Anda di halaman 1dari 17

WALASUJI Volume 10, No.

2, Desember 2019:

PROPAGANDA DAN AKIBATNYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG


DI ENREKANG (1942-1945)
PROPAGANDA AND ITS CONSEQUENCES IN JAPANESE DOMAIN
IN ENREKANG (1942-1945)
Sahajuddin
Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan
Jalan Sultan Alauddin / Tala Salapang Km. 7 Makassar, 90221
Telepon (0411) 885119, 883748, Faksimile (0411) 865166
Pos-el: saj.sahajuddin@yahoo.com
Handphone: 081342630331
Diterima: 16 Juli 2018; Direvisi: 29 September 2018; Disetujui: 29 November 2019

ABSTRACT
This study reveals and explains the Japanese domain in Enrekang (1942-1945), then reflects on the
differences in Japanese domain in South Sulawesi, such as between Makassar and Enrekang and other
areas. The method used is the historical method that explains the problem based on historical perspective.
The results of the study indicate that the Japanese domain in Enrekang cannot be generally equated with
other regions due to the differences of influencing factors. The Japanese domain in Enrekang is unique.
In the first year, the Japanese domain in Enrekang still had similarities with other regions in the field of
propaganda. But in the following years, the Japanese domain in Enrekang was more emphasized on objects
of interest, for example as centers of defense and commodity of cotton and coffee. Japan increasingly acted
in Enrekang because it requires a lot of manpower and commodities for war purposes, but at the city level
was increasingly softened. In addition, there was a savage act by Japanese army which resulted in a moral
collapse and loss of sympathy from the Enrekang people to Japan.
Keywords: Propaganda, Japanese domain, bunker, hard, and Enrekang.

ABSTRAK
Kajian ini mengungkapkan dan menjelaskan tentang pendudukan Jepang di Enrekang (1942-1945),
kemudian merefleksi dengan adanya perbedaan pendudukan Jepang di Sulawesi Selatan, seperti antara
kota praja Makassar dengan Enrekang dan daerah-daerah lainnya. Metode yang digunakan adalah metode
sejarah yang menjelaskan persoalan berdasarkan perspektif sejarah. Hasil kajian menunjukkan bahwa
pendudukan Jepang di Enrekang tidak dapat disamakan secara umum dengan daerah lain karena perbedaan
faktor yang mempengaruhi. Pendudukan Jepang di Enrekang memiliki keunikan tersendiri. Pada tahun
pertama, pendudukan Jepang di Enrekang masih memiliki kesamaan dengan daerah lain berupa gencarnya
propaganda. Namun pada tahun-tahun berikutnya, pendudukan Jepang di Enrekang lebih ditekankan pada
objek kepentingan, misalnya sebagai pusat pertahanan dan pusat komoditas daerah dataran tinggi berupa
kapas dan kopi. Jepang semakin beraksi di Enrekang karena banyak membutuhkan tenaga dan komoditas
untuk kepentingan perang, tetapi di tingkat kota praja semakin melunak. Selain itu, ada tindakan biadab
tentara Jepang yang berakibat pada jatuhnya moral dan hilangnya simpati masyarakat Enrekang kepada
Jepang.
Kata Kunci: Propaganda, pendudukan Jepang, bungker, keras, dan Enrekang.

185
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 185—201

PENDAHULUAN pihak tentara Jepang dengan rakyat. Saat itu,


Pendudukan Jepang di Enrekang Jepang sangat gencar melakukan propaganda
dan Sulawesi pada umumnya dikuasai oleh dan rakyat Sulawesi Selatan masuk dalam
Pemerintahan Angkatan Laut (Kaigun) Jepang perangkat tersebut, termasuk di Enrekang.
yang dikenal dengan Minseibu yang meliputi Bahkan di Sulawesi Selatan sengaja dibuatkan
Kalimantan, Sulawesi dan Seram yang berpusat panitia penyambutan, ibarat menyambut tamu
di Makassar (Kadir. dkk., 1984: 75). Pendudukan istimewa (Barbara., 1989: 93).
di Enrekang sesungguhnya tidak terlalu jauh Penyambutan itu pula sebagai wujud
berbeda dengan pendudukan Jepang daerah keberhasilan propaganda Jepang walaupun
lain di Sulawesi Selatan. Artinya, pendudukan di Enrekang tidak ada penyambutan secara
Jepang di Sulawesi Selatan pada umumnya khusus. Propaganda Jepang sudah dilakukan
memiliki banyak persamaan. Kalau dilihat sebelum pendudukan dengan cara mendekati
dari sistem pemerintahan yang diberlakukan dan mempengaruhi golongan nasionalis dan
oleh pemerintah pendudukan Jepang, boleh para bangsawan Sulawesi Selatan. Kenyataan
dikata, hampir sama setiap daerah. Pandangan itu bukan karena daerah ini tidak memiliki
tersebut tidak cukup untuk menjelaskan setiap semangat untuk melawan pendudukan Jepang,
daerah di Sulawesi Selatan dengan jawaban melainkan sejarah mencatat bahwa daerah
yang bersifat general sebab setiap daerah ini sangat gigih melakukan perlawanan sejak
dengan etnis, sikap, lingkungan geografis abad XVII. Kendatipun demikian, Jepang
daerah dan sumber daya (sumber daya alam mampu meyakinkan golongan nasionalis dan
dan sumber daya manusia) yang berbeda akan masyarakat pada umumnya dengan slogan
mendapatkan perlakukan yang berbeda dari “Jepang-Indonesia sama” untuk mencapai
tentara pendudukan Jepang. Sebagai ilustrasi keadilan dan persemakmuran yang sama.
pembuktian adalah daerah Enrekang dengan Memang harus diakui bahwa daerah ini
daerah lain, di Enrekang banyak didirikan atau (Sulawesi Selatan) dan Indonesia Timur pada
dibangun benteng-benteng pertahanan pada umumnya secara politik kurang berkembang
masa pendudukan Jepang yang dikenal dengan pada saat Jepang masuk. Pada masa penjajahan
bangker. Sementara, daerah lain tetap ada, tetapi Belanda rakyat kurang percaya kepada sekolah
tidak sebanyak di Enrekang. Hal itu terjadi yang didirikan dan dibuka pemerintah Hindia
karena persoalan perbedaan letak wilayah dan Belanda yang berimbas pada dunia politik
geografis yang menjadikan Enrekang sebagai yang kurang berkembang. Indonesia Timur,
pusat pertahanan, serta perbedaan lainnya. khususnya Sulawesi Selatan lebih banyak
Pemahaman awal di atas membuka berkonfrontasi dengan Belanda, kecuali
cara pandang dan cara pikir kita untuk Minahasa dan Ambon, sehingga pada masa
semakin yakin bahwa peristiwa setiap daerah pendudukan Jepang masih terlihat dampaknya
pada masa pendudukan Jepang tidak bisa (Barbara. 1989: 95).
digeneralisasikan, tetapi harus dianalisis dan Hal itu tidak berarti bahwa golongan
diberi penjelasan tersendiri untuk menunjukkan nasionalis Sulawesi Selatan tidak memiliki visi
perbedaannya. Pandangan inilah yang menjadi dan misi kemerdekaan. Golongan nasionalis dan
salah satu alasan memilih tema di atas untuk rakyat Sulawesi Selatan tetap mengedepankan
dikaji sebab Enrekang memiliki peristiwa tujuan kemerdekaan dengan usaha diplomasi
yang unik pada masa pendudukan Jepang jika sebagaimana yang dilakukan oleh Nadjamuddin
dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya Daeng Malewa terhadap Jepang. Sebaliknya,
di Sulawesi Selatan. Pada awal-awal tahun Jepang mampu membaca secara kultural daerah
pertama pendudukan Jepang di Sulawesi Selatan ini yang tidak boleh didekati dengan pendekatan
tidak ada konflik-konflik yang berarti antara represif tetapi pendekatan persuasif. Itulah

186
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Propaganda aan Akibatnya pada Masa... Iwan

sebabnya propaganda digencarkan di Sulawesi awal tahun pertama banyak persamaannya di


Selatan, dan juga dibentuk dewan-dewan kota semua daerah, tahun kedua dan tahun ketiga
praja yang secara kultural dapat mendekati pendudukan tidak lagi dapat disamakan antara
kaum nasionalis atau para bangsawan. daerah yang satu dengan daerah lain. Misalnya,
Walaupun kekuasaan tidak terletak pada dewan, tahun kedua (1943) di daerah lain seperti
melainkan pada wali kota, yang pada waktu Pinrang tidak banyak mengerahkan tenaga
itu adalah seorang pejabat dari Jepang. Tetapi paksa sementara di Enrekang pengerahan tenaga
seiring berjalannya waktu, setelah Jepang paksa untuk membangun bungker-bungker
terdesak oleh Sekutu dan masih membutuhkan sangat masif. Pada 1944, daerah lain tidak ada
masyarakat lokal, maka jabatan wali kota pun pendirian sekolah militer, sementara di Enrekang
diserahkan kepada orang lokal (Barbara. 1989: ada sebagai pusat atau benteng pertahanan
96 dan 101) (Natsir. 2012: 78). Termasuk pada awal 1945,
Sulawesi Selatan merupakan salah di Makassar diangkat wali kota pertama dari
satu daerah yang sangat diperhitungkan kalangan pribumi, yaitu Nadjamuddin Daeng
dalam pergerakan nasional untuk mencapai Malewa dan bahkan Jepang sangat lunak
kemerdekaan pada masa pendudukan Jepang. memperlakukan rakyat dan kaum nasionalis
Tidak sedikit rakyat daerah ini melakukan dengan janji-janji manis, termasuk janji
perjuangan untuk melawan penjajahan, pemberian kemerdekaan Indonesia (Barbara.,
dan bukan hanya dilakukan di daerah ini, 1989: 93 dan 101). Di Enrekang semakin parah
melainkan juga mereka berjuang di Jawa. tindakan tentara Jepang untuk menindas rakyat.
Itulah sebabnya, Soekarno datang di daerah ini Pada masa-masa itu semakin terasa penderitaan
untuk melakukan konsolidasi atas perjuangan yang dialami masyarakat Enrekang.
di daerah hubungannya dengan tingkat pusat Kajian atau tulisan tentang pendudukan
(nasional). Sehingga kedatangan Soekarno Jepang di Enrekang telah dilakukan oleh
bersama Soebardjo dan Laksamana Maeda Muhammad Natsir Sitonda yang berjudul
ke Kota Makassar pada April 1945, jangan Sejarah Massenrempulu jilid 2. Pada bagian
hanya dimaknai sebagai lemahnya gerakan ketiga tulisan itu, ia menguraikan tentang
nasional di daerah ini atau jangan dimaknai pendudukan Jepang di Enrekang. Tulisan
karena terbatasnya jumlah pemimpin nasional ini telah memberikan informasi awal terkait
dalam dewan-dewan daerah dan kota praja, dengan pendudukan Jepang di Enrekang,
tetapi gerakannya lebih persuasif ketimbang tetapi informasinya masih sangat terbatas pada
konfrontasi militer. Kedatangan mereka untuk kehidupan masyarakat Enrekang pada masa itu.
membangkitkan semangat nasionalisme yang Sementara hal-hal lain yang diuraikan dalam
sesungguhnya sudah besar di daerah ini, buku ini adalah uraian-uraian yang bersifat
tetapi juga kedatangan mereka untuk mencari umum tentang pendudukan Jepang di Indonesia
dukungan masyarakat dan para tokoh dalam dan Sulawesi Selatan khususnya. Tetapi tulisan
rangkah persiapan PPKI pada 7 Agustus 1945 itu yang menjadi alasan pula untuk menggali
(Barbara., 1989: 96-97) lebih jauh informasi atau kisah dari peristiwa
Peristiwa yang terjadi di Kota Makassar pendudukan Jepang di Enrekang. Sebab
dan di daerah Enrekang pada masa itu sangat di daerah ini banyak mengungkap tentang
berbeda situasinya. Hal itu dapat dipahami propaganda Jepang selama berkuasa. Termasuk
karena di Kota Makassar dilakukan dengan masalah perlakuan biadab tentara Jepang
pendekatan terhadap tokoh-tokoh yang dapat terhadap perempuan di Enrekang, yang dalam
mempengaruhi masyarakat. Di daerah Enrekang tulisan Natsir tidak disinggung.
lebih kepada pemenuhan kebutuhan Jepang Sebelum Jepang datang ke Indonesia
dari segi ekonomi ketimbang politis. Kalau sebagai penjajah, Jepang telah melakukan

187
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 185—201

serangkaian usaha-usaha untuk menarik tidak membicarakan pendudukan Jepang di


simpati orang Indonesia. Salah satu kajian Enrekang, tetapi tulisan itu menginspirasi
dalam bentuk skripsi menguraikan bahwa para pentingnya kajian ini dilakukan di Enrekang.
tokoh pergerakan Indonesia pernah diundang Pendudukan Jepang di Enrekang dapat
ke Jepang, baik pergerakan nasional maupun dianggap cukup berhasil, baik masalah
pergerakan Islam. Sebaliknya, bahwa pada propagandanya pada saat Jepang masuk,
masa pergerakan nasional, banyak orang Jepang maupun masalah kebijakannya dalam
mencari nafkah di Hindia Belanda (Indonesia) berbagai bidang, termasuk penetrasinya
sebagai pedagang, mereka dikenal sebagai yang menyebabkan rakyat tidak melakukan
tuan-tuan toko. Sikap mereka terhadap orang- perlawanan. Namun sebaliknya, masyarakat
orang Indonesia sangat ramah sehingga mereka Enrekang menyisahkan berbagai macam
mendapat simpati dari masyarakat. Orang-orang dampak ekonomi, sosial-budaya, dan termasuk
Jepang juga banyak datang pada masa depresi politik pemerintahan. Dampak ekonomi
ekonomi tahun 1929, bahkan jauh kebelakang, menjadi tergerus produktivitasnya karena
khususnya pada abad XVII di Batavia sudah para penduduk tidak berani bertani. Banyak
terdapat 30 orang Jepang yang terlibat dalam di antara mereka menyerahkan tenaganya ke
perniagaan bahari (Widiatmoko. 2010:4 dan pemerintah pendudukan Jepang ketimbang
38). Kemudian hal senada juga diuraikan dalam kepentingan keluarganya karena takut disiksa.
kajian Edward L. Poelinggomang bahwa di Sementara dampak sosial-budayanya lebih
Sulawesi Selatan juga telah banyak orang-orang kepada dekadensi hubungan sosial karena
Jepang sebelum pendudukan yang berprofesi aktivitas sosial-budaya sangat dibatasi,
sebagai tuan toko, dan sangat baik memberikan walaupun pada awal-awal keberadaan Jepang
pelayanan kepada masyarakat. Bahkan, setelah bersifat persuasif, memasuki tahun kedua sudah
pendudukan Jepang di Indonesia pada umum- represif. Demikian juga, yang terkait dengan
nya dan Sulawesi Selatan khususnya, banyak persoalan politik menjadi mandul karena
yang mensinyalir bahwa para tuan-tuan politik lokal tidak diberi ruang gerak sesuai
toko itu adalah bagian dari strategi intelejen dengan sistem pemerintahan daerahnya. Hal
pemerintah Jepang untuk menarik simpati itulah yang kami anggap penting untuk dikaji
rakyat (Poelinggomang, dkk. 2005:85). dan dijelaskan, seperti apa dan bagaimana
Tulisan-tulisan yang ada di tempat lain pendudukan Jepang di Enrekang. Pada bagian
hanya menyinggung secara sepintas mengenai pembahasan kajian ini akan diuraikan tentang
pendudukan Jepang di Enrekang. Tulisan yang propaganda Jepang yang menyebabkan mereka
dimaksud dan menginspirasi kajian ini adalah sangat mudah diterima oleh masyarakat
Barbara Sillars Harvey tentang Pemberontakan Enrekang, walaupun propaganda itu diikuti
Kahar Muzakkar dari Tradisi ke DI/TII. tindakan represif; kebijakan dan tindakan
Pada bagian ketiga tulisan ini, menguraikan Jepang dalam banyak hal sebagai cara untuk
Pendudukan Jepang di Sulawesi Selatan; mempertahankan diri serta akibat pendududkan
Harun Kadir, dkk. tentang Sejarah Perjuangan dan sikap masyarakat.
Kemerdekaan Indonesia di Sulawesi Selatan
(1945-1950). Pada bab 3 tulisan ini, juga METODE
menguraikan tentang Pendudukan Jepang di Mengungkapkan dan menjelaskan masa
Sulawesi Selatan; termasuk tulisan Edward L. pendudukan Jepang di Enrekang, kajian ini
Poelinggomang, dkk. Tentang Sejarah Sulawesi mempergunakan metode studi pustaka dan
Selatan Jilid 2. Pada bab 5 dan 6 tulisan ini studi lapangan melalui wawancara. Adapun
menguraikan tentang pendudukan Jepang langkah-langkah penelitian sejarah pada
di Sulawesi Selatan. Semua tulisan tersebut umumnya (Cottschalk, 1985:27) adalah:

188
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Propaganda aan Akibatnya pada Masa... Iwan

heuristik, yaitu mencari dan mengumpulkan Jepang membentuk suatu departemen


data-data atau sumber-sumber yang berkaitan propaganda yang disebut Sendembu
dengan pendudukan Jepang di Indonesia (Departemen Propaganda) yang memiliki
pada umumnya dan Enrekang khususnya. tugas dan fungsi untuk mempengaruhi dan
Proses heuristik di lapangan sangat terbatas meyakinkan rakyat Indonesia (Widiatmoko.
mendapatkan informan yang sezaman dengan 2010:7). Menjelang kedatangan pendudukan
pendudukan Jepang; kritik sumber, artinya Jepang, departemen ini juga memanfaatkan
bahwa tidak semua sumber yang berkaitan ramalan Jayabaya yang mengisukan akan
dengan objek penelitian akan dipergunakan datangnya juru selamat berkulit kuning.
sebagai data analisis, tetapi diseleksi melalui Apalagi masyarakat Sulawesi Selatan sejak To
kritik sumber; interpretasi. Interpretasi dalam Manurung abad abad XIII banyak yang percaya
kajian ini, lebih kepada penjelasan dan analisa terhadap mesianisme. Setelah kemenangan
sumber oleh penulis, khususnya menjelaskan tentara Jepang terhadap pangkalan Angkatan
hasil olahan data FGD; dan historiografi, sering Laut Amerika Serikat yang terbesar di Pasifik,
diartikan sejarah penulisan sejarah secara luas yaitu di Pearl Harbour, Philipina, semakin
sebagai suatu kesatuan dari proses rekonstruksi meyakinkan orang Indonesia bahwa ramalan
(Kartodirdjo, 1985: 9). Jayabaya itu telah datang, dan yang dimaksud
berkulit kuning adalah Jepang. Setelah
PEMBAHASAN Jepang masuk di Indonesia, dikeluarkan lagi
Masuknya Jepang dan Reaksi Masyarakat propaganda dengan motto baru “Persatuan
Enrekang Asia” serta membakar semangat rakyat untuk
melakukan perlawanan dan menanamkan anti
Keberadaan orang Jepang di Indonesia Barat. Selain itu mendirikan organisasi tiga
pada masa Hindia Belanda memperlihatkan “A”, yang terkenal dengan somboyan “Nippon
keseriusan Jepang untuk menguasai Indoneisa Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan
sebagai negara yang sangat kaya. Hipotesa Nippon Pemimpin Asia (baca Poelinggomang,
itu tidaklah berlebihan, karena arus emigran dkk. 2005:82-87).
Jepang semakin meningkat dari abad ke abad. Keberadaan (pendudukan) Jepang di
Kalau abad XVII hanya mencapai 30 orang, Indonesia menjadi alasan kuat untuk menguasai
memasuki abad XX telah mencapai ribuan dan menduduki pangkalan militer terbesar
orang. Emigran Jepang memang meningkat Amerika Serikat di Pasifik, yaitu Pearl Harbour,
tajam ke Hindia Belanda pada awal abad Philipina dengan beberapa pertimbangan:
XX, golombang kedatangan terbagi dua fase: pertama, Indonesia sangat kaya akan bahan
pertama, terjadi pada awal pemerintahan Meiji mentah seperti minyak bumi, batu bara, dan
(tahun 1868) sampai akhir tahun 1910-an, lain-lain; kedua, Indonesia kaya akan hasil
porstitusi merupakan mayoritas kegiatan orang pertanian dan perkebunan seperti karet, beras,
Jepang, terutama ke Jawa; fase kedua, awal kapas, jagung, rempah-rempah yang sangat
tahun 1910-an sampai 1930-an yang mayoritas dibutuhkan pemerintah militer Jepang dalam
kegiatan orang Jepang adalah pemilik toko. peperangan dan; ketiga, Indonesia memiliki
Emigran ini meningkat terus, tercatat bulan tenaga manusia yang banyak jumlahnya
November 1920 jumlah emigran Jepang di dan murah harganya, bahkan tidak dibayar
Hindia Belanda sudah mencapai 4.148 orang untuk dipergunakan dalam banyak keperluan,
dan menjadi 6.600 orang pada tahun 1939 termasuk membantu melancarkan perang
(Widiatmoko. 2010:40) untuk memenangkan perang Asia Timur
Terkait dengan strategi pemerintah Raya. Sementara Jepang, wilayahnya sangat
pendudukan Jepang di Indonesia, pemerintah sempit dan bergunung-gunung yang kurang

189
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 185—201

cocok dengan lahan pertanian. Demikian pula, Jepang dengan golongan nasionalis Sulawesi
persoalan demografi Jepang pasca politik Selatan sudah ada pembicaraan sebelumnya.
isolasinya mengalami pertambahan penduduk Akan tetapi Belanda tidak berani melakukan
yang berimbas pada emigrasi sebagai jalan perlawanan secara prontal karena rakyat
keluarnya dan militerisme sebagai pemberi Sulawesi Selatan berada di pihak Jepang.
jalan (Poelinggomang. dkk. 2005:82) Yang menjadi ketua panitia pada waktu itu
Sebelum Jepang menduduki Indonesia, adalah Nadjamoeddin Daeng Malewa. Ia
Jepang telah mengirim utusan kepada pernah menjadi anggota partai Parindra dan
pemerintah Hindia Belanda pada awal juga pendiri partai Persatuan Selebes Selatan.
1941. Nota yang dibawa oleh Kobayashi Ia dipercaya oleh Jepang karena dianggap
(utusan Jepang) dari pemerintah Jepang bersikap kooperatif kepada orang Jepang tetapi
berisi permohonan agar pihak Jepang diberi lembaga ini dibuburkan dan diganti dengan
fasilitas-fsilitas terutama (1) mengizinkan Departemen Pemerintahan Sipil Angkatan Laut
emigran Jepang ke Kalimantan, Sumatera, dan pada 10 Maret 1942 (Barbara., 1989: 93)
Kepulauan Nusatenggara; (2) memberikan izin Menguasai Sulawesi Selatan dan
kepada pihak Jepang konsesi untuk membuka Indonesia pada umumnya, Jepang terlebih
jalan-jalan kereta api, pelabuhan-pelabuhan dahulu menginfasi dan menguasai daerah-
yang penting, serta mendirikan perusahaan- daerah yang dianggap vital secara ekonomi dan
perusahaan. Namun, permohonan Jepang politik. Secara ekonomi khususnya sumber daya
itu ditolak oleh pemerintah Hindia Belanda alam, negara Jepang sangat terbatas, namun
(Poelinggomang. dkk. 2005:83). Adanya yang ada adalah teknologi dan produktivitasnya,
utusan Jepang tersebut, menunjukkan bahwa sehingga membutuhkan bahan baku dan pangsa
Jepang sudah mempersiapkan diri dan telah pasar. Untuk dapat memenuhi harapan itu,
meyakini kemampuan kekuatan dirinya dengan Indonesia paling memenuhi syarat di kawasan
kekuatan pemerintah Hindia Belanda. Dapat Asia Tenggara. Itulah sebabnya, permulaan
juga dipahami bahwa isi nota tersebut semakin tahun 1942, tentara Jepang mulai bergerak
memperjelas bahwa Jepang punya ambisi untuk kearah Selatan setelah menguasai Pearl Harbour
melakukan migrasi ke Indonesia yang sudah dan berusaha menduduki wilayah Hindia
berlangsung sejak lama. Kemudian migrasi itu Belanda (Indonesia). Salah satu wilayah yang
telah mengembang tugas kenegaraan sebagai diincar oleh Jepang adalah Pulau Kalimantan.
propaganda. Propaganda itu dianggap sangat Tanggal 10 Januari 1942, tentara Jepang
berhasil di Sulawesi Selatan sebelum masa telah berhasil menduduki Tarakan (Kalimantan
pendudukan Jepang, sehingga pada saat Jepang Timur) dan berhasil memaksa pihak Belanda
telah berkuasa, Jepang tidak terlalu gencar lagi untuk menyerahkan kekuasaannya pada 13
melakukan propaganda di Sulawesi Selatan Januari 1942. Hanya dalam tempo kurang lebih
dibandingkan di Jawa (Barbara. 1989: 98) satu bulan seluruh Kalimantan berhasil dikuasai.
Keberhasilan propagandan Jepang Jadi, tercatat sejak 10 Januari sampai 10 Februari
di Sulawesi Selatan juga ditunjukkan oleh 1942 wilayah Kalimantan dan sekitarnya dapat
golongan nasionalis. Kaum nasionalis di daerah direbut. Wilayah ini sangat dibutuhkan oleh
ini malah membentuk suatu panitia untuk Jepang untuk memenuhi kebutuhan minyaknya
menyambut pasukan Jepang yang bertajuk dalam Perang Pasifik dan Perang Dunia II.
Panitia Keamanan Umum (Chian Iji Kai). Selain keperluan perang, Jepang membutuhkan
Tujuan panitia penyambutan ini adalah untuk bahan baku untuk industrinya. Kalimantan
memelihara ketertiban dan mengganti para pada masa Hindia Belanda tercatat sebagai
pejabat Belanda yang ditawan oleh Jepang. Hal daerah penghasil minyak kedua setelah Riau
ini juga menandakan bahwa memang antara

190
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Propaganda aan Akibatnya pada Masa... Iwan

dan Palembang di Indonesia (Kartodirdjo, dkk. muat barang dan pasukan. Untuk dapat
1977; Barbara. 1989:95). menguasai Sulawesi Selatan, khususnya pusat
Sementara Sulawesi pada umumnya dan pemerintahan Hindia Belanda di Kota Makassar,
khususnya Sulawesi Selatan juga diinfasi oleh Jepang memiliki perhitungan tersendiri dari
Jepang dalam waktu hampir bersamaan dengan segi keamanan pasukannya (Ricklesf. 1995:
penyerangan ke Kalimantan dengan pasukan 187).
yang berbeda. Untuk menduduki Sulawesi Jepang tidak lansung menduduki Kota
Selatan, tentara Jepang mulai menyusup dari Makassar, tetapi terlebih dahulu menguasai
utara dan bergerak ke arah selatan, Kota Manado Sinjai karena pasukan Angkatan Laut Jepang
yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi menilai Sinjai yang paling aman untuk
pada 11 Januari 1942 berhasil dikuasai (Kadir. mendaratkan pasukan dibanding dengan
dkk. 1984: 69). Sulawesi Utara ini berbatasan pelabuhan lain, termasuk Bajoe, Bone.
langsung dengan negara Philipina sebagai pusat Langkah yang diambil oleh Jepang ini,
pertahanan Angkatan Laut Sekutu (Amerika bukanlah langkah yang baru muncul atau
Serikat) Pearl Harbour yang berhasil diporak- kebijakan yang secara tiba-tiba, tetapi Jepang
porandakan oleh pasukan Jepang. Jadi untuk sudah lama melakukan pemantauan. Demikian
menguasai Sulawesi, dianggap wajar jika pula ketika TentaraAngkatan Laut Jepang
memulai dari sebelah utara, kemudian bergerak berhasil menguasai Sinjai pada 9 Februari
ke selatan, yaitu Kendari. Kendari juga menjadi 1942, dan sehari kemudian barulah Kota
sasaran infasi Jepang karena Kendari dianggap Makassar menjadi sasaran. Lagi-lagi Jepang
dapat mengancam kedudukan pasukan Jepang masih sangat hati-hati untuk tidak langsung
jika dibiarkan, di sekitar bandara Kendari ini menginfasi Kota Makassar pada 10 Februari
ada pangkalan militer Belanda dan Amerika 1942. Akan tetapi terlebih dahulu Angkatan
Serikat (Natsir. 2012: 66-67). Bandara inilah Laut Jepang didaratkan di Barombong. Dari
yang menjadi sasaran Jepang dan berhasil sanalah, mereka secara cepat menduduki Kota
dikuasai pada 24 Januari 1942. Makassar untuk tidak memberi kesempatan
Setelah Jepang menguasai Kendari, pasukan Belanda mempersiapkan diri. Lagi
Jepang terus bergerak ke selatan, yaitu pula jarak antara Barombong dengan Kota
Sulawesi Selatan. Sesungguhnya Sulawesi Makassar hanya kurang lebih 10 km sebelah
Selatan yang paling vital untuk dikuasai, Selatan Kota Makassar.
tetapi Jepang tidak mungkin melakukan itu Setelah Jepang berhasil menduduki
tanpa menguasai daerah-daerah di sekitarnya Kota Makassar, di kota ini hanya ada sedikit
terlebih dahulu. Penguasaan Sulawesi Selatan perlawanan terhadap pendaratan Jepang, baik
untuk kepentingan ekonomi Jepang, tidaklah dari pihak garnisun militer Belanda maupun
terlalu menjanjikan dibanding dengan Pulau penduduk setempat (Barbara. 1989: 92).
Kalimantan. Akan tetapi Sulawesi Selatan ini Malahan, penduduk dan kaum nasionalis kota
secara geografis yang dianggap paling strategis ini memberikan penyambutan yang meriah
untuk wilayah Indonesia Timur. Sulawesi kepada tentara Jepang dengan membentuk
Selatan juga memiliki sarana dan prasarana kepanitiaan secara khusus. Adanya kerja sama
yang lebih lengkap jika dibandingkan daerah antara golongan nasionalis dengan pihak
lain di Indonesia Timur pada umumnya. Selain Jepang yang menyebabkan Belanda tidak
itu, di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kota melakukan perlawanan. Kemudian setelah
Makassar sebagai kota pelabuhan transito dunia menguasai Kota Makassar, pasukan Jepang
sejak masa kerajaan abad XVII yang masih mendesak pihak Belanda untuk menyerahkan
eksis sampai saat itu. Sehingga pelabuhan ini kekuasaannya sambil menyerang pusat-pusat
sangat dibutuhkan oleh Jepang untuk bongkar pertahanan Belanda yang berada di daerah-

191
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 185—201

daerah. Walaupun terjadi perlawanan dari dengan data-data pustaka yang diperoleh,
Belanda, usaha perlawanan yang dilancarkan dapat dikatakan bahwa Enrekang sangat wajar
oleh pihak Belanda tidak ada manfaatnya. dijadikan sebagai benteng pertahanan dengan
Pasukan Belanda semakin terdesak sampai beberapa alasan menurut penulis yang diolah
jantung pertahanan Belanda di Maros, tetapi dari hasil FGD. Alasan pertama dilihat pada
itu pun sangat gampang dikuasai oleh Jepang. letak geografis Enrekang yang berada di daerah
Bahkan Belanda semakin terdesak hingga perbukitan, dan lingkungan sekitarnya adalah
pada pertahanan terakhirnya di Enrekang. Di gunung, hutan, tebing,juran yang dalam, dan
mana pihak Belanda terpaksa menyerah kalah pengairan sungai; Alasan kedua dapat dilihat
(Poelinggomang, dkk. 2005:83; Sritimuryati. dari segi produktifitas Enrekang pada masa
2013: 41; Natsir. 2012: 68). Akibatnya seluruh kerajaan, Enrekang memiliki sumber daya alam
Sulawesi Selatan dapat diduduki dan dikuasai pegunungan yang menghasilkan kapas, merica,
oleh pihak Angkatan Laut Jepang. kopi dan lain-lain yang juga dibutuhkan oleh
Khusus daerah Enrekang, tentara pihak penjajah pada masa itu; Ketiga adalah dari
Jepang pertama mendarat pada Februari segi geopolitik Enrekang memiliki hubungan
1942, setelah Jepang dapat merebut benteng secara kewilayahan dengan kerajaan lain yang
pertahanan Belanda yang berada di Kampung ada di sekitarnya, seperti Kerajaan Luwu, Toraja,
Kotu, Mendatte dan Bambapuang, tentara Sidenreng Rappang, Sawitto dan lain-lain; dan
Jepang kembali lagi ke Makassar (Dian. 1991: alasan keempat, terkait dengan sosiokultural
30). Kemudian pada akhir 1942, datanglah Enrekang yang dalam sejarahnya tidak terlalu
kembali tentara Jepang di daerah ini di bawah mempersoalkan kehadiran kerajaan-kerajaan
pimpinan Tapio Kokuda (Sritimuryati. 2013: lain maupun bangsa asing yang ada di daerahnya
41). Kedatangan tentara Jepang tersebut, sepanjang tidak mengintervensi kepribadian
seperti halnya di daerah-daerah lain di orang Massenrenpulu (Hasil olahan data FGD,
Sulawesi Selatan, umumnya disambut baik 14 Agustus 2018).
oleh masyarakat, tidak terkecuali masyarakat
di daerah Enrekang. Sambutan yang baik itu Kebijakan dan Tindakan Jepang
dilatarbelakangi oleh anggapan masyarakat Keberhasilan propagandan
bahwa tentara Jepang sebagai penyelamat bagi Jepang dapat dilihat dengan tidak adanya
mereka dari penjajahan Belanda. perlawanan terhadap tentara Pendudukan
Masa Pendudukan Jepang di Sulawesi Jepang sejak awal kedatangannya, walaupun
Selatan, dan Enrekang sebagai salah satu propaganda tidak hanya terjadi di Enrekang,
daerah yang harus dikuasai dengan beberapa tetapi di Enrekang pada masa itu tidak ada
pertimbangan. Pertimbangan utama adalah perlawanan. Keadaan itu tidak muncul begitu
menjadikan Enrekang sebagai benteng saja, tetapi dipastikan ada alasan-alasan
pertahanan sebagaimana pada masa Hindia sebelumnya, yaitu propaganda dan pendekatan-
Belanda. Setelah penulis melakukan penelitian pendekatan yang dilakukan oleh Jepang melalui
secara singkat, kemudian mengunjungi tuan-tuan toko. Jepang berhasil mendekati kaum
wilayah Enrekang, khususnya daerah-daerah nasionalis dan sebagian para bangsawan, itulah
yang dijadikan benteng pertahanan, seperti di sebabnya golongan nasionalis membentuk
Kampung Kotu, Mendatte, dan Bambapuang, kepanitiaan penyambutan tentara Pendudukan
termasuk Anggeraja, daerah-daerah ini Jepang sebagaimana disebutkan di atas.
memiliki banyak bangker-bangker yang dibuat Adanya kepanitiaan penyambutan, susah untuk
pada masa Pendudukan Jepang. Kemudian tidak mengakui propaganda Jepang berhasil
melakukan wawancara dengan beberapa tokoh sejak awal kedatangnya di Sulawesi Selatan
masyarakat selama penelitian, lalu dihubungkan sebagaimana pernyataan Barbara Sillars Harvey

192
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Propaganda aan Akibatnya pada Masa... Iwan

bahwa tidak ada propaganda di Sulawesi Selatan pemerintahan Jepang di daerah Enrekang,
(Barbara. 1989:92-95). Tahun-tahun pertama semua kegiatan-kegiatan pemerintahan Belan-
Pendudukan Jepang di daerah Enrekang, tentara da tidak mengalami perubahan tatanan dalam
Jepang terus-menerus melancarkan propaganda masyarakat. Juga tidak ada pergantian pejabat
tentang maksud-maksud baik pemerintah pada tahun pertama pendudukan Jepang di
Jepang untuk kemakmuran bersama di Asia Enrekang, sehingga pejabat-pejabat lokal
Timur Raya, dengan suatu slogan“Nippon- yang dipakai pada masa pemerintahan Hindia
Indonesia sama-sama”.Tentara Jepang berusaha Belanda tetap menjalankan tugasnya pada
menarik simpati masyarakat Enrekang. Tentara masa pemerintahan Jepang. Demikian juga
Jepang berperilaku baik dan bersikap akrab pengibaran bendera kebangsaan Indonesia
kepada semua orang yang mereka temui. Merah Putih diizinkan dikibarkan bersamaan
Mereka sengaja berperilaku seperti itu, mereka dengan bendara nasional Jepang. Termasuk
juga berusaha agar dapat memperhatikan dan lagu Indonesia Raya dinyanyikan bersama
mengamati masyarakat Enrekang secara dekat, dengan lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”
termasuk sosial budaya dan ekonominya. sehingga betul-betul sangat percaya bahwa
Setelah mengamati dan memahami masyarakat Jepang ingin memerdekan Indonesia dengan
Enrekang, Jepang mengambil suatu kesimpulan slogan “Indonesia-Jepang sama-sama” (Hasil
bahwa masyarakatnya masih berada dalam olahan data FGD, 14 Agustus 2018).
suasana kemiskinan yang diwariskan dari Sikap baik Jepang itu diikuti oleh
pemerintahan Hindia Belanda (Hasil olahan kebijakan-kebijakan yang bersifat umum
data FGD, 14 Agustus 2018). secara nasional dengan mengeluarkan undang-
Jepang melihat keadaan penduduk yang undang yang mengatur kehidupan sosial politik
miskin dan jarang menikmati makanan mewah Indonesia. Kebijakan itu mulai dilakukan sejak
berdasarkan ukuran setempat. Terlebih lagi, ditandatangani Kapitulasi Kalijati pada 8 Maret
masyarakat yang berada di daerah pegunungan 1942, antara pemerintah Hindia Belanda yang
yang kurang produktif akibat penjajahan diwakili oleh Letnan Jenderal H. Ter Poorten dan
Belanda (sengaja menyalahkan Belanda). pemerintah Kekaisaran Jepang yang diwakili
Keadaan yang sangat miskin itu, Jepang dengan oleh Jenderal Hitoshi Imamura (Djoened.
cepat berusaha mengambil hati masyarakat dkk. 1990: 5). Pada saat itulah pemerintah
Enrekang dengan cara membagi-bagikan Hindia Belanda secara resmi menyerah tanpa
makanan, diantaranya gula pasir, susu, sabun, syarat kepada pemerintah pendudukan Jepang.
dan lain sebagainya (Sritimuryati. 2013: 41). Akibat kekalahan pemerintah Hindia Belanda
Menurut pengakuan beberapa orang dalam itu, secara resmi pula pemerintah Kekaisaran
FGD, bahwa pada masa itu, makanan-makanan Jepang mengusai Indonesia. Wilayah Indonesia
tersebut di atas tidak pernah dinikmati oleh dibagi dalam tiga wilayah pemerintahan, yaitu:
atau dipakai masyarakat setempat pada masa (1) Jawa dan Madura berada dalam pengawasan
pemerintahan Hindia Belanda sehingga kekuasaan pemerintah Bala Tentara Jepang ke-
tindakan dan sikap Jepang itu mengundang 16 yang berkedudukan di Jakarta; (2) Sumatera
decap kagum masyarakat.Tidak sedikit anggota berada dalam pengawasan pemerintahan Bala
masyarakat datang hanya mengucapkan terima Tentara Jepang ke-25 yang berkedudukan di
kasih kepada pemerintah pendudukan Jepang Bukit Tinggi; dan (3) Kepulauan-kepulauan
(Hasil olahan data FGD, 14 Agustus 2018). lain di Indonesia, berada dalam pemerintahan
Selain masalah makanan yang dipakai Angkatan Laut (Kaigun) Jepang yang
untuk menarik simpati masyarakat Enrekang, berkedudukan di Makassar (Soejiti. 1982: 108).
Jepang juga mampu menyakinkan masyarakat Pemerintah pendudukan Jepang dengan cepat
dalam bidang politik pemerintahan. Pada masa mengambil langkah-langkah strategis setelah

193
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 185—201

mengeluarkan UU No.I pada 7 Maret 1942 yang (Jepang) di bawah Bunken Enrekang. Sejak awal
terdiri atas enam pasal. Pendudukan Jepang tahun pertama berkuasa, masyarakat Enrekang
dilaksanakan oleh kepala staf yang disebut tetap diberi wewenang untuk memerintah
Guenseikan dengan membawahi departemen- dalam urusan keagamaan, tentara Jepang tidak
departemen (bu) yang terdiri atas Somubu mencampurinya, kecuali dalam urusan ekonomi.
(Departemen Urusan Umum), Naimubu (Depar- Hal ini dilakukan oleh tentara Jepang agar dapat
temen Dalam Negeri), Sangyobu (Departemen bertahan sampai yang mereka cita-citakan
Perekonomian), Zeimubu (Departemen Ke- dapat tercapai. Bahkan, pihak Jepang pada
uangan), Shidobu (Departemen Kehakiman, waktu terdesak pasukannya pun masih berusaha
Keimubu (Departemen Kopolisian), Kotsubu menarik simpati rakyat. Misalnya, dalam bidang
(Departemen Lalu Lintas), dan Sendembuatau keagamaan, Jepang mendatangkan orang Jepang
Departemen Propaganda(Widiatmoko. 2010:2) yang seagama seperti Haji Umar Faisal, Pendeta
Kalau diperhatikan secara seksama isi Undang- Miahira untuk Protestan dan Katolik adalah
Undang No.I Jepang yang dikeluarkan pada 7 Aloysius Ogihara ke Sulawesi Selatan (Kadir.
Maret 1942 memang terlihat baik. Pasal satu dkk. 1984: 77)
membicarakan perbaikan nasib rakyat, baik Seiring dengan perkembangan waktu,
Nippon maupun Indonesia secara bersama- sistem pemerintahan Pendudukan Jepang juga
sama; pasal 2 pemerintah Bala Tentara Jepang mengalami perubahan. Demikian juga strategi
memegang kekuasaan tertinggi; pasal 3 semua propaganda dan pengaruh Jepang mengalami
badan-badan pemerintahan dan kekuasaan tetap perubahan sesuai dengan kebutuhan Jepang.
diakui sah; pasal 4 terdiri dari 4 ayat pertama, Memasuki tahun kedua, pendudukan Jepang
semua pegawai harus menuruti perintah Bala berusaha untuk tetap mendapat dukungan
Tentara Nippon dan pembesar pemerintahan, dari rakyat Indonesia, tetapi pada sisi lain
ayat dua, Bala Tentara Nippon akan menghormati kepentingan Jepang tetap yang diutamakan.
kedudukan dan kekuasaan pegawai, termasuk Sebagai contoh, pada pertengahan 1943,
harta bendanya dan agamanya, ayat tiga, Jepang sudah mulai terdesak oleh serangan
harus mempercayai Bala Tentara Nippon, ayat dari Sekutu di Asia Tenggara. Untuk menarik
keempat, barang siapa yang melanggar dan simpati rakyat, pemerintah pendudukan Jepang
menghalang-halangi pekerjaan militer akan memberikan janji kemerdekaan untuk Indonesia
ditindak berdasarkan hukum militer; pasal 5, dikemudian hari. Pernyataan itu disampaikan
uang Nippon yang dipakai sebagai rupiah; pasal oleh Perdana Menteri Jepang, Tojo di lapangan
6, UU mulai berlaku semanjak diumumkan Ikada pada 7 Juli 1943 sebagai keputusan sidang
(Kadir. dkk. 1984: 71- 72) Parlemen Jepang (Teikoku Gikai) yang ke-82.
Sementara itu, daerah Sulawesi Selatan Juga mengajak rakyat Indonesia mengambil
pada masa pendudukan Jepang dibagi menjadi bagian dalam pemerintahan. Untuk Sulawesi
enam wilayah administrasi yang dikenal dengan Selatan, beberapa bulan kemudian dibentuk
term bahasa Jepang, yaitu Kenkanrikan(Kadir. Badan Pertimbangan Keresidenan, yaitu pada
dkk. 1984: 76; Peolinggomang. dkk. 2005: awal 1944 yang beranggotakan 15 orang. 12
90-91). Berdasarkan pembagian wilayah yang orang bangsawan dan 3 anggota kehormatan,
dimaksud tersebut, Daerah Enrekang masuk ke yaitu 3 kerajaan besar, yakni Kerajaan Gowa,
dalam Kenkanrikan Pare-Pare. Jadi, pada masa Luwu, dan Kerajaan Bone (Kadir. dkk. 1984:
Pendudukan Jepang di daerah Enrekang di 80).Untuk meyakinkan rakyat Indonesia,
bidang pemerintahan yang sebelumnya dipegang pengumuman pemberian janji kemerdekaan
oleh Belanda tidak mengalami perubahan dan itu dan propaganda lainnya dilakukan melalui
tetap dipakai, kecuali namanya yang diubah radio bahwa Jepang adalah pembela Asia,
yakni dari Landschap (Belanda) menjadi Soetjoo Jepang merasa berkewajiban memerdekakan

194
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Propaganda aan Akibatnya pada Masa... Iwan

Asia dari penindasan dan penjajahan bangsa- Enrekang. Para pemuda di dalam menjalankan
bangsa kulit putih, yakni Inggris, Amerika, dan pendidikannya selain mendapat latihan
Belanda (Kadir. dkk. 1984: 71) kemiliteran, juga dipompakan semangatnya
Sementara di Enrekang memasuki 1943, anti Inggris dan anti Amerika Serikat lewat
Jepang sangat gencar melakukan pembangunan nyanyian-nyanyian: “Awas Inggris dan Amerika,
bungker-bungker untuk pertahanan pasukan mereka musuh bagi Asia; sehingga Inggris harus
Jepang dengan mengerahkan tenaga paksa yang dilinggis, dan Amerika Serikat harus disetrika”.
ada di Enrekang. Secara singkat dapat dipahami Sekolah-sekolah militer yang didirikan oleh
di sekitar bungker-bungker pertahanan tentara Jepang di Carruk, daerah Enrekang, tidak
dilakukan pelatihan militer yang melibatkan hanya pemuda yang berasal dari Enrekang, tetapi
masyarakat setempat. Pengerahan tenaga juga dapat diikuti oleh utusan-utusan dari: Luwu,
paksa, mengerjakan lahan-lahan pertanian Toraja, Sidrap dan Pare-Pare. Setelah mereka
untuk memenuhi kebutuhan para penjajah tamat dari pendidikan ini, mereka harus kembali
(pendudukan Jepang), khususnya penanaman ke daerahnya masing-masing untuk mengikuti
kapas (Manta, wawancara, 12 Agustus 2018). kegiatan tentara Jepang yang ada di daerah
Pada 1944, tentara Jepang mendirikan sekolah tersebut. Adapun hasil atau tamatan dari sekolah
militer di Anggeraja daerah Enrekang, yaitu latihan militer di Carruk, Enrekang adalah Uwak
di Kampung Carruk kurang lebih 18 km dari Gading, Uwak Tapak, Ambe Teppo, Pung Senga,
ibukota Kabupaten Enrekang. Pendirian sekolah Matta dan sebagainya. Kemudian nama-nama
militer ini karena Jepang semakin terdesak oleh tersebut menjadi pejuang revolusi kemerdekaan
pasukan Sekutu, sementara pasukan Jepang Indonesia nantinya, khususnya untuk wilayah
sangat terbatas untuk menghadapi gempuran Enrekang dan Sulawesi Selatan pada umumnya
tentara Sekutu yang semakin mendekat masuk (Natsir. 2012: 77).
ke Indonesia. Jadi, tujuan sekolah militer ini Perubahan lain yang dilakukan oleh
adalah untuk menggembleng pemuda-pemuda pendudukan Jepang adalah perubahan slogan
Enrekang dalam rangka menghadapi tekanan- propagandanya. Salah satu slogan yang dimaksud
tekanan musuh Jepang, yaitu pasukan Sekutu. adalah “Nippon-Indonesia sama” diubah menjadi
Murid-murid sekolah ini terdiri atas pemuda- “Nippon saudara tua, dan Indonesia saudara
pemuda yang berusia 15 tahun ke atas, juga muda”. Saudara tua wajib membimbing yang
diikutkan dalam barisan Seinendan (latihan masih muda. Karena itu, rakyat Indonesia harus
pertahanan rakyat), sedangkan yang berumur merasa satu keluarga dengan Jepang (Kadir. dkk.
14 tahun ke bawah ikut dalam barisan Seinenku 1984: 73,76,77). Perubahan itu dapat dimaknai
Rencho. Barisan pertahanan rakyat lainnya yang sebagai langkah strategi Jepang yang bermakna
dibentuk oleh pasukan tentara Jepang adalah ganda, pertama bahwa Jepang harus dianggap
Keibodan, yaitu barisan bantuan kepolisian, sebagai saudara tua, bersaudara itu kadang
Suisintai yaitu barisan pelopor yang bertugas terjadi perbedaan dan konflik-konflik sehingga
mempelopori pertahanan wilayah dari serangan jangan diambil hati karena kita bersaudara; kedua
Sekutu, termasuk Heiho yaitu barisan bantuan adalah mengisyaratkan pentingnya saudara tua
Angkatan Darat Jepang, termasuk Angkatan mengambil tindakan sebagai bentuk perhatian
Lautnya (Natsir. 2012: 78). dan bimbingan saudara tua ke saudara mudanya.
Murid-murid yang dihimpun dalam
pendidikan ini pada dasarnya akan dijadikan Akibat Pendudukan dan Sikap Masyarakat
tentara pembantu Jepang sebagai pasukan berani Pada awal 1944, kebijakan-kebijakan
mati (Jabakutai). Setelah Jepang meninggalkan yang diberikan oleh tentara Jepang kepada
daerah ini, maka barisan-barisan inilah yang masyarakat Kota Makassar mulai melunak,
banyak melahirkan laskar dan tentara di daerah tetapi di Enrekang, bukan menjadi lunak,

195
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 185—201

melainkan semakin diperketat. Tentara Jepang FGD, 14 Agustus 2018). Akan tetapi, tidak
sudah memperlihatkan sikap kekuasaannya semua tanaman dirusak oleh tentara Jepang,
dan tindakan kasarnya. Kehidupan ekonomi khususnya perkebunan untuk kepentingan
masyarakat Enrekang, khususnya di kampung- Jepang, yaitu perkebunan kopi dan kapas.
kampung berada dalam tingkat yang sangat Selain lahan pertanian atau perkebunan untuk
buruk.Tekanan-tekanan terhadap rakyat makin kepentingan pendudukan Jepang, kebanyakan
lama makin berat dengan banyaknya kerja dirusak dengan cara mempergunakan kuda,
paksa. Kalau di daerah lain, rakyat dipaksa sementara sikap masyarakat lebih banyak
mengerjakan sawahnya untuk kepentingan pasrah (Manta, wawancara, 12 Agustus 2018).
sendiri dan kepentingan pendudukan Jepang. Kuda-kuda yang dipakai tentara Jepang
Akan tetapi di Enrekang tidak seperti itu, mereka merusak tanaman masyarakat adalah kuda-kuda
tidak sempat bekerja atau bertani. Bukan karena milik tentara Jepang. Bahkan kuda-kuda milik
tidak mau bertani atau tidak memiliki lahan Jepang lebih dipentingkan untuk diberi makan
pertanian, tetapi mereka mempunyai petak ketimbang memberi makan penduduk pada
sawah atau lahan pertanian lainnya, namun masa itu. Kuda-kuda dianggap lebih bermanfaat
untuk mengerjakan tanah-tanah itu tidak ada sebagai alat transportasi pasukan keamanan
waktunya. Laki-laki dikerahkan secara paksa Jepang. Selain itu, kuda dianggap tidak
membuat benteng-benteng pertahanan tentara membahayakan tentara Jepang. Kuda-kuda itu
Jepang (Manta, wawancara, 12 Agustus 2018 dimanfaatkan oleh tentara Jepang sebagai salah
dan hasil olahan data FGD, 14 Agustus 2018). satu alat transportasi ke berbagai kampung-
Laki-laki yang dikerahkan dalam kerja kampung di Enrekang sehingga kuda-kuda pada
paksa untuk pembangunan bungker-bungker, saat lapar mereka ditambatkan sesuka hatinya di
kebanyakan yang ada di sekitar pembangunan tanaman masyarakat, bahkan mereka mencari
bungker tersebut. Walaupun banyak juga yang kebun penduduk yang tanamannya bagus untuk
didatangkan dari daerah lain, bahkan dari makanan kuda-kudanya. Apa lagi jika tentara
pulau lain sebagaimana yang disampaikan Jepang melakukan suatu perjalananan dan arah
oleh Barbara, kerja romusha di Sulawesi perjalanannya melewati tanaman para penduduk
Selatan kebanyakan didatangkan dari Jawa atau terhalang oleh pagar kebun penduduk,
sekitar 70.000 orang. Para pekerja romusha mereka tidak segan-segan membongkar pagar
ini memang tidak menyebut secara spesifik tersebut dan menjadikannya sebagai jalanan,
untuk pembangunan bungker-bungker tetapi atau singgah secara sengaja memberi makan
lebih banyak dikerahkan untuk pengerjaan kudanya (Hasil olahan data FGD, 14 Agustus
kehutanan, pertambangan dan lain-lain 2018).
(Barbara. 1989: 95). Laki-laki yang tidak ikut Pada saat itulah kehidupan penduduk di
kerja paksa, kadang memberanikan diri untuk daerah Enrekang berada dalam kondisi yang
bertani secara sembunyi-sembunyi. Namun, sangat buruk dan memprihatinkan. Kebutuhan
hasil pertaniannya tidak pernah cukup untuk pokok sehari-hari yang biasa dijual di pasaran
memenuhi kebutuhan keluarganya. Mereka seperti: garam, ikan, beras, dan sebagainya
sangat takut kalau dilihat oleh tentara Jepang, jarang ditemukan karena sengaja dihadang oleh
makanya bekerja secara sembunyi-sembunyi. tentara Jepang, lalu mereka mengambil untuk
Bekerja yang tidak maksimal, maka tentu kepentingannya dan sisanya dibuang sehingga
saja hasil juga tidak maksimal. Tentara kebutuhan pokok tersebut tidak pernah sampai
Jepang tidak pernah merasa peduli terhadap di Enrekang, terutama garam. Dianggap
pertanian penduduk, baik persawahan maupun beruntung bila dapat mencicipi garam sekali
perkebunan, bahkan mereka secara sengaja dalam seminggu, garam pada masa itu
merusak tanaman penduduk (Hasil olahan data dibuang di laut Pare-Pare oleh Jepang (Manta,

196
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Propaganda aan Akibatnya pada Masa... Iwan

wawancara, 12 Agustus 2018). Para informan kepada penjualnya bahwa sayuran ini
tidak mengetahui kenapa Jepang membuang didatangkan dari mana, maka biasanya salah
garam itu ke laut, tetapi menurut beberapa satu daerah yang disebutkan adalah Enrekang.
anggota Focus Groep Discussion (FGD) Artinya bahwa Enrekang itu adalah salah daerah
termasuk Pak Manta sendiri mengatakan bahwa penghasil sayur-sayuran yang menyuplai
orang tua mereka percaya bahwa makan garam Kota Makassar pada saat ini. Menurut catatan
membuat orang menjadi kuat dan bersemangat. bukan hanya pada masa sekarang, tetapi sejak
Barangkali itulah sebabnya garam dibuang masa lampau (masa kerajaan), termasuk pada
ke laut oleh Jepang, akibatnya para penduduk masa pendudukan Jepang. Kenyataannya,
sangat sulit mendapatkan garam dan kebutuhan pada masa pendudukan Jepang, masyarakat
pokok lainnya. Enrekang sangat sulit untuk dapat makan
Terjadinya kelaparan penduduk karena sayur-sayuran. Produksi petani sangat terbatas
para petani tidak berani bertani, mereka takut dan hasilnya hanya diperuntukkan untuk
ditangkap lalu disiksa. Akan tetapi, ada juga kebutuhan penguasa Jepang, masyarakat hanya
penduduk yang memberanikan diri walaupun diperbolehkan memasak sayur daun kelor saja
dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Mereka dan sayur dari kacang-kacangan sangat tidak
menganggap bahwa kalau tidak bertani akan diperbolehkan. Polisi urusan pertanian akan
tetap mati kelaparan sehingga lebih baik memberikan laporan kepada tentara Jepang
bertani secara sembunyi-sembunyi walau harus apabila melihat ada tanaman kacang-kacangan,
menggadaikan nyawa (Hasil olahan data FGD, dan jika terbukti maka hukumannya sangat keji
14 Agustus 2018). Kelaparan dan penderitaan (Sritimuryati. 2013: 48).
rakyat semakin menjadi-jadi karena pemerintah Demikian juga kebutuhan pakaian
pendudukan Jepang mengeluarkan kebijakan pada masa pendudukan Jepang sangat sulit
untuk melakukan pengawasan secara ketat ditemukan, terutama masyarakat yang tinggal
dan keras terhadap penyelendupan beras dari di pegunungan-pegunungan. Mereka hanya
Sulawesi Selatan ke daerah lain dan daerah memakai penutup badan yang terbuat dari kulit
di sekitarnya, termasuk ke daerah yang pohon kayu, yang dikupas dan dilepas dari
sangat kekurangan beras (Barbara. 1989: 97). batangnya, kemudian dibuat sedemikian rupa
Pada masa penjajahan Belanda saja sangat untuk dijadikan penutup badan. Yang paling
susah makan nasi beras, apa lagi pada masa menyedihkan dan paling melukai hati orang
pendudukan Jepang. Jangankan nasi beras, Enrekang adalah kebiadaban tentara Jepang
nasi jagung saja sangat susah. Bagi penduduk yang memperlakukan perempuan yang bukan
yang memberanikan diri bertani, kadang masih muhrimnya sebagai pemuas nafsu birahinya
dapat makan seperti jagung, tetapi itupun (Manta, wawancara, 12 Agustus 2018). Tentara
tidak selamanya karena sering gagal panen. Jepang berbuat seperti itu kepada perempuan
Makan nasi jangung saja pada masa itu sudah karena pemerintah Pendudukan Jepang
dianggap mewah. Tetapi selain makan jagung, tidak melarangnya, tetapi bahkan sengaja
juga masyarakat Enrekang makan ubi sebagai membiarkannya. Perempuan yang menjadi
makanan pokok, termasuk pisang muda yang korban pelampiasan nafsu tentara Jepang,
diiris-iris untuk dijadikan makanan pokok, kebanyakan perempuan yang berhasil ditipu,
tetapi dicampur dengan ubi serta sambe (sagu) diculik dan atau dipaksa oleh tentara Jepang.
dan sikapa (sejenis umbi-umbian) yang dapat Para laki-laki lebih banyak dipekerjakan
diperoleh di tengah hutan(Natsir. 2012: 80) sebagai pembudidaya tanaman kapas dan
Kalau kita masuk di pasar-pasar kopi, sementara perempuan lebih banyak
tradisional Kota Makassar saat ini, kemudian dipekerjakan sebagai pemetik dan penenun.
pergi ke lapak-lapak sayuran, lalu bertanya Bekerja ditempat itu sebagai bagian dari

197
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 185—201

pemaksaan, ada yang diwajibkan bekerja selama Peperangan Jepang pada masa Perang Dunia
10 hari dan ada yang 15 hari. Jadi rakyat pada II. Kementerian tersebut menyebutkan akan
masa itu harus menyerahkan tenaganya secara mempertimbangkan perlunya jugun ianfu
cuma-cuma dengan pemaksaan karena tidak sebagai suatu rencana yang efektif untuk
ditanggung makanan. Perempuan yang banyak memelihara kedisiplinan militer dan mencegah
dipekerjakan di bagian pemetikan kapas dan penyakit kelamin. Jugun ianfu yang dilakukan
di bagian penenungan kain, tetapi terkadang oleh Jepang banyak terdapat tipu daya terhadap
diperlakukan secara bejat oleh tentara Jepang perempuan. Bahkan banyak juga yang diculik
menjadi perempuan penghibur/pemuas nafsu dari keluarganya untuk dijadikan perempuan
birahi tentara Jepang. Kehormatan orang-orang jugun ianfu. Sehingga dapat dikatakan bahwa
tua dulu dinodai oleh tentara-tentara Jepang. jugun ianfu atau pelacuran yang dilakukan
Banyak anak perempuan yang diperlakukan oleh Jepang adalah suatu bentuk pemaksaan
seperti itu, apa lagi jika kelihatan cantik-cantik, terhadap kaum perempuan, demi kepentingan
dan muda-muda. Bahkan, tidak tangung- tentara Jepang (Listiyanti. 2008: 16-30).
tanggung, perempuan yang ada suaminya, juga Kajian Listiyanti itu pula menyebutkan
diperlakukan bajet paksa seperti itu (Manta, bahwa Markas Besar Tentara Jepang Pasifik
wawancara, 12 Agustus 2018). Selatan yang berada di Rabaul, Papua Nugini
Terkait dengan perempuan yang dipaksa pernah meminta kepada Markas Besar Tentara
sebagai pemuas nafsu birahi oleh tentara Jepang Jepang di Taiwan untuk mendapatkan jugun
dalam berbagai sumber disebut dengan istilah ianfu, kemudian mengirim mereka ke Borneo
jugun ianfu.Salah satu kajian yang dimaksud (kalimantan) sebanyak 70 orang. Tetapi
adalah kajian Dimar Kartika Listiyanti tentang memasuki tahun 1943 sudah terjadi serangan
jugun ianfu pada masa pendudukan Jepang besar-besaran dari pihak Sekutu, sehingga
di Indonesia. Dalam kajian itu menguraikan pengiriman jugun ianfu dari Jepang, Cina, dan
bahwa Jugun Ianfu merupakan perempuan Korea ke Asia Tenggara semakin sulit, maka
yang dipaksa untuk menjadi pemuas kebutuhan sebagai gantinya para gadis Indonesia dikirim ke
seksual tentara Jepang yang ada di Indonesia dan garis depan sebagai penghibur atau jugun ianfu.
juga di negara-negara jajahan Jepang lainnya Kim Hak Sun adalah seorang jugun ianfu asal
pada masa Perang Dunia II. Kecenderungan Korea yang pertama bersedia menceritakan kisah
Jugun Ianfu adalah mereka merupakan wanita hidupnya kepada dunia luas untuk menuntut
yang berasal dari wilayah jajahan yang berhasil pemerintah Jepang melalui Tokyo District Court
dikuasai oleh Jepang (Listiyanti. 2008: 14). pada 6 Desember 1991 secara legal, dan banyak
Masalah perempuan penghibur nafsu birahi orang yang mengikutinya. Demikian juga
tentara Jepang pada masa Perang Dunia II setelah Perang Dunia II semakin banyak laporan
bukanlah dianggap sebagai masalah genting terkait dengan jugun ianfu di berbagai daerah di
atau bejat bagi Jepang sebab dunia pelacuran di Indonesia. Di Sulawesi Selatan, tepatnya pada
Jepang adalah hal yang biasa. Juni 1946, terdapat laporan dari Pare-Pare yang
Dunia pelacuran dikenal sejak lama melaporkan banyaknya korban jugun ianfu oleh
oleh Jepang, terutama sejak terbukanya politik tentara Jepang di Sulawesi Selatan (Listiyanti.
isolasi Jepang, tepatnya setelah Restorasi Meiji, 2008: 39-51).
yaitu berdirinya Jepang moderen pada tahun Perlakuan tentara Jepang terhadap kaum
1868. Pada masa itu banyak perempuan Jepang perempuan Indonesia sering disebut sebagai
keluar mencari pekerjaan, dan salah satu salah satu pendorong terjadinya pemberontakan.
pekerjaan yang dimaksud adalah pelacuran. Contohnya pemberontakan di Blitar, karena
Sehingga jugun ianfu mendapat dukungan ketidakmampuan mereka akan sikap tentara
secara tidak langsung dari Kementerian Jepang terhadap kaum perempuan. Perlakuan

198
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Propaganda aan Akibatnya pada Masa... Iwan

Jepang terhadap perempuan Indonesia sudah tidak bisa diangkat oleh kelompok itu, maka
melampaui batas. Namun besarnya kekuatan anggota kelompoknya dikurangi satu orang.
Jepang pada waktu itu, para orang tua yang Celakanya, semakin tidak mampu diangkat,
menyerahkan anak gadisnya kepada pihak maka semakin kurang anggota kelompoknya,
Jepang sebagian besar tidak berdasarkan atas dan jika tidak dapat dikerjakan atau diselesaikan
kerelaan, melainkan atas ketakutan mereka sesuai dengan target, akan dihukum berat
kepada pihak Jepang. Tentara Jepang tidak oleh tentara Jepang (Manta, wawancara, 12
segan untuk menghukum dengan keji penduduk Agustus 2018). Pekerjaan dengan beban berat,
yang mereka anggap bersalah dimuka umum memang lebih banyak diperankan oleh kaum
(Listiyanti. 2008: 42). Demikian juga yang laki-laki secara paksa, seperti mengerjakan
terjadi di Enrekang, ada beberapa perempuan lahan-lahan pertanian, perkebunan jarak, kapas
yang diperlakukan keji, tetapi mereka tidak dan membuat benteng-benteng pertahanan
mampu berbuat apa-apa karena ketakutan. sebagaimana yang dilakukan di Bira, Enrekang,
Walaupun di Enrekang tidak disebutkan ada Rantepao, Palopo dan lain-lain. Di samping
rumah bordis khusus untuk jugun ianfu, tidak mempekerjakan secara paksa kaum laki-laki,
sedikit perempuan Enrekang dijadikan pemuas pihak Jepang juga sering mengambil produksi
nafsu birahi tentara Jepang. Alasan perlakuan penduduk tanpa mempertimbangkan apakah
keji tentara Jepang itu pula yang menyebabkan penduduk dapat makan kalau diambil. Tindakan
orang Enrekang melakukan perlawanan Jepang itu betul-betul dapat mematikan rakyat,
sengit yang berkepanjangan pada masa NICA dan juga mematikan rasa simpati, termasuk
dibanding dengan daerah lain karena tidak mau hormat rakyat yang pernah diberikan kepada
lagi merasakan kekejian pada masa pendudukan Jepang (Kadir. 1984: 77)
Jepang (Manta, wawancara, 12 Agustus 2018) Perlakuan keji lain yang dilakukan pada
Kekejaman dan kebejatan pada masa masa Pendudukan Jepang adalah pembantaian
pendudukan Jepang bukanlah pendapat atau atau pembunuhan kepada para penggali tanah
pandangan yang baru muncul melainkan untuk menimbung senjata-senjata Jepang
kebanyakan pengakuan masyarakat di semua menjelang kekalahannya pada Sekutu. Banyak
daerah membenarkan hal itu. Banyak juga penyimpanan senjata yang dibuat di Enrekang
informan yang memberikan pengakuan bahwa dengan cara menanam ke tanah, kemudian
lebih terasa penjajahan pada masa pendudukan orang-orang yang membuat gudang senjata
Jepang yang hanya 3,5 tahun, dibanding pada itu langsung ditembak mati setelah selesai
masa penjajahan Belanda yang rarusan tahun. penimbunan, agar mereka tidak membeberkan
Tingkah laku tentara Jepang lebih baik daripada kepada orang lain. Kemudian Jepang pada saat
tingkah laku tentara Belanda, karena perempuan kalah dari Sekutu, Jepang tidak membawa pergi
masih banyak yang dihargai dan dihormati. senjata itu. Alasan Jepang tidak membawa
Perempuan juga pada masa itu masih banyak pergi senjatanya karena Jepang masih berusaha
yang dapat memakai sarung, tetapi pada masa dan berjuang untuk kembali. Jadi nanti kalau
Pendudukan Jepang lebih banyak memakai Jepang datang kembali, mereka mengambil
karum goni yang dibelah baru dipakai sebagai senjata itu untuk dipakai menyerang Sekutu.
selimut (Hasil olahan data FGD, 14 Agustus Senjata Jepang yang banyak ditimbung itu
2018). sampai sekarang belum ditahu apakah sudah
Sistem kerja paksa pada masa ditemukan atau belum (Manta, wawancara, 12
pendudukan Jepang di Anggeraja adalah sistem Agustus 2018)
kerja paksa dalam bentuk kelompok, misalnya Perlakuan kejam dan keji oleh tentara
ada pekerjaan mengangkat batu, maka harus Jepang itu karena semakin stres, hampir
dikerjakan secara berkelompok dan kalau dikalahkan oleh Sekutu, makanya semakin

199
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 185—201

beringas. Banyak orang Enrekang yang diterima oleh masyarakat setelah pendudukan,
meninggal karena kekejaman itu, terutama termasuk di Enrekang. Kemudian propaganda
yang menggali penimbunan senjata Jepang. itu berlanjut terus, walaupun propaganda itu
Termasuk para pekerja bungker-bungker mengalami perubahan diksi atau narasi sesuai
atau orang orang-orang yang dianggap mau dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
melawan, diancam hukum dan dibunuh secara oleh Jepang berdasarkan waktunya.
keji oleh tentara Jepang. Terkait dengan adanya Keberhasilan propaganda Jepang pada
ancaman pembunuhan itu, ada kasus pada waktu prapendudukan, mampu meyakinkan kaum
itu. Orang-orang yang dituduh dan dianggap nasional dengan janji masa depan kemerdekaan
mau melawan langsung ditangkap oleh tentara Indonesia. Keyakinan orang Indonesia itu, juga
Jepang untuk dihukum tembak. Kemudian, bukan datangnya secara tiba-tiba, melainkan
mereka dimasukkan ke bungker-bungker, melalui proses waktu yang cukup panjang
rencananya akan disuruh keluar satu per satu sebagaimana yang dilakukan oleh tuan-tuan
satu untuk ditembak mati. Namun sebelum toko Jepang di Sulawesi Selatan. Setidaknya
aksi pembantaian itu dilakukan, secara tiba-tiba dibuktikan dengan keberhasilan Jepang
ada salah seorang dalam bungker bernyanyi mengalahkan Rusia, Amerika Serikat di Pasifik
lagu kebangsaan Jepang dengan sangat merdu dan Belanda di Indonesia, serta perilaku baik
(informan juga ikut menyanyikan lagu Jepang tuan-tuan toko Jepang. Kemudian Indonesia
itu dengan merdu pada saat diwawancarai, dapat diyakinkan dengan pengibaran bendera
mencontohkan orang yang ia ceritakan). nasional “Merah Putih” dan lagu kebangsaan
Kemudian rencana penembakan itu tiba-tiba “Indonesia Raya” disandingkan dengan
dihentikan, tentara Jepang terhenyut dan merasa bendera dan lagu kebangsaan Jepang dengan
bahwa orang-orang yang ada di dalam bangker slogan “Jepang-Indonesia sama”. Namun harus
masih sangat menghargainya (Jepang). Sehingga juga dimaknai ganda bahwa ada kemungkinan
tidak seorang pun mati ditembak dalam kasus itu kemerdekaan akan diraih atas bantuan Jepang,
(Manta, wawancara, 12 Agustus 2018) atau kemerdekaan hanyalah sebuah ilusi jika
Jepang menang dalam perang Pasifik. Dua-
PENUTUP duanya tidak dalam kepastian, namun yang
Pendudukan Jepang di Indonesia pada pasti Indonesia sudah merdeka dengan banyak
umumnya dan Sulawesi Selatan pada khususnya belajar dari pengalaman penjajahan Belanda
bukanlah pendudukan yang dilakukan secara dan Jepang.
tiba-tiba melainkan sudah dilakukan dengan Enrekang sebagai salah daerah yang
perencanaan jauh sebelumnya. Pada abad mengalami kekejaman dan kebiadaban tentara
XVII saja sudah banyak orang Jepang di pendudukan Jepang. Mereka menjadi korban
Indonesia yang mengembang tugas sebagai akibat propaganda Jepang yang cukup masif
pedagang. Orang-orang Jepang terus sebelum dan awal-awal pendudukan. Terlebih
meningkat kedatangannya ke Indonesia, dan dahulu mereka dihipnotis dan dibius dengan
sangat tajam peningkatannya pada abad XIX cara memberi atau membangi-bagikan makanan
dan XX setelah pembukaan “Politik Isolasi” mewah yang jarang mereka temukan dan rasakan.
Jepang melalui restorasi Meiji. Sebelum Setelah mereka sudah berada dalam perangkap,
Jepang datang ke Indonesia sebagai penjajah, barulah mereka dieksploitasi di berbagai
Jepang telah melakukan serangkaian usaha- bidang. Secara ekonomi mereka dieksploitasi
usaha untuk menarik simpati orang Indonesia. melalui penanaman kopi, kapas, penenungan
Emigran-emigran Jepang tersebut bertindak kain dan lain-lain; kaum laki-laki lebih banyak
sebagai propaganda untuk menyakinkan orang dieksploitasi dalam pengerahan tenaga kerja
Indonesia sehingga mereka sangat muda paksa untuk membangun bangker-bangker,

200
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Propaganda aan Akibatnya pada Masa... Iwan

sementara kaum perempuan lebih banyak Kadir, Harun. dkk. 1984. Sejarah Perjuangan
dieksploitasi untuk mengerjakan pemetikan Republik Indonesia di Sulawesi Selatan
kapas dan penenungan. Kaum perempuan juga (1945- 1950), Ujung Pandang, Kerjasama
banyak diperlakukan secara bajet oleh tentara Bappeda Tingkat I Provinsi Sulawesi
pendudukan Jepang sebagai pemuas nafsu Selatan dengan Universitas Hasanuddin
birahinya. Kekejaman lain Jepang di Enrekang Kartodidjo, Sartono.dkk. 1977. Sejarah
adalah pembantaian para pekerja yang menggali Nasional Indonesia jilid VI: Jaman
penyimpanan senjata-senjata Jepang menjelang Jepang dan Jaman Republik Indonesia
kekalahannya dengan Sekutu. (1942-sekarang), Jakarta, Balai Pustaka
Parahnya kekejaman dan kebiadaban ----------------. 1985. Pemikiran dan
tentara pendudukan Jepang di Enrekang Perkembangan Historigrafi Indonesia:
sangat terasa oleh masyarakat juga karena Suatu Alternatif, Jakarta, Gramedia
Enrekang menjadi pusat pertahanan Jepang di Listiyanti, Dimar Kartika. 2008. “Jugun
Sulawesi Selatan. Dijadikannya sebagai pusat Lanfu Pada Masa Pendudukan Jepang di
pertahanan karena letak geografisnya, dan tentu Indonesia”, Jakarta, Tesis Fakultasi Ilmu
menjadi konsekuensi logis dari kebijakan untuk Budaya, Universitas Indonesia
mengerahkan banyak tenaga paksa di sana, Poelinggomang, Edward L. dkk. 2005. Sejarah
baik secara militer maupun secara ekonomi, Sulawesi Selatan Jilid II, Makassar,
serta akibat-akibat yang ditimbulkannya. Tidak Balitbangda Propinsi Sulawesi Selatan
sedikit yang menjadi korban atas kepasrahannya Ricklesf, M.C. 1995. Sejarah Indonesia
karena mereka tidak dapat melarikan diri. Akan Moderen, cetakan kelima, Yogyakarta,
tetapi tidak sedikit pula yang nekat melakukan Gadjah Mada University Press
perlawanan diakhir pendudukan Jepang karena Sitonda, Muhammad Natsir. 2012. Sejarah
mereka sadar akan tetap mati, jadi lebih baik Massenrempulu Jilid I, Makassar,
melawan penjajah. Penderitaan masyarakat Tim Yayasan Pendidikan Muhammad
Enrekang atas kekejaman Jepang, berbanding Natsir dan bekerjasama dengan Pemda
terbalik di kota-kota, banyak diberitakan bahwa Kabupaten Enrekang
Jepang sangat melunak pada saat menjelang Soejiti, Irawan. 1982. Sejarah Pemerintahan
kekalahannya. Daerah Indonesia I, Jakarta, PT Gramedia
Sritimuryati. 2013. Sejarah Enrekang,
DAFTAR PUSTAKA Makassar, De La Macca
Abdullah, Taufik. (editor). 1990. Sejarah Sillars Harvey, Barbara. 1989. Pemberontakan
Lokal di Indonesia: Kumpulan Abdul Kahar Muzakkar : Dari Tradisi ke
Tulisan,Yogyakarta, LIPI dan Gadjah DI/TII, Jakarta, PT. Pustaka Utama Grafiti
Mada University Press Widiatmoko. 2010. “Film Sebagai Media
Dian, Ida. 1991. Pendudukan Jepang di Propaganda Politik di Jawa Pada Masa
Anggeraja (1943-1945), Makassar, Pendudukan Jepang 1942- 1945”,
Skripsi Pada Jurusan Sejarah Fakultas Surakarta, Skripsi Fakultas Sastra dan
Sastra Universitas Hasanuddin Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret
Djoened, Marwati. dkk. 1990. Sejarah Nasional Focus Groep Discussion (FGD), 14 Agustus
Indonesia Jilid VI, Jakarta : PN. Balai 2018 di Kantor Dinas Pendidikan dan
Pustaka Kebudayaan Kabupaten Enrekang yang
Gottschalk, Louis. 1985.Mengerti Sejarah, diikuti sebanyak 15 orang peserta
yang diterjemahkan oleh Nugroho Wawancara dengan bapak Manta (pengsiunan
Notosusanto, Jakarta, Universitas guru) pada 12 Agustus 2018 di Enrekang
Indonesia Press

201

Anda mungkin juga menyukai