Anda di halaman 1dari 4

Arti Ujub Menurut Para Ulama dan Sahabat

Assalaamu’alaykum warahmatullaahi wabarakaatuhu.

Bismillaah walhamdulillaah Wasshalaatu wassalaamu ‘ala rasuulilaah, wa’ala aalihi wa


shahbihi wa man walah.

APA ITU SIFAT UJUB ?

Jama’ah sholat Isya dan tarawih yang insya Allah dimuliakan oleh Allah, kaum muslimin
yang saya cintai karena Allaah. Semoga Allaah subhanahu wa ta’ala selalu menjaga kita.
Hati-hati sifat ‘ujub di dalam Ramadhan, sifat ujub dikatakan oleh para ulama diantaranya
disebutkan di dalam kitab lisaanul ‘arab yaitu:

‫ ال ِك ْب ُر وال َّز ْه ُو‬: ُ‫ال ُعجْ ب‬


  “Ujub secara Bahasa artinya adalah merasa besar, merasa sombong. Ini adalah secara
Bahasa.

Adapun sifat ujub di dalam istilah syari’at:

“ engkau melihat, bahwa engkau memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang  lain “.

Itulah ujub, merasa memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Bangga dengan
yang dimiliki, menganggap orang lain tidak memilikinya.

HATI-HATI DENGAN SIFAT UJUB

Nah sifat ujub ini ahibbati hafidzakumullaahu ta’ala, di dalam Al-Qur’an tercela. Allaah
subhanahu wa ta’ala menceritakan dalam surah al kahfi ayat 32-36, tentang dua orang petani.
Yang satu mukmin ( beriman ), yang satu kafir. Yang kafir ini, dia mempunyai sifat ‘ujub
dengan kebunnya yang banyak menghasilkan buah-buahan, dia mengatakan :

َ ‫اَنَا اَ ْكثَ ُر ِم ْن‬


‫ك َمااًل َّواَ َع ُّز نَفَرًا‬
Yang artinya : “ Hartaku lebih banyak, daripada hartamu, dan pengikut-pengikutku lebih
baik“

‫َو َد َخ َل َجنَّتَهٗ َوهُ َو ظَالِ ٌم لِّنَ ْف ِس ٖ‌ه ۚ  قَا َل َم ۤا اَظُ ُّن اَ ْن تَبِ ْي َد ٰه ِذ ٖۤه اَبَ ًد ۙا‬
Yang artinya : “ Dan dia memasuki kebunnya sedang dalam keadaan dia dzalim terhadap
dirinya sendiri      ( karena ujub ) ia berkata: “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-
lamanya “

( Qur’an surah al kahfi ayat 34-35 )


Akhirnya Allaah subhanahu wa ta’ala binasakan kebun tersebut, sifat ujub. Kemudian di
dalam hadits Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam, Nabi kita Muhammad shallallaahu
‘alayhi wa sallam mengatakan tentang sifat ujub di dalam hadits yang diriwayatkan oleh
imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu, nabi kita Muhammad
shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

” ‫“ بَ ْينَ َما َر ُج ٌل يَ ْم ِشى فِى حُلَّ ٍة‬


Artinya : “ Ketika ada seseorang di antara kita, berjalan dengan memakai baju
mewahnya. . . “

”  ُ‫ْجبُهُ نَ ْف ُسه‬
ِ ‫“ تُع‬
Artinya : “ . . . Dirinya merasa bangga dengan apa yang dia miliki . . .“

” ‫ فَهُ َو يَتَ َج ْل َج ُل ِإلَى يَ ْو ِم القِيَا َم ِة‬، ‫ف هَّللا ُ ِب ِه‬


َ ‫ ِإ ْذ َخ َس‬، ُ‫“ ُم َر ِّج ٌل ُج َّمتَه‬
Artinya : “ . . . Dia panjangkan rambutnya, kemudian Allaah ( subhanahu wa ta’ala )
benamkan dirinya ke dalam bumi, ( akibat sifat ujub ) maka dia senantiasa bergerak di
dalam bumi tersebut sampai hari kiamat “

( Hadits riwayat bukhari dan muslim )

PERINGATAN TERHADAP SIFAT UJUB

Pantas memang akhirnya para ulama mengingatkan kita tentang ‘ujub, seperti perkataan
Umar bin khattab radhiallaahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh imam abdil barr dalam kitab
beliau jami’ al bayan al ‘ilmi wa fadhlihi, beliau mengatakan :

“ yang paling aku takuti atas kalian adalah kalian dibinasakan oleh tiga sifat “

“ sifat bakhil yang ditaati “

“hawa nafsu yang diikuti “

dan “merasa bangga dengan diri sendiri “

Salah satu sifat ujub yang sangat berbahaya di dalam bulan Ramadhan adalah merasa sudah
banyak amal, merasa sudah banyak khatam Qur’an, sudah banyak sedekah, sudah puasa,
sudah taraweh, sudah do’a, sudah dzikir, apalagi?.

Padahal ulama-ulama terdahulu, mereka senantiasa kalau sudah beramal, maka mereka akan
ada rasa takut di dalam diri mereka.
KEHATI-HATIAN PARA  SAHABAT TERHADAP SIFAT UJUB

Sebagaimana perkataan Abdullah bin Abi Mulaikah rahimahullaah, seorang tabi’in, ( yang
disebutkan dalam shahih bukhari ) :

“ aku mendapati tiga puluh dari sahabat rasul shallallaahu ‘alayhi wa sallam ( seluruh dari
mereka ) khawatir kemunafikan terhadap diri mereka, tidak ada diantara mereka seorang
pun yang mengatakan bahwa iman mereka seperti imannya jibril dan mikail. “

Ini kebiasaan para sahabat radhiallaahu ‘anhu, mereka sangat takut, lihat lagi perkataan Abu
Darda radhiallaahu ‘anhu :

“ jika aku yakin bahwa Allaah ( subhanahu wa ta’ala ) menerima dariku satu shalat saja,
maka itu semua lebih aku cintai dibandingkan dunia dan seisinya “

Kenapa ? karena Allaah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah al-maidah ayat 27 :

َ ِ‫ِإنَّ َما يَتَقَبَّ ُل هَّللا ُ ِم َن ْال ُمتَّق‬. . . “


 ” ‫ين‬
Artinya : “. . . sesungguhnya Allah ( subhanahu wa ta’ala ) hanya menerima dari orang-
orang yang bertaqwa “

Itu perkataan dikatakan di dalam kitab tafsir Imam Ibnu Katsirah rahimahullaahu ta’ala.
Begitu juga Ali bin Abi Thalib radhiallaahu ‘anhu beliau mengatakan :

“ Jadilah kalian orang-orang yang selalu perhatian terhadap diterimanya amal, lebih
perhatian dibandingkan dengan beramal itu sendiri. Apakah kalian tidak mendengar Allaah
subhanahu wa ta’ala berfirman : sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang
yang bertaqwa “

Itu perkataan disebutkan oleh Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya.

Maka jama’ah sholat isya dan tarwih sekalian, yang sudah banyak beramal dalam bulan
Ramadhan, puasa, tarawih, baca qur’an, berdzikir, berdo’a, minta kepada Allaah subhanahu
wa ta’ala. Agar senantiasa diterima amal ibadahnya, karena kita gak tahu apakah kita
diterima amal ibadahnya atau tidak.

CARA MENGOBATI SIFAT UJUB

Terakhir saya akan menyebutkan pesan dari para ulama tentang bagaimana cara mengobati
penyakit ujub dalam diri kita. Yaitu :

( Pertama )

“ Hendaknya selalu mengingatkan pada diri sendiri bahwa masih banyak yang kurang di
dalam diri kita “
Kalau seandainya kita merasa ujub dengan ibadah kita, dengan hafalan kita, dengan hal-hal
yang ada dalam diri kita, maka kita harus merasa “masih banyak yang kurang dalam diri
saya” masih banyak yang kurang, terus ingatkan.

( Yang kedua )

“ Kita harus menancapkan di dalam diri kita bahwa apapun prestasi ibadah yang kita
kerjakan dalam ramadhan ini khususnya, itu adalah murni dari Allaah”

Murni karunia Allaah, murni petunjuk Allaah, murni hidayah Allaah.

( Yang ketiga )

“ Hendaknya kita selalu mengingat bahwa, amalan yang kita kerjakan belum sempurna,
amalan yang kita kerjakan belum seperti yang diinginkan oleh Allaah ”

Akhirnya terus kita memperbaiki amalnya, semoga kita senantiasa dimudahkan oleh Allaah
agar dimudahkan beramal, dan agar amalan kita diterima oleh Allaah subhanahu wa ta’ala.
Wassalaamu’alaykum warahmatullaahi wabarakatuhu.

Anda mungkin juga menyukai