Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KELOMPOK 7

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

” Demokrasi Pancasila”

Dosen Pengampu:

Vinta Larasati, M.Pd

Disusun Oleh:

Elsha Riana Dewi (22017006)


Shaliny Pratiwi (22086279)
Reyhani Lady Mauna (22006039)
Sri Wahyuni (22043024)
Herdian Saputra (22086048)
Heramelia Ratna (22043011)
Mira Mury (22002070)
Yuda Eka Putra (22086430)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
BAB 1 ........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan ........................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
A. Konsep dan urgensi demokrasi yang bersumber dari pancasila ............. 6
B. Alasan perlunya demokrasi yang bersumber dari pancasila ................. 10
C. Sumber Historis, sosiologis dan politis tentang demokrasi yang
bersumber dari pancasila ..................................................................................... 12
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan demokrasi
yang bersumber dari pancasila ............................................................................ 16
E. Esensi dan Urgensi demokrasi yang bersumber dari pancasila ............ 25
F. Rangkuman Tentang demokrasi yang bersumber dari pancasila ......... 28
G. Praktek Kewarganegaraan ........................................................................ 32
PENUTUP .................................................................................................................. 34
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 35

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
”DEMOKRASI YANG BERSUMBER DARI PANCASILA” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang demokrasi yang bersumber dari pancasila. Begitu
pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah
ini. Kepada dosen pengampu ibuk Vinta Larasati, M.Pd dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan
materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana segenap rakyat memiliki hak
yang sama dalam pengambilan suatu keputusan dan kebijakan dalam pemerintah baik
secara langsung ataupun melalui perantara wakil rakyat. Demokrasi meletakkan rakyat
pada posisi penting, karena masih memegang teguh rakyat sebagai pemegang
kedaulatan. Demokrasi dilandasi oleh konsep berpikir dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat.

Indonesia pernah menerapkan bentuk pemerintahan demokrasi diantaranya


demokrasi parlementer (liberal), demokrasi terpimpin, dan demokrasi pancasila. Ir.
Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama, berpendapat bahwa demokrasi
Indonesia adalah demokrasi yang lahir dari kehendak memperjuangkan kemerdekaan.
Lebih lanjut lagi, bagi Soekarno, demokrasi adalah suatu cara dalam membentuk
pemerintahan yang memberikan hak kepada rakyat untuk ikut serta dalam proses
pemerintahan. Demokrasi Parlementer diberlakukan pada tahun 1945-1959 dan
berakhir secara yuridis pada 5 Juli 1959. Selanjutnya, diberlakukan Demokrasi
Terpimpin yang ternyata terjadi banyak penyimpangan dari nilai Pancasila. Maka dari
itu, lahirlah Demokrasi Pancasila yang berpangkal kekeluargaan dan gotong royong.
Demokrasi Pancasila bersumber dari sila pancasila yang dilihat sebagai suatu
keseluruhan yang utuh. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi dengan
mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintah yang sesuai dengan
UUD 1945. Demokrasi Pancasila dinilai sebagai bentuk pemerintahan yang paling
sesuai untuk diterapkan pada Bangsa Indonesia yang plural.

4
B. Rumusan masalah
1. Apa maksud dari konsep dan urgensi demokrasi yang bersumber dari
Pancasila?
2. Mengapa perlu demokrasi bersumber dari Pancasila?
3. Bagaimana demokrasi yang bersumber dari Pancasila berdasarkan sumber
historis, sosiologis dan politis?
4. Apa saja argumen tentang dinamika dan tantangan demokrasi yang
bersumber dari Pancasila?
5. Apa saja esensi dan urgensi demokrasi yang bersumber dari Pancasila
6. Bagaimana Praktik Kewarganegaraan Demokrasi Pancasila?
C. Tujuan
1. Makalah dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan

2. Memberikan Informasi mengenai Demokrasi Pancasila

3. Bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi para pembaca

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan urgensi demokrasi yang bersumber dari pancasila


1. Pengertian Demokrasi
Dalam bahasa Yunani, demokrasi berarti ‘Demokratia’ yaitu kekuasaan
rakyat. Demokrasi berasal dari kata ‘Demos’ yang berarti rakyat dan ‘Kratos’
yang berarti kekuasaan. Secara umum, demokrasi adalah suatu mekanisme
untuk memilih para pemimpin dan mekanisme untuk memimpin negara dalam
ranah politik pada suatu negara. Demokrasi ini juga merupakan salah satu
bentuk mekanisme sistem pemerintahan suatau negara sebagai upaya untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat ataupun negara yang dijalankan oleh
pemerintah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi merupakan
gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negaranya.
Menurut H. Harris Soche, demokrasi merupakan suatu bentuk
pemerintahan rakyat, karenanya kekuasaan pemerintah melekat pada rakyat
juga merupakan hak asasi manusia bagi rakyat untuk mempertahankan,
mengatur dan melindungi diri dari setiap paksaan dalam suatu badan yang
diserahkan untuk pemerintah. Menurut Amien Rais (1986: 16-25) terdapat
sepuluh kriteria demokrasi, yaitu sebagai berikut:
a) Partisipasi dalam pembuatan keputusan
b) Persamaan di depan hukum
c) Distribusi pendapatan secara adil
d) Kesempatan pendidikan yang sama
e) Empat macam kebebasan, yaitu:
1) Kebebasan mengeluarkan pendapat
2) Kebebasan persuratkabaran

6
3) Kebebasan berkumpul
4) Kebebasan beragama
f) Ketersediaan dan keterbukaan informasi
g) Mengindahkan tatakrama politik
h) Kebebasan individu
i) Semangat kerjasama
j) Hak untuk protes

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa


demokrasi ialah suatu bentuk sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Hal tersebut dikarenakan pada sistem demokrasi, setiap warga
negara diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang akan berdampak pada kehidupannya.

2. Tiga Tradisi Pemikiran Politik Demokrasi


Menurut Carlos Alberto Torres (1998), terdapat tiga tradisi pemikiran
politik demokrasi yaitu sebagai berikut:
a) Classical Aristotelian Theory
Dalam Classical Aristotelian Theory, demokrasi adalah salah satu bentuk
pemerintahan yaitu “… the government of all citizens who enjoy the benefits
of citizenship” atau pemerintahan oleh seluruh warga negara yang
memenuhi syarat kewarganegaraan.
b) Medieval Theory
Pada dasarnya, tradisi Medieval Theory menerapkan ‘Roman Law’. Roman
Law ini biasa disebut dengan ‘Civil Law’. Sistem hukum Civil Law ini
menggunakan undang-undang sebagai sumber hukum utamanya. Selain
bersumber pada undang-undang, pada sebagian negara penganut sistem ini,
berbagai putusan juga kerap dijadikan sebagai rujukan sumber hukum
walaupun hanya sebagai pelengkap dari undang-undang. Medieval Theory

7
juga menggunakan konsep ‘popular souvereignity’ yang menempatkan
suatu landasan pelaksanaan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
c) Contemporary Doctrine
Menurut tradisi ini, demokrasi menerapkan konsep ‘replublican’ yang
dipandang sebagai bentuk pemerintahan rakyat yang murni. Contemporary
Doctrine lebih menekankan aspek keadilan dan kepatutan serta mengenal
kontrak sebagai konstruksi yang terdiri atas tahap pracontractual,
contractual, dan postcontractual.

3. Pemikiran tentang Demokrasi Indonesia


Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik (2008), Budiardjo
mengemukakan bahwa demokrasi yang dianut oleh Indonesia adalah demokrasi
yang berdasarkan Pancasila. Akan tetapi, nilai-nilai pokok dari demokrasi
konstitusional telah tersirat dalam UUD 1945.
Secara umum, demokrasi Pancasila adalah suatu paham dimana
kedaulatan rakyar berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik,
ekonomi, dan sosial. Berdasarkan rancangan TAP MPR RI mengenai
demokrasi Pancasila, demokrasi Pancasila merupakan norma yang mengatur
penyelenggaraan pemerintahan negara dalam kehidupan politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan bagi setiap warga negara Republik
Indonesia, organisasi kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan
lembaga kemasyarakatan lainnya serta lembaga-lembaga negara baik di pusat
maupun daerah. Darmihardjo (Budiyanto, 2005:54) berpendapat bahwa
demokrasi Pancasila merupakan suatu paham demokrasi yang bersumber pada
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya adalah
seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945.
Jimly Asshiddiqie (2011:198) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip
demokrasi Pancasila yaitu sebagai berikut:

8
a) Kebebasan atau persamaan
Dasar dari demokrasi adalah kebebasan atau persamaan. Hal ini
dikarenakan kebebasan dianggap sebagai sarana untuk mencapai kemajuan
dan memberikan hasil yang maksimal dari usaha tiap individu tanpa adanya
pembatasan dari penguasa. Sedangkan persamaan berarti tidak membeda-
bedakan dan setiap individu dianggap sama dalam memperoleh akses serta
kesempatan bersama untuk mengembangkan potensi diri.
b) Kedaulatan Rakyat
Pembuatan hakikat kebijakan dalam konsep kedaulatan rakyat adalah
kehendak rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Hal ini akan meminimalkan
kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan untuk terjaminnya
kepentingan rakyat dalam tugas-tugas pemerintahan.
c) Pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab
1) Dewan Perwakilan Rakyat yang representative
2) Badan kehakiman atau peradilan yang bebas dan merdeka
3) Pers yang bebas
4) Prinsip negara hukum
5) Sistem dwi partai atau multi partai
6) Pemilihan umum yang demokratis
7) Prinsip mayoritas
8) Jaminan terhadap hak-hak dasar dan minoritas

4. Urgensi Demokrasi sebagai Sistem Politik Kenegaraan Modern


Demokrasi modern lahir pada akhir abad ke-17 oleh para pemikir Barat
(Thomas Hobbes, Montesquieu, dan J.J Rousseau). Lahirnya demokrasi
modern ini bersamaan dengan munculnya konsep negara-bangsa di Eropa.
Setelah Perang Dunia II, perkembangan demokrasi ini semakin pesat dan
diterima oleh semua bangsa. Demokrasi diyakini dan diterima sebagai sistem
politik yang baik untuk mencapai kesejahteraan bangsa hingga sekarang.

9
Demokrasi sangat penting dikembangkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Hal tersebut karena demokrasi memegang peran penting dalam
masyarakat dan tata aturan suatu negara. Jika suatu negara tidak memiliki
demokrasi dan diatur oleh pemerintah, maka tidak ada kesejahteraan
masyarakat dan tentunya negara tersebut akan berantakan. Tidak hanya
pemerintah yang memegang kendali dalam pengaturan suatu negara, akan
tetapi juga memerlukan masyarakat atau warga negara yang komplemen,
mendukung, dan berpartisipasi dalam pembangunan suatu negara agar tercipta
kemakmuran dan kesejahteraan negara.
Sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis jika
didalam pemerintahannya rakyat diberikan kesempatan untuk berpartisipasi
dalam segala bidang untuk terlibat pada pembuatan keputusan, mempunyai
persamaan di muka hukum, dan memperoleh pendapatan yang layak. Pada
dasarnya, demokrasi ini penting untuk menciptakan masyarakat pada suatu
negara dapat merasakan keadilan dari berbagai bidang kehidupan berbangsa
dan bernegara.

B. Alasan perlunya demokrasi yang bersumber dari pancasila


Bersumber pada ideologinya, demokrasi yang berkembang di Indonesia adalah
demokrasi Pancasila. Nilai-nilai dari setiap sila pada Pancasila sesuai dengan ajaran
demokrasi, bukan ajaran otoritarian atau totalitarian. Jadi, Pancasila sangat cocok untuk
menjadi dasar dan mendukung demokrasi di Indonesia. Nilai-nilai luhur yang tertuang
dalam pembukaan UUD 1945 sesuai dengan pilar-pilar demokrasi modern.

10
Nilai-nilai yang demokrasi yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila yaitu :

1. Kedaulatan Rakyat
Berdasarkan UUD 1945 alenia IV yaitu “...yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat...”. Kedaulatan rakyat
adalah esensi dari demokrasi.

2. Republik
Berdasarkan UUD 1945 alenia IV yang berbunyi “...yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indoensia...”. Republik berarti res publica yang artinya
negara untuk kepentingan umum.

3. Negara Berdasar atas Hukum


Berdasarkan UUD 1945 alenia IV yang berbunyi “...Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dannn
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial...”. Negara hukum Indonesia menganut hukuman arti-arti luas
atau materiil.

4. Pemerintahan yang Konstitusional


Berdasarkan UUD 1945 alenia 1V yang berbunyi “...maka disusunlah
Kemerdekaan-Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia...”. UUD negara Indonesia 1945 adalah konstitusi
negara.

5. Sistem Perwakilan Berdasarkan UUD 1945 alenia 1V yang berbunyi


“...Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan...”.

11
6. Prinsip Musyawarah Berdasarkan UUD 1945 alenia 1V yang berbunyi
“...Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan...”.
7. Prinsip Ketuhanan
Demokrasi di Indonesia harus dapat dipertanggungjawabkan ke bawah yaitu rakyat
dan keatas yaitu Tuhan.

Unsur utama dari demokrasi yang berdasarkan Pancasila yaitu prinsip


“musyawarah”. Prinsip ini bersumber dari sila keempat Pancasila, yang intinya adalah
“win win solution”. Artinya dengan prinsip musyawarah tersebut diharapkan
memuaskan semua pihak yang berbeda pendapat. Dalam hal ini, konsep demokrasi
musyawarah versi Indonesia merupakan salah satu bentuk dari teori demokrasi
konsensus (Munir Fuady,2010).

C. Sumber Historis, sosiologis dan politis tentang demokrasi yang bersumber dari
pancasila
1. Sumber Historis
Kata “Demokrasi” dapat dipahami dari bahasa Yunani yang terdiri dari
kata “Demos” yang mengandung arti “rakyat” dan “kratos” yang dapat
dipahami berarti “Pemerintahan”. Secara harfiah, demokrasi dapat dipahami
memiliki arti sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Ajat Sudrajat melalui tulisan bertajuk “Demokrasi Pancasila dalam
Perspektif Sejarah” (2015) mengungkapkan, dasar-dasar konstitusional
demokrasi di Indonesia sudah ada dan berlaku jauh sebelum tahun 1965, tetapi
istilah Demokrasi Pancasila itu baru dipopulerkan sebuah lahirnya Orde Baru
setelah tahun 1966.
Pada hakikatnya, rumusan Demokrasi Pancasila tercantum dalam sila
ke-4 Pancasila, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.

12
Masih dalam tulisannya, Ajat Sudrajat menyebut bahwa istilah
Demokrasi Pancasila lahie sebagai reaksi terhadap Demokrasi Terpimpin di
bawah pemerintahan Presiden \soekarno. Pengaruh Soekarno dan Orde Lama
mulai meluruh usai terjadinya peristiwa Gerakan 30 (G30S) 1965.
Saat Orde Baru lahir, Demokrasi Terpimpin mendapat sebuah
penolakan keras. Suharto yang menjadi Presiden RI setelah Soekarno, dalam
pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 1967 menyatakan bahwa Demokrasi
Pancasila berarti demokrasi kedaulatan rakyat yang dijiwai dan diintegrasikan
dengan sila-sila lainnya. Hal ini berarti bahwa dalam menggunakan hak-hak
demokrasi harus selalu disertai dengan rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yag
Maha Esa.
Nugroho Notosusanto merumuskan, Demokrasi Pancasila adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia,
dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Meskipun demikian,
dalam penerapannya selama Orde Baru, tulis ajat Sudrajat, jajaran militer yang
tidak ikit memilihh langsung diberi jatah wakil di DPR/MPR sebanyak 100
orang atau sekitar 20%. Selain itu, mereka juga banyak menduduki jabatan
strategis baik di kabinet, birokrasi, maupun kegiatan ekonomi. Pemerintahan
Orde Baru yang banyak melibatkan militer berusaha membatasi ruang gerak
partai politik maupun organisasi yang pro demokrasi.
2. Sumber Sosiologis
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Di
dalamnya mengkaji, antara lain, susunan dan pola kehidupan sosial dari
berbagai golongan dan kelompok masyarakat, juga mengkaji masalah-masalah
sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.
Sumber sosiologis pancasila sebagai dasar Negara telah berakar dalam
kehidupan masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut: Pertama, nilai-nilai

13
ketuhanan dapat ditemukan dalam kehidupan beragama masyarakat Indonesia
dalam berbagai bentuk kepercayaan dan keyakinan yang berbeda-beda.
Bukti-bukti sosiologi bahwa pancasila sebagai dasar Negara adalah
seluruh kehidupan masyarakat Indonesia diatur oleh Pancasila sesuai dengan
perundang-undangan baik dalam lingkup keluarga, masyarakat ataupun
khalayak umum yang menjadikan masyarakat yang bermoral dalam bentuk
pikiran ataupun mengenai tingkah laku.
Gelaja sosiologi fundamental yang menjadi sumber terjadinya berbagai gejolak
dalam masyarakat kita:
I. Suatu kenyataan yang memprihatinkan bahwa setelah tumbangnya
struktur kekuasaan “otokrasi” yang dimainkan Rezim Ode Baru
ternyata bukan demokrasi yang kita peroleh melainkan oligarki dimana
kekuasaan terpusat pada sekelompok kecil elit, sementara sebagia besar
rakyat (demos) tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaan (wewenang,
uang, hukum, informasi, pendidikan, dan sebagainya).
II. Sumber terjadinya berbagai gejolak dalam masyarakat kita saat ini
adalah akibat munculnya kebencian sosial budaya terselubung (socio-
cultural animocity). Gejala ini mucul dan semakin menjaadi-jadi pasca
runtuhnya rezim Orde Baru. Socio- cultural animocity adalah suatu
kebencian sosial budaya yang bersumber dari perbedaan ciri budaya dan
perbedaan nasib yang diberikan oleh sejarah masa lau, sehingga
terkandung unsur keinginan balas dendam.
Ciri lain dari konflik yang terjadi di Indonesia adalah bukan hanya yang bersifat
terbuka (manifest conflict) tetapi yang lebih berbahaya lagi adalah konflik yang
tersembunyi (latent conflict) antara berbagai golongan.

14
3. Sumber Politis
Masyarakat Barat memiliki dasar demokrasi yang panjang.
Pertumbuhan demokrasi terpenting di Yunani adalah kota Athena, yang sering
disebut-sebut sebagai contoh implementasi demokrasi partisipatif di Negara
kota sekitar abad ke-5 SM. Kemudian muncul praktek bentuk pemerintahan di
Roma, tepatnya pada tahun 1999. Kota Roma (Italia) yaitu pemerintahan
republic. Model pemerintahan demokrasi Athena dan Roma kemudian
menyebar ke kota-kota terdekat lainnya.
Ide-ide humanisme dan demokrasi mulai bangkit kembali di Eropa pada
masa Renaisans (sekitar 1300-1700 M). kolonialisme Eropa, khususnya
kehadiran Belanda di Indonesia membawa dua sisi mata uang peradaban Barat:
sisi penindas. Imperialism-kapitalisme dan sisi demokratis-humanis.
Penindasan politik dan eksploitasi ekonomi imperialism dan kapitalisme, sering
kali bekerja sama dengan kekuatan feudal tanah dan rakyat, memupuk sikap
menindas, colonial dan anti-feodal diantara para perintis kemerdekaan nasional.
Dalam kurun waktu sejarah sejak Indonesia merdeka sampai sekarang,
jelas terlihat bahwa penyelenggaraan demokrasi telah mengalami dinamikanya
sendiri. Indonesia telah mengalami praktik demokrasi yang berbeda dari waktu
ke waktu. Beberapa ahli berbagi pendapat mereka. Sebagai contoh, Budiardjo
(2008) menyatakan bahwa dilihat dari sejarah perkembangan demokrasi
Indonesia, era Orde Baru dapat dibagi menjadi empat periode, yaitu:
a. Masa Republik Indonesia I (1945-1959) yang dinamakan masa
demokrasi konstitusional yang menonjolkan peranan parlemen dan
partai-partai, karena itu dinamakan Demokrasi Parlementer.
b. Masa Republik Indonesia II (1959-1965) yaitu masa Demokrasi
Terpimpin yang banyak penimpangan dari demokrasi kontitusional
yang menonjolkan system presidential.

15
c. Masa Republik Indonesia III (1998-sekarang) yaitu masa reformasi
yang menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi
terhadap praktik-praktik yang terjadi pada masa Republik Indonesia.

D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan demokrasi yang


bersumber dari pancasila
Sepanjang sejarah, Indonesia pernah mengalami dinamika ketatanegaraan
seiring dengan berubahnya konstitusi. Setelah ditetapkan satu hari setelah proklamasi
kemerdekaan, UUD NRI 1945 mulai berlaku sebagai hukum dasar yang mengatur
kehidupan ketatanegaraan Indonesia dengan segala keterbatasannya. Sejak semula
UUD NRI 1945 oleh Bung Karno sendiri dikatakan sebagai UUD kilat yang akan terus
disempurnakan pada masa yang akan datang. Dinamika konstitusi yang terjadi di
Indonesia adalah sebagai berikut.
Konstitusi Dan Masa Berlakunya :

1. UUD NRI 1945 (Masa Kemerdekaan) : 18 Agustus 1945 sampai dengan Agustus
1950, dengan catatan, mulai 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus hanya
berlaku di wilayah RI Proklamasi

2. Konstitusi RIS 1949 : 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950

3. UUDS 1950 : 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 juli 1959

4.UUD NRI 1945 (Masa Orde Lama) : 5 Juli 1959 sampai dengan 1965

5. UUD NRI 1945 (Masa Orde Baru) : 1966 sampai dengan 1998

Hal ini dapat kita amati dari fungsi dan peran lembaga permusyawaratan dan
perwakilan rakyat menurut UUD NKRI Tahun 1945, yakni Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD).

16
Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR )
Amandemen UUD 1945 dilakukan pula terhadap ketentuan tentang lembaga
permusyawaratan rakyat, yakni MPR. Sebelum dilakukan perubahan, MPR merupakan
lembaga tertinggi Negara.

MPR melakukan perubahan terhadap UUD NRI 1945, yang merupakan sebagai
perwujudan dari tuntutan reformasi.
Proses perubahan UUD NRI yang dilakukan oleh MPR dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Tuntutan Reformasi
Antara lain:
a. Amandemen UUD 1945
b. Penghapusan Doktrin Dwi Fungsi ABRI
c. Penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan KKN
d. Otonomi Daerah
e. Kebebasan Pers
f. Mewujudkan kehidupan demokrasi

2. Sebelum Perubahan
a. Pembukaan
b. Batang Tubuh :
1. 16 bab
2. 37 pasal
3. 49 ayat
4. 4 pasal aturan peralihanan
5. 2 ayat aturan tambahan
c. Penjelasan

17
3. Latar Belakang Perubahan

Kekuasaan tertinggi di tangan MPR


• Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden
• Pasal-pasal yang berlaku luwes sehingga menimbulkan multitafsir
• Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang
• Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung
ketentuan konstitusi

4. Tujuan Perubahan
Menyempurnakan aturan dasar mengenai:
• Tatanan negara
• Kedaulatan Rakyat HAM
• Pembagian kekuasaan Kesejahteraan Sosial
• Eksistensi negara demokrasi dan negara hukum
• Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa

5. Dasar Yuridis
• Pasal 3 UUD 1945
• Pasal 37 UUD 1945
• TAP MPR NoJX/MPR/1999
• TAP MPR No.JX/MPR/2000
• TAP MPR No XI/MPR/2001

6. Kesepakatan Dasar
• Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
• Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
• Mempertegas sistem presidensiil

18
• Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam
pasal-pasal
• Perubahan dilakukan dengan cara "adendum"

7. Sidang MPR
• Sidang Umum MPR 1999 Tanggal 14-21 Okt 1999
• Sidang Tahunan MPR 2000 Tanggal 7-18 Agt 2000
• Sidang Tahunan MPR 2001 Tanggal 1-9 Nov 2001
• Sidang Tahunan MPR 2002 Tanggal 1-11 Agt 2002

8. Hasil Perubahan
• Pembukaan
• Pasal-pasal:
• 21 bab
• 73 pasal
• 170 ayat
• 3 pasal Aturan Peralihan
• 2 pasal Aturan Tambahan

MPR memiliki kewenangan baru, yakni melantik Presiden dan Wakil Presiden (Pasal
3 Ayat (2) UUD 1945). Kewenangan lain yang muncul berdasarkan ketentuan Pasal 3
Ayat (3) UUD 1945 adalah MPR berwenang memberhentikan presiden dan/atau wakil
presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.

Kewenangan MPR lainnya diatur pula dalam Pasal 8 Ayat (2) dan Ayat (3) UUD 1945.
Pasal tersebut mengatur tentang pengisian lowongan jabatan presiden dan wakil
presiden secara bersama-sama atau bilamana wakil presiden berhalangan tetap.

19
Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )

Dalam upaya mempertegas pembagian kekuasaan dan menerapkan


prinsip saling mengawasi dan mengimbangi yang lebih ketat dan transparan, maka
ketentuan mengenai DPR dilakukan perubahan.

Rumusan naskah asli


Pasal 19
Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang. Dewan
Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

Rumusan perubahan
Pasal 19
(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
(2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.
(3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diperhatikan yang berubah dari ketentuan tersebut
adalah penambahan ketentuan mengenai pemilihan anggota DPR. Dua ketentuan
lainnya, yakni susunan dan masa sidang DPP tetap. Perubahan UUD 1945 membawa
pengaruh yang cukup besar terhadap kekuasaan DPR dalam membentuk undang-
undang.

Kekuasaan DPR dalam membentuk undang-undang.

Rumusan naskah asli


Pasal 20
(1) Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

20
(2) Jika sesuatu rancangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan
Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

Rumusan perubahan
Pasal 20
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan
undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan
Rakyat masa itu.
(4) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
untuk menjadi undang-undang.
(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak
disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga pulih hari semenjak rancangan undang-
undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-
undang dan wajib diundangkan.

Ketentuan mengenai fungsi dan hak DPR serta hak anggota DPR diatur dalam Pasal
20 A dengan empat ayat.

Pasal 20 A

(1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.

21
(2) Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain
Undang-Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak
angket, dan hak menyatakan pendapat.

(3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-undang dasar ini, setiap
anggota Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan,
menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas.

(4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota
Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-undang.

Menurut ketentuan Pasal 20 A Ayat (1) UUD 1945 fungsi DPR ada tiga, yaitu fungsi
legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
(1) Fungsi legislasi adalah fungsi membentuk undang-undang yang dibahas dengan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
(2) Fungsi anggaran adalah fungsi menyusun dan menetapkan anggaran
pendapatan dan belanja negara bersama Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
(3) Fungsi pengawasan adalah fungsi melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
undang-undang, dan peraturan pelaksanaannya.
Berdasarkan ketentuan Pasal 20 A Ayat (2) DPR mempunyai hak interpelasi, hak
angket, dan hak menyatakan pendapat.
(1) Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak
luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
(2) Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap
kebijakanpemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada
kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.

22
(3) Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR sebagai lembaga untuk menyatakan
pendapat terhadap kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa
yang terjadi di tanah air atau situasi dunia internasional. Penyampaian hak ini
disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut
pelaksanaan: hak interpelasi, hak angket, dan terhadap dugaan bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau
perbuatan tercela maupun tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden.

Di samping DPR, anggota DPR juga mempunyai hak tertentu. Hak-hak anggota
DPR tersebut adalah; Mengajukan rancangan undang-undang.; Mengajukan
pertanyaan; Menyampaikan usul dan pendapat; Memilih dan dipilih; Membela diri;
Imunitas; dan Protokoler; Keuangan; dan administratif.

Dewan Perwakilan Daerah ( DPD)


Ketentuan mengenai Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diatur dalam dua pasal, yaitu
Pasal 22 C dengan 4 ayat dan Pasal 22 D dengan 4 ayat.

Pasal 22 C
(1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan
umum.
(2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan
jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
(3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
(4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang

23
Pasal 22 D
(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah.
(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan
pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang
anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang- undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
(3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak
pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti
(4) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari jabatannya, yang
syarat- syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang.

Sistem perwakilan di Indonesia merupakan sistem yang khas. Sebab di samping


terdapat DPR sebagai lembaga perwakilan berdasarkan aspirasi rakyat, juga ada DPD
sebagai lembaga penampung aspirasi daerah. dinamika yang terjadi dalam lembaga
permusyawaratan dan perwakilan di negara ini secara langsung mempengaruhi
kehidupan demokrasi. Dinamika ini diharapkan akan mendatangkan kemaslahatan
kepada semakin sehat dan dinamisnya Demokrasi Pancasila yang tengah melakukan

24
konsolidasi menuju demokrasi yang matang. Hal ini merupakan peluang dan sekaligus
tantangan bagi segenap komponen bangsa.

E. Esensi dan Urgensi demokrasi yang bersumber dari pancasila


1. Kehidupan Demokratis yang Bagaimana yang Kita Kembangkan

Demokrasi tidak hanya bersifat universal, tetapi juga diakui oleh semua negara
beradab di seluruh dunia. Ini juga memiliki karakteristik masing-masing negara.
Keunikan demokrasi di masing-masing negara biasanya tergantung pada ideologi
masing-masing. Demokrasi kita tidak hanya bersifat universal, tetapi juga memiliki
karakteristik khusus yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila.

Sebagai demokrasi yang mengakar dalam budaya bangsa, kehidupan demokrasi


yang kita kembangkan harus mengacu pada landasan idiologi Pancasila dan landasan
konstitusional UUD NRI 1945. Berikut ini adalah "Sepuluh Pilar Demokrasi
Demokrasi" yang diperintahkan oleh para pendiri RI sesuai dengan UUDi NRI 1945
(Sanusi,1998).

2. Pentingnya Demokratis dalam Kehidupan

Pada dasarnya, sebuah negara dapat digambarkan sebagai negara yang


demokratis jika orang-orang di pemerintahan memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, untuk menjadi setara di hadapan
hukum, dan untuk mencapai pendapatan yang memadai melalui distribusi pendapatan
yang adil. Mari kita gambarkan makna masing-masing.

a. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan

Di negara dengan sistem pemerintahan, demokrasi adalah kekuatan tertinggi di


tangan rakyat, dan pemerintah dieksekusi sesuai dengan kehendak rakyat. Ambisi dan

25
keinginan rakyat harus dipenuhi dan pemerintah dibimbing berdasarkan konstitusi,
yang memberikan arahan dan pedoman untuk pelaksanaan kehidupan negara. Pembuat
kebijakan memperhatikan semua ambisi orang yang berkembang. Kebijakan yang
dikeluarkan harus dapat mewakili keinginan yang berbeda dari komunitas lain.
Misalnya, jika penduduk kota tertentu khawatir dengan asap rokok yang semakin
tercemar yang dipancarkan oleh perokok, pemerintah kota akan mengeluarkan
peraturan daerah yang melarang merokok di tempat umum.

b. Kesetaraan dihadapan hukum

Selain menuntut agar pemerintah berfungsi dengan baik dan melindungi orang,
diperlukan undang-undang. Undang-undang mengatur bagaimana pihak berwenang
harus bertindak, hak dan kewajiban pihak berwenang dan juga orang-orang. Semua
orang memiliki posisi yang sama di depan hukum. Itu berarti hukum harus
dilaksanakan secara adil dan benar. Hukum tidak bisa sembarangan. Siapa pun yang
dinyatakan bersalah akan dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk
melakukan ini, petugas penegak hukum harus hadir yang memiliki tekad, bijaksana,
bebas dari pengaruh pemerintah yang berkuasa, dan yang berani menghukum siapa pun
yang bersalah.

c. Distribusi pendapatan yang adil

Di negara yang demokratis, semua bidang dianggap atas dasar prinsip keadilan
bersama dan tidak bias, bahkan dalam bidang ekonomi. Semua warga negara memiliki
hak atas penghasilan yang memadai. Pemerintah berkomitmen untuk membantu orang
miskin dan orang berpenghasilan rendah. Pemerintah baru-baru ini membuat program
bantuan moneter langsung untuk membantu orang miskin secara langsung. Pada
kesempatan lain, pemerintah terus aktif mencari pekerjaan sehingga masyarakat dapat
menghasilkan pendapatan. Program-program ini berharap adanya distribusi
pendapatan yang adil di antara warga negara Indonesia. Program distribusi pendapatan
dapat diimplementasikan berdasarkan uang pajak yang dibayarkan oleh publik ke kas

26
negara. Uang yang dikumpulkan oleh wajib pajak dalam perbendaharaan
didistribusikan oleh negara kepada mereka yang membutuhkannya dan mereka yang
kurang mampu membagikan pendapatan. Itulah sebabnya kita semua bisa tahu bahwa
pajak adalah salah satu cara untuk mempromosikan kemakmuran dan keadilan bagi
masyarakat, termasuk melalui distribusi distribusi dan distribusi pendapatan. Pajak
adalah salah satu manifestasi demokrasi di Indonesia.

3. Bagaimana Penerapan Demokrasi dalam Pemilihan Pemimpin Politik dan


Pejabat Negara

Demokrasi adalah pemerintahan rakyat yang sederhana dan sederhana, cara


yang paling masuk akal adalah mekanisme representatif. Apa artinya itu? Dalam hal
ini, ia adalah seseorang yang diharapkan dapat mempromosikan dan menyalurkan
kepentingan komunitas, yang selanjutnya disebut sebagai "suara". Dari sana, ambisi,
keinginan, opini, dll. Dimasukkan. Mereka secara tegas (anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dan pemimpin negara bagian atau daerah) "rakyat".

Metode dan mekanisme yang digunakan adalah pemilihan umum (pemilu),


sesuai namanya, berarti kegiatan, proses, dan pelaksanaan pemilihan dalam pemilihan
orang-orang yang kami harap menjadi pemimpin atau perwakilan kami sebagai warga
negara dan adalah warga negara. Secara umum, masuk akal bahwa pada suatu titik
waktu kegiatan ini dilakukan secara keseluruhan dengan unsur-unsur (peserta,
penyelenggara dan calon potensial) yang diatur oleh aturan hukum sebagai dasar untuk
validitasnya (dengan mempertimbangkan bahwa Indonesia berada di bawah aturan
hukum).

Sehubungan dengan pejabat pemerintah, ini kadang-kadang ditafsirkan oleh


orang-orang biasa sebagai "mereka yang memegang jabatan publik (pegawai negeri
sipil, istilah itu)". Ini berarti secara luas, termasuk menteri, direktur jenderal, gubernur
BI dan jaksa agung, di bagian atas kantor / layanan. Tetapi apa yang terjadi secara

27
eksplisit dan jelas dalam cara yang demokratis adalah orang-orang yang kita pilih
melalui pemilihan. Menteri, direktur jenderal dan kepala kantor bukanlah orang-orang
yang menentukan dan menunjuk siapa yang memegang jabatan. Harus juga diingat
bahwa presiden umum suatu partai politik (partai politik) tidak dipilih oleh rakyat,
tetapi mereka bukan pegawai negeri.

F. Rangkuman Tentang demokrasi yang bersumber dari pancasila


Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme
kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila
terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.

Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

• Perlindungan terhadap hak asasi manusia


• Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
• Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan
yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya
• adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat
• Pelaksanaan Pemilihan Umum
• Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal
1 ayat 2 UUD 1945)
• Keseimbangan antara hak dan kewajiban
• Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan
YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain
• Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

28
Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan bahwa:

a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan


kekuasaan belaka (machtstaat)

b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas)

c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.

Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang
menjadi landasan, yaitu:

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum.

Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam
hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

2. Indonesia menganut sistem konstitsional

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat


absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau
dibatasi oleh ketentuan konstitusi.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang


tertinggi

Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu,
bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang
tertinggi MPR mempunyai tugas pokok, yaitu:

29
• Menetapkan UUD;
• Menetapkan GBHN; dan
• Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu:

• Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara


lain, seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada
Presiden
• Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan
GBHN
• Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil
Presiden
• Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya
apabila presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan
UUD;
• Mengubah undang-undang.

4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis


Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden


selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis.
Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan
mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling
bekerja sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk
mengesahkan undang-undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak
DPR di bidang legislatif ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.

30
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:

• Hak tanya/bertanya kepada pemerintah


• Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah
• Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
• Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
• Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

6. Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR

Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara.


Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan
hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil.

Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan
pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya
berada di bawah koordinasi presiden.

7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas

Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota
DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

• Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara

Contohnya:

Ikut menyukseskan Pemilu

Ikut menyukseskan pembangunan

31
Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

• Menjamin tetap tegaknya negara RI


• Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem
konstitusional
• Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
• Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga
negara Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,

Contohnya:

Presiden adalah mandataris MPR,

Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

G. Praktek Kewarganegaraan
Pada dasarnya praktik kehidupan demokrasi itu sangatlah penting, karena
penerapan kehidupan demokrasi dapat menciptakan masyarakat yang merasakan
keadilan dari berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Suatu Negara
dikatakan sebagai Negara demokratis apabila, dalam pelaksana bernegara rakyat diberi
kesempatan untuk berpasrtisipasi dalam berbagai kesempatan. Praktik
kewarganegaraan berdasarkan Demokrasi Pancasila harus berdasarkan pada 5 sila
pancasila yaitu, Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dan Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berikut adalah Praktik kewarganegaraan Demokrasi Pancasila :

1. Indonesia menempatkan kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, dimana


pendapat, aspirasi dari rakyat harus menjadi pertimbangan bagi pemerintah, ini
bisa dilihat pada proses pengambilan keputusan dan pembangunan nasional

32
baik melalui pemilihan umum, pemilihan kepala daerah, maupun dalam proses
pengambilan keputusan tingkat lokal.
2. Demokrasi Pancasila mengajak masyarakat untuk memperjuangkan
kepentingan bersama, termasuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia,
kebebasan berpendapat, dan kebebasan berekspresi.
3. Dalam praktik kewarganegaraanya, setiap warga Negara dianggap memiliki
tanggung jawab untuk mejaga keutuhan dan keberlangsungan Negara, serta
menghargai keberagaman yang ada di Indonesia. Dalam bentuk pelaksanaanya
mencakup berpartisipasi aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik
dan berjuang melawan berbagai diskriminasi dan intoleransi.
4. Seluruh rakyat Indonesia memiliki kedudukan yang sama di mata hukum,
dimana hukum harus berjalan dengan seadil-adilnya. Sehingga siapa pun yang
melakukan kejahatan harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku dan
tidak pandang bulu sama sekali.
5. Demokrasi Pancasila menghargai kebebasan Individu dalam memilih
keyakinan serta bebas mempraktekkan keyakinan dan agama yang diakui di
Indonesia.

33
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengertian demokrasi secara umum adalah sistem pemerintahan dengan
memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara dalam pengambilan keputusan.
Dimana keputusan itu akan berdampak bagi kehidupan seluruh rakyat. Arti lainnya
adalah rakyat bertindak sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
Sebagai negara demokrasi, demokrasi Indonesia memiliki keunikan tersendiri.
demokrasi yang diadopsi di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila,
yang masih dalam pengembangan dan yang karakteristik dan karakteristiknya
mengandung interpretasi dan pandangan yang berbeda. Namun demikian, tidak dapat
dipungkiri bahwa nilainilai dasar demokrasi konstitusional cukup berlabuh dalam
konstitusi Republik Indonesia pada tahun 1945.
Sepanjang sejarah Indonesia telah mengalami dinamika ketatanegaraan dan
perubahan pada konstitusi yang dimulai dari berlakunya UUD 1945 (I), UUD RIS
1949, UUDS 1950, kembali ke UUD 1945 (II) dan akhirnya kita telah berhasil
mengamandemen UUD 1945 sebanyak empat kali. Fungsi dan peran badan penasehat
dan perwakilan rakyat sesuai dengan konstitusi Republik Indonesia pada tahun 1945,
yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD
Demokrasi tidak hanya bersifat universal, tetapi juga diakui oleh semua negara
beradab di seluruh dunia. Ini juga memiliki karakteristik masing-masing negara.
Keunikan demokrasi di masing-masing negara biasanya tergantung pada ideologi
masing-masing. Demokrasi kita tidak hanya bersifat universal, tetapi juga memiliki
karakteristik khusus yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila.
Pada dasarnya, sebuah negara dapat digambarkan sebagai negara yang
demokratis jika orang-orang di pemerintahan memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, untuk menjadi setara di hadapan
hukum dan untuk mencapai pendapatan yang memadai melalui distribusi pendapatan
yang adil.

34
DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, M. Natsir. 2017. “Perlindungan Hukum Kontrak dalam Perspektif Hukum


Kontrak Kontemporer” dalam Masalah-Masalah Hukum Jilid 46 No.1 (hlm.
55-68). Semarang: Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.

Astawa, I Putu Ari. 2017. Demokrasi Indonesia. Bali: Universitas Udayana.

Nurwardani, Paristiyanti, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan


Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Gandamana, Apiek. Tanpa Tahun. “MEMAKNAI DEMOKRASI PANCASILA”.


Artikel. Medan: Universitas Negeri Medan.

Sunarso. Tanpa Tahun. Demokrasi di Indonesia (Suatu Kajian tentang Konsep dan
Implementasinya. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Suryawati, Nany dan Ika Widiastuti. 2021. “Pematangan Demokrasi Melalui


Transformasi Demokrasi”,
http://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/AKSARA/index. Diakses pada 29 Maret
2023 pukul 22.01.

Dr. Winarno, S.Pd., M.Si.. 2017. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan.


Jakarta : PT Bumi Aksara

Fatihah Husnul, Puspa Dianti. “Pendidikan Kewarganegaraan Demokrasi”. Mata


Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) atau LMSSPADA
KEMENDIKBUD.

35

Anda mungkin juga menyukai