Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HUKUM DAN ETIKA DALAM BISNIS (KP G)

PELANGGARAN CSR YANG DILAKUKAN OLEH


PT. PERTAMINA FOUNDATION

Disusun oleh:

Kelompok 3
1. Angelique Filia Clarissa (130222051)
2. Natasha Amanda Sugianto (130222054)
3. Yuyun Indah Permatasari (130222174)
4. Stievanie (130222178)
5. Tiffany Priscilla Hermawan (130322046)
6. Hansel A (130322076)
7. Michelle Sania (130322077)
8. Angel Carolline Susila (130322079)
9. Alvin Saputra Yusuf (130322085)
10. Michael Benedict (130322092)
11. James G (130322105)

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
SEMESTER GENAP 2022/2023
PT. PERTAMINA
Pertamina adalah perusahaan milik negara yang terhitung besar di Indonesia dari segi
pendapatan dan labanya. Pertamina beroperasi di hulu dan hilir di industri gas dan minyak.
Sektor hulu mencakup eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan energi panas bumi, sedangkan
sektor hilir mencakup pengolahan, pemasaran, perdagangan, dan transportasi.

SEJARAH PERTAMINA
Pada tanggal 10 Desember 1957, perusahaan berganti nama menjadi PT Perusahaan
Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Tanggal tersebut masih dianggap sebagai hari
kelahiran Pertamina. Pada tahun 1960 PT Permina berubah status menjadi Perusahaan Negara
(PN) Permina. Kemudian pada tanggal 20 Agustus 1968, PN Permina digabung dengan PN
Pertamin menjadi PN (Pertamina) Industri Pertambangan Minyak dan Gas Negara.

Dengan adanya UU No.8 tahun 1971, pemerintah mengatur Pertamina agar


menghasilkan dan mengolah minyak dan gas dari ladang minyak dan untuk memenuhi
permintaan bahan bakar minyak dan gas di Indonesia. Kemudian menggunakan UU No.22
tahun 2001, pemerintah mengganti kedudukan Pertamina sehingga dapat penyelenggaraan
Public Service Obligation (PSO) melalui kegiatan usaha.

Berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 tanggal 18 Juni 2003, Perusahaan Pertambangan


Minyak dan Gas Bumi Negara mengganti namanya menjadi PT Pertamina (Perseroan Terbatas)
yang melakukan kegiatan usaha minyak dan gas dari Sektor Hulu hingga Sektor Hilir. Pada 10
Desember 2005, Pertamina merombak logonya yang awalnya kuda laut menjadi anak panah
dengan warna dasar hijau, biru, dan merah yang menadaburkan unsur dinamisme dan nilai
kepedulian lingkungan.

Pada 20 Juli 2006, PT Pertamina (Persero) melakukan peralihan bentuk secara pokok
dan usaha perusahaan. PT Pertamina (Persero) mengubah visi Perusahaan untuk menjadi
perusahaan minyak dan gas nasional kelas dunia pada 10 Desember 20
07. Kemudian tahun 2011, Pertamina menyempurnakan visinya,agar dapat menjadi perusahaan
minyak nasional lelas dunia. Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina melakukan
penambahan modal dan melakukan ekspansi untuk memperluas usaha perusahaan

Pada 14 Desember 2015, Menteri BUMN menyetujui perubahan Anggaran Dasar


Pertamina untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan sumber daya, peningkatan modal yang
ditempatkan dan diambil bagian oleh negara serta perbuatan-perbuatan direksi yang
memerlukan persetujuan tertulis Dewan Komisaris. Perubahan ini telah dinyatakan pada Akta
No.10 tanggal 11 Januari 2016

Pada 24 November 2016, Menteri BUMN selaku RUPS sesuai dengan SK BUMN No.
S-690/MBU/11/2016, menyetujui perubahan Anggaran Dasar Pertamina
2018
Tahun 2018, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menjadi Sub Holding Gas Pertamina.
Pada tanggal 12 Juni 2020, struktur perusahaan Pertamina mengalami perubahan
setelah ditetapkannya Pertamina oleh Pemerintah melalui Kementerian BUMN Republik
Indonesia sebagai Holding Company di bidang energi, yang membawahi 6 Subholding, yaitu
Upstream Subholding yang dijalankan oleh PT Pertamina Hulu Energi, Gas Subholding yang
dijalankan oleh PT Perusahaan Gas Negara, Refinery & Petrochemical Subholding yang
dijalankan oleh PT Kilang Pertamina Internasional, Power & NRE Subholding yang dijalankan
oleh PT Pertamina Power Indonesia, Commercial & Trading Subholding yang dijalankan oleh
PT Patra Niaga, dan Subholding Integrated Marine Logistics yang dijalankan oleh PT
Pertamina International Shipping.

PERAN
Dalam perjalanan panjang pembangunan masyarakat Indonesia, PT Pertamina
Foundation telah memainkan peran kepemimpinan yang sangat penting. Sebagai pengelola dan
pelaksana program aksi sosial, pendidikan dan budaya, mereka merupakan tonggak penting
dalam perjalanan menuju perubahan sosial yang positif. Pendidikan merupakan salah satu
fokus utama PT Pertamina Foundation. Mereka berperan dalam mendukung perkembangan
pendidikan di Indonesia dengan memberikan kesempatan kepada siswa berprestasi yang
kurang mampu secara finansial melalui beasiswa. Selain itu, PT Pertamina Foundation juga
ikut serta membangun dan memperbaiki infrastruktur sekolah yang layak guna menciptakan
lingkungan belajar yang optimal. Mereka juga berkontribusi dalam peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia melalui pelatihan dan program pendidikan lanjutan bagi guru dan
pendidik.
Selain pendidikan, PT Pertamina Foundation juga terlibat dalam pelestarian
lingkungan. Mereka menjalankan program konservasi yang berfokus pada penanaman pohon,
pengelolaan limbah, dan kampanye kesadaran lingkungan. Dengan demikian, PT Pertamina
Foundation menjadi faktor perubahan yang mengubah cara berpikir dan berperilaku
masyarakat terhadap lingkungan untuk mencapai keberlanjutan. Di bidang kesehatan, PT
Pertamina Foundation berperan penting dalam mendukung program kesehatan di Indonesia.
Mereka memberikan bantuan medis kepada orang-orang yang membutuhkan, terutama di
daerah terpencil yang sulit dijangkau. Selain itu, Yayasan PT Pertamina juga berpartisipasi
dengan membangun fasilitas kesehatan yang dibutuhkan masyarakat dan melaksanakan
program pendidikan kesehatan. Dengan demikian, mereka tidak hanya menyembuhkan, tetapi
juga mencegah penyakit dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan.
Yayasan PT Pertamina juga menaruh perhatian pada budaya Indonesia. Mereka
mendukung kegiatan seni dan budaya tradisional dan memastikan pelestarian dan
pengembangan warisan budaya kita. Dengan mendukung produksi dan kegiatan seni, PT
Pertamina Foundation memperkuat keragaman budaya Indonesia dan memperkaya kehidupan
masyarakat melalui keindahan seni. Pengembangan masyarakat juga memegang peranan
penting bagi PT Pertamina Foundation. Mereka berperan dalam mendukung masyarakat
melalui pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup.
Dengan memberikan pelatihan kewirausahaan dan program pengembangan
keterampilan, mereka membantu masyarakat menjadi mandiri dan menciptakan lapangan kerja.
Dukungan terhadap usaha mikro, kecil dan menengah juga mendorong pertumbuhan ekonomi
lokal. Dalam setiap perannya, PT Pertamina Foundation selalu menyesuaikan dengan
kebutuhan dan prioritas yang diidentifikasi oleh PT Pertamina dan kondisi masyarakat
setempat. Tujuan mereka adalah memberikan kontribusi yang positif dan berkelanjutan bagi
masyarakat dan pembangunan Indonesia. Dalam cerita ini, PT Pertamina Foundation adalah
pilar kebaikan yang didedikasikan

PRODUK
Selama ini kita hanya mengetahui beberapa produk yang dijual oleh PT Pertamina
seperti BBM dan LPG.Ternyata ada banyak sekali produk yang dihasilkan oleh PT
Pertamina hingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negri dan luar negri.Pada tahun 1971 PT
Pertamina mulai beroperasi dan menghasilkan BBM dimana itu berdampak pada
perkembangan dan kemajuan suatu negara.Bahan bakar minyak juga sudah masuk ke
berbagai pelosok daerah hingga PT Pertamina dapat melakukan ekspor bagi negara lain yang
membutuhkan.
Produk yang dihasilkan oleh PT Pertamina terbagi menjadi 3 yaitu BBM ,Non
BBM,dan petrokimia.Untuk produk BBM terdiri dari 5 jenis,yang pertama adalah gasolline
series.Gasoline sendiri adalah jenis bahan bakar yang yang umum nya untuk bahan bakar
kendaran orang biasanya menamai nya dengan sebutan bensin.Gasolline series yang terdiri
dari premium 88,pertalite 90,pertamax 92,dan pertamax turbo 98.Untuk yang kedua adalah
gasoil series.Gasoil series ini biasanya untuk mesin diesel seperti biosolar,dexlite dan
pertamina dex.Untuk perbedaan gasoline dan gasoil bisa dilihat jika gasoline biasanya ada
merk pertamax series dimana lebih condong untuk mengoptimalkan performa mesin agar
mesin lebih awet dan tahan lama. dan sedangkan gasoil biasanya ditandai dengan dex series
dimana untuk produk diesel lebih bertenaga.Dimana keduanya merupakan kualitas yang
terbaik dalam BBM. Ketiga ada minyak tanah, dimana minyak tanah ini dulunya digunakan
sebagai bahan bakar untuk menyalakan kompor minyak sekarang sudah berkembang untuk
bahan bakar pesawat jet.selanjutnya ada avtur yang digunakan untuk bahan bakar untuk tipe
jet propeller dan yang terakhir ada IFO dan MFO low sulphur yang dimana pembuatannya
dari proses penyulingan minyak bakar.
Untuk produk non BBM, Pertamina menjualkan seperti LPG,Green coke,dan
Solvent.LPG adalah bahan bakar yang pasti sebagian orang miliki karena LPG adalah bahan
bakar yang digunakan untuk masak atau keperluan rumah tangga.Green coke adalah senyawa
padat yang mampu mengubah short residu.Green cook biasanya di gunakan bahan proses
alumina.Solvent adalah bahan bakar yang diproduksi oleh PT Pertamina yang digunakan
dalam berbagai aplikasi industri.
Yang terakhir adalah Petrokimia, dimana terdiri dari propylene dan
polytam.Propylane adalah bahan baku yang sangat penting dalam industri,dimana ia adalah
zat beracun yang rendah.Propylane biasa digunakan untuk pembuatan bahan baku kimia
organik.Polytam adalah bahan baku untuk pembuatan kantong plastik yang biasa digunakan
untuk membungkus makanan.
PT Pertamina juga memasarkan produk ke pasar luar negri.Hal ini dikarenakan
permintaan dalam negri yang menurun secara siginifikan.Untuk melakukan ekspor ke luar
negri,PT Pertamina juga melakukan pertimbangan dimana ia harus melihat sumber dayanya
dan kemampuan PT Pertamina untuk ekspor ke luar negri.Produk yang di ekspor antara lain
avtur,gasoil,dan produk komponen residu tinggi sulfur.
STRATEGI OPERASIONAL PT. PERTAMINA
Strategi operasional PT Pertamina mencakup beberapa langkah dan pendekatan untuk
mengoptimalkan operasi sektor energi perusahaan. Berikut beberapa strategi operasional yang
dapat dilakukan PT Pertamina:

1. Meningkatkan efisiensi produksi: PT Pertamina fokus pada peningkatan efisiensi produksi


minyak, gas dan produk energi lainnya. Ini termasuk penggunaan teknologi canggih,
peningkatan proses dan pemantauan ketat manajemen fasilitas produksi dan operasional.
Dengan meningkatkan efisiensi produksi, PT Pertamina dapat mengoptimalkan produksi dan
menekan biaya produksi.

2. Manajemen Rantai Pasokan: PT Pertamina menerapkan strategi manajemen rantai pasokan


yang efektif untuk memastikan pengiriman yang lancar dan terjamin. Ini termasuk manajemen
inventaris, perencanaan permintaan, kolaborasi pemasok dan distribusi yang efisien. Dengan
manajemen rantai pasok yang baik, PT Pertamina dapat merespon kebutuhan pelanggan secara
tepat waktu, menekan biaya logistik dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

3. Keamanan: PT Pertamina menerapkan strategi keamanan yang ketat untuk melindungi


karyawan, fasilitas dan lingkungan. Ini termasuk pelatihan keselamatan, inspeksi rutin,
pemantauan risiko dan kepatuhan terhadap peraturan dan standar keselamatan. Dengan
berinvestasi pada keselamatan, PT Pertamina dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman,
mengurangi risiko kecelakaan dan menjaga lingkungan dari dampak negatif.

4. Inovasi teknologi: PT Pertamina mendorong inovasi teknologi dalam operasionalnya untuk


meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Ini berarti menggunakan teknologi digital,
analitik data, otomatisasi, dan pemantauan berbasis sensor untuk mengoptimalkan operasi,
mengurangi waktu henti, dan memaksimalkan produktivitas. Dengan memperkenalkan inovasi
teknologi, PT Pertamina dapat tetap menjadi yang terdepan dalam industri energi.

5. Pengembangan sumber daya manusia: PT Pertamina menerapkan strategi pengembangan


sumber daya manusia untuk memastikan keahlian yang memadai dalam operasi perusahaan.
Ini termasuk pelatihan karyawan, pengembangan keterampilan, pengembangan kepemimpinan
dan promosi internal. Berkat tim yang kompeten dan berkualitas, PT Pertamina dapat
menjalankan operasinya dengan lebih efektif dan efisien.
STRATEGI KOMPETITIF PT. PERTAMINA
Sebagai perusahaan energi terkemuka di Indonesia, PT Pertamina menerapkan berbagai
strategi bersaing untuk memperkuat posisinya di pasar dan menghadapi persaingan yang ketat.
Berikut beberapa strategi bersaing yang dapat diterapkan PT Pertamina:

1. Diferensiasi produk dan layanan: PT Pertamina bertujuan untuk menciptakan nilai tambah
bagi pelanggan melalui pengembangan produk dan layanan yang berbeda. Perusahaan mungkin
menawarkan produk dengan kualitas lebih tinggi, teknologi lebih maju, atau fitur unik yang
lebih memenuhi kebutuhan pelanggan daripada pesaing mereka. Melalui diferensiasi yang
kuat, PT Pertamina dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan menonjol di pasar.

2. Keunggulan biaya: PT Pertamina bertujuan mencapai keunggulan biaya dengan


mengoptimalkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya produksi. Perusahaan melakukan
analisis biaya menyeluruh untuk mengidentifikasi area di mana biaya dapat dikurangi tanpa
mengurangi kualitas produk atau layanan. Dengan biaya produksi yang lebih rendah dari
kompetitor, PT Pertamina mampu menawarkan harga yang lebih kompetitif kepada pelanggan.

3. Inovasi teknologi: PT Pertamina mendorong inovasi teknologi untuk tetap menjadi yang
terdepan dalam industri energi. Perusahaan melakukan penelitian dan pengembangan intensif
untuk mengembangkan solusi energi baru, teknologi pertambangan yang lebih efisien, dan
solusi energi terbarukan. Dengan teknologi terkini, PT Pertamina dapat meningkatkan
produktivitas, efisiensi dan kualitas produk serta memenuhi tuntutan pasar yang terus
berkembang.

4. Ekspansi regional dan internasional: PT Pertamina memperluas operasinya ke pasar regional


dan internasional untuk mengurangi ketergantungan pada pasar domestik. Perusahaan
menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan energi dari negara lain, memperoleh fasilitas
produksi dari negara asing dan mengimplementasikan proyek energi di wilayah potensial.
Dengan ekspansi ini, PT Pertamina dapat mengakses pasar lebih luas, meningkatkan omzet
dan menyebarkan risiko bisnis.
5. Kerjasama dengan pihak ketiga: PT Pertamina melakukan kerjasama dengan pihak ketiga,
termasuk mitra bisnis, perguruan tinggi dan pemerintah, untuk meningkatkan daya saingnya.
Perusahaan dapat menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan lain untuk penelitian dan
pengembangan bersama, berbagi infrastruktur atau memperluas jaringan distribusi. Kerja sama
dengan pihak ketiga membantu PT Pertamina memperoleh sumber daya, teknologi, dan
pengetahuan yang lebih luas untuk meningkatkan daya saingnya di pasar.
KRONOLOGI PELANGGARAN KASUS CSR PT. PERTAMINA

Kasus Pertamina Foundation pada 2015 berawal menerima gugatan dari empat orang
yang telah bergabung dengan Gerakan Menabung Pohon (GMP) dengan dakwaan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Hal ini melibatkan program Corporate Social
Responsibility (CSR) yang akhirnya terkena kasus korupsi. Timbul berbagai kejanggalan yang
ditemukan oleh relawan terkait pertambangan ilegal. Adanya kecurigaan kasus korupsi
menyebabkan Wahyudin Akbar seabagai Sekretaris Yayasan Pertamina dan Direktur Yayasan
Pertamina Nina Nurlina Purnomo ikut terseret. Polisi akhirnya menggeledah empat ruangan di
kantor Pertamina Foundation antara lain ruangan bendahara, ruangan direktur, ruang pendataan
dan perencanaan.

PT Pertamina terlibat dalam praktik pertambangan yang merusak lingkungan, termasuk


penggalian yang tidak sesuai dengan regulasi dan merusak ekosistem alami. Bagian keuangan
PT Pertamina Persero diperiksa oleh Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI pada Februari
2016 karena diduga adanya korupsi pada program Corporate Social Responsibility (CSR) yang
dilakukan Pertamina Foundation. Dilakukannya pemeriksaan terhadap dana program CSR
karena sebelumnya telah ditemukan dokumen fiktif yang diduga menjadi modus pencuriaan
dana. Karena ditemukannya bukti sehingga polisi mulai mengusut kasus ini secara serius dan
lebih jauh.

Dugaan kerugian yang diterima negara dalam kasus ini diperkirakan mencapai Rp 126
miliar dimana hal ini tentu berdampak besar dan juga merugikan masyarakat. PT Pertamina
memperoleh izin untuk menjalankan operasi tambang di daerah tersebut. Mereka mulai
melakukan penggalian, termasuk di area yang dilindungi oleh regulasi lingkungan. Kegiatan
tambang yang tidak sesuai dengan regulasi ini menyebabkan kerusakan lingkungan yang
signifikan. Organisasi lingkungan dan masyarakat setempat menyuarakan kekhawatiran
mereka dan melaporkan pelanggaran ini ke otoritas terkait.

Kasus ini telah banyak disorot berbagai pihak dan telah berakhir di pengadilan. Banyak
orang menyoroti kasus ini karena membawa dampak besar yang merugikan. Akhirnya kasus
ini telah mendapatkan Putusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia pada tahun 2018
(Putusan Nomor 1132 K/PID.SUS/2918) yang termasuk pada hukum tetap. Gugatan PKPU di
Pengadilan Negara Jakarta Pusat telah diterima dari empat orang yang telah bergabung dengan
Gerakan Menabung Pohon pada 15 April 2021. Sidang pertama diadakan pada 27 April 2021.
PELANGGARAN ETIKA BISNIS PT PERTAMINA

Etika bisnis mengacu pada prinsip dan nilai-nilai yang mengatur perilaku dan keputusan dalam
konteks bisnis. Ini melibatkan pertimbangan moral dan etis dalam semua aspek operasional,
strategis, dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Etika bisnis berkaitan dengan
bagaimana bisnis beroperasi dengan adil, bertanggung jawab, dan menghormati semua
pemangku kepentingan yang terlibat, seperti pemilik, karyawan, pelanggan, pemasok,
masyarakat, dan lingkungan.

Berdasarkan kronologi kasus PT Pertamina yang sudah kita teliti dan observasi. Pelanggaran
yang dilakukan oleh PT Pertamina terhadap adanya etika bisnis cukup banyak yaitu seperti
dengan adanya korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan ketidaktransparanan. Berikut
penjelasan terkait pelanggaran - pelanggaran etika bisnis yang telah dilakukan oleh PT
Pertamina.

1. Korupsi
Telah diteliti yaitu PT Pertamina yang menjalankan program Corporate Social
Responsibility (CSR) di duga telah melibatkan adanya korupsi dalam terlaksananya
program tersebut. Hal ini diungkap saat adanya pertambangan illegal yang dilakukan
oleh PT pertamina oleh salah satu relawan dalam pertambangan tersebut. Kedua orang
yang diduga adalah Wahyudin Akbar sebagai Sekretaris Yayasan Pertamina dan
Direktur Yayasan Pertamina Nina Nurlina Purnomo ikut terseret dalam kasus ini.
Setelah penggeledaan yang dilaksanakan telah ditemukan beberapa bukti terkait adanya
modus pencurian dana yang telah dilakukan.

2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Pelanggaran etika bisnis PT Pertamina terkait dengan adanya pelanggaran HAM yang
dimaksud adalah dengan illegal drilling. Tidak hanya dengan illegal drilling saja namun
ternyata illegal drilling yang dilakukan oleh PT pertamina ini juga mengancam
kesehatan masyarakat sekitar. Adanya minyak mentah dalam illegal drilling ini
mengadung banyak sekali senyawa kimia yang membahayakan manusia seperti adanya
benzene (C6H6), toluene (C7H8), cylene (C8H10) serta sejumlah logam berat seperti
tembaga (cu), arsen (ar), merkuri (hg), dan timbal (pb). Tidak hanya terhadap kesehatan
namun illegal drilling juga memberikan dampak buruk terhadap tanaman pangan di
sekitarnya juga. Senyawa kimia tersebut dapat merusak kesehatan pernafasan,
pencernaan, dan kulit atau mata, bahkan hingga dapat menyebabkan terjadinya kanker
darah dan berpotensi menimbulkan gagal syaraf. Berdasarkan undang - undang tentang
HAM, hal ini dianggap sebagai suatu bentuk pelanggaran HAM karena telah
membahayakan kesehatan masyarakat.

3. Ketidaktransparanan
Sebagai PT yang sudah besar PT Pertamina juga tidak transparan terhadap illegal
drilling yang telah mereka lakukan, dimana dengan terlaksanakan nya illegal drilling
yang akan membahayakan populasi dan bahkan juga lingkungan sekitar dan dampak
dari illegal drilling ini pun bukan hal yang dapat dipandang sebelah mata karena besar
kemungkinannya bahwa hal tersebut dapat merenggut nyawa populasi di sekitarnya.
Ketidaktransparan PT Pertamina juga dalam bentuk adanya korupsi yang mereka
lakukan yang tentunya hal ini termasuk dalam pelanggaran etika bisnis yang berat.
SOLUSI KASUS PELANGGARAN PT PERTAMINA

Adanya pelanggaran hukum dan etika yang terjadi pada Pt. Pertamina memberi dampak buruk
yang dapat dirasakan oleh masyarakat, lingkungan, dan negara. Pt. Pertamina perlu mengakui,
bertanggung jawab serta memberi upaya-upaya untuk menangani atau mengurangi dampak
yang ditimbulkan secara sengaja maupun tidak disengaja. Sesuai dengan ketentuan negara yang
berdasarkan undang-undang di Indonesia, segala sesuatu harus transparan dan teratur. Maka
berikut merupakan solusi, upaya, dan hal terkait yang dapat mengatasi pelanggaran hukum
etika CSR pada pt pertamina foundation;

1. Mengakui pelanggaran hukum dan etika yang diperbuat serta bertanggung jawab.
Negara Indonesia ialah negara hukum dengan pidana yang menganut pada undang undang.
Pelanggaran yang dilakukan oleh PT.Pertamina harus dijelaskan pada publik secara transparan
dan tidak ditutupi segala kesalahannya. Pt. Pertamina harus mengakui pelanggaran yang
dilakukan dan bertanggung jawab penuh atas kerusakan yang telah ditimbulkan.
Mengupayakan tanggung jawab secara terbuka dengan masyarakat yang terdampak, organisasi
lingkungan, dan kepada pihak berwenang yang bersangkutan.
2. Perbaikan dan rehabilitasi.
Melalui pembelajaran dan pengakuan atas pelanggaran yang dilakukan, pihak Pt.Pertamina
harus menghentikan penggalian ilegal yang memberi dampak terhadap lingkungan.
Memperbaiki sistem yang membuat dampak buruk menjadi ramah lingkungan dan
memperbarui sistem agar mampu memberikan yang lebih baik agar terasa perubahannya.
Mendukung gerakan memulihkan habitat alami yang hilang dan mengurangi polusi pada air
dan udara.

3. Kompensasi dan partisipasi masyarakat.


PT. Pertamina perlu memberikan kompensasi yang mampu menyejahterakan masyarakat
terdampak agar merasa adil dan masyarakat perlu dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan terkait rehabilitasi pengelolaan lingkungan di daerah tersebut. Hal-hal terkait dalam
kompensasi antara lain ialah tempat hunian masyarakat, pembenahan fasilitas daerah, dan
sejumlah bantuan sosial untuk masyarakat terdampak. Partisipasi masyarakat diperlukan dalam
memverifikasi dan appraisal untuk menentukan besaran kompensasi yang akan diterima oleh
masyarakat daerah tersebut.

4. Peningkatan regulasi dan pengawasan.


Pemerintah dan lembaga terkait harus memperketat regulasi dan meningkatkan pengawasan
terhadap industri pertambangan. Ini termasuk menghukum pelanggar dengan tegas dan
memperkuat mekanisme pengawasan untuk mencegah pelanggaran lingkungan di masa depan.
Perusahaan juga perlu meningkatkan regulasi melalui perencanaan baru atas pembaharuan
sistem, mengimplementasikan segala susunan pada perencanaan, melakukan evaluasi untuk
mengetahui apakah perencanaan yang diimplementasikan tersebut gagal atau bahkan berhasil,
serta memberikan laporan kepada pihak terkait atas upaya yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai