu pada kewajiban karyawan
untuk menaati semua perintah yang wajar dari atasannya dan tentunya sesuai dengan peraturan yang
berlaku
b. Segi etis dari “resiko reproduktif” atau resiko untuk keturunan si pekerja
d. Beberapa masalah terkait
Penilaian terhadap diskriminasi bisa berubah karena kondisi historis, sosial atau budaya
masyarakat. Diskriminasi berbeda dengan dengan favoritisme, dalam konteks perusahaan favoritisme
adalah kecenderungan untuk mengistimewakan orang tertetu dalam menyeleksi karyawan,
menyediakan promosi, bonus, fasilitas khusus, dan sebagainya. Favoritisme tidak terjadi karena
prasangka buruk, melainkan preferensi.
Untuk menaggulangi akibat diskriminasi dulu, kini lebih banyak dipakai istilah “affirmative action”
artinya aksi afirmatif. Melalui aksi ini orang mencoba mengatasi atau mnegurangi ketertinggalan
golongan yang dulunya didiskriminasi.

2.3 Hak- hak karyawan terhadap perusahaan


Dalam bekerja, yang paling penting untuk diketahui adalah hak dan kewajiban karyawan terhadap
perusahaan yang mempekerjakannya. Hak dan kewajiban ini harus terpenuhi guna menjaga dan
membina hubungan yang baik antara karyawan dengan perusahaannya.
Hak karyawan dalam bekerja di antaranya :

7
1. hak memperoleh upah
Gaji atau upah adalah hak yang paling dasar yang harus diperoleh karyawan. Hak ini pun sudah
diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 pada pasal 1 ayat 30 yang
berbunyi.
Dalam UU tersebut, dijelaskan pula bahwa gaji atau upah adalah imbalan dalam bentuk uang yang
diberikan perusahaan (pemberi kerja) kepada para pekerjanya atas suatu pekerjaan dan jasa yang
dilakukannya.
2. Hak untuk mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama
Hak lainnya yang tidak kalah penting dari hak atas upah adalah hak untuk mendapatkan
kesempatan dan perlakuan yang sama dari perusahaan. Hak ini erat kaitannya dengan keadilan bagi
seluruh karyawan perusahaan.
Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 pasal 5 juga telah mengatur tentang hak ini.
Di dalamnya, tertuang penjelasan bahwa tiap-tiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama
tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.
Peraturan lainnya yang mengatur persoalan ii adalah pasal 6, yang bunyinya: ‘Setiap pekerja/buruh
berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha’.
3. Hak untuk mendapatkan pelatihan kerja
Idealnya, suatu pekerjaan bukan hanya dilakukan untuk menghasilkan pendapatan saja, tetapi juga
dapat memperbanyak atau meningkatkan pengetahuan si karyawan. Oleh karenanya, karyawan pun
memiliki hak untuk mendapatkan pelatihan kerja seperti tertuang dalam Pasal 11 UU
Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003.
Pasal tersebut memperjelas bahwa tiap-tiap tenaga kerja memiliki hak untuk memperoleh,
meningkatkan, dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya masing-masing melalui pelatihan kerja.
4. Hak atas penempatan tenaga kerja
Kalau yang ini sudah jelas. Para pekerja tak luput dari hak atas penempatan tenaga kerja. Lebih
lanjut, hak ini tertuang dalam Pasal 31 UU Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 yang
menyebutkan bahwa tiap-tiap tenaga kerja memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam memilih,
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di luar
negeri.
5.Hak untuk memiliki waktu kerja yang sesuai
Hak atas waktu kerja yang sesuai ini diatur dalam UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003
Pasal 77 Ayat 2. Isinya sebagai berikut:
Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :

8
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima)hari kerja
dalam 1 (satu) minggu.
6. Hak untuk mendapatkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Kesehatan dan keselamatan dalam bekerja juga termasuk hak yang mesti didapatkan tiap pekerja
sesuai UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 86.
Peraturan tersebut menjelaskan bahwa Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama
7. Hak untuk mendapatkan kesejahteraan
Hak atas kesejahteraan sendiri diatur dalam UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 20013 pada pasal
99 yang menyebutkan bahwa tiap-tiap pekerja/buruh beserta keluarganya berhak untuk memperoleh
jaminan sosial tenaga kerja.
Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Hak ikut serta dalam serikat pekerja / buruh
Pada UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 104 disebutkan bahwa setiap
pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja, di mana serikat pekerja ini
dapat menjadi wadah bagi karyawan untuk menyampaikan aspirasi kepada perusahaan.
9. Hak untuk cuti
Selanjutnya, hak karyawan dalam mengambil cuti juga sudah tertuang peraturannya dalam
Undang- undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003.
Pada Pasal 79, tertulis bahwa pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti pada pekerja/buruh.
Jumlah cuti yang diberikan oleh perusahaan sekurang-kurangnya 12 hari kerja setelah karyawan
yang bersangkutan bekerja selama 1 tahun secara terus-menerus.
10. Hak khusus karyawan perempuan
Selain cuti pada hari pertama dan kedua saat masa haid, ada beberapa hak lain yang mesti
diperoleh karyawan perempuan sebagaimana diatur dalam UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun
2003. Hak- hak tersebut meliputi hak karyawan perempuan untuk memperoleh istirahat selama 1,5
bulan sebelum melahirkan dan untuk perempuan yang mengalami keguguran pun berhak
mendapatkan waktu istirahat

9
selama waktu yang sama sebagaimana yang sudah dijelaskan pada Pasal 81 Ayat 1 Undang-undang
Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003.
2.4 hak dan kewajiban perusahaan terhadap karyawan
Hak Karyawan Perusahaan di dalam UU Ketenagakerjaan Singkatnya, perusahaan memiliki hak
yang disebutkan dalam uraian Undang-Undang Ketenagakerjaan, yaitu dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Hak-hak tersebut adalah sebagai berikut.

Perusahaan berhak atas hasil aktivitas karyawan di antaranya

1. Perusahaan berhak mengatur / mengatur karyawan atau pekerja untuk mencapai tujuan.

2. Perusahaan berhak memberhentikan karyawan / pekerja / karyawan jika melanggar ketentuan yang
telah disepakati sebelumnya.

Ketiga hal diatas merupakan sekian kutipan tentang hak-hak perusahaan atau pengusaha. Tentu saja,
setiap item memiliki penjelasan rinci dalam resep tertulis standar.

Hak-Hak Karyawan Lainnya

Di sisi lain, karyawan atau karyawan juga memiliki hak yang diatur dalam peraturan tersebut. Di
bawah Undang-Undang Ketenagakerjaan, karyawan memiliki setidaknya hak-hak berikut.

1. Bergabung dengan serikat pekerja

Peraturan tersebut menyatakan bahwa setiap karyawan berhak untuk bergabung atau membentuk
serikat pekerja. Setiap karyawan diperbolehkan mengembangkan potensi kerjanya sesuai dengan
minat dan bakatnya. Karyawan juga mendapat jaminan dari perusahaan atas keselamatan, kesehatan,
moral, kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan martabat dan nilai-nilai yang dilandasi oleh
norma dan nilai agama dan kemanusiaan.

Hak ini tertuang dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 104 tentang serikat pekerja /
serikat buruh dan undang-undang nomor 21 tahun 2000 tentang serikat pekerja / serikat buruh.

2. Jaminan sosial dan keselamatan kerja (K3)

Karyawan juga berhak atas jaminan sosial, termasuk kecelakaan kerja, kematian, hari tua dan
perawatan kesehatan. Saat ini pelaksanaan hak pegawai di bidang jaminan sosial dan K3 sedang

1
berlangsung dalam bentuk BPJS. Untuk menggunakan hak ini, sebagai pemilik usaha atau pemberi
kerja, Anda harus mendaftarkan setiap pegawai sebagai anggota BPJS.

Hak-hak pekerja tersebut tercantum dalam UU Ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003, undang-
undang nomor 03 tahun 1992, undang-undang nomor 01 tahun 1970, keputusan presiden nomor 22
tahun 2993,
peraturan pemerintah nomor 14 tahun 1993 dan peraturan menteri nomor 4 tahun 1993 dan nomor 1
tahun 2998.

3. Menerima upah yang layak

Termasuk dalam Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 1999, Pasal 1 ayat (1), Undang-Undang
Nomor
13 Tahun 2003, PP Tahun 1981, Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 1999 dan yang terbaru
Permenaker Nomor 1 Tahun 2017.

4. Membuat perjanjian kerja atau PKB

Hak pekerja atau pekerja tertuang dalam UU Ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003 dan juga UU
nomor 21 tahun 2000. Pekerja yang telah tergabung dalam serikat pekerja berhak untuk membuat
kontrak kerja yang dilakukan berdasarkan proses musyawarah.

5. Hak untuk melindungi keputusan pemecatan yang tidak adil

Hak ini tertuang dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor SE 907 / Men.PHI-PPHI / X /
2004. Setiap pegawai berhak atas perlindungan dan bantuan pemerintah melalui Departemen Tenaga
Kerja dalam hal terjadi pemecatan yang tidak adil.

6. Hak karyawan wanita, seperti liburan PMS atau cuti melahirkan

Secara umum hak ini disebutkan dalam undang-undang nomor 13 pasal 76 ayat 2 tahun 2003
yang menyebutkan bahwa perusahaan atau pengusaha dilarang mempekerjakan ibu hamil yang dapat
membahayakan rahim dan dirinya sendiri.

Selain poin-poin tersebut, pasal 82 ayat 2 undang-undang nomor 13 tahun 2003 juga menyebutkan
hak cuti karena keguguran. Selain itu, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 mengatur tentang hak
atas biaya persalinan yang dapat diperoleh karyawan. Pasal 83 UU 13/2003 juga membahas tentang
hak pekerja perempuan, yaitu hak untuk menyusui. Terakhir, hak cuti haid diatur dalam pasal 81

1
undang- undang nomor 13 tahun 2003.

1
7. Batasan waktu kerja, istirahat, cuti dan hari libur

Hak ini secara jelas tertuang dalam UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Pasal 79 Tahun 2003.
Perusahaan wajib memberikan waktu istirahat dan cuti bagi setiap karyawan. Misalnya, menjadi jelas
bahwa terkait dengan waktu istirahat, misalnya disebutkan bahwa karyawan berhak atas waktu
istirahat di antara jam kerja minimal setengah jam setelah empat jam kerja.

Tentunya dengan mengetahui hak masing-masing pihak, Anda dapat menentukan langkah-langkah
strategis dan pengambilan keputusan yang melibatkan perusahaan dan karyawannya. Misalnya,
dalam hal pemberian cuti dan hak cuti, negosiasi dan diskusi tentang hak karyawan terkait cuti dan
cuti.

1
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jadi bisa di simpulkan bahwa semua hak karyawan dan hak perusahaan harus mendapatkan
haknya, karena jika hak perusahaan maupun hak karyawan tidak didapatkan maka akan terjadi
ketidak adilan seperti kerugian baik bagi karyawan maupun perusahaan.

Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membuka wawasan kita agar kita bisa tau bahwa jika
karyawan dan perusahaan tidak mendapatkan haknya maka di situlah ada ketidak adilan.

1
Daftar pustaka

1. https://konsultanku.co.id/blog/pahami-hak-dan-kewajiban-karyawan-terhadap-perusahaan

2. https://bplawyers.co.id/2021/04/28/hak-hak-perusahaan-dan-karyawan-dalam-undang-undang-

ketenagakerjaan/

3. https://www.academia.edu/38688524/Bab_6_Kewajiban_Karyawan_dan_Perusahaan

4. https://lifepack.id/kenali-perbedaan-hak-dan-kewajiban-karyawan/

Anda mungkin juga menyukai