PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
” Demokrasi Pancasila”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
BAB 1 ........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan ........................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
A. Konsep dan urgensi demokrasi yang bersumber dari pancasila ............. 6
B. Alasan perlunya demokrasi yang bersumber dari pancasila ................. 10
C. Sumber Historis, sosiologis dan politis tentang demokrasi yang
bersumber dari pancasila ..................................................................................... 12
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan demokrasi
yang bersumber dari pancasila ............................................................................ 16
E. Esensi dan Urgensi demokrasi yang bersumber dari pancasila ............ 25
F. Rangkuman Tentang demokrasi yang bersumber dari pancasila ......... 28
G. Praktek Kewarganegaraan ........................................................................ 32
PENUTUP .................................................................................................................. 34
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 35
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
”DEMOKRASI YANG BERSUMBER DARI PANCASILA” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang demokrasi yang bersumber dari pancasila. Begitu
pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah
ini. Kepada dosen pengampu ibuk Vinta Larasati, M.Pd dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana segenap rakyat memiliki hak
yang sama dalam pengambilan suatu keputusan dan kebijakan dalam pemerintah baik
secara langsung ataupun melalui perantara wakil rakyat. Demokrasi meletakkan rakyat
pada posisi penting, karena masih memegang teguh rakyat sebagai pemegang
kedaulatan. Demokrasi dilandasi oleh konsep berpikir dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.
4
B. Rumusan masalah
1. Apa maksud dari konsep dan urgensi demokrasi yang bersumber dari
Pancasila?
2. Mengapa perlu demokrasi bersumber dari Pancasila?
3. Bagaimana demokrasi yang bersumber dari Pancasila berdasarkan sumber
historis, sosiologis dan politis?
4. Apa saja argumen tentang dinamika dan tantangan demokrasi yang
bersumber dari Pancasila?
5. Apa saja esensi dan urgensi demokrasi yang bersumber dari Pancasila
6. Bagaimana Praktik Kewarganegaraan Demokrasi Pancasila?
C. Tujuan
1. Makalah dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
3) Kebebasan berkumpul
4) Kebebasan beragama
f) Ketersediaan dan keterbukaan informasi
g) Mengindahkan tatakrama politik
h) Kebebasan individu
i) Semangat kerjasama
j) Hak untuk protes
7
juga menggunakan konsep ‘popular souvereignity’ yang menempatkan
suatu landasan pelaksanaan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
c) Contemporary Doctrine
Menurut tradisi ini, demokrasi menerapkan konsep ‘replublican’ yang
dipandang sebagai bentuk pemerintahan rakyat yang murni. Contemporary
Doctrine lebih menekankan aspek keadilan dan kepatutan serta mengenal
kontrak sebagai konstruksi yang terdiri atas tahap pracontractual,
contractual, dan postcontractual.
8
a) Kebebasan atau persamaan
Dasar dari demokrasi adalah kebebasan atau persamaan. Hal ini
dikarenakan kebebasan dianggap sebagai sarana untuk mencapai kemajuan
dan memberikan hasil yang maksimal dari usaha tiap individu tanpa adanya
pembatasan dari penguasa. Sedangkan persamaan berarti tidak membeda-
bedakan dan setiap individu dianggap sama dalam memperoleh akses serta
kesempatan bersama untuk mengembangkan potensi diri.
b) Kedaulatan Rakyat
Pembuatan hakikat kebijakan dalam konsep kedaulatan rakyat adalah
kehendak rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Hal ini akan meminimalkan
kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan untuk terjaminnya
kepentingan rakyat dalam tugas-tugas pemerintahan.
c) Pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab
1) Dewan Perwakilan Rakyat yang representative
2) Badan kehakiman atau peradilan yang bebas dan merdeka
3) Pers yang bebas
4) Prinsip negara hukum
5) Sistem dwi partai atau multi partai
6) Pemilihan umum yang demokratis
7) Prinsip mayoritas
8) Jaminan terhadap hak-hak dasar dan minoritas
9
Demokrasi sangat penting dikembangkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Hal tersebut karena demokrasi memegang peran penting dalam
masyarakat dan tata aturan suatu negara. Jika suatu negara tidak memiliki
demokrasi dan diatur oleh pemerintah, maka tidak ada kesejahteraan
masyarakat dan tentunya negara tersebut akan berantakan. Tidak hanya
pemerintah yang memegang kendali dalam pengaturan suatu negara, akan
tetapi juga memerlukan masyarakat atau warga negara yang komplemen,
mendukung, dan berpartisipasi dalam pembangunan suatu negara agar tercipta
kemakmuran dan kesejahteraan negara.
Sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis jika
didalam pemerintahannya rakyat diberikan kesempatan untuk berpartisipasi
dalam segala bidang untuk terlibat pada pembuatan keputusan, mempunyai
persamaan di muka hukum, dan memperoleh pendapatan yang layak. Pada
dasarnya, demokrasi ini penting untuk menciptakan masyarakat pada suatu
negara dapat merasakan keadilan dari berbagai bidang kehidupan berbangsa
dan bernegara.
10
Nilai-nilai yang demokrasi yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila yaitu :
1. Kedaulatan Rakyat
Berdasarkan UUD 1945 alenia IV yaitu “...yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat...”. Kedaulatan rakyat
adalah esensi dari demokrasi.
2. Republik
Berdasarkan UUD 1945 alenia IV yang berbunyi “...yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indoensia...”. Republik berarti res publica yang artinya
negara untuk kepentingan umum.
11
6. Prinsip Musyawarah Berdasarkan UUD 1945 alenia 1V yang berbunyi
“...Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan...”.
7. Prinsip Ketuhanan
Demokrasi di Indonesia harus dapat dipertanggungjawabkan ke bawah yaitu rakyat
dan keatas yaitu Tuhan.
C. Sumber Historis, sosiologis dan politis tentang demokrasi yang bersumber dari
pancasila
1. Sumber Historis
Kata “Demokrasi” dapat dipahami dari bahasa Yunani yang terdiri dari
kata “Demos” yang mengandung arti “rakyat” dan “kratos” yang dapat
dipahami berarti “Pemerintahan”. Secara harfiah, demokrasi dapat dipahami
memiliki arti sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Ajat Sudrajat melalui tulisan bertajuk “Demokrasi Pancasila dalam
Perspektif Sejarah” (2015) mengungkapkan, dasar-dasar konstitusional
demokrasi di Indonesia sudah ada dan berlaku jauh sebelum tahun 1965, tetapi
istilah Demokrasi Pancasila itu baru dipopulerkan sebuah lahirnya Orde Baru
setelah tahun 1966.
Pada hakikatnya, rumusan Demokrasi Pancasila tercantum dalam sila
ke-4 Pancasila, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
12
Masih dalam tulisannya, Ajat Sudrajat menyebut bahwa istilah
Demokrasi Pancasila lahie sebagai reaksi terhadap Demokrasi Terpimpin di
bawah pemerintahan Presiden \soekarno. Pengaruh Soekarno dan Orde Lama
mulai meluruh usai terjadinya peristiwa Gerakan 30 (G30S) 1965.
Saat Orde Baru lahir, Demokrasi Terpimpin mendapat sebuah
penolakan keras. Suharto yang menjadi Presiden RI setelah Soekarno, dalam
pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 1967 menyatakan bahwa Demokrasi
Pancasila berarti demokrasi kedaulatan rakyat yang dijiwai dan diintegrasikan
dengan sila-sila lainnya. Hal ini berarti bahwa dalam menggunakan hak-hak
demokrasi harus selalu disertai dengan rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yag
Maha Esa.
Nugroho Notosusanto merumuskan, Demokrasi Pancasila adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia,
dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Meskipun demikian,
dalam penerapannya selama Orde Baru, tulis ajat Sudrajat, jajaran militer yang
tidak ikit memilihh langsung diberi jatah wakil di DPR/MPR sebanyak 100
orang atau sekitar 20%. Selain itu, mereka juga banyak menduduki jabatan
strategis baik di kabinet, birokrasi, maupun kegiatan ekonomi. Pemerintahan
Orde Baru yang banyak melibatkan militer berusaha membatasi ruang gerak
partai politik maupun organisasi yang pro demokrasi.
2. Sumber Sosiologis
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Di
dalamnya mengkaji, antara lain, susunan dan pola kehidupan sosial dari
berbagai golongan dan kelompok masyarakat, juga mengkaji masalah-masalah
sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.
Sumber sosiologis pancasila sebagai dasar Negara telah berakar dalam
kehidupan masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut: Pertama, nilai-nilai
13
ketuhanan dapat ditemukan dalam kehidupan beragama masyarakat Indonesia
dalam berbagai bentuk kepercayaan dan keyakinan yang berbeda-beda.
Bukti-bukti sosiologi bahwa pancasila sebagai dasar Negara adalah
seluruh kehidupan masyarakat Indonesia diatur oleh Pancasila sesuai dengan
perundang-undangan baik dalam lingkup keluarga, masyarakat ataupun
khalayak umum yang menjadikan masyarakat yang bermoral dalam bentuk
pikiran ataupun mengenai tingkah laku.
Gelaja sosiologi fundamental yang menjadi sumber terjadinya berbagai gejolak
dalam masyarakat kita:
I. Suatu kenyataan yang memprihatinkan bahwa setelah tumbangnya
struktur kekuasaan “otokrasi” yang dimainkan Rezim Ode Baru
ternyata bukan demokrasi yang kita peroleh melainkan oligarki dimana
kekuasaan terpusat pada sekelompok kecil elit, sementara sebagia besar
rakyat (demos) tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaan (wewenang,
uang, hukum, informasi, pendidikan, dan sebagainya).
II. Sumber terjadinya berbagai gejolak dalam masyarakat kita saat ini
adalah akibat munculnya kebencian sosial budaya terselubung (socio-
cultural animocity). Gejala ini mucul dan semakin menjaadi-jadi pasca
runtuhnya rezim Orde Baru. Socio- cultural animocity adalah suatu
kebencian sosial budaya yang bersumber dari perbedaan ciri budaya dan
perbedaan nasib yang diberikan oleh sejarah masa lau, sehingga
terkandung unsur keinginan balas dendam.
Ciri lain dari konflik yang terjadi di Indonesia adalah bukan hanya yang bersifat
terbuka (manifest conflict) tetapi yang lebih berbahaya lagi adalah konflik yang
tersembunyi (latent conflict) antara berbagai golongan.
14
3. Sumber Politis
Masyarakat Barat memiliki dasar demokrasi yang panjang.
Pertumbuhan demokrasi terpenting di Yunani adalah kota Athena, yang sering
disebut-sebut sebagai contoh implementasi demokrasi partisipatif di Negara
kota sekitar abad ke-5 SM. Kemudian muncul praktek bentuk pemerintahan di
Roma, tepatnya pada tahun 1999. Kota Roma (Italia) yaitu pemerintahan
republic. Model pemerintahan demokrasi Athena dan Roma kemudian
menyebar ke kota-kota terdekat lainnya.
Ide-ide humanisme dan demokrasi mulai bangkit kembali di Eropa pada
masa Renaisans (sekitar 1300-1700 M). kolonialisme Eropa, khususnya
kehadiran Belanda di Indonesia membawa dua sisi mata uang peradaban Barat:
sisi penindas. Imperialism-kapitalisme dan sisi demokratis-humanis.
Penindasan politik dan eksploitasi ekonomi imperialism dan kapitalisme, sering
kali bekerja sama dengan kekuatan feudal tanah dan rakyat, memupuk sikap
menindas, colonial dan anti-feodal diantara para perintis kemerdekaan nasional.
Dalam kurun waktu sejarah sejak Indonesia merdeka sampai sekarang,
jelas terlihat bahwa penyelenggaraan demokrasi telah mengalami dinamikanya
sendiri. Indonesia telah mengalami praktik demokrasi yang berbeda dari waktu
ke waktu. Beberapa ahli berbagi pendapat mereka. Sebagai contoh, Budiardjo
(2008) menyatakan bahwa dilihat dari sejarah perkembangan demokrasi
Indonesia, era Orde Baru dapat dibagi menjadi empat periode, yaitu:
a. Masa Republik Indonesia I (1945-1959) yang dinamakan masa
demokrasi konstitusional yang menonjolkan peranan parlemen dan
partai-partai, karena itu dinamakan Demokrasi Parlementer.
b. Masa Republik Indonesia II (1959-1965) yaitu masa Demokrasi
Terpimpin yang banyak penimpangan dari demokrasi kontitusional
yang menonjolkan system presidential.
15
c. Masa Republik Indonesia III (1998-sekarang) yaitu masa reformasi
yang menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi
terhadap praktik-praktik yang terjadi pada masa Republik Indonesia.
1. UUD NRI 1945 (Masa Kemerdekaan) : 18 Agustus 1945 sampai dengan Agustus
1950, dengan catatan, mulai 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus hanya
berlaku di wilayah RI Proklamasi
4.UUD NRI 1945 (Masa Orde Lama) : 5 Juli 1959 sampai dengan 1965
5. UUD NRI 1945 (Masa Orde Baru) : 1966 sampai dengan 1998
Hal ini dapat kita amati dari fungsi dan peran lembaga permusyawaratan dan
perwakilan rakyat menurut UUD NKRI Tahun 1945, yakni Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD).
16
Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR )
Amandemen UUD 1945 dilakukan pula terhadap ketentuan tentang lembaga
permusyawaratan rakyat, yakni MPR. Sebelum dilakukan perubahan, MPR merupakan
lembaga tertinggi Negara.
MPR melakukan perubahan terhadap UUD NRI 1945, yang merupakan sebagai
perwujudan dari tuntutan reformasi.
Proses perubahan UUD NRI yang dilakukan oleh MPR dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Tuntutan Reformasi
Antara lain:
a. Amandemen UUD 1945
b. Penghapusan Doktrin Dwi Fungsi ABRI
c. Penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan KKN
d. Otonomi Daerah
e. Kebebasan Pers
f. Mewujudkan kehidupan demokrasi
2. Sebelum Perubahan
a. Pembukaan
b. Batang Tubuh :
1. 16 bab
2. 37 pasal
3. 49 ayat
4. 4 pasal aturan peralihanan
5. 2 ayat aturan tambahan
c. Penjelasan
17
3. Latar Belakang Perubahan
4. Tujuan Perubahan
Menyempurnakan aturan dasar mengenai:
• Tatanan negara
• Kedaulatan Rakyat HAM
• Pembagian kekuasaan Kesejahteraan Sosial
• Eksistensi negara demokrasi dan negara hukum
• Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa
5. Dasar Yuridis
• Pasal 3 UUD 1945
• Pasal 37 UUD 1945
• TAP MPR NoJX/MPR/1999
• TAP MPR No.JX/MPR/2000
• TAP MPR No XI/MPR/2001
6. Kesepakatan Dasar
• Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
• Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Mempertegas sistem presidensiil
18
• Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam
pasal-pasal
• Perubahan dilakukan dengan cara "adendum"
7. Sidang MPR
• Sidang Umum MPR 1999 Tanggal 14-21 Okt 1999
• Sidang Tahunan MPR 2000 Tanggal 7-18 Agt 2000
• Sidang Tahunan MPR 2001 Tanggal 1-9 Nov 2001
• Sidang Tahunan MPR 2002 Tanggal 1-11 Agt 2002
8. Hasil Perubahan
• Pembukaan
• Pasal-pasal:
• 21 bab
• 73 pasal
• 170 ayat
• 3 pasal Aturan Peralihan
• 2 pasal Aturan Tambahan
MPR memiliki kewenangan baru, yakni melantik Presiden dan Wakil Presiden (Pasal
3 Ayat (2) UUD 1945). Kewenangan lain yang muncul berdasarkan ketentuan Pasal 3
Ayat (3) UUD 1945 adalah MPR berwenang memberhentikan presiden dan/atau wakil
presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.
Kewenangan MPR lainnya diatur pula dalam Pasal 8 Ayat (2) dan Ayat (3) UUD 1945.
Pasal tersebut mengatur tentang pengisian lowongan jabatan presiden dan wakil
presiden secara bersama-sama atau bilamana wakil presiden berhalangan tetap.
19
Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )
Rumusan perubahan
Pasal 19
(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
(2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.
(3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperhatikan yang berubah dari ketentuan tersebut
adalah penambahan ketentuan mengenai pemilihan anggota DPR. Dua ketentuan
lainnya, yakni susunan dan masa sidang DPP tetap. Perubahan UUD 1945 membawa
pengaruh yang cukup besar terhadap kekuasaan DPR dalam membentuk undang-
undang.
20
(2) Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan
Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
Rumusan perubahan
Pasal 20
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan
undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan
Rakyat masa itu.
(4) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
untuk menjadi undang-undang.
(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak
disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga pulih hari semenjak rancangan undang-
undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-
undang dan wajib diundangkan.
Ketentuan mengenai fungsi dan hak DPR serta hak anggota DPR diatur dalam Pasal
20 A dengan empat ayat.
Pasal 20 A
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.
21
(2) Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain
Undang-Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak
angket, dan hak menyatakan pendapat.
(3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-undang dasar ini, setiap
anggota Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan,
menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota
Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-undang.
Menurut ketentuan Pasal 20 A Ayat (1) UUD 1945 fungsi DPR ada tiga, yaitu fungsi
legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
(1) Fungsi legislasi adalah fungsi membentuk undang-undang yang dibahas dengan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
(2) Fungsi anggaran adalah fungsi menyusun dan menetapkan anggaran
pendapatan dan belanja negara bersama Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
(3) Fungsi pengawasan adalah fungsi melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
undang-undang, dan peraturan pelaksanaannya.
Berdasarkan ketentuan Pasal 20 A Ayat (2) DPR mempunyai hak interpelasi, hak
angket, dan hak menyatakan pendapat.
(1) Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak
luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
(2) Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap
kebijakanpemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada
kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
22
(3) Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR sebagai lembaga untuk menyatakan
pendapat terhadap kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa
yang terjadi di tanah air atau situasi dunia internasional. Penyampaian hak ini
disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut
pelaksanaan: hak interpelasi, hak angket, dan terhadap dugaan bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau
perbuatan tercela maupun tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden.
Di samping DPR, anggota DPR juga mempunyai hak tertentu. Hak-hak anggota
DPR tersebut adalah; Mengajukan rancangan undang-undang.; Mengajukan
pertanyaan; Menyampaikan usul dan pendapat; Memilih dan dipilih; Membela diri;
Imunitas; dan Protokoler; Keuangan; dan administratif.
Pasal 22 C
(1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan
umum.
(2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan
jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
(3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
(4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang
23
Pasal 22 D
(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah.
(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan
pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang
anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang- undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
(3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak
pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti
(4) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari jabatannya, yang
syarat- syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang.
24
konsolidasi menuju demokrasi yang matang. Hal ini merupakan peluang dan sekaligus
tantangan bagi segenap komponen bangsa.
Demokrasi tidak hanya bersifat universal, tetapi juga diakui oleh semua negara
beradab di seluruh dunia. Ini juga memiliki karakteristik masing-masing negara.
Keunikan demokrasi di masing-masing negara biasanya tergantung pada ideologi
masing-masing. Demokrasi kita tidak hanya bersifat universal, tetapi juga memiliki
karakteristik khusus yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila.
25
keinginan rakyat harus dipenuhi dan pemerintah dibimbing berdasarkan konstitusi,
yang memberikan arahan dan pedoman untuk pelaksanaan kehidupan negara. Pembuat
kebijakan memperhatikan semua ambisi orang yang berkembang. Kebijakan yang
dikeluarkan harus dapat mewakili keinginan yang berbeda dari komunitas lain.
Misalnya, jika penduduk kota tertentu khawatir dengan asap rokok yang semakin
tercemar yang dipancarkan oleh perokok, pemerintah kota akan mengeluarkan
peraturan daerah yang melarang merokok di tempat umum.
Selain menuntut agar pemerintah berfungsi dengan baik dan melindungi orang,
diperlukan undang-undang. Undang-undang mengatur bagaimana pihak berwenang
harus bertindak, hak dan kewajiban pihak berwenang dan juga orang-orang. Semua
orang memiliki posisi yang sama di depan hukum. Itu berarti hukum harus
dilaksanakan secara adil dan benar. Hukum tidak bisa sembarangan. Siapa pun yang
dinyatakan bersalah akan dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk
melakukan ini, petugas penegak hukum harus hadir yang memiliki tekad, bijaksana,
bebas dari pengaruh pemerintah yang berkuasa, dan yang berani menghukum siapa pun
yang bersalah.
Di negara yang demokratis, semua bidang dianggap atas dasar prinsip keadilan
bersama dan tidak bias, bahkan dalam bidang ekonomi. Semua warga negara memiliki
hak atas penghasilan yang memadai. Pemerintah berkomitmen untuk membantu orang
miskin dan orang berpenghasilan rendah. Pemerintah baru-baru ini membuat program
bantuan moneter langsung untuk membantu orang miskin secara langsung. Pada
kesempatan lain, pemerintah terus aktif mencari pekerjaan sehingga masyarakat dapat
menghasilkan pendapatan. Program-program ini berharap adanya distribusi
pendapatan yang adil di antara warga negara Indonesia. Program distribusi pendapatan
dapat diimplementasikan berdasarkan uang pajak yang dibayarkan oleh publik ke kas
26
negara. Uang yang dikumpulkan oleh wajib pajak dalam perbendaharaan
didistribusikan oleh negara kepada mereka yang membutuhkannya dan mereka yang
kurang mampu membagikan pendapatan. Itulah sebabnya kita semua bisa tahu bahwa
pajak adalah salah satu cara untuk mempromosikan kemakmuran dan keadilan bagi
masyarakat, termasuk melalui distribusi distribusi dan distribusi pendapatan. Pajak
adalah salah satu manifestasi demokrasi di Indonesia.
27
eksplisit dan jelas dalam cara yang demokratis adalah orang-orang yang kita pilih
melalui pemilihan. Menteri, direktur jenderal dan kepala kantor bukanlah orang-orang
yang menentukan dan menunjuk siapa yang memegang jabatan. Harus juga diingat
bahwa presiden umum suatu partai politik (partai politik) tidak dipilih oleh rakyat,
tetapi mereka bukan pegawai negeri.
28
Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan bahwa:
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas)
Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang
menjadi landasan, yaitu:
Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam
hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.
Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu,
bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang
tertinggi MPR mempunyai tugas pokok, yaitu:
29
• Menetapkan UUD;
• Menetapkan GBHN; dan
• Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan
mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling
bekerja sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk
mengesahkan undang-undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak
DPR di bidang legislatif ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
30
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:
6. Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR
Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan
pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya
berada di bawah koordinasi presiden.
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota
DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.
Contohnya:
31
Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.
Contohnya:
G. Praktek Kewarganegaraan
Pada dasarnya praktik kehidupan demokrasi itu sangatlah penting, karena
penerapan kehidupan demokrasi dapat menciptakan masyarakat yang merasakan
keadilan dari berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Suatu Negara
dikatakan sebagai Negara demokratis apabila, dalam pelaksana bernegara rakyat diberi
kesempatan untuk berpasrtisipasi dalam berbagai kesempatan. Praktik
kewarganegaraan berdasarkan Demokrasi Pancasila harus berdasarkan pada 5 sila
pancasila yaitu, Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dan Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
32
baik melalui pemilihan umum, pemilihan kepala daerah, maupun dalam proses
pengambilan keputusan tingkat lokal.
2. Demokrasi Pancasila mengajak masyarakat untuk memperjuangkan
kepentingan bersama, termasuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia,
kebebasan berpendapat, dan kebebasan berekspresi.
3. Dalam praktik kewarganegaraanya, setiap warga Negara dianggap memiliki
tanggung jawab untuk mejaga keutuhan dan keberlangsungan Negara, serta
menghargai keberagaman yang ada di Indonesia. Dalam bentuk pelaksanaanya
mencakup berpartisipasi aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik
dan berjuang melawan berbagai diskriminasi dan intoleransi.
4. Seluruh rakyat Indonesia memiliki kedudukan yang sama di mata hukum,
dimana hukum harus berjalan dengan seadil-adilnya. Sehingga siapa pun yang
melakukan kejahatan harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku dan
tidak pandang bulu sama sekali.
5. Demokrasi Pancasila menghargai kebebasan Individu dalam memilih
keyakinan serta bebas mempraktekkan keyakinan dan agama yang diakui di
Indonesia.
33
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian demokrasi secara umum adalah sistem pemerintahan dengan
memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara dalam pengambilan keputusan.
Dimana keputusan itu akan berdampak bagi kehidupan seluruh rakyat. Arti lainnya
adalah rakyat bertindak sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
Sebagai negara demokrasi, demokrasi Indonesia memiliki keunikan tersendiri.
demokrasi yang diadopsi di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila,
yang masih dalam pengembangan dan yang karakteristik dan karakteristiknya
mengandung interpretasi dan pandangan yang berbeda. Namun demikian, tidak dapat
dipungkiri bahwa nilainilai dasar demokrasi konstitusional cukup berlabuh dalam
konstitusi Republik Indonesia pada tahun 1945.
Sepanjang sejarah Indonesia telah mengalami dinamika ketatanegaraan dan
perubahan pada konstitusi yang dimulai dari berlakunya UUD 1945 (I), UUD RIS
1949, UUDS 1950, kembali ke UUD 1945 (II) dan akhirnya kita telah berhasil
mengamandemen UUD 1945 sebanyak empat kali. Fungsi dan peran badan penasehat
dan perwakilan rakyat sesuai dengan konstitusi Republik Indonesia pada tahun 1945,
yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD
Demokrasi tidak hanya bersifat universal, tetapi juga diakui oleh semua negara
beradab di seluruh dunia. Ini juga memiliki karakteristik masing-masing negara.
Keunikan demokrasi di masing-masing negara biasanya tergantung pada ideologi
masing-masing. Demokrasi kita tidak hanya bersifat universal, tetapi juga memiliki
karakteristik khusus yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila.
Pada dasarnya, sebuah negara dapat digambarkan sebagai negara yang
demokratis jika orang-orang di pemerintahan memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, untuk menjadi setara di hadapan
hukum dan untuk mencapai pendapatan yang memadai melalui distribusi pendapatan
yang adil.
34
DAFTAR PUSTAKA
Sunarso. Tanpa Tahun. Demokrasi di Indonesia (Suatu Kajian tentang Konsep dan
Implementasinya. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
35