Anda di halaman 1dari 15

Turunan

Garis Singgung dan Garis Normal


Pembahasan
1. GARIS SINGGUNG DAN GARIS NORMAL

Arti geometri dari turunan fungsi di satu tititk adalah gradien garis singgung
pada grafik fungsinya. Jika suatu fungsi terdiferensialkan di satu titik dan
turunan pertamanya kontinu di sekitar titik itu, maka persamaan garis
singgung di titik itu dapat ditentukan. Turunan pertamanya ditentukan dengan
aturan menentukan turunan, definisi turunan, turunan implisit, atau turunan
parameter. Garis singgung dan garis normal pada suatu fungsi didefinisikan
sebagai berikut di bawah ini.

Definisi

Misalkan fungsi f terdiferensialkan pada selang terbuka I yang memuat c dan fungsi
turunan pertama f ’ kontinu pada I.

Garis singgung pada fungsi f di c didefinisikan sebagai garis yang melalui titik (c, f(c))
dengan gradien

mgs = 𝒇′ (𝒄)

Garis normal pada grafik fungsi f di c didefinisikan sebagai garis yang melalui (c, f(c))
dan tegak lurus pada garis singgungnya.

Catatan Dari syarat dua garis saling tegak lurus, jika mgs = 𝑓 ′ (𝑐), dan 𝑓 ′ (𝑐) ≠ 0, maka
gradien garis normalnya adalah

𝒎𝒈𝒏 = −𝟏⁄𝒇′ (𝒄)

Persamaan Garis Singgung

Jika titik P (x1, y1) terletak pada kurva y = f(x), maka persamaan garis singgung kurva
yang memlaui titik tersebut adalah :

𝒚 − 𝒚𝟏 = 𝒎(𝒙 − 𝒙𝟏 )

dimana m adalah gradien (kemiringan) garis, dengan 𝑚 = 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑦 ′


CONTOH SOAL :

Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x³ – 3x di titik (2, 2) dan gambarkan
grafiknya.

Penyelesaian :

f(x) = x³ – 3x

f ‘(x) = 3x² – 3

m = f ‘(2) = 12 – 3 = 9

Jadi, persamaan garis singgungnya adalah

y – y1 = m(x – x1)

y – 2 = 9 (x – 2)

y – 2 = 9x – 18

y = 9x – 16

20
15
10
5
0
-3 -2 -1 -5 0 1 2 3 4
-10
-15
-20
-25
-30
-35
-40
Kurva Persamaan Garis Singgung

CONTOH SOAL

Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x4 – 7x2 + 20 di titik yang berabsis 2
dan gambarkan grafiknya.

Penyelesaian :

Jika x = 2 maka kita dapat mencari y


y = x4 – 7x2 + 20 = y = 24 – 7.22 + 20 = 16 – 28 + 20 = 8

sehingga didapat titik singgung nya pada kurva (2, 8)

gradien garis singgung nya adalah :

m = y’ = 4x3 – 14 x = 4.23 – 14.2 = 32 – 28 = 4

Jadi, persamaan garis singgungnya adalah

y – y1 = m(x – x1)

y – 8 = 4(x – 2)

y – 8 = 4x – 8

y = 4x

10000

8000

6000

4000

2000

0
-15 -10 -5 0 5 10 15

-2000

Kurva Persamaan Garis Singgung

CONTOH SOAL

Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal pada kurva y = x2 + x + 1 dan
melalui titik yang berabsis −1 serta gambarkan grafiknya.

Penyelesaian :

Pada kurva y = x2 + x + 1 dan melalui titik yang berabsis −1 titik singgungnya adalah
(−1,y) karena baru diketahui absis x = −1
y = (−1)2 + (−1) + 1 = 1

jadi titik singgungnya (−1,1)

y = x2 + x + 1 , y' = 2x + 1 → m = 2(−1) + 1 = −1

Persamaan garis singgung nya adalah ;

Melalui (−1, 1) dan bergradien m = −1

y − y1 = m(x − x1)

y – 1 = −1(x + 1)

y=−x

Gradien garis normal nya pada titik (−1, 1) adalah

𝒎𝒈𝒏 = −𝟏⁄𝒇′ (𝒄)

−𝟏
Gradien garis normalnya yang melalui titik (-1, 1) adalah 𝒎𝒈𝒏 = −𝟏⁄𝒇′ (𝒄) = −𝟏 = 𝟏

sehingga persamaan garis normalnya adalah

𝑦 − 𝑦1 = 𝑚𝑔𝑛 (𝑥 − 𝑥1 )

𝑦 − 1 = 1(𝑥 + 1)

𝒚=𝒙+𝟐

120

100

80

60

40

20

0
-15 -10 -5 0 5 10 15

-20

Kurva Garis Singgung Garis Normal


2. DIFERENSIAL DAN HAMPIRAN
𝑑𝑦
Kita telah menggunakan cara penulisan Leibniz untuk turunan y terhadap x. Sampai
𝑑𝑥
𝑑𝑦
sekarang, kita telah memperlakukan sebagai lambang belaka dan tidak mencoba
𝑑𝑥

memberikan arti tersendiri pada dy dan dx.

Untuk memberikan gambaran dari definisi tersebut, andaikan P (x0, y0) adalah titik tetap
pada grafik y = f(x), seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

y = f(x)
dy
y

P (x0, y0)
dx
garis
singgung
x

Dengan P sebagai titik asal, perkenalkan sumbu-sumbu koordinat baru (sumbu-sumbu dx


dan dy) sejajar dengan sumbu-sumbu x dan y yang lama. Dalam sistem koordinat yang baru
ini, garis singgung di P secara khas mempunyai persamaan sederhana, yakni dy = m dx,
dimana m adalah kemiringannya. Tetapi kemiringan m terhadap sistem koordinat baru sama
saja seperti terhadap sistem xy lama. jadi, m = 𝑓′ (x0), sehingga persamaan garis singgung
boleh dituliskan

𝑑𝑦 = 𝑓 ′ (𝑥0 )𝑑𝑥

Kegunaan gagasan ini terletak pada kenyataan dasar bahwa garis singgung tersebut sangat
dekat pada kurva y = f(x) di sekitar P (x0, y0). Lihat gambar di bawah ini!

y = f(x)
y

∆y
dy
P (x0, y0)
∆x

garis
singgung
x0 x0 + ∆x x
Jadi jika x mendapatkan pertambahan kecil ∆x = dx, pertambahan yang berpadanan dalam
y pada kurva adalah ∆y = f(x0 + ∆x) – f(x0), sedangkan pada garis singgung adalah dy =
𝑓 ′ (𝑥0 )∆𝑥. Tetapi dy merupakan suatu hampiran terhadap ∆y dan hanya berupa konstanta
kali ∆x, yang secara normal lebih mudah di hitung.

DIFERENSIAL TERDEFINISI Berikut adalah definisi formal dari diferensial

Definisi

(Diferensial). Andaikan y = f(x) terdiferensialkan di x dan andaikan bahwa dx,


diferensial dari peubah bebas x, menyatakan pertambahan sebarang dari x.
Diferensial yang bersesuaian dengan dy dari peubah tak-bebas y didefinisikan oleh

𝑑𝑦 = 𝑓 ′ (𝑥)𝑑𝑥

Sekarang anda perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, karena dy = 𝑓′ (x) dx,
𝒅𝒚
pembagian kedua ruas oleh dx menghasilkan 𝒇′ (𝒙) = anda dapat melakukannya;
𝒅𝒙

menafsirkan turunan sebagai suatu hasilbagi dua diferensial.

Kedua, bersesuaian dengan setiap aturan turunan, ada aturan diferensial yang diperoleh
dari bentuk sebelumnya dengan mengalikannya pada dx.

Aturan Turunan Aturan Diferensial

𝑑𝑘
1. =0 1. 𝑑𝑘 = 0
𝑑𝑥

𝑑(𝑘𝑢) 𝑑𝑢
2. =𝑘 2. 𝑑 (𝑘𝑢) = 𝑘 𝑑𝑢
𝑑𝑥 𝑑𝑥

𝑑(𝑢+𝑣) 𝑑𝑢 𝑑𝑣
3. = + 3. 𝑑 (𝑢 + 𝑣 ) = 𝑑𝑢 + 𝑑𝑣
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥

𝑑(𝑢𝑣) 𝑑𝑣 𝑑𝑢
4. =𝑢 +𝑣 4. 𝑑 (𝑢𝑣 ) = 𝑢 𝑑𝑣 + 𝑣 𝑑𝑢
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥

𝑑𝑢 𝑑𝑣
𝑑(𝑢/𝑣) 𝑣( )−𝑢( ) 𝑢 𝑣 𝑑𝑢−𝑢 𝑑𝑣
5. = 𝑑𝑥 𝑑𝑥 5. 𝑑( ) =
𝑑𝑥 𝑣2 𝑣 𝑣2

𝑑(𝑢𝑛 ) 𝑑𝑢
6. = 𝑛𝑢𝑛−1 6. 𝑑 (𝑢𝑛 ) = 𝑛𝑢𝑛−1 𝑑𝑢
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Ketiga, meskipun definisi dy menganggap bahwa x y adalah sebuah peubah bebas,
anggapan tersebut tidak penting. Andaikan y = f(x), dengan x = g(t). Maka t adalah peubah
bebas dan x dan y keduanya bergantung padanya. Sekarang

𝑑𝑥 = 𝑔′ (𝑡) 𝑑𝑡

dan karena

𝑦 = 𝑓(𝑔(𝑡))

𝑑𝑦 = 𝑓 ′ (𝑔(𝑡)) 𝑔′ (𝑡) 𝑑𝑡

= 𝑓 ′ (𝑥) 𝑑𝑥

Perhatikan bahwa dy ternyata adalah 𝑓 ′ (𝑥) 𝑑𝑥, sama halnya seperti jika x adalah peubah
bebas.

Akhirnya, Hati-hatilah membedakan turunan dan diferensial. Mereka tidak sama. Bila
𝑑𝑦
anda menulis Dxy atau 𝑑𝑥
, berarti anda menggunakan lambang untuk turunan, sebaliknya

bila anda menuliskan dy, maka anda menyatakan diferensial.

CONTOH SOAL

Cari dy jika

(a) y = x3 – 3x + 1
(b) 𝑦 = √𝑥 2 + 3𝑥
(c) 𝑦 = sin(𝑥 4 − 3𝑥 2 − 11)

Penyelesaian. Jika kita mengetahui bagaimana menghitung turunan, maka kita


tahu bagaimana menghitung diferensial. Kita hanya menghitung turunan dan
mengalikannya dengan dx.

(a) dy = (3x2 – 3) dx
1
1 2𝑥+3
(b) 𝑑𝑦 = 2 (𝑥 2 + 3𝑥)−2 (2𝑥 + 3)𝑑𝑥 = 𝑑𝑥
2√𝑥 2 +3𝑥

(c) 𝑑𝑦 = cos(𝑥 4 − 3𝑥 2 + 11) . (4𝑥 3 − 6𝑥)𝑑𝑥


HAMPIRAN

Diferensial akan memainkan beberapa peranan, tetapi untuk sekarang ini penggunaan
utamanya adalah dalam peyediaan hampiran-hampiran.

Andaikan y = f(x), seperti yang diperlihatkan dalam gambar di bawah ini

y y = f(x)

∆y
dy
f(x+∆x)

f(x)

x x + ∆x x

f(x + ∆x) ≈ f(x) + dy

Bilamana x diberikan tambahan ∆x, maka y menerima tambahan yang berpadanan ∆y, yang
dapat dihampiri oleh dy. Jadi , f(x + ∆x) dihampiri oleh :

𝑓 (𝑥 + ∆𝑥) ≈ 𝑓 (𝑥) + 𝑑𝑦 = 𝑓 (𝑥) + 𝑓 ′ (𝑥)∆𝑥

CONTOH SOAL

Andaikan anda memerlukan hampiran yang baik terhadap √4.6 dan √8.2 , tanpa
menggunakan kalkulator. Apa yang mungkin anda kerjakan ?

Penyelesaian.

Lihat grafik dari 𝑦 = √𝑥 dibawah ini!


dx = -0.8
dx = 0.6 𝑦 = √𝑥
dy = -0.133
3

2 dy = 0.15

√9 = 3
1 √4 = 2

1 2 3 4 4.6 5 6 7 8 8.2 9 10

Bilamana x berubah dari 4 ke 4.6 maka √𝑥 berubah dari √4 = 2 ke √4 + dy (secara


hampiran).

Sekarang

1 1
𝑑𝑦 = 𝑥 −1/2 𝑑𝑥 = 𝑑𝑥
2 2√𝑥

sedangkan di x = 4 dan dx = 0.6 mempunyai nilai

1 0.6
𝑑𝑦 = (0.6) = = 0.15
2√4 4

jadi : √𝟒. 𝟔 ≈ √𝟒 + 𝒅𝒚 = 𝟐 + 𝟎. 𝟏𝟓 = 𝟐. 𝟏𝟓

Serupa, di x = 9 dan dx = - 0.8 ;

1 −0.8
𝑑𝑦 = (−0.8) = = 0.133
2√9 6

karena itu,

√𝟖. 𝟐 ≈ √𝟗 + 𝒅𝒚 = 𝟑 − 𝟎. 𝟏𝟑𝟑 = 𝟐. 𝟖𝟔𝟕

PENAKSIRAN GALAT (ERROR)

Berikut adalah masalah khas dalam sains. Seseorang peneliti mengukur peubah x
tertentu yang bernilai x0 dengan galat yang mungkin berukuran ±∆x. Nilai x0 kemudian
dipakai menghitung nilai y0 untuk y yang tergantung pada x. Nilai y0 tercemar oleh galat
dalam x, tetapi seberapa buruk? Prosedur baku adalah menaksir galat ini dengan
memakai sarana diferensial.

CONTOH SOAL

Rusuk kubus diukur dengan panjang 11.4 cm dengan kemungkinan galat ± 0.05 cm.
Hitung volume kubus dan berikan suatu taksiran galat dalam nilai ini.

Penyelesaian

Volume kubus V yang rusuknya x adalah V = x3. Jadi dV = 3x2 dx. Jika x = 11.4 dan dx =
0.05, maka V = (11.4)3 ≈ 1482 dan

dV = 3 (11.4)2 (0.05) ≈ 19

Jadi, kita dapat melaporkan volume kubus sebagai 1482 ± 19 cm3.

3. HAMPIRAN TAYLOR TERHADAP FUNGSI

HAMPIRAN LINEAR

Pemikiran di balik hampiran diferensial yang diperkenalkan sebelumnya adalah


menghampiri suatu kurva di dekat sebuah titik dengan menggunakan garis singgung
pada titik tersebut. Lihat gambar di bawah ini! Persamaan garis singgung pada kurva y =
f(x) di (a, f(a)) adalah

𝑦 = 𝑓(𝑎) + 𝑓 ′ (𝑎)(𝑥 − 𝑎)

y y = f(x)

y = f(a) + f’(a)(x-a)

(a, f(a))

a x x
Secara langsung ini menuju ke Hampiran Linear

𝒇(𝒙) ≈ 𝒇(𝒂) + 𝒇′ (𝒂)(𝒙 − 𝒂)

Polinom Linear 𝑃1 (𝑥) = 𝑓(𝑎) + 𝑓 ′ (𝑎)(𝑥 − 𝑎) disebut Polinom Taylor Orde 1 pada a untuk
f(x), menurut matematikawan Inggris, Brook Taylor (1658-1731). Kita dapat
mengharapkan P1(x) merupakan suatu hampiran yang baik terhadap f(x) hanya di dekat x
= a.

CONTOH SOAL

Carilah P1(x) pada a = 1 untuk f(x) = ln x dan gunakan untuk menghampiri ln (0.9) dan ln
(1.5)

Penyelesaian :

1
Karena f(x) = ln x, maka 𝑓′(x) = ; maka f(1) = 0 dan 𝑓 ′ (1) = 1. Karenanya :
𝑥

𝑃1 (𝑥) = 0 + 1(𝑥 − 1) = 𝑥 − 1

Akibatnya :

ln 𝑥 ≈ 𝑥 − 1

ln(0.9) ≈ 0.9 − 1 = −0.1

ln(1.5) ≈ 1.5 − 1 = 0.5

POLINOM TAYLOR ORDE n

Polinom kuadrat unik yang memenuhi kondisi-kondisi ini (Polinom Taylor orde 2
pada a) adalah :

𝑓"(𝑎)
𝑃2 (𝑥) = 𝑓(𝑎) + 𝑓 ′ (𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑥 − 𝑎)2
2
Hampiran kuadrat yang berpadanan adalah

𝒇"(𝒂)
𝒇(𝒙) ≈ 𝒇(𝒂) + 𝒇′ (𝒂)(𝒙 − 𝒂) + (𝒙 − 𝒂)𝟐
𝟐

CONTOH SOAL

Carilah P2(x) pada a = 1 untuk f(x) = ln x dan gunakan untuk menghampiri ln (0.9) dan ln
(1.5)

Penyelesaian :

1 −1
Karena f(x) = ln x, maka 𝑓′(x) = 𝑥 ; dan 𝑓"(𝑥) = 𝑥2
maka f(1) = 0 , 𝑓 ′ (1) = 1 , 𝑓"(1) = −1

Jadi :

1
𝑃2 (𝑥) = 0 + 1(𝑥 − 1) − (𝑥 − 1)2
2

Akibatnya :

1
ln 𝑥 ≈ (𝑥 − 1) − (𝑥 − 1)2
2

1
ln(0.9) ≈ (0.9 − 1) − (0.9 − 1)2 = −0.1050
2

1
ln(1.5) ≈ (1.5 − 1) − (1.5 − 1)2 = 0.3750
2

Polinom Taylor orde n pada a; yaitu polinom orde ke-n Pn

𝑓"(𝑎) 𝑓 (𝑛) (𝑎)


𝑃𝑛 (𝑥) = 𝑓(𝑎) + 𝑓 ′ (𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑥 − 𝑎)2 + ⋯ + (𝑥 − 𝑎)𝑛
2! 𝑛!

Hampiran yang berpadanan adalah


′ (𝒂)(𝒙
𝒇"(𝒂) 𝟐
𝑓 (𝑛) (𝑎)
𝒇(𝒙) ≈ 𝒇(𝒂) + 𝒇 − 𝒂) + (𝒙 − 𝒂) + ⋯ + (𝑥 − 𝑎)𝑛
𝟐! 𝑛!

Dalam hal a = 0, polinom Taylor peringkat n disederhanakan menjadi Polinom Maclaurin


orde n. Polinom ini memberikan hampiran yang sahih dekat x = 0, yakni

𝑓"(0) 2 𝑓 (𝑛) (0) 𝑛


𝑓(𝑥) ≈ 𝑓(0) + 𝑓 ′ (0)𝑥 + 𝑥 + ⋯+ 𝑥
2! 𝑛!

CONTOH SOAL

Cari polinom-polinom Maclaurin orde n untuk ex dan cos x. Kemudian hampiri e-0.2 dan
cos (0.2) dengan menggunakan n = 4.

Penyelesaian. Perhitungan turunan-turunan yang diperlukan diperlihatkan pada tabel

pada x = 0 pada x = 0
f(x) ex 1 cos x 1
f ’ (x) ex 1 - sin x 0
f “ (x) ex 1 - cos x -1
f(3) ex 1 sin x 0
f(4) ex 1 cos x 1
f(5) ex 1 - sin x 0
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

Diperoleh bahwa

1 2 1 3 1 4 1
𝑒𝑥 ≈ 1 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + ⋯ + 𝑥𝑛
2! 3! 4! 𝑛!

1 1 1
cos 𝑥 = 1 − 2! 𝑥 2 + 4! 𝑥 4 − ⋯ + (−1)𝑛/2 𝑛! 𝑥 𝑛 (n genap)
Jadi dengan menggunakan n = 4 dan x = 0.2, kita peroleh

1 1 1
𝑒 0.2 ≈ 1 + 0.2 + (0.2)2 + (0.2)3 + (0.2)4 = 1.2214
2! 3! 4!

1 1
cos(0.2) = 1 − (0.2)2 + (0.2)4 ≈ 0.9800667
2! 4!

DaftarPustaka

1. ___. e-paper. http://rumus-matematika.com/bagaimana-mencari-persamaan-garis-


singgung-kurva/
2. ___. e-paper. http://www.aksiomaid.com/Matematika/Penyelesaian-
Soal/0117010200000000/Aplikasi-Turunan/PERSAMAAN-GARIS-SINGGUNG-DAN-
GARIS-NORMAL/2/3
3. Martono, Koko, Drs, M.Si. 1999. Kalkulus. ITB Bandung. Penerbit Erlangga.
4. M. Sc, Kasmina, Drs, et.al, 2008. Matematika 3, Program Keahlian Teknologi,
Kesehatan, dan Pertanian, untuk SMK dan MAK kelas XII. Jakarta. Penerbit
Erlangga.
5. Purcell, Edwin J dan Varberg, Dale. 1990. KALKULUS dan Geometri Analitis. Jilid 1.
Jakarta. Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai