Anda di halaman 1dari 8

Nama: Arlindo Arifintho Lelan

Nim : 2105030101

Kelas: E30

Prodi: Peternakan

Projek kedua

Perkenalkan nama saya Arlindo Arifintho Lelan, yang dalam keseharian biasa di sapa Finto.
Saya lahir di Kefamenanu, tepatnya di Desa Oelbonak pada 07 Februari 2003, saya berasal
dari salah satu suku yang berada dikefamenanu yaitu suku Abi. Saya dilahirkan dari pasangan
Bapak Emanuel Lelan dan Mama Maria Lake. Dalam kehidupan keluarga kami sehari-hari
penerapan nilai pancasila yang keluarga kami terapkan yaitu dalam sila pertama membagun
kehidupan keluarga yang berlandaskan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
cara berkumpul bersama keluarga untuk berdoa. Selain itu penerapan pada sila kedua didalam
keluarga yaitu setiap anggota keluarga saling menghargai dan menghormati satu sama lain,
misalnya orang tua kami mengajarkan bahwa kami harus bisa memanggil orang-orang atau
anggota keluarga yang memilki status atau umur yang lebih tua dari kami dengan panggilan
yang sopan. Penerapaan sila ketiga dalam kehidupan keluarga yaitu dalam keluarga kami
selalu berusaha membagun kerja sama, kekompakan dan keharmonisan dalam keluarga.
Penerapak sila keempat dalam kehidupan keluarga kami yaitu berusaha menyelesaikan
masalah secara bersama-sama, misalkan ketika ada pekerjaan dirumah kami saling membagi
tugas dan ketika ada masalah kami selalu menyelesaikan dengan berbicara secara baik-baik
dan saling memberikan nasihat jika ada yang salah. Itulah penerapan nilai-nilai pancasila
yang dalam kehidupan keluarga kami, berusaha kami bangun lewat bimbingan dan arahan
dari kedua orang tua kami.

Dalam kehidupan sehari-hari selain menerapakan nilai-nilai pancasila dengan baik, namun
tidak menutup kemungkinan juga dalam keluarga terjadi pelanggaran dalam menerapkan nilai
pancasila yang sehingga dari pelanggaran ini membentuk suatu kebiasaan pada masing-msing
anggota keluarga yang pada dasarnya tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Kebiasaan-
kebiasaan buruk yang melanggar nilai-nilai pancasila yang dilakukan didalam keluarga kami
yaitu tidak jarang dalam pembicaraan keluarga orang tua mungkin lebih banyak berbicara
dengan kasar dan keras kepada anak-anak sehingga hal ini membangun kebiasaan yang juga
sedikit berwatak keras. Selain itu biasanya dalam keluarga terkadang dalam melakukan
pekerjaan dalam rumah itu tidak dilakuikan secara tepat waktu atau dengan kata lain sering
menunda pekerjaan sehingga dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang buruk ini akhirnya
membentuk kebiasaan buruk yakni tidak tepat waktu dan menunda-nunda pekerjaan.
Kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang dalam penerapannya sebenarnya melanggar nilai-
nilai dalam pancasila, sehingga selain merugikan diri sendiri terkadang juga berdampak bagi
kehidupan sosial. Seperti yang dikerahuai sebuah kebiasaan yang buruk bukan berarti tidak
bisa dihilangkan, kebiasaan itu bisa dihilangkan atau diperbaiki yaitu dengan cara yang
pertama menyadari bahwa pelanggaran yang dilakuakan ini tidak sesuai sehingga perlu
diperbaiki. Kemudian yang kedua memperbaiki kebiasaan buruk dengan cara berusaha untuk
membangun kebiasaan baik dalam hidup, misalnya dalam keluarga karena kami kurang
disiplin dalam waktu maka mungkin saya perlu memperbaiki dengan cara lebih tepat waktu
lagi dalam menyelesaikan segala pekerjaan ataupun tugas dengan baik dan tepat waktu.
Projek ketiga

Pengalaman saya yang paling berkesan dalam mengendalikan konflik yang terjadi didalam
keluarga, pertemanan dan kehidupan masyarakat sebagai wujud nyata penerapan sila ketiga
pancasila membangun nilai persatuan dan kesatuan bangsa.

Berdasarkan pengalaman saya dalam keluarga, yaitu ketika saudara perempuan saya sedang
bercekcok atau bermasalah sebagai seorang saudara laki-laki yang merasa juga bertanggung
jawab untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan dalam keluarga saya berusaha untuk
menjadi penengah dalam menyelesaikan masalah mereka dengan jalan memberikan solusi
terbaik untuk menyelesaiakn masalah mereka.

Dalam kehidupan pertemanan atau persahabatan juga tak jarang terjadi konflik antara teman-
teman yang mungkin terjadi karena beberapa hal yang disebabkan karena miskomunikasi
antara satu sama lain. Hal ini sering saya temui dalam lingkup pertemanan kami terlebih yang
sering saya temui yaitu bagi kaum laki-laki. Berdasarkan pengalaman saya, saya berusaha
untuk menjadi penegah bagi mereka yang biasanya tidak menutup kemungkinan terjadi
perkelahian fisik dalam hal ini sebagai seorang teman yanng berusaha untuk menjaga
hubungan persahabatan dan pertemanan saya dengan sadar membantu untuk meleraikan
mereka yang sedang berkelahi.
Projek keempat

Dari keseluruhan materi yang telah kita diskusikan bagian yang paling menarik sehingga saya
bisa uraikan dengan baik dalam sebuah resum yang menarik. Bagian yang dapat saya ambil
yaitu

 BAGAIMANA HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM


MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UTUH SARJANA ATAU
PROFESIONAL.

Sarjana adalah seorang jenjang pendidikan akademik bagi lulusan pendidikan menengah
atau sederajat sehingga mampu mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
penalaran ilmiah. Lulusan program sarjana diharapkan akan menjadi intelektual dan ilmuan
yang berbudaya mampu memasuki dan menciptakan lapangan kerja, serta mampu
mengembangkan diri menjadi profesional. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dapat menjadi sumber penghasilan, perlu keahlian, kemahiran,atau kecakapan ,
memiliki standar mutu yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dalam konteks berbangsa
dan bernegara sarjana ataupun profesional dapat digolongkan menjadi warga negara. Warga
negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal diwilaya hukum
tertentu yang memiliki hak dan kewajiban. Warga negara juga merupakan warga suatu negara
yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pendidikan kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata yaitu “pendidikan” dan kata”
kewarganegaraan”. Jadi pendidkan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang
berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya,
pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah,masyarakat dan orangtua semuannya itu
diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak
demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan pancasila dan UUD
1945. Berdasarkan urgensinya, pendidikan kewarganegaraan wajib ada dalam pendidikan
dasar dan menengah wajib. Dalam UU No.12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi lebih
eksplisit dan tegas dengan menyatakan nama mata kuliah kewarganegaraan sebagai mata
kuliah wajib.

Mata kuliah kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup pancasila, undang-


undang dasar Negara republik Indonesia 1945, Negara kesatuan republik Indonesia dan
Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga Negara yang memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air
Pada hakikat pndidikan kewarganegaraan merupakan sebuah metode pendidikan yang
bersumber pada nilai nilai Pancasila sebagai kepribadian bangsa demi meningkatkan
serta melestarikan keluhuran moral dan perilaku masyarakat yang bersumber pada
budaya bangsa yang ada sejak dahulu kala.Dengan hal tersebut diharapkan dapat
mencerminkan jati diri yang terwujud dalam berbagai tingkah laku di dalam
kehidupan keseharian masyarakat. Hakikat pendidikan kewarganegaraan sebagai sebuah
mata pelajaran ialah memiliki sebuah tujuan penting dalam membentuk jati diri individu
yang hidup dalam kehidupan masyarakat yang majemuk.Baik dalam kemajemukan suku,
agama, ras dan budaya serta bahasa demi membangun karakter bangsa sebagai bangsa
yang cerdas, cakap dan memiliki karakter yang berlandaskan UUD 1945dan Pancasila
sebagai

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yaitu Pendidikan kewarganegaraan memiliki


tujuan yang penting dalam memberi pemahaman bahwa pentingnya pendidikan bagi
manusia, terutama seorang warga negara dalam memahami kedudukan warga
negara dalam negara. Untuk memahami pendidikan kewarganegaraan di Indonesia, penkajian
dapat dilakukan secara historis, sosiologis, dan politis. Secara historis, pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh organisasi pergerakan yang
bertujuan untuk membangun rasa kebangsaan dan cita-cita Indonesia merdeka. Secara
sosiologis, pendidkan kewarganegaraan Indonesia dilakukan pada tataran sosial kultural oleh
para pemimpin dimasyarakat yang mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia.
Secara politis, pendidikan kewarganegaraan Indonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau
UUD 1945 dan sejumlah kebijakan pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya.

Uraikan secara keseluruhan pembelajaran yang sudah kita lewati sepanjang semester ini
pada mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yang memberikan peningkatan bagi
pemahaman saya yang menjadi seorang wargnegara dan sebagai calon pemimpin masa depan
bangsa dan negara indonesia.

Dari mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan dari setiap materi yang saya pelajari,
sangat bermanfaat dan berguna untuk masa depan. Karena dengan adanya pendidikan
kewarganegaraan ini, sangat penting agar mahasiswa menjadi pribadi yang paham tentang
hak dan kewajibannya sebagai warganegara indonesia,berpikir kritis, bertoleransi tinggi dan
pribadi yang cinta damai.
Projek kelima

Sebagai seorang warganegara yang baik sesuai dengan cita-cita bangsa yang terdapat dalam
alinea keempat pembukaan UUD 1945 yang berbunyi melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesejateraan umum mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksankan ketertiban dunia.

Sebagai seorang anak bangsa yang peduli pada masa depan bangsa ini saya bercita-cita
untuk menjadi seorang pengusaha peternakan yang sukses. Hal ini sejalan dengan jurusan
kuliah yang sekarang ini saya geluti yaitu Peternakan. Untuk mewujudkan cita-cita saya ini
saya berusaha untuk belajar dengan rajin lewat banyak membaca buku dan mengikuti
kegiatan praktikum yang diberikan oleh dosen. Terkait dengan cita-cita saya ini, sebagai
seorang warga negara indonesia yang peduli akan masa depan bangsa cita-cita saya ini saya
berusaha mendedikasikan untuk kesejahteraan masyarakat dan bangsa ini terlebih dalam
bidang peternakan. Sehingga melalui ini dapat meningkatkan kecerdasan masyarakat dalam
dunia peternakan, agar masyarakat dapat mengetahui cara dan aturan yang baik dalam
memlihara ternak. Sehingga saya rasa dalam bidang saya ini saya juga mampu untuk
berkontribusi untuk negeri lewat kemampuan yang saya miliki untuk meningkatkan
kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat.

Jika seandainya dimasa depan saya diberikan kesempatan untuk menjadi seorang kepala
negara, saya tidak berjanji namun saya akan berusaha untuk membangun negeri dengan
mewujudkan cita-cita bangsa indonesia. Hal yang bisa lakukan jika kedepannya saya bisa
menjadi seorang kepala negara yaitu saya akan berusaha memperhatikan masyarakat dengan
cara memberikan keadilan kepada masyarakat tanpa memandang suku, agama, bahasa dan
daerah. Mensejahterakn masyarakat dalan berbagai bidang kehidupan, terlebih
memperhatikan dalam bidang pendidikan sehingga meningkatkan kecerdasan bangsa. Selain
itu juga untuk menjadi seorang pemimpin yang baik saya perlu belajar dari pemimpin-
pemimpin sebelumnya yang sudah memilki pengalaman dalam memimpin. Belajar dari
keberhasilan dan kesalahan yang mereka lakukan serta berusaha untuk melakukan lebih baik
lagi, agar tercipta kehidupan masyarakat yang adil dan makmur. Terlebih dari semua itu,
menjadi seorang pemimpin yang paling diperlukan adalah kerendahan hati, ketulusan untuk
membangun bangsa, kejujuran, tanggung jawab serta kedispilan yang tunggi. Menjadi
seorang pemimpin berarti saya harus menjadi teladan yang baik bagi masyarakat. Juga
menjadi seorang pemimpin bukan berarti menjadi penguasa rakyat namun menjadi pemimpin
yang mampu mendengarkan dan memperhatikan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai