Ibu/Bapak Dewan guru yang saya tidak sebutkan namanya satu persatu. tapi, Pak. Insya Allah tidak
mengurangi rasa hormat saya kepada beliau semuanya.
Yang saya cintai teman-teman yang seperjuangan didalam menuntut ilmu, yang mudah-mudahan
diberikan nikmat ole Allah SWT.
Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allahu Robbi yang telah mendetakkan jantung ini,
yang telah menghembuskan nafas ini.
Sholawat dan salam kita curahkan kepada pahlawan revolusi islam kita, yaitu Habibina Wa
Safi’ina Wa Maulana Muhammad SAW.
Berdirinya saya disini bukan untuk menggurui, bukan untuk menasehati. Tetapi untuk bersama-
sama belajar mempelajari tema yang akan saya sampaikan yang berjudul “ CINTA TANAH AIR “
Pemuda oh pemudi !
bangsa kita merdeka bukan hadiah dari jepang, bangsa kita merdeka, karena cintanya nenek moyang kita.
Kepada bangsa ini, dengan berkorban nyawa, tetesan darah, keringat bahkan air mata. Dengan
bermodalkan keyakinan yang sangat kuat kepada Allah SWT. Melawan para penjajah dengan bambu
runcing untuk mencapai suatu perubahan, satu kata “MERDEKA”.
Sebagaimana Allah SWT telah berfirman didalam surat Ar-Ra’d ayat 11, yang berbunyi :
َِّبَأ ْنفُسِ ِه ْم َما ي َُغ ِّيرُوا َح َّتى ِب َق ْو ٍم َما ي َُغ ِّي ُر اَل هَّللا َ ِإن
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu Kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri
mereka sendiri.
Bahkan nenek moyang kita tidak sempat menikmati udara kemerdekaaan ini, teman-teman, sekarang septi
mau bertanya nih.
Kenapa ?
Ngikutin Tren ?
Ngikutin Mode ?
Gak ketinggalan zaman itu katanya, dengan seiring masuknya budaya-budaya barat, pergaulan bebas,
narkoba, minum-minuman keras dan wanita yang tak malunya mempertontonkan auratnya dimuka umum.
Istilahnya, istilah ngegaya pake anting, antingya sebelah doing. Rambutnya dicat merah, kuning, hijau
kaya pelangi aja. Celana bagus-bagus dirobekin, pahanya dirobekin, lututnya dirobekin, nama bagus-
bagus Arifin diganti Conet. Yang lebih parahnya lagi perempuan pakainya setengah jadi, keatas engga,
kebawah engga, bujalnya keliatan, keteknya keliatan dilihat dari depan kaya kalong wewe, dilihat dari
belakang kaya sundel bolong, ditengah-tengahnya kaya kolor ijo.
“Baik untuk bangsa lain belum tentu Indonesia, benar kata bangsa lain belum tentu Indonesia”.
Kalau kita cinta tanah air ini, mari kita buktikan dengan berkarya dan bercita-cita. Mengukir
segudang prestasi. Mestinya kita ini bangsa yang kuat, bangsa yang tahan banting, jatuh bangun, jatuh
bangkit seperti jatuh bangkit seperti nenek moyang kita ini. Bangsa yang santun, bangsa yang murah
senyum, cinta persatuan dan kesatuan.kok, belakangan ini kita siap jadi serigala untuk saudara-saudara
kita yang lain tiba-tiba menjadi egois, dimana sikap kita yang senang bersatu itu tadi tiba-tiba tercabut
dari akar budaya bangsa ini, menyedihkan dan ini memalukan, mudah diadu domba oleh sekelompok
orang yang mengharapkan kehancuran negeri ini. Betul, bu? Betul, Pak?
Anak zaman sekarang mah, cepet-cepet pada kehafalnya lagu wakwaw mah, coba kalau lagu Ceng zam-
zam.
Kita kembali kepada judul yang semula, sekarang septi ingin mengajak pemuda/pemudi Indonesia untuk
sadar, orang tua sadar itu biasa, pemuda-pemudi sadar itu baru luar biasa, kenapa karena dihadapannya
ada kesempatan untuk bermaksiat, tapi dia tidak melakukannya.
Mempertahankan Indonesia
Demikianlah ceramah dari septi, kurang dan lebihnya mohon maaf, apabila ada kata-kata yang benar itu
semata-mata datangnya dari Allah dan apabila ada kata-kata saya yang salah itu semata-mata datangya
dari saya sendiri.
هللا وََبَرَكُاتْه
ِ حَمُة
ْ علَْيُكْم وََر ُ ََواَل ّسَل
َ ام