Anda di halaman 1dari 16

          


145. Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan
kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

         
     
9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapk ‫ﷲ‬an Perkataan yang benar.
MATERI POKOK
Iqra’ dan Al Qur’an
Belajar Melafadzkan / mengucapkan Huruf Arab (Makhraj ) 
Membaca Iqra I – VI Dengan Benar
Belajar ilmu Tajwid
Belajar Irama / Lagu dalam membaca Al Qur’an

Menghafal
Do’a – Do’a Penting
Do’a sebelum belajar
Do’a untuk kedua orang tua
Do’a sebelum makan
Do’a sesudah makan
Do’a sebelum tidur
Do’a bangun tidur
Do’a masuk masjid
Do’a keluar masjid
Do’a kafaratul majlis
Do’a masuk rumah
Do’a keluar rumah
Do’a / dzikir sebelum berwudhu
Do’a / dzikir setelah berwudhu

Surat – Surat Pendek


Surat Al Ikhlas ( Kul Huwallahu ahad…)
Surat Al Falaq ( Kul A’udzubirabbil falaq…)
Surat An Naas ( Kul A’udzubirabbinnaas….)
Surat Al Lahab ( Tabbadyadaa …)
Surat An Nasr ( Idzaajaa…)
Surat Al Kafirun (Kul Yaa ayyuhal kaa…)
Surat Al Ma’un ( Aroaitalladzi…)
Surat Al Quraisy ( Li iilafiquraisy….)
Surat Al Fiil ( Alam Tarokaifa fa’ala…)
Surat Al ‘Asr ( Wal ‘asry innal…)
Surat Al Qadr (Inna anzalnaahu…)
Surat Al Insyirah (Alamnasyrahlaka…)

Wirid 
Dzikir / Wirid Pagi hari dan petang (Al Ma’surat)
Dzikir dan Do’a setelah Shalat

Praktek Ibadah
Wudhu dan Tayamum
Dzikir / Do’a sebelum wudhu
Tata cara Wudhu yang benar 
Dzikir / do’a setelah wudhu

Shalat
Tata cara gerakan shalat dari awal – akhir
Bacaan shalat yang benar
Dzikir dan do’a setelah shalat

MATERI TAMBAHAN (EXTRA)


Belajar Adzan
Lafadz adzan yang benar
Do’a setelah adzan
Cara menjawab adzan

Mengenal Bahasa Arab


Mengenal Isim ( Benda-Benda di sekeliling kita)
Mengenal Fi’il (beberapa kata kerja)
Belajar menyusun kalimat dengan bahasa Arab
Muhadasah (belajar percakapan dgn bhs arab)

Game / Permainan
Game melatih kecepatan berfikir
Teka teki silang
Cerdas cermat
Game melatih kerjasama
Game melatih kekompakan
Game melatih konsentrasi
Game melatih daya ingat
Dll

Beberapa Jenis Perlombaan 

Keterangan:

Untuk materi pokok, dipelajari pada hari senin hingga sabtu


Untuk materi tambahan (extra), waktunya menyesuaikan situasi dan kondisi santri ( tidak ada
jadwal khusus)
Untuk hari ahad / minggu, libur
Untuk materi “ praktek ibadah”, diajarkan hanya kepada kelompok A (yang sudah besar)
Anggota kelompok sewaktu – waktu bisa dipindahkan ( kel. A ke B atau B ke A) sesuai kemampuan
atau penguasaan santri pada materi pelajaran.
Keterangan jenis lomba serta tata caranya akan dijelaskan pada waktunya nanti (menyusul).
Perlombaan hanya diwakili oleh beberapa santri saja ( tidak semuanya)
Untuk Game / permainan, dilaksanakan disela-sela materi pelajaran tertentu (tidak setiap hari).

Jadwal Pelajaran Untuk Putra

HARI MATERI PELAJARAN 


Senin Membaca Iqra’ dan Al Qur’an 
Rabu Hafalan 
Jum’at Membaca Iqra’ dan Al Qur’an, Praktek Ibadah 

Jadwal Pelajaran Untuk Putri

HARI MATERI PELAJARAN 


Selasa Membaca Iqra’ dan Al Qur’an 
Kamis Hafalan 
Sabtu Membaca Iqra’ dan Al Qur’an, Praktek Ibadah 

Ta’lim/kajian umum untuk dewasa


Kajian yang bersifat umum uterutama untuk jamaah sholat maghrib berjumlah sekitar 8-15 orang
secara rutin setiap ba’da maghrib. Adapun program materi yang ana ajarkan kepada mereka adalah
sebagai berikut:

Mau’idzah Hasanah
A. Ceramah Umum / bayan (aqidah, syari’ah, muamalah)
B. Kajian kitab pilihan (Targhib wa tarhib, Bulughul Maram dan Riyadussalihin)

Pokok Ibadah
Adzan dan Iqomah
Mempelajari lafadz adzan dan iqamah secara tertulis
Mengenal arti / ma’na kalimat adzan dan iqamah secara tertulis

Menjawab adzan yang benar

Wudhu dan tayamum


Dzikir sebelum Wudhu
Tata cara wudhu sesuai rasulullah SAW
Dzikir sesudah wudhu
Tata cara tayamum

Shalat
C1.Shalat Secara Umum
Tata cara / kaifiyah shalat (gerakan)
Bacaan dalam shalat
Mengetahui ma’na / arti bacaan shalat
Dzikir – dzikir setelah shalat

C2. Shalat Berjama’ah


Mengenai Imam
Mengenai ma’mum
Tata cara mengatur saf 
C3. Shalat Musafir
Shalat diatas kendaraan
Shalat dalam perjalanan

C4. Shalat orang Sakit (tata cara)

Al Qur’an
Membaca Al Qur’an dengan benar
Memahami ma’na / arti per-kata didalam Al Qur’an
Keterangan / tafsir (penjelasan kandungan Al Qur’an)

Tanya Jawab Terbatas

Imam Shalat
Di Pulau papagarang terdiri dari satu masjid dan dua musholla. Ana menempati masjid yang imam
tetapnya sudah ada. Namun mereka member kesempatan kepada ana untuk ngimami pada waktu
shalat isak. Untuk dua musholla yang lain itu ana sedah pernah kunjungi semua dan mengadakan
ceramah. Jumlah ma’mum untuk sholat rawatib rata – rata sekitar 10 sampai 30 orang

Kutbah Jum’at
Kutbah Jum’at di masjid babussalam, satusatunya masjid di pulau ini yang dibuat sholat jum’at olh
orang satu pulau. Mereka punya khatib sendiri, namun juga member kesempatan kepada ana untuk
khutbah.

Kajian Kitab Islam


Kajian kitab pilihan (Targhib wa tarhib, Bulughul Maram dan Riyadussalihin) juga Al Qur’an.

Catatan Penting Berkaitan Dengan Permasalahan medan da’wah


1. Kondisi Geografis
Letak Pulau papagarang adalah perjalanan sekitar 2 jam ke-arah barat pulau flores sebelum pulau
komodo. Pulau ini tidak masuk dalam peta Indonesia karena teramat kecilnya, hanya bisa kita lihat
pada peta kecamatan komodo. Pulau yang sangat gersang, jarang ditemukan tumbuhan yang bisa
untuk berteduh. Daeranhnya terdiri dari bukit bebatuan dan rumput. Tidak ada sumber air tawar.
Kebutuhan air penduduk sangatlah mengenaskan, semua kebutuhan yang berhubungan dengan air
harus beli. Untuk memasak, minum, mandi, mencuci, dll. Perjalanan membeli air membutuhkan
waktu sekitar 1,5 -2 jam perjalanan dengan prahu motor.

2. Tanggapan masyarakat terhadap kedatangan da’i


Mayoritas masyarakat merespon dan Welcome dengan kedatangan da’i. karena sebelumnya sudah
sering keluar masuk da’I dari jamaah tabligh dan juga ustadz-ustadz dari luar pulau. Namun juga
ada orang yang tidak suka. Pada umumnya mereka senang karena putra-putrinya ada yang
membimbing untuk ngaji.

3. Kondisi Penduduk (masyarakat)


Masyarakat Pulau Papagarang bertempat tinggal di pinggiran pantai, Mayoritas mata
pencahariannya adalah nelayan, namun ada beberapa yang pegawai pemerintahan. Rumah mereka
model panggung dengan lantai papan dan dinding bamboo serta daun ilalang dan beratab seng.
Menurut catatan kantor desa per januari 2010, jumlah penduduk papagaranga adalah sebagai
berikut : L: 673 P: 633 Jumlah: 1306 serta jumlah KK adalah 323.
3. Masalah/problema (hambatan)
Karena di pulau ini tidak ada sumber air tawar, maka penduduk sangat kesulitan mencari air tawar
untuk kebutuhan hidupnya, Karena air laut tidak bisa untuk mencuci, dan lengket untuk mandi
serta tidak bisa menggunakan sabun / diterjen untuk membersihkan.
Masjid dan musholla kering tidak ada untuk berwudhu.
Tidak ada alat transportasi kecuali prahu motor (diesel) yang terbatas saja dan tidak setiap hari
berjalan.
Tidak ada listrik. Penerangan penduduk mayoritas dengan tenaga disel dari jam 6 sore -12 malam.
dan diantara mereka menggunakan lampu lentera api (seperti lilin), 

KELUARGA
LEMBAGA TPQ

Tiga komponen tersebut adalah sebagai satu kesatuan dalam melaksanakan kurikulum TPQ
Terpadu.
A. Masyarakat sebagai basis pendidikan
B. Keluarga sebagai unsur peserta didik
C. Lembaga TPQ sebagai Pelaksana Pendidikan
Kurikulum Berbasis “Annajah”
TAMAN PENDIDIKAN AL-QURAN TERPADU
(TPQ TERPADU “DARUL ULUM”)

Nama Lembaga : TPQ TERPADU “DARUL ULUM”


Nama Penyelenggara : Yayasan Darul Ulum Education Center
Alamat : Jl. Sunan Giri No. 48 Lamongan

KURIKULUM KELAS A (1 TAHUN)


NO MATA PELAJARAN SEMESTER KET
Ganjil Genap
1 Belajar Membaca Al-Quran x x
2 Menulis Arab (Khath) - x
3 Doa Sehari-hari x x
4 Fiqih Ibadah x x
5 Hafalan Al-Quran x x
6 Bahasa Arab - x
7 Sirah Nabawi (Tarikh) x x
8 Ketrampilan/Kesenian x x
9 Praktek Shalat x x
10 Aqidah Islam & Akhlaq x x

KURIKULUM KELAS B (1 TAHUN)


NO MATA PELAJARAN SEMESTER KET
Ganjil Genap
1 Tahsinul Qiroah x x
2 Menulis Arab (Khath) x x
3 Doa Sehari-hari x x
4 Fiqih Ibadah x x
5 Hafalan Al-Quran x x
6 Bahasa Arab x x
7 Sirah Nabawi (Tarikh) x x
8 Ketrampilan/Kesenian x x
9 Bahasa Inggris x x
10 Aqidah Islam & Akhlaq x x
11 Ilmu Tajwid x x
12 Lagu-lagu Al-Quran x x
Catatan:
Daftar mata pelajaran tersebut adalah bukan kurikulum, untuk menjadikan kurikulum masih
membutuhkan paling sedikit dua langkah lagi, yaitu (1) penjabaran dalam bentuk silabus dan
(2) penyusunan buku paket sebagai penunjang silabus. (akan diterbitkan terpisah oleh PG.
TPQ Darul Ulum Education Center)
STANDAR KOMPETENSI UNGGULAN
Standar kompetesi (kemampuan) santri yang dijadikan unggulan adalah harus dirumuskan
dalam bentuk silabus dan Program Satuan Kegiatan Harian (SKH), Program Satuan
Mingguan (SKM) dan Program Satuan Kegiatan Semester (SKS). Dan kompetensi yang
dijadikan unggulan untuk setiap santri:
1. Santri mampu membaca dan menulis Al-Quran denganbaik dan benar
2. Santri mahir dalam murottal Al-Quran sesuai dengan ulumut tajwidnya dengan baik dan
benar.
3. Santri mahir dalam menjalankan fiqih seputar ibadah, wudhu, sholat, melafalkan sifat
adzan, mengenal syarat rukun sholat, waktu sholat dan memiliki kesadaran tentang disiplin
waktu sholat.
4. Santri memiliki standar kehidupan dan tata pergaulan yang berakhlak karimah.
5. Santri menguasai ilmu-ilmu Islam dasar, do’a sehari-hari, hafalan Al-Quran, mengenal
kosa kata bahasa arab dan berwawasan nilai-nilai Islam.

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU


A

Diposkan oleh DARUL ULUM EDUCATION CENTER di 21.28

1 komentar:

SMK Al-Furqan Jember mengatakan...

Ayo dikembangkan terus!

15 Juni 2012 22.53

Poskan Komentar
Definisi & Pengertian Sholat Fardhu / Wajib Lima Waktu

Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah shalat adalah suatu
perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan
persyaratkan yang ada.

B. Hukum, Tujuan dan Syarat Solat Wajib Fardhu 'Ain

Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil
baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.

Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu :
1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur

Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :


1. Masuk waktu sholat
2. Menghadap ke kiblat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat

C. Rukun Shalat

Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :


1. Niat
2. Posisis berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat al-fatihah
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
6. I'tidal yang tuma'ninah
7. Sujud yang tumaninah
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah
9. Sujud kedua yang tuma'ninah
10. Tasyahud
11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
12. Salam ke kanan lalu ke kiri
D. Yang Membatalkan Aktivitas Sholat Kita

Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang mampu membatalkan
shalat kita, contohnya seperti :
1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi
2. Berkata-kata kotor
3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat
4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma'ninah.
SHOLAT

I. Pendahuluan
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus
dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.
Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang)
salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan
agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat.
Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim
mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.
Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas
tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.

I. Pengertian Shalat
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih
mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita
beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)
Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah
yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-
Syidiqi, 59)
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan
Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari
beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam
Bashari Assayuthi, 30)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah
kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan
penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-
Nya.

II. Sejarah Dan Dalil Tentang Kewajiban Shalat


a. Sejarah Tentang Diwajibkan Shalat
Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak seperti Allah mewajibkan zakat dan
lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini tidak
dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah
digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi
tiga golongan yaitu, yang secara terang – terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah
– tengahnya dan yang yakin sekali kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu
mengerjakan shalat dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan mendirikan sholat
berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya
b. Dalil – Dalil Tentang Kewajiban Shalat
Al-Baqarah, 43
َ‫صلَىةَ َوآتُوْ ال َّز َكوةَ َوارْ َكعُوْ ا َم َع الرَّا ِك ِع ْين‬َّ ‫َواَقِ ْي ُموْ ال‬
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang
ruku
Al-Baqarah 110
‫ص ْي ٌر‬ ِ َ‫صلَوْ ةَ َوآتُوْ ال َّز َكوةَ َو َماتُقَ ِّد ُموْ ا الَِ ْنفُ ِس ُك ْم ِّم ْن خَ ي ٍْر تَ ِج ُدوْ هُ ِع ْندُالل ِهط اِ َّن هللاَ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ ب‬
َّ ‫َواَقِ ْي ُموْ ال‬
Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa yang kamu usahakan dari
kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya Allah
maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan
Al –Ankabut : 45
‫صلَوةَ تَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك َر‬ َّ ‫صلَوةَ اِ َّن ال‬ َّ ‫َواَقِي ِْم ال‬
Artinya: Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan keji dan
munkar.
An-Nuur: 56
َ‫صالَةَ َوآتُوْ ال َّز َكوةَ َواَ ِط ْيعُوْ اال َّرسُوْ َل لَ َعلَ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن‬ َّ ‫َواَقِ ْي ُموْ ال‬
Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya kalian
semua diberi rahmat
Dari dalil – dalil Al-Qur’an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat dengan perkataan
“laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”.
Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak
mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar.
Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah
sehingga apabila shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat

III. Batas Waktu Shalat Fardlu


1. Shalat Dzuhur
Waktunya: ketika matahari mulai condong ke arah Barat hingga bayangan suatu benda
menjadi sama panjangnya dengan benda tersebut kira – kira pukul 12.00 – 15.00 siang
2. Shalat Ashar
Waktunya: sejak habisnya waktu dhuhur hingga terbenamnya matahari. Kira – kira – kira
pukul 15.00 –18.00 sore
3. Shalat Magrib
Waktunya: sejak terbenamnya matahari di ufuk barat hingga hilangnya mega merah di langit.
Kira – kira pukul 18.00 – 19.00 sore

4. Shalat Is’ya
Waktunya: sejak hilangnya mega merah di langit hingga terbit fajar. Kira – kira pukul 19.00
– 04.30 malam
5. Shlat Shubuh
Waktunya : sejak terbitnya fajar (shodiq) hingga terbit matahari. Kira – kira pukul 04.00 –
5.30 pagi

IV. Beberapa Pelajaran Dan Kewajiban Shalat


a. Shalat Merupakan Syarat Menjadi Takwa
Taqwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat menentukan amal / tingkah
laku manusia, orang – orang yang betul – betul taqwa tidak mungkin melaksanakan perbuatan
keji dan munkar, dan sebaliknya
b. Shalat Merupakan Benteng Kemaksiatan
Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji
dan munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin efektiflah benteng
kemampuan untuk memelihara dirinya dari perbuatan makasiat
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan khusu tidak
akan ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusu berbuat zina. Maksiat,
merampok dan sebagainya. Merampok dan sebagainya tetapi sebaliknya kalau ada yang
melakukan shalat tetapi tetap berbuat maksiat, tentu kekhusuan shalatnya perlu
dipertanyakan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut: 45
c. Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur
Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat, shalat akan mendidik perbuatan
baik apabila dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang celaka bagi orang – orang yang shalat
yaitu mereka yang lalai shalat
selain mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib. Mereka yang
mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena apabila salah satu
syarat dan rukunnya tidak dipenuhi maka shlatnya tidak sah (batal)
d. Shalat Akan membangun etos kerja
Sebagaimana keterangan – keterangan di atas bahwa pada intinya shalat merupakan penentu
apakah orang – orang itu baik atau buruk, baik dalam perbuatan sehari – hari maupun
ditempat mereka bekerja
Apabila mendirikan shalat dengan khusu maka hal ini akan mempengaruhi terhadap etos
kerja mereka tidak akan melakukan korupsi atau tidak jujur dalam melaksanakan tugas

KESIMPULAN

1. Shalat merupakan penyerahan diri secara talalitas untuk menghadap Tuhan, dengan
perkataan dan perbuatan menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara
2. Shalat merupakan kewajiban bagi kaum muslimin yang mukallaf tanpa kecuali
3. Hikmah mendidirkan shalat yaitu:
a. Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar
b. Shalat mendidik perbuatan baik dan jujur
c. Shalat akan membangun etos kerja
A.Pengertian Sholat Berjamaah
Shalat berjamaah merupakan syi'ar islam yang sangat agung, menyerupai shafnya malaikat
ketika mereka beribadah, dan ibarat pasukan dalam suatu peperangan, ia merupakan sebab
jerjalinnya saling mencintai sesama muslim, saling mengenal, saling mengasihi, saling menyayangi,
menampakkan kekuatan, dan kesatuan. Allah menysyari'atkan bagi umat islam berkumpul pada
waktuwaktu tertentu, di antaranya ada yang setiap satu hari satu malam seperti shalat lima waktu,
ada yang satu kali dalam seminggu, seperti shalat jum'at, ada yang satu tahun dua kali di setiap
Negara seperti dua hari raya, dan ada yang satu kali dalam setahun bagi islam keseluruha seperti
wukuf di arafah, ada pula yang dilakukan pada kondisi tertentu seperti shalat istisqa' dan shalat
khusuf. Shalat berjamaah wajib atas setiap muslim yang mukallaf, laki-laki yang mampu, untuk shalat
lima waktu, baik dalam perjalanan maupun mukim, dalam keadaan aman, maupun takut.

B.Manfaat dan Hikmah  shalat berjamaah


Banyak umat Islam yang menganggap remeh urusan shalat berjamaah. Kenyataan ini dapat kita
lihat di sekitar kita. Masih bagus mau shalat, pikir kebanyakan orang, sehingga tidak berjamaah pun
dianggap sudah menjadi muslim yang baik, layak mendapat surga dan ridha Allah. Padahal, Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, dalam shahihain, sampai pernah hendak membakar rumah para
sahabat yang enggan berjamaah. Kisah ini seharusnya dapat membuka mata kita betapa pentingnya
berjamaah dalam melaksanakan rukun Islam kedua ini.

Jika mengamati hadits-hadits yang berkaitan dengan shalat berjamaah, barangkali kita dapat
menyimpulkan sendiri bahwa hukum shalat berjamaah “nyaris” wajib. Bagaimana tidak, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan bahwa hanya ada tiga hal yang dapat menjadi alasan bagi
kita untuk meninggalkan shalat berjamaah; hujan deras, sakit, dan ketiduran. Di luar itu, beliau akan
sangat murka melihat umat Islam menyepelekan shalat berjamaah.

Perhatian besar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ini cukup beralasan. Karena di dalam
shalat berjamaah terdapat banyak hikmah dan manfaat bagi umat Islam, baik untuk maslahat dien,
dunia, dan akhirat mereka. Berikut ini beberapa hikmah dan manfaat yang bisa diunduh umat Islam
dari shalat berjamaah.

1.  Allah telah mensyariatkan pertemuan bagi umat ini pada waktu-waktu tertentu. Ada yang
dilaksanakan secara berulang kali dalam sehari semalam, yaitu shalat lima waktu dengan berjamaah
di masjid. Ada juga pertemuan yang dilaksanakan sekali dalam sepekan, yaitu shalat Jum'at. Ada juga
yang dilangsungkan setelah pelaksanaan ibadah yang agung, dan terulang dua kali setiap tahunnya.
Yaitu Iedul Fitri sesudah pelaksanaan ibadah puasa Ramadlan dan Iedul Adha sesudah pelaksanaan
ibadah Haji. Dan ada juga yang dilaksakan setahun sekali yang dihadiri umat Islam dari seluruh
penjuru negeri, yaitu wukuf  di Arafah. Semua ini untuk menjalin hubungan persaudaraan dan kasih
sayang sesama umat Islam, juga dalam rangka membersihkan hati sekaligus dakwah ke jalan Allah,
baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.

2.  Sebagai bentuk ibadah kepada Allah melalui pertemuan ini dalam rangka memperoleh pahala
dari-Nya dan takut akan adzab-Nya.

3.  Menanamkan rasa saling mencintai. Melalui pelaksanaan shalat berjamaah, akan saling
mengetahui keadaan sesamanya. Jika ada yang sakit dijenguk, ada yang meninggal di antarkan
jenazahnya, dan jika ada yang kesusahan cepat dibantu. Karena seringnya bertemu, maka akan
tumbuh dalam diri umat Islam rasa cinta dan kasih sayang.

4.  Ta'aruf (saling mengenal). Jika orang-orang mengerjakan shalat secara berjamaah akan terwujud
ta'aruf. Darinya akan diketahui beberapa kerabat sehingga akan tersambung kembali tali silaturahim
yang hampr putus dan terkuatkan kembali yang sebelumnya telah renggang. Dari situ juga akan
diketahui orang musafir dan ibnu sabil sehingga orang lain akan bisa memberikan haknya.

5.  Memperlihatkan salah satu syi'ar Islam terbesar. Jika seluruh umat Islam shalat di rumah mereka
masing-masing, maka tidak mungkin diketahui adanya ibadah shalat di sana.

6.  Memperlihatkan kemuliaan kaum muslimin. Yaitu jika mereka masuk ke masjid-masjid dan keluar
secara bersamaan, maka orang kafir dan munafik akan menjadi ciut nyalinya.

7.  Memberi tahu orang yang bodoh terhadap syariat agamanya. Melalui shalat berjamaah, seorang
muslim akan mengetahui beberapa persoalan dan hukum shalat yang sebelumnya tidak
diketahuinya. Dia bisa mendengarkan bacaan yang bisa dia petik manfaat sekaligus dijadikan
pelajaran. Dia juga bisa mendengarkan beberapa bacaan dzikir shalat sehinga lebih mudah
menghafalnya. Dari sini, orang yang belum mengetahui tentang syariat shalat, khususnya, bisa
mengetahuinya.

8.  Memberikan motifasi bagi orang yang belum bisa rutin menjalankan shalat berjamaah, sekaligus
mengarahkan dan membimbingnya seraya saling mengingatkan untuk membela kebenaran dan
senantiasa bersabar dalam menjalankannya.

9.  Membiasakan umat Islam untuk senantiasa bersatu dan tidak berpecah belah. Dalam berjamaah
terdapat kekuasaan kecil, karena terdapat imam yang diikuti dan ditaati secara tepat. Hal ini akan
membentuk pandangan berIslam secara benar dan tepat tentang pentingnya kepemimpinan
(imamah atau khilafah) dalam Islam.

10.  Membiasakan seseorang untuk bisa menahan diri dari menuruti kemauan egonya. Ketika dia
mengikuti imam secara tepat, tidak bertakbir sebelum imam bertakbir, tidak mendahului gerakan
imam dan tidak pula terlambat jauh darinya serta tidak melakukan gerakan bebarengan dengannya,
maka dia akan terbiasa mengendalikan dirinya.

11.  Membangkitkan perasaan orang muslim dalam barisan jihad, sebagaimana yang Allah
firmankan,

‫وص‬
ٌ ‫ص‬ُ ‫ص ًّفا َكَأ َّن ُه ْم ُب ْنيَانٌ َم ْر‬
َ ‫سبِيلِ ِه‬ ُّ ‫ِإنَّ هَّللا َ ُيح‬
َ ‫ِب الَّذِينَ ُي َقاتِلُونَ فِي‬

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. Ash Shaff: 4)

Orang yang mengerjakan shalat lima waktu dengan berjamaah dan membiasakan untuk
berbaris rapi, lurus dan rapat, akan menumbuhkan dalam dirinya kesetiaan terhadap komandan
dalam barisan jihad sehingga dia tidak mendahului dan tidak menunda perintah-peritnahnya.

12. Menumbuhkan perasaan sama dan sederajat dan menghilang status sosial yang terkadang
menjadi sekat pembatas di antara mereka. Di sana, tidak ada pengistimewaan tempat bagi orang
kaya, pemimpin, dan penguasa. Orang yang miskin bisa berdampingan dengan yang kaya, rakyat
jelata bisa berbaur dengan penguasa, dan orang kecil bisa duduk berdampingan dengan orang besar.
Karena itulah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk menyamakan shaff (barisan)
shalat. Beliau bersabda, "janganlah kalian berselisih yang akan menyebabkan perselisihan hati-hati
kalian." (HR. Muslim)

13. Dapat terlihat orang fakir miskin yang serba kekurangan, orang sakit, dan orang-orang yang suka
meremehkan shalat. Jika terlihat orang memakai pakaian lusuh dan tampak tanda kelaparan dan
kesusahan, maka jamaah yang lain akan mengasihi dan membantunya. Jika ada yang tidak terlihat di
masjid, akan segera diketahui keadaannya, apakah sakit atau meremehkan kewajiban shalat
berjamaah. Orang yang sakit akan dijenguk dan diringankan rasa sakit dan kesusahannya, sedangkan
orang yang meremehkan shalat akan cepat mendapat nasihat sehingga akan tercipta suasana saling
tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.

14. Akan menggugah keinginan untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
para shabatnya. Melalui shalat berjamaah, umat Islam bisa membayangkan apa yang pernah dijalani
oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama para shabatnya. Sang imam seolah menempati
tempat Rasulullah yang para jamaah seolah menempati posisi sahabat.

15. Berjamaah menjadi sarana turunnya rahmat dan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

16. Akan menumbuhkan semangat dalam diri seseorang untuk meningkatkan amal shalihnya
dikarenakan ia melihat semangat ibadah dan amal shalih saudaranya yang hadir berjamaah
bersamanya.

17. Akan mendapatkan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda, sebagaimana yang disabdakan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "shalat berjamaah itu lebih utama 27 derajat daripada shalat
sendirian." (HR. Muslim)

18. Menjadi sarana untuk berdakwah, baik dengan lisan maupun perbuatan. Berkumpulnya kaum
muslimin pada waktu-waktu tertentu akan mendidik mereka untuk senantiasa mengatur dan
menjaga waktu.

Anda mungkin juga menyukai