DESKRIPSI PERUSAHAAN
1
2
jaringan baru dan pemindahan jaringan eksisting. Tugas dari Licence and
Permit adalah
a. Melaksanakan pengurusan, penyesuaian, dan perpanjangan atas izin
usaha (Izin Usaha Sementara dan Izin Usaha Tetap), Surat Izin Usaha
Perdagangan dan Tanda Daftar Perusahaan;
b. Melaksanakan pengurusan izin prinsip terkait dengan rencana proyek
infrastuktur dari pejabat daerah setempat (Gubernur, Walikota,
Bupati)
c. Melaksanakan pengurusan dan perpanjangan izin yang diperlukan
untuk pelaksanaan proyek infrastuktur dan operasi jaringan yang
berasal dari instansi / lembaga serta pihak ketiga lain
d. Melaksanakan proses perolehan dan perpanjangan lahan / tanah
untuk pelaksanaan proyek infrastuktur dan operasi jaringan,
e. Melaksanakan pengawasan hak atas tanah jaringan sampai dengan
proyek infrastuktur siap dioperasikan
f. Menyelesaikan permasalahan sosial yang timbul akibat pengadaan
tanah jaringan dan pengurusan perizinan.
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL
2.1 Temuan
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di PT Perusahaan Gas Negara
Tbk Area Surabaya divisi Strategic Stakeholder Management. Dalam suatu
perusahaan atau organisasi pasti ada saja masalah yang terjadi didalamnya.
Tidak semua bisa berjalan seperti apa yang direncanakan sebelumnya.
Terdapat temuan masalah yang terjadi di lapangan pada saat peresmian
proyek jaringan gas bumi rumah tangga di Kota Pasuruan. Proyek tersebut
merupakan proyek Pemerintah Pusat melalui Kementerian Energi Sumber
Daya Mineral (ESDM). Proyek jaringan gas tersebut melayani sebanyak
6.314 rumah tangga yang tersebar di beberapa kecamatan di Kota Pasuruan.
Gambar 2.1 : Daerah Pengguna Jaringan Gas Rumah Tangga APBN 2018
Sumber : Kementrian ESDM RI
12
13
Gambar 2.2: Data Pembangunan Jaringan Gas Bumi Untuk Rumah Tangga
di Kota Pasuruan Jawa Timur
(Sumber : Diolah oleh Penulis)
Perpres No. 58 Tahun 2017. Selain itu berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 268 K/10/MEM/2018 tentang
penugasan kepada PT. Perusahaan Gas Negara Tbk dalam penyediaan dan
pendistribusian gas bumi melalui jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga
tahun anggaran 2018.
Peresmian proyek Jaringan Gas di Kota Pasuruan untuk pertama kalinya
dilaksanakan di Pondok Pesantren As-Salfiyah. Kementrian ESDM melalui PT.
Perusahaan Gas Negara Tbk. membangun 6.314 sambungan gas rumah tangga.
Jaringan gas di Kota Pasuruan memiliki 1 unit Metering Regulating Station (MRS) di
Kelurahan Gadingrejo, dan 5 Regulating Station (RS) masing-masing di Kelurahan
Gadingrejo, Kelurahan Gentong, Kelurahan Bangilan, Kelurahan Kebonsari, dan
Kelurahan Purworejo. Gas yang disalurkan ke 8 kelurahan berasal dari Husky
CNOOC Madura.
Pengerjaan jaringan gas untuk rumah tangga terdiri atas tahap prakonstruksi,
konstruksi, dan operasional. Terdapat tahap prakonstruksi, kegiatan yang
dilaksanakan meliputi pemilihan lokasi dan perizinan, termasuk izin menggunakan
lahan. Selain perizinan, juga dilakukan upaya koordinasi dengan instansi terkait yang
memiliki aringan perpipaan dan kabel di sekitar lokasi jalur pipa tersebut, seperti
Telkom, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), PLN dan lain-lain. Dalam
perizinan, Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat belum dilibatkan mengingat
peletakan pipa berada di dalam tanah. Lahan di atasnya masih dapat digunakan oleh
pemiliknya. Mengingat seluruh lokasi jalur pipa adalah di tepi jalan dan merupakan
lahan milik negara, baik jalan negara maupun jalan propinsi, maka kegiatan
peletakkan pipa nantinya belum membutuhkan pembebasan lahan (pembelian lahan).
Namun, untuk pemasangan Metering and Regulating Station (MR/S) dan Regulating
System (RS) akan dilakukan permintaan izin. Terkecuali, penempatan pipa berlokasi
pada sarana umum (milik Pemerintah).
16
terjadinya kelebihan tekanan yang digunakan pada sistem distribusi tekanan tinggi,
menengah, dan rendah meliputi shut off valve, active regulator, dan monitoring
regulator and shut.
Pelaksanaan pengamatan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Akan
tetapi, bila terjadi kerusakan pada MR/S, maka pengamatan akan berubah sesuai
dengan jadwal dan rencana.
c. Prosedur pengoperasian pengatur tekanan berlebih
1. Active regulator
2. Regulator monitor
3. Relief valve
4. Automatic Shut-Off
d. Perawatan pipa gas dan stasiun penerima
1. Perawatan pipa dari ganguan fisik
2. Perawatan pipa dari ancaman korosi
3. Perawatan pipa dari kebocoranOperasi stasiun “off-take” pada prinsipnya untuk
memantau seluruh proses distribusi gas di setiap MR/S dan R/S
Para staf divisi Strategic Stakeholder Management PT. Perusahaan Gas Negara
Tbk. seringkali mendapat hambatan di lapangan seperti memdapatkan pandangan
negatif masyarakat tentang gas hingga masalah pembebasan ruang atau lahan dalam
mengembangkan infrastruktur. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, tentunya
Perusahaan berupaya mendorong pemerintah mendukung dan membantu demi
kepentingan bersama. Dengan ini Strategic Stakeholder Management harus sering
menjalin komunikasi dengan Pemerintah Kota Pasuruan. Dan komunikasi perusahaan
yang memiliki peran penting dalam hal ini adalah hubungan pemerintah (government
relations).
Sekalipun konflik sering terjadi selama proses pengerjaan hingga peresmian
proyek jaringan gas rumah tangga berlangsung, namun pada kenyataannya PGN telah
melaksanakan tugasnya dengan baik, kinerja personel yang baik berdampak kepada
peningkatan produktivitas organisasi, dimana hal ini terlihat dari tetap tingginya
peminat masyarakat menjadi pelanggan gas PGN setiap tahunnya. Karena setiap
konflik yang dihadapi harus diselesaikan melalui manajemen konflik organisasi.
18
2.1.1 Teori
1. Teori Konflik
Organisasi terdiri atas berbagai macam komponen yang berbeda dan saling
memiliki kebergantungan dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu. Perbedaan yang terdapat dalam organisasi sering menyebabkan
terjadinya konflik. Konflik dapat menjadi permasalahan serius dalam setiap
organisasi, tanpa peduli bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut jika
konflik dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Oleh karena itu, keahlian
untuk mengelola konflik sangat diperlukan bagi setiap manajer atau pimpinan
organisasi.
Menurut Killman dan Thomas, konflik adalah kondisi terjadinya
ketidakcocokan antarnilai atau tujuan yang hendak dicapai, baik yang ada dalam
diri individu maupun hubungannya dengan orang lain. Sedangkan menurut
Stoner konflik organisasi mencakup ketidaksepakatan perihal alokasi sumber
daya yang langka atau perselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau
kepribadian.
Konflik dalam organisasi terjadi jika terdapat ketidaksesuaian paham pada
sebuah situasi sosial tentang pokok-pokok pikiran dan atau terdapat adanya
antagonisme-antagonisme emosional.
1. Konflik-konflik substantif meliputi ketidaksesuaian paham tentang hal-hal
seperti: tujuan, alokasi sumber daya, distribusi imbalan, kebijaksanaan dan
prosedur, serta penugasan pekerjaan.
2. Konflik emosional timbul karena adanya perasaan marah,
ketidakpercayaan, ketidaksenangan, takut dan sikap menantang, maupun
bentrokan kepribadian.
Terry (Winardi, 1994:1) mengatakan ‟konflik biasanya mengikuti suatu
pola yang teratur, yang terdiri dari empat macam tahapan, yaitu: pertama-tama
timbul suatu krisis tertentu, kedua gejala eskalasi ketiksesuaian paham terjadi,
ketiga konfrontasi menjadi pusat perhatian dan keempat krisis selanjutnya
dialihkan dalam arti dilakukan penelitian-penelitian tentang apakah keluhan-
keluhan yang disampaikan dapat benar atau tidak.
19
3. Penyerapan (Absorption)
Teknik penyerapan (Absorption) adalah cara mengelola konflik organisasi
antara kelompok besar dan kelompok kecil. Kelompok kecil mendapatkan
sebagian yang diinginkannya, tetapi sebagai konsekuensinya seluruh
anggota kelompok harus ikut bertanggungjawab terhadap pelaksanaannya.
2.2 Analisa
menjadi 2 hari pengerjaan. LSM yang mewakili aspirasi beberapa warga menolak
dengan adanya proyek jaringan gas rumah tangga dengan alasan takut jika proyek
tersebut gagal maka berdampak negatif di sekitar lingkungan tempat tinggal warga.
Seperti jaringan gas akan meledak dan mengenai pemukiman warga.
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap PGN selaku pelaksana proyek jaringan
gas rumah tangga merupakan konflik dalam organisasi yang terjadi karena terdapat
ketidaksesuaian paham pada sebuah situasi sosial tentang pokok-pokok pikiran dan
atau terdapat adanya antagonisme-antagonisme emosional. Konflik-konflik substantif
meliputi ketidaksesuaian paham tentang hal-hal seperti: tujuan, alokasi sumber daya,
distribusi imbalan, kebijaksanaan dan prosedur. Masyarakat yang kurang memahami
tentang apa tujuan serta manfaat dari proyek jaringan gas rumah tangga, lalu
bagaimana kebijakan secara teknis yang menyetujui proyek jaringan gas rumah tangga
tersebut dilaksanakan. Sedangkan konflik emosional timbul karena adanya perasaan
marah, ketidakpercayaan, ketidaksenangan, takut dan sikap menantang, maupun
bentrokan kepribadian. Karena kurangnya pemberian informasi mengenai proyek
jaringan gas rumah tangga, menyebabkan masyarakat kurang percaya, dan takut
dengan program PGN yang akan dilaksanakan.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dibutuhkan sinergitas antara pihak
staf PGN yang diwakili oleh staf strategic stakeholder management yang menjalin
relasi dengan pemerintah khususnya Pemerintah Kota Pasuruan, Pemerintah
Kelurahan Gadingrejo, dan menemui Ketua Rukun Tetangga Kelurahan Gadingrejo,
dan LSM perwakilan dari masyarakat kelurahan Gadingrejo.
Pendekatan manajemen konflik menurut Leavitt, H. J. dalam Loc.Cit,
Wahyudi.2008, hlm. 135 adalah sebagai berikut;
1. Konfrontasi
Teknik konfrontasi dilakukan untuk mengurangi ketegangan melalui
pertemuan tatap muka antar kelompok, yang sedang berkonflik dengan tujuan
mengenal masalah dan menyelesaikannya. Kelompok yang sedang berkonflik
diberi kesempatan untuk berdebat dan membahas semua masalah yang relevan
hingga keputusan tercapai.
Saat proyek jaringan gas rumah tangga akan dilaksanakan di kelurahan
gadingrejo kota Pasuruan, sempat mendapat hambatan dari masyarakat yang
menolak pemasangan pipa jaringan di jalan raya yang menghubungkan
22
Gambar 2.5 : Pihak Staf SSM PGN Menemui Rumah Warga Yang Menolak
Adanya Proyek Jaringan Gas Rumah Tangga
Sumber : Diolah Penulis
23
2. Negosiasi
Teknik negosiasi adalah perundingan mempertemukan dua pihak dengan
kepentingan yang berbeda untuk mencapai persetujuan. Tiap-tiap pihak
membawa serangkaian usulan yang kemudian didiskusikan dan dilaksanakan.
Dalam perundingan, tidak ada yang dikalahkan sebab semua pihak
menghindarkan perasaan telah memenangkan tuntutan.
Setelah pihak LSM berargumentasi menjelaskan keluhan-keluhan yang
dirasakan warga sekitar proyek jaringan gas, pihak PGN kemudian melakukan
sosialisasi secara intensif dan komprehensif dengan mengajak partisipasi
masyarakat sekitar proyek dengan acara mengadakan pertemuan dibalai
Kelurahan Gadingrejo yang dihadiri oleh perwakilan LSM, Ketua RT, perwakilan
Kelurahan. Selama proses negosiasi dengan masyarakat pihak staf SSM PGN
menyiapkan dokumen berita acara sosialisasi yang nantinya akan ditandatangani
oleh Kepala Satuan Kerja yang mewakili pihak Pemkot Pasuruan dengan PGN,
notulensi sosialisasi, serta daftar hadir para tamu undangan. Dokumen
persetujuan proyek berupa dokumen UKL/UPL menjadi bukti legalitas pihak
PGN berhak untuk mengadakan proyek jaringan gas rumah tangga yang akan
dipasang di 8 titik kelurahan di Kota Pasuruan. Salah satunya akan dipasang
Metering Regulating Station di Kelurahan Gadingrejo.
Gambar 2.6 : Proses Negosiasi Yang Mempertemukan Staf SSM PGN, Perwakilan
LSM dan Perwakilan Kelurahan Gadingrejo
Sumber : Diolah Penulis
24
Hasil dari proses negosiasi yang dilakukan staf PGN adalah masyarakat
akhirnya menaruh kepercayaan dan menyetujui PGN melaksanakan proyek
jaringan gas rumah tangga, karena PGN telah memiliki bukti legalitas yang
menyetuji atas pelaksanaan proyek tersebut. Selain itu kelebihan dari gas PGN
dengan gas-gas rumah tangga lainnya adalah kandungan gas yang tidak mudah
bocor sehingga lebih safety dan jangka waktu pemakaiannya lebih lama sehingga
bisa menghemat pengeluaran daripada menggunakan tabung gas.
Dua strategi manajemen konflik yaitu konfrontasi dan negosiasi yang dilakukan
sama-sama efektif untuk menyelesaikan konflik yang terjadi antara PGN dengan
masyarakat Kelurahan Gadingrejo. Hanya saja prosesnya disesuaikan dengan waktu,
kondisi lapangan atau kebutuhan lapangan pada saat proyek dilaksanakan.
Kegiatan praktek kuliah lapangan di PT. Perusahaan Gas Negara Tbk Area
Surabaya adalah sebagai berikut ; pada hari Kamis tanggal 03 Januari 2019 pukul
08.00 mendatangi Kantor PGN Cabang Kota Surabaya di Jalan Pemuda No 56-
58 Surabaya. Agenda pertamanya yaitu pengenalan divisi dan staf Strategic
Stakeholder Management. Divisi Strategic Stakeholder Management sebagai
representatif atau yang mewakili tugas dan fungsi dari Direktur Utama
Perseroan. Divisi Strategic Stakeholder Management setiap melaksanakan tugas
dan fungsi organisasinya berdasarkan atas koordinasi dari Kantor PGN Pusat.
Untuk menjaga hubungan dengan media massa dan pemerintah untuk
mengembangkan bisnis dan operasi perusahaan, diantara Peraturan Perundang-
undangan dan hukum serta kebijakan dan penyebaran komunikasi di Wilayah
Jawa Timur, Jawa Tengah (Semarang), Kalimantan Utara (Tarakan) dan Papua
Barat (Sorong). Divisi Strategic Stakeholder Management memiliki 3 sub divisi
yaitu ; 1. Government and Community Realtions; 2. Corporate Communication
; 3. Licence and Permit. Setelah pengenalan divisi, kemudian mengunjungi Kota
Pasuruan untuk meninjau persiapan peresmian proyek Jaringan Gas Rumah
Tangga di Kota Pasuruan yang akan diresmikan secara langsung oleh Bapak
Menteri ESDM. Setelah itu menuju Kantor Sekretaris Daerah Kota Pasuruan
untuk mengurus surat perizinan peresmian proyek jaringan gas rumah tangga.
Senin, 07 Januari 2019 kembali mengunjungi tempat proyek pemasangan
pipa jaringan gas yakni di area Kantor Kelurahan Gadingrejo Kota Pasuruan.
Akan tetapi sebelumnya staf SSM PGN Surabaya melaksanakan rapat koordinasi
dengan staf jaringan gas PGN Kantor cabang Kota Pasuruan. Setelah meninjau
persiapan pemasangan pipa-pipa gas di sepajang jalan raya yang
menghubungkan antara Kantor Kelurahan Gadingrejo sebagai Unit Metering
Regulating Station (MRS) dengan rumah-rumah penduduk, Lalu melanjutkan
survei ke rumah Ketua RW di Kelurahan Gadingrejo. Staf SSM
27
bersama Staf jaringan gas meninjau dapur untuk mengecek kompor gas milik
Bapak apakah gas yang disalurkan melalui pipa-pipa dan meteran gas dapat
mengeluarkan api atau berfungsi
dengan semestinya. Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju kantor Walikota
Pasuruan untuk mengikuti rapat koordinasi persiapan proyek jaringan gas rumah
tangga di pondok pesantren As-Salafiyah.
Selasa 08 Januari 2019,mengikuti serangkaian acara peresmian proyek
jaringan gas rumah tangga di Pondok Pesantren As-Salafiyah Kota Pasuruan
yang dihadiri Bapak Menteri ESDM Ignasius Jonan, Direktur PGN Gigih
Prakoso, Plt. Walikota Pasuruan, KH Idris Hamid selaku pengasuh Pondok
Pesantren As-Salafiyah. Proyek pembangunan jaringan gas rumah tangga
(Jargas) ini merupakan penugasan pemerintah melalui Kementerian Energi
Sumber Daya Mineral (ESDM). Jargas Kota Pasuruan itu akan melayani
sebanyak 6.314 rumah tangga yang tersebar di beberapa kecamatan.
Rabu,09 Januari 2019 melakukan diskusi bersama staf mengenai jobdesk
divisi Strategic Stakeholder Management. Selain itu berdiskusi mengenai
evaluasi kegiatan peresmian proyek jaringan gas rumah tangga yang telah
dilaksanakan di Ponpes. As-Salafiyah kota Pasuruan.
Jumat, 11 Januari 2019 meminta data mengenai profil PT Perusahaan Gas
Negara. Karena saya tidak bisa mengakses data perusahaan secara bebas
sehingga dibantu oleh staf SSM PGN Surabaya karena harus log in dengan akun
atau data pegawai. Jadi tidak sembarangan orang mampu mengakses data
penting perusahaan.
Senin, 14 Januari 2019 berdiskusi di ruang meeting dengan pak
Hamalsyahan selaku kepala divisi SSM beserta staff lainnya membahas proyek-
proyek Jaringan Gas Rumah Tangga yang dilakukan divisi Strategic Stakeholder
Management. Beberapa proyek yang telah dikerjakan oleh PGN dan diresmikan
oleh Kementrian ESDM adalah Proyek Jaringan Gas Rumah Tangga di
Kabupaten Mojokerto dan Proyek Jaringan Gas Rumah Tangga di Kota
Pasuruan.
28
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan temuan di lapangan pada saat melaksanakan praktek kerja
lapangan di PT Perusahaan Gas Negara Tbk Area Surabaya dapat
disimpulkan bahwa proyek Jaringan Gas Rumah Tangga di Kota Pasuruan
telah berjalan dengan baik walaupun sedikit terkendala yaitu kurang
mendapatkan dukungan dari masyarakat yang tinggal di sekitar proyek. Maka
dari itu untuk menyelesaikan konflik di atas, PT Perusahaan Gas Negara Tbk
melakukan startegi negosiasi dan konfrontasi dan hasilnya masyarakat
menyetujui proyek jaringan gas rumah tangga.
Dua strategi diatas sama-sama efektif pada saat digunakan dalam
menjalin relasi dengan stakeholders eksternal perusahaan. Hanya saja
prosesnya disesuaikan dengan waktu, kondisi lapangan atau kebutuhan
lapangan pada saat proyek dilaksanakan.
3.2 Saran
Staf divisi strategic stakeholder management sudah sangat professional
dalam melaksanakan tugasnya menjalin komunikasi maupun relasi dengan
stakeholders eksternal perusahaan. Saran penulis adalah tetap
mempertahankan strategi-strategi lobi dan negosiasi yang digunakan dalam
mencapai target proyek jaringan gas rumah tangga seperti melaksanakan
sosialisasi secara komprehensif kepada stakeholders. Serta mampu
berinovasi, bertindak cepat, dan tepat dalam melaksanakan proyek-proyek
jaringan gas rumah tangga lainnya di lapangan. Sehingga, program-program
PT Perusahaan Gas Negara Tbk dapat terwujud dan dapat dirasakan oleh
masyarakat secara terus menerus.
29
DAFTAR PUSTAKA
Https://news.detik.com/jawatimur/4376088/jonan-resmikan-jaringan-gas-
bumi-rumah-tangga-di-kota-pasuruan.html.18 Februari 2019
Https://www.tribunnews.com/bisnis/2019/01/08/pgn-selesaikan-pembangunan-
6314-sambungan-jargas-rumah-tangga-di-pasuruan.html. 18 Februari 2019
Https://www.pgn.co.id/.html. 14 Februari 2019
Https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Gas_Negara. 02 Februari 2019
Https://migas.esdm.go.id/uploads/buku-jasrgas-isi.pdf. 09 Juni 2019
30
LAMPIRAN
31
32