Monica Putri Perdana Kusuma - 211232103 - Jurnal UAS Sendiri
Monica Putri Perdana Kusuma - 211232103 - Jurnal UAS Sendiri
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui metafora tembang bahasa Jawa
dalam kesenian Rinding Gumbeng di Desa Beji, Ngawen, Gunungkidul.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian etnografi menurut James P.
Spradley dan menggunakan delapan langkah penelitian dari dua belas
langkah penelitian Spradley. Hasil penelitian menemukan bahwa syair
Gunung Gambar Wonosadi dan Mboyong Dewi Sri mencakup makna
metafora orientasional, metafora ontologis, dan metafora struktural.
Abstract
The purpose of this research is to find out the metaphor of Javanese song in
Rinding Gumbeng art in Duren Village, Ngawen, Gunungkidul. The method used
is an ethnographic research method according to James P. Spradley and uses
eight research steps from Spradley’s twelve research steps. The results of the
study found that the verses of Gunung Gambar Wonosadi and Mboyong Dewi
Sri include orientational metaphors, ontological metaphors, and structural
metaphors.
Keywords: Ecolinguistics, Rinding Gumbeng, Gunungkidul
[1]
data terdiri dari 11 lirik lagu yang metafora terdiri dari tiga elemen,
kalimat atau klausa memiliki makna yaitu topic, vehicle, dan ground. Topic
metafora Ivor Amstrong Richards. adalah objek yang dideskripsikan,
Teknik pengumpulan data dibicarakan, dikiaskan, dan
menggunakan teknik simak dan catat dilambangkan serta dibandingkan.
dan teknik analisis menggunakan Vehicle adalah kata-kata yang
analisis isi. Hasil penelitian digunakan untuk mengkiaskan topic.
ditemukan ada 44 data yang terbagi Terakhir, ground adalah relasi atau
atas 26 data metafora tenor dan hubungan persamaan antara topic
vehicle serta 18 data imaji dengan dan vehicle. Di sisi lain, metafora
rincian sebagai berikut, 6 imaji dapat digunakan dalam tembang
penglihatan, 6 imaji gerak, 3 imaji bahasa Jawa menggunakan kajian
pendengaran, dan 3 imaji intelegensi. ekolinguistik.
Penelitian terdahulu yang kedua Pengertian ekolinguistik menurut
yang ditulis oleh Ranabumi Haugen (1972) adalah studi tentang
(2018)berjudul Metafora pada Lagu interaksi bahasa tertentu dan
Nyidham Sari dan Yen Ing Tawang lingkungannya. Di sisi lain, menurut
Ono Lintang. Tujuan penelitian Stibbe (2015) ekolinguistik adalah
tersebut adalah memahami makna- kaitan antara ekologi dan bahasa
makna yang tersirat dari kedua lagu tentang bagaimana manusia
tersebut. Metode yang digunakan memperlakukan satu sama lain dana
adalah kualitatif deskriptif karena lam dipengaruhi oleh pikiran,
objek yang digunakan merupakan konsep, ide, ideology, dan pandangan
lagu yang tertuang dalam teks. Hasil yang dibentuk melalui bahasa.
penelitian ditemukan bahwa Pengertian tentang ekolinguistik
ditemukan 13 metafora dalam kedua tersebut melahirkan dua ilmu lain
lagu tersebut, yaitu 4 metafora dari ekolinguistik, yaitu ekolinguistik
nominatif, 4 metafora metaforis dan ekolinguistik
komplementatif, 4 metafora naturalistik. Pada penelitian ini
predikatif, dan 1 metafora kalimatif. terfokus kepada penelitian
Berdasarkan dua penelitian ekolinguistik naturalistik. Menurut
terdahulu mengenai metafora, maka Halliday (2001) ekolinguistik
peneliti akan melakukan analisis naturalistik adalah segala keadaan di
menggunakan teori metafora pada alam merupakan tanggung jawab
syair tembang dalam kesenian komunitas bahasa tidak hanya ahli
Rinding Gumbeng dari Desa Duren, biologi dan fisikawan.
Ngawen, Gunungkidul.
Metafora dalam sebuah teks atau B. METODE PENELITIAN
bacaan sangatlah penting terutama Kajian yang dilakukan dalam
dalam tembang bahasa Jawa. penelitian ini adalah metafora
Metafora memudahkan untuk tembang bahasa Jawa dalam
mengerti dan mengkomunikasikan kesenian Rinding Gumbeng di Desa
tentang hal-hal abstrak dan konsep Beji, Ngawen, Gunungkidul. Kajian
yang sulit (Puspita and Winingsih, diulas menggunakan metode
2018). Menurut Richard (1965), penelitian etnografi Spradley. Dalam
[3]
[6]
[7]