Alquran
Alquran
145. Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan
kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapk ﷲan Perkataan yang benar.
MATERI POKOK
Iqra’ dan Al Qur’an
Belajar Melafadzkan / mengucapkan Huruf Arab (Makhraj )
Membaca Iqra I – VI Dengan Benar
Belajar ilmu Tajwid
Belajar Irama / Lagu dalam membaca Al Qur’an
Menghafal
Do’a – Do’a Penting
Do’a sebelum belajar
Do’a untuk kedua orang tua
Do’a sebelum makan
Do’a sesudah makan
Do’a sebelum tidur
Do’a bangun tidur
Do’a masuk masjid
Do’a keluar masjid
Do’a kafaratul majlis
Do’a masuk rumah
Do’a keluar rumah
Do’a / dzikir sebelum berwudhu
Do’a / dzikir setelah berwudhu
Wirid
Dzikir / Wirid Pagi hari dan petang (Al Ma’surat)
Dzikir dan Do’a setelah Shalat
Praktek Ibadah
Wudhu dan Tayamum
Dzikir / Do’a sebelum wudhu
Tata cara Wudhu yang benar
Dzikir / do’a setelah wudhu
Shalat
Tata cara gerakan shalat dari awal – akhir
Bacaan shalat yang benar
Dzikir dan do’a setelah shalat
Game / Permainan
Game melatih kecepatan berfikir
Teka teki silang
Cerdas cermat
Game melatih kerjasama
Game melatih kekompakan
Game melatih konsentrasi
Game melatih daya ingat
Dll
Keterangan:
Mau’idzah Hasanah
A. Ceramah Umum / bayan (aqidah, syari’ah, muamalah)
B. Kajian kitab pilihan (Targhib wa tarhib, Bulughul Maram dan Riyadussalihin)
Pokok Ibadah
Adzan dan Iqomah
Mempelajari lafadz adzan dan iqamah secara tertulis
Mengenal arti / ma’na kalimat adzan dan iqamah secara tertulis
Shalat
C1.Shalat Secara Umum
Tata cara / kaifiyah shalat (gerakan)
Bacaan dalam shalat
Mengetahui ma’na / arti bacaan shalat
Dzikir – dzikir setelah shalat
Al Qur’an
Membaca Al Qur’an dengan benar
Memahami ma’na / arti per-kata didalam Al Qur’an
Keterangan / tafsir (penjelasan kandungan Al Qur’an)
Imam Shalat
Di Pulau papagarang terdiri dari satu masjid dan dua musholla. Ana menempati masjid yang imam
tetapnya sudah ada. Namun mereka member kesempatan kepada ana untuk ngimami pada waktu
shalat isak. Untuk dua musholla yang lain itu ana sedah pernah kunjungi semua dan mengadakan
ceramah. Jumlah ma’mum untuk sholat rawatib rata – rata sekitar 10 sampai 30 orang
Kutbah Jum’at
Kutbah Jum’at di masjid babussalam, satusatunya masjid di pulau ini yang dibuat sholat jum’at olh
orang satu pulau. Mereka punya khatib sendiri, namun juga member kesempatan kepada ana untuk
khutbah.
KELUARGA
LEMBAGA TPQ
Tiga komponen tersebut adalah sebagai satu kesatuan dalam melaksanakan kurikulum TPQ
Terpadu.
A. Masyarakat sebagai basis pendidikan
B. Keluarga sebagai unsur peserta didik
C. Lembaga TPQ sebagai Pelaksana Pendidikan
Kurikulum Berbasis “Annajah”
TAMAN PENDIDIKAN AL-QURAN TERPADU
(TPQ TERPADU “DARUL ULUM”)
1 komentar:
Poskan Komentar
Definisi & Pengertian Sholat Fardhu / Wajib Lima Waktu
Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah shalat adalah suatu
perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan
persyaratkan yang ada.
Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil
baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.
Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu :
1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur
C. Rukun Shalat
Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang mampu membatalkan
shalat kita, contohnya seperti :
1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi
2. Berkata-kata kotor
3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat
4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma'ninah.
SHOLAT
I. Pendahuluan
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus
dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.
Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang)
salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan
agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat.
Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim
mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.
Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas
tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.
I. Pengertian Shalat
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih
mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita
beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)
Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah
yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-
Syidiqi, 59)
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan
Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari
beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam
Bashari Assayuthi, 30)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah
kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan
penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-
Nya.
4. Shalat Is’ya
Waktunya: sejak hilangnya mega merah di langit hingga terbit fajar. Kira – kira pukul 19.00
– 04.30 malam
5. Shlat Shubuh
Waktunya : sejak terbitnya fajar (shodiq) hingga terbit matahari. Kira – kira pukul 04.00 –
5.30 pagi
KESIMPULAN
1. Shalat merupakan penyerahan diri secara talalitas untuk menghadap Tuhan, dengan
perkataan dan perbuatan menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara
2. Shalat merupakan kewajiban bagi kaum muslimin yang mukallaf tanpa kecuali
3. Hikmah mendidirkan shalat yaitu:
a. Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar
b. Shalat mendidik perbuatan baik dan jujur
c. Shalat akan membangun etos kerja
A.Pengertian Sholat Berjamaah
Shalat berjamaah merupakan syi'ar islam yang sangat agung, menyerupai shafnya malaikat
ketika mereka beribadah, dan ibarat pasukan dalam suatu peperangan, ia merupakan sebab
jerjalinnya saling mencintai sesama muslim, saling mengenal, saling mengasihi, saling menyayangi,
menampakkan kekuatan, dan kesatuan. Allah menysyari'atkan bagi umat islam berkumpul pada
waktuwaktu tertentu, di antaranya ada yang setiap satu hari satu malam seperti shalat lima waktu,
ada yang satu kali dalam seminggu, seperti shalat jum'at, ada yang satu tahun dua kali di setiap
Negara seperti dua hari raya, dan ada yang satu kali dalam setahun bagi islam keseluruha seperti
wukuf di arafah, ada pula yang dilakukan pada kondisi tertentu seperti shalat istisqa' dan shalat
khusuf. Shalat berjamaah wajib atas setiap muslim yang mukallaf, laki-laki yang mampu, untuk shalat
lima waktu, baik dalam perjalanan maupun mukim, dalam keadaan aman, maupun takut.
Jika mengamati hadits-hadits yang berkaitan dengan shalat berjamaah, barangkali kita dapat
menyimpulkan sendiri bahwa hukum shalat berjamaah “nyaris” wajib. Bagaimana tidak, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan bahwa hanya ada tiga hal yang dapat menjadi alasan bagi
kita untuk meninggalkan shalat berjamaah; hujan deras, sakit, dan ketiduran. Di luar itu, beliau akan
sangat murka melihat umat Islam menyepelekan shalat berjamaah.
Perhatian besar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ini cukup beralasan. Karena di dalam
shalat berjamaah terdapat banyak hikmah dan manfaat bagi umat Islam, baik untuk maslahat dien,
dunia, dan akhirat mereka. Berikut ini beberapa hikmah dan manfaat yang bisa diunduh umat Islam
dari shalat berjamaah.
1. Allah telah mensyariatkan pertemuan bagi umat ini pada waktu-waktu tertentu. Ada yang
dilaksanakan secara berulang kali dalam sehari semalam, yaitu shalat lima waktu dengan berjamaah
di masjid. Ada juga pertemuan yang dilaksanakan sekali dalam sepekan, yaitu shalat Jum'at. Ada juga
yang dilangsungkan setelah pelaksanaan ibadah yang agung, dan terulang dua kali setiap tahunnya.
Yaitu Iedul Fitri sesudah pelaksanaan ibadah puasa Ramadlan dan Iedul Adha sesudah pelaksanaan
ibadah Haji. Dan ada juga yang dilaksakan setahun sekali yang dihadiri umat Islam dari seluruh
penjuru negeri, yaitu wukuf di Arafah. Semua ini untuk menjalin hubungan persaudaraan dan kasih
sayang sesama umat Islam, juga dalam rangka membersihkan hati sekaligus dakwah ke jalan Allah,
baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.
2. Sebagai bentuk ibadah kepada Allah melalui pertemuan ini dalam rangka memperoleh pahala
dari-Nya dan takut akan adzab-Nya.
3. Menanamkan rasa saling mencintai. Melalui pelaksanaan shalat berjamaah, akan saling
mengetahui keadaan sesamanya. Jika ada yang sakit dijenguk, ada yang meninggal di antarkan
jenazahnya, dan jika ada yang kesusahan cepat dibantu. Karena seringnya bertemu, maka akan
tumbuh dalam diri umat Islam rasa cinta dan kasih sayang.
4. Ta'aruf (saling mengenal). Jika orang-orang mengerjakan shalat secara berjamaah akan terwujud
ta'aruf. Darinya akan diketahui beberapa kerabat sehingga akan tersambung kembali tali silaturahim
yang hampr putus dan terkuatkan kembali yang sebelumnya telah renggang. Dari situ juga akan
diketahui orang musafir dan ibnu sabil sehingga orang lain akan bisa memberikan haknya.
5. Memperlihatkan salah satu syi'ar Islam terbesar. Jika seluruh umat Islam shalat di rumah mereka
masing-masing, maka tidak mungkin diketahui adanya ibadah shalat di sana.
6. Memperlihatkan kemuliaan kaum muslimin. Yaitu jika mereka masuk ke masjid-masjid dan keluar
secara bersamaan, maka orang kafir dan munafik akan menjadi ciut nyalinya.
7. Memberi tahu orang yang bodoh terhadap syariat agamanya. Melalui shalat berjamaah, seorang
muslim akan mengetahui beberapa persoalan dan hukum shalat yang sebelumnya tidak
diketahuinya. Dia bisa mendengarkan bacaan yang bisa dia petik manfaat sekaligus dijadikan
pelajaran. Dia juga bisa mendengarkan beberapa bacaan dzikir shalat sehinga lebih mudah
menghafalnya. Dari sini, orang yang belum mengetahui tentang syariat shalat, khususnya, bisa
mengetahuinya.
8. Memberikan motifasi bagi orang yang belum bisa rutin menjalankan shalat berjamaah, sekaligus
mengarahkan dan membimbingnya seraya saling mengingatkan untuk membela kebenaran dan
senantiasa bersabar dalam menjalankannya.
9. Membiasakan umat Islam untuk senantiasa bersatu dan tidak berpecah belah. Dalam berjamaah
terdapat kekuasaan kecil, karena terdapat imam yang diikuti dan ditaati secara tepat. Hal ini akan
membentuk pandangan berIslam secara benar dan tepat tentang pentingnya kepemimpinan
(imamah atau khilafah) dalam Islam.
10. Membiasakan seseorang untuk bisa menahan diri dari menuruti kemauan egonya. Ketika dia
mengikuti imam secara tepat, tidak bertakbir sebelum imam bertakbir, tidak mendahului gerakan
imam dan tidak pula terlambat jauh darinya serta tidak melakukan gerakan bebarengan dengannya,
maka dia akan terbiasa mengendalikan dirinya.
11. Membangkitkan perasaan orang muslim dalam barisan jihad, sebagaimana yang Allah
firmankan,
وص
ٌ صُ ص ًّفا َكَأ َّن ُه ْم ُب ْنيَانٌ َم ْر
َ سبِيلِ ِه ُّ ِإنَّ هَّللا َ ُيح
َ ِب الَّذِينَ ُي َقاتِلُونَ فِي
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. Ash Shaff: 4)
Orang yang mengerjakan shalat lima waktu dengan berjamaah dan membiasakan untuk
berbaris rapi, lurus dan rapat, akan menumbuhkan dalam dirinya kesetiaan terhadap komandan
dalam barisan jihad sehingga dia tidak mendahului dan tidak menunda perintah-peritnahnya.
12. Menumbuhkan perasaan sama dan sederajat dan menghilang status sosial yang terkadang
menjadi sekat pembatas di antara mereka. Di sana, tidak ada pengistimewaan tempat bagi orang
kaya, pemimpin, dan penguasa. Orang yang miskin bisa berdampingan dengan yang kaya, rakyat
jelata bisa berbaur dengan penguasa, dan orang kecil bisa duduk berdampingan dengan orang besar.
Karena itulah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk menyamakan shaff (barisan)
shalat. Beliau bersabda, "janganlah kalian berselisih yang akan menyebabkan perselisihan hati-hati
kalian." (HR. Muslim)
13. Dapat terlihat orang fakir miskin yang serba kekurangan, orang sakit, dan orang-orang yang suka
meremehkan shalat. Jika terlihat orang memakai pakaian lusuh dan tampak tanda kelaparan dan
kesusahan, maka jamaah yang lain akan mengasihi dan membantunya. Jika ada yang tidak terlihat di
masjid, akan segera diketahui keadaannya, apakah sakit atau meremehkan kewajiban shalat
berjamaah. Orang yang sakit akan dijenguk dan diringankan rasa sakit dan kesusahannya, sedangkan
orang yang meremehkan shalat akan cepat mendapat nasihat sehingga akan tercipta suasana saling
tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.
14. Akan menggugah keinginan untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
para shabatnya. Melalui shalat berjamaah, umat Islam bisa membayangkan apa yang pernah dijalani
oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama para shabatnya. Sang imam seolah menempati
tempat Rasulullah yang para jamaah seolah menempati posisi sahabat.
15. Berjamaah menjadi sarana turunnya rahmat dan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
16. Akan menumbuhkan semangat dalam diri seseorang untuk meningkatkan amal shalihnya
dikarenakan ia melihat semangat ibadah dan amal shalih saudaranya yang hadir berjamaah
bersamanya.
17. Akan mendapatkan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda, sebagaimana yang disabdakan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "shalat berjamaah itu lebih utama 27 derajat daripada shalat
sendirian." (HR. Muslim)
18. Menjadi sarana untuk berdakwah, baik dengan lisan maupun perbuatan. Berkumpulnya kaum
muslimin pada waktu-waktu tertentu akan mendidik mereka untuk senantiasa mengatur dan
menjaga waktu.