1. Organisasi A menggunakan pendekatan budaya stabilitas, dimana organisasi menekankan
mempertahankan status quo daripada pertumbuhan. Banyak prosedur dan aturan ketat yang harus diikuti oleh karyawan. Manajer diminta mensupervisi karyawan setiap saat untuk memastikan tidak ada penyimpangan yang terjadi. Owner dan BOD lebih concern terhadap produktivitas kerja yang tinggi dibandingkan dengan kesejahteraan karyawan. besar namun memiliki resiko yang tinggi tidak didukung dalam perusahaan ini. Organisasi A juga membuat karyawan menjadi agresif dan kompetitif sehingga mewujudkan budaya Agresivitas.
Organisasi B menggunakan pendekatan budaya Inovasi dan pengambilan resiko. Karyawan
didorong untuk berkreasi, melakukan eksperimen dan menemukan teknologi baru serta menghasilkan produk inovatif di pasar industri mereka. Perusahaan mendukung adanya perbaikan dan mendukung orang yang berani mengambil resiko serta membawa perubahan. Organisasi B juga memakai pendekatan orientasi hasil, bahwa sejauh mana Manajemen berfokus pada hasil daripada teknis dan proses.
2. Kedua organisasi tersebut terlihat berbeda, dimana organisasi A lebih menekankan
mempertahankan status quo, banyak prosedur dan aturan ketat yang harus diikuti oleh karyawan. Owner dan BOD lebih concern terhadap produktivitas kerja yang tinggi dibandingkan dengan kesejahteraan karyawan. Sedangkan Organisasi B karyawan didorong untuk berkreasi, melakukan eksperimen dan mengambil resiko. Manajemen memiliki kesadaran produktivitas kerja yang tinggi dapat dicapai ketika mereka memperhatikan kesejahteraan karyawan.