Anda di halaman 1dari 28

PERHITUNGAN KONSTRUKSI

RUMAH TINGGAL
SAN DIEGO BLOK M3.30,
PAKUWON CITY
SURABAYA
DAFTAR ISI

I. DASAR.DASARPERENCANAAN
II. PERENCANAAN PELAT
III. PERENCANAAN TANGGA
IV. PERENCANAAN BALOK
V. PERENCANAAN KOLOM
VI. PERENCANAAN PONDASI

LAMPIRAN :

. INPUT & OUTPUT SAP 2OOO

. TABEL PERHITUNGAN
\
I. DASAR.DASAR PERENCANAAN

1. Data-data Bangunan

1.1 Data Umum Bangunan :

Nama gedung : Rumah Tinggal


Fungsi bangunan : Rumah Tinggal
Lokasi : Jl. San Diego M3-30, Pakuwon City
Surabaya
1.2 Rencana Dimensi Gedung dan Elevasi
Perencanaan dimensi gedung bangunan yaog dibuat pada rumah tinggal
lni adalah sebagai berikut :
Luas tanah 18x22
Jumlah lantai 2

Lebar bangunan 18
PanJang bangunan 22
Elevasi tiap lantai :

Lantai 1 + 0.00 m
Lantai 2 + 4.20 m
Untuk lebih jelasnya, lihat pada gambar.

1.3 Perencanaan Struktur

Rumah tinggal ini direncanakan menggunakan struktur beton bertulang


untuk semua unsur struktur, mulai dari perencanaan pelat, tangga, balok
a4ak dan balok induk hingga kolom.

?. Peraturan yang dipakai


Adapun beberapa peraturan yang dipergunakan dalam merencanakan rumah
tinggal ini adalah:
- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung th 1983 (PPI'83)
- Pedoman Beton tahun 1989 (PB' 89)
- Standart Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
( sKSNr T-1s- 1991-03)
- Peraturan Beton Indonesia tahun L97L (PBI'71)
- Peraturan-peraturanpenunjanglainnya.
3. Jenis Pembebanan
Jenis Pembebanan yang diperhitungan untuk rumah tinggal ini
adalah:
a. Beban Mati:
Penentuan besar beban mati diambil sesuai dengan tabel 2.1 PPI'83
b. Beban hidup
Sesuai dengan tabel 3.1PPI'83 besar beban hidup untuk:
- lantai rumah tinggal :
- lantai atap :

- pelat tangga dan bordes :

4. Pemodelan Struktur dan Metode Analisa

4.lPemodelan Struktur
Pelat lantai terjepit elastis pada keempat sisinya pada balok induk
ataupun balok anak.
Balok anak pada setiap lantai portal dimodelkan sebagai balok
yang terletak pada beberapa tumpuan dengan menganggap
tumpuan tengah menerus dan tepi sebagai sendi.
Perletakan tangga dimodelkan sebagai jepit pada 1 tumpuan dan
sendi pada tumpuan lainnya.

4.2Metode Analisa
- Perhit. momen utk perencanaan pelat digunakan tabel pd PBI'71
- Perhit. Gaya2 dan momen pada tangga diperoleh dari analisa
statis dengan bantuan perangkat software SAP'2000
- Perhitungan gaya-gaya dan momen dari struktur utama akan
dianalisa 3 dimensi dgn bantuan perangkat software SAP 2000
- Metode kekuatan batas untuk perhitungan penulangan unsur
t beton bertulang sesuai dengan SKSNI'91.
II. PERENCANAAN PEIAT

Data Perencanaan:
-Mutu beton : K 225 fc' = 18,6 Mpa
-Mutu baja : u 24 fy = 240 Mpa

-Tebal plat lantai = 12 cm

1. Pembebanan Pada Pelat


Kombinasi Pembebanan yang dipakai sesuai dengan SKSNI 'gl,
adalah :
U = 1,2 DL + 1,6 LL ( SKSNI' 91 psl 3.2.2.L)
Pembebanan pelat dilakukan berdasarkan pada peraturan pembebanan
Indonesia untuk gedung tahun 1983.

l.lPembebanan pelat lantai :

a. Beban mati : [t.1 Plat Plat Lt.2


-berat sendiri pelat = 240 kg/m2 i = ZBBkg/mZ
-plafond+penggantung = Ok1/m/ i = 29ke/m/
-tegel+spesi(5cm) = 63ke/m2 i = 63kg/m2
DL = 303 ks/ m2 | = 380 kglm2
b. Beban hidup :

-PPI'83 tabel 3.1 = LL= 250 kglm2


1
Lantai Lantai 2
q = 1,2xDL+1,6xLL q = L,2xDL+1,6xLL
= 1,2x303+1,6x250 = 1,2x380+1,6x250
= 764 ke/mZ = 856 kg/mZ

2. Perencanaan Penulangan Pelat


Sebagai contoh cara menghitung penulangan pelat dua arah, diambit
pelat type B (plat lantai 2), seperti di bawah ini :

o Pelat dengan ukuran 2,5 x 4,0 :


Lx = 250 cm
LY = 400 cm
fc'= 18,6 Mpa, fy = 240 Mpa
. Langkah-langkah perhitungan :

a) Direncanakan pelat :

- tebal pelat = h = 120 mm


- decking = 20 mm ( SKSNI Psl 3.16.7)
-Otulangan =8mm

b) Hitung momen-momen yang bekerja pada pelat :

Momen -momen dari pelat diambil dari PBI'71 tabel 13.3.2


(anggapan jepit elastis)

Q=8sO kg/mz
Ly/lx=R=1,6 <2,0 + Cx=58.Cy=36
(Pelat 2 arah )

Mlx = -Mtx = 0,001 e, Lx2 Cx

= 0,001 x 856 x 2,5 x 58 = 310,3 kgm


2

MIY = -MtY = 0,001 q, Lx'CY

= 0,001 x 856 x 2,52x 36 = 192,6 kgm

c) Hitung pb, p max dan p min


- fc ' = 1.8,6 Mpa <30 Mpa , R, = 0,85 ( SKSNI psl 3.3.2.7 )

. fc' B 600
Pu =-;-x(uo*
0-85

7)
_ 0,85.r18,6x0,85 600 t
* ('600+240'
240
0,04
p max = 0,75 pb ( SKSNI psl 3.3.3.3)

= 0,75 x 0,04 = 0,03


p rnin = 1,4 / fy ( SKSNI psl 3.3.5.1)

= 1,4 / 2400 = 0,0058


Dalam buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang oleh
W.C Vis dan Gideon Kusuma disebutkan bahwa untuk tulangan
pelat , p min cukup sebesar 0,0025.
d) Hitung tulangan yang diperlukan (As)

Penulangan arah x
b = 1000 mm
d=h-p-0,5Otulanganx
=120-20-0,5x8=96mm
Mlx = - Mtx = 310,3 kgm = 310,3 E4 Nmm

pn= !(u.- 3lo'384


- -
Obd' 0,8.11000x96'z =o.4zo9
0.85 fc'
P pertu= lt-_
Trr' 1-2R"
0,85fc,

_ 0,85x18,6 11, ,t - 2x0,4209 ,,


240 0,"g5r1g,6

=0,0018<pmin

Sehingga tulangan yang dibutuhkan :

As = pb d = 0,0025 x 100 x 9,6 = 2,4 cm}


Dipakai tulangan A 8 - 200 mm ( As = 2,51 cm2 )
Penulangan arah y

b = 1000 mm

d=h - p - Q tulangan x - 0,5 O tulangany


= 120 -2A- 8-0,5x8=88mm
MIy = - Mty = 192,6 kgm = 192,6 E4 Nmm

Po= &-- 192'684 - =0.3109


Obd' 0,8.r100x882 -

Ppe,tu=ry(r-F#)
= 0,0013 < p min = 0,0025 ( ok )

Sehingga tulangan yang dibutuhkan :

As = p b d = 0,0025 x 100 x 8,8 = 2,42 cm?


Dipakai tulangan g 8 - 200 mm ( As 2,51 cm2)

e) Kontrol spasi minimum ( SKSNI psl 3.6.4.2)


S max=2xt
=2xL2=24cm
s terpasang = 20 cm
<s max = 24 cm (ok)
Tulangan pembagi O6 - 200 mm
Untuk penulangan pelat type lainnya dapat dilihat pada tabel
penulangan pelat tabel 8.1.

3. Kontrol Lendutan
SKSNI menyebutkan bahwa jika tebal pelat yang ada lebih besar atau
sama dengan tebal pelat minimum yang dihitung dengan kedua rumus
p"q" SKSNIpsl 3.2.5.3 persamaan3.2-L2 dan 3.2 - 13, maka lendutan
tidak perlu dihitung lagi.

Ln(0,8+ fyl500)
hr= ......... ( I )
36+Spfa--0,12(1 +tlDl
Tetapi tidak kurang dari :

,_ Ln(0,8 +
fy
"r---ffiF- 11500
(2)
Berdasarkan pers 2 :

-h,,to =2800-r(0,8 + 240/1500) = 99 mm


36+9xr,3
tebal pelat yang dipakai adalah 120 mm, jadi tidak perlu control
lendutan.
Untuk macam pelat yang lain, tebal pelat minimum akan ditabelkan.
III. PERENCANAAN TANGGA

. Data Perencanaan
- Mutu beton =K225 + fc', = 18,6 Mpa
- Mutu baja = U 39 € fy = 390 Mpa
- Tebal pelat tangga = 12 cm
- Tebal pelat bordes = L2 cm
- Diameter tulangan = D 13

1. Pembebanan Tangga
o Perhitungan Tebal Rata-rata Pelat Tangga
t=16,8cm,I=30cm
- kemiringantangga( a 1) = 29,250
- tebal pelat rata-rata anak tangga

a= J (t/21. + i/Z\.

={W/z;"
= L7,19 cm
- dari perhitungan luas segitiga
Yzxa Xtr = %xi/Z xt /2
Yzx 17,L9xtr = Yzx30/2 x L6,8/2
tr = 7,33cm
- tebal pelat rata-rata = tebal pelat tangga + tr
= L2 + 7,33 = 19,33 cm
a) Pembebanan pada pelat tangga
"Beban Mati :
- pelat tangga = 0.193 x2400 = 531kg/m2
Cos 29,25
- Spesi t tegel = = 63 kg/m2

DL = 594 ke/mZ
oBeban Hidup : LL = 250 kg/mZ

Q,= 1,2 DL + 1,6 LL

= L,2 x 594 + 1,6 x 250 = 1112,8 kg,/mZ


b) Pembebanan pada pelat bordes :

*Beban Mati:

-pelat bordes = 0,12 x 2400 = 288 ks / mZ

-spesi + tegel = 63 kg / m2
DL = 351 ke / m2
*Beban Hidup : LL - 250 kS / m2
9,= 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 x 351 + 1,6 x 250
=82lkg/m2
2. Analisa Gaya-gaya Dalam Tangga
Gaya-gaya dalam tangga ini dianalisa dengan bantuan SAP 2000
dengan memisalkan struktur tangga sebagai elemen frame
dengan model tumpuan sendi dan jepit.

Keterangan:
- Tinggi lantai ke bordes f = 201,6 cm
- Lebar tangga = 140,0 cm
- Panjang tangga 1 = 330,0 cm
- Tinggi bordes L ke bordes 2 = 218,4 cm
- 2
Panjang tangga = 360,0 cm
- Lebar bordes = 140,0 cm

Masing-masing tinggi ( t ) = 16,8 cm

Untuk perhitungan tangga ini dapat dilihat pada Lampiran A.

3. Perhitungan Penulangan Tangga


Cara perhitungan tulangan pada tangga adalah sama seperti
perhitungan tulangan pada pelat satu arah dengan menganggap
lebar = I meter.
Hasil perhitungan pelat tangga akan ditabelkan pada lampiran
IV.PERENCANAAN BALOK

1. Type - type Pembebanan


Distribusi bebannya didasarkan pada cara Tributary Area yaitu
beban pelat dinyatakan dalam bentuk trapezium maupun segitiga.
Beban-beban berbentuk trapezium maupun segitiga tersebut
kemudian dirubah meqiadi beban merata ekivalen dengan
menyamakan momen maksimumnya,
a) Beban ekivalen segitiga
1_
'5 7 q L,
4,o=
b) Beban ekivalen trapezium

n*=*, q L, ( t-!u-rul'>

2 .Perhitungan Gaya-gaya Dalam

Gaya-gaya dalam pada balok dianalisa dengan koefisien momen


pada SKSNI'91 dan pada portal tertentu diambilkan koefisien
momen hasil analisa SAP 2000 dengan pemodelan frame 3 dimensi.

3. Penulangan Lentur

Perhitungan tulangan lentur balok sama seperti pada penulangan


pelat. Untuk mempersingkat perhitungan telah dibuat tabel .

4. Penulangan Geser

o Sumbangan Kekuatan Geser Beton ( Vc)


Untuk struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur saja,
berlaku rumus :

Vc=1/6JfC bw d (SKSNIpsl 3.4.3-1.1)


o Kriteria Design Geser dan Lentur saja
Kategori design kekuatan geser dan lentur saja menurut SKSNI
adalah sebagai berikut :
Jika Vu <L/2 s Vc, maka tulangan geser tidak diperlukan dan
hanya dipasang praktis ( SKSNI psl 3.4.5.5.1)
s Vc < Vu <s Vc , maka hanya dipasang tulangan geser
Jil<a Yz
minimum sqia.
^bw=
AV (SKSNI psl 3.4.5.5.3 )
3fv
-5

- Jika Vu > s Vc, maka dipasang tulangan geser dengan luas


tulangan:
Av1u" - s Vc ) s (SKSNI psl 3.4.5.6.2 )
Tf-y-l
Contoh Perhitungan
Sebagai contoh perhitungan penulangan lentur dan geser akan
diambil balok elemen L24 ( lantai 2 ) :
- Langkah-langkah Perhitungan :

a) Direncanakan Balok
'tinggi balok ( h) = 40 cm
- lebar balok(b) = 15 cm
- beton decking - 2,5 cm
'sengkang =s8mm
- tulangan utama = D 16
- mutu beton ( fc') = 18,6 Mpa
- mutu baia (fy) = 390 Mpa

b) Momen dan gaya lintang yang bekerja pada balok

Mu = 2425 kgm = 2425 E4 Nmm

Vu = 2919 kg = 29190 N.

c) Hitung p b, p max, dan p min


\ - fc' = 18,6 Mpa < 30 Mpa, Rl - 0,85 (SKSNI psl 3.3.2.7)
pb = 0.85 fc'R ( 600 )
ty 600 + fy
= 0.85 x 18,6 x 0.85 ( 600 )
390 600 + 240
= 0,0246

10
pmax - 0,75 pb (SKSNI psl 3.3.3.3 )

= 0,75 x 0,0246 - 0,0185


pmin = L,4 / fy
( SKSNI pst 3.3.5.1 )

= L,4 / 390 - 0,0036

d) Perhitungan Penulangan Lentur Balok


d=450-25-L6/2=4L7mm
Rn= Mu = 2425 F-4 = 1,559 Mpa
A b d2 0,8 x 150 x 360,
p = 0.85 fc' ( 1-J1- 2 Rn )
fy 0,85 fc'
p = 0.85x18.6 (1-J1- 2x1.660 )
390 0,85x18,6
= 0.0042

e) Perhitungan Penulangan Geser Balok


-Tulangangeser=s8mm
- Av ada =2x0,25x fid2=0,5x3,14x82=100,48mmz
Sumbangan kekuatan geser beton :

AYc=sl/6Jfc'bw d
= 0,6 x l/6 J 18,6 x 150 x 360
= 23290 N
Vu > s Vc + butuh tulangan geser !

Gaya geser yang harus diterima oleh tulangan geser :

sVs=Vu-oVc
Jarak tulangan geser yang dibutuhkan :

s=sAv fv d =0.6x100.48x240x360
s_Vs 29190-23290
= 882 rlrn = 88,2 cm
Spasi maksimum = d/2 = 40/2 = 20 cm
Pasang tulangan geser s8 - 200 mm
Hasil perhitungan penulangan lentur & geser untuk elemen yang
lainnya dapat dilihat pada tabel

11
5. Kontrol Lendutan
\ Syarat tabel minimum untuk balok atau
pelat satu arah menurut
SKSNI' gl Tabel 3'2'5 (a) adalah sbb :
a. Balok di atas dua tumPuan :

h,,n = LE [ 0,4 + fY I fY dalam MPa


16 700
= ftrI x 0,957
16
b. Balok dengan satu ujung menerus :.

h,,o = Lu [ 0,4 + fY I fY dalam MPa


18,5 700
= Lg-_ x 0,957
18,5
c. Balok dengan ujung menerus di kedua tepinya :

h-"= lu [ 0,4 + fY ] fY dalam MPa


2L 700
= LU x 0,957
2L
(
Dari preliminary design untuk balok, tinggi balok h)
diambil
sekitar 1/10 samp ai L/L4 Lu, sehingga praktis lendutan
tidak
perludihitungkarenatinggibalokyangadalebihbesardari
tinggiminimumbaloksebagaisyaratcontrollendutan.

6. Kontrol Retak
BiIa tegangan leleh rancangan fy untuk tulangan
tarik melebihi
positif
300 Mpa, penampang dengan momen negative dan
maksimumharusdiproporsikansedemikiansehingganilaiz
yang diberikan adalah :

z= fs 'JdrA
dan
tidak melebihi 30 MN / m untuk penampang di dalam ruangan
25MN/muntukpenampangyangdipengaruhicuacaluar,dimana

t2
fs boleh diambil sebesar 60% dari kuat leleh yang disyaratkan ( fs =
0,6 fy ).

o Balok dalam ruangan :

z = fs 'JdrA
dimana :
- dc = jarak pusat tulangan tarik ke tepi luar dari suatu komponen
\ struktur beton.
- A = luas efektif beton di sekitar tulangan tarik dibagi dengan
jumlah tulangan (mm=)
- fs= 60% x fy
fs = 0,6 fy = 0,6 x 240 = 144 Mpa

A=2 dc bw / jumlah tulangan


=2x41 x150 /2 = 6150mm'z
z = fs 'Jd"A
= !44 1tr1r6150

=9097N/mm
=9,097MN<30MN/m(ok)
Jadi retak pada beton tidak perlu diperiksa !

13
V. PERENCANAAN KOLOM

l. Panjang Tekuk Kolom

Nilai dari factor tekuk ( k) dapat diperoleh dari nomogram atau


grafik alignment dari Structural Stability Research Council Guide
dengan memasukkan nilai-nilai uA dan UB tersebut sehingga didapat
nilai k.

2 Pembatasan Lentur Kolom


SKSNI psl 3.3.9 menyebutkan bahwa rasio penulangan kolom
disyaratkan untuk tidak kurang dari 1 % tetapi tidak lebih dari 6 %
dan 8 % pada sambungan dari luas bruti penampang kolom.
0,01 3 p 30,06

3.benulangan lentur kolom


Dari perhitungan pembesaran momen untuk kolom panjang di atas,
maka penulangan lentur kolom dapat dicari dengan bantuan diagram
interaksi M-N non dimensi dari ACI ( American Concrete Institute )

yang sudah dtrubah menjadi satuan internasional dalam buku


referensi Perhitungan Konstruksi Beton Sederhana oleh Vis, C.W dan
Gideon, H.K penerbit Erlangga, Jakarta.
Diagram interaksi M-N tersebut dibuat berdasarkan bermacam-
macam mutu beton dan mutu baja tulangan, sumbu ordinatnya
menyatakan Pu dan sumbu absisnya menyatakan Mu dengan rumus :

untuk sumbu ordinat ( y )


0,85 fc' A Ag

Mu untuk sumbu absis ( x )


0,85 fc' rp AS h

Dengan menarik garis vertical sejajar sumbu y dari nilai x dan garis
horizontal sejajar sumbu x dari nilai y, dapat diperoleh nilai r
dengan menginterpolasi nilai-nilai yang sudah tersedia pada garis
lengkung.
Rasio tulangan total dari kolom ( p total ) diperoleh dengan
mengalikan nilai r tadi dengan suatu konstanta (R) yang tergantung
dari mutu beton yang digunakan. Diagram interaksi M-N ini dapat
dilihat pada lampiran A.

1. Penulangan geser kolom


Penulangan geser pada kolom pada hakekatnya adalah sama
dengan penulangan geser pada balok.
- Mutu beton = K 300+ fc' = 25 Mpa
- Mutu baja tulangan = U 39 + fy = 390 Mpa

Contoh perhitungan
Sebagai contoh perhitungan diambilkolom lantai 1 elemen 2
dengan data perencanaan sebagai berikirt :
kolom
- Ukuran = 12 x 60 cm
- Mutu beton = K 300 ( fc'= 25 Mpa)
- Mutu baja tulangan =U 24 ( fy = 240 Mpa)
- Beton decking ( dc) = 2 cm
- Tulangan utama = D 13
t -Beugel =o8
- d'/h = 5,5 / 60 p},L
Dari analisa Statis didapat gaya-gaya dalam pada kolom tersebut
sebagai berikut :
-Mu = 580 kgm = 5,8 EO Nmm
-Aksial tekan terfaktor ( Pu) =23445 kg = 2,3445 E5 N

"Perhitungan titik absis dan ordinat pada diagram M - N :

-Kx = Mu ie=0,65
0,85 fc' cp Ag h

5,8086
Kx=
0,8 5x25x0, 65 x(120 x600)x600

- 0,01

15
Pu
-Kv
' =-0,85fc'p,4g

2,3445 E5
0,8 5x2 5x0,6 5x( 1 20x600)

= 0,236

Diagram interaksi M - N non dimensi untuk nilai Rx dan Ry yang


sesuai didapatkan : - r = 0,012
Sehingga rasio tulangan perlu :

- p=rR ([$= I untukfc'=25Mpa)


= 0,012 x1
= 0,0120 7 p *= 196
Dipakai p = 0,0L2
-As= p Ag=o,ol2 x( 12 x6o)
= 8,6 cmz
Dipakai tulangan 10 D 13 ( As = L2,67 cm? )
- Nu = Pu = 26,056 E4 N
- d=h-d'=60-5,5 = 54,5 cm
- Tulangan geser = a 8 ( fy = 240 Mpa )

Sumbangan kuat geser beton :

, Il'+NgJ=1+ 2.34458s
L4 Ag 14x(r20x600)

= 0,81

sVc=0,5x1/6,lfc' bwdIl+ Nu ]
L4 Ag

= 0,5 x l/6 x J25 x 120 x 54,5 x 0,81

= 2207,25 N

Vu < s Vc -+ tidak butuh tulangan geser !

Cara perhitungan tulangan geser kolom sama dengan cara


perhitungan tulangan geser balok.
Perhitungan Penulangan Geser Kolom :

- Tulangan geser:
- Avada =2x0,25ndz
- Gaya geser yang harus diterima oleh tulangan geser :

OVs=Vu-sVc
Jarak tulangan geser yang dibutuhkan :

s=sAv fy d
sVs
= 0.5 x 100.78 x240 x 54.5 mm
550
= 200 mm

L7
VI PERENCANAAN PONDASI

Untuk mengatasi pemampatan tanah yang besar maka alternative


pondasi yang terbaik adalah pondasi tlang pancang 25 x25 cm
dengan kedalaman rata-rata lebih kurang 18 meter.

1. Daya Dukung Tiang


Daya dukung suatu tiang harus ditinjau berdasarkan kekuatan
bahan dan kekuatan tanah tempat tiang ditanam. Hasil daya
dukung terkecil yang menentukan untuk dipakai sebagai daya
dukung ijin tiang

a) Berdasarkan kekuatan tanah.


Daya dukung ijin dari suatu tiang yang berdiri sendiri adalah
daya dukung satu tiang dibagi dengan suatu angka
keamanan ( Safety Factor /SF).
I

Pu I tiang = A x Cn rata2 uiung + O I.IHP


35
dimana :

-O = keliling tiang ( cm)


-JHP = Jumlah Hambatan Pelekat ( kglcm)
-A = luas ujung tiang ( cmr)
Untuk mendapatkan daya dukung 1 tiang pancang dilakukan
test tanah, terdapat data Son4\ dengan kedalaman 15 meter
sebagai berikut l.t"
-ec = 75 kg/cm, ' lb
-JHP = 320 kg /cm ?r-a
-Tiang 25x25 cm2 3ox1''
'u '
rv )
;1 tr'v x ao'. Q- r v,'"4>'<i'-r
n

3 3 't1b\ t 9\Jc = t] te8 it


= 26290 kg

r b) Berdasarkan kekuatan tiang pancang


Tiang pancang yang digunakan adalah tiang pancang
produksi yang ada di pasaran dengan data sebagai berikut :

18
-mutubeton=K500
-tulangan=4D10
-Pu ijin 1 tiang = 25 ton

Berdasarkan kedua kekuatan ijin di atas maka kekuatan ijin I


tiang pancang ditentukan oleh kekuatan ijin berdasarkan
daya dukung tiang yaitu sebesar P ijin I tiang = 26 ton.

2. Perencanaan Poer
2.lPerhitungan Geser Pons pada Poer
Dalam merencanakan tebal poer, harus dipenuhi syarat
bahwa kekuatan geser nominal beton harus lebih besar
daripada geser pons yang terjadi.
Sebagai contoh perhitungan geser pons pada poer
diambil elemen kolom 147, dengan gaya 26,034 ton
-Beban Pu = 26,034 ton
-Mutu beton ( fc') = 18,6 Mpa
-o tulangan utama = D 13 , fy = 390 Mpa
'tebal poer ( h) = 60 cm , dc = 5 cm
-tinggi eff (d) = 600-50-2x16 = 518 mm
sVc = e L/3 Jfc' bo d atau (1+2 / t\c't 32
dimana :

' Q-- 0,6


- Rc=rasio sisi panjang terhdp sisi pendek kolom

-15/60=0,25
-(L+2/tl,c)=3,0
-bo = keliling dari penampang kritis pada poer
=2 (bk+d)+ 2 (hk+l/zd) +lihatlambar
= 2 (150+518)+ 2 (600+0,5x 518)=3054mm

sVc= A L/3 Jfc' bo d


svc = 0,6 x L/3 J 18,6 x 3054 x 518
= 1364536 N ^, 136,5 ton > Pu ( ok )

19
2.2 Perhitungan Tulangan lentur
Untuk perhitungan penulangan lentur ( lihat gambar ), poer
dianalisa sebagai balok kantilever dengan perletakan jepit pada
kolom. Beban yang bekerja adalah beban terpusat dari tiang
sebesar P.

Sebagai contoh perhitungan penulangan lentur poer diambil


momen arah X.
, Mu = 26,034 x 0,6 = 15,62 tm = 15,62 E7 Nm

Rn=Mu /(abd,)
= ( 15,62 E7) / ( 0,8 x f000 x 5182 )

- 0,73 Mpa

=(txtg,6 /3gOlxtr-@
= 0,00225
As = 0,00225 x 100 x 51,8 = 11,65 cmz
Dipakai tulangan poer 10 D 13 ( As=1.2,67 cmz)

3. Perencanaan Sloof
Karena kondisi tanah yang penurunannya sangat besar, maka
perhitungan Sloof sama dengan perhitungan Balok.
Tabel perhitungan Sloof ada pada lampiran.

20
NVUIdI^[VT
vl __ jr_l-l-l r i"--_Mz ; Ml- i

ton ..l rg!'l:lT l._ lgl!--m- L--r*91!:I " i


-o,oo22 0,00677 -o,oo442 -t,666L4
2 DCON2 Combinati< -0,0077 -0,3782 -o,oo22 0,00677 1,84E-05 1,17359
4 DCON2 Combinati< -0,0077 L,5245 -0,0022 0,00677 0,00445 '0,15331
0 DCON1 Combinati< 0,00052 -0,5993 0,0t62 -0,03445 o,oo814 -t,28134
0,5 DCON1 Combinatir 0,00052 -0,2821 o,0L62 -0,031145 5,7E-05 -1,05545
1 DCON1 Combinatic 0,00052 0,0351 0,0L62 -0,03445 -0,00803 -0,99926
0 DCON2 Combinati< -0,003 -0,5251 0,0165 -0,04515 0,00862 -t,4302L
0,5 DCON2 Combinatic -0,003 -0,3032 0,0165 -0,045L6 0,00031 -1,18921
1 DCON2 Combinati< -0,003 0,0185 0,0166 -0,04516 -0,008 -L,t2697
0 DCON2 Combinatic q000442 -2,L406 -0,0011 0,04285 -0,00295 -t,4206
2 DCON2 Combinati< 0,000442 -0,4787 -0,0011 0,04285 -0,00082 L,L987
2 DCON2 Combinati< 0,000442 -0,3397 -0,0011 0,04285 -0,00082 !,L987
2,5 DCON2 Combinati< 0,000442 -0,0178 -0,0011 0,04285 -0,00029 L,29698
4,5 DCON2 Combinatir O,O00442 t,59O7 -0,0011 ' o,o4285 0,00184 -0,3651
0 DCON2 Combinati< -7,8E-05 -3,281 -4,1E-05 0,11789 -0,0001 -0,27568
1,5 DCON2 Combinati< -7,8E-05 -0,511 -4,1E-05 0,LL789 -4E-05 2,67942
2 DCON2 Combinati< -7,8E-05 0,2756 -4,1E-05 0,11789 -1,9E-05 2,72973
2 DCON2 Combinati< 0,000104 3,0335 -7,5E-05 -O,t278t 2,58E-05 2,72323
3,5 DCON2 Combinati< 0,000104 5,5473 -7,5E-05 -O,L278L 0,00014 -3,7L234
0 DCON1 Combinatic 0 -4,4224 -1,2E-05 -O,0L244 -4,9E-05 -4,2L324
2,5 DCqNI Combinati< 0 -o,43L4 -1,2E-05 -0,0t244 -2E-05 1,85395
3 DCON1 Combinati< 0 0,3668 -L,2E-05 -0,0L244 -1,4E-05 L,87OL
5,5 DCON1 Combinati< 0 4,3578 -1,2E-05 -0,01244 1,44E-05 4,03562
0 DCON2 Combinatic 0 -4,5858 -5,3E-06 -0,03912 5,68-06 -3,3M57
2 DCON2 Combinati< 0 -0,6192 -0,03912 1,82E-05 2,t3375
-6,38-06
2,5 DCON2 Combinatic 0 0,475 -6,3E-06
'0,03912 2,t4E-05 2,L6979
4,5 DCON2 Combinati< 0 4,44L7 -0,03912 3,4E-05 -3,02023
-6,3E-06
0 DCON2 Combinatic -0,0863 -2,7617 -0,0078 0,24906 -0,0LL2 -0,85272
1 DCON2 Combinatic -0,0853 -0,8691 -0,0078 0,24906 -0,00343 1,03403
1,5 DCON2 Combinati< -0,0863 0,1843 -0,0078 0,24906 0,00045 L,20523
2,5 DCON2 Combinati< -0,0863 2,0769 -0,0078 0,24906 0,00821 -0,0391
0 DCON2 Combinati< -0,1288 2,L892 -0,0063 -0,90551 -0,0013 -0,20951
0,5 DCON2 Combinati< -0,1288 2,858 -0,0053 -0,80551 0,00183 -L,47292
0,5 DCON2 Combinatic -0,1787 -1,1903 -0,0379 -0,85192 -0,OLO77 -t,27668
1 DCON2 Combinatir -A,t787 -0,4847 -0,0379 -0,85192 0,00819 -0,85345
1,5 DCON2 Combinati< -O,L787 0,2209 -0,0379 -0,85192 O,O27L5 -O,79t96
0 DCON1 Combinati< -0,0957 -2,22 0,026 '0,10295 0,04073 -0,37258
1,5 DCON1 Combinati< -0,0957 0,1515 0,026 -0,10296 0,00t73 7,L8991
3 DCON1 Combinatic -0,0957 2,523 0,026 -0,10295 -0,03727 -0,82707
0 DCON2 Combinati< -0,3375 -3,8555 -0,0049 -0,0005 -0,00902 -0,79oL4
2 DCON2 Combinati< -0,3375 1,0541 -0,0049 -0,0005 0,00083 2,67338
4 DCON2 Combinati< -0,3375 5,9636 -0,0049 -0,0005 0,01068 -5,00539
0 DCON2 Combinati< -0,1316 -2,5866 -0,0347 0,02694 -0,08024 -2,tLL38
2 DCON2 Combinati< -0,1316 -0,3667 -0,0347 0,02694 -O,OtO7g L,O2247
2,5 DCON2 Combinatic -0,1316 0,2485 -0,0347 0,02694 0,00658 L,05202
5 DCON2 Combinatic -0,1315 3,0836 -0,0347 0,02694 0,0934 -3,35379
0 DCON2 Combinatic -0,0676 -7,L644 0,0777 0,03758 0,037L1 -4,4L922
PERHITUNGAN TUI.ANGAN PONDASI SLOOF
RUMAH TINGGALSAN DIEGO M3-30
fc' - 18,6 Mpa
fY = 390 Mpa Rho max = 0,0168
Decking = J0 mm Rho min =0,00f6

Frame Uk.Sloof Daerah d Mu Rn Rho Rho As Pakai As Vu @Yc Begel


bh (mm) (kgm) (Mpa) perlu pakai perlu Tulangan ada (ks) (ks) @ S perlu S pasang

cm cm (cm2) n @ (cm2) (mm) (mm)


20 50 Mtpki 450 -2L4O 0,660 0,0017 0,0036 3,24 2 D16 4 4139 3881 8 200 175
52,72 20 50 M lap 450 2320 0,7L6 0,0019 0,0036 3,24 2 D16 4 450 3881 8 250 200
20 50 Mtp ka 450 -1309 O,4O4 0,0010 0,0036 3,24 2 D16 4 3365 3881 8 200 175
2a 50 Mtpki 45O -755L 2,33L 0,0065 0,0065 5,85 4 D16 I 4910 3881 8 200 L75
82 20 50 M lap 450 1053 0,325 0,0008 0,0036 3,24 2 D16 4 551 3881 8 250 200
20 50 Mtpka 450 -3043 0,939 0,0025 0,0036 3,24 2 D16 4 4568 3881 8 200 L75
20 50 Mtpki 450 -7L26 2,tgg 0,0061 0,0061 5,49 3 D16 6 4770 3881 8 200 L75
80 20 50 M lap 450 L78L 0,550 0,0014 0,0036 3,24 2 D15 4 2806 3881 8 250 200
20 50 Mtpka 450 198 0,061 0,0002 0,0036 3,24 2 D16 4 702 3881 8 204 L75
20 50 Mtp ki 450 375 0,116 0,0003 0,0036 3,24 2 D16 4 1035 3881 8 200 L75
2L6 20 50 M lap 450 224 0,069 0,0002 0,0036 3,24 2 D16 4 7so 3881 8 250 200
20 50 Mtpka 450 6940 2,142 0,0059 0,0059 5,33 3 D16 6 6040 3881 8 200 L75
20 50 Mtpki 450 -L4200 4,383 0,0135 0,0135 L2,L3 7 D16 t4 t3L22 3881 10 110 100
217 20 50 M lap 450 3353 1,035 O,@27 0,0036 3,24 2 D16 4 Lt220 3881 10 135 725
20 50 Mtpka 4so 8139 2,5L2 A,@7t O,OO7L 6,35 4 D16 8 9074 3881 10 195 t75
20 50 Mtp ki 450 8640 2,667 0,0075 0,0075 6,78 4 D16 8 659 3881 8 200 L75
218 20 50 M lap 450 4225 1,304 0,0035 0,0035 3,24 3 D16 6 4810 3881 I 250 200
20 50 Mtpka 450 -9U4 2,884 0,0082 0,0082 7,4L 8 D16 8 9869 3881 8 109 100
20 50 Mtpki 4s0 -2305 o,7tl 0,0019 0,0036 3,24 2 D16 4 -3976 3881 8 200 L75
74 20 50 M lap 450 -2305 o,7LL 0,0019 0,0036 3,24 2 D16 4 2370 3881 8 250 L75
20 50 Mtpka 450 -2305 o,7tl 0,0019 0,0036 3,24 2 D16 4 843 3881 8 200 t75
20 50 Mtpki 450 L75 0,054 0,0001 0,0036 3,24 2 D16 4 867 3881 8 200 L7s
76 20 50 M lap 450 7LO o,2L9 0,0006 0,0035 3,24 2 D16 4 2L67 3881 8 250 t75
20 50 Mtpka 450 -2LL8 0,554 O,OOL7 0,0036 3,24 2 D16 4 3465 3881 8 200 L75
PERHITUNGAN TUTANGAN KOLOM LT.1
RUMAHTINGGALSAN DIEGO M3-3O, PAKUWON Clry

fc' = 25 Mpa d'lh = O,t


tv = 240 Mpa Rho max = 0,06
Decking = 25 mm Rho min = 0,01

uk. kolom PM elh sby sbx r Rho Rho As PakaiTulangan As Tipe


h (ke) (kem) perlu pakai perlu n D Kolom
(cm ( cm2) ( cm2)

45 L2 30 Lt498 865 o,25L 0,231 0,059 0,010 0,010 0,010 3,6 6 13 7,602 K2

55 L2 60 23445 580 o,o4L 0,236 0,010 o,ol2 o,oL2 o,otz 9,5 10 13 L2,67 K4'

57 L2 60 18829 460 0,041 0,260 0,009 o,ot? 0,012 o,otz 9,6 10 13 12,67 K4'

75 t2 50 L7724 426 0,048 0,190 0,010 o,ol2 o,ol2 o,al2 7,2 10 13 L2,67 K4

90 L2 40 t2sL4 6327 1,264 O,L34 o,239 o,o2o o,o2o 0,020 9,; 8 13 10,136 K3

93 t2 40 15963 610 0,096 o,L7t 0,023 0,011 0,011 0,011 5,3 8 13 10,135 K3

tt7 t2 50 20080 636 0,053 o,2L5 0,015 0,012 0,012 O,OL? 7,2 10 13 t2,67 K4

L26 L2 30 L3731 257 0,062 o,L47 o,oL7 0,011 0,011 0,011 3,95 6 13 7,6A2 K2

133 L2 40 29658 916 o,o77 0,319 0,035 0,016 q016 0,016 7,68 8 13 10,136 K3

13s t2 62 LM79 1899 0,212 0,155 0,030 0,oL4 0,014 0,014 to,4L6 L2 13 t5,2O4 K5
PERHITUNGAN TUIANGAN TANGGA
RUMAH TINGGALSAN DIEGO M3-30, PAKUWON CITY

fc' = 18,6 Mpa


fV = t90 Mpa Rho max = 0.0168
Decking = 15 mrn Rho min = 0.0036

Frame Uk.Balok Daerah d Mu Rn Rho Rho As Pakai As Vu @vc


bh (mm) (kgm) (Mpa) perlu pakai perlu Tulangan ada (ks) (ks)
cm cm (cm2) DS (cmz;

Brd bw 10O t2 M 95 1955 2,708 O,OO77 O,W77 7,28 13 15 8,45 1915 308C

Tangga 10O tZ M lap 95 1613 2,234 0,0062 0,0052 5,89 13 15 8,45 79O 3O8C

Brd ats 1OO LZ M lap 95 1955 2,708 O,OO77 O,OO77 7,28 13 15 g,4S 1915 3080

Kesimpulan : Tul PokokTangga dipakai D 13 - 150

Tul Pernbagi dipakai D 10- 150


PERHITUNGAN TUIANGAN BALOK LANTAI 2
RUMAH TINGGAL SAN DIEGO M3-30
fc' - 18,6 Mpa
fy = 390 Mpa Rho max = 0,0158
Decking = 25 mm Rho min = 0,0035

Frame Uk.Balok Daerah d Mu Rn Rho Rho As Pakai As Vu @vc Begel


bh (mm) (kgm) (Mpa) perlu pakai perlu Tulangan ada (ks) (ks) @ S perlu S pasang
cm cm (cm2) n O (cm2) (mm) (mm)
1s 40 Mtp ki 360 -315 0,203 0,0005 0,0036 l,g4 2 D16 4 -L702 2329 8 200 200
122-L23 15 40 M lap 360 774 0,498 0,0013 0,0036 L,94 2 D15 4 796 2329 8 250 200
15 40 Mtp ka 360 -2740 1,762 0,0048
0,0048 2,59 2 D16 4 3621 2329 8 200 200
15 40 Mtpki 360 -2425 1,559 0,00,42 0,@42 2,28 2 D16 4 -29L9 2329 8 2@ 200
t24 15 N Mlap 360 1395 0,898 0,00.24 0,0036 L,94 2 D16 4 L26 2329 8 250 2N
15 40 Mtp ka 360 -3L64 2,034 0,0056 0,0056 3,03 2 D16 4 3t87 2329 8 200 200
15 40 Mtpki 350 -3L12 2,OAL 0,0055 0,0055 2,97 2 D15 4 -4150 2329 8 200 175
129 15 40 M lap 360 2059 1,324 0,0036 0,0036 L,g4 2 D15 4 477 2329 8 250 200
15 40 Mtp ka 350 -2787 L,792 0,0049 0,0049 2,il 2 D16 4 4L70 2329 I 2@ L75
15 40 Mtp ki 360 -32O 0,206 0,0005 0,0036 L,g4 2 D15 4 -L706 2329 8 200 200
100-103 15 q Mlap 360 -969 0,623 0,0016 0,0036 t,g4 2 D16 4 -?o7 2329 8 250 200
15 40 Mtp ka 360 772 0,496 0,0013 0,@35 L,94 2 D16 4 796 2329 8 2@ 200
15 40 Mtpki 350 -2tlt L,357 0,0036 0,0036 t,g7 2 D16 4 -2587 2329 8 2@ 200
11 15 40 M lap 360 to52 0,676 0,0018 0,0036 t,94 2 D15 4 -248 2329 8 250 2@
15 40 Mtp ka 350 -3333 2,L43 0,0059 0,0059 3,20 2 D16 4 3078 2329 8 200 200
15 40 Mtpki 360 4t20 2,649 0,0075 0,0075 4,O4 3 D16 5 -3296 2329 8 200 200
110 1s & M lap 350 -3384 2,L76 0,0060 0,0060 3,25 3 D16 6 -1995 2329 I 250 200
15 40 Mtpka 360 -3384 2,L76 0,0050 0,0060 3,25 3 D16 6 140 2329 8 200 200
20 50 Mtpki 450 -3942 1,2L7 0,0032 0,0036 3,24 3 D16 6 -670L 3881 I 2N L75
tt4-L16 20 50 M lap 450 4507 1,391 0,0037 0,0037 3,37 3 D16 6 3915 3881 8 250 200
20 50 Mtpka 450 -34/.s 1,063 O,0O2g 0,0036 3,24 3 D16 6 -t2u4 3881 10 115 100
20 & Mtpki 360 4402 2,123 0,0059 0,0059 4,22 3 D16 6 4LO7 3105 8 200 150
Lzt 20 40 M lap 350 90 0,043 0,0001 0,0036 2,59 3 D16 6 654,6 3105 8 250 200
20 40 Mtpka 360 90 0,043 0,0001 0,0035 2,59 2 D16 4 4935 3105 8 200 200

Anda mungkin juga menyukai