Tentang :
PENETAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN
RADIASI RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AL-AZIZ
JOMBANG TENTANG PENETAPAN PROGRAM
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN RADIASI ;
Ditetapkan di : Jombang
Tanggal : 16 Januari 2022
Direktur RS AL-AZIZ Jombang
LAMPIRAN
Keputusan Direktur Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang
Nomor : 08/SK/DIR/RSAL-AZIZ/I/2022
Tanggal : 16 Januari 2022
A. PENDAHULUAN
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi,dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat /kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain
dituntut mampu memberikan pelayanan daan pengobatan bermutu, Rumah sakit
juga dituntut harus melaksanakan dan mengembangkan Program Proteksi
Radiasi dan Menejemen Resiko Radiologi.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat
sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan
cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta
metode pengembangan program kesehatan dan keselamatan kerja perlu
dilaksanakan, seperti misalnya :
1. Perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
2. Penanganan limbah medis
3. Penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya.
Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan
hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety .Dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa
upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua
tempat kerja, khususnya tempat kerja yang : mempunyai risiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit
10 orang.
Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit
(RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya
yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku
langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS.
Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya
penanganan risiko-risiko di Rumah Sakit.
B. LATAR BELAKANG
Rumah Al-Aziz Jombang merupakan suatu organisasi yang memberikan
layanan kesehatan pada pasien, dalam hal ini adalah memberikan usaha jasa
kesehatan yang akan berhadapan dengan tantangan yang setara antara
pertumbuhan pendapatan dan pengelolaan risiko, sebab setiap keputusan usaha
yang diambil mengandung elemen risiko didalamnya. Terdapat risiko yang
saling meniadakan satu sama lain, ada juga yang tidak saling terkait, namun ada
yang saling menguatkan. Untuk dapat mengelola risiko secara efektif, maka kita
tidak hanya harus mengenali risiko-risiko yang mendasar, tetapi juga keterkaitan
antar risiko-risiko tersebut. Pada dasarnya risiko (potensi risiko klinik–non
klinik) tidak dapat dihindari dari setiap aktivitas kegiatan perumah sakitan, oleh
karenanya diperlukan suatu manajemen risiko yang cukup komprehensif untuk
mengelolanya karena Rumah Sakit sebagai corporat dan sebagai pengelola
pasien, penuh dengan risiko. Oleh karena itu Rumah Sakit Al-Aziz Jombang
melaksanakan program manajemen risiko di tiap unit dilingkup rumah sakit
melalui tahapan : Identifikasi Daftar Risiko, Penyusunan Prioritas Risiko,
Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi, Pengumpulan laporan
managemen Risiko unit ke komite PMKP dan Rapat koordinasi dengan komite
PMKP, PPI dan K3 mengenai risiko di rumah sakit.
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit Al-Aziz Jombang melalui
pendekatan proaktif dan pengendalian risiko-risiko yang ada di lingkungan
kerja rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Unit radiologi mampu melakukan identifikasi keselamatan dan
keamanan di radiologi. Pelayanan RIR RS mampu melakukan analisis
risiko unit.
b. Unit radiologi mampu melakukan penanggulangan bencana di
radiologi.
c. Unit radiologi mampu menanggulangi proteksi kebakaran di radiologi.
d. Unit radiologi mampu melakukan penggunaan, pemeliharaan, dan
pemilihan peralatan medis di radiologi.
e. Unit radiologi mampu mengurangi risiko kegagalan operasional system
penunjang.
F. SASARAN
No SASARAN TARGET
1. Keselamatan dan keamanan di unit Petugas unit radiologi mengetahui
radiologi risiko, cara pencegahan, dan
pertolongan yang diberikan apabila
terjadi insiden keselamatan dan
keamanan kerja
2. Penanggulangan bencana di unit Petugas unit radiologi mengetahui
radiologi cara penggunaan alat pelindung diri,
serta tindakan yang harus dilakukan
jika terjadi bencana atau kecelakaan
di unit radiologi
3. Proteksi kebakaran di unit radiologi Petugas unit radiologi mengerti cara
penggunaan alat pemadam kebakaran
(APAR)
4. Pemilihan, penggunaan, dan Petugas unit radiologi mengerti
pemeliharaan alat di unit radiologi tentang proses pemilihan,
penggunaan, dan pemeliharaan alat
medis di unit radiologi
5. Pemeliharaan system penunjang di Tersedia nya system penunjang yang
unit radiologi berjalan baik di unit radiologi
kebakaran (APAR)
Pelatihan penggunaan Ka. Unit
4 dan pemeliharaan alat x
medis radiologi