2.1. Material
Material utama yang digunakan adalah Hight Ammonia Natural
Rubber Lateks (HANR lateks) 15% (v/v) yang diperoleh dari provinsi Riau,
Indonesia. HANR yang digunakan memiliki nilai Dry Rubber Content (DRC)
45%. Ammonia 45% spesifikasi teknis, sodium alginate spesifikasi teknis dan
monomer methyl methacrylate dan styrene dipesan dari PT. Bratacho
spesifikasi spesifikasi pro analys. Sedangkan bahan penyusun dan additive
cat emulsi didatangkan dari PT. Putra Marwah Chemical.
2.2. Method
Lateks mentah yang didapatkan tidak bisa langsung digunakan
sebagai binder cat emulsi. Sehingga lateks mentah harus melalui beberapa
proses pengolahan hingga menjadi binder cat emulsi yaitu, pretreatment,
pemekatan dengan metode creaming, grafting dan blending.
Pada Gambar 1 disajikan washability cat dari berbagai jenis binder meliputi
binder komersil polivinil asetat (PVAc), binder berbasis lateks karet alam
(NRL) termodifikasi dan tanpa modifikasi. Cat berbasis binder komersil
seperti PVAc (sample PVAc-4) memiliki nilai washability (wet scrub
resistence) terbaik pada 9 siklus untuk kosentrasi binder 4%. Namun, cat
berbasis binder concentrated NRL (sample CNRL-4) nilai washability terbaik
diperoleh hanya 5 siklus pada kosentrasi binder yang sama. CNRL-4
menunjukkan ketahanan scrub dan abrasi basah yang buruk. Hal ini
disebabkan NRL merupakan koloid yang tidak sepenuhnya larut dalam air
meskipun secara inheren bersifat hidrofilik yang meningkatkan sensitivitas
NRL terhadap air [8], [36]. Sensitivitas air yang tinggi pada sampel CNRL-4
berkaitan dengan sifat mekanik NRL yang memiliki porositas yang buruk
karena sifat adsorbsinya yang dipengaruhi oleh struktur molekul berbentuk
amorf [37]. NRL memiliki ikatan tak jenuh dimana ikatan tak jenuh
menentukan polaritas yang sangat penting dalam menentukan sifat adhesi
suatu material karet alam dan turunannya [17], [38], [39]. Kombinasi dari
sifat concentrated NRL tersebut menghasilkan binder dengan performa
belum optimal, lapisan film terbentuk sangat fleksibel, lunak dengan daya
rekat serta ketahanan scrub dan abrasi basah yang masih rendah [38], [40].
Gambar 1. Washability Berbagai Jenis Binder Cat Emulsi dengan Variasi
Kosentrasi Monomer
Upaya lain dilakukan untuk meningkatkan kinerja NRL dari segi adhesivitas
dan ketahanan terhadap air melalui perubahan hidrofilitas dan polaritas
dengan kombinasi NRL-g-20%St dan NRL-g-30%MMA pada rasio 1 : 1
(sample NgSt/NgMMA). Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1 terjadi
peningkatan washability yang mengindikasikan bahwa adhesivitas dan
ketahanan terhadap air meningkat. Namun secara keseluruhan kinerja
kombinasi NRL-g-St dan NRL-g-MMA pada rasio 1 : 1 masih dibawah NRL-g-
30%MMA dan NRL-g-20%St pada kosentrasi optimum masing-masing.
Kombinasi NRL-g-30%MMA dan NRL-g-20%St tidak dapat mencapai kinerja
optimum, terjadi persaingan pengikatan antara radikal yang terbentuk oleh
styrene dan MMA. Radikal yang terbentuk pada NRL dicangkokan MMA
sangat aktif mengikat radikal lainnya dibandingkan NRL dicangkokkan
styrene. Sehingga terjadi kompetisi pengikatan radikal pada rantai NRL dan
hal tersebut mempengaruhi jumlah sisi radikal secara keseluruhan yang
membatasi polaritas dan membuat kinerja binder dalam mengikat komponen
cat menjadi tidak optimal [42], [46].
Namun, hal yang berbeda diamati pada sampel NRL dicangkokan 20%
styrene (sample NgSt20), NRL dicangkokkan 30% MMA (sample NgMMA30)
dan kombinasi NRL dicangkokkan styrene dan MMA (sample
NgSt20/NgMMA30). Hasilnya keseluruhan sampel tersebut mencapai kinerja
optimalnya pada kosentrasi binder 10%, NgSt20-10 dengan 22 siklus,
NgMMA30-10 dengan 23 siklus dan NgSt20/NgMMA30-10 dengan 21 siklus.
Peningkatan kosentrasi binder dalam campuran cat tidak hanya
meningkatkan ketahanan cat terhadap scrub dan abrasi basah. Namun,
peningkatan kosentrasi binder turut meningkatkan adhesi, glossy, ketahanan
terhadap kelembaban, ketahanan terhadap cuaca, ketahanan terhadap
minyak dan pelarut [47], [48]. Meskipun penggunaan binder berbasis NRL
dicangkokan styrene ataupun MMA menunjukkan peforma cat sangat
memuaskan. Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan binder berbasis
NRL memiliki biaya produksi yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, kombinasi
NRL dicangkokan styrene ataupun MMA dengan polimer sintentis perlu
dipertimbangkan untuk menekan biaya produksi.
3.2 Opacity
Hasil opasitas cat yang ditunjukkan pada Tabel 4 berbanding lurus dengan
hasil washability yang ditunjukkan pada Gambar 1-3, dimana sampel CNRL-4,
NgSt10-4, NgSt15-4, NgMMA10-4, dan NgMMA15-4 memiliki kemampuan
washability yang paling rendah daripada sampel lainnya. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa ketiga sampel tersebut memiliki sifat adhesi dan
kohesi buruk dalam mengikat komponen cat dan substrat. Sehingga kelima
sampel tersebut menunjukkan ketahanan scrub, abrasi basah dan opasitas
sangat rendah. Namun, pada seluruh sampel menggunakan binder kombinasi
NRL dan PVAc dicangkokkan monomer menunjukkan opasitas yang baik
meskipun dalam kadar binder yang rendah (binder 4%). Binder berbasis
PVAc dan kombinasinya dengan NRL dicangkok monomer menunjukkan
adhesi dan kohesi yang mumpuni untuk mengikat komponen cat dan
substrat. Hal ini memungkinkan binder untuk membentuk polimer komposit
dengan agen opasitas jauh lebih baik.
Drying time adalah waktu yang dibutuhkan cat untuk mencapai tingkat
kekeringan tertentu saat disentuh atau lebih dikenal dengan istilah set-to-
touch time. Dalam aplikasi cat berbasis air, waktu pengeringan menjadi
sangat penting yang berhubungan langsung dengan proses pembentukan
film. Semakin cepat waktu pengeringan, semakin rendah kontaminasi lapisan
cat terhadap komponen lain yang dapat merusak lapisan cat [8], [54]. Pada
Tabel 4 dapat dilihat, pada kadar binder 4%, cat berbasis binder PVAc
memiliki waktu pengeringan berkisar 43-58 menit dan meningkat seiring
dengan meningkatnya kadar binder dalam cat dan kadar monomer. Sampel
NRL grafting styrene membutuhkan waktu pengeringan lebih lama
dibandingkan NRL grafting MMA seiring dengan meningkatnya kosentrasi
monomer dalam NRL. Hal tersebut dikaitkan dengan kemampuan pelarut
monomer untuk menguap, dimana pelarut monomer styrene membutuhkan
waktu lebih lama untuk menguap dan membentuk lapisan film dibandingkan
pelarut monomer MMA. Begitupun juga dengan kombinasi NRL grafting
monomer dan PVAc, dimana PVAc adalah emulsi bukan larut sepenuhnya
dalam air, peningkatakan kosentrasi binder dalam cat akan membutuhkan
waktu ekstra untuk menguapkan sepenuhnya kandungan air dan
membentuk film cat.
Namun hal yang berbeda tampak pada sampel cat berbasis concentrated NRL
dan NRL dicangkokkan monomer dan kombinasi dengan PVAc, waktu
pengeringan jauh lebih cepat dibandingkan cat menggunakan binder
berbasis NRL grafting monomer dan kombinasinya dengan PVAc. Waktu
pengeringan yang singkat menandakan bahwa proses pembentukan film cat
berlangsung sangat singkat, hal ini dimungkinkan dapat terjadi pada cat
menggunakan binder berbasis NRL. NRL sendiri merupakan koloid yang
tidak sepenuhnya larut dalam air meskipun secara inheren bersifat hidrofilik.
Struktur molekul NRL yang sederhana memungkinkan pengeringan berjalan
lebih cepat dalam membentuk film cat meskipun tidak sepenuhnya cat
berbasis NRL benar-benar kering. Sejumlah kecil kandungan air dalam
binder berbasis NRL dapat menurunkan ahesivitas dari cat yang membuat
film tidak menempel saat disentuh. Hal ini menjadikan kegagalan dalam
mengukur waktu pengeringan menggunakan metode set-to-touch time.