Anda di halaman 1dari 3

Nama : Syfa Almaida

NIM : 1513620041

UAS ANTENA

1. Jelaskan perbedaan karakteristik pola radiasi linier array berikut:


a. Broadside
Jawab:
Pola radiasi "Broadside" pada array linier terjadi ketika arah radiasi maksimum
tegak lurus terhadap arah array. Dalam pola ini, elemen-elemen array dirancang
untuk saling menguatkan secara konstruktif di arah tegak lurus terhadap array.
Karakteristik pola radiasi "Broadside" meliputi:
Radiasi maksimum terjadi pada sudut tegak lurus terhadap array.
Pola radiasi simetris, dengan kekuatan radiasi seragam di kedua sisi array.
Kekuatan radiasi menurun secara signifikan di luar sudut radiasi maksimum.
Sudut 3 dB (sudut di mana kekuatan radiasi turun 3 dB dari maksimum) yang lebih
kecil dibandingkan dengan pola end-fire.

b. Ordinary End-Fire
Jawab:
Pola radiasi "Ordinary End-Fire" terjadi ketika arah radiasi maksimum dari array
berada pada sumbu array itu sendiri. Dalam pola ini, elemen-elemen array disusun
sedemikian rupa sehingga fase dan amplitudo sinyal dikonfigurasi untuk
menghasilkan pola radiasi yang terfokus di ujung array. Karakteristik pola radiasi
"Ordinary End-Fire" meliputi:
Radiasi maksimum terjadi pada sumbu array.
Pola radiasi asimetris, dengan kekuatan radiasi yang lebih kuat di satu sisi array
(ujung array).
Kekuatan radiasi menurun secara signifikan di sisi lain array.
Sudut 3 dB yang lebih besar dibandingkan dengan pola broadside.

c. Hansen-Woodyard End-Fire
Jawab:
Pola radiasi "Hansen-Woodyard End-Fire" adalah variasi dari pola end-fire yang
menggabungkan elemen-elemen array dengan elemen reflektor. Pola ini dirancang
untuk meningkatkan directivity (arah radiasi yang diinginkan) dan mengurangi side
lobes (gelombang-gelombang samping yang tidak diinginkan). Karakteristik pola
radiasi "Hansen-Woodyard End-Fire" meliputi:
Radiasi maksimum terjadi pada sumbu array.
Pola radiasi lebih terfokus dan memiliki directivity yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pola end-fire biasa.
Side lobes yang merugikan (radiasi samping yang tidak diinginkan) dikurangi,
sehingga menghasilkan pola radiasi yang lebih bersih dan lebih terarah.
Memerlukan konfigurasi khusus dan penggunaan elemen reflektor tambahan untuk
mencapai karakteristik pola radiasi yang diinginkan.
2. Berikan Analisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perfomansi directivity dan
sidelobe pada antenna array serta jelaskan Teknik yang dikembangkan untuk
mengatasinya.
Jawab:
- Jumlah dan posisi elemen antenna: jumlah elemen antenna dan posisi relative
mereka dalam array.
- Amplitudo dan fase eksitasi: distribusi amplitude dan fase pada setiap elemen
antenna.
- Lebar pita frekuensi: lebar pita frekuensi yang digunakan dalam antenna array.
- Ketepatan fase: ketepatan fase rangkaian penguat daya atau fase shifter.
Untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan kinerja, metode berikut dapat
digunakan:
- Adaptif Beamforming: Mengoptimalkan fase dan amplitude eksitasi sesuai dengan
sinyal dan lingkungan.
- Pengendalian fase dan amplitude: Mengontrol fase dan amplitude dengan tepat.
- Pengatura pola penempatan elemen: Pertimbangkan dengan hati-hati pola
penempatan elemen antenna.
- Penggunaan Antena Array berbentuk non-uniform: Menggunakan pola penempatan
elemen atau bobot elemen yang tidak seragam.

3. Antena microstrip disain untuk menghasilkan freq resonant 5.8 GHz dengan
menggunakan material yang memiliki εr = 2.2 dengan ketebalan 1.58 mm. Dengan
menggunakan model analisa cavity, tentukan directivitysatu sisi (single slot) dan
directivity keseluruhan antena microstip tersebut.
Jawab:

Directivity satu sisi hanya mempertimbangkan pola radiasi dalam satu arah sementara
direcitivity keseluruhan mencakup semua arah di sekitarnya. Sehingga untuk
direcitivity satu sisi memberikan informasi tentang kemampuan antenna untuk
mengarahkan daya radiasi ke arah tertentu.
4. Jelaskan prinsip kerja beamforming antena dan jelaskan manfaatnya dalam sistem
MIMO.
Jawab:
Beamforming adalah teknik yang digunakan dalam sistem MIMO untuk mengarahkan
energi transmisi secara selektif dan meningkatkan kinerja antena.Hal ini dapat
dilakukan dengan mengubah fase dan amplitudo sinyal pada setiap elemen antena. Hal
ini menghasilkan peningkatan kecepatan transmisi data dan kapasitas sistem secara
keseluruhan. Ini menghasilkan peningkatan kejernihan sinyal dan kualitas komunikasi
secara keseluruhan. Hal ini memungkinkan jangkauan komunikasi yang lebih luas dan
pengiriman sinyal yang lebih kuat ke perangkat yang berada di luar jangkauan
langsung. Ini membuatnya menjadi teknik yang sangat penting dalam implementasi
sistem komunikasi modern

Anda mungkin juga menyukai