PENDAHULUAN
jiwa dan kemampuan siswa sebagai bekal utama untuk memasuki dunia
d. Mendidik dan melatih diri untuk bekerja dengan inisiatif tetapi penuh
Struktur organisasi
Asosiasi usaha
Jenjang karier
Manajemen usaha
sebaliknya.
1
B. Tujuan Pembuatan Laporan PRAKERIN
usaha.
Untuk menambah data – data dalam penyusunan laporan Prakerin ini penulis
c. Metode Pustaka
2
D. Kerangka Laporan PRAKERIN
Agar pembaca dapat dengan mudah memahami isi dari laporan Prakerin ini,
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Sejarah Institusi
B. Struktur Organisai
C. Kepegawaian
D. Disiplin Kerja
A. Konstruksi Baterai
3
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran – Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
4
BAB II
URAIAN UMUM
A. Sejarah Institusi
dengan nama “ARTOMORO”. Bidang usahanya adalah las dan tambal ban.
bengkel mobil.
Karena sudah terlalu tua untuk mengurus bengkel, maka usaha ini
profesional, maka bengkel ini memiliki konsumen yang luar biasa, sehingga
lokasi.
B. Struktur Organisasi
PIMPINAN
MEKANIK
5
C. Kepegawaian
langsung dijabat oleh Bapal Ratmo. Saat ini mempunyai 4 orang mekanik
D. Disiplin Kerja
Penerapan disiplin kerja sangat ketat tetapi tidak kaku. Hal ini bisa
bisa dipahami oleh para karyawan dengan baik. Karena dengan begitu para
konsumen percaya dan yakin akan kinerja dari para karyawan. Sesekali ada
para karyawan sendiri , para konsumen pun, akan merasa dihargai, jadi saat
dibakar.
6
BAB III
URAIAN KHUSUS
starter dan sistem kelistrikan yang lain. Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering
dan baterai basah. Baterai yang digunakan untuk motor, mobil maupun truk
listrik pada kendaraan, namun bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai
adalah:
penerangan, dsb.
3. Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada
A. Konstruksi Baterai
Baterai terdiri dari beberapa komponen antara lain : Kotak baterai, terminal
baterai, elektrolit baterai, lubang elektrolit baterai, tutup baterai dan sel
baterai. Dalam satu baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel
Baterai 6 V terdiri dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai yang
7
Tiap sel baterai mempunyai lubang untuk mengisi elektrolit baterai, lubang
tersebut ditutup dengan tutup baterai, pada tutup terdapat lubang ventilasi
1. Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan
campuran antara air suling
(H2O) dengan asam sulfat
(SO4), komposisi campuran
adalah 64 % H2O dan dan
36 % SO4. Dari campuran
tersebut diperoleh elektrolit
baterai dengan berat jenis
Gambar 3.2. Komposisi elektrolit
1,270. baterai
2. Kotak Baterai
Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak
baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan
jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper level dan
lower level , sebagai indicator jumlah elektrolit.
8
3. Sumbat Ventilasi
Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini
juga berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat
pengisian) dan uap asam sulfat di dalam baterai dengan cara membiarkan
gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi, sedangkan uap asam sulfat
mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke bawah.
9
b. Sel-sel baterai :
Sel baterai sering mengalami gannguan yaitu sell yang mengembang
akibat over charging maupun mengkristal dan sel yang rontok karena
getaran, kualitas yang kurang baik maupun usia baterai
d. Jumlah elektrolit
Jumlah elektrolik perlu diperiksa secara periodic. Bila pengisian
berlebihan (over charging) maka elektrolit cepat berkurang karena
penguapan berlebihan. Pemeriksaan jumlah elektrolit dapat dilakukan
dengan cepat karena kotak dibuat dari plastic yang tembus pandang.
Jumlah elektrolit harus berada diantara garis Upper Level dan Lower
Level.
e. Kabel Baterai
Kabel baterai dialiri arus yang sangat besar, saat mesin distarter besar
arus dapat mencapai 250 – 500 A, tergantung dari daya motor starter,
dengan arus sebesar itu kabel akan panas. Panas pada kabel
menyebabkan elasitas kabel menurun, isolator muda pecah dan
terkupas, hal ini terjadi terutama pada isolator dekat dengan terminal
baterai.
f. Pemegang Baterai
Pemengang baterai harus dapat mengikat baterai dengan kuat agar
goncangan baterai dapat dihindari, sehingga usia baterai dapat lebih
lama. Gangguan pada pemegang baterai antara lain kendor akibat mur
pengikat karat untuk itu lindungi mur dengan mengoleskan vaselin/
grease.
10
2. Pemeriksaan Elektrolit
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hydrometer.
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode
untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh pada suhu 20 ºC
mempunyai Bj 1,27-1,28, dan baterai kosong mempunyai Bj 1,100 -1,130.
Langkah melakukan pengukuran elektrolit baterai adalah:
a. Lepas terminal baterai negatif
b. Lepas sumbat baterai dan tempatkan dalam wadah agar tidak tercecer
c. Masukkan thermometer pada lubang baterai
d. Masukkan ujung hydrometer ke dalam lubang baterai
e. Pompa hydrometer sampai elektrolit masuk ke dalam hydrometer dan
pemberat terangkat
f. Tanpa mengangkat hydrometer baca berat jenis elektrolit baterai dan
baca temperature elektrolit baterai
g. Catat hasil pembacaan, lakukan hal yang sama untuk sel baterai yang
lain
11
Tindakan yang harus dilakukan terkait hasil pengukuran elektrolit adalah
sebagai berikut:
3. Kebocoran Arus
Adanya kebocoran arus listrik menyebabkan baterai mengalami
pengosongan, sehingga bila kendaraan lama tidak digunakan maka energi
listrik yang tersimpan pada baterai dapat berkurang cukup banyak
sehingga mesin sulit dihidupkan.
12
Penyebab terjadi kebocoran arus karena adanya karat, kotoran, air pada
terminal atau soket sehingga mampu mengalirkan listrik. Pengukuran
dapat pula dilakukan pada kabel positip.
Kebocoran arus listrik dapat pula terjadi ke bodi baterai (Case drain)
untuk memeriksa hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
mengambil kesimpulan :
3. Manajemen yang baik menunjang hasil karya / kerja yang baik pula.
suatu pekerjaan
B. Saran – saran
4. Untuk tempat prakerin, agar dapat menerima kembali siswa – siswa yang
14
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta
15