Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Jama'ah shalat 

Idul Fitri yang dimuliakan Allah …

Dengan terbitnya hilal Syawwal, maka berpisahlah kita dengan Ramadhan.


Berpisahlah kita dengan bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam,
jika kita beribadah pada malam itu, maka kita mendapatkan keutamaan
ibadah yang lebih baik daripada ibadah seribu bulan. Kita telah berpisah
dengan bulan yang di dalamnya terdapat limpahan rahmat dan ampunan
Allah yang berlipat ganda. Kita telah ditinggalkan oleh bulan yang puasa di
dalamnya menutupi salah dan dosa. Kita telah ditinggalkan oleh bulan
turunnya Al-Qur’an pedoman umat manusia.

Tidak ada yang dapat menjamin bahwa kita akan bertemu lagi dengan
bulan yang penuh dengan berkah itu. Betapa banyak orang-orang yang
kita kasihi dan kita sayangi, orang-orang tua kita, saudara, kerabat dan
para tetangga. Mereka yang dulu pernah bersama-sama dengan kita,
masih terbayang senyuman mereka di pelupuk mata. Tapi kini, mereka
tidak lagi bersama-sama dengan kita. Mereka telah berada di alam baka,
hanya tinggal kenangan yang tak mungkin akan terlupa.

Mari kita bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah
kepada kita. Orang yang bersyukur, sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri. Allah berfirman,

‫ َي ْش ُك ُر لِ َن ْفسِ ِه َو َمنْ َك َف َر َفِإنَّ هَّللا َ َغنِيٌّ َحمِي ٌد‬D‫ر َفِإ َّن َما‬Dْ ‫َو َمنْ َي ْش ُك‬

“Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia


bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur,
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (Qs. Luqman
[31]: 12).

Semoga dengan bersyukur, Allah menambah nikmat-Nya kepada kita


semua, sesuai janji-Nya:

‫م َأَل ِزيدَ َّن ُك ْم َولَِئنْ َك َفرْ ُت ْم ِإنَّ َع َذ ِابي لَ َشدِي ٌد‬Dْ ‫لَِئنْ َش َكرْ ُت‬
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu
sangat pedih”. (Qs. Ibrahim [14]: 7).

Selanjutnya mari kita bershalawat kepada nabi besar Muhammad Saw. Untuk apa
kita bershalawat?! Jika di dunia ini kita membutuhkan pertolongan, maka kita bisa
meminta tolong kepada saudara-saudara kita, kerabat dan para sahabat. Akan tetapi
akan ada suatu masa nanti, seperti yang difirman Allah:

‫احبَتِ ِه َوبَنِي ِه‬


ِ ‫ص‬َ ‫) َو‬35( ‫) َوُأ ِّم ِه َوَأبِي ِه‬34( ‫يَوْ َم يَفِرُّ ْال َمرْ ُء ِم ْن َأ ِخي ِه‬

“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya. Dari ibu dan bapaknya. Dari istri
dan anak-anaknya”. (Qs. ‘Abasa [80]: 34-36).

Mengapa semua orang melarikan diri dari orang-orang yang mereka kasihi?!
Padahal di dunia dahulu mereka tidak bisa berpisah walau sedetik pun.

‫لِ ُك ِّل ا ْم ِرٍئ ِم ْنهُ ْم يَوْ َمِئ ٍذ َشْأ ٌن يُ ْغنِي ِه‬

“Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya”. (Qs. ‘Abasa [80]: 37).

Saat itu kita sibuk mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita; langkah kaki,
hayunan tangan, tatapan mata, pendengaran bahkan gerak hati. Ketika tidak ada
yang dapat menolong, pada saat tidak ada yang bisa membantu. Maka ketika itu
kita mengharapkan pertolongan dan syafaat Rasulullah Saw. Mari kita
memperbanyak shalawat, semoga kita termasuk umat yang mendapatkan
syafaatnya, amin ya Robbal’alamin.

َ ‫×) الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْكبَرْ هللاُ اَ ْكبَرْ َو هللِ ْا‬3( ْ‫هللاُ اَكبَر‬.
‫لح ْم ُد‬

Jamaah Idul Fithri yang dimuliakan Allah …

Tujuan dari puasa adalah menciptakan manusia yang bertaqwa. Dan kedudukan
manusia di sisi Allah diukur dari ketakwaannya. Allah berfirman :

َ ‫ َوقَبَاِئ َل لِتَ َع‬t‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوُأ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا‬
‫ارفُوا ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْتقَا ُك ْم ِإ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم‬
‫َخبِي ٌر‬
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat
[49]: 13).

Manusia dianggap mulia bukan karena hartanya, bukan karena jabatannya, bukan
pula karena bentuk dan rupanya. Rasulullah Saw bersabda:

‫م وأعمالكم‬tْ ‫ر إلى قُلُوبِك‬tُ ُ‫ َولَكن ي ْنظ‬، ‫ وال ِإلى ص َُو ِرك ْم‬، ‫إن هللا ال ي ْنظُ ُر ِإلى أجْ َسا ِم ُك ْم‬
َّ

Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kamu dan tidak melihat kepada
bentuk kamu, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatan kamu”.
(HR.Muslim).

Apakah takwa itu? Imam Ali mendefinikan takwa sebagai :

ِ ‫ َو‬،‫ بِ ْالقَلِي ِْل‬t‫الرِّضا‬


‫اال ْستِ ْعدَا ُد لِيَوْ ِم ال َّر ِح ْي ِل‬ َ ‫ َو‬،‫ َو ْال َع َم ُل بِالتَّ ْن ِزي ِْل‬،‫اَ ْل َخوْ فُ ِمنَ ْال َجلِي ِْل‬

Mesti ada empat unsur dalam diri kita, barulah kita layak disebut sebagai orang
yang bertakwa.

Pertama : ‫ اَ ْلخَ وْ فُ ِمنَ ْال َجلِي ِْل‬takut kepada Allah.

Di siang Ramadhan, kita tahan diri kita dari segala sesuatu yang halal, karena takut
kepada Allah.

Maka diharapkan di luar Ramadhan ini kita mampu menahan diri kita dari segala
yang haram, juga karena takut kepada Allah. Kita tumbuhkan rasa takut selama
tiga puluh hari ini, agar ia bersemayam dan kekal abadi di dalam hati kita
sampai Ramadhan yang akan datang.

Janji Allah Swt untuk orang-orang yang takut kepada-Nya :

)46( ‫تَان‬
ِ َّ‫َولِ َم ْن خَافَ َمقَا َم َربِّ ِه َجن‬
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga."
Yang dimaksud dua syurga di sini adalah, yang satu untuk manusia yang satu lagi
untuk jin. Ada juga ahli tafsir yang berpendapat syurga dunia dan syurga akhirat”.
(Qs. ar-Rahman [55]: 46).

Kedua : ‫ َو ْال َع َم ُل بِالتَّ ْن ِزي ِْل‬melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an.

Di bulan Ramadhan, bulan turunnya Al-Qur’an, kita perbanyak bertadarus Al-


Qur’an. Maka mari kita laksanakan isi dan kandungannya dalam hidup dan
kehidupan kita sehari-hari. Al-Qur’an bukan hanya sekedar dibaca dan
diperdengarkan, akan tetapi lebih daripada itu, al-Qur’an dijadikan sebagai
pedoman dalam kehidupan.

Ketiga : ‫ِّضا بِ ْالقَلِي ِْل‬


َ ‫ َوالر‬Ridha terhadap ketentuan Allah. Setelah kita berusaha, maka
kita mesti menerima ketentuan Allah. Jangan sampai hasrat dan ambisi mendorong
kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Di
bulan Ramadhan kita diajarkan mengenali hakikat hawa nafsu. Kalau kita sudah
mengenalnya dengan baik, maka mudah bagi kita mengendalikannya dan tidak
tertipu oleh nafsu.

Keempat : ‫ل‬t ِ ‫تِ ْعدَا ُد لِيَوْ ِم الر‬t ‫اال ْس‬


ِ t‫َّح ْي‬ ِ ‫ َو‬mempersiapkan diri menghadapi hari kematian.
Sudahkah kita persiapkan diri kita untuk menghadapi hari kematian itu ?!
Rasulullah SAW bersabda :

ُ‫ع َأ ْهلُهُ َو َمالُهُ َويَ ْبقَى َع َملُه‬tُ ‫ث فَيَرْ ِج ُع ْاثنَا ِن َويَ ْبقَى َوا ِح ٌد يَ ْتبَ ُعهُ َأ ْهلُهُ َو َمالُهُ َو َع َملُهُ فَيَرْ ِج‬
ٌ َ‫يَ ْتبَ ُع ْال َميِّتَ ثَال‬

Yang mengiringi mayat itu ada tiga, yang dua kembali, sedangkan yang kekal
hanya satu. Mayat itu diiringi keluarga, harta dan amalnya. Keluarga dan hartanya
akan kembali, sedangkan yang menetap hanyalah amalnya”. (HR.At-Tirmidzi).

Selama ini kita sibuk mengurus yang dua perkara tersebut ; harta dan keluarga, kita
lalaikan yang satu. Padahal yang satu itulah yang akan menemani kita. Kalau kita
mengaku sebagai orang yang bertakwa, maka mari kita siapkan diri kita
menghadap hari kematian itu.

َ ‫×) الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْكبَرْ هللاُ اَ ْكبَرْ َو هللِ ْا‬3( ْ‫هللاُ اَكبَر‬.
‫لح ْم ُد‬

Jamaah Idul Fithri yang dimuliakan Allah …


Allah Swt bercerita tentang balasan yang telah Ia siapkan untuk orang-orang yang
bertakwa:

ْ ‫ات َواَأْلرْ ضُ ُأ ِع َّد‬


)133( َ‫ت لِ ْل ُمتَّقِين‬ ُ ْ‫ ِإلَى َم ْغفِ َر ٍة ِم ْن َربِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة َعر‬t‫ارعُوا‬
ُ ‫ضهَا ال َّس َم َو‬ ِ ‫َو َس‬
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa”. (Qs. Al ‘Imran [3]: 33).

Kemudian dalam ayat selanjutnya Allah menyebutkan sifat-sifat yang bertakwa


tersebut:

َ‫) َوالَّ ِذين‬134( َ‫نِين‬t‫اس َوهَّللا ُ ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِس‬ ِ َّ‫ظَ َو ْالعَافِينَ َع ِن الن‬t‫ضرَّا ِء َو ْالكَا ِظ ِمينَ ْال َغ ْي‬ َّ ‫الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ فِي ال َّسرَّا ِء َوال‬
‫رُّ وا َعلَى مَا‬t‫ُص‬ َ ُ‫ذن‬tُّ t‫ ُر ال‬tِ‫ لِ ُذنُوبِ ِه ْم َو َم ْن يَ ْغف‬t‫ هَّللا َ فَا ْستَ ْغفَرُوا‬t‫اح َشةً َأوْ ظَلَ ُموا َأ ْنفُ َسهُ ْم َذ َكرُوا‬
ِ ‫وب ِإاَّل هَّللا ُ َولَ ْم ي‬ ِ َ‫ِإ َذا فَ َعلُوا ف‬
‫ ِدينَ فِيهَا َونِ ْع َم‬tِ‫ات تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا اَأْل ْنهَا ُر خَال‬ ٌ َّ‫ك َج َزاُؤ هُ ْم َم ْغفِ َرةٌ ِم ْن َربِّ ِه ْم َو َجن‬ َ ‫) ُأولَِئ‬135( َ‫فَ َعلُوا َوهُ ْم يَ ْعلَ ُمون‬
َ‫َأجْ ُر ْال َعا ِملِين‬

“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun


sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-
orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu
balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya
mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik
pahala orang-orang yang beramal”. (Qs. Al ‘Imran [3]: 134-136).

َّ ‫الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ فِي ال َّسرَّا ِء َوال‬


Sifat pertama: ‫ضرَّا ِء‬

(orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit)


Pada bulan Ramadhan kita diingkatkan kepada penderitaan saudara-saudara kita
yang tidak seberuntung kita. Kalau kita lapar hanya 14 jam, maka mereka mungkin
lapar 14 hari atau lebih dari itu. Kalau kita haus hanya sesaat, maka mereka
menahan haus dan penderitaan dalam sebagian dari usia mereka. Rasa empati
tersebut langsung kita wujudkan dalam bentuk membayar zakat Fitrah.
Paling tidak hari ini kita berbagi kepada saudara-saudara kita yang kurang
beruntung agar dapat merayakan hari raya ini dalam keadaan perut kenyang. Akan
tetapi tujuan yang sebenarnya adalah agar puasa menyentuh hati dan perasaan kita
yang pada akhirnya kita menyisihkan 2,5 persen dari rezeki yang dititipkan Allah
kepada kita, untuk kita berikan kepada mereka. Karena sebenarnya itu adalah milik
mereka. Allah berfirman,

ِ ‫) لِلسَّاِئ ِل َو ْال َمحْ ر‬24( ‫ق َم ْعلُو ٌم‬


‫ُوم‬ ٌّ ‫َوالَّ ِذينَ فِي َأ ْم َوالِ ِه ْم َح‬

“Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang
(miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau
meminta)”. (Qs. Al-Ma’arij [70]: 24).

Kadar iman kita ditentukan sejauh mana kepedulian kita terhadap saudara-
saudara kita, Rasulullah SAW bersabda:

‫ ِه‬DD‫ا ُيحِبُّ لِ َن ْف ِس‬DD‫ ِه َم‬DD‫ ُد ُك ْم َح َّتى ُيحِبَّ َألخِي‬DD‫ْؤ مِنُ َأ َح‬DDُ‫ ال ي‬:‫ا َل‬DD‫لم – َق‬DD‫ه وس‬DD‫لى هللا علي‬DD‫ ص‬- ِّ‫س َع ِن ال َّن ِبى‬
ٍ ‫ َعنْ َأ َن‬.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah Saw bersabda: “Salah seorang kamu
belum beriman, hingga ia mengasihi saudaranya seperti ia mengasihi
dirinya sendiri”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

َ D‫ِين ْال َغ ْي‬


Sifat yang kedua: ‫ظ‬D َ ‫( َو ْال َكاظِ م‬orang-orang yang menahan amarahnya).
Rasulullah Saw bersabda:

«‫ب‬ َ ‫ك َن ْف َس ُه عِ ْندَ ْال َغ‬


ِ ‫ض‬ ُ ِ‫ ِإ َّن َما ال َّشدِي ُد الَّذِى َي ْمل‬، ‫ْس ال َّشدِي ُد ِبالص َُّر َع ِة‬
َ ‫ » لَي‬.

“Orang yang kuat bukanlah orang yang menang bergulat, akan tetapi orang
yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika ia marah”.
(HR. al-Bukhari).

Pada bulan Ramadhan kita mampu mengendalikan amarah, maka


semangat pengendalian amarah itu kita bawa ke luar Ramadhan.

َ ‫( َو ْال َعاف‬mema'afkan (kesalahan) orang).


ِ ‫ِين َع ِن ال َّن‬
Sifat yang ketiga: ‫اس‬

Ada orang yang mampu menahan amarah, tapi sulit untuk memaafkan
kesalahan orang lain. Orang yang bertakwa memiliki kedua sifat ini;
mampu menahan amarah, sekaligus memaafkan kesalahan orang lain. Tak
ada manusia yang tidak bersalah,

ِ ‫ َقا َل « ُك ُّل اب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- َّ‫س َأنَّ ال َّن ِبى‬
َ ‫ر ْال َخ َّط‬Dُ ‫ْن آدَ َم َخ َّطا ٌء َو َخ ْي‬
َ ‫اِئين ال َّتوَّ اب‬
‫ُون‬ ٍ ‫» َعنْ َأ َن‬.

Dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Semua


anak Adam (manusia) itu bersalah, dan sebaik-baik orang-orang yang
bersalah adalah orang-orang yang bertaubat (dari kesalahannya)”. (HR. at-
Tirmidzi). Manusia yang baik bukanlah manusia yang tidak bersalah,
karena tak ada manusia yang luput dari silap dan salah. Manusia yang baik
adalah manusia yang pernah berbuat salah, kemudian memperbaiki
dirinya. Mari kita berjiwa besar untuk memohon maaf atas segala
kesalahan kita. Di waktu yang sama, kita juga membuka pintu maaf atas
segala kesalahan orang lain. Allah menjanjikan balasan yang besar bagi
orang-orang yang sabar:

ٍ ‫ُون َأجْ َر ُه ْم ِب َغي ِْر ح َِسا‬


‫ب‬ ِ ‫ الص‬D‫ِإ َّن َما ي َُو َّفى‬
َ ‫َّابر‬

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan


pahala mereka tanpa batas”. (Qs. az-Zumar [39]: 10).

Dengan menahan amarah yang diiringi pemberian maaf maka kita dapat
menjalin silaturahim yang tulus. Menjalin silaturahim berarti kita telah
menjalin hubungan baik dengan Allah Swt, Rasulullah SAW bersabda
dalam sebuah hadits Qudsi:

‫ا‬D‫ ْل ُت ُه َو َمنْ َق َط َع َه‬D‫ص‬


َ ‫لَ َها َو‬D‫ص‬ ُ ‫ َأنا َ هللا َو َأ َنا الرَّ حْ َمنُ َخلَ ْق‬:َّ‫قا َ َل هللاُ َع َّز َو َجل‬
ُ ‫ت الرَّ ِح َم َو َش َق ْق‬
َ ‫ت لَ َها مِنْ اِسْ مِيْ َف َمنْ َو‬
‫َق َطعْ ُت ُه‬

Allah berfirman, “Aku adalah Allah, Aku adalah Yang Maha Penyayang.
Aku ciptakan rahim dan aku ambil dari nama-Ku. Siapa yang
menyambungkan tali silaturahim, maka aku jalin hubungan dengannya dan
orang yang memutuskan tali silaturahim, maka Aku putuskan hubungan
dengannya”. (HR.Al-Hakim).

Sifat yang keempat:


‫ا‬DD‫ َعلَى َم‬D‫وب ِإاَّل هَّللا ُ َولَ ْم يُصِ رُّ وا‬
َ ‫الذ ُن‬ ِ ‫ ل ُِذ ُن‬D‫ِإ َذا َف َعلُوا َفا ِح َش ًة َأ ْو َظلَمُوا َأ ْنفُ َس ُه ْم َذ َكرُوا هَّللا َ َفاسْ َت ْغ َفرُوا‬
ُّ ‫وب ِه ْم َو َمنْ َي ْغفِ ُر‬
َ ‫َف َعلُوا َو ُه ْم َيعْ لَم‬
‫ُون‬

(Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya


diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-
dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui).

Selalu berzikir mengingat Allah dan memohon ampunan-Nya, karena


hanya Allah saja yang dapat mengampuni semua dosa, tentu saja
permohonan ampunan itu dengan taubat yang sebenarnya. Allah Swt
berfirman:

َ ‫يا َأ ُّي َها الَّذ‬


‫ِين َآ َم ُنوا ُتوبُوا ِإلَى هَّللا ِ َت ْو َب ًة َنصُوحً ا‬

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan


taubatan Nashuha”. (Qs. At-Tahrim [66]: 8).

Apakah taubat Nashuha itu?! Menurut Ibnu Abbas, setidaknya mesti ada
tiga unsur di dalamnya:

‫ر َأنْ اَل َيعُودَ إلَ ْي ِه َأ َب ًدا‬Dُ ‫ان َواِإْلضْ َما‬ ِ ‫ال َّن َد ُم ِب ْال َق ْل‬
ِ ‫ب َوااِل سْ ت ِْغ َفا ُر ِباللِّ َس‬
• Penyesalan di dalam hati.
• Beristighfar memohon ampun dengan lisan.
• Bertekad untuk tidak mengulanginya untuk selama-lamanya.

Itulah sifat-sifat orang yang bertakwa.


Itulah orang-orang yang disebutkan Rasulullah SAW,

)‫ان ِإي َما ًنا َواحْ ت َِسابًا ُغف َِر لَ ُه َما َت َق َّد َم مِنْ َذ ْن ِب ِه (البخاري ومسلم‬
َ ‫ض‬ َ ْ‫ َمن‬.
َ ‫صا َم َر َم‬

“Siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan karena hanya


mengharapkan ridha Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
(HR.Al-Bukhari dan Muslim).
Sebaliknya, orang-orang yang tidak memiliki sifat-sifat itu, maka ia
tergolong dalam sabda Rasulullah SAW,

َّ‫و ُع َورُب‬DD‫ْس َل ُه مِنْ صِ َيا ِم ِه ِإالَّ ْال ُج‬


َ ‫اِئم لَي‬
ٍ ‫ص‬ َ َّ‫ « رُب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬:‫َعنْ َأ ِبى ه َُري َْر َة َقا َل‬
‫ْس لَ ُه مِنْ قِ َيا ِم ِه ِإالَّ ال َّس َه ُر‬
َ ‫اِئم لَي‬
ٍ ‫» َق‬.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda: “Berapa banyak orang yang
berpuasa, akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali
hanya lapar saja. Dan berapa banyak orang yang melaksanakan
Qiyamullail, akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari Qiyamullailnya
melainkan hanya sekedar tidak tidur saja”. (HR.An-Nasa’i).

Jika kita mampu menjadi orang-orang yang bertakwa, maka Allah berjanji
akan membukakan pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi:

‫ا ُنوا‬D‫ا َك‬D‫م ِب َم‬Dْ ‫ ْذ َنا ُه‬D‫ذبُوا َفَأ َخ‬D ِ ْ‫ َما ِء َواَأْلر‬D‫الس‬


َّ ‫ض َو َلكِنْ َك‬ ٍ ‫ا‬D‫ا َعلَي ِْه ْم َب َر َك‬D‫وا لَ َف َتحْ َن‬Dْ ‫َولَ ْو َأنَّ َأهْ َل ْالقُ َرى َآ َم ُنوا َوا َّت َق‬
َّ ‫ت م َِن‬
َ ‫َي ْكسِ ب‬
‫ُون‬

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah


Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya”. (Qs. al-A’raf [7]: 96).

Jika kita mampu menjadi orang yang bertakwa, maka Allah akan berikan
solusi terhadap permasalahan yang kita hadapi dan Ia berikan rezeki
dengan cara yang tidak terduga:

ُ ‫) َو َيرْ ُز ْق ُه مِنْ َحي‬2( ‫َو َمنْ َي َّت ِق هَّللا َ َيجْ َع ْل لَ ُه َم ْخ َرجً ا‬


ُ‫ْث اَل َيحْ َتسِ ب‬

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan


baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya”. (Qs. ath-Thalaq [65]: 2).

Jika kita mampu menjadi orang yang bertakwa, maka Allah akan ampuni
dosa-dosa kita, bahkan akan melipatgandakan amal shaleh yang kita
lakukan:

‫َو َمنْ َي َّت ِق هَّللا َ ُي َك ِّفرْ َع ْن ُه َس ِّيَئ ا ِت ِه َويُعْ ظِ ْم لَ ُه َأجْ رً ا‬


“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengampuni
kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya”.
(Qs. ath-Thalaq [65]: 5).

Semua kembali kepada kita, mari kita jadikan puasa yang telah kita
laksanakan itu sebagai ibadah yang dapat membentuk diri kita,
mengampuni dosa-dosa kita, melipatgandakan balasan amal ibadah kita
dan balasan kebaikan untuk kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang
bertakwa, orang-orang yang mendapatkan ampunan dari Allah SWT, amin
ya Robbal’alamin.

Anda mungkin juga menyukai