Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Usia Kehamilan dan Pendidikan dengan Tingkat Keparahan

Gingivitis Pada Ibu Hamil di Puskesmas Polokarto

PUBLIKASI ILMIAH
Disusun Sebagai Laporan Modul Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat

Oleh:
Citra Monika Sainti J530205061
Busyro Hanun Nisa J530205061
Fatima Ika Pratiwi J530205061

Instruktur Pendidikan Profesi IKGMP


drg. Morita Sari S,MPH, PhD (Instruktur IKGM)
dr. Bambang Saptono (Kepala Puskesmas Polokarto)

PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
Hubungan Usia Kehamilan dan Pendidikan dengan Tingkat Keparahan
Gingivitis Pada Ibu Hamil di Puskesmas Polokarto

Abstrak
PENDAHULUAN
Gingiva merupakan bagian dari mukosa rongga mulut berupa jaringan fibrous dilapisi
oleh epitel keratinisasi yang mengelilingi gigi (Glossary of Periodontal Terms, 2001). Gingivitis
merupakan kondisi inflamasi pada gingiva tanpa adanya kehilangan perlekatan pada jaringan ikat
(Marchesan et al., 2020). Gingiva normal akan mengelilingi dan mengikuti kontur gigi-geligi,
berwarna merah muda dan tekstur seperti kulit jeruk atau disebut stippling gingiva. Inflamasi
pada gingiva akan menyebabkan adanya kemerahan dan pembengkakan, sehingga akan
kehilangan tekstur stippling gingiva (Maruanaya, Mariati, & Pangemanan, 2015). Klasifikasi
gingivitis beradasarkan etiologinya dibagi menjadi 5 tipe yaitu, gingivitis disebabkan oleh plak,
infectious gingivitis, nutritional gingivitis, hormonal gingivitis, dan gingivitis disebabkan oleh
obat-obatan (Rathee & Jain, 2020).
Perubahan hormon pada ibu hamil merupakan salah satu penyebab terjadinya gingivitis.
Pelepasan hormon progesteron dan estradiol pada ibu hamil mempengaruhi pelepasan sitokin
interleukin 6 (IL-6). IL-6 merupakan agen proinflamasi dimana pada individu hamil, sitokin ini
akan menurun sehingga kemampuan tubuh melawan bakteria akan berkurang. Hormon esterogen
mempengaruhi pelepasan TNF dan sel T sebagai agen proinflamasi. Perubahan sistem imun pada
ibu hamil juga menyebabkan adanya perubahan biofilm pada subgingiva dan supra gingiva
sehingga meningkatkan terjadinya inflamasi pada gingiva (Carrillo et al, 2012). Keparahan
kejadian gingivitis terjadi pada usia kehamilan trimesteser 2 dan 3, dengan awal terjadinya
gingivits mulai terlihat pada awal trimester 2 (Wijaya, Hanum, & Handayani, 2019).
Plak sebagai penyebab gingivitis merupakan akumulasi zat organik dan inorganik dari
saliva, gingival crevicular fluid dan zat kimia yang dilepaskan oleh bakteri pada permukaan gigi
(Rathee & Jain, 2020). Bakteri tersebut akan melepaskan enzim degradatif dan toksin yang
selanjutnya akan menginisiasi respon inflamasi sehingga gingiva menjadi kemerahan dan gingiva
membesar. Apabila tidak dilakukan perawatan, akumulasi plak akan mengalami kalsifikasi dan
membentuk kalkulus. Akumulasi plak dapat dicegah dengan menjaga kebersihan rongga mulut
melalui menyikat gigi, scaling dan root planik oleh dokter gigi, penelitian juga menyatakan
berkumur dengan obat kumur menurunkan risiko terjadinya gingivitis (Alawadh, 2022).
Penelitian oleh Hina Mahmood dkk, menyatakan pada individu dengan tingkat pendidikan
rendah memiliki kebersihan rongga mulut yang buruk, termasuk adanya plak tinggi sehingga
meningkatkan risiko terjadinya gingivitis.
Tingkat keparahan gingivitis diukur menggunakan gingival indeks berdasarkan Loe and
Sillness dengan hasil pengukuran yaitu gingival normal, gingivitis ringan, gingivitis sedang dan
gingivitis berat. Pada literatur kali ini akan meniliti mengenai hubungan usia kehamilan dan
pendidikan dengan angka kejadian gingivitis pada ibu hamil di Kecamatan Polokarto, Kabupaten
Sukoharjo.
HASIL
Penelitian ini dilakukan di bagian Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Polokarto
Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu tanggal 29 Agustus 2022 – 7
September 2022. Responden yang dilakukan pemeriksaan berjumlah 30 orang. Hasil penelitian
ini mengenai hubungan usia kehamilan dan tingkat pendidikan ibu hamil terhadap angka
kejadian gingivitis pada ibu hamil di puskesmas polokarto. Usia kehamilan dikelompokkan
menjadi trimester 1,trimester 2 dan trimester 3. Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi 3
tingkat yaitu SMP, SMA dan S1, kemudian pengukuran gingivitis diukur dengan gingival
indeks.
Gingival Indeks
0 1 2 3 Total
(Normal) (Ringan) (Sedang) (Buruk)
trimester 1 5 4 1 0 10
trimester trimester 2 0 3 4 1 8
trimester 3 0 0 5 7 12
Total 5 7 10 8 30
Tabel 1. Usia kehamilan dengan skor gingival indeks
Tabel 1 menunjukkan data usia kehamilan ibu hamil dengan derajat gingivitis. Pada tabel
dapat diketahui ibu hamil dengan usia kehamilan trimester 1, 5 orang diantaranya mempunyai
skor gingival indeks 0 atau normal, 4 orang diantaranya mempunyai skor gingival indeks 1 atau
ringan dan 1 orang diantaranya memperoleh skor gingival indeks 2 atau sedang, dengan total ibu
hamil dengan usia kehamilan trimester 1 berjumlah 10 orang. Ibu hamil dengan usia kehamilan
trimester 2, masing-masing mendapatkan skor gingival indeks ringan 3 orang, 4 orang kategori
sedang dan 1 orang kategori buruk, dengan total jumlah ibu hamil pada trimester 2 berjumlah 8
orang. Ibu hamil dengan trimester 3, didapatkan 5 orang diantaranya dengan skor gingival indeks
sedang, dan 7 orang lainya dengan skor gingival indeks buruk, dengan total ibu hamil usia
kehamilan trimester 3 berjumlah 12 orang.
skoring GI
0 1 2 3 Total
(normal) (rendah) (sedang) (buruk)
SMP 0 0 3 7 10
tingkat
SMA 0 3 8 0 11
pendidikan
S1 6 3 0 0 9
Total 6 6 11 7 30
Tabel 2. Tingkat pendidikan dengan skor gingival indeks
Tabel 2 menyajikan data mengenai tingkat pendidikan ibu hamil dengan skor gingival
indeks. Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi tingkat SMP, SMA dan S1. Ibu hamil dengan
tingkat pendidikan SMP berjumlah 10 orang dengan 3 diantaranya didapati dengan skor gingival
indeks sedang, dan 7 orang lainya dengan skor gingival indeks buruk. Ibu hamil dengan tingkat
pendidikan SMA, 3 orang dengan skor gingival indeks rendah dan 8 orang lainya skor gingival
indeks sedang, dengan total ibu hamil dengan tingkat pendidikan SMA berjumlah 11 orang. Ibu
hamil dengan tingkat pendidikan S1 berjumlah 9 orang, dengan 6 orang diantaranya mempunyai
skor gingival indeks normal, dan 3 orang sisanya rendah.
Data diatas kemudian dilakukan uji statistik chi-square untuk menguji hipotesis.
Hubungan usia kehamilan dan tingkat pendidikan dengan derajat keparahan gingivitis yang
signifikan ditunjukkan dengan nilai Asymp. Sig. Apabila nilai Asymp. Sig. (2sided) < 0,05,
maka artinya H0 ditolak dan Ha diterima, dan apabila >0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Yang mana H0 menyatakan tidak ada hubungan antar variabel yang diuji, sedangkan Ha
menyatakan terdapat hubungan antar variabel yang diuji.
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 25,010a 6 ,000
Likelihood Ratio 30,655 6 ,000
Linear-by-Linear 19,157 1 ,000
Association
N of Valid Cases 30
a. 12 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,33.
Tabel 3. Hasil uji statistik usia kehamilan dengan derajat gingivitis.
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 38,413a 6 ,000
Likelihood Ratio 44,508 6 ,000
Linear-by-Linear 23,202 1 ,000
Association
N of Valid Cases 30
a. 12 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,80.
Tabel 4. Hasil uji statistik tingkat pendidikan dengan derajat gingivitis.
Tabel 3 dan tabel 4 menunjukkan hasil dari uji statistik chi square. Tabel 3 menyajikan
hasil uji statistik data trimester kehamilan dengan skor gingival indeks dan tabel 4 menyajikan
hasil uji statistik chi square data tingkat pendidikan ibu hamil dengan derajat gingivitis. Pada
tabel 3 dan tabel 4 tabel diketahui hasil dari kedua Asymp. Sig <0,05. Maka dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat hubungan usia kehamilan dan tingkat pendidikan dengan derajat
keparahan gingivitis.
PEMBAHASAN
Gingivitis merupakan inflamasi pada gingiva dengan penyebab utama adalah plak,
penyebab lain yang dapat menimbulkan gingivitis adalah hormonal, obat-obatan, infectious
gingivtis dan nutritional gingivits. Pada penelitian kali ini menunjukan adanya hubungan usia
kehamilan dan pendidikan dengan keparahan gingivitis pada ibu hamil di Puskesmas Polokarto.
Keparahan gingivitis diukur dengan menggunakan probe periodontal dan dilakukan klasifikasi
berdasarkan Loe and Sillness. Dilakukan pemeriksaan pada seluruh gigi dengan skor 0
menunjukkan gingiva normal, skor 1 menunjukkan adanya gingivitis ringan dimana pada margin
gingiva terlihat kemerahan dengan sedikit pembengkakan dan tidak terdapat perdarahan ketika
dilakukan probing, skor 2 menunjukkan adanya gingivitis sedang dimana terdepat kemerahan
dan pembengkakan pada margin gingiva serta berdarah ketika dilakukan probing, skor 3
menunjukkan gingivitis buruh atau parah dimana adanya pembengkakan dan kemerahan serta
perdarahan spontan (Peeran, 2021). Adanya hubungan pada ibu hamil dan keparahan gingivitis
beruhubungan dengan perubahan hormonal yang menginisiasi terjadinya gingivitis. Hubungan
pendidikan dengan gingivitis adalah semakin rendah tingkat pendidikan maka kejadian gingivitis
semakin parah.
Kesehatan gigi secara umum dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi mencangkup tingkat
pendidikan, tingkat kemiskinan dan gender. Tingkat pendidikan berhubungan dengan kesadaran
dan kebiasaan menjaga kebersihan rongga mulut (Mahmood, 2022). Tingkat pendidikan dari
yang terendah berdasarkan United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) adalah pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah
pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), strata 1 (S1), strata 2 (S2), strata 3 (S3) (Walther
et al., 2022). Sebaran pendidikan terkahir ibu hamil di Puskesmas Polokarto adalah SMP, SMA
dan S1. Pada penelitian kali ini menunjukan adanya hubungan tingkat pendidikan dengan
kejadian gingivitis. Keparahan gingivitis paling tinggi terjadi pada tingkat pendidikan SMP
dimana 7 diantara 10 individu mengalami gingivitis buruk dan 3 diantaranya mengalami
gingivitis sedang. Gingival normal paling banyak terjadi pada tingkat pendidikan lebih tinggi
yaitu S1 dengan 6 diantara 9 individu dengan gingival normal dan 3 individu dengan gingivitis
ringan. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Devia N, dkk, dimana ibu hamil dengan tingkat
pendidikan lebih rendah memiliki risiko mengalami gingivitis lebih tinggi. Penelitian oleh Saad
S, dkk dan penelitian oleh Vano M dkk, mendukung hal tersebut, dimana adanya hubungan yang
signifikan pada tingkat pendidikan dengan status kesehatan gingiva, dimana adanya akumulasi
plak dan kejadian gingivitis lebih tinggi pada tingkat pendidikan yang lebih rendah (Vano et al.,
2015) (Azhari & Kusumayanti, 2021).
Ibu hamil dengan tingkat pendidikan lebih tinggi memiliki kemampuan menerima
informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan baik, sedangkan ibu hamil dengan
pendidikan lebih rendah kurang mampu menerima informasi mengenai pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut serta kurang mampu memanfaatkan layanan kesetan dengan baik. Kemampuan
menerima informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut berhubungan dengan kemampuan
menjaga kebersihan gigi dan mulut, dimana kebersihan gigi dan mulut yang buruk meningkatkan
akumulasi plak penyebab gingivitis (Chawla et al., 2017). Scaling dan root planing merupakan
perawatan pembuangan plak dan kalkulus oleh dokter gigi sebagai upaya pencegahan terjadinya
gingivitis dan mengurangi risiko keparahan gingivitis (Carvajal et al., 2016). Tingkat pendidikan
yang rendah memiliki kesadaran melakukan kunjungan ke dokter gigi yang rendah, sehingga
meningkatkan risiko terjadinya gingivitis (Azodo & Umoh, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Glossary of Periodontal Terms, 4th ed. , The American Academy of Periodontology, 2001

Alawadh, M. A. (2022). Gingivitis : An overall review for undergraduates. (September).

Azhari, A. R., & Kusumayanti, A. (2021). Higeia Journal of Public Health. Higeia Journal of Public Health
Research and Development, 5(3), 227–238.

Azodo, C., & Umoh, A. (2012). Prevalence of gingivitis and periodontitis in an adult male population in
Nigeria. Nigerian Journal of Basic and Clinical Sciences, 9(2), 65. https://doi.org/10.4103/0331-
8540.108465

Carrillo-De-Albornoz, A., Figuero, E., Herrera, D., Cuesta, P., & Bascones-Martínez, A. (2012). Gingival
changes during pregnancy: III. Impact of clinical, microbiological, immunological and socio-
demographic factors on gingival inflammation. Journal of Clinical Periodontology, 39(3), 272–283.
https://doi.org/10.1111/j.1600-051X.2011.01800.x

Carvajal, P., Gómez, M., Gomes, S., Costa, R., Toledo, A., Solanes, F., … Gamonal, J. (2016). American
adults : a cross sectional study. Journal of Applied Oral Science, 24(5).

Chawla, R. M., Shetiya, S. H., Agarwal, D. R., Mitra, P., Bomble, N. A., & Satya Narayana, D. (2017).
Knowledge, attitude, and practice of pregnant women regarding oral health status and treatment
needs following oral health education in Pune District of Maharashtra: A longitudinal hospital-
based study. Journal of Contemporary Dental Practice, 18(5), 371–377. https://doi.org/10.5005/jp-
journals-10024-2049

Mahmood, H. (2022). 8.-Original-Correlation-of-educational-level. (June).


https://doi.org/10.25301/JPDA.311.38

Marchesan, J. T., Girnary, M. S., Moss, K., Monaghan, E. T., Egnatz, G. J., Jiao, Y., … Swanson, K. V. (2020).
Role of inflammasomes in the pathogenesis of periodontal disease and therapeutics.
Periodontology 2000, 82(1), 93–114. https://doi.org/10.1111/prd.12269

Maruanaya, A. M., Mariati, N. W., & Pangemanan, D. H. C. (2015). Gambaran Status Gingiva Menurut
Kebiasaan Menyikat Gigi Sebelum Tidur Malam Hari Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 70 Manado.
E-GIGI, 3(2). https://doi.org/10.35790/eg.3.2.2015.8762

Peeran, S. W. (2021). 73. Gingival and Periodontal indices.

Rathee, M., & Jain, P. (2020). Chapter · June 2020. (June).

Vano, M., Gennai, S., Karapetsa, D., Miceli, M., Giuca, M. R., Gabriele, M., & Graziani, F. (2015). The
influence of educational level and oral hygiene behaviours on DMFT index and CPITN index in an
adult Italian population: An epidemiological study. International Journal of Dental Hygiene, 13(2),
151–157. https://doi.org/10.1111/idh.12098

Walther, C., Spinler, K., Borof, K., Kofahl, C., Heydecke, G., Seedorf, U., … Aarabi, G. (2022). Evidence
from the Hamburg City Health Study – association between education and periodontitis. BMC
Public Health, 22(1), 1–6. https://doi.org/10.1186/s12889-022-14096-7

Wijaya, D., Hanum, N. A., & Handayani, A. (2019). Relationship Between Gestational Age and Severity of
Gingivitis. Jurnal Kesehatan Gigi, 6(2), 126–129. https://doi.org/10.31983/jkg.v6i2.5489

Anda mungkin juga menyukai