Anda di halaman 1dari 23

IV.

Perhitungan Gaya Prategang, Eksentrisitas dan Tendon

1. Gaya prategang awal dan eksentrisitas tendon

Besar gaya prategang dihitung berdasarkan tegangan ijin beton pada kondisi transfer yaitu

saat beton mencapai 80% kuat tekan.

Tegangan ijin beton pada kondisi awal berdasarkan RSNIT-12-2004 sbb :

Tegangan ijin tekan fci = 0.6 fci = 19,92 MPa

Tegangan ijin tarik fti = 0.25 (fci^0.5) = 1,44 MPa

Jarak titik berat balok ke alas, yb = 0,8166 m

Modulus penampang atas, Sa = 0,2676 m3

Modulus penampang bawah, Sb = 0,2895 m3

Luas penampang, A = 0,6695 m2

Jarak titik berat tendon ke alas, Z0 = 0,15 m

Momen akibat berat sendiri balok M_BS = 1920,63 kN.m

Eksentrisitas tendon, es = yb - Z0

= 0,6666 m

Tegangan pada serat atas

- Pt Pt . es Mbs
+ - = 0.25 . (fci^0.5)
A Sa Sa

- Pt Pt . es 1920,634
+ - = 1440,486 kPa
0,6695 0,2676 0,2676

0,071616 - Pt + 0,119431 Pt - 344,1131 = 69,06719

Pt_a = 8641,306 kN
Tegangan pada serat bawah

- Pt Pt . es Mbs
- + = 0.25 . (fci^0.5)
A Sb Sb

- Pt Pt . es 1920,634
- + = 19920,00 kPa
0,6695 0,2895 0,2895

0,083816 - Pt - 0,129203 Pt + 372,2695 = 1117,801

Pt_b = 6995,023 kN

Gaya prategang awal ditentukan : Tegangan pada serat bawah

Pt = 6995,023 kN

2. Jumlah tendon dan strands

DATA STRANDS CABLE - STANDAR VSL

Jenis strands ASTM A-416 grade 270

Tegangan leleh strand fyp 1675 MPa

Kuat tarik strand fpu 1860 MPa

Diameter nominal strands 12,7 mm 1/2in

Luas tampang nominal satu strands Ast 98,7 mm2

Beban putus minimal satu strands P_bs 183,7 kN

Jumlah kawat untaian (strands cable) 14 kawat/tendon

Diameter selubung dt 100 mm

Luas tampang tendon Aps 1381,94 mm2

Beban putus satu tendon P_bl 2571,8 kN

Modulus elastis strands Es 193000 MPa

Gaya prategang awal Pt = 6995,023 kN

Beban putus 1 tendon P_bl = 2571,8 kN

Beban putus minimal 1 strands P_bs = 183,7 kN

Jumlah tendon dan strands dihitung berdasarkan gaya prategang saat jacking.

Gaya Prategang saat jacking dihitung sebagai berikut :

Pj = Pt / 0,85 = 8229,439 kN

Pj = 0.85 . P_bl . nt
- Jumlah tendon yang diperlukan

Pj 8229,439
nt = = = 3,76 tendon
0,85 . P_bl 2186,03

Jumlah tendon yang diperlukan = 4,00 tendon

- Jumlah strands yang diperlukan

Pj 8229,439
nt = = = 52,70 tendon
0,85 . P_bs 156,145

Jumlah strands yang diperlukan = 56,00 tendon

Strands/ Jmlh
Tendon
tendon Strands
Tendon baris ke-1 nt_1 3 14 42

Tendon baris ke-2 nt_2 1 14 14

Total 4 56

Presentase tegangan leleh pada saat jacking :

P0 = Pt / (0,85 . ns . P_bs) = 80% Kurang dari 85% OK

Gaya prategang yang terjadi akibat jacking

Pj = P0 . (ns . P_bs) = 8229,439 kN

Gaya prategang efektif, diperkirakan kehilangan gaya prategang 31%

P_eff = (100% - 31%) . Pj = 5678,313 kN

Luas baja prategang yang dipakai,

Aps = ns . A_st = 5527,2 mm2

Tegangan baja prategang saat jacking,

fpj = Pj / Aps = 1488,898 MPa

Berdasarkan RSNIT-12-2004 pasal 4.4.3.2.2 tegangan ijin tarik baja prategang pada kondisi transfer tidak

boleh melebihi nilai berikut.

0,94 . fyp = 0,94 1675 = 1574,50 MPa Memenuhi

0,85 . fpu = 0,85 1860 = 1581,00 MPa Memenuhi

Tegangan baja prategang pada saat transfer tidak melebihi tegangan ijin, maka baja prategang aman terhadap

tegangan tarik pada saat jacking.


V. Tata Letak Tendon

1. Zona Aman Tendon

Zona aman tendon direncanakan dengan peninjauan momen pada tengah bentang, seperempat bentang, dan

ujung bentang balok prategang. Persamaan momen pada tengah bentang dan seperempat bentang adalah sbb :

Bentang L = 30,00 m
Beban Momen
Q P 1/2L 1/4L Ujung
Jenis
kN/m kN kN.m 0

Girder (bs) 17,0723 1920,634 1440,475 0

Berat sendiri (MS) 29,8298 3355,853 2516,889 0

Mati tambahan (MA) 2,9415 330,919 248,189 0

Lalu lintas (TD) 16,65 126,91 2824,950 1880,756 0

M0 = M_bs + 50%.M_Ma 2086,093 1564,570

MT=M_MS+M_MA+M_TD 6511,721 4645,835

Penempatan tendon pada girder diposisikan pada daerah tekan yang tidak melebihi tekanan ijin saat transfer.

Penempatan tendon ditempatkan diantara batas atas dan bawah. Perhitungan batas bawah dan atas sebagai berikut :

a. Batas bawah tendon

Gaya prategang awal Pt = 6995,023 kN

Luas penampang girder PCI A = 0,6695 m2

Inersia PCI I = 0,236411 m4

Titik berat PCI Ya = 0,883408 m

Yb = 0,816592 m

Tegangan ijin tarik awal fu = 1440,486 kPa

Radius girasi r2 = I/A

= 0,353116 m2

Batas kern bawah kb = r2 / Ya

= 0,39972 m

Batas bawah di tengah bentang a_min = M0 / Pt

= 0,298225 m

Eksentrisitas tendon eb = a_min + kb

= 0,697945 m
Letak tendon yang paling optimum adalah pada daerah eksentrisitas maksimum.
Daerah eksentrisitas maksimum adalah daerah eksentrisitas yang menghasilkan tegangan tarik yang masih di bawah
tegangan tarik ijin.
Zona tendon dapat diperlebar sehingga dapat menghasilkan tegangan tarik pada beton, tetapi tidak melebihi tegangan
ijin yang disyaratkan.
Eksentrisitas maksimum pada batas bawah dapat dihitung dengan persamaan berikut.

eb' = ( fti . kb . An ) / Pi

= 0,055109 m

eb_max = eb + eb'

= 0,753054 m

Perhitungan batas bawah tendon pada beberapa bentang sbb :

Tidak terjadi tarik Terjadi tarik


Jarak M0
Bagian a_min eb eb' eb_max

(m) (kN.m) (m) (m) (m) (m)


Tengah
1/2L 15 2086,093 0,2982 0,6979 0,05511 0,7531
bentang

Seperemp
1/4L 7,5 1564,570 0,2237 0,6234 0,05511 0,6785
at bentang

Ujung Ujung 0 0,000 0,0000 0,3997 0,05511 0,4548

b. Batas atas tendon

Gaya prategang efektif P_eff = 5678,313 kN

Luas penampang komposit Ac = 0,9323 m2

Inersia komposit Ic = 0,4198 m4

Titik berat komposit Yac = 0,8062 m

Ybc = 1,0938 m

Tegangan ijin tarik akhir fts = 0.5 (fc'^0.5)

= 3221,025 kPa

Radius girasi r2 = Ic / Ac

= 0,450279 m2

Batas kern bawah kt = r2 / Yac

= 0,411675 m

Batas bawah di tengah bentang a_max = MT / P_eff

= 1,14677 m

Eksentrisitas tendon et = a_max - kt

= 0,735095 m
Pada desain gelagar ini, diijinkan tegangan tarik pada beton prategang, maka batas bawah dapat diperlebar.
Pertambahan lebar dapat dihitung dengan persamaan berikut ini.

et' = ( fts . kt . Ac ) / Peff

= 0,2177 m

et_max = et - et'

= 0,5174 m

Perhitungan batas atas tendon pada beberapa bentang sbb :

Tidak terjadi tarik Terjadi tarik


Jarak MT
Bagian a_max et et' et_max

(m) (kN.m) (m) (m) (m) (m)


Tengah
1/2L 15 6511,721 1,1468 0,7351 0,21771 0,5174
bentang
Seperemp
1/4L 7,5 4645,835 0,8182 0,4065 0,21771 0,1888
at bentang
Ujung Ujung 0 0,000 0,0000 -0,4117 0,21771 -0,6294

1,90
1,80
1,70
1,60
1,50
1,40
1,30
1,20
1,10
1,00
0,90
0,80
0,70
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
2. Tata Letak Posisi Tendon

Tata letak posisi tendon direncanakan berdasarkan peninjauan pada tengah bentang (Pot B) dan ujung balok

pada tumpuan (Pot A)

a. Posisi tendon di tengah bentang (Potongan A)


Strands/ Jmlh
Tendon
tendon Strands
Tendon baris ke-1 nt_1 3 14 42

Tendon baris ke-2 nt_2 1 14 14

Total 4 56

Ditetapkan jarak alas balok ke as baris tendon ke-1 a = 0,10 m

Jarak titik berat tendon ke alas balok Z0 = 0,15 m

Jarak titik berat balok ke alas yb = 0,8166 m

Eksentrisitas tendon es = 0,6666 m

Jumlah strand pada baris ke-1 ns_1 = 42 strands

Jumlah strand pada baris ke-2 ns_2 = 14 strands

Jumlah total strand ns 56 strands

Diameter selubung tendon dt = 0,1 m

Jarak vertikal antara as tendon (yd) ns . Z0 = ns_1 . a + ns_2 . (a + yd)

yd = ns . Z0 - ns_1 . a
-a
ns_2
yd = 0,2 m

Syarat jarak bersih antar ducting dari produk VSL 0.7 dt = 0,07 m

Jarak bersih antar selubung tendon yd-dt = 0,1 m > 0.7dt

OK

b. Posisi tendon di tumpuan (Potongan B)

Ditetapkan jarak tendon baris ke-4 terhadap alas a' = 0,35 m

Menentukan jarak antar as tendon (y'd) dengan cara menghitung momen statis tiap tiap tendon.

Momen statis dihitung dengan cara mengalikan jumlah strands tiap tendon dengan jarak as tendon dengan as tendon
terbawah.

Statis Momen Tendon di Tumpuan


Jarak As Tendon
Jumlah
Baris dengan As Tendon Statis Momen
ni Strands
Tendon Terbawah
nsi ni . yd' nsi . yd'

1 0 14 0 yd' 0 yd'

2 1 14 1 yd' 14 yd'

3 2 14 2 yd' 28 yd'

4 3 14 3 yd' 42 yd'

Σ(ni . yd') 84 yd'

ye = yb - a' = 0,4666 m

Menghitung jarak antar as tendon (yd'), digunakan persamaan berikut.

Σ(ni . yd') = ns . ye

yd' = 0,3111 m

Jarak bersih antar selubung tendon yd' - dt = 0,2111 m > 0.7 dt OK

c. Eksentrisitas masing-masing tendon


Eksentrisitas tendon dalam perhitungan posisi tendon merupakan jarak vertikal tendon di tumpuan dan di lapangan.
Untuk menghitung eksentrisitas masing-masing tendon terlebih dahulu menentukan letak masing-masing tendon di
tumpuan dan di lapangan

Posisi Tendon di Tumpuan bentang dengan posisi tendon (X = 0)

Baris 1 Z1' = a' + 3 yd' = 1,283 m

Baris 2 Z2' = a' + 2 yd' = 0,972 m

Baris 3 Z3' = a' + 1 yd' = 0,661 m

Baris 4 Z4' = a' + 0 yd' = 0,350 m


Posisi Tendon di Tengah bentang dengan posisi tendon X=15 a = 0,10

Tendon 1 Z1 = a + yd = 0,300 m

Tendon 2 Z2 = a = 0,100 m

Tendon 3 Z3 = a = 0,100 m

Tendon 4 Z4 = a = 0,100 m

Eksentrisitas tiap tendon

Tendon 1 = Z1' - Z1 = 0,983 m

Tendon 2 = Z2' - Z2 = 0,872 m

Tendon 3 = Z3' - Z3 = 0,561 m

Tendon 4 = Z4' - Z4 = 0,250 m

d. Lintasan inti tendon

Lintasan inti Tendon dihitung dengan persamaan

Persamaan lintas tendon Y = 4 . f . (X / L^2) . (L - X)

Panjang bentang balok L = 30,00 m

eksentrisitas f = es = 0,6666 m

Jarak Eksentrisitas Tendon Jarak Eksentrisitas Tendon

X Y X Y

(m) (m) (m) (m)

0 0

1 0,086 16 0,664

2 0,166 17 0,655

3 0,240 18 0,640

4 0,308 19 0,619

5 0,370 20 0,593

6 0,427 21 0,560

7 0,477 22 0,521

8 0,521 23 0,477

9 0,560 24 0,427

10 0,593 25 0,370

11 0,619 26 0,308

12 0,640 27 0,240

13 0,655 28 0,166

14 0,664 29 0,086

15 0,667 30 0,000
tendon berada di antara batas atas dan batas bawah zona aman tendon, maka penempatan tendon pada balok
prategang menerus sudah tepat.

1,90
1,80
1,70
1,60
1,50
1,40
1,30
1,20
1,10
1,00
0,90
0,80
0,70
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
e. Lintasan masing-masing tendon

Panjang bentang jembatan L = 30,00 m

Titik berat balok terhadap alas yb = 0,8166 m

Eksentrisitas inti tendon es = fo = 0,6666 m

Posisi tiap tendon dan eksentrisitas masing-masing tendon

Posisi tendon di tumpuan Posisi tendon di tumpuan Posisi tendon di tumpuan


No
Zi' Zi fi
Tendon
(m) (m) (m)

1 1,283 0,300 0,983

2 0,972 0,100 0,872

3 0,661 0,100 0,561

4 0,350 0,100 0,250

Persamaan lintasan tendon yang digunakan adalah

Persamaan lintas tendon Zi = Zi' - 4 . fi . (X / L^2) . (L - X)

Panjang bentang balok L = 30,00 m

Inti Lintasan Masing-Masing Tendon


Jarak
Tendon
X
Z Tendon 1 (Z1) Tendon 2 (Z2) Tendon 3 (Z3) Tendon 4 (Z4)

(m) (m) (m) (m) (m) (m)

0 0,8166 1,283 0,972 0,661 0,350


1 0,7307 1,156 0,860 0,589 0,318
2 0,6507 1,038 0,755 0,521 0,288
3 0,5766 0,929 0,658 0,459 0,260
4 0,5085 0,829 0,569 0,402 0,234
5 0,4463 0,737 0,488 0,349 0,211
6 0,3900 0,654 0,414 0,302 0,190
7 0,3396 0,580 0,348 0,260 0,171
8 0,2952 0,514 0,290 0,222 0,154
9 0,2567 0,457 0,240 0,190 0,140
10 0,2241 0,409 0,197 0,162 0,128
11 0,1974 0,370 0,162 0,140 0,118
12 0,1767 0,339 0,135 0,122 0,110
13 0,1619 0,317 0,116 0,110 0,104
14 0,1530 0,304 0,104 0,102 0,101
15 0,1500 0,300 0,100 0,100 0,100
1,90
1,80
1,70
1,60
1,50
1,40
1,30
1,20
1,10
1,00
0,90
0,80
0,70
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
0 5 10 15 20 25 30
VI. Kehilangan Gaya Prategang (Loss of Prestress)

Kehilangan gaya prategang (Loss of Prestress) dikelompokkan menjadi 2 yaitu kehilangan gaya prategang jangka
pendek dan kehilangan gaya prategang jangka panjang.

1. Kehilangan gaya prategang jangka pendek

Kehilangan gaya prategang jangka pendek terjadi pada saat proses transfer gaya prategang, dan terjadi pada waktu
singkat. Kehilangan gaya prategang jangka pendek meliputi perpendekan elastis beton, dudukan angkur, dan friksi.

a. Kehilangan akibat dudukan angkur

Saat gaya prategang disalurkan ke angkur, angkur tertarik masuk berkisar antara 2-7mm.

Pergesean angkur ∆_A = 2 mm = 0,002 m

Modulus elastisitas Es = 193000 MPa

Panjang tendon L = 30,00 m

Kehilangan prategang akibat pergeseran angkur dihitung dengan persamaan berikut.


∆𝑓 = (∆_A / L) . Es = 12,867 MPa

b. Kehilangan tegangan akibat friksi/gesekan tendon

Metode penarikan baja prategang yang digunakan adalah pascatarik dengan penarikan dilakukan pada dua sisi
gelagar.

Eksentrisitas tendon = es = eb = 0,697945 m

Panjang tendon = L = 30,00 m

Tegangan baja saat jacking = fpj / fpi = 1488,898 MPa

Koefisien Wobble = K = 0,002

Koefisien kelengkungan = 𝜇 = 0,2

Sudut tendon = 𝛼 = (8.es)/L = 0,186119 radian


Kehilangan tegangan akibat gesekan tendon :
∆𝑓 = fpj [1-e^({- . } - {K.L})]

= 137,94 MPa

c. Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastis beton

Transfer gaya prategang yang dilakukan dalam 2 tahap, dimana 2 tendon ditarik secara bersamaan dan bergantian.

Luas penampang A = 0,6695 m2

Momen inersia penampang Ix = 0,2364 m4

Eksentrisitas tendon es = 0,6979 m4

Berat jenis beton wc = 25,50 kN/m3

Kuat tekan fc' = 41,5 MPa

Modulus elastisitas beton pada saat transfer

fci = 33,2 MPa

Eci = 0,43 . Wc^1,5 . (fci^0,5)

= 31904,19 MPa

Modulus elastisitas baja Es = 193000 MPa

Jumlah total strands ns = 56 strands

Luas baja prategang yang Aps = 5527,2 mm2

Momen akibat berat sebdiri M_BS = 1920,63 kNm

Rasio modulus baja dan beton n = Es / Eci = 6,0494

Tegangan baja prategang setelah dikurangi kehilangan tegangan akibat pengangkuran dan gesekan :

fpi = 𝑓 ∆𝑓 ∆𝑓
= 1338,090 MPa

Gaya prategang setelah kehilangan gaya prategang akibat pengangkuran dan gesekan.

Pi = fpi . Aps

= 7395890 N

= 7395,89 kN

Tegangan beton di pusat berat tendon saat transfer.

𝑃 𝑃 .𝑒 𝑀 .𝑒
𝑓 =
𝐴 𝐼 𝐼𝑥

= 20616 kN/m2

= 20,62 MPa

Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastis.


∆𝑓 = n. fcs = 124,71 MPa
Kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton.

Penarikan dibagi menjadi 2 tahap, 1 tarikan untuk 2 tendon. Total tendon 4.

∆𝑓 = 1 = 62,36 MPa
. ∆𝑓
𝑛

Tegangan baja prateganag setelah transfer.

fps = 𝑓 ∆𝑓 ∆𝑓 ∆𝑓
= 1275,733 MPa

Gaya prategang setelah transfer.

Pt = Aps . fps

= 7051231 N

= 7051,231 kN

2. Kehilangan Gaya Prategang Jangka Panjang

Kehilangan gaya prategang jangka Panjang terjadi akibat rangkak, susut dan relaksasi tendon.

a. Kehilangan tegangan akibat pengaruh rangkak (creep)


Nilai KCR ditentukan dari sistem penarikan baja prategang yang digunakan. Sistem penarikan baja prategang
menggunakan sistem pascatarik sehingga nilai KCR adalah sebagai berikut.

KCR = 1,60 (pasca tarik)

Modulus elastisitas tendon, Es = 193000 MPa

Modulus elastisitas beton prategang Ec = 35669,97 MPa

n = Es/Ec 5,411

Gaya prategang setelah transfer Pt = 7051,231 kN

Luas penampang PCI Ac = 0,6695 m2

Momen inersia PCI Ic = 0,41978 m4

Momen akibat berat sendiri PCI M_BS = 1920,63 kNm

Titik berat balok komposit yb = 1,0938 m

Jarak titik berat tendon ke alas, Z0 = 0,15 m

Eksentrisitas tendon balok komposit es' = yb - Z0

= 0,9438 m

Tegangan beton di pusat berat tendon

- Pt Pt . (es')^2 Mbs . es'


fcs = - +
Ac Ic Ic

= -10532,1 - 14961,6 + 4318,1

= -21175,6 kPa

= -21,175608 MPa
Momen akibat beban mati tambahan MMA = 330,919 kN.m

Tegangan beton di pusat berat tendon akibat beban mati tambahan.

MMA . Es'
fcsd =
Ic

= 743,9894 kPa

= 0,743989 MPa

Kehilangan tegangan akibat pengaruh rangkak dihitung dengan persamaan.

∆𝑓 = n . KCR (fcs - fcsd )

= 176,8794 MPa

b. Kehilangan tegangan akibat pengaruh susut (shringkage)

Metode perawatan yang digunakan adalah perawatan basah 7 hari.

t = 30 hari

Es = 193000 MPa

∈ = 0,00082 (Regangan susut ultimit)

Regangan susut dengan perawatan basah,

t
∈ = ∈
35 + t

= 0,000351

Kehilangan gaya prategang akibat susut dihitung dengan persamaan


∆𝑓 = ∈ . 𝐸𝑠

= 67,82571 MPa

c. Kehilangan tegangan akibat relaksasi tendon (relaxation of tendon)

Tegangan leleh tendon, fpy = 1675 MPa

Tegangan baja prategang setelah transfer, fps = 1275,73 MPa

Jembatan direncanakan untuk 50 tahun. = 438000 jam

Tendon menggunakan low relaxation tendon, maka kehilangan tegangan akibat relaksasi beton adalah:
∆𝑓 log 𝑡 𝑓
= 𝑓 . 0,55 = 33,8470 MPa
45 𝑓
Rekapitulasi kehilangan gaya prategang
Tegangan
Level Tegangan baja (%)
MPa

Tegangan baja prategang saat jacking 1488,898 100

Kehilangan tegangan akibat pergeseran angkur (anchorage friction) 12,867 0,86

Kehilangan tegangan akibat gesekan kabel (jack friction) 137,942 9,26

Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastis beton (elastic shorte 62,357 4,19

fps 1275,733 85,68

Kehilangan tegangan akibat rangkak beton (creep) 176,879 11,88

Kehilangan tegangan akibat susut beton (shringkage) 67,826 4,56

Kehilangan tegangan akibat relaksasi tendon (relaxation of tendon) 33,847 2,27

Kehilangan Tegangan Total (loss of prestress) 491,718 33,03

Tegangan akhir (f eff ) 997,181 66,97

Gaya prategang efektif adalah Peff = Aps . f eff

= 5511618 N

Peff = 5511,618 kN
VII. Tegangan Pada Penampang Balok

Tegangan ijin beton pada kondisi transfer sebagai berikut :

Tegangan tekan fci = 0.6 fci = 19,92 MPa

Tegangan tarik fti = 0.25 (fci^0.5) = 1,44 MPa

Tegangan ijin beton pada kondisi layan sebagai berikut :

Tegangan tekan fc = 0.45 fc = 18,68 MPa

Tegangan tarik ft = 0.5 (fc^0.5) = 3,22 MPa

1, Tegangan beton pada tahapan pembebanan

a. Kondisi awal (Saat transfer)

Gaya prategang awal Pt = 6995,023 kN

Momen akibat berat sendiri balok M_BS = 1920,63 kN.m

Luas penampang girder A = 0,6695 m2

Eksentrisitas tendon es = 0,6666 m

Modulus penampang atas Sa = 0,2676 m3

Modulus penampang bawah Sb = 0,2895 m3

Tegangan yang terjadi pada serat atas

Syarat tegangan pada serat atas tidak boleh melebihi 0,6.fci.

- Pt Pt . es Mbs
fca = + -
A Sa Sa

-6995,023 6995,023 0,6666 1920,63


= + -
0,6695 0,2676 0,2676

= -10448,131 + 17423,81 - 7176,926

= -201,24 kPa

= -2,01 MPa < 0,6 fci Tegangan di serat atas AMAN

Tegangan yang terjadi pada serat bawah

Syarat tegangan pada serat atas tidak boleh melebihi 0,6.fci.

- Pt Pt . es Mbs
fcb = - +
A Sb Sb

-6995,023 6995,02 0,6666 1920,63


= - +
0,6695 0,2895 0,2895

= -10448,131 - 16105,97 + 6634,104


= -19920,00 kPa

= -199,20 MPa < 0,6 fci Tegangan di serat bawah AMAN

-10448,1 kPa 17423,81 kPa -7176,93 kPa -2,01 kPa

-10448,1 kPa -16105,97 kPa 6634,104 kPa -199,20 kPa

b. Kondisi setelah pengecoran

Gaya prategang awal Peff = 5511,618 kN

Momen akibat berat sendiri balok M_BS = 1920,63 kN.m

Luas penampang girder A = 0,6695 m2

Eksentrisitas tendon es = 0,6666 m

Modulus penampang atas Sa = 0,2676 m3

Modulus penampang bawah Sb = 0,2895 m3

Momen akibat berat pengecoran Mp = 1040,625 kN.m

Lebar pelat 1,85 m

P Girder 30,00 m

Tebal cor 200 mm

Berat jenis beton segar 25 kN/m3

Beban merata 9,25 kN/m

Tegangan yang terjadi pada serat atas

Syarat tegangan pada serat atas tidak boleh melebihi 0,45.fc.

- Peff Peff . es Mbs + Mp


fca = + -
A Sa Sa

-5511,618 5511,618 0,6666 1920,63 1040,625


= + -
0,6695 0,2676 0,2676

= -8232,4386 + 13728,82 - 11065,48


= -5569,10 kPa

= -55,69 MPa < 0,45 fc Tegangan di serat atas AMAN

Tegangan yang terjadi pada serat bawah

Syarat tegangan pada serat atas tidak boleh melebihi 0,45.fc.

- Peff Peff . es Mbs + Mp


fcb = - +
A Sb Sb

-5511,62 5511,62 0,6666 1920,63 1040,63


= - +
0,6695 0,2895 0,2895

= -8232,4386 - 12690,45 + 10228,55

= -10694,33 kPa

= -106,94 MPa < 0,45 fc Tegangan di serat atas AMAN

-8232,44 kPa 13728,82 kPa -11065,5 kPa -55,69 kPa

-8232,44 kPa -12690,45 kPa 10228,55 kPa -106,94 kPa

c. Kondisi balok komposit

Gaya prategang awal Peff = 5511,618 kN

Momen akibat berat sendiri balok M_BS = 1920,63 kNm

Momen akibat berat pengecoran Mp = 1040,63 kNm

Luas penampang girder/ balok komposit Ac = 0,9323 m2

Titik berat balok komposit - terhadap alas ybc = 1,0938 m

Titik berat tendon terhadap alas Z0 = 0,15 m

Eksentrisitas tendon balok komposit es' = 0,9438 m

Modulus penampang atas pelat Sp = 0,5207 m3

Modulus penampang atas balok komposit Sac = 0,6924 m3

Modulus penampang bawah balok komposit Sbc = 0,3838 m3


Tegangan yang terjadi pada serat atas

Syarat tegangan pada serat atas tidak boleh melebihi 0,45.fc.

- Peff Peff . es' Mbs + Mp


fca_com = + -
Ac Sac Sac

-5511,618 5511,618 0,9438 1920,63 1040,63


= + -
0,9323 0,6924 0,6924

= -5912,0627 + 7512,07 - 4276,509

= -2676,50 kPa

= -26,77 MPa < 0,45 fc Tegangan di serat atas AMAN

Tegangan yang terjadi pada serat bawah

Syarat tegangan pada serat atas tidak boleh melebihi 0,45.fc.

- Peff Peff . es' Mbs + Mp


fcb_com = - +
Ac Sbc Sbc

-5511,618 5511,618 0,9438 1920,63 1040,63


= - +
0,9323 0,3838 0,3838

= -5912,0627 - 13553,51 - 7715,807

= -11749,76 kPa

= -117,50 MPa < 0,45 fc Tegangan di serat atas AMAN

-5912,06 kPa 7512,07 kPa -4276,51 kPa -26,77 kPa

-5912,06 kPa -13553,51 kPa 7715,807 kPa -117,50 kPa


2, Tegangan Akibat Beban

Modulus penampang atas pelat Sp = 0,5207 m3

Modulus penampang atas balok komposit Sac = 0,6924 m3

Modulus penampang bawah balok komposit Sbc = 0,3838 m3

a. Tegangan akibat beban berat sendiri

Momen akibat berat sendiri MS = 3355,85 kNm

Tegangan di serat atas pelat

- MS -3355,85
fac = = = -6445,22 kPa
Sp 0,5207

= -6,445 MPa

Tegangan di serat atas balok

- MS -3355,85
fac = = = -4846,36 kPa
Sac 0,6924

= -4,846 MPa

Tegangan di serat bawah balok

- MS -3355,85
fac = = = -8743,95 kPa
Sbc 0,3838

= -8,744 MPa

b. Tegangan akibat beban mati tambahan

Momen akibat beban mati tambahan MA = 330,92 kNm

Tegangan di serat atas pelat

- MS -330,92
fac = = = -635,56 kPa
Sp 0,5207

= -0,636 MPa

Tegangan di serat atas balok

- MS -330,92
fac = = = -477,897 kPa
Sac 0,6924

= -0,478 MPa
Tegangan di serat bawah balok

- MS -330,92
fac = = = -862,236 kPa
Sbc 0,3838

= -0,862 MPa

c. Tegangan akibat beban lajur "D"

Momen akibat beban lajur "D" TD = 2824,95 kNm

Tegangan di serat atas pelat

- MS -2824,95
fac = = = -5425,58 kPa
Sp 0,5207

= -5,426 MPa

Tegangan di serat atas balok

- MS -2824,95
fac = = = -4079,66 kPa
Sac 0,6924

= -4,080 MPa

Tegangan di serat bawah balok

- MS -2824,95
fac = = = -7360,64 kPa
Sbc 0,3838

= -7,361 MPa

Anda mungkin juga menyukai