Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhtar G.

Ardian
NIM : 2208607
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Prodi : PKn
Fakultas : FPIPS

Secara tersirat, menurut UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan


nasional yang juga tercantum dalam SK Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep/2003
menyatakan bahwa tujuan dari sistem pendidikan berdasarkan pancasila ialah untuk
menunjukan arah tujuan moral, dan diharapkan dapat terealisasi di kehidupan
masyarakat.

Mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari begitu penting. Karena


hal ini sesuai dengan cita-cita serta tujuan nasional sebagaimana yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.

Sementara itu, nilai pendidikan pancasila bisa diurai kedalam beberapa


klasifikasi sesuai dengan yang terkandung dalam setiap sila-sila pancasila.
Diantaranya sebagai berikut;

1. Memilikim keimanan serta ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


(YME)
2. Memiliki sikap kemanusiaan yang adil dan beradab kepada orang lain
dengan selalu memiliki sikap tenggang rasa di tengah kemajemukan
bangsa
3. Menciptakan persatuan bangsa dengan tidak bertindak anarkis yang
dapatb menjadi penyebab lunturnya bhineka tunggal ika ditengah
masyarakat yang memiliki keberagaman budaya
4. Menciptakan sikap kerakyatan yang mendahulukan kepentingan umum
dan mengutamakan musyawarah untuk mencapai keadaan yang mufakat
5. Memberikan dukungan sebagai cara menciptakan keadaan yang
berkeadilan sosial dalam masyarakat.
Namun dalam sistem penerapannya pendidikan pancasila di sekolah bertujuan
sebagai berikut;

1. Memperkuat pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa.


Terkhususnya, menerapkan nilai-nilai pancasila sebagai norma dalam
menjalani kehidupan di masyarakat.
2. Membentuk dan mengembangkan karakter pancasilais dalam pemikiran,
sikap, dan tindakan manusia.
3. Memberikan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dasar pancasila
kepada peserta didik sebagai sebagai warga negara yang memiliki
tanggungjawab untuk turut serta membangun bangsa.
4. Mempersiapkan peserta didik agar mampu menganalisis dan mencari
solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
5. Membentuk sikap peserta didik yang mampu mengaplikasikan nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa,
serta penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan
bermartabat yang berlandaskan pada pancasila, umtuk mampu berinteraksi
dengan dinamika internal dan eksternal masyarakat bangsa indonesia.

Tentunya, nilai-nilai pendidikan pancasila dan tujuan sistem pendidikan


pancasila tersebut diharapkan, indonesia menjadi negara yang maju, unggul, dan
berdaya saing disaat menginjak usia 100 tahun.

Sejumlah negara yang kini menjadi negara maju, memiliki filososfi


kenegaraan yang tertuang dalam konstitusi, dan negara yang mantap dalam
berpolitiknya, ialah negara yang sejak kemerdekaanya menempatkan pendidikan
sebagai pondasi pembangunan negara. Hal itu kemudian akan menjadi penentu
keberhasilan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional untuk memperkokoh
kehidupan negara dan memperkuat daya saing bangsa dalam persaingan global.
Dengan tetap berdiri kokoh sebagai bangsa yang berdaulat yang mampu mewujudkan
misi penyelenggaraan pemerintah negara.

Dalam pembukaan UUD NKRI tahun 1945, pada alinea keempat termaktub
misi penyelnggaraan pemerintah negara sebagaii berikut “melindungi segenap
bangsa indonesia, dan seluruh tumpah darah indonesia, untuk memajukan
kesehjateraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial....” itu arti penting pendidikan, yakni sebagai suatu cara untuk mewujudkan
misi bangsa yang cerdas.

Ada kata-kata bijak yang berbunyi “pendidikan adalah perhiasan diwaktu


sennag, dan tempat berlindung dikala susah”. Oleh karena itu perlu ditanamkan,
kepada setiap warga negara baik tua maupun muda, jika ingin sukses dalam
kehidupan utamakanlah pendidikan. Namun perlu diwaspadai bahwa pendidikan yang
tinggi, tetapi ketika disandang oleh seseorang yang memiliki karakter tercela itu juga
tidak baik.

Karakter itu merupakan ciri khas seseorang, yang ditunjukan melalui cara
bersikap, berperilaku dan bertindak untuk hidup dan bekerja. Sehingga wajar jika
seseorang berkarakter baik ia akan dengan mudah diterima oleh pimpinan maupun
sjawatnya karena sikap, perilaku dan tindakanya yg baik itu.

Sikap perilaku dan tindakan itu didasari dengan ketulusan hati dan keikhlasan
jiwa. Ketulusan hati akan terpancar nyata dari gerak-gerik, tutur kata, ekspresi wajah
dan bahasa tubuh. Diana Oblinger dan Anne-Lee Verville (1998) membuat sifat-sifat
perorangan yang dikehendaki oleh para manager perusahaan. Antara lain

1. Mengenal potensi diri sekaligus haus ilmu, sehingga mempelajri pengetahuan


baru.
2. Keinginanuntuk belajar dan kemampuan mempelajari ilmu baru
3. Tidak kaku dan mudah menyesuaikan diri dengan tantangan zaman
4. Memiliki disiplin diri, dapat mengatasi stres, tahu prioritas, merencakan
banyak hal dan menyelesaikanny sesingkat mungkin.
5. Keberanian mengambil inisiatif, memiliki daya tahan, kegigihan, dan tekad
yang kuat.
6. Memiliki rasa percaya diri, keyakinan diri arah diri, dan promosi diri
7. Kemampuan berkomunikasi, baik secara formal maupun informal
8. Kemampuan untuk betah tinggal dalam kelompokm dan mampu berkomunasi
dengan kelompok lain, serta dapat mempertahankan hubungan itu dalam
perubahan sosial apapun.
9. Memilik kebiasaan bekerjasama dalam kelompok

Studi di Amerika Serikat (AS) yang diselenggarakan oleh Characther Education


Partnership menunujukan bahwa motivasi siswa sekolah cenderung meningkat dalam
meraih prestasi akademik, pada setiap sekolah yang menerapkan pendidikan
karakter. Kelas-kelas yang secara aktif terlibdat dalam pendidikan karakter
menunjukan terjadinya penurunan drastis dalam perilaku negatif siswa yang dapat
menghambat keberhasilan akademik.

Studi prof. Dasim bersama team pun sama menunjukan, sekolah yang berhasil
melakukan penguatan pendidikan karakter melalui perekayasaan proyek belajar
karakter menghasilkan peningkatan kualitas praktik, manajerial kepala sekolah,
kepercayaan dan inisiatif guru yang menguntungkan untuk menciptakan kegiatan
pembelajaran yang pada akhirnya terjadi peningkatan prestasi siswa.

Anda mungkin juga menyukai