Anda di halaman 1dari 1

SINOPSI PANTOMIM SDN SUBO 03

Khayalan menjadi Seorang Pembalap

Pada suatu pagi, 2 anak laki-laki bersaudara terbangun dari tidurnya sangat lelap untuk
melaksanakan kegitan rutin bersekolahnya. Hari mereka dimulai dari membersihkan diri dengan
air bersih di kamar mandi masing-masing. Akan tetapi saat ingin menutup pintu kamar mandi,
salah satu diantara mereka menglami kesusahan dikarenakan pintu tidak mau tertutup kembali.
Dengan dibantu saudaranya, mereka mencoba menutup pintu sekuat tenaga hingga akhirnya
berhasil. Setelah badan mereka cukup bersih, mereka bersiap-siap untuk pergi ke sekolah,
memakai seragam dan tas. Mereka yang telah rapi berseragam dan memakai tas kemudian
menuju sepeda.
Mereka mengendarai sepeda menuju ke sekolah dengan riangnya. Di tengah perjalanan,
mereka mengagumi kumpulan pengendara motor yang berlalu lalang dan menyalip mereka.
Suasana hati mereka sedang sangat bagus sehingga beberapa hilang konsentrasi terhadap jalanan.
Oleh karena itu, mereka menjadi hilang keseimbangan dan jatuh dari sepeda yang dikendarai.
Setelah itu, mereka membersihkan kotoran dari pakaian mereka lalu mulai memeriksa apakah
ada kerusakan dan memeperbaikinya.
Mereka melanjutkan sisa perjalanan yang tertunda hingga sampai ke seekolah.
Sesampainya di sekolah, mereka mulai duduk di bangku masing-masing dan mengikuti kegiatan
belajar mengajar seperti biasanya. Salah satu dari mereka tiba-tiba melamun membayangkan
menjadi seorang pembalap di pertandingan Moto GP. Dia menyadari bahwa dia mulai bermimpi
menjadi seorang pembalap. Dalam khayalannya, dia dan saudaranya sedang mengendarai motor
balap dengan bangga dan kerennya hingga sampai di garis finish. Sauranya yang menyadari
bahwa dia sedang melamun kemudian membangunkannya dari lamunan. Khayalan yang dia buat
telah hilang dan tersisa hanya kegiatan mengerjakan tugas dari guru. Dia merasa buntu dan
kurang bias menjawab soal-soal yang diberiakan. Dia mencoba untuk melihat jawaban
saudaranya, akan tetapi tidak berhasil karna saudaranya sangat pintar dalam mengela dan
mempertahankan bukunya. Dia kemudian merasa kesal dan menyadari kesalahannya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai