Anda di halaman 1dari 101

Kata pengantar

Daftar Isi
Bab 1

PEMERINTAHAN DESA/KELURAHAN
DAN KECAMATAN
1. Pemerintah desa
Istilah dan pengertian Desa
Desa secara etimologi berasal daribahasa sansekerta, deca yang berarti
tanahair, tanah asal atau tanah kelahiran. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia,2desaadalah satu kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah
keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri(dikepalai oleh
seorang kepala desa) atau desa merupakan kelompok rumah luar kota yang
merupakan kesatuan. Desa terbentukatas prakarsa beberapa kepala
keluarga yang sudah bertempat tinggal menetap dengan memperhatikan
asal-usul wilayahdan keadaan bahasa, adat, ekonomi serta sosial budaya
orang-orang setempat yang pada akhirnyaterbentuklah desa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian desa adalah kesatuan


wilayah yang dihuni oleh beberapa keluarga dan dipimpin oleh Kepala
Desa. Desa juga bisa diartikan sebagai wilayah yang berada diluar kota
yang merupakan satu kesatuan.1Menurut R. Bintarto menyatakan bahwa
desa merupakan sebuah perwujudan dari segi geografis, ekonomis,
budaya, sosial dan politik yang terdapat di suatu daerah dan mempunyai
hubungan timbal balik antar daerah lainnya.2Sedangkan menurut dari
Rifhi Siddiq menyatakan bahwa desa merupakan suatu daerah yang
memiliki tingkat kepadatan penduduk yang rendah dengan interaksi sosial
bersifat homogenMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian desa
adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh beberapa keluarga dan dipimpin
oleh Kepala Desa. Desa juga bisa diartikan sebagai wilayah yang berada
diluar kota yang merupakan satu kesatuan.1Menurut R. Bintarto
menyatakan bahwa desa merupakan sebuah perwujudan dari segi
geografis, ekonomis, budaya, sosial dan politik yang terdapat di suatu
daerah dan mempunyai hubungan timbal balik antar daerah
lainnya.2Sedangkan menurut dari Rifhi Siddiq menyatakan bahwa desa
merupakan suatu daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang
rendah dengan interaksi sosial bersifat homogendan mayoritas
penduduknya bermata pencaharian petani karena umumnya di pedesaan
berupa wilayah agraris.

Desa atau pedesaanadalah daerah yang ada di luar kota. Di desa,


penduduknya hidupdengan tenteram dan damai. Pemandangan alam desa
begituindah. Tanah di desa subur dengan sawah terhampar luas, bukit-
bukit yang hijau, air mengalir jernih. Banggakah kamu sebagaiorang desa?
Tentu saja kamu harus bangga.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang berada didaerah kabupaten.
Setiap kabupaten biasanya terdiri atasbeberapa wilayah kecamatan. Setiap
kecamatan biasanya terdiriatas beberapa wilayah pemerintahan desa atau
kelurahan.Biasanya desa terdapat di wilayah pedesaan,
sedangkankelurahan biasanyaterdapat di wilayah perkotaan. Wilayah
desayang sudah mampu dan maju dapat berubah statusnya
menjadikelurahan.

Desa berhak menyelenggarakanpemerintahan sendiri dalam ikatanNegara


Kesatuan Republik Indonesia.Sebuah desa dipimpin kepala desa.Siapakah
yang mengangkat kepaladesa?

Seorang kepala desa dipilih secaralangsung oleh rakyat melalui


sebuahpemilihan kepala desa (pilkades).Masa jabatan seorang kepala
desaadalah lima tahun. Sedangkanseorang lurah diangkat langsung
olehpemerintah kabupaten/kota. Seoranglurah biasanya bersatus
pegawainegeri, sedangkan kepala desa tidak.Untuk mencukupi
kebutuhanhidupnya, kepala desa diberi tanahdesa yang biasa disebut tanah
carikatau tanah bengkok. Kepala desa dapatmenggarap tanah tersebut
selama iamenjabat sebagai kepala desa. Namunsekarang ini kepala desa
jugamenerima gaji dari pemerintah.

Kepala desa pada dasarnya bertanggung jawab kepada rakyatdesa melalui


BPD (Badan Permusyawaratan Desa). Namun dalampelaksanaannya,
laporan pertanggungjawaban kepala desadisampaikan kepada bupati atau
walikota melalui camat.

Kepala desa dalam menjalankan tugasnya dibantu olehperangkat


desa.Keberadaan perangkat desa disesuaikan dengankebutuhan di desa.
Adapun yang termasuk perangkat desa ataupamong desa misalnya
sekretaris desa, kepala urusanpemerintahan, kepala urusan perekonomian,
kepala urusanpembangunan, kepala urusan hubungan masyarakat
(kaurhumas), kepala urusan kesejahteraan rakyat (kaur kesra), parakepala
dusun/punduh, dan para pelaksana teknis lapangan,seperti urusan
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), danperangkat desa lainnya.
Lalu apakah tugas kepala desa itu?

Seorang kepala desa mempunyai tugas-tugas yaitu:

a. memimpin, mengendalikan, dan memberdayakan


kehidupanmasyarakat serta perekonomian desa;
b. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa;
c. mendamaikan perselisihan yang terjadi pada masyarakat desa;
d. mengajukan rancangan peraturan desa dan bersama
BPDmenetapkannya sebagai peraturan desa;
e. menjaga kelestarian adat-istiadat yang tidak bertentangandengan
akidah/agama yang hidup dan berkembang di desa;
f. . mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan
dapatmenunjuk kuasa hukumnya
Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya,
pemerintahandesa/kelurahan menyediakan tempat pelayanan umum,
sepertikantor desa/kelurahan, sekolah, pasar, tempat ibadah,puskesmas,
dan lapangan olahraga.

Pemerintahan desa adalah kepala desa dan BadanPermusyawaratan Desa


(BPD) sebagai penyelenggara urusanpemerintahan dalam mengatur dan
mengurus kepentinganmasyarakat desa setempat. Badan Permusyawaratan
Desa (BPD)adalah wakil dari penduduk desa yang bersangkutan
berdasarkanketerwakilan wilayah yang keanggotaannya berjumlah
ganjilminimal 5 orang dan maksimal 7 orang sesuai dengan luaswilayah,
jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desadengan masa jabatan
enam (6) tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya. Adapunkeanggotaannya dapat terdiri dari Ketua Rukun
Warga,Pemangku Adat, golongan profesi, pemuka agama, dan tokohatau
pemuka masyarakat lainnya yang ditetapkan dengan caramusyawarah,
dengan diresmikan oleh keputusan bupati/kota.

Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah


BadanPerwakilan yang terdiri atas pemuka masyarakat yang ada di desa
yangmengayomi adat istiadat, membuat Perdes, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintah desa. Dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dankemasyarakatan di desa BPD memiliki peran penting
dalam mewujudkan demokrasi desa. BPD harus memiliki kemampuan
yang memadai SDM dari BPD hams siap sehingga bisa mengimbangi
kerja aparat desa, harus responsiveterhadap penyusunan perencanaan
anggaran, mampu menggali potensi desa dan membangun saluran
komunikasi untuk kepentingan pembangunan desa. Dengan kemampuan
yang dimiliki BPD memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan
pemerintahan yang lebih tinggi, artinyaBPD memiliki posisi tawar yang
kuat dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat desa agar BPD
dapat berperan dan berfungsi seperti yang seharusnya, maka ada beberapa
ha1 yang hams dilakukan, pertarna-tama adalah mensosialisasikan
keberadaan BPD, peran serta fungsinya kepada masyarakat keberadaan
BPD sangat tergantung kepadadukungan masyarakat.

Dalam pemerintahan NKRI, desa atau kelurahan


merupakanlembagapemerintahan terbawah. Desa adalah gabungan
daribeberapa dusun atau kapunduhan dan Rukun Warga (RW).Dusun atau
kapunduhan adalah bagian wilayah desa yangmerupakan lingkungan kerja
pemerintahan desa. Dusun ataukapunduhan dikepalai oleh kepala dusun
(kadus) atau kepalapunduh (kapuh). Sedangkan Rukun Warga merupakan
gabungandari beberapa Rukun Tetangga (RT).

Susunan pemerintahan desa dan kelurahan dimungkinkanterdapat


perbedaan sesuai dengan kebutuhan tiap-tiapkabupaten/kota. Misalnya di
desa dapat dibentuk lembagakemasyarakatan sesuai dengan kebutuhan
desa melalui peraturandesa yang meliputi RT, RW, Dusun, Karang
Taruna, dan LembagaPemberdayaan Masyarakat (LPM) yang struktur
organisasinyaditetapkan berdasarkan peraturan daerah (perda) setempat.

Menurut Beratha (1992:37) mengemukakan bahwa tugas pemerintah desa


termasuk dalam menjalankan administrasi adalah :

1. Tugas bidang pemerintahan


2. Tugas bidang pelayanan Kepala masyarakat
3. Tugas bidang ketatausahaan.

Setruktur organisasi pemerintahan Desa


Sekretaris Desa merupakan benteng bagi pemerintah desa dan secara tidak
langsung sekaligus sebagai wakil dari Kepala Desa. Terbukti apabila
Kepala Desa berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka Sekretaris
Desa yang akanmenggantikannya. Mengingat peranan Sekretaris Desa
yang begitu penting, maka Sekretaris Desa yang memenuhi persyaratan
diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

2. Pemerintahan kelurahan
Pemerintah kelurahan merupakan lembaga pemerintahanyang setingkat
dengan desa. Kelurahan pada umumnya terdapatdi perkotaan. Kelurahan
lebih maju dari desa. Kelurahan dipimpinoleh seorang lurah. Lurah tidak
dipilih oleh warga seperti halnyakepala desa. Lurah adalah seorang
Pegawai Negeri Sipil (PNS).Lurah diangkat oleh pemerintah daerah kota
karena cakap danmemiliki kemampuan untuk menjalankan tugas
pemerintahan.

Lurah bertanggung jawab kepada walikota melalui camat.Untuk


membantu dan melakukan pengawasan terhadap tugasseorang lurah, maka
dibentuklah Dewan Kelurahan. DewanKelurahan juga berfungsi sebagai
pemberi masukan kepada lurahmengenai rencana pembangunan di
wilayahnya.

Dalam melaksanakan tugas lurah dibantu oleh perangkatkelurahan yang


terdiri atas sekretaris kelurahan dan seksi-seksi/urusan sebanyak empat
seksi/urusan serta jabatan fungsionallainnya atau sesuai kebutuhan yang
ditetapkan oleh peraturanaerah (perda). Dalam pelaksanaan tugasnya,
lurah memperolehpelimpahan dari bupati/walikota. Selain itu lurah
jugamempunyai tugas:
a. melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan
b. memberdayakan masyarakat;
c. melaksanakan pelayanan masyarakat;
d. menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum; serta
e. memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

Perbedaan pemerintahan kelurahan dan pemerintahan desa

No Pemerintahan Kelurahan Pemerintahan Desa


1. Dikepalai oleh lurah Dikepalai oleh kepala desa
2. Lurah diangkat oleh Kepala desa dipilih oleh rakyat
bupati/wali kota (PILKADES)
3. Lurah Pegawai Negeri Sipil Kepala desa bukan PNS
(PNS)
4. Terdapat dewan kelurahan Terdapat badan
permusyawaratan desa
5. Lurah dibantu oleh sekertaris Kepala desa dibantu oleh
kelurahan sekertaris desa dan perangkat
desa

3. Pemerintahan kecamatan
Kecamatan adalah wilayah administratif di Indonesia yang berada di
bawah kabupaten/kota. Kecamatan terdiri dari beberapa desa atau
kelurahan dan dipimpin oleh seorang camat yang diangkat oleh
pemerintah daerah setempat. Kecamatan memiliki peran penting dalam
pemerintahan daerah karena menjadi ujung tombak pelayanan publik
untuk masyarakat di tingkat wilayah yang lebih kecil. Beberapa tugas
kecamatan antara lain meliputi pemantauan pelaksanaan program nasional,
pembinaan pemerintahan desa/kelurahan, pengelolaan keuangan daerah,
serta penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur
di wilayahnya.

Pemerintahan di bawah kabupaten atau kota adalahkecamatan. Setiap


kecamatan merupakan gabungan dari beberapadesa atau kelurahan. Jumlah
desa atau kelurahan di setiapkecamatan tidak sama, tergantung luas
wilayah, kemampuan, danjumlah penduduknya. Pemerintah kecamatan
dipimpin olehseorang camat. Dalam menjalankan tugasnya, camat
dibantuseorang sekretaris camat (sekcam).

Di wilayah kabupaten, camat diangkat dan diberhentikan olehbupati.


Sedangkan di kota, camat diangkat dan diberhentikan olehwalikota. Oleh
karena itu, camat di kabupaten bertanggung jawabkepada bupati dan camat
di kota bertanggung jawab kepadawalikota. Seorang camat adalah Pegawai
Negeri Sipil yangmemiliki kemampuan dan kecakapan. Karena camat
seorangPegawai Negeri Sipil, maka ia digaji oleh pemerintah atau negara.
Kecamatan berubahstatusnya dari perangkat wilayah menjadiperangkat
daerah. Kecamatan disamakankedudukannya dengan OPD lainnya seperti
dinasdaerah dan LTD. Dengan demikian sebagaiperangkat daerah
semestinya kecamatandiperlakukan sama dengan dinas daerah danlembaga
teknis daerah lainnya dalam memerolehhak dan dalam melaksanakan
kewajibannyamasing-masing.

Setiap kantor kecamatan mempunyai peta batas wilayahberupa jalan atau


sungai, sehingga memudahkan kamu dalammencari tempat penting di
daerah itu. Selain itu ada beberapafasilitas umum yang ada di wilayah
kecamatan, seperti SekolahMenengah Pertama (SMP), SMA/SMK, KUA,
dan UPTD (UnitPelaksana Teknis Dinas) yang dipimpin oleh seorang
kepalaUPTD serta instansi lainnya, agar pemerintah kecamatan
mudahberkoordinasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

UPTD di kecamatan di antaranya:

1. UPTD Dinas Pendidikan

UPTD ini mengurus dan melayani masyarakat dalam


bidangpendidikan. Sekolah kamu adalah bagian dari UPTD
DinasPendidikan.

2. UPTD Dinas Kesehatan

UPTD ini mengurus dan melayani kesehatan masyarakat.Puskesmas


adalah bagian dari UPTD ini.

3. UPTD Kependudukan (KTD)

UPTD ini membidangi pencatatan penduduk, baik kelahiranmaupun


kematian. UPTD ini juga mengurusi pembuatanKartu Tanda Penduduk
(KTP).

4. UPTD Dinas Pekerjaan Umum

UPTD ini mengurusi bidang pemeliharaan dan pembangunanjalan raya


dan jembatan.

Pemerintahan wilayah kecamatan memiliki tiga unsurpimpinan. Mereka


berperan penting dalam melayani, melindungi,mengayomi, dan menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakatdi wilayahnya. Ketiga unsur
pimpinan itu sebagai berikut.

1. Camat

Camat merupakan kepala pemerintahan di wilayahkecamatan. Camat


bertugas memimpin dan mengurusipemerintahan di wilayahnya.
Camat juga bertugas memberikanpelayanan kepada masyarakat di
wilayahnya. Camat adalah pejabat pemerintahan lokal di indonesia
yang bertanggung jawab atas administrasi dan pengawasan kecamatan

Tugas camat antara lain:

1. Mengkoordinasiakan kegiatan pemberdayaan masyarakat


2. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
pelayanan
umum
3. Mengkoordinasikan penyelengaran kegiatan pemerintahan di
tingkat
kecamatan
4. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan
perundangundangan
2. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek)

Kepala kepolisian sektor adalah pemimpin kepolisian yangada di


wilayah kecamatan. Kepolisian di wilayah kecamatan ataukepolisian
sektor (polsek) bertugas menjaga keamanan danketertiban masyarakat
(kamtibmas). Anggota masyarakat yangmelanggar hukum atau
mengganggu keamanan dan ketertibanmasyarakat akan berurusan
dengan kepolisian.

Tugas Kapolsek yaitu memimpin, membina, mengatur dan


mengendalikan satuan Organisasi di lingkungan Polsek dan unsur
pelaksanaan kewilayahan dalam jajarannya termasuk kegiatan
pengamanan markas serta memberikan saran pertimbangan kepada
Kapolres yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya.

Fungsi dari Kapolsek antara lain, sebagai berikut:

a. Pengawasan, pengendalian, pemimpin dan pembina satuan


organisasi di lingkungan Polsek dan unsur pelaksana kewilayahan
dalamjajarannya termasuk kegiatanpengamanan markas.
b. Pemberian saran pertimbangan kepala kaporles yang terkait dengan
pelaksanaan tugasnya

3. Komandan Rayon Militer (Danramil)

Komandan rayon militer adalah pimpinan militer atau TentaraNasional


Indonesia yang ada di wilayah kecamatan. Tentara inibertugas menjaga
keamanan, ketertiban, dan keutuhan wilayahkecamatan dari berbagai
gangguan, baik yang datang dari dalammaupun dari luar.

Sisem organisasi pemerintahan Kecamatan


Bab 2

Konstitusi dan Norma-normal Sosial dalam


Masyarakat Indonesia

Norma dan konstitusi merupakan dua hal yang mempunyai kekuatan untuk
pengaturan dalam sistem kehidupan. Norma sebagai aturan yang lebih mengikat
pada sistem sosial dan budaya masyarakat, sedangkan konstitusi sebagai aturan
dasar suatu negara yang mengikat bagi setiap warga negara. Norma hanya
berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat atau etnis tertentu, tetapi ada pula
norma yang bersifat universal dan berlaku di semua wilayah untuk semua umat
manusia. Misalnya berupa larangan mencuri, begal, dan merampok, tidak boleh
memperkosa dan berzina, jangan membunuh, diharamkan berdusta, dan lain
sebagainya berupa larangan untuk tidak melakukan. Sebaliknya norma secara
universal mengajur untuk berbuat baik kepada sesama manusia, menjaga
lingkungan, melaksanakan kewajiban kepada Tuhan sesuai dengan agama dan
kepercayaannya, setia dan taat negara, dan lain sebagainya.

Konstitusi menyangkut aturan dasar bagi ketatanegaraan. Setiap negara


mempunyai konstitusi yang mengatur tentang tata negara, pemerintahan, sistem
dan bentuk negara, serta mengatur bangsanya untuk taat kepada hukum negara.
Konstitusi suatu negara berbeda-beda antara satu negara dengan negara lain,
perbedaan itu menjadi ciri khas dari eksistensi negara tersebut. Ini artinya bahwa
suatu negara wajib memiliki konstitusi, tidak ada suatu negara di dunia yang tidak
mempunyai konstitusi, bahkan merupakan salah satu syarat mutlak untuk
berlangsungnya suatu negara.
Ibarat tubuh manusia, maka konstitusi merupakan roh yang membuat manusia
bisa hidup untuk mencapai tujuan. Demikian pula halnya dengan suatu negara,
maka konstitusi sebagai pedoman yang mengatur dan membuat bangsa dan negara
dapat mencapai tujuan nasionalnya.

1. Konstitusi
Konstitusi (disebut pula undang-undang dasar) adalah norma sistem politik
dan hukum bentukan pada pemerintahan negarabiasanya dikodifikasi
sebagai dokumen tertulis maupun tidak tertulis. Hukum ini tidak mengatur
hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip
yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus
bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum. . Tidak semua negara memiliki konstitusi tertulis atau
Undang-Undang Dasar. Kerajaan Inggris biasa disebut sebagai negara
konstitusional, tetapi tidak memiliki satu naskah Undang-Undang Dasar
sebagai konstitusi tertulis, di samping karena adanya negara yang dikenal
sebagai negara konstitusional, tetapi tidak memiliki konstitusi tertulis, nilai
dan norma yang hidup dalam praktik penyelenggaraan negara juga diakui
sebagai hukum dasar, dan tercakup pula dalam pengertian konstitusi dalam
arti yang luas. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi
tertulis beserta nilai-nilai dan norma hukum dasar tidak tertulis yang hidup
sebagai konvensi ketatanegaraan dalam praktik penyelenggaraan negara
sehari-hari, termasuk ke dalam pengertian konstitusi atau hukum dasar
(droit constitusionnel) suatu negara.
Dalam penyusunan suatu konstitusi tertulis, nilai-nilai dan norma dasar
yang hidup dalam masyarakat dan dalam praktik penyelenggaraan negara
turut mempengaruhi perumusan suatu norma ke dalam naskah Undang-
Undang Dasar. Oleh karena itu, suasana kebatinan (geistichenhentergrund)
yang menjadi latar belakang filosofis, sosiologis, politis, dan historis
perumusan juridis suatu ketentuan Undang-Undang Dasar perlu dipahami
dengan saksama, untuk dimengerti dengan sebaik-baiknya ketentuan yang
terdapat dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar. Undang-Undang Dasar
tidak dapat dipahami hanya melalui teksnya saja. Untuk sungguh-sungguh
mengerti, kita harus memahami konteks filosofis, sosio-historis, sosio-
politis, sosio-juridis, dan bahkan sosio-ekonomis yang mempengaruhi
perumusannya.

Sebagai negara merdeka, Indonesia tidak mungkin dapat membentuk dan


menjalankan pemerintahan jika tidak membentuk konstitusi atau UUD
terlebih dahulu, karena dalam konstitusi disebutkan perintah membentuk
pemerintahan seperti yang terurai dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV
(Keempat) Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa UUD
1945 mengandung suasana kebatinan serta intisari dari pokok-pokok
pikiran tentang bangunan kenegaraan. Oleh karena itu, jiwa atau roh dari
Pembukaan itu harus menjadi sumber atau acuan dari batang tubuhnya,
dengan kata lain batang tubuh tidak boleh bertentangan dengan
pembukaannya yang mengacu pada penjelasan UUD 1945 dalam
pembukaan terkandung empat pokok pikiran 1. Negara melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia jadi negara harus mengatasi segala paham
golongan, mengatasi segala paham perseorangan, negara menurut
pengertian Pembukaan menghendaki persatuan segenap dan seluruh rakyat
Indonesia. 2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. 3. Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan asas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Oleh karena itu sistem yang
dibentuk oleh UUD 1945 harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan
asas permusyawaratan perwakilan yang sesuai dengan sifat dan semangat
masyarakat Indonesia. 4. Pembukaan UUD 1945 menjelaskan tentang
negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa untuk memelihara
budi pekerti yang luhur
Dalam batang tubuh UUD 1945 diuraikan pula mengenai bagaimana dan
siapa yang memegang kekuasaan pemerintahan, yaitu dalam Pasal 4 ayat
(1) UUD 1945 baik sebelum maupun sesudah mengalami perubahan
menyebutkan bahwa :”Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Disamping itu batang
tubuh UUD 1945 juga menyebutkan kekuasaan-kekuasaan yang lainnya,
sehingga jelas bahwa UUD 1945 sebagai konstitusi Republik Indonesia
memuat ketentuan-ketentuan pokok dalam menjalankan pemerintahan
negara, oleh sebab itu dalam suatu negara yang merdeka, konstitusi atau
UUD merupakan hal yang sangat diperlukan.
Indonesia adalah negara hukum, sedangkan ciri-ciri negara hukum adalah
adanya :
1. Asas pengakuan dan perlindungan hah-hak asasi manusia;
2. Asas legalitas;
3. Asas pembagian kekuasaan;
4. Asas peradilan yang bebas dan tidak memihak;
5. Asas kedaulat rakyat.
6. Asas demokrasi dan
7. Asas konstitusional (Mukhti Fajar, 2005 : 43).

Asas legalitas dan asas konstitusional merupakan ciri yang harus


dimiliki oleh sebuah negara hukum, sedangkan konstitusi atau UUD
merupakan bentuk legalitas adanya peraturan secara tertulis. Dengan
demikian secara konstitusonal yang juga merupakan ciri pokok negara
hukum telah terpenuhi, sehingga konstitusi atau UUD merupakan syarat
mutlak yang harus dipenuhi dalam suatu negara hukum seperti Indonesia.
Sedangkan bentuk konstitusi itu dalam suatu masa akan menggambarkan
kondisi demokrasi pada masa itu pula.
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di Indonesia
merupakan hukum tertinggi yang ditetapkan secara konstitusional,
sedangkan hukum itu merupakan produk politik, karena dalam
kenyataannya setiap produk hukum merupakan produk politik, sehingga
hukum dapat dilihat sebagai kristalisasi dari pemikiran politik yang saling
interaksi dikalangan politisi (M. Agus Santoso, 2009 : 9). sedangkan
politik itu kental dengan kepentingan, oleh karena itu tidak mustahil
karena kepentingan itulah kemudian dapat merubah produk hukum juga,
demikian halnya terhadap konstitusi di Indonesia yang selalu berubah dan
mengikuti perkembangan politik.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus
1945, dan diikuti pengesahan UUD 1945 sebagai konstitusi pada
tanggal 18 Agustus 1945, hingga kini UUD 1945 sebagai konstitusi
telah mengalami perkembangan dan perubahan-perubahan, hal itu
disebabkan karena perkembangan politik demokrasi yang selalu
berkembang dan berubah-ubah pula. kepentingan yang berubah-ubah
juga menjadi sebab berubahnya konstitusi, namun semuanya pasti
mempunyai tujuan sama yaitu menuju hukum yang dicita-citakan (Ius
constituendum).

2. Norma
Untuk memahami apa itu norma, maka berikut ini disajikan
beberpa pengertian tentang norma. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat
warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan
pengendali tingkah laku yang sesuai dan diterima oleh setiap warga
masyarakat. Dalam pengertian lain, namun memiliki esensi yang sama,
norma diartikan sebagai kebiasaan warga masyarakat yang telah menjadi
suatu aturan yang mengikat. Kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat, yang secara terus-menerus, turun-temurun,
dipelihara, dilakukan, ditaati dan dilestarikan agar tetap ada, serta
dipergunakan sebagai kontrol sosial dalam segenap sikap dan tindakan
warga masyarakat. Bila terjadi pelanggaran atau penyimpangan, maka
akanada sanksi terhadap pelanggaran norma.
Pada hakikatnya, eksistensi norma, tumbuh, berlangsung dan
berkembang oleh adanya manusia-manusia yang hidup dalam masyarakat.
Norma sebagai produk kebudayaan yang berwujud sistem sosial yang
mengatur segala bentuk sikap dan tingkah laku masyarakat. Pada awalnya
norma dibentuk dari suatu kesepakatan atau konsensus bersama
masyarakat yang terlibat di dalamnya. Kemudian digunakan sebagai
pedoman dan acuan bagi warga masyarakat dalam bersikap dan
berperilaku dalam sistem sosial budaya yang pedomani oleh komunitas
masyarakat tersebut.
Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berinteraksi
membutuhkan orang lain dalam keberlangsungan hidupnya (zoon
politicon). Menurut Aristotels, manusia sebagai zoon politicon, yang
artinya bahwa manusia telah dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan
berinteraksi satu sama lain (Frans Magnis Suseno. 2009). Dalam
kehidupan bermasyarakat manusia memerlukan aturan-aturan tertentu
karena tidak semua orang bisa berbuat sesuka hatinya dan menurut
kehendak masing-masing. Jika keinginan seseorang dipaksakan terhadap
orang lain, akan terjadi benturan dengan keinginan pihak lain. Untuk
mencapai keteraturan dan kenyamanan dalam kebersamaan dan hidup
bersama, maka manusia melakukan konsensus tentang hal yang boleh
dilakukan, yang sebaiknya dilakukan, dan yang tidak boleh dilakukan
(larangan) dalam kehidupan bermasyarakat. Konsensus itulah pada
akhirnya akan yang menjadi suatu embrio tentang eksistensi norma.
Sebagai pedoman yang diaati dan dilaksanakan oleh manusia dalam
kehidupan dan berinteraksi sosial di dalam lingkungan masyarakatnya.
 Macam-Macam Norma
Secara umum macam-macam norma dapat teridentifikasi
sangat banyak, namun yang sering didengar dan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari, sekurang-kurangnya dapat diidentifikasi
sebagai berikut, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma
kesopanan dan norma hukum. Untuk lebih mengenal secara detail
dan beberapa contoh yang disajikan pada setiap norma, dapat
diikuti bahasan berikut ini.
1. Norma Agama
Norma agama bersifat dogmatis, artinya bahwa ajarannya
sudah diyakini akan kebenarannya. Oleh sebab itu harus
dilaksanakan oleh manusia dengan prinsip dalam
pelaksanaannya tidak boleh dikurangi ada/atau ditambah.
Sumber norma agam dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa, yang
di tulis dalam kitab suci masing-masing agama dan
kepercayaan manusia di dunia. Sehingga norma agama menjadi
peraturan hidup yang harus diterima oleh manusia sebagai
bentuk perintah, larangan dan ajaran yang bersumber dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Di Indonesia ada 6 agama yang di akui oleh pemerintah,
yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Budha, Hindu
dan Kong Hu Cu. Umat dari keenam agama ini memiliki norma
agama yang mengikat dirinya terhadap ajaran agama tersebut.
Baik yang mengajarkan terhadap hubungan dengan Tuhannya
masing-masing (vertikal), maupun yang mengatur hubungan
berinterkasi dengan sesesama manusia seiman dan dengan yang
tidak seiman (horizontal). Terhadap hubungan yang vertikal,
itu adalah kewajiban pemeluk agama mematuhi ajaran agama
dan kepercayaannya terhadap Tuhan-Nya. Umat manusia yang
beragama lain tidak boleh intervensi dan mengkriminalisasi,
karena masing-masing sudah mempunyai tata cara atau norma
tersesendiri dalam berhubungan dengan Tuhan secara vertikal.

Namun terhadap hubungannya dengan sesama umat


manusia beda agama dan keyakinan, wajib menaati norma-
norma yang berlaku secara umum dan universal. Selain itu,
harus mengedapankan sikap toleransi, menghargai dan
memberikan kesempatan, kenyamanan setiap pemeluk agama
dalam melaksanakan ibadanhya masing-masing. Sikap toleransi
ini sebagai bentuk norma yang berlaku secara universal.
Sanksi atau hukuman terhadap pelanggar norma agama
bagi pemeluk terhadap Tuha-Nya tidak bisa berikan oleh
manusia. Sebab sanksi tersebut akan diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing pemeluk agama. Namun terhadap dampak
perbuatan pelanggaran norma agama terhadap kehidupan
masyarakat, misalnya melakukan tindakan kriminal. Maka
perbuatan kriminal yang berdampak langsung terhadap
manusia- manusia lain, seperti mencuri, merampok, membegal,
memperkosa, membunuh, berzina, korupsi, berbuat riba,
penyalahgunaan narkotika (narkoba) dan yang lainnya. Atas
perbuatan kriminalnya, yang bersangkutan menerima sanksi
hukuman pidana dan/atau perdata sesuai dengan putusan
pengadilan. Namun perbuatan pelanggaran norma agama itu,
langsung berhubungan dengan sang pencipta Tuhan Yang
Maha Esa, maka manusia hanya bisa mengatakan bahwa yang
bersangkutan telah berdosa, dan hanya Tuhan yang akan
memberikan sanksi hukuman yang adil-seadilnya dikemudian
hari, yaitu di akhirat.
2. Norma Kesusilaan

Secara universal, manusia diajarkan untuk berbuat


kebaikan dan meninggalkan keburukan. Ada ajakan bagi seluruh
umat manusia di jagat raya ini untuk berlomba-lomba berbuat
dalam kebaikan dan sebaliknya diminta untuk meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang buru. Baik dan buruk merupak dua sisi
yang bertolak belakang dan bertentangan. Kriteria baik
menggambarkan perbuatan yang tidak melanggar aturan, norma
dan nilai-nilai yang berlaku.Sebaliknya kriteria perbuatan yang
termasuk dalam kategori buruk adalah menggambarkan pikiran,
sikap dan perbuatan yang tidak baik. Apabila dilakukan, maka
akan mendapat sanksi sosial, bahkan bila mengarah pada
kriminalitas dapat disanksi dengan hukuman pidana dan/atau
pidarta.
Oleh sebab itu pengertian norma kesusilaan, menyangkut
pada dua sisi tentang baik dan buruk. Norma kesusilaan secara
esensial dapat dikatakan sebagai pedoman hidup yang berkaitan
dengan perilaku baik dan buruk yang didasarkan atas kemampuan
untuk mengenali kebenaran dan keadilan serta membuat pembeda
diantarinya. Bagi yang melanggar norma kesusilaan akan
mendapatkan sanksi sosial antara lain, seperti : pengucilan,
pencibiran, penghinaan, dibuat perasaan tidak nyaman dan lain
sebagainya. Meskipun sanksi sosial sudah hampir tidak diterapkan,
namun dipastikan tetap akan ada hubungannya dengan rasa,
praskenasanksi sosial norma kesusilaan.
Contoh perbuatan yang masuk dalam melanggar norma
kesusilaan, antara lain, bila berbicara, bohong; jika berjanji,
mengingkari, bila diberi amanah kepercayaan, berkhianat,
menampakkan aurat, berzina, berbuat maksiat, anak durhaka
terhadap orang tua, istri durhaka dengan suami, tidak melakukan
kewajiban, tetapi “ngotot” meminta hak, dan lain sebagainya.
3. Norma Kesopanan

Tampilan perilaku-perbuatan, tutur kata (lisan) dan sikap seseorang dapat


mencerminkan tingkat kualitas pribadi. Setiap orang akan sangat mudah
memberikan kesimpulan terhadap orang lain, sesaat setelah melihat perilaku,
mendengarkan tutur kata dan/atau mencermati sikap seseorang. Maka akan timbul
kesan : sombong, tidak mengerti adat istiadat, pembual/pembohong, tidak jujur,
kasar, dan lain sebagainya merupakan “cap” atau sebutan bagi orang yang tidak
sopan. Namun sebaliknya, ada kesan santun, halus, jujur, rendah hati, penolong
dan lain sebagainya merupakan “Brand” bagi orang sopan.
Norma kesopanan, pada umumnya bergerak pada dimensi perilaku-
perbuatan, tutur kata lisan dan sikap yang dibentuk atas pengaruh budaya setempat
dengan agama yang dianut dan diyakininya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan
bahwa norma kesopanan merupakan pedoman dan peraturan kehidupan atau nilai
nilai yang telah diatur, berdasarkan kebiasaan adat-istiadat setempat dan ajaran
agama yang dianut masyarakat.
Norma kesopanan mengajarkan pada masyarakat, agar setiap manusia dapat
menjadi manusia yang santun, memiliki peradaban yang tinggi, berkepribadian
yang baik dan menghargai sesama manusia dan lingkungan masyarakat. Contoh
seandainya berpakaian, gunakanlah pakaian yang pantas dan sopan; jika berbicara,
ngomonglah dengan tutur kata yang tidak meninggi; bila sedang berjalan di gang
kebetulan melewati orang yang sedang duduk, maka ucapkanlah permisi, bila
masuk kerumah orang ucapkan salam dan lain sebagainya yang mengatur tata cara
hidup yang baik, damai dan harmoni.
Sanksi pelanggar norma kesopanan, pada umumnya berkisar pada ranah etika
dan perasaan akibat cibiran, hinaan, sumpah serapah, caci-maki, dan ditinggalkan
dari lingkungan sosial, serta masih banyak yang lainnya sebagai sanki
pelanggaran norma kesopanan.
4. Norma Hukum
Norma hukum bersifat formal, maksudnya sebagai bentuk aturan yang dibuat
oleh negara untuk ditaati, dipatuhi dan dijalankan oleh masyarakat. Siapa saja
yang melanggar norma hukum, maka akan diproses secara formal oleh lembaga
penegak hukum untuk diadili agar diperoleh putusan yang seadil-
adilnya.Pelanggaran-pelanggaran norma hukum berkaitan dengan pelanggaran
yang bersifat pidana, perdata dan administrasi negara. Dapat dikatakan bahwa
norma hukum merupakan pedoman atau ketentuan hukum yang mengatur
masyarakat dalam suatu negara, baik yang tertulis ataupun tidak tertulis.
Ciri utama dari norma hukum adalah bersifat memaksa dan mengikat. Untuk
melaksanakan norma hukum, maka setiap masyarakat diberikan pedoman yang
tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Perdata dan Tata
Usaha Negara. Dalam hal ada pelanggaran norma hukum, maka penegak hukum
(polisi, jaksa dan hakim) wajib memperosesnya mulai dari penyelidikan,
penyidikan dan proses peradilan, agar mendapatkan keputusan yang seadil-
adilnya.

Contoh norma hukum :Setiap warga negara Indonesia wajib membayar pajak.
Seseorang yang melakukan tindak kejahatan atau tindak kriminal akan diberi
sanksi yang sudah berlaku. Setiap orang menaati rambu lalu lintas.
Sanksi dalam norma hukum dapat berupa pemidanaan, denda, maupun hukuman
sosial. Dimana sanksi tersebut berlaku bagi setiap warga masyarakat yang
melanggar norma hukum yang sudah diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
Pihak yang menangani permasalahan pelanggaran norma hukum dilaksanakan
oleh pihak berwajib seperti polisi,TNI,Polri
Fungsi Norma dalam Masyarakat

1. Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku.
2. Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
3. Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat.
4. Menjadi dasar untuk memberikan sanksi kepada warga masyarakat yang
melanggar norma.
5. Mencegah terjadinya benturan kepentingan dalam kehidupan masyarakat.
Bab 3

NILAI NILAI JUANG DALAM PROSES


PERUMUSAN PANCA SILA
Pancasila sebagai dasar negara lahir melalui perjalanan yang cukup
panjang. Penghayatan akan masa lalu bangsa dan perjalanan hidup bangsa selama
beratus- ratus tahun dalam penjajahan turut mewarnai proses perumusan tersebut.
Pahit getirnya hidup di bawah telapak kaki penjajah turut mempengaruhi
semangat dan nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia.

Banyak nilai juang yang dapat diteladani dari para pejuang bangsa dalam
proses merumuskan Pancasila sebagai dasar negara, di antaranya nilai
kebersamaan, kerelaan berkorban untuk kepentingan bersama, menempatkan
persatuan dan kesatuan bangsa daripada kepentingan pribadi dan kelompok, serta
nilai-nilai lainnya. Nilai-nilai yang diwariskan oleh para pejuang bangsa itu
dinamakan nilai-nilai juang. Disebut nilai-nilai juang karena nilai-nilai ini penting
dalam proses perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.

Sebagai generasi muda bangsa, kita hendaknya senantiasa meneladani


beberapa sikap yang dicontohkan para pejuang bangsa dalam merumuskan dasar
negara. Caranya ialah dengan selalu berusaha mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan kita berarti kita telah meneladani dan sekaligus meneruskan
nilai-nilai yang telah diwariskan para pejuang bangsa di masa lalu.
Dalam usaha mencapai kemerdekaan, bangsa Indonesia memiliki nilai-
nilai juang yang selalu mewarnai perjuangan mereka. Nilai-nilai itu memberi
kekuatan bagi bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita hidup.

Apakah nilai juang itu? Nilai-nilai juang apa saja yang mewarnai bangsa
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan? Nilai-nilai juang apa saja yang
memengaruhi bangsa Indonesia dalam proses perumusan dasar negara, Pancasila?
Marilah kita pelajari dengan saksama.

1. Pengertian dan Makna Nilai Juang

Nilai yaitu sesuatu yang berharga atau berguna. Juang artinya usaha untuk
mendapatkan sesuatu atau usaha untuk menggapai cita-cita. Jadi, nilai juang
artinya sesuatu yang berharga dalam usaha mendapatkan (merebut) sesuatu atau
dalam mencapai cita-cita. Berkaitan dengan ketiga kalimat di atas, maka kita
dapat mengartikan kalimat di atas seperti berikut:

a. Sebagai generasi muda, kita harus mewarisi sesuatu yang berharga dalam
perjuangan yang dilakukan para pendiri negara kita.

b. Sesuatu yang berharga dalam perjuangan itu di antaranya ialah berani


menegakkan kebenaran dan keadilan.

c. Sesuatu yang berharga yang dianut bangsa kita berbeda dengan sesuatu yang
berharga yang dianut bangsa Amerika. Jadi, nilai juang artinya sesuatu yang
berharga dalam usaha mendapatkan (merebut) sesuatu atau dalam mencapai cita-
cita.

2. Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Bagaimana proses perumusan dasar negara, Pancasila?

Perumusan Pancasila sebagai dasar negara dilakukan melalui tahapan-


tahapan berikut, yakni:

a. Sidang I BPUPKI Tanggal 29 Mei - I Juni 1945


Sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai
dengan 1 Juni 1945. Dalam sidang ini dibicarakan mengenai asas dan
dasar negara Indonesia merdeka atau Philosofische Grondslag Indonesia
Merdeka.
Usul mengenai asas dan dasar Indonesia merdeka pertama-tama
dikemukakan oleh Mr. Muhammad Yamin dalam pidatonya tanggal 29
Mei 1945 dengan judul "Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia". Mr. Muhammad Yamin mengusulkan lima asas dan dasar
bagi negara Indonesia merdeka yang akan didirikan, yakni:
(1) Peri Kebangsaan:
(2) Peri Kemanusiaan;
(3) Peri Ketuhanan:
(4) Peri Kerakyatan:
(5) Kesejahteraan Sosial.
Kendatipun demikian pendapat Yamin dalam pidatonya, tetapi
setelah selesai pidato ia memberikan konsep mengenai asas dan dasar
negara Indonesia merdeka yang agak berbeda dengan apa yang
dipidatokan. Asas dan dasar negara Indonesia merdeka menurut
Mohammad Yamin dalam konsep tertulis yang diberikan kepada Ketua
ialah:
(1) Ketuhanan Yang Mahaesa:
(2) Persatuan Kebangsaan Indonesia:
(3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab:
(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan:
(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain Yamin, Mr. Soepomo juga mengemukakan gagasan
mengenai asas dan dasar negara Indonesia merdeka. Gagasan Soepomo
mengenai asas dan dasar negara Indonesia merdeka ialah:
(1) Persatuan:
(2) Kekeluargaan;
(3) Keseimbangan lahir dan batin:
(4) Musyawarah:
(5) Keadilan rakyat.
Sedangkan dalam pidato tanggal 1 Juni 1945. Ir. Sukarno
mengemukakan asas dan dasar negara Indonesia merdeka sebagai berikut:
(1) Kebangsaan Indonesia:
(2) Internasionalisme atau perikemanusiaan:
(3) Mufakat atau demokrasi:
(4) Kesejahteraan sosial:
(5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Ir. Sukarno menyarankan lima asas untuk berdirinya bangunan
negara itu hendaknya diberi nama Pancasila, artinya lima dasar. Gagasan
ini ia kemukakan atas saran dari salah seorang temannya, ahli bahasa.
Akan tetapi beliau tidak menyebutkan nama temannya itu.

Gambar Sidang BPUPKI I

b. Sidang Panitia Kecil 22 Juni 1945


Dalam sidang pertama BPUPKI disepakati bahwa untuk
menindaklanjuti sidang yang belum mencapai kesimpulan dibentuk
Panitia Kecil. Panitia Kecil ini bertugas merumuskan hasil sidang I
dengan lebih jelas. Anggota Panitia Kecil ada sembilan orang sehingga
sering disebut Panitia Sembilan. Kesembilan tokoh tersebut ialah:
1. Ir. Soekarno (Ketua merangkap anggota);
2. Drs. Mu. Hatta (Wakil Ketua merangkap anggota); A
3. .A. Maramis, S.h. (anggota):
4. Abikusno Cokrosuyoso (anggota):
5. Abdul Kahar Muzakkir (anggota);
6. haji Agus Salim (angota):
7. K.h. Wahid Hasyim (anggota):
8. Achmad Soebardjo, S.h. (anggota):
9. Mr. Muh. Yamin (anggota).

Gambar diatas merupakan para tokoh panitia sembilan

Sidang Panitia Sembilan ini dilaksanakan tanggal 22 Juni 1945 di


Gedung Jawa hokokai Jakarta. Selain panitia sembilan, anggota BPUPKI
lainnya juga hadir dalam rapat tersebut, sehingga jumlah peserta rapat ada
38 orang.
Dalam sidang Panitia Kecil tanggal 22 Juni 1945 dihasilkan
piagam Jakarta. Isi Piagam Jakarta selengkapnya adalah sebagai berikut:
"Bahwa sesunguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh
sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
menghan-tarkan rakyat Indonesia kepada pintu gerbang Negara Indonesia
yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan
didorongkan olch keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaannya. Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu
pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh Tumpah Darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia yang
berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan, dengan berdasar kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.”

C. Sidang II BPUPKI

diselenggarakan pada tanggal to sampai dengan 16 Juli 1945.


Dalam sidang ini dibicarakan mengenai penyusunan Rencana Pembukaan
Undang-undang Dasar dan rencana Undang-undang Dasar serta rencana
lain yang berhubungan dengan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dalam rapat tanggal 1 Juli 1945 dibentuk Panitia Perancang
Undang-Undang Dasar dengan susunan sebagai berikut:
1. Ir. Sukarno:
2. R. Otto Iskandardinata:
3. B.P.h. Purbaya: K.h. Agus Salim:
4. Mr. Achmad Subarjo;
5. Mr. R. Supomo:
6. Mr. Maria Ulfah Santosa:
7. K.h. Wahid hasyim:
8. Parada harahap:
9. Mr. J. Latuharhary:
10. Mr. R. Susanto Tirtoprojo;
11. Mr. Sartono:
12. Mr. KPRT Wongso Negoro:
13. KRTH Wuryaningrat:
14. Mr. R.P.Singgih:
15. Mr. Tan Ông hoa: dr. P.A. husein Jayadiningrat:
16. dr. Sukirman Wiryosan joyo:
17. Mr. A.A. Maramis;
18. Miyano (utusan Jepang).

Atas usul dari husein Jayadiningrat dan Mr. Muh. Yamin, maka
dalam Panitia Perancang Undang-undang Dasar dibentuk Panitia Kecil
dengan susunan sebagai berikut:

Panitia Kecil Declaration of Rights, dengan susunan anggota


Mr. Achmad Subardjo (Ketua), Parada harahap, dan dr. Sukirman
Wiryosanjayo. Panitia Kecil Perancang Undang-undang Dasar dengan
susunan Mr. Soepomo (Ketua), Mr. Achmad Socbardjo, K.D.R.T.
Wongsonegoro, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, K.h. Agus
Salim, dr. Sukirman Wiryosanjoyo. Untuk Preambul (Pembukaan)
tidak dibentuk panitia kecil karena hasil Panitia Sembilan tanggal 22
Juni 1945 telah diterima. Dalam rapat yang memakan waktu selama 7
hari itu, dihasilkan Rancangan Undang-undang Dasar untuk Indonesia
Merdeka.
Usaha-usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia melalui
BPUPKI hanya sampai di sini, karena selanjutnya pada tanggal 7
Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan sebagai gantinya dibentuklah
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 9
Agustus 1945. Ketua PPKI ialah Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Muh.
Hatta

d. Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

Meskipun badan ini buatan Jepang, akan tetapi sampai


menyerahnya Jepang kepada Sekutu (14 Agustus 1945), badan ini tidak
pernah dilantik oleh Jepang. Keanggotaan PPKI pun adalah bangsa
Indonesia sendiri. Sejak perumusan teks Proklamasi sebagian anggota
PPKI ini telah mulai memerankan fungsinya sebagai wakil-wakil rakyat
Indonesia.

Sesuai dengan rencana semula, PPKI (Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia) atau Dokoritsu Zunbi Iinkai akan mengadakan
sidang pada tanggal 18 Agustus 1945, yakni akan membicarakan persiapan
kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, karena pada tanggal 17 Agustus
1945 Indonesia merdeka lepas dari campur tangan Jepang, maka akhirnya
sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 dimanfaatkan untuk melengkapi
persyaratan berdirinya negara yang belum terpenuhi. Secara garis
besarnya, kegiatan rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 dibagi ke dalam
dua tahap, yaitu:

1) Tahap Sebelum Rapat PPKI

Pada tahap ini diadakan rapat kecil yang terdiri atas Drs.
Mohammad hatta. Ki Bagus hadikusumo, Wahid hasyim, Mr. Kasman
Singodimejo, dan Teuku Moh. hasan. Mereka mengadakan rapat
pendahuluan dan menghasilkan kesepakatan mengubah kalimat
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan. syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya menjadi Ketuhanan Yang Mahacsa". Dengan perubahan
tersebut, maka seluruh hukum Undang-undang Dasar dapat diterima oleh
daerah-daerah Indonesia yang tidak beragama Islam, misalnya daerah-
daerah yang diduduki Kaigun.

Menurut Drs. Muh. Hatta, adanya perubahan itu menandakan


bahwa para pemimpin bangsa pada waktu itu lebih mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa.

Perhatikanlah bagaimana para pemimpin bangsa kita begitu toleran


terhadap sesamanya, sehingga semua paham dan golongan yang berbeda
dapat dipersa

2) Rapat Utama PPKI

Rapat ini dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Muh. Hatta. Dalam rapat
diputuskan tiga keputusan penting, yakni:

ini Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 setelah mengalami


perubahan di sana-sini. Dalam UUD tercantum dasar negara. Dengan
demikian PPKI pun telah menetapkan dasar negara RI yang baru
diproklamasikan sehari sebelumnya:tukan dengan kearifan mereka.

Memilih dan mengangkat Ir. Sukarno dan Drs. Muh. hatta, masing-
masing sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia:
Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang berfungsi
membantu presiden dan wakil presiden sebelum lembaga-lembaga negara
yang diharapkan UUD 1945 terbentuk secara resmi.
Gambar Proses sidang PPKI

Dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, terdapat


nilai-nilai juang yang digunakan para pejuang bangsa kita. Di antara nilai-
nilai juang tersebut adalah:

1. Nilai persatuan dan kesatuan mereka begitu menempatkan persatuan


dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan

2. Nilai keikhlasan Para perumus dasar negara kita saat itu tidak terpikir
untuk mendapat imbalan. Mereka ikhlas demi bangsa dan negaranya.

3. Berani menegakkan kebenaran dan keadilan Demi keadilan, mereka


berani melakukan perjuangan di tengah-tengah bahaya.

4. Toleran terhadap perbedaan Perumusan dasar negara diwarnai dengan


sikap menghargai perbedaan.

5. Nilai musyawarah mufakat Mereka merumuskan dasar negara dengan


asas musyawarah untuk mencapai kata mufakat.

Saat bangsa Indonesia merumuskan dasar negara, kita dapat


menangkap kentalnya nilai-nilai kebersamaan di antara mereka. Perhatikan
bagaimana sebagian tokoh pejuang kita begitu rela mengubah kalimat
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa"

.Apabila tokoh pejuang kita tidak memiliki sikap kebersamaan,


tentu saja kalimat itu tidak akan diubah, dan jika tidak diubah sudah
barang tentu bangsa kita terpecah-belah saat itu. Mereka yang tidak
beragama Islam tidak dapat diwadahi dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Untunglah para tokoh pejuang bangsa kita
saat itu memahami nilai-nilai kebersamaan, sehingga semua paham dan
golongan dapat dipersatukan.

Nilai-nilai juang yang dapat kita teladani dari para pendiri negara
kita cukuplah banyak. Di antara nilai-nilai juang tersebut dapat kamu baca
seperti dalam uraian berikut.

1. Sikap Rela Berkorban

a. Pengertian Rela Berkorban

Sebagai makhluk sosial manusia tentu membutuhkan bantuan dan


pertolongan orang lain. Seorang anak tidak akan bisa hidup dan tumbuh
menjadi besar dan dewasa tanpa pertolongan orang tua. Pertolongan orang
tua pada anaknya, dari mulai ia dikandung sampai menjadi dewasa disebut
pengorbanan orang tua. Sikap kerelaan berkorban orang tua sangat berarti
bagi seorang anak. Dengan sikap ini seorang anak tumbuh dan
berkembang menjadi dewasa.

Dalam kehidupan sehari-hari sikap ini perlu kita kembangkan,


misalnya dengan

(1) Mau menolong teman yang membutuhkan pertolongan karena celaka,


pingsan, atau karena bencana alam:

(2) Mau mendonorkan darah melalui PMI untuk menolong mereka yang
memerlukan bantuan darah:

(3) Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi


dan golongan;

(4) Menjadi anggota Patroli Keamanan


(5) Menjadi anggota pramuka:

2. Semangat Kebersamaan

a. Arti dan Makna Kebersamaan

Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup sendiri. Dalam


memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan orang lain.
Perhatikanlah dalam kehidupan kita sehari-hari, adakah manusia yang bisa
memenuhi segala kebutuhannya oleh sendiri? Tentu saja tidak, bukan?

Sadar tidak sadar, kita sebagai manusia sangat tergantung kepada


orang lain. Coba kita renungkan sejenak, dapatkah kita berpakaian jika
tidak ada penjahit yang menjahit pakaian kita? Dapatkah kita makan tanpa
ada petani yang menanam padi? Dapatkah kita melewati jalan beraspal
jika tidak ada orang lain yang membangun jalan tersebut? Tentu tidak bisa,
bukan? Karena manusia tergantung hidupnya kepada orang lain, maka kita
harus mau membangun semangat kebersamaan. Apakah semangat
kebersamaan itu? Semangat kebersamaan adalah cara hidup bersama yang
dilandasi sikap saling menghormati, saling menolong, dan saling berbagi
antara manusia satu dengan manusia lain. Jika kita senang orang lain pun
harus merasa senang, jika orang lain susah kita pun turut merasakan susah.

3. Bersikap Ikhlas
a Makna Ikhlas
Apakah ikhlas itu? Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
karangan Poerwadarminta, kata ikhlas mengandung arti tulus hati atau
dengan hati yang bersih. Sementara ada juga pendapat lain yang
menyatakan bahwa ikhlas berarti rela hati dalam menerima, melakukan,
dan meninggalkan sesuatu.
Dari kedua pengertian tersebut dapatlah ditarik beberapa
pengertian mengenai konsep keikhlasan ini, yakni:
(1) Ikhlas berarti tidak mengharapkan imbalan dari makhluk (sesama
manusia);
(2) Ikhlas berarti adanya kebersihan hati, terbebas dari motif-motif buruk:
(3) Ikhlas berarti melakukan, menerima, atau meninggalkan sesuatu
dengan senang hati (gembira).

b. Manfaat Sikap ikhlas


Apa manfaat sikap ikhlas dalam kehidupan? Bersikap ikhlas dalam
melakukan, menerima, dan meninggalkan sesuatu sangat bermanfaat bagi
kehidupan kita, di antaranya ialah:
1) Meringankan beban pekerjaan
Pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas akan terasa ringan.
Sebaliknya, jika dilakukan dengan hati yang tidak tulus akan terasa berat
dan menindih pundak kita. Melakukan pekerjaan yang kecil dan ringan
sekalipun, jika dilakukan dengan hati yang tidak ikhlas, maka akan terasa
berat. Sebaliknya, seberat dan sebesar apa pun pekerjaan yang kita
lakukan dengan hati yang ikhlas, maka akan terasa ringan dan nikmat.
Oleh sebab itu, jika kita melakukan sesuatu, lakukanlah dengan ikhlas,
jangan melakukan suatu pekerjaan dengan hati yang tidak ikhlas.
2) Meningkatkan kualitas pekerjaan Pekerjaan yang dilakukan
dengan ikhlas akan memiliki bobot kualitas yang baik. Sebaliknya,
pekerjaan yang dilakukan dengan keterpaksaan akan berkualitas rendah.
Dalam beragama, keikhlasan merupakan salah satu syarat sahnya suatu
ibadah. Ibadah yang tidak didasarkan pada keikhlasan, tidaklah
mendapatkan pahala dari Allah swt.
3) Menenteramkan hari hati orang yang melakukan, menerima,
dan meninggalkan sesuatu dengan ikhlas akan terasa tenang dan tenteram,
tidak merasa terpaksa. Ia melakukan pekerjaan, menerima, dan
meninggalkan sesuatu dengan nikmat dan hati yang rela. Ia tidak merasa
takut apa pun karena berada pada posisi yang benar.
4) Menjauhkan sikap Riya Sikap riya atau ingin dipuji oleh orang
lain adalah sikap buruk dalam pandangan agama. Seseorang yang
melakukan sesuatu dengan ikhlas akan terbebas dari sikap riya ini. Ia
bekerja tidak dipengaruhi oleh orang lain, akan tetapi didasarkan pada
ketulusan hati sanubarinya. Sikap riya ini membakar pahala kebajikan kita
seperti api membakar kayu bakar, oleh sebab itu, dengan sikap ikhlas ini
kita terbebas dari sikap riya yang merusak itu.

c Perwujudan Sikap Ikhlas dalam Kehidupan

Sikap ikhlas harus senantiasa diwujudkan dalam kehidupan sehari-


hari, baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat. Bagi pelajar SD
Kelas 6, sikap ikhlas antara lain dapat diwujudkan dengan cara seperti di
bawah ini.
1. Senantiasa merasa senang bila turut dalam kegiatan upacara keagamaan
dan nasional:
2. Tidak munafik (berpura-pura) dalam menolong orang lain:
3. Tulus hati dalam berucap, bersikap, dan bertindak:
4. Senantiasa memberikan dengan tulus hati kepada orang yang berhak
mendapatkan suatu jabatan atau kedudukan:
5. Tidak mengharapkan imbalan atas segala apa yang dikerjakannya.

4. Bersikap Gigih
Salah satu sikap yang dimiliki para pejuang kita ialah gigih dalam
perjuangan sampai mencapai apa yang dituju. Untuk mewarisi sikap ini,
marilah kita kaji uraian berikut. A. Makna Sikap Gigih
Gigih artinya teguh pendirian dan pikiran akan sesuatu hal
(peristiwa). Sinta pada cerita di atas begitu teguh pendirian dan pikiran
akan cita-citanya: menjadi bintang kelas. Kegigihannya mengantarkan
dirinya kepada keberhasilan. Sebaliknya, Sendi menunjukkan sikap
menyerah dan kalah dengan keadaan. Orang dengan sikap gigih biasanya
memiliki ciri-ciri tersendiri, di antaranya:
1) Suka bekerja keras
Bekerja keras merupakan salah satu ciri orang gigih. Mustahil
seseorang dikatakan gigih apabila is ridak man hekerja keras. Orang-orang
gigih selalu berusaha scoptimal mungkin dalam mengejar cita-citanya.
2) Bersabar
Kegigihan seseorang biasanya ditentukan oleh tingkat
kesabarannya. Semakin ía sabar semakin gigih dalam mencapai cita-
citanya. Kesabaran merupakan ruhnya kegigihan. Tidak akan bisa gigih
seseorang yang tidak memiliki kesabaran.

3) Pantang menyerah
Bisakah orang yang mudah menyerah dikatakan sebagai orang
yang gigih? Tentu saja tidak. Orang-orang gigih adalah mereka yang
pantang menyerah dalam setiap langkah hidupnya. Sebelum apa yang
dicita-citakannya tercapai ia tidak pernah mau mengalah atau menyerah.

4) Teguh pendirian

Salah satu sikap orang gigih adalah teguh pendirian. Ia tidak


mudah terombang- ambing oleh berbagai issue atau pengaruh yang datang
dari luar dirinya. Orang gigih pada umumnya adalah mereka yang mampu
mengatasi setiap ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG)
dengan baik. la tidak kalah dengan keadaan, tetapi mengalahkan keadaan.
Bab 4

PRINSIP HARMONI DALAM


KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS,
DAN ANTARGOLONGAN (SARA),
SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, DAN
GENDER DALAM BINGKAI BHINEKA
TUNGGAL IKA
Keberagaman merupakan suatu kondisi dalam masyarakat yang di
dalamnya terdapat berbagai perbedaan. Sementara itu, keberagaman dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika berarti kondisi masyarakat di Indonesia yang di
dalamnya terdapat perbedaan suku, ras, agama, budaya, dan antargolongan.
Keberagaman antargolongan yang ada di Indonesia ini meliputi berbagai aspek
kehidupan, seperti sosial budaya, ekonomi, dan gender.

Keselarasan atau harmoni keberagaman di Indonesia memeberikan makan


yang mendalam bagi bangsa indonesia. Harmoni adalah kesatuan hati dan sepakat
untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran serta kemampuan dan
kemauan untuk hidup berdampingan dan bersama-sama dengan damai dan
tentram. Makna harmoni keberagaman di indonesia, di antaranya sebagai berikut:
1. Keberagaman yang ada di Indonesia menjadi kekayaan dan ciri khas
bangsa Indonesia.
2. Keberagaman yang ada di Indonesia mengajarkan kita untuk senantiasa
mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai, serta
toleransi dan tenggang rasa dengan sesama.
3. Keberagaman yang ada di Indonesia menjadi identitas bangsa di mata
internasional.
4. Keberagaman yang ada di Indonesia menjadi ikon pariwisata.
5. Keberagaman yang ada di Indonesia menjadi sumber pengetahuan bagi
dunia dan bangsa Indonesia sendiri.
6. Keberagaman yang ada di Indonesia menjadi sarana petersatu bangsa.

A. MAKNA HARMONI DALAM KEBERAGAMAN SOSIAL


BUDAYA, EKONOMI, DAN GENDER DALAM BHINEKA
TUNGGAL IKA
1. Harmoni dalam Keberagaman Sosial Budaya
Keadaan sosial budaya pada masyarakat Indonesia yang beraneka
ragam, diperlukan adanya harmonisasi dalam masyarakat. Terciptanya
paduan keselarasan, saling menghormati, menyayangi serta
menyinergikan dan menyelaraskan segala macam perbedaan secara
ikhlas dan alamiah di lingkungan sosial budaya. Kehidupan
masyarakat Indonesia yang berasal dari latar belakang yang beragam
suku, budaya, agama, tradisi, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya
merupakan kodrat yang harus diterima oleh bangsa Indonesia.
Keberagaman sosial pada masyarakat Indonesia melahirkan
bermacammacam status sosial, mata pencaharian, serta kedudukan dan
jabatan dalam masyarakat. Karena manusia sebagai makhluk sosial
tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga dengan
keberagaman tersebut setiap individu dalam masyarakat akan saling
membutuhkan dan saling melengkapi.
2. Harmoni dalam Keberagaman Ekonomi pada Masyarakat
Kondisi perekonomian masyarakat Indonesia beraneka ragam
sesuai dengan tingkat penghasilan, pekerjaan, jabatan, maupun latar
belakang pendidikan yang ditempuhnya sehingga taraf hidup
masyarakat pun berbeda-beda. Ada yang berkecukupan maupun yang
kurang mampu, namun keharmonisan antaranggota masyarakat yang
berbeda ini pula harus dapat dipelihara.
Keadaan masyarakat yang mengalami kemiskinan serta tidak
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, meliputi makanan, pakaian,
tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan, merupakan akibat
berkurangnya pendapatan masyarakat. Maka, mereka mengalami
penurunan daya beli barang-barang kebutuhan pokok. Hal tersebut
menyebabkan masyarakat tidak dapat hidup secara layak. Perlu ada
upaya membantu kehidupan mereka untuk dapat meningkatkan
penghidupannya yang lebih baik. Hal itu dapat dilakukan dengan
melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya atau
kemudahan-kemudahan lainnya dalam memperoleh fasilitas hidupnya
yang lebih baik dari pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya,
sehingga akan tercipta pula harmoni dari keberagaman ekonomi
masyarakat.

3. Harmoni dalam Keberagaman Gender dalam Masyarakat

Amati gambar pahlawan wanita di atas! Tahukah kalian siapa saja


namanama pahlawan wanita tersebut? Dari manakah asal daerah
mereka? Apa yang mereka perjuangkan? Bagaimana perjuangannya?
Walaupun kodrat mereka sebagai perempuan, namun semangat
perjuangannya untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia sangat
tinggi. Tradisi leluhur yang dianggap membelenggu kaum wanita
tempo dulu, berkat perjuangannya pula sedikit demi sedikit sudah
mulai ada kemajuan. Perempuan juga memiliki hak untuk
mengaktualisasikan diri dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi,
maupun pertahanan dan keamanan di lingkungan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara seperti halnya kaum laki-laki. Tentu saja
jangan sampai kehilangan jati diri dan kodratnya sebagai perempuan.
Kesederajatan kaum perempuan dan laki-laki dalam kehidupan
bermasyarakat itulah yang sekarang ini dikenal dengan kesetaraan
gender.
Istilah gender diperkenalkan oleh para ilmuwan sosial untuk
menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan
sebagai ciptaan Tuhan dan yang bersifat bentukan budaya yang
dipelajari dan disosialisasikan sejak kecil. Gender adalah perbedaan
antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung
jawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan
adat istiadat dari kelompok masyarakat yang dapat berubah menurut
waktu serta kondisi setempat. Tanggung jawab dan perilaku yang
dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan adat istiadat dari kelompok
masyarakat yang dapat berubah menurut waktu serta kondisi setempat.
Kesetaraan gender makin berkembang bukan hanya perlakuan yang
adil berdasarkan ciri-ciri fisik antara laki-laki dan perempuan. Tetapi
mengarah kepada kompetensi kemampuan akademik atau keahlian
yang dimiliki dari setiap orang dalam kehidupan masyarakat. Tanpa
membedakan jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan
memperoleh kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam
berbagai bidang kehidupan. Pergeseran nilai sosial budaya
memengaruhi profesi atau mata pencaharian, maupun kedudukan
seseorang dalam masyarakat. Sekarang ini, sudah banyak kaum
perempuan yang menduduki jabatan penting di instansiinstansi
pemerintah maupun swasta. Begitu juga dengan profesi, yang dulu
biasanya hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, tetapi sekarang juga
banyak dilakukan oleh kaum wanita. Sementara itu, kaum laki-laki
saat ini juga banyak yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
dulunya biasa dilakukan oleh kaum perempuan. Misalnya, ada yang
berprofesi sebagai cheff atau ahli masak, desainer, atau penata rias.
Dengan demikian, apapun profesi, kedudukan, atau jabatan di
masyarakat, baik-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang
sama untuk berperan serta dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi,
politik, pertahanan, dan keamanan sesuai dengan kemampuan masing-
masing.

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia udak hanya


beragam dalam hal suku, ras, agama, dan budaya, tetapi juga beragam
dalam hal antargolongan sosial budaya, ekonomi, dan gender.
Keberagaman yang ada di Indonesia ini harus dapat dijaga agar dapat
berjalan secara selaras dan seimbang. Jika keberagaman tersebut tidak
terjaga dengan baik, dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat.

B. PERMASALAHAN KEBERAGAMAN MASYARAKAT DI


INDONESIA DAN DAMPAKNYA
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Indonesia
terdiri atas beragam suku, ras, agama, dan antargolongan. Keberagaman
yang ada di Indonesia ini mempunyai dampak positif dan negatif. Salah
satu dampak positif keberagaman adalah Indonesia mempunyai ciri khas
tersendiri jika dibandingkan dengan negara lain. Adapun dampak negatif
keberagaman adalah dapat memicu terjadinya konflik, baik konflik
antarsuku, antardaerah, antarras, antaragama, maupun antargolongan,
Konflik-konflik tersebut terjadi karena salah satu ciri khas keberagaman
adalah adanya perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang tidak disikapi
dengan bijaksana dapat berkembang menjadi suatu hal yang
dipertentanglean hingga akhirnya menjadi sebuah konflik.
Konflik ialah suatu perselisihan arau pertentangan yang terjadi
antar individu ataupun antarkelompok Latar belakang terjadinya konflik
adalah perbedaan tentang sesuatu hal dalam suatu interaksi sosial.
Interaksi sosial ialah hubungan yang terjalm antara individu dan individu,
individu dan kelompok, serta antara kelompok dan kelompok.
Munculnya konflik dalam masyarakat ditandai oleh beberapa gejala, di
antaranya sebagai berikut:
1. Persamaan pandangan dan pemikiran antarkelompok tidak dapat
terwujud.
2. Norma-norma dalam masyarakat tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pertentangan norma
dalam masyarakat
3. Sanksi bagi para pelanggar norma tidak tegas.
4. Perilaku masyarakat menyimpang dengan norma-norma yang berlalu
5. Terjadinya persaingan yang tidak sehat dan perselisihan dalam
masyarakat.

Berdasarkan jenisnya, konflik dalam satu masyarakat terdiri atas konflik


antarsuku, antaragama, antarras, dan antargolongan.

1. Konflik antarsuku, yaitu perselisihan yang melibatkan suku-suk dalam


suatu daerah atau antara suku dari satu daerah dan suku dari daerah
lain. Latar belakang terjadinya konflik antarsuku adalah perselisihan
yang disebabican oleh perbedaan adat istiadat, budaya, sistem
kekerabatan, dan norma sosial dalam masyarakat.
2. Konflik antaragama
Agama merupakan seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia
dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan
lingkungannya berdasarkan kitab suci. Secara khusus, agama
didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan
tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau
masyarakat dalam menginterpretasikan dan memberi tanggapan
terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci.
Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai
kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan
petunjuk-petunjuk hidup, agar selamat di dunia dan di akhirat.
Konflik antaragama sendiri yaitu perselisihan yang melibatkan
kelompok-kelompok yang berbeda agama atau keyakinan. Perbedaan
agama atau keyakinan inilah yang melatarbelakangi terjadinya konflik
antaragama. Konflik antaragama juga disebabkan oleh adanya pihak-
pihak tertentu yang dengan sengaja merendahkan agama lain.
3. Konflik antar ras gaitu perselisihan yang melibatkan ra yang satu
dengan ras yang lain. Hal yang melatarbelakangi terjadinya konflik
antarras adalah adanya silat exalis dalam interesi sosial. Sikap rasialis
ialah suami silap yang menganggap bahwa rasnya yang paling baik
4. Konflik antargolongan, yaitu perselisihan yang melibatkan
antarkelompok atau antargolongan dalam masyarakat. Penyebab
munculnya konflik antargolongan adalah kesalahpahaman atau
perbedaan pendapat dalam suatu interaksi sosial.

Berbagai konflik yang terjadi memberikan dampak buruk bagi bangsa dan
negara Indonesia. Adapun dampak akibat munculnya konflik dalam
keberagaman, di antaranya sebagai berikut:

1. Konflik menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.


2. Konflik memberikan kerugian bagi masyarakat, seperti kerugian harta
benda, rusaknya berbagai fasilitas umum hingga adanya korban akibat
konflik.
3. Konflik menyebabkan hancurnya nilai-nilai dan norma-norma dalam
masyarakat.
4. Konflik menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan sifat seseorang.
Misalnya, seseorang cenderung bersikap pemarah dan tidak sabar
dalam menghadapi atau menyelesaikan sesuatu.
5. Konflik menggoyahkan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu


ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Bentrokan antara unsur-unsur
yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial, seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Masalah sosial
muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Beberapa hal yang dapat menjadi
sumber masalah sosial, yaitu proses sosial dan bencana alam. Masalah
sosial merupakan suatu kondisi yang dapat muncul dari keadaan
masyarakat yang kurang atau tidak ideal. Maksudnya, selama terdapat
kebutuhan dalam masyarakat yang tidak terpenuhi secara merata maka
masalah sosial akan tetap selalu ada di dalam kehidupan. Masalah sosial
dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) jenis faktor penyebab, antara lain
ekonomi, budaya, biologis, dan psikologis.

1. Faktor Ekonomi
Permasalahan sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi,
misalnya karena tidak seimbangnya antara pendapatan dengan
pengeluaran. Tidak tercukupinya kebutuhan hidup, terutama makanan,
pakaian, tempat tinggal, dan jaminan kesehatan.
2. Faktor Budaya
Kebudayaan yang berkembang saat ini, banyak dipengaruhi oleh
kemajuan teknologi serta masuknya budaya asing. Gaya hidup yang
cenderung meniru budaya asing, juga memicu munculnya masalah
sosial. Faktor ini harus mendapat perhatian secara serius karena
kebudayaan pada suatu negara dapat mencerminkan kebiasaan
masyarakatnya. Mempelajari atau mendalami pendidikan agama, dapat
mencegah, menyadarkan, ataupun menyaring budaya asing yang
masuk.
3. Faktor biologis
Faktor ini dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial, seperti
kurang gizi, penyakit menular, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena
kurangnya fasilitasfasilitas kesehatan yang layak dan dapat terjadi juga
karena kondisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat yang tidak
mencukupi. Jadi, sebagian besar kondisi dari biologis masyarakat
mudah terjangkit penyakit. Untuk solusinya, pada saat ini, dengan cara
meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan memberikan
pengetahuan pada setiap anggota masyarakat tentang pencegahan serta
memberi pengetahuan pentingnya pola hidup sehat maupun pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan.
4. Faktor psikologis
Selain ketiga faktor di atas, ada juga faktor psikologis. Masalah
dari faktor ini, dapat muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat
lemah. Faktor psikologis juga dapat muncul jika beban hidup yang
berat misalnya dirasakan oleh masyarakat, khususnya yang ada di
daerah perkotaan pekerjaaan yang menumpuk sehingga menimbulkan
stres, lalu dapat menimbulkan luapan emosi yang nantinya dapat
memicu konflik antaranggota masyarakat.

Untuk lebih mendalami kondisi budaya pada masyarakat Indonesia


kita dapat mengidentifikasinya dengan membandingkan pendapat C.
Kluckhohn dalam bukunya yang berjudul “Universal Categories of
Cultures” mengemukakan adanya unsur-unsur kebudayaan secara
universal yang dapat ditemukan di seluruh dunia, baik pada kelompok
masyarakat tradisional sampai dengan masyarakat modern, atau pada
masyarakat yang hidup pada zaman praaksara sampai dengan sekarang.
Unsur-unsur ini merupakan bagian dari sistem sosial budaya, yang terdiri
atas hal-hal sebagai berikut:

1. Sistem Masyarakat dan Organisasi Kemasyarakatan


Masyarakat (society) diartikan sebagai sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup, di mana sebagian besar
interaksinya adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Secara umum, masyarakat merupakan sekumpulan
individu yang hidup bersama dalam suatu tempat atau wilayah.
Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan, yang dimaksud dengan organisasi kemasyarakatan
adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara
sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,
kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Organisasi-organisasi
kemasyarakatan saat ini telah tumbuh dan berkembang seiring dengan
era Reformasi, yang memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada
warga negara Indonesia untuk berserikat dan berkumpul. Apalagi
dijamin dan dilindungi oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dalam Pasal 28 dan Pasal 28E ayat (3) maka dalam
pelaksanaannya, setiap ormas harus berlandaskan pada Pancasila dan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki masyarakat merupakan kunci
berkembangnya suatu peradaban. Semakin mudah manusia menguasai
alam dan semakin canggih manusia memanfaatkan alam, sehingga
semakin tinggi peradaban manusia. Sistem pengetahuan umumnya
diperoleh melalui beberapa cara, yaitu formal, informal, dan
nonformal. Secara formal, yaitu pengetahuan manusia diperoleh
melalui lembaga-lembaga formal, legal, terstruktur, dan terorganisir
melalui institusi (misalnya: sekolah, akademi, dan universitas). Secara
informal, pengetahuan yang diperoleh melalui lingkup semi formal,
misalnya lembaga-lembaga kursus. Dan nonformal, pengetahuan
diperoleh secara otodidak melalui proses pengalaman diri sendiri tanpa
menggantungkan pada orang lain.
Salah satu permasalahan yang muncul saat ini adalah terjadinya
berbagai kecurangan dalam memperolehan ilmu pengetahuan.
Misalnya, menyontek dalam ujian, jual beli kunci jawaban, jual beli
ijazah tanpa mengikuti pendidikan, menyalahgunakan ilmu
pengetahuannya untuk kepentingan dirinya sendiri atau kelompoknya.
3. Bahasa
Bahasa merupakan alat penyampai pesan, baik lisan, tulisan,
maupun lambang-lambang tertentu. Bahasa merupakan suatu sistem
bunyi dan jika digabungkan melalui aturan tertentu dapat
menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang
berbicara dalam bahasa itu.
Permasalahan yang muncul dalam penggunaan bahasa pada
masyarakat Indonesia, berkaitan dengan keadaan kebahasaan di
Indonesia yang sangat kompleks. Hal tersebut terjadi karena terdapat
sejumlah besar bahasa di wilayah Indonesia. Dalam kehidupan sosial
serta aktivitas sehari-hari anggota masyarakatnya, di samping bahasa
Indonesia dipakai juga bahasa-bahasa daerah yang jumlahnya
mencapai kurang lebih 760-an, beserta variasivariasinya, serta bahasa
asing tertentu sesuai dengan fungsi, situasi, serta konteks berbahasa.
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara/bahasa resmi, bahasa-bahasa daerah berfungsi sebagai bahasa
komunikasi di daerah, dan bahasa asing berfungsi sebagai bahasa
komunikasi internasional umum.
Bahasa dalam masyarakat mengalami perkembangan dan
perubahan seiring dengan perkembangan peradaban manusia, sesuai
dengan pemahaman kelompok masyarakat pengguna bahasa. Arus
globalisasi sudah menjadi fenomena dalam masyarakat yang tidak bisa
terbendung lagi, karena globalisasi, juga mengubah sikap penggunaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, terutama di kota-kota besar.
Hal ini dipengaruhi pula oleh perkembangan media komunikasi dan
bermunculannya bahasa gaul dalam masyarakat sehingga penggunaan
bahasa pun kadang-kadang tidak sesuai dengan tata bahasa yang baik
dan benar.

4. Sistem Mata Pencaharian


Sistem mata pencaharian merupakan cara yang dilakukan oleh
sekelompok orang sebagai kegiatan sehari-hari dalam pemenuhan
kehidupan dan menjadi pokok penghidupan baginya. Permasalahan
yang muncul dalam sistem mata pencaharian saat ini, di antaranya
masih banyak masyarakat yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
cara-cara yang menyimpang dari aturan dan norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Misalnya, dengan melakukan pencurian,
perdagangan barang-barang terlarang, dan lain-lain.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
Peralatan dan perlengkapan hidup merupakan sarana penunjang
hidup manusia agar hidup lebih mudah. Sistem peralatan hidup
manusia merupakan unsur kebudayaan yang paling cepat berubah. Hal
ini sering disebut dengan teknologi yang perkembangannya
memengaruhi sistem sosial budaya lain. Kemajuan teknologi dapat
memengaruhi unsur religi, kesenian, bahasa, dan sebagainya.
Salah satu masalah pokok dalam sistem teknologi dan peralatan ini
adalah masih banyaknya barang-barang peralatan dan teknologi yang
harus diimpor dari luar negeri. Hal tersebut merupakan tantangan bagi
masyarakat Indonesia untuk berupaya dapat memproduksi sendiri
kebutuhan masyarakat Indonesia bahkan dapat mengekspor ke luar
negeri.
6. Kesenian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni adalah kemampuan
akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Menurut Willian
A Haviland, seni merupakan keseluruhan sistem yang melibatkan
proses penggunaan imajinasi manusia secara kreatif dalam sebuah
kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu. Seni merupakan
ekspresi jiwa, ide, emosi, dan perasaan manusia. Seni terwujud melalui
keterampilan atau daya kreativitas manusia dalam bentuk karyakarya
yang bersifat indah dan simbolis.
Permasalahan yang muncul dalam unsur kesenian ini, di antaranya
adanya sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan seni, namun
dalam mengekspresikan seninya tidak mengindahkan norma-norma
dalam masyarakat. Walaupun sebagai ekspresi jiwa, emosi, dan ide
seseorang atau sekelompok orang, namun tetap harus sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat, sehingga tidak
memunculkan masalah baru yang dapat mengganggu ketertiban umum.

Bab 4

PERAN INDONESIA DALAM


LINGKUNGAN NEGARA-NEGARA DI
ASIA TENGGARA
A. Organisasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN)(Murwanti & Yumono, 2009)
1. Lahirnya ASEAN (Association of South East Asian Nations)
Pada tanggal 8 Agustus 1967, lima negara di kawasan Asia Tenggara
mengadakan pertemuan yang disebut konferensi. Kelima negara tersebut adalah
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pertemuan itu diadakan di
Bangkok, Thailand. Latar belakang diadakan pertemuan tersebut karena kelima
negara ini mempunyai nasib yang sama yaitu pernah dijajah.
Konferensi tersebut memutuskan pembentukan organisasi negara-negara di
kawasan Asia Tenggara yang disebutASEAN (Association of South East Asian
Nations).Istilah ini lebih populer daripada Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia
Tenggara (Perbara).Konferensi yang diselenggarakan di Bangkok itu sering
disebut Persetujuan Bangkok atau Deklarasi Bangkok. Deklarasi ini
ditandatangani lima negara, yaitu:
a. Adam Malik, Menteri Luar Negeri Indonesia
b. Tun Abdul Razak, Menteri Luar Negeri Malaysia
c. S. Rajaratnam, Menteri Luar Negeri Singapura
d. Narsisco Ramos, Menteri Luar Negeri Filipina
e. Thanat Khoman, Menteri Luar Negeri Thailand

Isi dari Deklarasi Bangkok, yaitu sebagai berikut

a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan


kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
c. Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama
dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi
d. Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan
internasional yang ada
e. Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan
penelitian di kawasan Asia Tenggara.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan negara-negara di Asia


Tenggara, maka anggota ASEAN yang semula ada lima negara juga bertambah.
Perkembangan anggota itu antara lain:(11 Negara Anggota ASEAN | Indonesia
Baik, n.d.)
1) Tanggal 7 Januari 1984, Brunei Darussalam masuk menjadi anggota
keenam.
2) Tanggal 28 Juli 1995, Vietnam resmi masuk sebagai anggota ketujuh.
3) Tanggal 23 Juli 1997, Laos dan Myanmar masuk sebagai anggota
kedelapan dan sembilan.
4) Tanggal16 Desember 1998, Kamboja masuk sebagai anggota kesepuluh
5) Tanggal 11 November 2022, Timor Leste masuk sebagai anggota kesebelas

2. Tujuan ASEAN
Tujuan ASEAN sesuai dengan Deklarasi Bangkok tanggal 8 Agustus 1967
adalah sebagai berikut:
a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial budaya di Asia
Tenggara.
b. Memajukan perdamaian dan stabilitas kawasan dengan tetap menghormati
keadilan dan penegakan hukum.
c. Memajukan kerja sama saling membantu kepentingan bersama dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
d. Memajukan kerja sama di bidang pertanian, industri, perdagangan,
angkutan, dan komunikasi.
e. Memajukan penelitian bersama masalah-masalah Asia Tenggara.
f. Memelihara kerja sama dengan organisasi-organisasi internasional dan
regional.
g. Meningkatkan stabilitas dalam bidang politik dan keamanan.

Banyak kemajuan yang dicapai oleh negara-negara Asia Tenggara melalui


bentuk-bentuk kerja sama yang telah terjalin. Untuk mewujudkan tujuan ASEAN
yang sesuai dengan Deklarasi Bangkok, disusunlah program dalam organisasi, di
antaranya:

a. Pertemuan para kepala pemerintahan yang biasa disebut Konferensi


Tingkat Tinggi (KTT).
b. Mengadakan agenda sidang tahunan untuk para menteri luar negeri.
c. Melaksanakan sidang menteri ekonomi yang dilaksanakan 2 kali setahun.
d. Sidang para menteri nonekonomi.

3. Sekretariat ASEAN(Perutusan Tetap Republik Indonesia, Untuk, ASEAN,


n.d.)
Guna menunjang kelancaran organisasi, maka pada tanggal 7 Juni 1976
dibentuk Sekretariat ASEAN.Sekretariat ASEAN dipimpin oleh Sekretaris
Jenderal dengan masa jabatan dua tahun.Sekretaris Jenderal dipilih oleh menteri
luar negeri negara-negara anggota ASEAN.Sekretariat ASEAN berkedudukan di
Indonesia, tepatnya di jalan Sisingamangaraja, Jakarta.Sekretaris
Jenderalmempunyai tugas menyiapkan segala administrasi serta mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh organisasi ASEAN.Sedangkan kewajibannya
adalah mengadakan koordinasi dengan badan-badan ASEAN. Tokoh-tokoh yang
pernah menduduki jabatan Sekretaris Jenderal ASEAN adalah:
1) H.R. Dharsono (Indonesia) menjabat pada tanggal 7 Juni 1976–18
Februari 1978
2) Umarjadi Nyotowijono (Indonesia) menjabat pada tanggal 19 Februari
1978 –30 Juni 1978.
3) Datuk Ali bin Abdullah (Malaysia) menjabat pada tanggal 10 Juli 1978–
30 Juni1980.
4) Narcisco Reyes (Filipina) menjabat pada tanggal 1 Juli 1980 - 1 Juli
1982.
5) Chan Kai Yau (Singapura) menjabat pada tanggal 18 Juli 1982–15 Juli
1984.
6) Phan Wamamethe (Thailand) menjabat pada tanggal 16 juli 1984–15 Juli
1986.
7) Roderick Yong (Brunei Darussalam) menjabat pada tanggal 16 Juli 1986
–16 Juli 1989.
8) Rusli Noor (Indonesia) menjabat pada tanggal 17 Juli 1989-1 Januari
1993.
9) Datuk Ajit Singh (Malaysia)menjabat pada tanggal 1 Januari 1993–31
Desember 1997.
10) Rodolfo C. Severini Jr. (Filipina)menjabat pada tanggal 1 Januari 1997–
31 Desember 2002.
11) Ong Keng Yong (Singapura) menjabat pada tanggal 1 Januari 2003–31
Januari 2007.
12) Dr. Surin Pitsuwan (Thailand) menjabat pada tanggal 1 Januari 2008 – 31
Desember 2012.
13) H.E. Le Loung Minh (Vietnam) menjabat pada tanggal 1 Januari 2012 –
31 Desember 2017.
14) H.E. Dato lim Jock Hoi (Brunei Darussalam) pada tanggal 1 Januari 2018
– sekarang.

4. Lambang ASEAN

Makna dari logo atau lambang ASEAN tersebut adalah sebagai berikut:

1) Ikatan sepuluh untai padi menggambarkan cita-cita pendiri ASEAN untuk


bekerja sama antarnegara anggota dalam solidaritas.
2) Lingkaran menggambarkan persatuan ASEAN.
3) Warna biru pada lingkaran luar menggambarkan kedamaian dan kestabilan.
4) Warna merah pada dasar logo mengambarkan keberanian dan kedinamisan.
5) Warna putih pada lingkaran dalam menggambarkan kesucian.
6) Warna kuning dari untaian padi menggambarkan kemakmuran.

B. Kerja Sama Negara-negara Asia Tenggara


Dalam hidup bernegara perlu adanya hubungan kerja sama yang saling
menguntungkan. Juga saling menghargai, dan menghormati di antara
negaranegara.Negara-negara di kawasan Asia Tenggara tentu memiliki kesamaan
tujuan, untuk kepentingan bersama. Bentuk hubungan kerja sama antarnegara di
kawasan Asia Tenggara meliputi hubungan di bidang politik dan keamanan, ekonomi,
sosial dan budaya, serta pendidikan.
1. Stabilitas kawasan (Kerja Sama Politik dan Keamanan)
Setiap negara menginginkan rakyatnya sejahtera, maju, dan
berkembang.Keinginan tersebut dapat terwujud apabila negara dalam keadaan
aman dan tenteram.Oleh karena itu perlu adanya stabilitas keamanan di kawasan
Asia Tenggara untuk kepentingan bersama.Stabilitas keamanan yang tetap
terkendali sangat mendukung program nasional bagi negara-negara anggota
ASEAN. Untuk menjaga stabilitas di kawasan Asia Tenggara, telah dirumuskan
kesepakatan bersama, di antaranya:
a. Perjanjian mengenai Kawasan Damai, Bebas, dan Netral atau Zone of
Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN) atau dikenal dengan istilah
Deklarasi Kuala Lumpur pada tanggal 27 November 1971.
b. Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity
and Cooperation in South East Asia) pada tanggal 24 Februari 1976 di
Bali.
c. Perjanjian Kawasan Bebas Nuklir(Treaty on Southeast Asian Nuclear
Weapon-Free Zone/SEANWF) pada tanggal 15 Desember 1997 di
Bangkok.

Selain itu, untuk meningkatkan kerja sama politik dan keamanan dibentuklah
suatu forum yaitu ARF (ASEAN Regional Forum) untuk membahas kasus-kasus
terkini yang menjadi perhatian ASEAN. Bahkan forum ini juga melibatkan negara
di luar kawasan Asia Tenggara. Seperti Australia, Jepang, Amerika, dan Korea.
Terdapat beberapa contoh nyata kerja sama di bidang politik dan keamanan
adalah:
1) Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty on Mutual
Assistance in Criminal Matters/MLAT).
2) Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN Convention
on Counter Terrorism/ACCT).
3) Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers Meeting/ADMM)
yang bertujuan mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan melalui
dialog serta kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan.
4) Kerja sama pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup
pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang
penyelundupan dan perdagangan senjata ringan dan manusia, bajak laut,
kejahatan internet, dan kejahatan ekonomi internasional.

2. Bentuk Kerja Sama Ekonomi


Setiap negara pasti berupaya agar ekonomi negaranya selalu tumbuh dan
berkembang dengan baik.Tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakatnya agar lebih sejahtera. Beberapa bentuk kerja sama yang dilakukan
antara lain:
a. Mendirikan proyek industri bersama seperti pabrik pupuk, mesin diesel,
dan abu soda.
b. AFTA (Asean Free Trade Area) yaitu kawasan perdagangan bebas.
c. IRRI (International Rice Research Institute) penelitian bidang pertanian.
d. Pengembangan jaringan transportasi.
e. Mendorong peran investor (penanam modal) agar menanamkan modalnya
untuk pengembangan sektor ekonomi.
f. Membentuk pengembangan kawasan di bidang pariwisata, perikanan, dan
perkebunan.

3. Kerja Sama di Bidang Sosial dan Budaya


Selain bidang ekonomi juga dijalin kerja sama bidang sosial dan budaya.
Kerja sama antarnegara-negara anggota ASEAN dalam bidang sosial dilakukan
agar tercipta kerukunan dan kemajuan bersama. Setiap negara anggota ASEAN
diminta berperan aktif dan ikut serta dalam upaya kerja sama guna mendukung
kesejahteraan negaranya sendiri. Kerja sama dalam bidang sosial dan budaya
dilaksanakan oleh COSD (Committee on Social Development). Beberapa bentuk
kerja sama di bidang sosial negara-negara anggota ASEAN antara lain sebagai
berikut.
1) Bidang pembangunan sosial dengan menekankan kesejahteraan golongan
berpendapatan rendah, perluasan kesempatan kerja, serta pembayaran
(upah) yang wajar
2) Membantu kepada kaum wanita dan pemuda dalam usaha pembangunan
3) Menanggulangi masalah masalah perkembangan penduduk dengan bekerja
sama dengan badan badan internasional yang bersangkutan
4) Pengembangan sumber daya manusia
5) Peningkatan kesejahteraan
6) Program peningkatan kesehatan (makanan dan obat-obatan)
7) Pertukaran budaya dan seni, juga festival film ASEAN
8) Penandatanganan kesepakatan bersama di bidang pariwisata ASEAN
(ASEAN Tourism Agreement (ATA))
9) Penyelenggaraan pesta olahraga dua tahun sekali melalui SEA-Games.

4. Kerja sama di Bidang Pendidikan(Mukminah et al., 2017)


Kerja sama bilateral maupun multirateral di bidang pendidikan terus
dilakukan oleh negara-negara ASEAN demi tercapainya tujuan meningkatkan
kualitas pendidikan di Asia Tenggara dan meningkatnya daya saing internasional.
Contoh bentuk kerja sama negara-negara ASEAN dalam bidang pendidikan:
1) ASEAN Council of Teachers Convention (ACT) di Sanur, Denpasar, Sabtu
(8/12/2012), dengan tema ASEAN Community 2015: Teacher
Professionalism for Quality Education and Humanity. Pada pertemuan ini
hadir organisasi guru dari Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia,
Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, serta Korea Selatan.
2) Penawaran beasiswa pendidikan. Contohnya, Singapura memberikan
beasiswa latihan pengelolaan jasa pelabuhan udara, kesehatan dan
keselamatan kerja industri, komunikasi bahari, dan lain-lain. Contoh lain:
Indonesia memberikan beasiswa pendidikan kedokteran, bahasa, dan seni
kepada pelajar negaranegara anggota ASEAN dan kawasan negara
berkembang.
3) Negara-negara ASEAN memanfaatkan beasiswa untuk belajar di berbagai
universitas di negara-negara ASEAN dan Jepang atas biaya yang diberikan
oleh ASEAN-Japan Scholarship Fund (Dana Beasiswa ASEAN-Jepang).
4) Olimpiade di bidang pendidikan sering diadakan pada taraf regional Asia
Tenggara. Contoh: Pertamina menyelenggarakan Olimpiade Sains Nasional
(OSN) 2015.

Dalam manjalin suatu kerja sama terdapat dua faktor, yaitu faktor pendorong
dan penghambat kerja sama.
a. Faktor Pendorong
1) Kesamaan dan perbedaan sumber daya alam karena kesamaan sumber
daya alam antara beberapa negara dapat mendorong terbentuknya kerja
sama antarnegara.
2) Kesamaan dan perbedaan wilayah (kondisi geografis) Karena kesamaan
letak geografis, beberapa negara di suatu kawasan pada umumnya
mengadakan kerja sama untuk menjaga stabilitas dan keamanan negara.
b. Faktor Penghambat
1) Perbedaan Ideologi
2) Konflik dan peperangan yang terjadi di dalam negeri maupun antara
negara mengganggu stabilitas negaranya sehingga akan menghambat
kerja sama.
3) Kebijakan protektif, suatu negara yang menerapkan kebijakan yang
bertujuan melindungi kepentingan dalam negeri dan meningkatkan daya
saing.
4) Perbedaan kepentingan tiap-tiap Negara. Perbedaan ini dapat
menghambat kerja sama yang harmonis.
C. Peran Indonesia dalam Lingkungan Asia Tenggara(Astutu, 2020)
Hubungan kerja sama selalu dibangun di kawasan Asia Tenggara. Indonesia
memiliki peranan yang sangat besar dalam hubungan kerja sama tersebut. Peran
Indonesia tersebut meliputi bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan.Hal
itu sesuai dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Bebas artinya tidak
memihak blok manapun. Sedangkan aktif mengandung makna selalu membantu upaya
perdamaian dunia. Peran Indonesia di kawasan Asia Tenggara antara lain:

1. Mempelopori Berdirinya ASEAN


Berdirinya ASEAN diawali dari Deklarasi Bangkok pada tanggal 1967 yang
diprakarsai oleh lima negara. Pada saat itu Indonesia diwakili oleh Menteri Luar
Negeri Adam Malik. Indonesia memandang perlu adanya jalinan kerja sama
kawasan Asia Tenggara yang aman, damai dan netral. Gagasan-gagasan itulah
yang ikut mendorong terbentuknya Persatuan Bangsa-bangsa Asia Tenggara
(Perbara).

2. Salah Satu Pemimpin ASEAN


Indonesia pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, pernah menjadi
pemimpin ASEAN. Dimana dengan gaya kepemimpinannya, Indonesia dapat
menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai negara di Kawasan Asia Tenggara
untuk mencapai tujuan dari ASEAN (Association of Southeast Asian Nations).
Indonesia memperkenalkan doktrin ketahanan nasional pada pertemuan ASEAN
ministerial meeting kelima di Singapura. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar
Negeri Indonesia saat itu, Adam Malik. Hal tersebut ditunjukan dalam
mempertegas tujuan ASEAN.
Selain itu, Peran Indonesia dalam ASEAN juga menyampaikan makalah
berjudul “Reflektion” dalam rangka mengajak anggota-anggota ASEAN untuk
mengevaluasi kesepakatan ekonomi sebelumnya. Kesepakatan tersebut terkait
dengan program kerja sama sektoral di berbagai bidang. Pada saat Indonesia
Memimpin ASEAN, Indonesia telah sukses dalam menyelenggarakan serangkaian
pertemuan seperti:
a. Menyelenggarakan ASEAN Ministerial Meeting (Pertemuan Tingkat
Menteri ASEAN)
b. Menyelenggarakan ASEAN Regional Forum (Forum Kawasan ASEAN)
c. Pertemuan kementerian kawasan dalam rangka membahas mengenai
penanggulangan berbagai masalah yang terjadi.

3. Tempat Penyelenggara KTT ASEAN


Indonesia sebagai negara anggota ASEAN telah mendapatkan kepercayaan
untuk mengadakan KTT ASEAN. KTT ASEAN yang diselenggarakan di
Indonesia diantaranya adalah:
a. KTT ASEAN ke-1 diselenggakan di Bali, Indonesia pada tanggal 23 – 24
februari 1676. KTT yang diselenggarakan di Bali ini menghasilkan
kesepakatan mengenai pembentukan sekretariat ASEAN yanh berpusat di
Jakarta.
b. KTT ASEAN ke-9 diselenggarakan di Bali, Indonesia pada tanggal 7 – 8
Oktober 2003. Indonesia pada KTT tersebut mengusulkan dibentuknya
Komunitas ASEAN atau ASEAN Community yang meliputi bidang sosial,
ekonomi, budaya, dan keamanan.
c. KTT ASEAN ke-18 diselenggarakan di Jakarta, Indonesia pada tanggal 4 –
8 mei 2011.
d. KTT ASEAN ke-19 diselenggarakan di Bali, Indonesia pada tanggal 17 –
19 November 2011. Pada KTT ini disepakati mengenai kawasan bebas
aktif senjata nuklir di Asia Tenggara atau SEANWFZ (Southeast Asia
Nuclear Weapon Free Zone).

4. Menciptakan Perdamaian di Kawasan Asia Tenggara


Indonesia termasuk negara yang selalu aktif dalam membantu menjaga
perdamaian dunia. Salah satunya adalah dengan menciptakan perdamaian di
Kawasan Asia Tenggara. Peran Indonesia dalam perdamaian dunia khususnya di
Kawasan Asia Tenggara diantaranya adalah:
a. Indonesia berperan sebagai negara yang menengahi saat terjadi konflik
antara Vietnam dan Kamboja pada 1987. Hingga akhirnya pada tahun
1991, tepatnya dalam Konferensi Paris, kedua negara tersebut akhirnya
menyepakati perjanjian perdamaian.
b. Indonesia kembali berperan dalam menengahi konflik antara Pemerintahan
Filipina dengan Moro National Front Liberation (MNFL). Kedua belah
pihak akhirnya menyepakati perjanjian damai yang dilakukan saat
pertemuan di Indonesia.

5. Peran Indonesia dalam memberikan bantuan Kemanusiaan


Indonesia memiliki peran dalam merespon perkembangan Isu Rakhine State
dengan mendorong dibukanya akses bantuan kemanusiaan ke Rhekane State.
Indonesia memberkan bantuan kemanusiaan, menawarkan berbagai inisiatif untuk
membantu rekonsiliasi nasional dan interfaith dialogue. Selain itu, Indonesia juga
mendorong Myanmar memberikan barita terbaru secara berkala terkait dengan
perkembangan situasi di Rakhine.

6. Peran Indonesia dalam Bidang Maritim


Indonesia selalu berupaya aktif untuk mendorong penguatan kerja sama
keamanan maritim. Hal ini utamanya dalam penanggulangan isu Illegal,
Unreported, and Unregulated Fishing (IUUF). Indonesia juga merupakan negara
pendorong Implementasi EAS Statement on Enhancing Regional Maritime
Cooperation yang dipelopori Indonesia dan disepakati tahun 2015.

7. Pendiri Pusat Studi ASEAN di berbagai wilayah di Indonesia


Indonesia melalui Kementerian Luar Negerinya terus membentuk dan
menggerakkan Pusat Studi ASEAN. Jumlah pusat studi tersebut berjumlah 40
yang tersebar di seluruh Indonesia. Pusat studi tersebut dibangun untuk ikut serta
mendimensikan informasi kepada masyarakat luas dan memberikan rekomendasi
kebijakan.
8. Peran Indonesia dalam Memastikan Sentralitas ASEAN
Indonesia memiliki peran penting dalam memastikan sentralitas ASEAN.
Contohnya yakni saat Indonesia memprakarsai dikeluarkannya Joint Statement of
the Ministers of ASEAN Member States on the Maintenance of Peace, Security,
and Stability in the Region pada Juli 2016.

9. Peran Indonesia dalam isu Laut China


Indonesia menjadi negara honest Broken dan aktif dalam menggulirkan
prakarsa serta inovasi berupa berbagi interim measures. Indonesia juga turut
berperan dengan disepakatinya dua interim measures, yakni Join Statement on the
Application of CUES dan Hofline of Communications. Indonesia memiliki peran
dalam proses negosiasi kerangka Code of Conduct (CoC). Salah satunyanialah
dengan dihasilkannya draft awal Kerangka CoC di Bali, Indonesia pada bulan
Februari 2017.

10. Peran Indonesia dalam Pengawasan Narkotika


Indonesia adalah inisator pembentukan ASEAN Seaport Interdicition task
Force (ASITF). Hal ini dilakukan dengan menjadikan seaport sebagai daerah
perbatasan pengawasan Narkotika dan Prekursor Narkotika selain airport.

11. Peran Indonesia dalam Bidang Ekonomi dan Bisnis


Indonesia menjadi negara driving force yang amat diperhitungkan dalam
rangkaian perundingan RCEP. Kesepakatan Chapter on Small medium
Enterprises (SMES) dan Chapter on Economic and Technical Cooperation
(ECOTECH) dicapai saat Indonesai memimpin. Indonesia juga terlibat aktif
dalam pengembangan start-up business. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan
pilot project berupa incubator pelatihan di bidang peningkatan produksi, akses
pasar, akses finansial, dan pengembangan peraturan serta sumber daya manusia.
Bab 5

ISI ALENIA DAN POKOK PIKIRAN YANG


TERKANDUNG DALAM PEMBUKAAN
UUD RI TAHUN 1945
Pada bab kali ini kita akan belajar tentang apa saja isi dari alenia dan apa saja
pokok pikiran yang terkandung didalam pembukaan UUD RI Tahun 1945.

Pancasila adalah sebagai dasar negara. Dasar yang dimaksud ialah dasar
negara (filsafat) yang merupakan kedudukan pokok dan utama daripada pancasila.
Pancasila sebagai dasar dari filsafat Negara merupakan hasil kesepakatan bersama
yang kemudian disebut sebegai perjanjian luhur baangsa Indonesia. Dasar filsafat
Negara Indonesia diberi nama sebagai Pancasila kemudai menjadi dasar negara
setelah PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan Pembukaan dan UUD
Negara Republik Indonesia, walaupun isitilah “Pancasila” tidak disebutkan secara
eksplisit dalam pembukaan, namun rumusannya sila demi sila secara jelas
tercantum didalamnya.

Status pancasila sebagai dasar negara memiliki pijakan secara hsitoris dan
yudiris. Secara historis rumusan-rumusan pancasila diuraikan dalam tiga
kelompok:

1. Rumusan pancasila dalam sidang-sidang BPUPKI yang


merupakan tahap pengusulan sebagai Dasar Filsafat Negeras
Indonesia.
2. Rumusan pancasilayang ditetapkan oleh PPKI yang dimana
sangat erat dengan Proklamasi Kemerdekaan.
3. Beberapa rumusan Pancasila dalam perubahan tatatnan
kenegaraan Indonesia sebelum rumusan Pancasila terkandung
dalam pembukaan UUD 1945.

Sedangkan secara Yudiris pancasila berarti sebagai sumber hukum negara.


Artinya pancasila adalah sumber norma hukum yang dimana UUD RI 1945 pada
dasarnya adalah norma hukum yang bersumber dari Pancasila. Pancasila adalah
“cita hukum” atau “kaidah penuntun” bagi hukum Indonesia. Menurut Adnan,dkk
(2003) Pembukaan UUD RI 1945 telah memenuhi semua syarat yang ada untuk
menjadi sumber tata tertib hukum. Dimana syarat-syarat tata tertip hukum termuat
didalam alenia keempat Pembukaan UUD RI 1945. Syarat-syarat tertib hukum
meliputi 4 hal, yaitu:

1. Adanya kesatuan subjek yaitu penguasa mengadakan perarturan


hukum. Hal ini telah terpenuhi dengan adanya suatu pemerintahan
Negara Republik Indonesia. (Pembukaan UUD 1945).
2. Adanya kesatuan asa kerohanian sebagai dasar dari keseluruhan
peraturan yang menjadi sumber hukum. Hal ini telah termuat dengan
adanya dasar-dasar filsafat Pancasila. (alenia IV Pembukaan UUD
1945)
3. Adanya kesatuan objek sebagai tempat peraturan hukum yang berlaku.
Hal ini terpenuhi dengan adanya kalimat “seluruh tumpah darah
Indonesia” (alenia IV Pembukaan UUD 1945).
4. Adanya kesatuan daerah tempat peraturan yang berlaku. Hal ini
dipenuhi dengan adanya kalimat “maka disusunlah kemerdekaan
Kebangsaaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara
Indonesia. (alenia IV Pembukaan UUD 1945).
Berdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam isi Pembukaan UUD
1945 ,maka menurut ilmu hukum tata negara bahwa UUD RI 1945 pada hakikat
nya telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang Fun damental
(staatsfundamentalnorm) (Kaelan,2003).

A. MAKNA ALENIA PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR


NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Bagian isi Pembukaan UUD RI tahun 1945 terdiri atas 4 alinea
yang dimana memiliki makna dan cita-cita negara tersendiri dalam
kesatuan.

1. Alinea Pertama
Alinea pertama dari undang-undang dasar 1945 berbunyi:

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa


dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perkemanusiaan dan
perikeadilan”.

Alinea ini mengandung pengertian pengertian yang


objektif, yaitu dimana penjajahan itu tidak sesuai dengan nilai
keadilan dan kemanusian, karena penjajahan tidak memandang
manusia memiliki derajat yang sama.
Sumber: kumparan.com
Foto penjajahan dan kerja paksa pada masyarakat pribumi.

Penjajahan bertindak sewenang-wenang terhadapa bangsa


dan manusia. Penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiiaan,
karna
Penjajahan itu tidak adil, deskriminasi, perampasan hak
rakyat, perampasan hak kekayaan alam, penyiksaan dan adanya
berbedaan hak dan kkewajiban. Dalil inilah yang menjadi dasar
kenapa bangsa Indonesia dalam memperjuangkan dan
mempertahankan kemerdekaan. Dan membantu bangsa-bangsa lain
yang masih merasakan hal yang sama dengan bangsa Indonesia.
Dalil ini bersifat objektif, karena hal ini diakui oleh bangsa-bangsa
yang beradap di dunia.
Alenia pertama juga mengandung dalil secara subjektif,
yaitu aspirasi bagi bangsa Indonesia agar bebas dari penjajahan.
Kedua makna dari alenia pertama ini adalah meletakan tugas dan
tanggungjawab kepada bangsa dan negara agar serta warga negara
Indonesia agar senantiasa melawan segala bentuk penjajahan yang
ada. Alenia pertama ini juga menjadi landasan politik luar negeri
atau hubungan dengan bangsa-bangsa lain. Hal ini didukung
dengan kemerdekaan yang mengakui adanya hak asasi manusia
(HAM) yang dimiliki oleh seluru bangsa dunia bahkan sebelum
Universal Declaration of Human Right (UDHR) pada 10
Desember 1948.

2. Alinea Kedua
Alinea kedua dari Undang-undang Dasar 1945 berbunyi:

“Dan perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah kepada saat


yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat
Indoensia pada depan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur”

Alinia ini membuktikan adanya penghargaan atas


perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam melawan segala
penjajahan selama ini. Dalam alinia ini juga menjelaskan cita-cita
bangsa ini telah sampai pada saat yang mentukan perjuangan
bangsa dalam merebut kemerdekaan. Hal ini berarti,akan
menimbulkan kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak akan bisa
dipisahkan dengan keadaan kemarin dan langkah sekarang akan
menentukan banga Indonesia akan seperti apa kedepannya.
Sebagai bangsa Indonesia, kita menyadari bahwa
kemerdekaan bukanlah sebauh akhir dari perjuangan bangsa,
melainkan sebuah awal baru yang nantinya akan menentukan
bangsa ini akan dibawa kemana. Kemerdekaan yang diarih harus
bisa mengantarkan rakyat Indonesia menuju cita-cita nasional,
yaitu menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur. Negara yang “merdeka” berarti menjadi negara yang
bebas dari segala bentuk penjajahan, dan menjadi negara yang
“berdaulat” berarti negara yang memiliki kesatuan yang utuh tidak
terpisah-pisah secara geografis maupun sosial.
“Berdaulat” mengandung makna bahwa negara Indonesia
sederajat dengan negara lain di dunia, yang bebas menentukan arah
dan kebijakan negara tanpa adanya campur tangan negara lain.
“Adil” menjelaskan bahwa negara Indonesia menegakkan keadilan
setinggi-tingginya. Keadilan berarti adanya sebuah keseimbangan
antara hak dan kewajiban warga negara. Hubungan antara negara
dengan rakyat negara, serta warga negara dengan warga negara
dilandasi oleh prinsip keadilan. Negara Indonesia hendak
mewujudkan keadilan dalam berbagai hal, seperti politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahaan keamanan.
Makna “Makmur” menghendaki negara dalam mewujudkan
kemakmuran dan kesejasteraan bagi rakyatnya. Kemakmuran tidak
saja secara material, namun kemakmuran secara spritual atau
kebahagian batiniah. Kemakmuran bukan hanya ditunjukan kepada
induvidu atau kelimpok, namun kemakmuran ditunjukan kepada
seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, prinsip keadilan,
kekeluargaan, dan persatuan melandasi sebuah perwujudan
kemakmuran warga negara. Inilah yang menjadi cita-cita bangsa
yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia dalam membentuk
negara.

Sumber: beritadiy.com
Foto kemakmuran rakyat Indonesia dalam bertani

3. Alinea Ketiga
Alinea ketiga dari Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi:

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan


didoroongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaanya.”

Alinea ketiga ini menjelaskan bahwa kemerdekaan bangsa


Indonesia tidak hanya dicapai oleh semangat serta keinginan bebas
dari penjajahan, namun kemerdekaan ini menjelaskan bahwa
kemerdekaan bangsa Indonesia ini adalah reahmat serta berkah
yang Allah berikan. Dengan alinea ketiga ini, bangsa Indonesia
menyadari bahwa tanpa rahmat Allah Yang Maha Kuasa, maka
bangsa Indonesia ini tidak akan merdeka.
Alenia ketiga ini memuat motivasi rill dan materil, yaitu
keingan luhur bangsa supaya hidup bebas tanpa adanya
penindasan, bebas dari segala penjajahan, dan bebas menentukan
nasib negara. Niat luhur inilah yang menjadi pendorong bangsa
Indonesia untuk menjadi sebuah negara yang berkesinambungan
kehidupan materil dan spiritual, keseimbangan dunia serta akhirat.
Dalam alinea ini juga termuat bahwa walaupun dengan
sekuat tenaga bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan
namun kemerdekaan tersebut juga merupakan anugrah dari Tuhan
Yang Maha Esa.

4. Alinea Keempat
Alinea yang keempat dari Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi:

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Perintah Negara


Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, menecerdaskan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia
yang terbentuk dalam susuna Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh khitmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Negara Indonesia yang dibentuk, memiliki tujuan negara


yan hendak diwujudkan, yaitu melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan
sosial. Keempat tujuan tersebut merupakan arah perjuangan bangsa
Indonesia setelah merdeka. Kemerdekaan yang telah dicapai harus
diisi dengan pembangungan di segala bidang untuk mewujudkan
negara tujuan negara. Dengan demikian, secara bertahap bangsa
Indonesia mewujudkan cita-citanya, yaitu merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur.
Alinea keempat ini memuat prinsip bentuk negara, yaitu
susunan negara Republik Indonesia yang berkeadaulatan rakyat,
republik merupakan bentuk pemerintahan yang dimana
pemerintahannya dipilih memalui rakyat. Berbeda dengan bentuk
kerajaan yang dimana pemerintahannya secara turun-temurun.
Bentuk ini sejalan dengan kedaulatan rakyat yang dimana
kekuasaan tertinggi berada pada tangan rakyat. Rakyat memiliki
kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Dalam alinea ini juga termuat dasar negara Pancasila,
kelima pancasila merupakan satu kebulatan yang utuh, satu
kesatuan yang tidak berpisah. Dengan dicantumkannya dasar
negara Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 ini secara yudiris –
konstitusionall Pancasila sah, berlaku, serta mengikat seluruh
lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara.

B. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD


TAHUN 1945
Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran. Pokok
pikiran ini merupakan pancaran dari pancasila. Dalam pokok pikiran
tersebut yaitu:
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah dengan berdasarkan persatuan. Dalam pokok pikiran ini
diterima paham negara kesatuan.
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
3. Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas asas kerakyatan
dan permusyawarahan perwakilan.
4. Negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradap.

Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam oembukaan UUD


1945 dalam pasal-pasalnya berdasar pada Pancasila. Dengan demikian,
Pancasila merupakan inti dari pembukaan UUD1945.

Nilai-nilai Pancasila yang termuat dalam rumusan kalimat-kalimat


di Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut:

1. Sila pertama terwujudkan pada kalimat pembukaan UUD 1945


alinea ketiga, yang berbunyi: “Atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan dengan didoroongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaanya.”
2. Sila kedua terwujudkan pada kalimat pembukaan UUD 1945 alinea
pertama, yang berbunyi: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perkemanusiaan dan perikeadilan”.
3. Sila ketiga terwujudkan pada kalimat pembukaan UUD 1945 alinea
keempat, yang berbunyi: “Kemudian dari pada itu untuk
membentuk suatu Perintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia ...”
4. Sila keempat terwujudkan pada kalimat pembukaan UUD 1945
alinea keempat, yang berbunyi: “...Kerakyatan yang dipimpin oleh
khitmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan ....”
5. Sila kelima terwujudkan pada kalimat pembukaan UUD 1945
alinea kedua, yang berbunyi: “Dan perjuangan pergerakan
Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentosa mengantarkan rakyat Indoensia pada depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat,
adil dan makmur”.

C. POKOK PIKIRAN YANG TERKANDUNG DALAM UUD RI


TAHUN 1945
1. Hakikat Pokok-Pokok Pikiran Pembukaan UUD NKRI 1945
Selain mempunyai makna yang mendalam, pembukaan UUD
1945 juga mengandung pokok-pokok pikiran. Pokok-pokok pikiran
tersebut menggambarkan suasana kebatinan dari Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia, serta mewujudkan cita hukum
yang berdasrkan hukum dasar negara, baik secara tertulis maupun
tidak. Pokok-pokok pikirantersebut diantaranya, yaitu:
a. Pokok pikiran pertama,negara melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasarkan atas persatuan (pokok pikiran persatuan).
Pokok pikiran ini menegaskan bahwa dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar, diterima aliran negara persatuan.
Negara yang melindungi dan menjaga seluruh bangsa dan
negaranya. Dengan demikian, negara mengatasi setiap macam
paham golongan dan paham individualistis. Dengan kata lain,
negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas
kepentingan golongan atau individu.

Foto pembacaan teks proklamasi oleh I.R. Soekarno

b. Pokok pikiran kedua, negara hendak mewujudkan keadilan


sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (pokok pikiran keadilan
sosial).
Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan yang ingin
dicapai oleh bangsa Indonesia, serta merupakan suatu kausa-
finalis (sebab tujuan). Dengan demikiran penyelenggara negara
dapat menentukan atah atau jalan kemana aturan dilaksanakan
menurut UUD agar dapat mewujudkan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Pokok pikiran ini, hendak mewujudkan
keadilan sosial berdasarkan pada kesadaran bahwa manusia
mempunyai hak dan kewajiban dalam kehidupan masyarakat.
c. Pokok pikiran ketiga, negara yang berkedaulatan rakyat,
berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawarahan/perwakilan.
(pokok pikiran kedaulatan rakyat)
Pokok pikiran ini mengandungb konseukuensi bahwa
sistem negara yang terbentuk dalam UUD, harus berdasarkan
atas kedaulatan rakyat dan permusyawaratan. Pokok pikiran
yang ketiga ini menyatakan bahwa kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.
Pokok pikiran inilah yang merupakan dasar politik negara.

Foto pemilihan umum sebagai perwujudan kedaulatan rakyat

d. Pokok pikiran keempat, negara berdasrkan atas ketuhanan


Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradap (pokok pikiran ketuhanan)
Pokok pikiran ini mengandung makna bahwa Undang-
Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah da penyelenggara negara lainnya untuk memelihara
budi pekerti yang luhur. Hal ini menegaskan bahwa pokok
pikiran ketuhanan mengandung takwa kepada Allah Yang
Maha Esa, dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
atau nilai kemanusiaan yang luhur.
Foto kerukunan antar umat beragama sebagai perwujudan
pokok pikiran keempat

2. Arti Penting Pokok Pikiran Pembukaan UUD NKRI 1945


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 sebelum amandemen menegaskan bahwa “ Pokok-pokok
pikiran meliputi suasana kebatinan dari UUD. Pokok pikiran ini
mewujudkan cita-cita hukum (rechtsidee) yang menguasai hukum
dasar negara, baik hukum yang tertulis (Undang-Undang Dasar)
maupun yang tidak tertulis.”
Berdasarkan pengertian ini ,dapat disimpulkan bahwa
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam UUD Negara
Republik Indoensia adalah sumber hukum tertinggi di Indonesia,
pokok pikiran yang terkandung dalam realisasinya dijabarkan
dalam semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia, seperti ketetapan MPR, Undang-Undang, peraturan
pemerintah dan sebagainya.
Dengan demikian, seluruh peraturan perundang-undangan
di Indonesia harus bersumber pada Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang didalamnya
terkandung asas kerohanian negara, yaitu Pancasila.
Foto anggota dpr dalam perumusan Undang-Undang tidak boleh
bertentangan dengan pembukaan UUD 1945

D. SIKAP POSITIF TERHADAP POKOK PIKIRAN DALAM


PEMBUKAAN UUD 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
memuat aturan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat negara,
serta dasar filsafah negara dan pandangan hidup bangsa. Dasar filsafah
bangsa dan negara telah berakar kuat dan tumbuh berabad-abad
lamanya dalam kalbu, melalui sejarah bangsa Indonesia.
Sudah menjadi tugas kita sebagai warga negara Indonesia dan
sekaligus sebagai penerus bangsa untuk mempertahankan kelestarian
pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945. Mempertahankan
pokok-pokok pikiran tidak hanya dengan merubah pembukaan itu,
namun yang tidak kalah penting ialah mewujudkan pokok-pokok
pikiran tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Setiap lemabaga masyarakat, lembaga negara, dan warga
negara, wajib memperjuangkan pokok-pokok pikiran tersebut menjadi
kenyataan.
Foto Bung Tomo dalam memperkuat dan menyatukan kedaulatan
rakyat.
Bab 5

PANCASILA SEBAGAI NILAI


KEHIDUPAN
Pancasila

Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila bukanlah sesuatu yang asing.


Pancasila terdiri atas lima sila, dia diabadikan dalam Naskah Pembukaan UUD
1945 pada alinea ke empat, dia dijadikan sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Sekalipun di dalam Pembukaan tersebut tidak secara eksplisit
disebutkan kata Pancasila, namun setiap yang membacanya sudah pasti
mengetahuinya, bahwa yang dimaksud dalam pernyataan terakhir dari alinea ke
empat pembukaan UUD 1945 tersebut adalah Pancasila.

Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara


hukum. Sehingga seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan
Pancasila sebagai kaedah hukum konstitusional, pada dasarnya tidak berlaku dan
harus dicabut. Sebagai dasar negara, Pancasila telah terkait dengan struktur
kekuasaan secara formal. Demikian pula Pancasila sebagai dasar negara dia
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar
negara, baik berupa hukum dasar tertulis yang berwujud undang-undang dasar
maupun berupa hukum dasar yang tidak tertulis, yang tumbuh dalam praktik
penyelenggaraan negara.

Pancasila adalah dasar negara atau idiologi bangsa Indonesia.Pancasila


sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa Indonesia, tak ada yangmampu
menandinginya. Indonesia yang terdiri antar suku satu dan suku yang lainnya
dapatdipersatukan oleh pancasila. Itu sebabnya sering kali pancasila dianggap
sebagaiideologi yang sakti. Siapa pun yang mencoba menggulingkannya, akan
berhadapan langsungdengan seluruh komponen-komponen kekuatan bangsa dan
negara indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, sehingga dapat diartikanbahwa


pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yangdiharapkan menjadi
pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar pemersatu,lambang persatuan
dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara.

Sebagai dasar negara republik Indonesia ( wayoflife ), pancasila nilai-


nilainyatelah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dulu. Nilai–nilai
tersebut meliputinilai budaya, adat–istiadat dan religiusitas yang diterapkan dalam
kehidupansehari-hari. Jati diri bangsa Indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai
tersebut yangdijadikan pandangan hidup. Tindak–tanduk serta perilaku
masyarakat nusantara sejakdahulu kala telah tercermin dalam nilai-nilai Pancasila.
Untuk itu, pendiri republikIndonesia berusaha merumuskan nilai-nilai luhur itu
kedalamsebuah ideologi bernamaPancasila.

Simbol-simbol pada Pancasila

Pancasila mempunyai perisai yang melambangkan perjuangan dan


perlindungan diri untuk mencapai tujuan. Di dalam perisai terdapat garis hitam
tebal yang melambangkan negara merdeka dan berdaulat yang dilintasi garis
khatulistiwa. Garuda digunakan sebagai lambang negara kesatuan Republik
Indonesia untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah negara yang besar dan
negara yang kuat. Warna kuning keemasan pada burung garuda
melambangkan keagungan.

Jumlah paruh, sayap, ekor, dan cakar mewujudkan lambang tenaga


pembangunan. Sayap yang masing-masing berbulu tujuh belas, ekor berbulu
delapan, pangkal ekor berbulu sembilan belas, leher berbulu empat puluh lima
melambangkan tanggal 17 Agustus 1945 yang merupakan waktu bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia sebagai
bangsa yang merdeka.

Kaki garuda mencengkeram pita yang di dalamnya terdapat tulisan


bhinneka tunggal Ika. Bhinneka tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu.
Semboyan ini digunakan menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara kesatuan Republik Indonesia.

Di dalam garuda Pancasilabagian dada terdapat perisai yang di dalamnya


terdapat lima simbol gambar. Kelima lima gambar di dalamnya yaitu gambar
bintang, rantai, pohon beringin, kepalabanteng, dan padi kapas. Masing-masing
simbol gambar tersebut tentu memiliki makna

1. Simbol gambar bintang

Simbol gambar bintang berwarna kuning yang bersudut limadengan latar


belakang warna hitam terletak di bagian tengahperisai dijadikan sebagai dasar
Ketuhanan Yang Maha Esa.Hal ini mengandung maksud bahwa bangsa Indonesia
adalahbangsa yang religius yaitu bangsa yang beriman dan bertaqwakepada Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan agama dankepercayaan masing-masing.Simbol
gambar bintang dijadikan sebagai lambang sila pertamadalam Pancasila yang
berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Simbol gambar rantai


Gambar rantai dengan latar belakang warna merah dijadikansebagai dasar
Kemanusiaan yang Adil dan beradab. Simbolgambar rantai ini dijadikan sebagai
lambang sila kedua dariPancasila. Rantai yang berjumlah 17 dan saling
sambungmenyambung tidak terputus, ini melambangkan generasipenerus yang
turun temurun.

3. Simbol gambar pohon beringin

Simbol gambar pohon beringin terletak di bagian atas sebelah kirigambar


bintang dijadikan sebagai dasar Persatuan Indonesia.Simbol gambar pohon
beringin ini dijadikan sebagai lambanguntuk sila ketiga Pancasila. Pohon beringin
melambangkansebagai tempat berteduh atau berlindung.

4. Simbol gambar kepala banteng


Simbol gambar kepala banteng terletak di sebelah atas gambarbintang.
Gambar Kepala Banteng dijadikan sebagai dasarKerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/ Perwakilan. Kepala banteng
diartikansebagai tenaga rakyat dijadikan sebagai lambang sila keempatPancasila.

5. Simbol gambar padi dan kapas

Simbol gambar padi dan kapas melambangkan kemakmurandan


kesejahteraan. Simbol gambar padi dan kapan dijadikansebagai dasar Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.Simbol gambar padi dan kapas ini terletak
di sebelah kananbawah dari gambar bintang dan dijadikan sebagai lambang
silakelima Pancasila.

Makna yang terkandung pada nilai-nilai yang dalam pancasila


Pancasila adalah dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai-nilai
yang terdapatdalam sila-sila Pancasila bersumber pada kepribadian bangsa
Indonesia. Pancasila yangterdiri dari lima sila antara sila yang satu dengan yang
lainnya saling terkait dan salingberhubungan.Sebagai dasar dari sebuahnegara
maka nilai-nilai Pancasila harus diterapkan di kehidupan sehari-hari.

a. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa (Nilai Ketuhanan), yaitu:

Sila Ketuhanan Yang Maha Esamerupakan “roh” sekaligus dasar


darikeempat sila lainnya. Ketuhanan Yang MahaEsa bermakna bahwa Bangsa
Indonesia adalah Negara yang percayaterhadap Tuhan yang satu bukan
sebaliknya.Dengan kata lain, negara Indonesia berlandaskan agama.Pancasila
dengan sila pertamanya,adalah sebuah falsafah yang sesuai danbersahabat dengan
agama. Oleh karenanya,sudah seharusnya sebagai Insan yang berimandan
bertakwa kepada Allah denganmendirikan perintahnya guna
meningkatkankesalehan kita. Kita sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya
menyadari realitaskemajemukan Indonesia sebagai sebuahberkah dari tuhan, yang
perlu dikembangkandan dilestarikan. Sebagai umat beragama yangberiman dan
bertakwa kepada tuhan, sudahsemestinya kita menanamkan nilai-nilaikebenaran,
kebaikan, kejujuran, dankemuliaan dalam diri, sehingga meningkatkanmoral
bangsa.

b. Sila kedua,kemanusiaan yang adil dan beradab (nilai kemanusian)

Nilai yang terkandung dari sila keduaPancasila adalah nilai


kemanusiaan.Kemanusiaan yang dimaksud adalah manusiayang adil dan beradab,
menjunjung tingginilai-nilai keadilan dan martabat manusiasebagai makhluk
Tuhan, yang diwujudkandalam semangat saling menghargai, toleran,yang dalam
perilaku sehari-hari didasarkanpada nilai-nilai moral yang tinggi, serta
untukkepentingan bersama. Dengan mengamalkan sila kedua ini
diharapkanbahwa permasalahan yang dialami bangsa saatini seperti tidak adanya
toleransi, konflik antargolongan, pengangguran, kemiskinan, mafiakasus, korupsi,
diskriminasi dan kesenjangansosial, tindakan kekerasan, baik secara vertikal
maupun horizintal, dapat teratasi.

c. Sila ketiga, persatuan Indonesia

Indonesia adalah Negara yang kayaakan keberagaman suku, agama,


bahasa,budaya, dan ras. Namun dengan terbentuknyaNKRI, dimulailah komitmen
bersama untukterus membentengi keberagaman itu untukmewujudkan Indonesia
yang maju, adil, dansejahtera. Itulah makna yang terkandung darisila persatuan
Indonesia. Sesuai dengankonstitusi tujuan negara ialah berkewajibanmemberikan
perlindungan kepada segenaptumpah darah Indonesia dan seluruh isinyadengan
semangat persatuan tersebut.Perlakuan yang sama pada seluruh wargadimanapun
berada haruslah dilakukan olehpemerintah tanpa memandang latar belakangsuku,
ras, budaya, maupun agamanya.

Warganegara dalam semangat kebersamaanseharusnya melakukan


tindakan yang tetapmenunjukkan sikap dan perbuatan yangNKRI untuk
kebahagiaan dan kemajuanbersama. Semangat persatuan inilah yangharus terus
dijaga agar NKRI tetap eksis, dandapat menjadi kuat karena terbangun darijalinan
keberagaman yang harmonis.

Persatuan merupakan gabungan atas beberapa bagian, Persatuan Indonesia


merupakan upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia
luar.Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah
perjuanganpanjang serta terdiri dari berbagai macam kelompok suku bangsa,
namunperbedaan tersebut bukan untuk dipertentangkan melainkan justru
untukdijadikan persatuan Indonesia.

Nilai Persatuan Indonesia mengandung makna bahwa dalam usaha


bersatuuntuk kebulatan rakyat demimembina rasa nasionalisme dalam Negara
KesatuanRepublik Indonesia. Persatuan Indonesia menghargai dan mengakui
sepenuhnyakeanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Seluruh warga
negaraIndonesia harus mengembangkan rasa cinta tanah airnya serta bersedia
relaberkorban demi kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan.
d. Sila keempat,kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan

Sebagai makhluk sosial, Manusia hidup berdampingan dengan orang


lain,di dalam interaksi itu biasanya terjadilah kesepakatan, dan saling
menghargaisatu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip
kerakyatanyang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa
Indonesia,mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yaitu kerakyatan
yangmampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walaupun berada
dalampergolakan hebat untuk menciptakan perubahan serta pembaharuan.
Hikmahkebijaksanaan yaitu kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir
dalamtahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari
pemikiranberasaskan kelompok serta aliran tertentu yang sempit.

Penyelenggaraan negara berdasarkan pada permusyawaratan


danperwakilan. Negara Indonesia adalah negara yang demokrasi mengakui
sertamenjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Negara mengutamakan
prinsippermusyawaratan yang mampu mewujudkan adanya kesejahteraan
sosial.Bangsa Indonesia wajib menghormati serta menjunjung tinggi adanya
setiapkeputusan yang dicapai dari hasil musyawarah. Dan segala keputusan
itudilakukan atas dasar iktikad yang baik serta dengan adanya rasa penuh
tanggungjawab yang besar.

e. Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Nilai keadilan merupakan nilai yang menjunjung norma berdasarkantidak


berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan yang terjadi pada suatuhal.
Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita
bangsa Indonesia. Mewujudkan keadaan masyarakat yang dapat bersatusecara
organik, dimana setiap anggotanya dapat mempunyai kesempatan yangsama untuk
tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuanaslinya. Segala
usaha diarahkan kepada seluruh potensi rakyat, memupukperwatakan dan
meningkatkan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan dapattercapai secara
merata.Sila keadilan sosial mengandungmakna bahwa setiap
warganegaradiperlakukan sama tanpa adanya perbedaansuku, ras, agama, bahasa,
kaya, dan miskin, maupun jabatan. Semua warganegara harusdiperlakukan adil
oleh negara.

Perwujudandari sila keadilan sosial ini dapat berupapenegakan hukum


dengan asas keadilanbukan keuangan dan jabatan, tidak adatekanan baik fisik
maupun mental terhadaprakyat, mendapatkan kehidupan yangsejahtera atau
terbebas dari kemiskinan, dankebodohan, serta dari tekanan pihak
asing.Pemerintah berpihak kepada rakyat yangharus dibela, bukan kepada
golongan tertentuyang mempunyai kepentingan. Itulah prinsipkeadilan yang
terkandung dalam sila ke-lima.Namun sesungguhnya prinsip keadilan sosialbagi
seluruh rakyat Indonesia menjadi anaktangga pertama yang harus dipijak
dalamkehidupan berbangsa dan bernegara.

Keadilandalam konteks aturan, kebijakan, tindakan,dan perlakuan yang


adil terhadap rakyatnyadapat membuat masyarakat leluasa bermusyawarah dan
bermufakat mencari solusipersoalan. Tegaknya keadilan membuatbangsa akan
lebih mudah dalam menyatukankekuatan untuk dapat
mewujudkankemakmurannya yang bermartabat. Keadilanjuga akan mempertebal
rasa kemanusiaan dansaling mencintai sesama ciptaan Tuhan.Akhirnya keadilan
dapat membuat setiaporang tenang beribadah tanpa harus merasaterancam oleh
kelompok lain yang berbedakeyakinan.

Sikap yang berhubungan dengan sila-sila pancasila di kehidupan

Pancasila sebagai dasar negara artinya Pancasila dijadikan dasar atau pedoman
mengaturkehidupan di Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, harus
melaksanakan nilai-nilaiyang terkandung dalam sila-sila Pancasila baik dalam
kehidupan di rumah, sanggar belajar,masyarakat, maupun bernegara. Sikap yang
merupakan pengamalan sila-sila Pancasilaadalah sebagai berikut:

Contoh sikap mengamalkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa


1. Menghormati teman, tetangga, maupunsaudara yang berbeda agama dan
kepercayaan saat melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya
masing-masing.
2. Bersikap ramah, sopan dan santunterhadap tetangga, teman, atau
saudarayang berbeda agama dan kepercayaan.
3. Membantu tetangga, teman, sahabatatau keluarga dalam
menyiapkanpenyelenggaraan kegiatan keagamaanketika merayakan hari
besar agama.
4. Membantu ketika diminta tetangga,teman, sahabat atau saudara dalam
menyiapkan penyelenggaraan kegiatankeagamaan ketika merayakan hari
besar agama.

Contoh sikap mengamalkan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.

1. Tidak membeda-bedakan teman, tetangga, dan saudara serta orang lain


antara yangkaya dan yang miskin dalam pergaulan sehari-hari.
2. Menghormati saudara, tetangga, dan orang lain yang lebih tua dari kita.
3. Berbicara dengan teman, tetangga, saudara, serta orang lain secara sopan
santun.
4. Menjenguk teman, tetangga, dansaudara yang sakit tanpa membedakan
yang kaya dan yang miskin.

Contoh sikap mengamalkan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

1. Melaksanakan setiap hasil keputusan musyawarah bersama dengan penuh


rasatanggung jawab.
2. Menghargai teman, saudara, tetanggaataupun orang lain yang
sedangberbicara maupun menyampaikan usulpada saat musyawarah.
3. Melaksanakan pemilihan ketua RTmaupun ketua RW dengan
caramusyawarah mufakat.
4. Tidak memaksakan keinginan maupunkehendak kepada teman,
tetangga,dan saudara ketika rapat maupunmusyawarah.
Contoh sikap mengamalkan sila keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

1. Membantu teman, saudara,tetangga, dan orang lain yang


sedangmengalami musibah bencana alam,seperti gempa, tanah longsor,
danbanjir.Tidak melakukan perbuatanyang merusak kepentingan
umumseperti mencorat-coret tembokdengan cat.
2. Ikut serta dan terlibat dalamkegiatan gotong-royong/kerja baktidan
membersihkan lingkungansekitar.
3. Menghargai hak-hak teman,tetangga, saudara dan orang laindengan cara
tidak menggangguhak orang lain seperti tidakmembunyikan radio keras-
keraspadahal tetangga sedang sakit.

Pancasila sebagai dasar negara memiliki makna bahwa nilai-nilai


yangterkandung dalam Pancasila sebagai dasar atau pedoman dalam
kehidupanmasyarakat Indonesia. Sebagai warga negara kita wajib memahami
nilai-nilaPancasila sehingga kita dapat mengimplementasikan dalam kehidupan
dengan baikagar semua yang kita lakukan sesuai dengan norma yang ada dan
terwujudnyamasyarakat yang berkarakter. Selain itu, penerapan Pancasila dalam
kehidupansehari-hari juga bentuk kita menghargai jasa para pahlawan yang telah
merumuskanrancangan Pancasila.

Keseluruhan nilai-nilai Pancasila tersebut merupakan panduan untuk mencapai


masyarakat yang adil, berkeadilan, beradab, kesatuan, dan berkedaulatan rakyat.
Dengan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan
Indonesia dapat mencapai kemajuan, kebahagiaan, dan kesejahteraan yang merata
bagi seluruh rakyatnya.
Daftar Pustaka

Priyathna Opih, Riswanda, Eddy. (2009). _Pendidikan Kewarganegaraan Untuk


Siswa SD/MI kelas 4_.PT. intimida ciptanusantara. Jakarta.

Sugiman. 2018. PEMERINTAHAN DESA. Universitas Suryadarma.

Arman, Y. S. Chiniago. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.


Bandung:Pustaka Setia. Hal 210.

Bintarto, 1989, Interaksi desa-kota dan permasalahannya. Jakarta: Ghalia.


Indonesia, hal. 45.

Rifqhi Siddiq. 2006, Antrapologi Sosial. Jakarta: Pustaka Setia, Hal. 37.

Rochmawanti Munif.

Puspitawati, H. 2012. Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia. PT


IPB Press. Bogor

Kesuma Wardani, Rama Wijaya. “Harmoni dalam Perbedaan: Komunikasi


Antarbudaya pada Masyarakat Transmigran di Kampung Bali Kabupaten Musi
Rawas.” Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan 24, no. 1 (October
26, 2020): 1–12. https://doi.org/10.15408/dakwah.v24i1.15485.

Suwita, Ine Ariyani. 2018. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta.


Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

11 Negara Anggota ASEAN | Indonesia Baik. (n.d.). Retrieved June 5, 2023, from
https://indonesiabaik.id/infografis/11-negara-anggota-asean

Astutu, B. D. (2020). Peran Indonesia Dalam ASEAN. Scribd. Id.


https://id.scribd.com/document/445597787/peran-Indonesia-dalam-ASEAN

Mukminah, Mulyani, E., Nursa’ban, M., & Supardi. (2017). Ilmu Pengetahuan
Sosial Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Murwanti, & Yumono, T. (2009). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Untuk kelas 6 SD/MI (I. Mukminin & W. Widyawati (Eds.)). Jakarta: Pusat
Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Perutusan Tetap Republik Indonesia, untuk, ASEAN. (n.d.). Retrieved June 5,


2023, from
https://kemlu.go.id/ptriasean/id/pages/sekretaris_jenderal_asean_dan_sekretariat_
asean/966/etc-menu

H.A.W. Widjaja, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Pancasila, Jakarta: PT


Rajagrafindo Persada, 2002.

Lubis. Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Medan: Akasha Sakti,


2018.

Sulasmo, Bambang Suteng. Dasar Negara Pancasila, Depok: PT Kanisus, 2015.


Paristiyanti Nurwardani, Pendidikan Pancasila, Jakarta: Ristekdikti, 2016.

Ardhani, M. D., Utaminingsih, I., Ardana, I., & Fitriono, R. A. (2022).


Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Gema
Keadilan, 9(2). https://doi.org/10.14710/gk.2022.16167

Buku_PPKn_A-1_awal_indd.pdf. (n.d.).

Fatimah, S., & Dewi, D. A. (2021). Pengimplementasian Nilai-Nilai Pancasila


Dalam Membangun Karakter Jati Diri Anak Bangsa.
Biografi

Nama : Putri Nur Aulia

TTL: Brebes, 7 Januari 2004

Jenis Kelamin : Perempuan

NIM : 2203096146

Alamat : Brebes, Jawa Tengah

Ig : ptrinuraa_

Pendidikan Formal : SD N 7 Ketanggungan, MTs N 1 Brebes, MAN 1 BREBES

(FOTO APIN!!!!!)

Nama : Afin Maulida Nailil Izzah

TTL : pati,21 april 2004

Jenis Kelamin: Perempuan

NIM: 2203096147

Alamat : Pati,Jawa Tengah

Ig : Afinizzah_

Pendidikan Formal : MA Salafiyah


Nama = Laila Tussifa

TTL = Kendal,5 Mei 2003

Jenis Kelamin = perempuan

NIM = 2203096148

Alamat = Desa Karangmanggis Boja , Kendal

Ig = @lailaatsf

Pendidikan Formal =SDN Karangmanggis, MTs Askhabul Kahfi Semarang, SMA


Negri 1Boja

Nama : Inas Suraya

TTL: Kendal, 11 Februari 2005

Jenis Kelamin : Perempuan

NIM : 2203096149

Alamat : Kendal, Jawa Tengah

Ig : nasray_

Pendidikan Formal : SD N 2 Kebonadem, MTs N 1 Kendal, SMK N 4 Kendal


Nama = Anissahrotul Hidayah

TTL = Batang 2 Agustus 2004

Jenis Kelamin = Perempuan

NIM = 2203096150

Alamat = Batang, Jawa Tengah

Ig = _anshrtl

Pendidikan Formal =SD pranten 01

Mts Rifaiyah manbaul Anwar

Man 2 wonosobo

Pendidikan non-formal = ponpes mawar


Nama: M Khoirul Abyan

TTL: Pekalongan 16 Desember

Jenis Kelamin: laki-laki

NIM: 2203096151

Alamat: perum wirabaru 1 Pekuncen Wiradesa

Ig: khoirul_abn

Pendidikan Formal: SDI 5 Ma'had, SMP Ma'had, SMA 1 negeri Wiradesa, UIN
Walisongo

Pengalaman organisasi: hmj pgmi, impadis


Nama : Imas Tiana Ketrin

TTL: 20 September 2023

Jenis Kelamin : pr

NIM : 223096152

Alamat : Campurejo, Tretep, Temanggung, Jawa tengah

Ig : -

Pendidikan Formal : TK Ra Al falah, Sd Negeri Campurejo

Anda mungkin juga menyukai