Anda di halaman 1dari 43

Similarity Report

PAPER NAME AUTHOR

BAB II.docx Riyan Firmansyah

WORD COUNT CHARACTER COUNT

5761 Words 37905 Characters

PAGE COUNT FILE SIZE

37 Pages 45.1KB

SUBMISSION DATE REPORT DATE

Sep 23, 2022 9:11 AM GMT+7 Sep 23, 2022 9:12 AM GMT+7

87% Overall Similarity


The combined total of all matches, including overlapping sources, for each database.
87% Internet database 24% Publications database
Crossref database Crossref Posted Content database
62% Submitted Works database

Summary
32
BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini, peneliti hendak mencantumkan beberapa hasil

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang hendak dilakukan.

Kemudian membuat Tarik kesimpulan daripada hasil penelitian tersebut.


14
Berikut beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebagai berikut.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Virda Nur’aini, dengan judul


13
“Implementasi Pembelajaran Kitab Ta’lim Muta’alim Dalam

Membentuk Karakter Santri Pondok Pesantren Darul Falah


44
Sumbergempol Tulungagung” 2021. Universitas Islam Negeri Sayyid

Ali Rahmatullah.

Penelitian ini memiliki tujuan yang mendeskripsikan tentang


2
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi implementasi pembelajaran
34
kitab Ta’lim Muta’alim. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dan jenis penelitian lapangan. Pengumpulan data dilakukan

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data

menggunakan teknik reduksi data, display data, penarikan kesimpulan,

pendekatan penelitian dan metode berfikir.

Penelitian ini memiliki kesimpulan yakni perencanaan


13
pembelajaran dilakukan diawal tahun, pelaksanaan pembelajaran kitab

Ta’lim Muta’alim dilakukan oleh ustadz dan pengasuh dan evaluasi


pembelajaran menggunakan Teknik tes dan non tes, dilaksanakan

sepenuhnya oleh para ustadz.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ariful Misbachudin, dengan judul


24
“Implementasi Isi Kandungan Kitab Ta’lim Muta’alim Dalam

Membentuk Etika Belajar Santri Pondok Pesantren Al As’ariyyah

Kalibeber Wonosobo” 2020. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.


24
Penelitian ini memiliki tujuan yang mendeskribsikan tentang

implementasi pembelajaran kitab Ta’lim Muta’alim dan etika belajar


13
santri. Penelitian ini menggunakan teknik pendekatan kualitatif dan

jenis penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi,

wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi uji

keabsahan, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan.


13
Penelitian ini memiliki kesimpulan yakni, kegiatan pembelajaran

kitab Ta’lim Muta’alim dikemas dengan metode wethonan dibimbing


18
oleh ustadz, etika santri setelah belajar kitab Ta’lim Muta’alim tawadu’

dan menghormati gurunya, dan santri telah menjalankan dan


13
mengamalkan kandungan kitab Ta’lim Muta’alim.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Zubaidah Ahmadah, dengan judul


4
“Penerapan Nilai-Nilai Akhlak Dalam Kitab Ta’lim Muta’alim Di SD

Terpadu Gunugnpring Muntilan Magelang”. 2018, Universitas

Muhammadiyah Magelang.

Penelitian ini memiliki tujuan yang mendeskripsikan tentang


4
nilai-nilai akhlak dalam kitab Ta’lim Muta’alim, penerapan
49
pembelajaran dan urgensi kitab Ta’lim Muta’alim. Jenis penelitian ini

adalah studi kepustakaan bersifat deskripsif. Teknik pengumpulan

menggunakan teknik dokumentasi seperti buku, majalah dan


4
sebagainya. Teknik analisis data meliputi etelah dikumpulkanya data,

kemudian diklarifikasi sesuai dengan masalah yang dibahas dan dianalis

isinya, kemudian digunakan dalam proses pembelajaran dan akhirnya

diberi kesimpulan.
26
3. Penelitian yang dilakukan oleh Marlina, Suhartono, Sholeh Hasan dan

Muhamad Ikhsanudin, yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kitab

Ta’lim Muta’alim Terhadap Pembentukan Sikap Tawadhu’ Siswa MA

Nurul Huda”. Jurnal. STKIP Nurul Huda Sukaraja.


26
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang proses

pembelajaran, proses pembentukan sikap tawadhu’ dan pengaruh


37
pembelajaran kitab Ta’lim Muta’alim. Jenis penelitian ini adalah

penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan yakni pendekatan

kuantitatif.
38
Penelitian ini memiliki kesimpulan yakni pembelajaran kitab

Ta’lim Muta’alim pada Diniyah Nurul Huda adalah sebagai muatan

lokal, pembentukan sikap tawadhu’ melalui bimbingan dan evaluasi,


26
dan adanya pengaruh pembelajaran kitab Ta’lim Muta’alim terhadap

sikap siswa.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Edo Suwandi, Oking Setia Priyatma dan
11
H. Kamaludin yang berjudul “pembelajaran kitab ta’lim muta’alim

terhadap perilaku santri”. Jurnal. Universitas Ibn Khaldun.


11
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pengaruh

pembelajaran kitab Ta’lim Muta’alim terhadap perilaku santri.


40
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode

korelasional. teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik

angket. analisi data dalam penelitian ini yakni analisis korelasi produk

moment.
33
Penelitian ini memiliki kesimpulan yakni terdapat hubungan

yang siginifikan antara Pembelajaran Kitab Ta’lim Muta’allimdengan

perilaku. Besar koefisien yang diperoleh yaitu 0,652 dan berada pada

level sedang atau cukup.


37
Berikut matriks kajian terdahulu:

No Penelitian Persamaan Perbedaan Orisinalitas


Terdahulu Penelitian
2
1. Virda Nur’aini, a. Sama-sama Penelitian Dalam
skripsi, meneliti kitab Virda penelitian ini,
Universitas ta’lim Nur’aini selain fokus
Islam Negeri Muta’alim meneliti terhadap
Sayyid Ali b. Sama-sama tentang akhlak dan
Rahmatullah, menjabarkan penjabaran perilaku
“Implementasi tentang implementasi (etika) murid
13
Pembelajaran pembentukan atau hasil dari kepada guru
Kitab Ta’lim akhlak pembelajaran baik di dalam
Muta’alim berbasis kitab berdasarkan atau di luar
13 13 2
Dalam Ta’lim dari kitab kegiatan
Membentuk Muta’alim. Ta’lim pembelajaran
Karakter Santri Muta’alim juga mencoba
Pondok bagi santri merinci dan
Pesantren dan karakter menjelaskan
Darul Falah santri dalam tentang
Sumbergempol belajar, implementasi
Tulungagung”. sedangkan kitab Ta'lim
2021 dalam Muta'allim
penelitian ini dalam
meneliti pembentukan
tentang hasil akhlak yang
pembentukan baik.
akhlak murid
dengan
11
pembelajaran
kitab Ta’lim
Muta’alim
terhadap
perilaku dan
akhlak murid
2
2. Ariful a. Sama-sama Peneliti Ariful Dalam
Misbachudin, membahas Misbachudin penelitian ini,
2
Skripsi, tentang etika meneliti selain fokus
24
Universitas menuntut ilmu. tentang terhadap
Islam Indonesia b. Memberikan kriteria akhlak akhlak dan
Yogyakarta, pemahaman santri saja, perilaku
“Implementasi kepada menurut (etika) murid
Isi Kandungan santri/murid perspektif kepada guru
Kitab Ta’lim untuk terus pesantren, baik di dalam
Muta’alim meningkatkan sedangkan atau di luar
24 2
Dalam potensi yang dalam kegiatan
Pembentukan dimilikinya. penelitian ini pembelajaran
Etika Belajar c. Sama-sama meneliti juga mencoba
Santri Pondok meneliti tentang merinci dan
Pesantren Al tentang metode pembentukan menjelaskan
As’ariyah belajar akhlak murid tentang
Kalibeber sekaligus implementasi
Wonosobo, perbedaan kitab Ta'lim
2020 akhlak murid Muta'allim
dengan dalam
24
perspektif al- pembentukan
Zarnuji dalam akhlak yang
kitab Ta’lim baik.
Muta’alim.
2
3. Zubaida a. Membahas Penelitian Dalam
Ahmadah, tentang Zubaida penelitian ini,
Skripsi, memperkuat Ahmadah selain fokus
2
Universitas niat dalam meneliti terhadap
Muhammadiyah mencari ilmu tentang akhlak dan
Magelang, b. Membahas pendidikan perilaku
4
“Penerapan tentang anak, atau (etika) murid
Nilai-Nilai pendidikan bisa dikatakan kepada guru
Akhlak Dalam anak/murid penelitian baik di dalam
Kitab Ta’lim dalam tersebut atau di luar
Muta’alim Di perspektif meneliti hal kegiatan
SD Terpadu islam yang pembelajaran
Ma’arif berkaitan juga mencoba
Gunungpring dengan murid, merinci dan
Muntilan sedangkan menjelaskan
Magelang”, penelitian ini tentang
2018 meneliti hal- implementasi
2 45
hal yang kitab Ta'lim
berkaitan Muta'allim
dengan guru dalam
dan murid, pembentukan
serta interaksi akhlak yang
diantara baik.
keduanya.
2
4. Marlina, a. Sama-sama Jurnal Dalam
Suhartono, membahas tersebut penelitian ini,
Sholeh Hasan hasil membahas selain fokus
dan M implememntasi tentang terhadap
47
Ikhsanudin, pembelajaran pemebntukan akhlak dan
26
Jurnal, STKIP Kitab Ta’lim karakter perilaku
Nurul Huda Muta’alim (tawadu’) (etika) murid
Surakarta, terhadap murid kepada guru
Pengaruh karakter murid sedangkan baik di dalam
Pembelajaran b. Pengaruh penelitian ini atau di luar
Kitab Ta’lim pembelajaran membahas kegiatan
Muta’allim terhadap sikap pembentukan pembelajaran
Terhadap murid dan hasil juga mencoba
Pembentukan perubahan merinci dan
Sikap Tawadu’ sikap guru menjelaskan
Siswa MA dan murid tentang
Nurul Huda, terhadap cara implementasi
2021. dan gaya kitab Ta'lim
belajar. Muta'allim
dalam
pembentukan
akhlak yang
baik.
2
5. Edo Suwandi a. Membahas Jurnal ini Dalam
48
dan Oking Setia Kitab Ta’lim membahas penelitian ini,
Priyatma, Muta’alim tentang selain fokus
Jurnal, b. Membahas pembentukan terhadap
11
Pembelajaran perilaku dan perilaku santri akhlak dan
Kitab Ta’lim karakter di kehidupan perilaku
Muta’alim santri sehari-hari (etika) murid
Terhdapa dalam kepada guru
Perilaku Santri, perspektif baik di dalam
13
2020. kitab Ta’lim atau di luar
Muta’alim, kegiatan
sedangkan pembelajaran
penelitian ini juga mencoba
lebih merinci dan
membahas menjelaskan
terhdap tentang
interaksi nurid implementasi
dan guru kitab Ta'lim
28
dalam Muta'allim
kehidupan dalam
sehari-hari pembentukan
sekaligus akhlak yang
dalam baik.
kegiatan
belajar
mengajar.

B. Kajian Teori
15
1. Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradatnya

“khuluqun” yang berari budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat.

Sedangkan menurut istilah adalah pengetahuan yang menjelaskan tentang

baik dan buruk (benar dan salah), mengatur pergaulan manusia, dan

menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya. Akhlak pada

dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan perilaku atau

perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak yang

buruk atau akhlak mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik

disebut akhlak mahmudah.1


35
Budi pekerti berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur

melalui norma agama, norma hukung, tata krama dan sopan santun, norma

budaya dan adat istiadat masyarakat.2


11
Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan pengertian

akhlak sebagai berikut:

a. Menurut Ibnu Mazkawaih, akhlak merupakan keadaan jiwa

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan

tanpa melalui pertimbangan pikiran dan perencanaan.

b. Menurut Al-Ghozali: “fakhluqu ‘ibaratu ‘an haiatin fin nafsi

raasikhatun ‘anha tashdurul af’alu bisuhuulatin wa yusrin min ghairi

hajaatin ila fikrin wa ru’yatin”. (akhlak adalah sifat tertanam dalam

43
1
Ramayulis,
39
Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia Group, 2012), 65
2
Dra. Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 17
21
jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah

dilakukan tanpa perlu kepada pemikiran dan pertimbangan).

c. Menurut Rosihan Anwar, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang

yang mendorong manusia untuk berbuat tanpa melalui

pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa akhak

merupakan keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut

benar-benar telah melekat sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan

dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi.

16
Berdasarkan berbagai macam definisi akhlak, maka akhlak tidak

memiliki pembatasnya, ia melingkupi dan mencakup semua kegiatan,

usaha, dan upaya manusia, yaitu dengan nilai-nilai perbuatan. Dalam

perspektif Islam, akhlak itu komprehensif dan holistik, dimana dan kapan

saja mesti berakhlak. Oleh sebab itulah merupakan tingkah laku manusia

dan tidak akan pernah berpisah dengan aktivitas manusia.

Jadi, ruang lingkup akhlak Islam adalah seluas kehidupan manusia

itu sendiri yang mesti diaplikasikan fi kulli al-makan wa fi kulli al zaman.

Akhlak Islam meliputi3

a. Hubungan manusia dengan Allah sebagai penciptanya. Bersyukur

kepada Allah. Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah

2
3
Muslim Nurdin dkk, Moral dan Kognisi Islam, (Bandung: CV Alfabeta, 1995), ed.2,
209
3
pengakuandan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah.

Adapun akhlak kepada Allah meliputi selalu menjaga tubuh dan

pikiran dalam keadaan bersih, menjauhkan diri dari perbuatan keji

dan munkar, dan menyadari bahwa semua manusia sederajat.

b. Akhlak terhadap sesama manusia. Banyak sekali rincian tentang

perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal itu

tidak hanya berbentuk larangan melakukan hal-hal yang negatif

seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa

alasan yang benar, melainkan juga menyakiti hati dengan jalan

menceritakan aib sesama. Akan tetapi akhlak kepada sesama

manusia meliputi menjaga kenormalan pikiran orang lain, menjaga

kehormatannya, bertenggang rasa dengan keyakinan yang

dianutnya, saling tolong menolong dan lain-lain.

c. Akhlak terhadap lingkungan, yaitu lingkungan alam dan lingkungan

makhluk hidup lainnya, termasuk air, udara, tanah, tumbuh-

tumbuhan, dan hewan. Jangan membuat kerusakan dimuka bunmi

ini.

27
Selain akhlak digunakan pula istilah etika dan moral. Etika berasal

dari bahasa yunani “ethes’’ artinya adat. Etika adalah ilmu yang meyelidiki

baik dan buruk dengan memperhatikanperbuatan manusia sejauh yang

diketahui oleh akal pikiran. Sedangkan moral berasal dari Bahasa Latin

“mores” yang berarti kebiasaan.4 Persamaan antara akhlak dengan etika

4
Dra. Nurul Zuriah, Pendidikan Moral… , 15
15
adalah keduanya membahas masalah baik dan buruk tingkah laku manusia.

Perbedaannya terletak pada dasarnya sebagai cabang filsafat, etika bertitik

tolak dari pikiran manusia. Sedangkan akhlak berdasarkan ajaran Allah dan

Rasul-Nya.

9
Akhlak islam dapat dikatakan sebagai aklak yang islami adalah

akhlak yang bersumber pada ajaran Allah dan Rasulullah. Akhlak islami ini

merupakan amal perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi

indikator seseorang apakah seorang muslim yang baik atau buruk. Akhlak

ini merupakan buah dari akidah dan syariah yang benar. Secara mendasar,

akhlak ini erat kaitannya dengan kejadian manusia yaitu khaliq (pencipta)

dan makhluq (yang diciptakan). Rasulullah diutus untuk menyempurnakan

akhlak manusia yaitu untuk memperbaiki hubungan makhluq (manusia)

dengan khaliq (Allah Ta’ala) dan hubungan baik antara makhluq dengan

makhluq.5

9
Tampak jelas bahwa akhlak itu memiliki dua sasaran: Pertama,

akhlak dengan Allah. Kedua, akhlak dengan sesama makhluk. Oleh karena

itu, tidak benar kalua masalah akhlak hanya dikaitkan dengan masalah

hubungan antara manusia saja. Atas dasar itu, maka benar akar akhlak

adalah akidah dan pohonya adalah syariah. Akhlak itu sudah menjadi

buahnya. Buah itu akan rusak jika pohonnya rusak, dan pohonnya akan

30
5
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman
Islam/LPPI, 2004), 4
20
rusak jika akarya rusak. Oleh karena itu akar, pohon, dan buah harus

dipelihara dengan baik.

Bagi Nabi Muhammad Saw, Al-Qur’an sebagai cerminan berakhlak.

Orang yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan melaksanakan dalam

kehidupan sehari-hari, maka sudah termasuk meneladani akhlak Rasulullah.

Oleh karena itu setiap mukmin hendaknya selalu membaca Al-Qur’an kapan

ada waktunya sebagai pedoman dan menjadi tuntunan yang baik dalam

berperilaku sehari-hari, insya Allah akan terbina akhlak yang mulia bagi

dirinya.

2. Akhlak dalam belajar


29
Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan

perilaku atau perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu buruk, maka disebut

akhlak yang buruk atau akhlak mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku

tersebut baik disebut akhlak mahmudah.


23
Akhlak dalam belajar merupakan sikap yang harus dimiliki oleh

murid dalam bersikap sebagai pencari ilmu dan pengabdi kepada guru.

Akhlak dalam belajar misalkan seperti, tidak duduk terlalu dekat dengan

guru, tidak menadang langsung kearah mata guru, tidak menanyakan hal-

hal tentang kesulitan guru sewaktu mencari ilmu dan mencium tangan guru

sewaktu bersalaman. Dan selain yang telah dipaparkan diatas, masih banyak
23
akhlak yang harus dimiliki oleh murid baik untuk memuliakan ilmu dan

guru.
19
KH Muhammad Hasyim Asy’ari mengungkapkan banyak tentang

akhlak atau etika peserta didik dalam menuntut ilmu, yaitu6


19
a. Peserta didik agar membersihkan hati dari setiap bujukan bujukan,

kotoran hati, iri, dengki, keyakinan dan pandangan yang buruk dan

akhlak tercela. Etika ini merupakan landasan utama bagi peserta

didik untuk memudahkan dan memperoleh ilmu pengetahuan, yaitu

kebersihan hati.
12
b. Peserta didik harus memperbaiki niat dalam menuntut ilmu, yakni

bertujuan kepada dzat Allah SWT., mengamalkannya,

menghidupkan syari’at, menerangi hati, menghias jiwa dan

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

c. Peserta didik harus semangat, antusias dan sungguh sungguh dalam

mencari ilmu ketika masih muda dan dalam waktu waktu selama

masih hidup. Dan tidak sekali terbujuk dengan menunda nunda

dalam lamunan lamunan.

d. Peserta didik agar mempunyai sifat qâna’ah (menerima) dalam hal

makanan dan pakaian sesuai kemampuan.

e. Peserta didik agar bisa membagi waktu siang maupun malam serta

memanfatkan waktu luang. Sebab waktu waktu yang tersia sia itu

tidak ada harganya (karena mahalnya)

18
6
Muhammad Hasyim Asy’ari, Adab al Alim wa al Muta’alim (Jombang: Maktabah al
Turats al Islamiy, tt), hlm. 24-28
12
f. Peserta didik agar mengurangi makan dan minum. Karena kenyang

itu akan mencegah ibadah dan memberatkan badan.

g. Peserta didik harus berusaha menjaga diri dengan sifat wara’ dan

hati hati dalam segala sikap dan perbuatan.


19
h. Peserta didik agar mengurangi pergaulan karena mengurangi

pergaulan. Salah satu hal yang penting yang harus dikerjakan oleh

peserta didik, apalagi bergaul dengan lain jenis lebih lebih bila hanya

untuk bermain main dan tidak konsentrasi dalam pelajaran.

3. Pendidikan Karakter
14
Pendidikan karakter sama dengan berbicara tentang tujuan

pendidikan, karena banyak sekali di jumpai pendapat para ahli yang

mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak.

Pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam

rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan

pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan

sungguh-sungguh dan konsisten.7 Pembentukan akhlak ini dilakukan

berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan

terjadi dengan sendirinya. Akhlak atau sistem perilaku ini terjadi melalui

satu konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana

sebaiknya akhlak itu harus terwujud. Konsep atau seperangkat pengertian

tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak itu disusun oleh manusia

16
7
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012), 12
7
didalam system idenya. Sistem ide ini adalah hasil proses (penjabaran)

daripada kaidah-kaidah yang dihayati dan dirumuskan, (norma yang bersifat

normatif dan norma yang bersifat deskriptif). Kaidah atau norma yang

merupakan ketentuan ini timbul dari satu sistem nilai yang terdapat pada Al-

Qur'an atau Sunnah yang telah dirumuskan melalui wahyu Ilahi maupun

yang disusun oleh manusia sebagai kesimpulan dari hukum-hukum yang

terdapat dalam alam semesta yang diciptakan Allah Subhaanahu Wa

Ta’aala. Akhlak atau sistem perilaku atau diteruskan melalui sekurang-

kurangnya dua pendekatan, yaitu:

a. Rangsangan jawaban (stimulus response) atau yang disebut proses

mengkodifikasi sehingga terjadi automatisasi dan dapat dilakukan

dengan cara Latihan, tanya jawab dan memberi contoh.

b. Kognitif yaitu menyampaikan informasi secara teoritis yang dapat

dilakukan dengan berdakwah/ceramah.

7
Karakter merupakan suatu keadaan jiwa. Keadaan ini menyebabkan

jiwa bertindak tanpa dipikir atau dipertimbangkan secaramendalam.

Keadaan ini ada dua jenis:

Yang pertama, alamiah dan bertolak dari watak. Misalnya pada

orang yang gampang marah karena hal yang paling kecil atau yang

menghadapi hal yang paling sepele. Yang kedua, tercipta melalui kebiasaan

atau latihan. Pada mulanya keadaan ini terjadikarena dipertimbangkan dan

dipikirkan, namun kemudian melalui praktik terus-menerus, menjadi

karakter (khuluq). Setelah pola perilaku terbentuk maka sebagai


kelanjutannya akan lahir hasil dari pola perilaku tersebut yang berbentuk

material (artifacts) maupun non material (konsepsi/ide). Jadi akhlak yang

baik itu (akhlak al-karimah) ialah pola perilaku yang dilandaskan pada

aqidah dan syari’ah dalam memanifestasikan nilai-nilai Iman, Islam dan

Ihsan.

1
4. Perkembangan Anak

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang

berbeda tapi keduanya saling berkaitan satu dengan yang lain. Para ahli

memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai arti dari pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisiologis yang

bersifat kuantitatif, yang mengacu pada jumlah, besar serta luas yang

bersifat konkrit yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis

sebagai hasil dari proses kematangan fungsi fisik yang berlagsung secara

normal dalam perjalanan waktu tertentu.8

Perkembangan berasal dari terjemahan kata development yang

mengandung pengertian perubahan yang bersifat psikis/mental yang

berlangsung secara bertahap sepanjang manusia hidup untuk

menyempurnakan fungsi psikologis yang diwujudkan dalam kematangan

organ jasmani dari kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang

lebih kompleks, misalnya kecerdasan, sikap, dan tingkah laku. Menurut

Poerwanti,”perkembangan merupakan proses perubahan kualitatif yang

42
8
Drs. J. Agoes Achir, Perkembangan Anak dan Remaja, (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1979)
31
mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ

jasmaniahnya, sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada

penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan

organ fisiologis”.
5
a. Aspek Perkembangan

Aspek perkembangan pada anak terdiri dari perrkembangan

fisik, perkembangan intelegtual/kognitif, perkembangan emosi, serta

perkembangan psikososial. Keempat aspek tersebut sangat penting bagi

perkembangan anak, karena aspek-aspek tersebut saling terkait satu

dengan yang lain sehingga semua aspek perkembangan tersebut harus

mendapat perhatian yang sama. Berikut ini merupakan penjelasan

mengenai aspek perkembangan yang dilalui setiap anak.

1) Perkembangan fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan struktur tubuh

manusia yang terjadi sejak individu berada dalm kandungan

hingga ia dewasa. Perkembangan fisik merupakan hal yang

mendasar bagi kemajuan perkembangan aspek lainnya, jika fisik

berkembang dengan baik maka anak akan lebih bisa

mengembangkan keterampilan fisiknya, mengeksplor

lingkungannya tanpa bantuan orang lain. Perkembangan fisik

anak ditandai dengan berkembangnya kemampuan motorik

halus maupun kemampuan motorik kasar, makan yang bergizi

akan sangat mempengaruhi perkembangan fisik anak dengan


terpenuhinya gizi maka perkembangan fisik tidak akan

terganggu dan dapat berjalan sesuai dengan umurnya.

2) Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif merupakan kemampuan individu

untuk berpikir lebih kompleks yang meliputi perkembangan

kemampuan berpikir (thinking), memecahkan masalah (problem

solving), mengambil keputusan (decision making), kecerdasan

(intellegence), bakat (aptittude). Semakin berkembangnya

kemamapuan kognitif akan memudahkan anak menguasai

pengetahuan yang lebih luas, sehingga anak mampu

menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik, serta

mampu berinteraksi dengan masyarakat dan lingkunganya

dengan semestinya. Optimalisasi perkembangan kognitif sangat

dipengaruhi oleh kematangan fisiologis sehingga perkembangan

kognitif dapat berjalan dengan baik dan koordinatif.9


1
3) Perkembangan sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian suatu

kemampuan untuk berperilaku/bersikap sesuai dengan harapan

sosial yang berlaku di lingkungan sosialnya. Individu dikatakan

sesuai dengan harapan sosial jika mencakup paling tidak tiga

komponen, yaitu belajar berperilaku dengan cara yang disetujui

36
9
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), 101
5
secara sosial, bermain dalam peranan yang disetuji secara sosial,

dan pengembangan sikap social.10 Hurlock menyatakan

indikator dari perilaku sosial dinyatakan sukses adalah adanya

kerjasama, persaingan yang sehat, keamauan berbagi (sharing),

minat untuk diterima, simpati, empati, ketergantungan,

persahabatan, keinginan permanfaat, imitasi, dan perilaku lekat.

4) Perkembangan emosi

Emosi Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan

perubahan perilaku fisik sebagai respon dari hal-hal terjadi

/dirasakan individu pada waktu tertentu seperti marah

ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau gembira

ditunjukkan dengan tertawa dan melonjak kegirangan.

Kemampuan bereaksi secara emosional sudah dimiliki anak

sejak lahir, namun perkembangan emosional berikutnya tidak

berjalan dengan sendirinya tetapi sangat dipengaruhi oleh peran

pematangan dan peran proses belajar.11


1
b. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak seharusnya sama

pada setiap individu, namun pada kenyataannya tidak semua individu

berkembang seperti anak-anak lainnya. Banyak hal menjadi faktor

penyebab perkembangan anak tidak sama seperti anak lain pada

23
10
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,
38
2014), 118
11
Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014), 47
1
umumnya. Para ahli memiliki beberapa pendapat mengenai faktor yang

mempengaruhi perkembangan. Berikut ini merupakan aliran-aliran

yang dijadikan sebagai pedoman para ahli mengenai faktor yang

mempengaruhi perkembangan.12
1
1) Aliran Nativisme

Para ahli yang mengikuti aliran nativisme berpendapat

bahwa, perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-

faktor yang dibawa sejak lahir atau keturunan. Menurut aliran ini

berbagai keistimewaan orangtua akan secara otomatis diwariskan

kepada anaknya tanpa melalui pendidikan atau proses belajar,

dengan kata lain aliran ini pesimis terhadap hasil pendidikan dan

lingkungan dalam menentukan perkembangan anak. Aliran ini tidak

dipertahankan karena kurang bisa dipertanggung jawabkan, tokoh

utama aliran ini adalah Schopenhauer.

2) Aliran Empirisme

Aliran mpirisme menyatakan bahwa perkembangan manusia

sepenuhnya dipengaruhi oleh lingkungan atau pendidikan yang

diperoleh, anak-anak akan berkembang dengan maksimal bila

lingkungannya menyediakan kondisi-kondisi yang merangsang

perkembangan. Aliran ini sangat optimis terhadap usaha pendidikan

dalam mempengaruhi perkembangan anak, anak seperti ketas putih

28
12
Kayyis Fithri Ajhuri, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Penebar Media Pustaka,
2019), 14
1
yang dapat diisi apa saja dengan belajar dan pengalaman yang

diperolehnya, tokoh yang terkenal menganut aliran ini adalah John

Locke.

3) Aliran Konvergensi

Aliran konvergensi ini berpendapat bahwa didalam

perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor bawaan dan

lingkungan yang saling berintegrasi. Faktor bawaan tidak akan ada

artinya bila tidak didukung adanya pengalaman, kesempatan, dan

usaha belajar, sebaliknya lingkungan juga tidak akan berpengaruh

bila individu tidak membawa kecenderungan yang potensial untuk

dikembangkan. Tokoh aliran ini adalah William Stern.

Berdasarkan ketiga aliran yang dijelaskan oleh para ahli diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas

perkembangan anak ditentukan oleh:13

1) Faktor Intern (Alami)

Faktor intern adalah faktor yang mempengaruhi

perkembangan yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Berikut

ini merupakan beberapa hal yang diduga sebagai faktor intern yang

mempengaruhi proses perkembangan:

 Genetika/Hereditas (Keturunan)

36
13
Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan, (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press,
2011), 21
1
Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi

oleh faktor keturunan/genetik yang didapat dari

orangtuanya. Faktor genetik lebih menekankan pada aspek

fisiologis dan psikologis yang yang dibawa melalui alian

darah dalam kromosom sehingga faktor ini bersifat statis,

misalnya bentuk fisik, kesehatan, sifat, kepribadian, minat,

bakat, kecerdasan.14

 Hormon

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu

saat janin berumur 4 bulan, pada saat itu terjadi pertumbuhan

yang cepat. Beberapa hormon yang berpengaruh dalam

proses tumbuh kembang anak adalah hormon pertumbuhan

somatotropin, sedangkan hormon estrogen dan progesteron

merupakan hormon seksual yang berguna saat anak mulai

memasuki usia remaja sebagai salah satu penanda

kematangan individu.

2) Factor Ekstern (Lingkungan)

Faktor ekstern merupakan faktor yang mempengaruhi

perkembangan anak yang berasal dari luar individu/lingkungan, baik

dalam bentuk lingkungan fisik yang berupa kondisi rumah, gizi,

kesehatan lingkungan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan

28
14
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), 23
1
psikis berupa faktor kebudayaan, sikap, keyakinan, nilai-nilai yang

dianut dan sebagainya.15

 Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal anak,

keluarga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap

proses tumbuh kembang anak. Dukungan dan bimbingan

yang tepat dari keluarga akan memaksimalkan pertumbuhan

dan perkembangan anak, sehingga anak akan banyak belajar

dari orangtuanya.

 Kelompok Teman Sebaya

Saat anak sudah memasuki usia sekolah, teman sebaya akan

sangat berpengaruh pada perkembangan anak hal ini

dikarenakan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu

bersama dengan temannya. Saat bersama teman-temannya

anak akan mempelajari apa yang tidak didapatkan dikeluarga

misalnya saja tentang persaingan, kerjasama, saling

menghormati perbedaan, dan hal-hal lain yang akan sangat

berguna dalam proses perkembangan.

 Pengalaman hidup

Pengalaman hidup dan proses pembelajaran menjadikan

anak berkembang dengan cara mengaplikasikan apa yang

28
15
Kayyis Fithri Ajhuri, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: Penebar Media Pustaka,
2019), 12
1
telah dipelajari pada kebutuhan yang perlu dipelajari.

Semakin banyak pengalaman hidup yang dipelajari maka

akansangat membantu anak untuk menyelesaikan tugas

perkembangannya.

 Kesehatan Lingkungan

Tingkat kesehatan mempengaruhi respon anak terhadap

lingkungan dan respon orang lain pada anak tersebut,

sehingga proses pekembangan dapat terganggu bila

kesehatan lingkungan tidak kondusif. Sakit atau luka

berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan.

Sakit atau cidera berkepanjangan bisa menyebabkan

ketidakmampuan untuk mengatasi dan menjawab kebutuhan

dan tugas tahap perkembangan.


13
5. Kitab Ta’lim Muta’alim

a. Pengertian Kitab Ta’lim Muta’alim


2
Kitab Ta’lim al-Muta’alim merupakan literature klasik yang

membahas tentang etika belajar yang mengedepankan akhlaq demi

tercapainya kemanfaatan ilmu. Kitab ini diakui sebagai karya

monumental yang sangat diperhitungkan keberadaannya. Kitab ini juga

banyak dijadikan bahan penelitian dan rujukan penulisan karya-karya

ilmiah, terutama dalam bidang pendidikan. Kitab ini tidak hanya

digunakan oleh ilmuwan muslim saja, akan tetapi juga dipakai para

orientasi dan penulis barat.


Keistimewaan lain dari kitab Ta’lim al-Muta’alim ini terletak

pada materi yang terkandung didalamnya. Meskipun kecil dan dengan

judul yang seakan-akan hanya membahas metode belajar, sebenarnya

esensi kitab ini juga mencakup tujuan, prinsip-prinsip, dan strategi

belajar yang didasarkan pada moral religious. Kitab ini tersebar hampir

ke seluruh penjuru dunia. Kitab ini juga dicetak dan diterjemahkan serta

dikaji di berbagai belahan dunia, baik Timur maupun Barat.16


46
Kitab Ta'lim al Muta'allim dikarang oleh Syaikh Az-Zarnuji
4
dengan nama lengkap dipotong sering dan dengan nama Ta'lim al

Muta'allim. Kitab Ta'lim al Muta'allim yang memuat petunjuk bagi

penuntut ilmu telah mendapat sambutan baik di kalangan pelajar, dan

para santri di berbagai pesantren, masyarakat di berbagai majlis ta’lim,

sebagian besar para mahasiswa, dan akhir akhir ini oleh para pelajar

tingkat menengah atasmaupun guru/pendidik terutama di tanah

haram.Terutama pada pemerintahan Murad Khan bin Salim Khan, abad

ke 16 M.17
3
Dalam kenyataannya kitab ini telah dikenal dikalangan

pesantren.Artinya tiap pesantren mengenalnya. Kitab tersebut selain

dapat dijumpai dengan bentuk Syarahan, juga dengan bentuk

terjemahan.
4
 Fasal tentang pengertian ilmu dan fiqh serta keutamaannya

23
16
M. Fathu Lillah, Ta’lim al-Muta’lim – kajian dan analisis serta tanya jawab (Kediri:
Santri Salaf Press), 14-15
17
Abu An’im, Terjemah Ta’limul Muta’alim – kiat santri meraih ilmu dan manfaat &
barakah (Jawa Barat: Mukjizat, 2015), ix
4
 Fasal tentang niat dalam belajar

 Fasal tentang memlilih ilmu, guru, teman, dan tentang ketabahan

 Fasal tentang menghormati ilmu dan ulama'

 Fasal tentang tekun, kontinuitas dan minat

 Fasal tentang permulaan belajar, kuantitas dan tata tertib belajar

 Fasal tentang tawakkal

 Fasal tentang keberhasilan ilmu

 Fasal tentang kasih sayang dan nasehat

 Fasal tentang istifadah (mencari faidah)

 Fasal tentang wara' di waktu belajar

 Fasal tentang penyebab hafal dan lupa

 Fasal tentang sumber dan penghambat rezeki, serta penambah dan

pengurang umur.

4
Itulah materi-materi yang termuat dalam kitab Ta'lim al

Muta'allim. Semua materi yang dapat dikelompokkan menjadi empat,

yaitu: mengenai ilmu, cara belajar, murid, dan guru.

8
Disamping itu, pencari ilmu harus memiliki 6 hal sebagai modal

dalam mencari ilmu. Mengenai hal ini, Syeikh Az-Zarnuji dalam

kitabnya tersebut menuliskan sebuah syair dari Sayyidina Ali bin Abi

Thalib r.a., syair tersebut berbunyi:18

 Kecerdasan

218
Abu An’im, Terjemah Ta’limul Muta’alim… ibid, xii
17
Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu: yang pertama,

muhibatun minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah).

Contoh, Seseorang yang memiliki hafalan yang kuat. Yang kedua

adalah kecerdasan yang didapat dengan usaha (muktasab) misalnya

dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan, berdiskusi

dll.

 Bersungguh-sungguh

Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan

kesuksesan. Begitu pula dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah

salah satu modal untuk menguasai ilmu yang sedang kita pelajari.

 Kesabaran

Yang ketiga sabar dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran,

sabar dalam belajar, sabar dalam diuji, sabar dalam segala hal yang

kita alami dalam proses menuntut ilmu, sabar dalam menjalani

hukuman sekalipun jika ada

8
 Biaya

Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal), tidak mungkin

menuntut ilmu tanpa biaya (bekal). Contoh para imam, Imam Malik

menjual salah satu kayu penopang atap rumahnya untuk menuntut

ilmu. Imam Ahmad melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara

untuk mencari ilmu. Beliau janji kepada Imam Syafi’i untuk

bertemu di Mesir akan tetapi beliau tidak bisa ke Mesir karena tidak
ada bekal. Seseorang untuk mendapat ilmu harus berkorban waktu,

harta bahkan terkadang nyawa.

 Menghormati (Bimbingan) Guru

Salah satu hal yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah

bimbingan dari seorang guru. Terlebih belajar ilmu agama Islam,

haruslah sesuai dengan bimbingan guru. Belajar agama Islam

janganlah secara otodidak semata, karena akan menjadi bahaya jika

salah memahami suatu teks ayat atau hadits.Dikarenakan begitu

pentingnya bimbingan guru, maka kita haruslah menghormati dan

memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan ridha

guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada Allah.

 Waktu Yang Lama

Dalam menuntut ilmu butuh waktu yang lama. Tidak mungkin

didapatkan hanya dalam hitungan bulan saja. Imam Al-Baihaqi

berkata: ”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita

meluangkan waktu”. Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan

seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau menjawab ”Sampai ia

meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.


2
b. Biografi Syeikh Al Zarnuji

Pengarang kitab Ta’lim Muta’allim Thariq al-Ta’allum adalah

Syekh al-Zarnuji. Nama lengkap beliau adalah Syekh Tajuddin Nu’man

bin Ibrahim bin al Khalil Zarnuji. Ada juga yang mengatakan nama

lengkapnya adalah Burhanuddin al-Islami. Di kalangan ulama belum


ada kepastian tentang tahun kelahirannya. Al-Zarnuji wafat pada tahun

57H. Bernama al-Zarnuji, dikarenakan beliau lahir di kota Zarnuj yang

merupakan salah satu kota di Irak. Tetapi kota itu dalam peta sekarang
2
masuk wilayah Turkinistan (Afganistan) wilayah MaWara’a al-Nahar (

Transoxinia ). Wilayah ini merupakan salah satu basis madzhab hanafi.

Selain madzhab Imam Abu Hanifah, di Transxoinia juga berkembang

madzhab Syafi’i.

Syekh al-Zarnuji belajar kepada para ulama’ besar waktu itu

antara lain Burhanuddin Ali bin Abu Bakar al-Marghinani, ulama’ besar

bermadzhab Hanafi yang mengarang kitab al – Hidayah, suatu kitab

fiqih rujukan utama dalam madzhabnya. Beliau wafat tahun 593 H/ 1197

M. Syeikh Hammad bin Ibrahim, seorang ulama’ fiqih bermadzhab

Hanafi, sastrawan dan ahli kalam. Wafat tahun 576 H/ 1180 M. Syekh

Fakhruddin al-Kasyani yaitu Abu Bakar bin Mas’ud al Kasyani, ulama’

ahli fiqih bermadzhab Hanafi, pengarang kitab Badaidus Shana-I’.

Melihat para guru beliau, maka Syekh al-Zarnuji adalah seorang

ulama ahli fiqih bermadzhab Hanafi dan sekaligus menekuni bidang

pendidikan. Lessner, seorang orientalis, menyebutkan dalam

ensiklopedianya, bahwa disamping ahli fiqih Syekh al-Zarnuji juga

dikenal sebagai seorang filsuf Arab.

Selain itu, Burhanuddin al-Zarnuji juga belajar kepada

Ruknuddin al-Firkani seorang ahli fiqih, sastrawan dan juga penyair.

Ada kemungkinan bahwa al-Zarnuji selain ahli dalam bidang


pendidikan dan tasawuf, juga menguasai bidang lain seperti sastra, fiqih,

ilmu kalam, dan sebagainya.

Masa hidup al-Zarnuji termasuk dalam periode ke empat, yaitu

antara tahun 750-1250M. Periode ini merupakan jaman keemasan atau

kemajuan pada Pendidikan Islam.

c. Tujuan Menelaah
3
Setelah melihat banyaknya para pelajar yang terlihat bersungguh

sungguh dalam belajar namun belum mendapat hasil yang memuaskan

(mengamalkan dan menyiarkannya), maka dicari sebab kegagalan

mereka itu.Menurut Imam Az-Zarnuji adalah mereka salah jalan dan

meninggalkan syarat keberhasilan mencari ilmu. Melihat keadaan

seperti itu dan mengetahui penyebabnya, maka Imam Az-Zarnuji ingin

menerangkan kepada pelajar saat itu jalan mencari ilmu.

Dalam Kitab Ta'lim al Muta'allim tidak hanyacara belajar saja

diterangkan tapi guru pun menjadi satu bahasan didalamnya. Namun

dalam membahas guru tidak dibahas secara mendetail melainkan


4
dimasukkan dalambab memilih guru. Hal ini mengingat guru sebagai

figur sentral yang ditangannya terletak kemungkinan keberhasilan dan

pencapaian tujuan belajar. Namun Kitab Ta'lim al Muta'allim lebih

mengarah pada akhlak, tata karma ketika belajar. Dan dengan

melaksanakannya dan menekuni akhlak yang digariskan akan membawa

kepada keberhasilan dalam mencapai ilmu.


Meskipun memuat adab, namun didalamnya memuat

beberapateknik belajar, baik memilih ilmu, guru, teman dan hal-hal

yang semestinya dilakukan oleh pelajar. Namun dapat ditarik

kesimpulan bahwa tujuan paling utama adalah agar para pelajar sukses

dalam mencapai buah dan manfa’at ilmu setelah mengamalkan saran

dan teknik dalam kitab Ta’limul muta’alim secara sungguh-sungguh.


4
6. Nilai akhlak dalam Kitab Ta’lim Muta’alim
11
Konsep pendidikan al-Zarnuzi tertuang dalam karya

monumentalnya, Ta‟lim Muta‟alim. Kitab ini diakui sebagai karya yang

monumental dan sangat diperhitungkan keberadaannya. Kitab ini juga

banyak dijadikan bahan penelitian dan rujukan dalam penulisan karya-karya


6
ilmiah, terutama dalam bidang pendidikan. Selanjutnya etika belajar

menurut al-Zarnuji adalah sebagai berikut:19

a. Niat belajar

Mengenai niat dan tujuan belajar, al-Zarnuji mengatakan bahwa niat

yang benar dalam belajar adalah untuk mencari keridlaan Allah

SWT, agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Niat

belajar juga dimantapkan dengan selalu berusaha memerangi

kebodohan pada diri sendiri dan orang lain, mengembangkan dan

melestarikan ajaran Islam, dan mensyukuri nikmat Allah SWT.

b. Memilih GuruIlmu, Teman dan Ketabahan dalam Belajar Mualif

41
19
Syeikh Az-Zarnuji, Terjemah Ta’lim Muta’alim, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 2009), 12
50 3
Dalam kitab Ta‟lim Muta‟alim berkata terkait memilih guru, ilmu,

teman, dan memiliki ketabahan dalam belajar. Peserta didik

hendaknya memilih ilmu yang terbaik dan ilmu yang dibutuhkan

dalam kehidupan agamanya pada waktu itu, lalu yang untuk waktu

mendatang. Ia perlu mendahulukan ilmu tauhid dan marifat beserta

dalilnya. Demikian pula perlu memilih ilmu ‘atiq (kuno).


6
c. Menghormati Ilmu dan Ulama

Menurut al-Zarnuji, peserta didik harus menghormati ilmu, orang

yang berilmu dan pendidiknya. Sebab apabila melukai pendidiknya,

berkah ilmunya bisa tertutup dan hanya sedikit kemanfaatannya.

Sedangkan cara menghormati pendidik di antaranya adalah tidak

berjalan di depannya, tidak menempati tempat duduknya, tidak

memulai mengajak bicara kecuali atas izinnya, tidak bicara macam-

macam di depannya, tidak menanyakan suatu masalah pada waktu

pendidiknya lelah, dan tidak duduk tertalu dekat dengannya

sewaktu belajar kecuali karena terpaksa.


22
d. Sungguh-sungguh, Kontuniuitas dan Minat

Peserta didik harus sungguh-sungguh di dalam belajar dan mampu

mengulangi pelajarannya secara kontinu pada awal malam dan di

akhir malam, yakni waktu antara maghrib dan isya dan setelah

waktu sahur, sebab waktu-waktu tersebut kesempatan yang

memberkahi. Peserta didik jangan sampai membuat dirinya terlalu

kepayahan, sehingga lemah dan tidak mampu berbuat sesuatu.


Kesungguhan dan minat yang kuat adalah merupakan pangkal
6
kesuksesan. tentu ia akan mampu menghafalnya, separuh, sebagian

besar, atau bahkan seluruhnya.

e. Tertib permulaan dan intensitas belajar

Menurut al-Zarnuzi, belajar hendaknya dimulai pada hari rabu,

sebab hari itu Allah SWT menciptakan nur (cahaya), hari sialnya

orang kafir yang berarti hari berkahnya orang mukmin. Bagi pemula

(anak usia dini) hendaknya mengambil pelajaran yang sekiranya

dapat dikuasai dengan baik setelah di ulangi dua kali.


6
f. Tawakkal Kepada Allah SWT.

Dalam belajar, peserta didik harus tawakkal kepada Allah SWT dan

tidak tergoda oleh urusan rezeki. Peserta didik hendaknya tidak

digelisahkan oleh urusan duniawi, karena kegelisahan tidak bisa

mengelakkan musibah, bahkan membahayakan hati, akal, badan

dan merusak perbuatan-perbuatan yang baik. Oleh karena itu,

hendaknya peserta didik berusaha untuk mengurangi urusan

duniawi.
3
g. Pintar Memanfaatkan Waktu Belajar

Masa belajar adalah semenjak dari buaian hingga masuk liang lahat.

Adapun masa yang cemerlang untuk belajar adalah awal masa

muda.
3
h. Mengambil pelajaran
Peserta didik hendaknya memanfaatkan semua kesempatannya

untuk belajar, hingga dapat mencapai keutamaan. Caranya dengan

menyediakan alat tulis disetiap saat untuk mencatat hal-hal ilmiah

yang diperolehnya.

i. Wara’ (menjaga diri dari yang syubhat dan haram) pada masa belajar

Diwaktu belajar hendaknya peserta didik berlaku wara‟, sebab

dengan begitu ilmunya akan lebih bermanfaat, lebih besar

faedahnya dan belajarpun lebih mudah.

j. Penyebab hapal yang cepat lupa, upaya untuk memperkuat hafalan

adalah melalui kesungguhan, kontinu, mengurangi makan,

melaksanakan salat malam, membaca al-Quran, banyak membaca

salawat Nabi dan berdoa sewaktu mengambil buku serta seusai

menulis. Adapun penyebab mudah lupa antara lain perbuatan

maksiat, banyak dosa, gelisah karena urusan-urusan duniawi dan

terlalu sibuk dengan urusan-urusan duniawi, juga harus memilliki

sifat tawdhu.

k. Masalah rezeki dan umur, peserta didik perlu mengetahui hal-hal

yang bisa menambah rizki, umur dan lebih sehat, sehingga dapat

mencurahkan segala kemampuannya untuk mencapai apa yang

dicita-citakan.

7. Problem Akhlak
10
Peran akhlak dalam kehidupan manusia dalam menempati tempat

yang penting secara individu maupun sebagai anggota masyarakat.


Sesungguhnya kemuliaan akhlak merupakan salah satu dari sifat para Nabi,

orang-orang shidiq dan kalangan salihin. Untuk membina manusia agar

menjadi hamba Allah S.W.T yang saleh dengan seluruh aspek

kehidupannya, perbuatan, pikiran dan perasaannya adalah tujuan diutusnya

Nabi Muhammad SAW.


18
Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya

manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas

SDM sangat penting, karena dalam kemakmuran suatu bangsa tidak lagi

ditentukan oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM juga. Sangat

memprihatinkan di saat SDM bangsa Indonesia berada di peringkat 105 dari

173 negara-negara di ASEAN. Rendahnya SDM di negara kita, dikarenakan

rendahnya mutu pendidikan. Selanjutnya, pendidikan adalah kunci untuk


10
membangun SDM2. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh SDM

yang berkualitas dan bergantung pada kualitas pendidikannya.


25
Gaya hidup modern yang konsumeristik dan hedonistic yang tidak

didasari akhlak dan budi perkerti yang luhur dari bangs aini cepat masuk

dan mudah ditiru oleh generasi muda. Perilaku negative seperti tawuran,

anarkis dan cepat marah menjadi budaya baru yang dianggap dapat
25
mengangkat jati diri mereka. Kenyatan lain yang juga menunujukan

indikator budi pekerti dan moral yang gersang adalah benyaknya terjadi

kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak dibawah umur.20

30
20
Dra. Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif perubahan,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 160
10
Tak hanya itu, globalisasi sering dicap sebagai salah satu penyebab

kemerosotan akhlak umat manusia. Sikap kejujuran, keadilan, kebenaran,

keberanian telah terkalahkan oleh banyaknya penyalahgunaan atau

penyelewengan yang dilakukan. Banyak terjadi perkelahian, tawuran

pelajar (sebagai contoh tawuran pelajar dari tahun ke tahun), dan masih

banyak perbuatan-perbuatan tidak terpuji lainnya. Anak bangsa telah

kehilangan pegangan dan keteladanan dalam meniru perilaku yang etis.

Mereka kehilangan model orang dewasa yang dapat digugu dan ditiru.

Kemerosotan akhlak juga berdampak sangat besar bagi kehidupan

murid. Tak sedikit murid di zaman sekarang yang mengabaikan sikap

hormat dan menghargai kepada guru. Seperti halnya baru-baru ini murid

tidak terima ditegor oleh guru ketka di kelas, bermain handphone ketika

guru mengajar di kelas. Begitu juga orang tua murid, ada saja wali murid

yang melaporkan guru kepada polisi lantaran anakanya ditegor dan dicubit.
Similarity Report

87% Overall Similarity


Top sources found in the following databases:
87% Internet database 24% Publications database
Crossref database Crossref Posted Content database
62% Submitted Works database

TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.

eprints.umm.ac.id
1 13%
Internet

etheses.uin-malang.ac.id
2 10%
Internet

repository.iainkudus.ac.id
3 7%
Internet

eprintslib.ummgl.ac.id
4 6%
Internet

repository.uin-suska.ac.id
5 5%
Internet

researchgate.net
6 4%
Internet

digilibadmin.unismuh.ac.id
7 4%
Internet

minanews.net
8 4%
Internet

Sources overview
Similarity Report

jurnal.unsyiah.ac.id
9 2%
Internet

eprints.unwahas.ac.id
10 2%
Internet

repository.iainbengkulu.ac.id
11 2%
Internet

Universitas Negeri Jakarta on 2017-05-13


12 2%
Submitted works

repo.uinsatu.ac.id
13 2%
Internet

scribd.com
14 2%
Internet

repository.uinjambi.ac.id
15 2%
Internet

etheses.iainkediri.ac.id
16 2%
Internet

Sekolah Cikal Jakarta on 2022-01-28


17 2%
Submitted works

eprints.walisongo.ac.id
18 2%
Internet

ejournal.stainpamekasan.ac.id
19 1%
Internet

rahayuningddb.wordpress.com
20 1%
Internet

Sources overview
Similarity Report

Universitas Islam Majapahit on 2022-01-26


21 1%
Submitted works

muyassaroh93.blogspot.com
22 1%
Internet

repository.iainpurwokerto.ac.id
23 <1%
Internet

dspace.uii.ac.id
24 <1%
Internet

eprints.stainkudus.ac.id
25 <1%
Internet

journal.stkipnurulhuda.ac.id
26 <1%
Internet

nilibass.blogspot.com
27 <1%
Internet

etheses.iainponorogo.ac.id
28 <1%
Internet

eprints.umpo.ac.id
29 <1%
Internet

docplayer.info
30 <1%
Internet

eprints.ums.ac.id
31 <1%
Internet

digilib.uinkhas.ac.id
32 <1%
Internet

Sources overview
Similarity Report

jurnal-lp2m.umnaw.ac.id
33 <1%
Internet

digilib.iain-jember.ac.id
34 <1%
Internet

adoc.pub
35 <1%
Internet

etd.iain-padangsidimpuan.ac.id
36 <1%
Internet

core.ac.uk
37 <1%
Internet

digilib.uin-suka.ac.id
38 <1%
Internet

digilib.uinsby.ac.id
39 <1%
Internet

repository.iiq.ac.id
40 <1%
Internet

lppm-unissula.com
41 <1%
Internet

repository.dharmawangsa.ac.id
42 <1%
Internet

Siti Maryam Munjiat. "PERAN TASAWUF DALAM PENDIDIKAN KARAKT...


43 <1%
Crossref

Putri Habibillah, Muhamad Zaini, Mambaul Ngadhimah. "Pengaruh E-L...


44 <1%
Crossref

Sources overview
Similarity Report

repository.radenintan.ac.id
45 <1%
Internet

anasbgl2.blogspot.com
46 <1%
Internet

journal.iaingorontalo.ac.id
47 <1%
Internet

Universitas Islam Lamongan on 2021-09-03


48 <1%
Submitted works

eprints.iain-surakarta.ac.id
49 <1%
Internet

hudatulmunajenes.blogspot.com
50 <1%
Internet

Sources overview

Anda mungkin juga menyukai