Anda di halaman 1dari 6

Nama: Hershinta Desiandra Konteks Islami dalam Pembelajaran Matematika

NIM: 1906103020042
Unit: 01

Maknai ketiga istilah tersebut dan tunjukkan contohnya berdasarkan referensi!

1. Apologetik

Apologetik adalah model berdasarkan pandangan bahwa sains adalah produk universal
yang bebas bernilai. Oleh karena itu, dapat digunakan dan diterapkan di mana saja dan di
lingkungan apa pun. Soal sintesa sains, teknologi, dan imtaq, mereka berusaha melegitimasi
hasil-hasil sains modern dengan mencari ayat-ayat Alquran yang sesuai dengan teori sains
tersebut, yang menurut mereka telah ada dalam ajaran agama (Alquran).

Referensi: (Adawiah, 2016).

Contoh Apologetik:

2. Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Islamisasi ilmu pengetahuan terjadi dalam upaya merekonstruksi pemikiran umat Islam
dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui kebebasan berpikir intelektual dan penelitian
rasional, empiris dan filosofis dengan tetap berpedoman pada isi Al-Qur'an dan Sunnah Nabi.
Hal ini bermanfaat bagi umat Islam untuk bangkit dan bergerak maju dan mengejar yang lain,
terutama yang ada di Barat.

Proses Islamisasi ilmu pengetahuan terjadi ketika proses ilmu pengetahuan berlangsung
dengan beberapa prinsip utama yang ada dalam Islam itu sendiri. Baik dalam tauhid, syariah dan
prinsip utama moralitas (akhlak). Ketiga prinsip utama ini harus menjadi dasar ilmu yang ada.
Islamisasi ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan 2 cara. Pertama, melalui Islamisasi ilmu
yang ada dan berkembang. Kedua, mengilmukan Islam.

Referensi: (Sholeh, 2017).


Contoh Islamisasi Ilmu Pengetahuan:

Produksi barang dan jasa yang bersifat strategis seperti makanan pokok, pakaian, energi,
dan peralatan militer, dan tidak ada Negara Islam yang dapat memenuhi kebutuhan ini. Artinya,
kebutuhan umat Islam masih sangat bergantung pada produk dan jasa Barat. Bagi orang Barat,
ketergantungan ini sangat menguntungkan. Mereka terus-menerus berusaha mencegah umat
Islam memenuhi kebutuhan kita sendiri dengan cara mereka menjanjikan kehidupan yang lebih
baik dengan terus menawarkan barang dan jasa yang mereka produksi. Sehingga kita akan
bergantung pada makanan pokok impor.

Kekayaan yang dilimpahkan Allah SWT kepada bangsa-bangsa Muslim memiliki potensi
untuk dikembangkan secara mandiri, seperti minyak, pertanian, dan industri yang dapat
membantu umat Islam menyejahterakan dunia. Tetapi, umat Islam masih kekurangan keahlian
dan modal untuk mendanainya.

Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal artinya Islam ditujukan
untuk seluruh umat di muka bumi dan dapat diterapkan dengan waktu dan tempat secara
fleksibel. Komprehensif artinya Islam memiliki ajaran yang lengkap dan sempurna. Salah satu
aspek penting yang terkait dengan hubungan adalah ekonomi. Ajaran ekonomi dalam Islam
memiliki prinsip-prinsip yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadits. Prinsip-prinsip umum ini
sama abadinya dengan prinsip tauhid, adil, kemaslahatan, kebebasan dan tanggung jawab, dan
persaudaraan, serta lain sebagainya

Konsep tauhid yang menjadi dasar, mengajarkan dua prinsip utama dalam ilmu ekonomi.
Pertama, semua sumber daya di alam adalah ciptaan dan sepenuhnya (secara mutlak dan hakiki)
milik Allah. Manusia hanya ada sebagai pengelola yang bertugas untuk mengelola sumber daya
tersebut guna melahirkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia.

Berlawanan dengan pandangan di atas, para ahli ekonomi konvensional selalu


menggunakan terminologi bahwa sumber daya alam itu terbatas. Dengan demikian, menurut
ekonomi Islam, krisis ekonomi negara bukan karena keterbatasan sumber daya alam, tetapi
karena distribusi yang tidak merata dan mengakibatkan ketimpangan sumber daya.

Prinsip ekonomi Islam yang kedua adalah maslahah. Maslahah merupakan konsep
terpenting dalam syariah setelah Tauhid, sehingga penempatan prinsip ini adalah yang kedua.
Maslahah adalah tujuan syariat Islam dan inti utama syariat Islam itu sendiri. Secara umum,
maslahah diartikan sebagai kebaikan (kesejahtraan) dunia dan akhirat.

Mengingat pesatnya perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
pengembangan ekonomi syariah harus berbasis maslahah. Para ulama telah menyatakan, "Di
mana ada maslahah, di situ ada syariah Allah." Artinya segala sesuatu yang mengandung
kemaslahatan adalah syariat Allah. Oleh karena itu, maslahah merupakan konsep terpenting
dalam hukum Islam.

Referensi: (Islamisasi Ilmu Pengetahuan, 2015).

Contoh Islamisasi Ilmu Pengetahuan Bidang Matematika:

Allah telah menciptakan manusia di dunian ini dengan berbagai suku bangsan yang
bertujuan agar mereka saling kenal, serta mengadi kepada-Nya, tetapi pada kenyataannnya ada
manusia yang periman dan ada juga yang tak beriman, ada yang muslim ada yang non-muslim.
Khusus bagi umat islam inipun masih terbagi lagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan
tingkat keimanannya. Golongan tersebut adalah: mutaqin, mukhsin, mukmin, muslim, dan kafir
(non-Islam). Dalam konsep himpunan manusia dapat dikatakan semesta pembicaraan (Universal)
kemudian elemen-elemen atau anggota himpunannya adalah golongan manusia yang disebutkan
sebelumnya. Digram Venn dari hipunan manusia tersebut. Dapat digambarkan:

Referensi: (Supriyadi, 2020).

3. Sains Islam

Sains Islami, yaitu ilmu yang dibangun atas ilham dari wahyu Allah sebagai sumber
ilham untuk membangun ilmu. Sains Islam tidak hanya memadukan dan menyelaraskan sains
dan wahyu, tetapi juga interaksinya dengan filsafat. Di sini ilmu yang diturunkan dari wahyu Al-
Qur'an berkembang lebih jauh, tetapi tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai agama.

Sains Islami merupakan upaya untuk menggunakan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai
landasan dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan, dan sekaligus merupakan upaya untuk
mengintegrasikannya dengan ilmu pengetahuan modern yang berkembang selama ini. Sains
Islami hanya bisa ditegakkan jika ada kesadaran normatif dan kesadaran historis. Kesadaran
normatif muncul karena Al-Qur'an dan As-Sunnah menekankan pentingnya ilmu pengetahuan,
baik secara eksplisit maupun implisit. Kesadaran historis ini menumbuhkan kesadaran sejarah
yang menggunakan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai inspirasi dalam membaca realitas
kehidupan. Dan ada kesadaran yang berkembang bahwa, apakah sains telah maju atau tidak,
tidak ada instruksi Al-Qur'an tentang sains yang dapat ditetapkan tanpa upaya sadar oleh
ilmuwan untuk membaca realitas. Juga, mengkontekstualisasikan ajaran Al-Qur'an dan Al-
Sunnah dalam kegiatan penelitian akademik.

Referensi:

(Khoirudin, 2017)

(Mohamad Yasin, Sutrisno, Karwadi, 2017)

Contoh Sains Islami:

Dari sudut pandang sains Islam, sains dan agama tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kehadiran mereka dalam ilmu pengetahuan Islam hanya secara tidak langsung membantah
argumen sains modern yang langsung menyangkal peran masalah metafisik. Segala sesuatu
dalam sains Islam berasal dari ranah metafisika, tetapi semuanya terhubung. Jadi sains selalu ada
hubungannya dengan metafisika. Tapi itu tidak ditemukan dalam sains modern.

Cara memadukan sains dan islam adalah dengan mengkonstruksinya. Rekonstruksi ini
memperhitungkan berbagai ide dan penemuan ilmu pengetahuan modern saat ini ke dalam
kerangka Islam dari masalah tertentu. Asumsi yang dibangun adalah bahwa kebenaran ada
dimana-mana dan dapat ditemukan dalam kitab-kitab berbagai agama. Namun ilmu tertinggi
datang langsung dari Allah Aza wa Jalla. Dalam psikologi, upaya rekonstruksi ini dilakukan
dengan mensintesis ide dan wawasan dari studi sekuler kontemporer. Misalnya,
mengintegrasikan teknik relaksasi dan dzikir menjadi relaksasi dzikir.

Referensi:

(Azmi, 2020)

(Hanan, 2019)

Daftar Pustaka:

Adawiah, R. (2016). Integrasi Sains dan Agama dalam Pembelajaran Kurikulum PAI (Perspektif
Islam dan Barat serta Implementasinya). Al-Banjari, 15(June), 99–123.

Azmi, U. (2020). Keterpaduan Islam dan Sains (Studi Kasus: Islamisme Sains). Prosiding
Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan …, 2, 123–130.
http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/kiiis/article/view/387

Hanan, D. (2019). Membangun Sains Islam.


Https://Fpscs.Uii.Ac.Id/Blog/2019/05/07/Membangun-Sains-Islam/.

Islamisasi Ilmu Pengetahuan. (2015).


Https://Www.Kompasiana.Com/Srimaulida/55802df411937355190285d4/Islamisasi-Ilmu-
Pengetahuan?Page=all&page_images=1.

Khoirudin, A. (2017). Sains Islam Berbasis Nalar Ayat-ayat Semesta. At-Ta’dib, 12(1), 195.
https://doi.org/10.21111/at-tadib.v12i1.883

Mohamad Yasin, Sutrisno, Karwadi, Y. (2017). Epistemologi Sains Islam Perspektif Agus
Purwanto. Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 17(1), 65–90.

Sholeh, S. (2017). Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Konsep Pemikiran Ismail Raji Al-Faruqi dan
Syed Muhammad Naquib Al-Attas). Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan,
14(2), 209–221. https://doi.org/10.25299/al-hikmah:jaip.2017.vol14(2).1029

Supriyadi, K. (2020). Upaya Islamisasi dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Kajian Ilmu
Dan Budaya Islma, 3(2). file:///C:/Users/X441MA/Downloads/70-167-1-SM.pdf

Anda mungkin juga menyukai