Daftar Isi
Bab 1
PEMERINTAHAN DESA/KELURAHAN
DAN KECAMATAN
1. Pemerintah desa
Istilah dan pengertian Desa
Desa secara etimologi berasal daribahasa sansekerta, deca yang berarti
tanahair, tanah asal atau tanah kelahiran. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia,2desaadalah satu kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah
keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri(dikepalai oleh
seorang kepala desa) atau desa merupakan kelompok rumah luar kota yang
merupakan kesatuan. Desa terbentukatas prakarsa beberapa kepala
keluarga yang sudah bertempat tinggal menetap dengan memperhatikan
asal-usul wilayahdan keadaan bahasa, adat, ekonomi serta sosial budaya
orang-orang setempat yang pada akhirnyaterbentuklah desa.
2. Pemerintahan kelurahan
Pemerintah kelurahan merupakan lembaga pemerintahanyang setingkat
dengan desa. Kelurahan pada umumnya terdapatdi perkotaan. Kelurahan
lebih maju dari desa. Kelurahan dipimpinoleh seorang lurah. Lurah tidak
dipilih oleh warga seperti halnyakepala desa. Lurah adalah seorang
Pegawai Negeri Sipil (PNS).Lurah diangkat oleh pemerintah daerah kota
karena cakap danmemiliki kemampuan untuk menjalankan tugas
pemerintahan.
3. Pemerintahan kecamatan
Kecamatan adalah wilayah administratif di Indonesia yang berada di
bawah kabupaten/kota. Kecamatan terdiri dari beberapa desa atau
kelurahan dan dipimpin oleh seorang camat yang diangkat oleh
pemerintah daerah setempat. Kecamatan memiliki peran penting dalam
pemerintahan daerah karena menjadi ujung tombak pelayanan publik
untuk masyarakat di tingkat wilayah yang lebih kecil. Beberapa tugas
kecamatan antara lain meliputi pemantauan pelaksanaan program nasional,
pembinaan pemerintahan desa/kelurahan, pengelolaan keuangan daerah,
serta penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur
di wilayahnya.
1. Camat
Norma dan konstitusi merupakan dua hal yang mempunyai kekuatan untuk
pengaturan dalam sistem kehidupan. Norma sebagai aturan yang lebih mengikat
pada sistem sosial dan budaya masyarakat, sedangkan konstitusi sebagai aturan
dasar suatu negara yang mengikat bagi setiap warga negara. Norma hanya
berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat atau etnis tertentu, tetapi ada pula
norma yang bersifat universal dan berlaku di semua wilayah untuk semua umat
manusia. Misalnya berupa larangan mencuri, begal, dan merampok, tidak boleh
memperkosa dan berzina, jangan membunuh, diharamkan berdusta, dan lain
sebagainya berupa larangan untuk tidak melakukan. Sebaliknya norma secara
universal mengajur untuk berbuat baik kepada sesama manusia, menjaga
lingkungan, melaksanakan kewajiban kepada Tuhan sesuai dengan agama dan
kepercayaannya, setia dan taat negara, dan lain sebagainya.
1. Konstitusi
Konstitusi (disebut pula undang-undang dasar) adalah norma sistem politik
dan hukum bentukan pada pemerintahan negarabiasanya dikodifikasi
sebagai dokumen tertulis maupun tidak tertulis. Hukum ini tidak mengatur
hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip
yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus
bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum. . Tidak semua negara memiliki konstitusi tertulis atau
Undang-Undang Dasar. Kerajaan Inggris biasa disebut sebagai negara
konstitusional, tetapi tidak memiliki satu naskah Undang-Undang Dasar
sebagai konstitusi tertulis, di samping karena adanya negara yang dikenal
sebagai negara konstitusional, tetapi tidak memiliki konstitusi tertulis, nilai
dan norma yang hidup dalam praktik penyelenggaraan negara juga diakui
sebagai hukum dasar, dan tercakup pula dalam pengertian konstitusi dalam
arti yang luas. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi
tertulis beserta nilai-nilai dan norma hukum dasar tidak tertulis yang hidup
sebagai konvensi ketatanegaraan dalam praktik penyelenggaraan negara
sehari-hari, termasuk ke dalam pengertian konstitusi atau hukum dasar
(droit constitusionnel) suatu negara.
Dalam penyusunan suatu konstitusi tertulis, nilai-nilai dan norma dasar
yang hidup dalam masyarakat dan dalam praktik penyelenggaraan negara
turut mempengaruhi perumusan suatu norma ke dalam naskah Undang-
Undang Dasar. Oleh karena itu, suasana kebatinan (geistichenhentergrund)
yang menjadi latar belakang filosofis, sosiologis, politis, dan historis
perumusan juridis suatu ketentuan Undang-Undang Dasar perlu dipahami
dengan saksama, untuk dimengerti dengan sebaik-baiknya ketentuan yang
terdapat dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar. Undang-Undang Dasar
tidak dapat dipahami hanya melalui teksnya saja. Untuk sungguh-sungguh
mengerti, kita harus memahami konteks filosofis, sosio-historis, sosio-
politis, sosio-juridis, dan bahkan sosio-ekonomis yang mempengaruhi
perumusannya.
2. Norma
Untuk memahami apa itu norma, maka berikut ini disajikan
beberpa pengertian tentang norma. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat
warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan
pengendali tingkah laku yang sesuai dan diterima oleh setiap warga
masyarakat. Dalam pengertian lain, namun memiliki esensi yang sama,
norma diartikan sebagai kebiasaan warga masyarakat yang telah menjadi
suatu aturan yang mengikat. Kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat, yang secara terus-menerus, turun-temurun,
dipelihara, dilakukan, ditaati dan dilestarikan agar tetap ada, serta
dipergunakan sebagai kontrol sosial dalam segenap sikap dan tindakan
warga masyarakat. Bila terjadi pelanggaran atau penyimpangan, maka
akanada sanksi terhadap pelanggaran norma.
Pada hakikatnya, eksistensi norma, tumbuh, berlangsung dan
berkembang oleh adanya manusia-manusia yang hidup dalam masyarakat.
Norma sebagai produk kebudayaan yang berwujud sistem sosial yang
mengatur segala bentuk sikap dan tingkah laku masyarakat. Pada awalnya
norma dibentuk dari suatu kesepakatan atau konsensus bersama
masyarakat yang terlibat di dalamnya. Kemudian digunakan sebagai
pedoman dan acuan bagi warga masyarakat dalam bersikap dan
berperilaku dalam sistem sosial budaya yang pedomani oleh komunitas
masyarakat tersebut.
Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berinteraksi
membutuhkan orang lain dalam keberlangsungan hidupnya (zoon
politicon). Menurut Aristotels, manusia sebagai zoon politicon, yang
artinya bahwa manusia telah dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan
berinteraksi satu sama lain (Frans Magnis Suseno. 2009). Dalam
kehidupan bermasyarakat manusia memerlukan aturan-aturan tertentu
karena tidak semua orang bisa berbuat sesuka hatinya dan menurut
kehendak masing-masing. Jika keinginan seseorang dipaksakan terhadap
orang lain, akan terjadi benturan dengan keinginan pihak lain. Untuk
mencapai keteraturan dan kenyamanan dalam kebersamaan dan hidup
bersama, maka manusia melakukan konsensus tentang hal yang boleh
dilakukan, yang sebaiknya dilakukan, dan yang tidak boleh dilakukan
(larangan) dalam kehidupan bermasyarakat. Konsensus itulah pada
akhirnya akan yang menjadi suatu embrio tentang eksistensi norma.
Sebagai pedoman yang diaati dan dilaksanakan oleh manusia dalam
kehidupan dan berinteraksi sosial di dalam lingkungan masyarakatnya.
Macam-Macam Norma
Secara umum macam-macam norma dapat teridentifikasi
sangat banyak, namun yang sering didengar dan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari, sekurang-kurangnya dapat diidentifikasi
sebagai berikut, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma
kesopanan dan norma hukum. Untuk lebih mengenal secara detail
dan beberapa contoh yang disajikan pada setiap norma, dapat
diikuti bahasan berikut ini.
1. Norma Agama
Norma agama bersifat dogmatis, artinya bahwa ajarannya
sudah diyakini akan kebenarannya. Oleh sebab itu harus
dilaksanakan oleh manusia dengan prinsip dalam
pelaksanaannya tidak boleh dikurangi ada/atau ditambah.
Sumber norma agam dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa, yang
di tulis dalam kitab suci masing-masing agama dan
kepercayaan manusia di dunia. Sehingga norma agama menjadi
peraturan hidup yang harus diterima oleh manusia sebagai
bentuk perintah, larangan dan ajaran yang bersumber dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Di Indonesia ada 6 agama yang di akui oleh pemerintah,
yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Budha, Hindu
dan Kong Hu Cu. Umat dari keenam agama ini memiliki norma
agama yang mengikat dirinya terhadap ajaran agama tersebut.
Baik yang mengajarkan terhadap hubungan dengan Tuhannya
masing-masing (vertikal), maupun yang mengatur hubungan
berinterkasi dengan sesesama manusia seiman dan dengan yang
tidak seiman (horizontal). Terhadap hubungan yang vertikal,
itu adalah kewajiban pemeluk agama mematuhi ajaran agama
dan kepercayaannya terhadap Tuhan-Nya. Umat manusia yang
beragama lain tidak boleh intervensi dan mengkriminalisasi,
karena masing-masing sudah mempunyai tata cara atau norma
tersesendiri dalam berhubungan dengan Tuhan secara vertikal.
Contoh norma hukum :Setiap warga negara Indonesia wajib membayar pajak.
Seseorang yang melakukan tindak kejahatan atau tindak kriminal akan diberi
sanksi yang sudah berlaku. Setiap orang menaati rambu lalu lintas.
Sanksi dalam norma hukum dapat berupa pemidanaan, denda, maupun hukuman
sosial. Dimana sanksi tersebut berlaku bagi setiap warga masyarakat yang
melanggar norma hukum yang sudah diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Pihak yang menangani permasalahan pelanggaran norma hukum dilaksanakan
oleh pihak berwajib seperti polisi,TNI,Polri
Fungsi Norma dalam Masyarakat
1. Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku.
2. Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
3. Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat.
4. Menjadi dasar untuk memberikan sanksi kepada warga masyarakat yang
melanggar norma.
5. Mencegah terjadinya benturan kepentingan dalam kehidupan masyarakat.
Bab 3
Banyak nilai juang yang dapat diteladani dari para pejuang bangsa dalam
proses merumuskan Pancasila sebagai dasar negara, di antaranya nilai
kebersamaan, kerelaan berkorban untuk kepentingan bersama, menempatkan
persatuan dan kesatuan bangsa daripada kepentingan pribadi dan kelompok, serta
nilai-nilai lainnya. Nilai-nilai yang diwariskan oleh para pejuang bangsa itu
dinamakan nilai-nilai juang. Disebut nilai-nilai juang karena nilai-nilai ini penting
dalam proses perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.
Apakah nilai juang itu? Nilai-nilai juang apa saja yang mewarnai bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan? Nilai-nilai juang apa saja yang
memengaruhi bangsa Indonesia dalam proses perumusan dasar negara, Pancasila?
Marilah kita pelajari dengan saksama.
Nilai yaitu sesuatu yang berharga atau berguna. Juang artinya usaha untuk
mendapatkan sesuatu atau usaha untuk menggapai cita-cita. Jadi, nilai juang
artinya sesuatu yang berharga dalam usaha mendapatkan (merebut) sesuatu atau
dalam mencapai cita-cita. Berkaitan dengan ketiga kalimat di atas, maka kita
dapat mengartikan kalimat di atas seperti berikut:
a. Sebagai generasi muda, kita harus mewarisi sesuatu yang berharga dalam
perjuangan yang dilakukan para pendiri negara kita.
c. Sesuatu yang berharga yang dianut bangsa kita berbeda dengan sesuatu yang
berharga yang dianut bangsa Amerika. Jadi, nilai juang artinya sesuatu yang
berharga dalam usaha mendapatkan (merebut) sesuatu atau dalam mencapai cita-
cita.
C. Sidang II BPUPKI
Atas usul dari husein Jayadiningrat dan Mr. Muh. Yamin, maka
dalam Panitia Perancang Undang-undang Dasar dibentuk Panitia Kecil
dengan susunan sebagai berikut:
Pada tahap ini diadakan rapat kecil yang terdiri atas Drs.
Mohammad hatta. Ki Bagus hadikusumo, Wahid hasyim, Mr. Kasman
Singodimejo, dan Teuku Moh. hasan. Mereka mengadakan rapat
pendahuluan dan menghasilkan kesepakatan mengubah kalimat
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan. syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya menjadi Ketuhanan Yang Mahacsa". Dengan perubahan
tersebut, maka seluruh hukum Undang-undang Dasar dapat diterima oleh
daerah-daerah Indonesia yang tidak beragama Islam, misalnya daerah-
daerah yang diduduki Kaigun.
Rapat ini dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Muh. Hatta. Dalam rapat
diputuskan tiga keputusan penting, yakni:
Memilih dan mengangkat Ir. Sukarno dan Drs. Muh. hatta, masing-
masing sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia:
Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang berfungsi
membantu presiden dan wakil presiden sebelum lembaga-lembaga negara
yang diharapkan UUD 1945 terbentuk secara resmi.
Gambar Proses sidang PPKI
2. Nilai keikhlasan Para perumus dasar negara kita saat itu tidak terpikir
untuk mendapat imbalan. Mereka ikhlas demi bangsa dan negaranya.
Nilai-nilai juang yang dapat kita teladani dari para pendiri negara
kita cukuplah banyak. Di antara nilai-nilai juang tersebut dapat kamu baca
seperti dalam uraian berikut.
(2) Mau mendonorkan darah melalui PMI untuk menolong mereka yang
memerlukan bantuan darah:
2. Semangat Kebersamaan
3. Bersikap Ikhlas
a Makna Ikhlas
Apakah ikhlas itu? Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
karangan Poerwadarminta, kata ikhlas mengandung arti tulus hati atau
dengan hati yang bersih. Sementara ada juga pendapat lain yang
menyatakan bahwa ikhlas berarti rela hati dalam menerima, melakukan,
dan meninggalkan sesuatu.
Dari kedua pengertian tersebut dapatlah ditarik beberapa
pengertian mengenai konsep keikhlasan ini, yakni:
(1) Ikhlas berarti tidak mengharapkan imbalan dari makhluk (sesama
manusia);
(2) Ikhlas berarti adanya kebersihan hati, terbebas dari motif-motif buruk:
(3) Ikhlas berarti melakukan, menerima, atau meninggalkan sesuatu
dengan senang hati (gembira).
4. Bersikap Gigih
Salah satu sikap yang dimiliki para pejuang kita ialah gigih dalam
perjuangan sampai mencapai apa yang dituju. Untuk mewarisi sikap ini,
marilah kita kaji uraian berikut. A. Makna Sikap Gigih
Gigih artinya teguh pendirian dan pikiran akan sesuatu hal
(peristiwa). Sinta pada cerita di atas begitu teguh pendirian dan pikiran
akan cita-citanya: menjadi bintang kelas. Kegigihannya mengantarkan
dirinya kepada keberhasilan. Sebaliknya, Sendi menunjukkan sikap
menyerah dan kalah dengan keadaan. Orang dengan sikap gigih biasanya
memiliki ciri-ciri tersendiri, di antaranya:
1) Suka bekerja keras
Bekerja keras merupakan salah satu ciri orang gigih. Mustahil
seseorang dikatakan gigih apabila is ridak man hekerja keras. Orang-orang
gigih selalu berusaha scoptimal mungkin dalam mengejar cita-citanya.
2) Bersabar
Kegigihan seseorang biasanya ditentukan oleh tingkat
kesabarannya. Semakin ía sabar semakin gigih dalam mencapai cita-
citanya. Kesabaran merupakan ruhnya kegigihan. Tidak akan bisa gigih
seseorang yang tidak memiliki kesabaran.
3) Pantang menyerah
Bisakah orang yang mudah menyerah dikatakan sebagai orang
yang gigih? Tentu saja tidak. Orang-orang gigih adalah mereka yang
pantang menyerah dalam setiap langkah hidupnya. Sebelum apa yang
dicita-citakannya tercapai ia tidak pernah mau mengalah atau menyerah.
4) Teguh pendirian
Berbagai konflik yang terjadi memberikan dampak buruk bagi bangsa dan
negara Indonesia. Adapun dampak akibat munculnya konflik dalam
keberagaman, di antaranya sebagai berikut:
1. Faktor Ekonomi
Permasalahan sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi,
misalnya karena tidak seimbangnya antara pendapatan dengan
pengeluaran. Tidak tercukupinya kebutuhan hidup, terutama makanan,
pakaian, tempat tinggal, dan jaminan kesehatan.
2. Faktor Budaya
Kebudayaan yang berkembang saat ini, banyak dipengaruhi oleh
kemajuan teknologi serta masuknya budaya asing. Gaya hidup yang
cenderung meniru budaya asing, juga memicu munculnya masalah
sosial. Faktor ini harus mendapat perhatian secara serius karena
kebudayaan pada suatu negara dapat mencerminkan kebiasaan
masyarakatnya. Mempelajari atau mendalami pendidikan agama, dapat
mencegah, menyadarkan, ataupun menyaring budaya asing yang
masuk.
3. Faktor biologis
Faktor ini dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial, seperti
kurang gizi, penyakit menular, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena
kurangnya fasilitasfasilitas kesehatan yang layak dan dapat terjadi juga
karena kondisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat yang tidak
mencukupi. Jadi, sebagian besar kondisi dari biologis masyarakat
mudah terjangkit penyakit. Untuk solusinya, pada saat ini, dengan cara
meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan memberikan
pengetahuan pada setiap anggota masyarakat tentang pencegahan serta
memberi pengetahuan pentingnya pola hidup sehat maupun pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan.
4. Faktor psikologis
Selain ketiga faktor di atas, ada juga faktor psikologis. Masalah
dari faktor ini, dapat muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat
lemah. Faktor psikologis juga dapat muncul jika beban hidup yang
berat misalnya dirasakan oleh masyarakat, khususnya yang ada di
daerah perkotaan pekerjaaan yang menumpuk sehingga menimbulkan
stres, lalu dapat menimbulkan luapan emosi yang nantinya dapat
memicu konflik antaranggota masyarakat.
Bab 4
2. Tujuan ASEAN
Tujuan ASEAN sesuai dengan Deklarasi Bangkok tanggal 8 Agustus 1967
adalah sebagai berikut:
a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial budaya di Asia
Tenggara.
b. Memajukan perdamaian dan stabilitas kawasan dengan tetap menghormati
keadilan dan penegakan hukum.
c. Memajukan kerja sama saling membantu kepentingan bersama dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
d. Memajukan kerja sama di bidang pertanian, industri, perdagangan,
angkutan, dan komunikasi.
e. Memajukan penelitian bersama masalah-masalah Asia Tenggara.
f. Memelihara kerja sama dengan organisasi-organisasi internasional dan
regional.
g. Meningkatkan stabilitas dalam bidang politik dan keamanan.
4. Lambang ASEAN
Makna dari logo atau lambang ASEAN tersebut adalah sebagai berikut:
Selain itu, untuk meningkatkan kerja sama politik dan keamanan dibentuklah
suatu forum yaitu ARF (ASEAN Regional Forum) untuk membahas kasus-kasus
terkini yang menjadi perhatian ASEAN. Bahkan forum ini juga melibatkan negara
di luar kawasan Asia Tenggara. Seperti Australia, Jepang, Amerika, dan Korea.
Terdapat beberapa contoh nyata kerja sama di bidang politik dan keamanan
adalah:
1) Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty on Mutual
Assistance in Criminal Matters/MLAT).
2) Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN Convention
on Counter Terrorism/ACCT).
3) Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers Meeting/ADMM)
yang bertujuan mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan melalui
dialog serta kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan.
4) Kerja sama pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup
pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang
penyelundupan dan perdagangan senjata ringan dan manusia, bajak laut,
kejahatan internet, dan kejahatan ekonomi internasional.
Dalam manjalin suatu kerja sama terdapat dua faktor, yaitu faktor pendorong
dan penghambat kerja sama.
a. Faktor Pendorong
1) Kesamaan dan perbedaan sumber daya alam karena kesamaan sumber
daya alam antara beberapa negara dapat mendorong terbentuknya kerja
sama antarnegara.
2) Kesamaan dan perbedaan wilayah (kondisi geografis) Karena kesamaan
letak geografis, beberapa negara di suatu kawasan pada umumnya
mengadakan kerja sama untuk menjaga stabilitas dan keamanan negara.
b. Faktor Penghambat
1) Perbedaan Ideologi
2) Konflik dan peperangan yang terjadi di dalam negeri maupun antara
negara mengganggu stabilitas negaranya sehingga akan menghambat
kerja sama.
3) Kebijakan protektif, suatu negara yang menerapkan kebijakan yang
bertujuan melindungi kepentingan dalam negeri dan meningkatkan daya
saing.
4) Perbedaan kepentingan tiap-tiap Negara. Perbedaan ini dapat
menghambat kerja sama yang harmonis.
C. Peran Indonesia dalam Lingkungan Asia Tenggara(Astutu, 2020)
Hubungan kerja sama selalu dibangun di kawasan Asia Tenggara. Indonesia
memiliki peranan yang sangat besar dalam hubungan kerja sama tersebut. Peran
Indonesia tersebut meliputi bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan.Hal
itu sesuai dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Bebas artinya tidak
memihak blok manapun. Sedangkan aktif mengandung makna selalu membantu upaya
perdamaian dunia. Peran Indonesia di kawasan Asia Tenggara antara lain:
Pancasila adalah sebagai dasar negara. Dasar yang dimaksud ialah dasar
negara (filsafat) yang merupakan kedudukan pokok dan utama daripada pancasila.
Pancasila sebagai dasar dari filsafat Negara merupakan hasil kesepakatan bersama
yang kemudian disebut sebegai perjanjian luhur baangsa Indonesia. Dasar filsafat
Negara Indonesia diberi nama sebagai Pancasila kemudai menjadi dasar negara
setelah PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan Pembukaan dan UUD
Negara Republik Indonesia, walaupun isitilah “Pancasila” tidak disebutkan secara
eksplisit dalam pembukaan, namun rumusannya sila demi sila secara jelas
tercantum didalamnya.
Status pancasila sebagai dasar negara memiliki pijakan secara hsitoris dan
yudiris. Secara historis rumusan-rumusan pancasila diuraikan dalam tiga
kelompok:
1. Alinea Pertama
Alinea pertama dari undang-undang dasar 1945 berbunyi:
2. Alinea Kedua
Alinea kedua dari Undang-undang Dasar 1945 berbunyi:
Sumber: beritadiy.com
Foto kemakmuran rakyat Indonesia dalam bertani
3. Alinea Ketiga
Alinea ketiga dari Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi:
4. Alinea Keempat
Alinea yang keempat dari Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi:
Pancasila sebagai dasar negara artinya Pancasila dijadikan dasar atau pedoman
mengaturkehidupan di Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, harus
melaksanakan nilai-nilaiyang terkandung dalam sila-sila Pancasila baik dalam
kehidupan di rumah, sanggar belajar,masyarakat, maupun bernegara. Sikap yang
merupakan pengamalan sila-sila Pancasilaadalah sebagai berikut:
Rifqhi Siddiq. 2006, Antrapologi Sosial. Jakarta: Pustaka Setia, Hal. 37.
Rochmawanti Munif.
11 Negara Anggota ASEAN | Indonesia Baik. (n.d.). Retrieved June 5, 2023, from
https://indonesiabaik.id/infografis/11-negara-anggota-asean
Mukminah, Mulyani, E., Nursa’ban, M., & Supardi. (2017). Ilmu Pengetahuan
Sosial Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Murwanti, & Yumono, T. (2009). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Untuk kelas 6 SD/MI (I. Mukminin & W. Widyawati (Eds.)). Jakarta: Pusat
Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Buku_PPKn_A-1_awal_indd.pdf. (n.d.).
NIM : 2203096146
Ig : ptrinuraa_
(FOTO APIN!!!!!)
NIM: 2203096147
Ig : Afinizzah_
NIM = 2203096148
Ig = @lailaatsf
NIM : 2203096149
Ig : nasray_
NIM = 2203096150
Ig = _anshrtl
Man 2 wonosobo
NIM: 2203096151
Ig: khoirul_abn
Pendidikan Formal: SDI 5 Ma'had, SMP Ma'had, SMA 1 negeri Wiradesa, UIN
Walisongo
Jenis Kelamin : pr
NIM : 223096152
Ig : -