Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN PASIEN VIRUS CORONA PADA TAHAP

PRA RUMAH SAKIT, INTRA RUMAH SAKIT, DAN ANTAR RUMAH SAKIT
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bencana yang diampu oleh
Ibu Sugih Wijayati, Skep. Ns. Mkes

DISUSUN OLEH :
OKTALIA SUCI ANGGRAENI
P1337420617009

3A3 REGULER

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
Konsep Penanganan Pasien Virus Corona Pada Tahap Pra RS, RS, dan Intra RS
Persebaran virus corona sudah sampai ke Negara Indonesia. Semakin hari persebaran virus
Corona semakin luas di berbagai daerah dan hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah pasien
positif Covid 19 di Indonesia. Diperlukan adanya kebijakan yang tepat untuk menekan angka
persebaran virus Corona di Indonesia.
Pada tahap Pra Rumah Sakit diperlukan adanya upaya pencegahan. Pemerintah Indonesia
sudah menerapkan berbagai upaya untuk mencegah persebaran virus Corona. Salah satu contoh
dari upaya pencegahan itu seperti membuat protokol-protokol kesehatan yang terdiri dari
(protokol di area dan transportasi publik, protokol di area institusi pendidikan, protokol di pintu
masuk wilayah indonesia (bandara, pelabuhan, dan protocol komunikasi public). Pemerintah
juga melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat yaitu dengan menganjurkan masyarakat
untuk :
1. Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun setelah bepergian atau bisa dengan
menggunakan handsanitizer.
2. Menggunakan masker apabila sakit atau ketika bepergian.
3. Menerapkan etika batuk dan bersin yang dengan cara menutup mulut dan hidung dengan
tissue atau dengan menggunakan lengan tangan bagian dalam.
4. Tetap berada dirumah (sekolah, kuliah, kerja dari rumah) untuk meminimalisir persebaran
virus Corona.
5. Menjaga jarak minimal 1 m antar orang.
6. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Pada tahap Pra Rumah Sakit yang bisa dilakukan masyarakat yaitu, jika masyarakat merasa
tidak sehat dengan kriteria :
1. Demam 380 C,
2. Batuk,
3. Pilek,
4. Sesak napas,
5. Sakit kepala
6. Sakit tenggorokan
7. Pernah melakukan perjalanan ke luar negeri atau tempat-tempat yang menjadi zona merah
daerah penularan Covid-19, dan
8. Pernah melakukan kontak langsung dengan pasien positif Covid 19.
Yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah :
1. Segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas,
2. Gunakan masker saat berobat ke fasiltas pelayanan kesehatan, dan apabila tidak memiliki
masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar dengan cara menutup mulut dan hidung dengan
tissue atau dengan menggunakan lengan tangan bagian dalam.

Tugas perawat atau tenaga kesehatan pada tahap pra RS yaitu Melakukan screening suspect
Covid 19, Jika orang diduga kuat terjangkit Covid 19 dengan gejala virus Covid 19, pasien
dirujuk ke salah satu Rumah Sakit yang menjadi rujukan pasien dengan Covid 19, Perawat
melakukan komunikasi terlebih dahulu kepada RS tujuan bahwa terdapat pasien dengan Suspect
Covid 19, kemudian bawa pasien menggunakan Ambulance menuju RS rujukan didampingi
dengan perawat ataupun tenaga medis yang menggunakan APD lengkap dengan membawa hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan. AGD (Ambulans Gawat Darurat) akan datang ke lokasi
pelapor jika diperlukan. Alat transportasi (ambulans) yang dapat digunakan yaitu ambulans
khusus penyakit menular atau apabila tidak tersedia ambulans khusus penyakit menular,
perujukan dapat dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pencegahan infeksi (menggunakan Alat
Pelindung Diri/APD lengkap dan penerapan disinfeksi)

Pada tahap Intra Rumah Sakit pasien akan diberi pertolongan segera oleh pihak rumah sakit.
1. Saat di IGD, Pasien akan dikelompokkan berdasarkan tingkat keparahan atau
kegawatdaruratannya.
2. Pengelompokkan pasien berdasarkan prinsip triase.
3. Setelah pasien selesai dilakukan tindakan di IGD pasien akan dipindahkan ke ruang isolasi.
4. Tatalaksana pasien di rumah sakit yaitu diberi terapi suportif dini, pemantauan, pengambilan
spesimen untuk diagnosis laboratorium, rapid tes, dan pencegahan komplikasi.
5. Pasien dilakukan pengambilan sampel swab pada belakang tenggorokan untuk melakukan
pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) dan Genome Sequencing.
6. Jika hasil pemeriksaan menunjukan positif maka pasien dinyatakan sebagai penderita Covid
19 dan harus tetap berada di ruang isolasi. Pasien diperbolehkan keluar dari ruang isolasi
apabila pemeriksaan selama 2 kali berturut-turut hasilnya negative. Jika kondisi pasien
semakin memburuk, pasien di pindahkan ke ruang ICU.
Pada tahap Antar Rumah Sakit, kriteria pasien yang dapat dipindahkan yaitu :
1. Jika terdapat pasien positif Corona yang terdeteksi di fasyankes seperti puskesmas langsung
dirujuk ke rumah sakit rujukan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
2. Perpindahan pasien antar rumah sakit ini juga bisa dikarenakan ruang isolasi/ICU rumah sakit
tersebut sudah penuh sehingga pasien perlu dirujuk ke RS rujukan yg lain dengan syarat pihak
RS menghubungi RS rujukan terlebih dahulu sehingga RS rujukan dapat mempersiapkan hal-
hal yang dibutuhkan pasien.
Pemerintah telah menetapkan beberapa rumah sakit rujukan di berbagai daerah. Mengapa
pasien harus dirujuk ke rumah sakit rujukan pemerintah, hal itu karena rumah sakit rujukan yang
ditunjuk pasti memiliki fasilitas yg mencukupi untuk menangani pasien yang positif Corona.
Sumber daya manusia yang dimiliki pun lebih banyak dan lebih terampil dalam menangani
kasus.
Berdasarkan identifikasi mengenai penanganan pasien Corona di Indonesia pada tahap pra
RS, Intra RS, dan Antar RS maka dapat disimpulkan bahwa dalam hal penanganan virus Corona
ini langkah atau kebijakan yang dibuat pemerintah sudah sesuai dengan konsep penanganan
dalam SPGDT.

Anda mungkin juga menyukai