Anda di halaman 1dari 6

INKLUSIVITAS DI DUNIA FASHION

OLEH
PASUKAN MENTAL HEALTH SURVIVOR

Kebutuhan primer/pokok manusia itu ada 3 yaitu sandang (pakaian),


pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal). Pakaian/fashion adalah salah
satu yang digunakan secara luas oleh siapa saja dan semua orang, serta
dengan cepat industri membuat perluasan berbagai model serta kreasinya.
Namun, fashion terkadang kurang memperhatikan dalam hal inklusif atau
keragaman, hanya melayani sekelompok orang tertentu.

Inklusivitas dalam dunia fashion adalah konsep yang mengedepankan


pengakuan dan penerimaan terhadap keberagaman dan perbedaan dalam
industri fashion. Ini melibatkan memperluas representasi yang adil untuk
berbagai jenis tubuh, latar belakang budaya, usia, gender, dan kemampuan.
Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan dimana setiap individu
merasa dihargai dan mampu memperlihatkan dirinya melalui pilihan busana.

Berikut adalah beberapa contoh praktik inklusivitas dalam dunia fashion:


● Representasi tubuh yang beragam: beragam ukuran tubuh, warna kulit,
usia, dan latar belakang etnis.
● Inklusivitas budaya: Menghormati keanekaragaman budaya.
● Aksesibilitas fisik: Mempertimbangkan kebutuhan orang dengan
disabilitas fisik dalam desain pakaian.
● Harga yang terjangkau: dinikmati oleh segala kalangan ekonomi.
● Ukuran Tubuh: Memperluas rentang ukuran pakaian yang tersedia.
● Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan pelatihan yang inklusif bagi
para profesional fashion tentang kesadaran terhadap keberagaman dan
juga untuk teman disabilitas itu sendiri.

Contoh nyata dari penerapan inklusif di dunia fashion adalah:


 peragaan baju dengan melibatkan model teman down syndrome
 pada saat perayaan hari kemerdekaan atau pentas seni di sekolah,
anak-anak memakai pakaian adat daerah lain sebagai salah satu
bentuk sikap saling menghargai keberagaman.
Dokumen New York Fashion Week.
Maddy Struart sebagai model down syndrome pertama.

Dengan adanya inklusivitas dan keragaman dalam dunia fashion ini


tentunya melibatkan para desainer untuk membuat dan menciptakan
pakaian/karya yg lebih ramah untuk semua kalangan (baik dalam segi
kualitas, ukuran, dan kelas). Karena saat pelanggan berpikir dan merasa
bahwa mereka dilihat dan dihargai, tanpa memperhatikan penampilan,
ukuran, jenis kelamin, ras, warna kulit, dan fisik itu akan menjadi kesetaraan
dalam fashion itu sendiri.

Semua orang punya hak untuk memakai pakaian terbaiknya dengan


merasa nyaman dan terlihat apik tanpa harus melihat kekurangannya. Di
dunia fashion inklusif di mana tidak ada yang bisa mendikte istilah dalam hal
berpakaian. Adanya representasi dan pencampuran gaya itu pun berpengaruh
pada jenis pendekatan fashion yang juga semakin beragam untuk semua
kalangan.

Penerapan inklusivitas di dunia fashion tidak hanya penting untuk


menghargai keragaman manusia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan
yang menerima, menginspirasi, dan memberdayakan individu dengan
berbagai latar belakang dan keunikan.

Lalu, apakah Fashion dan mental health ada hubungannya? Tentu ada.
Fashion membantu dalam mengekspresikan diri dan meningkatkan
kepercayaan diri seseorang. Namun jika tidak selektif dengan tren fashion, ini
juga akan mempengaruhi mental seseorang. Misal, jika tidak mengikuti tren,
akan merasa ketinggalan zaman, hingga apapun (dengan terpaksa) mengikuti
tren, padahal bisa jadi tren itu tidak sesuai dengan fitrahnya atau kepribadian
seseorang.
Meski memang cara penampilan atau taste kita berbeda dalam dunia
fashion, itu bukan berarti kita tidak bisa bekerjasama/bersinergi. Tetap sesuai
dengan prinsip masing-masing, no judging dan menenggang rasa.

Lalu contoh lain ketika kita tertarik sebuah baju di marketplace yang
menurut tampilan di foto bagus kemudian dibeli, tapi ternyata pas diterima
baju tersebut tidak sesuai dengan ekspetasi, akhirnya kecewa. Jadi dalam
menjaga mata atau bijak bersosmed itu tetap harus ada dalam dunia fashion,
salah satunya demi menjaga kewarasan jiwa.

_____Pasukan Mental Health Survivor dalam Inklusivitas di dunia fashion_____

Pertanyaan dan Tanggapan

kalau fashion di dunia inklusivitas itu saya tiba2 teringat boneka barbie yg bajunya lucu2 🥰
mainan jalan dulu waktu kecil dan sekarang dibuat lebih ramah dunia inklusivitas

pabriknya Mattel membuat boneka barbie dg bermacam-macam ☺️☺️bahkan dg barbie yg


down syndrome jg 🥰

keren bgt

******
Baik terimaksih bun, izin brtanya , saya rahmi dari pasukan cahaya diffable : pertama ini soal
ukuran badan, td salah satu contohnya barbie, nah disitu kan barbie berbadan langsing, jd ni
dr pngalaman sodara yg maaf punya kelebihan berat badan, aga sulit utk mncari baju , apakah
ni jg menjadi sbuah kekurangan dr inklusibitas dlm dunianfahion? Apakah sjauh pemgmatan
hal ni sdh mulai luas digaungkan?

Terimakasih pertanyaannya mb Rahmi

Betul, soal ukuran berat baju ini salah satu tantangan dalam inklusivitas dalam dunia Fashion.
Untuk itu sekarang size/ukuran semakin bervariasi, tentu dari bagian produsen inipun
tangangan juga untuk menyediakan berbagai size yang pasti membutuhkan waktu yang tidak
sebentar. Di sinilah letak rasa perduli antara produsen dan konsumen
Zaman sekarang sudah banyak ya yang begini
Kita harus menggaungkan inklusivitas sesuai kreatifitas masing-masing, misal membuat
konten yang mengedukasi

pengalaman sy yg sulit mncari spatu karena kaki kanan dn kiri sy berbeda ukuran krn polio,
apakah yg sprti ni sejauh pengamatan para quardian sdh terakomodasi dlm inklusivitas
fashion?

Tanggapan dari Niya :

Barbie sekarang gak langsing aja mba. Ada yg difabel seperti d sebutkan d atas, barbi kulit
hitam, rambut yg lurus, kriting menurut saya itu sudah masuk, namanya
Vitiligo barbie sekarang udah ada

Tanggapan dari Mba Lusi :

media juga ikut berperan aktif dalam membantu menggaungkan inklusivitas dalam dunia
fashion, saat inj banyak model plus size di Indonesia yang aktif menyuarakan inklusivitas,
dengan memberi contoh kalau mereka nyaman dan percaya diri dalam berpakaian dan
memberi contoh/edukasi bagaimana berpenampilan dgn cantik sesuai bentuk dan ukuran
tubuh yg kita miliki.

Untuk sepatu saat ini sdh banyak pengrajin lokal yang menyediakan custom size dan model,
sehingga akan lebih mudah bagi semua orang untuk mendapatkan sepatu sesuai dgn kondisi
kaki masing²

****
Alhamdulillah di Malang dunia fashion sudah terbuka untuk Difable beberapa model dari
Tunarungu , Downsyndrom dan Tuna Daksa juga mendapat porsi yang sama untuk
berkekspresi ..salah satunya adalah Faiz Sofyan dan Faza Aulia

Beberapa waktu lalu kami sempat diskusi dengan beberapa desainer tentang mengapa
mereka harus melakukan mapping trend mode lagi? Sebab pengguna mode (pasar) bukan
hanya mereka yang sempurna.. inklusi pun butuh pakaian dan produk fashion

***
Berarti apa bisa dikatakan bahwa inklusifitas dlm dunia fashion tercermin pada pergeseran
standar 'model' ya? Shg di dunia inklusif tdk ada lagi standar model fashion itu tinggi
minimal sekian berat bdn maks sekian kulit warna hrus bgmn... krn kl modelnya tetap
berstandar bgitu nnti produk yg dihasilkan dan acuan trend nya jg akan tetap tidak
mengakomodir yg tdk bisa memenuhi standar dong y...

Tanggapan Irene Surti :


saat skrg dunia Fashion Inklusifitas sdh bergeser panduannya

coba bisa liat para teman2 dr POTADS Jakarta mereka mengadakan kelas Khusus Fashion di
salah satu tempat dan semua anak didiknya ada teman2 DS dan difabel lain mereka
memperagakan berbagai macam busana yg dpt memberikan kesan mereka yg disabilitas
namun Keren punya

dan ada Paduan suara yg menyanyikan bbrp lagu dan ada Teman Bahasa Isyarat yg juga
membawakan arti dr lagu itu

saat skrg ini sdh lebih bijak dan terbuka kesempatan bagi semua teman Disabilitas yg punya
bakat2 bagus

tanggapan dari Muhima :

Betul, kita harus semakin gencar mengedukasi dengan kreatifitas masing-masing dan sesuai
keahlian masing agar lebih banyak orang yang tahu bahwa fashion itu untuk semua kalangan
dan kita harus percaya diri dengan karakteristik fashion diri sendiri

***

Pipit :

Ukuran dan Bentuk Tubuh: Industri fashion semakin menyadari pentingnya


merepresentasikan berbagai ukuran dan bentuk tubuh. Banyak merek sekarang menyediakan
pakaian dengan ukuran yang lebih inklusif, dari yang kecil hingga plus size. Hal ini
memungkinkan setiap individu untuk menemukan pakaian yang sesuai dengan tubuh mereka
tanpa merasa dikecualikan.

Kolaborasi dengan Desainer Inklusif: Industri fashion juga melihat kolaborasi dengan
desainer yang secara khusus menciptakan pakaian yang melayani kebutuhan dan preferensi
individu dengan disabilitas atau kondisi khusus lainnya. Desainer seperti itu menciptakan
pakaian dengan penyesuaian khusus, menggunakan bahan yang nyaman, dan
mempertimbangkan faktor fungsionalitas dalam desain mereka.

******
Ayuk Oktaviani :

Mungkin bisa juga ditambahkan untuk brand fashion berjewajiban memberikan edukasi nilai
inklusifitas dalam fashion bahwa aneka ragam pakaian yang terpenting adalah kenyamanan
bersama dalam keberagaman.
Kadang produsen maupun distributor hkecil hanya fokus menjual tanpa ada edukasi transfer
nilai

Oleh karena itu diharapkan masyarakat tidak fokus pada standar nilai, mana yg lebih indah
atau kurang indah.
Standartnya diubah dengan mindset inklusifitas. Yaitu kenyamanan dalam keberagaman.

Mungkin ada istilah yang digaungkan gitu apa ya

Tanggapan Irene Surti :

Inklusif adalah Sebuah Filosofi

Menerima Keberagaman Terbuka Terhadap Perbedaan 🩷🩵

***
kesimpulan

❤️No judging and be respect ❤️

Fashion dan mentalhealth apakah ada hubungannya?


Tentu ada

Fashion membantu dalam mengekspresikan diri dan meningkatkan kepercayaan diri


seseorang
Namun jika tidak selektif dengan tren fashion, ini juga akan mempengaruhi mental seseorang,
misal, jika gk ngikutin tren, akan merasa ketinggalan zaman, hingga apapun (dengan
terpaksa) mengikuti tren, pdhl bisa jadi tren itu tidak sesuai dengan fitrahnya atau
kepribadiannya

Anda mungkin juga menyukai