(PEGAR)
SOSIALISASI PRODUK-PRODUK BALITBANG PUPR
LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI PEGAR
Tingginya tingkat erosi dan abrasi pantai akibat adanya pasang surut
dan gelombang laut merupakan salah satu permasalahan utama yang
dihadapi oleh kawasan pesisir di Indonesia.
Penyebab utama tingginya tingkat erosi pantai adalah semakin menipisnya
sabuk hijau (yaitu hutan mangrove) yang juga berfungsi sebagai
pelindung dan maraknya konversi lahan di kawasan sempadan pantai.
Penanganan erosi dan abrasi pantai telah banyak dilakukan oleh
pemerintah dengan menggunakan struktur keras (hard
structure), seperti: revetmen, pemecah gelombang, tembok laut,
groin atau kombinasi dari jenis pelindung pantai tersebut.
Walaupun struktur keras terbukti berhasil mengatasi erosi pantai
berpasir atau berkarang, namun kenyataannya kurang efektif dalam
mengatasi erosi khususnya pada pantai berlumpur. Selain itu, struktur
ini juga berbiaya relatif mahal.
TEKNOLOGI PEGAR SEBAGAI SOLUSI
PEGAR TIPE 3B
STRUKTUR TEKNOLOGI PEGAR
Desain PEGAR Geobag Rangka Bambu
STRUKTUR TEKNOLOGI PEGAR
STRUKTUR TEKNOLOGI PEGAR
1. PENYIAPAN LAHAN.
Sebelum dilaksanaan pekerjaan konstruksi dari Teknologi PEGAR harus
dilakukan penyiapan lahan berupa penentuan dan pemberian tanda pada
titik lokasi sesui dengan desain yang telah direncanakan. Penentuan lokasi
dilakukan dengan menembak titik lokasi dengan alat total station
kemudian titik tersebut diberi tanda dengan tiang bambu
Dalam penyiapan lahan dikumpulkan data-data sebagai berikut :
Peta batimetri di lokasi pantai yang akan dipasang
Penampang melintang pantai dan kemiringan pantai
Data Pasang surut
Data gelombang dan arus
Data sedimen pantai
PELAKSANAAN KONSTRUKSI TEKNOLOGI PEGAR
2. PENYIAPAN BAHAN.
3. Pelaksanaan Konstruksi
4. Monitoring
Setelah selesai dipasang, terhadap
bangunan PEGAR harus dilakukan
pemantauan/monitoring.
Monitoring bertujuan untuk mendapatkan informasi selengkapnya mengenai
kondisi bangunan dan pantai, serta mempelajari perubahan yang terjadi
pada bangunan yang perlu ditangani dalam tindak pemeliharaan selanjutnya.
Monitoring perlu dilakukan setiap 6 bulan sekali
ASPEK BIAYA TEKNOLOGI PEMBUATAN PEGAR
Setelah dilakukan pemasangan, pada tanggal 19 november 2017
atau sebulan setelah kegiata konstruksi selesai, dilakukan
monitoring terhadap bangunan fisik PEGAR. Hasil monitoring
dasar di bagian belakang struktur telah
menunjukkan bahwa tanah
mengalami sedimentasi.
Juga telah terjadi penambahan ketinggian tanah adalah sebesar 30 cm.
Asumsi sedimentasi yang terjadi adalah sebesar 20% dari area seluas 50
ha, atau 500.000m2 sehingga volume sedimentasi adalah sebesar
30.000 m3.
Masyarakat Timbulsloko sangat antusias dalam menyambut teknologi
Pemecah Gelombang Ambang Rendah (PEGAR) sebagai solusi untuk
mengatasi masalah abrasi yang terjadi pada Desa Timbulsoko.
PENUTUP
MELIHAT BUKTI MANFAAT DAN KEUNGGULAN
TEKNOLOGI PEGAR SEBAGAI SOLUSI ATAS
PERMASALAHAN TERKAIT YANG ADA, SUDAH
SELAYAKNYA SELURUH ELEMEN
PEMERINTAHAN DAN MASYARAKAT UNTUK
MENDUKUNG PENERAPAN TEKNOLOGI PEGAR
TERSEBUT SECARA LEBIH LUAS LAGI