Struktur PEGAR ini merupakan bangunan pantai yang dipasang sejajar pantai yang
berfungsi meredam gelombang sebelum sampai ke pantai.
Elevasi puncak PEGAR terletak antara permukaan air rerata dan permukaan air tertinggi,
karena itu hampir selalu dilimpasi gelombang (overtopping).
Melalui limpasan gelombang di atas struktur PEGAR itulah seluruh sedimen baik
sedimen tersuspensi maupun sedimen pasir terangkut, dan setelah gelombang pecah
mengendap di belakang PEGAR dan secara perlahan mengendap di pantai di belakang
PEGAR.
Struktur tambahan berupa bangunan PEGAR geotekstil rangka bambu ini diharapkan
mampu meloloskan butiran melalui bagian atas untuk kemudian semakin bertambah dan
menambah luas daratan.
Peredam energi gelombang, tinggi gelombang akan berkurang setelah melewati puncak
PEGAR sebelum mencapai pantai
Pemecah gelombang, gelombang akan pecah bersamaan dengan melemahnya energi
gelombang;
Penangkap dan pengendap sedimen, sedimen yang dibawa gelombang yang pecah akan
mengendap di belakang PEGAR;
Penahan sedimen, karena lapisan geobag yang menempel ke dasar pantai, sedimen yang
telah mengendap di belakang struktur dan di pantai, akan tertahan dan tidak hanyut
kembali ke laut karena ada lapisan geobag yang kedap.
Terdapat beberapa material yang dapat digunakan untuk membangun PEGAR, yaitu yang
telah diterapkan adalah Geotube (karung geotekstil panjang) dan Geobag (karung
geotekstil kecil).
PEGAR Geobag Rangka Bambu adalah struktur pemecah gelombang ambang rendah
berbahan karung geotekstil kecil dengan bambu sebagai rangka PEGAR.
Struktur PEGAR berupa kombinasi tiang-tiang bambu dengan bagian tengah struktur
diisi karung pasir (geobag) ukuran 0,4 x 0,6 x 0,8 m dengan tinggi puncak struktur di atas
muka air rata rata (MSL) dan di bawah muka air tertinggi (HWL).
Puncak struktur PEGAR muncul ke permukaan saat air rendah atau surut, namun
tenggelam saat air laut pasang.
LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEGAR
Tingginya tingkat erosi dan abrasi pantai akibat adanya pasang surut dan gelombang laut
merupakan salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh kawasan pesisir di
Indonesia.
Penyebab utama tingginya tingkat erosi pantai adalah semakin menipisnya sabuk hijau
(yaitu hutan mangrove) yang juga berfungsi sebagai pelindung dan maraknya konversi
lahan di kawasan sempadan pantai.
Penanganan erosi dan abrasi pantai telah banyak dilakukan oleh pemerintah dengan
menggunakan struktur keras (hard structure), seperti: revetmen, pemecah gelombang,
tembok laut, groin atau kombinasi dari jenis pelindung pantai tersebut.
Walaupun struktur keras terbukti berhasil mengatasi erosi pantai berpasir atau berkarang,
namun kenyataannya kurang efektif dalam mengatasi erosi khususnya pada pantai
berlumpur. Selain itu, struktur ini juga berbiaya relatif mahal.