Anda di halaman 1dari 59

JUMI

SLA
M

DAN PUSTAKA ,, MENARA"


DJAKARTA
BAHASA INGGERIS.
1. BELADJAR BAHASA INGGERIS , oleh Aziz Thaib
(AZITA) Rp. 12.-
2. KAMUS PRAKTIS (ENGLISH 1 INDONESIA) oleh
Aziz Thaib (AZITA) Rp. 5.-
3. ENGLISH - INDONESIA - DIALOGUES (Pertjakap-
an dalam bahasa Inggeris - Indonesia oleh Aziz Thaib
(AZITA) Rp. 5.-

BAHASA PERANTJIS.

1. FRENCH · ENGLISH . INDONESIA DIALOGUES


(Pertjakapan dalam bahasa Perantjis - Inggeris dan
Indonesia) , oleh Aziz Thaib (AZITA) , guru bahasa
Inggeris dan Perantjis pada ,,THE AZITA SCHOOL
OF LANGUAGES" Bukittinggi . Berisi pertjakapan
sehari-hari dalam bahasa Perantjis - Inggeris In-
donesia .............. Rp . 7.50
2. VOCABULARY PERANTJIS INGGERIS INDO-
NESIA oleh Aziz Thaib (AZITA) ............ Rp. 6.-
Kesulitan mempeladjari bahasa Perantjis dimasa jang
sudah2 ialah karena ketiadaan buku penolong dalam
bahasa Indonesia.
Buku2 ini akan dapat menolong peladjar2 menghi-
langkan kesukaran dalam mempeladjari bahasa Pe-
rantjis selama ini.
Dalam Pertjetakan :
BELADJAR BAHASA PERANTJIS oleh Aziz Thaib
(AZITA) .
N. V. Penerbit dan Pustaka
„MENARA"
Kp. Tionghoa no. 2
Bukittinggi (Tel. 136) .

INIVERSITY OF MICHIGAN LIBRARIES


PERDJUANGAN

MASJUMI

SL
RE

AM
PA

N.V. PENERBIT DAN PUSTAKA ,, MENARA"


BUKITTINGGI
UNW

JQ

779

A514
M38

1952

Buhi
GRAD
gift
Leasi
309

ISI BUKU :

1. KATA SEPATAH .

2. ANGGARAN DASAR PARTAI POLITIK IS-

LAM INDONESIA „ MASJUMI ”.

3. PROGRAM PERDJUANGAN ,,MASJUMI”.

4. KETERANGAN AZAS MASJUMI.

5. PUTUSAN MUKTAMAR „ MASJUMI” KE VI .


KATA SEPATAH.
Dengan nama Tuhan Jang Maha Pemurah dan Pe-
njajang.

Sdr2 seperdjuangan !
Kongres Masjumi ke VI jang dilangsungkan dari
tanggal 26 sampai 30 Agustus 1952 di Djakarta, sesung-
guhnja amat memuaskan dan membuahkan putusan2
jang penting bagi gerak Partai dimasa depan. Diantara-
nja telah ditetapkan :
1. Keterangan Asas.
2. Program Perdjuangan.
3. Anggaran Dasar jang baru.
4. Dan sebagainja

Dengan adanja putusan2 tersebut, maka organisasi


Masjumi dan gambaran tjita -tjitanja dalam membentuk
peribadi perseorangan, masjarakat dan negara, kian ber-
tambah terang dan tegas.

Perdjuangan politik dan kepartaian bukanlah perdju-


angan jang meraba -raba dalam gelap , atau berdjalan tak
tentu arah, melainkan berdjuang menudju suatu bentuk
masjarakat dan negara jang sudah tentu. Pun perdjuang.
an itu ditimbulkan oleh keinsjafan dan kejakinan ; bahwa
dengan bentuk jang demikian itulah baru terdjamin keba-
hagiaan umat manusia ini disepandjang djalan kehidup-
annja.
Gambaran tjita2 dan bentuk perdjuangan jang tersim-
pul dalam buku ini , kami hidangkan ketengah masjarakat
ramai, terutama kepada sdr2 sebangsa dan seagama, su-
paja dapat dipahamkan dengan sebaik - baiknja, dan men-
djadi pedoman perdjuangan sehari -hari , dengan tidak
mengenal letih dan lesu , bagaimana djuapun warnanja
suasana jang dihadapi.

Kepada warga Masjumi dan teman seperdjuangan


pada umumnja , marilah dengan pemandangan jang te-
rang, gambaran tjita2 jang djelas, organisasi jang tersu-
sun, serta djiwa pengorbanan dan keichlasan, kita me-
neruskan perdjuangan sutji menudju „,baldatum thaijaba-
tun, warabban ghafur".
Wassalam
Penerbit :
PENERANGAN MASJUMI
SUMATERA TENGAH.

Bukittinggi 20 September 1952.


7

ANGGARAN DASAR
PARTAI POLITIK ISLAM INDONESIA
,,MASJUMI"

Pasal I.

NAMA DAN KEDUDUKAN.


Partai bernama „ MASJUMI" dan berkedudukan di-
tempat kedudukan Pimpinan Partai.
Pasal II.
ASAS .
Partai ber-asaskan Islam.
Pasal III.
TUDJUAN .
Tudjuan Partai ialah terlaksananja adjaran dan hu-
kum Islam didalam kehidupan orang seorang, masjarakat
dan negara Republik Indonesia, menudju keridhaan
Illahi.
Pasal IV.
USAHA .
Usaha Partai untuk mentjapai tudjuannja :
1. Menginsjafkan dan memperluas pengetahuan serta
ketjakapan Ummat Islam Indonesia dalam perdjo-
angan politik.
2. Menjusun dan memperkokoh kesatuan dan tenaga
Ummat Islam Indonesia dalam segala lapangan.
3. Melaksanakan kehidupan rakjat terhadap peri-ke-
manusiaan, kemasjarakatan, persaudaraan dan per-
samaan hak berdasarkan taqwa menurut adjaran Is-
lam .
4. Bekerdja-sama dengan lain-lain golongan dalam
lapangan jang bersamaan atas dasar harga- menghar-
gai.
8-

Pasal V.
ANG GAUTA .
1. Anggauta Partai terdiri dari :
a. Anggauta biasa, ialah warga negara Indonesia
jang beragama Islam ( laki2 dan perempuan ) dan
tidak mendjadi anggauta partai politik lain ;
b. Anggauta teras, terpilih dari anggauta-anggauta
biasa ;
C. Anggauta Istimewa, ialah pengurus besar/pusat
perhimpunan Islam jang bukan partai politik.
2. Tjara penerimaan mendjadi anggauta biasa, anggau-
ta teras dan ketentuan2 mendjadi anggauta istimewa
serta hak dan kewadjibannja, ditetapkan dalam Ang-
garan Rumah- Tangga.

Pasal VI.
PIMPINAN PARTAI.
1. Partai dipimpin oleh Pimpinan Partai.
2. Pimpinan Partai terdiri dari seorang Ketua, seorang
Wakil-Ketua I, seorang Wakil-Ketua II dan seba-
njak-banjaknja dua belas orang anggauta.
3. Para Ketua dipilih oleh Muktamar buat masa sampai
Muktamar jang kemudian, anggauta2 Pimpinan Par-
tai lainnja dipilih oleh Muktamar dari tjalon2 jang
diusulkan oleh para Ketua.
4. Para Ketua merupakan Pimpinan-Harian.
5. Bilamana - perlu, Para Ketua berhak melengkapkan
susunan Pimpinan-Partai dengan pengesahan Pim-
pinan Partai.

Pasal VII.
TUGAS PIMPINAN PARTAI.
1. Pimpinan Partai memimpin dan melaksanakan serta
menentukan taktik perdjuangan politik Partai, dalam
batas2 putusan Muktamar dan Dewan Partai,
·9–

2. Pimpinan Partai memimpin perdjalanan Partai de-


ngan mengadakan Sekretariat, dipimpin oleh se-
orang Sekretaris- Umum jang dipilih olen dan dari
Pimpinan Partai dan dibagi dalam beberapa depar.
temen jang djumlah dan susunannja ditetapkan me-
nurut keperluan.

Pasal VIII.
MADJELIS SJURA.
1. Disamping Pimpinan Partai diadakan Madjelis Sjura
terdiri dari seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan
beberapa orang anggauta menurut keperluan.
2. Madjelis Sjura adalah madjelis pertimbangan dan
madjelis fatwa bagi Pimpinan Partai.
3. Ketua, Wakil Ketua dan anggauta2 Madjelis Sjura
diusulkan oleh Pimpinan Partai dan disjahkan oleh
Muktamar atau Dewan Partai.
4. Disamping Pimpinan Wilajah dapat diadakan Ma-
djelis Sjura Wilajah.
5. Ketentuan selandjutnja diatur dalam Anggaran Ru-
mah Tangga.
Pasal IX.
MUKTAMAR.
1. Muktamar mempunjai kekuasaan jang tertinggi da-
lam Partai.
2. Muktamar terdiri dari :
a . Anggauta2 Pimpinan Partai ;
b. Anggauta2 Dewan Partai ;
C. Utusan2 Tjabang, termasuk Muslimat.
3. Muktamar dihadiri oleh Madjelis Sjura, wakil2 ang-
gauta2 Istimewa dan Badan-Badan Chusus.
4. Muktamar diadakan sedikitnja sekali dalam dua ta-
hun.
5. Muktamar bersidang atas undangan Pimpinan Par-
tai atau atas usul dari Dewan Partai.
6. Sidang Muktamar dipimpin oleh Pimpinan Partai.
10-

Pasal X.

DEWAN PARTAI.
1. Dewan Partai mempunjai kekuasaan tertinggi sela-
ma tidak ada Muktamar.
2. Dewan Partai mempunjai anggauta2 tetap untuk
selama masa dua Muktamar dan terdiri dari :
a . Anggauta2 Pimpinan Partai ;
b. Tiga orang utusan Wilajah, seorang diantaranja
Muslimat, jang dipilih oleh Konperensi Wilajah ;
C. Dua orang dari setiap anggauta-Istimewa ;
d. Tiga orang dari Fraksi Masjumi di Dewan Per-
wakilan Rakjat;
e. Dua orang dari setiap Badan Chusus.
3. Sidang Dewan Partai diadakan sedikitnja sekali se-
tahun.
4. Dewan Partai berisdang atas undangan Pimpinan
Partai atau atas usul dari sepertiga djumlah ang-
gauta Dewan tersebut.
5. Sidang Dewan Partai dipimpin oleh Pimpinan Par-
tai.
Pasal XI.

TATA TERTIB MUKTAMAR


DAN DEWAN PARTAI.

1. Sidang Muktamar dan Dewan Partai dianggap sah


apabila dihadiri oleh lebih dari separoh dari djum-
lah anggauta- anggautanja.
2. Putusan sidang Muktamar dan Dewan Partai di-
anggap sah, apabila diambil dengan suara terbanjak.
3. Dalam sidang Muktamar, anggauta2 pimpinan Par-
tai, anggauta2 Dewan Partai dan tiap2 Tjabang jang
hadir mempunjai hak satu suara.
4. Dalam sidang Dewan Partai , masing2 anggauta mem-
punjai hak satu suara.
5. Hal2 jang lain diatur chusus dalam tata - tertib si.
dang Muktamar dan Dewan Partai.
-11--

Pasal XII.
SUSUNAN PARTAI,

1. Daerah Partai ialah seluruh Indonesia.


2. Partai disusun kebawah sesuai dengan susunan dae-
rah pemerintahan :
Wilajah Partai ialah daerah Propinsi, atau jang se-
deradjat dengan itu , Tjabang Partai ialah daerah
Kabupaten dan Kota jang setingkat dengannja, Anak
Tjabang ialah daerah Ketjamatan dan Ranting ialah
Daerah Desa.
3. Djika dianggap perlu, Pimpinan Partai dapat me-
njimpang dari pada jang ditentukan dalam ajat 2.
4. Hak, kewadjiban dan susunan dari pimpinan partai
dari Pimpinan Wilajah kebawah dan sidang -sidang-
nja diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal XIII.
MUSLIMAT .
Anggauta-anggauta wanita dari Partai , jang disebut
Muslimat, dengan pimpinan dan susunan kebawah ter-
sendiri, diatur dalam peraturan chusus.

Pasal XIV.
BADAN CHUSUS.
Untuk menghadapi lapangan pekerdjaan Partai jang
bersifat chusus, diadakan badan-badan tersendiri jang
bersifat otonom, jang hubungannja dengan partai diten-
tukan dalam peraturan chusus.

Pasal XV.
KEUANGAN .
1. Keuangan Partai diperoleh dari :
a. Uang pangkal dan ijuran anggauta, jang keten-
tuannja diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
b. Infaq, sokongan dan lain-lain jang halal.
12

2. Tjara pemungutannja ditetapkan oleh Pimpinan


Partai.

Pasal XVI
ATURAN PENUTUP.

1. Disiplin Partai serta tjara penglaksanaannja dan


hal-hal jang belum dtetapkan dalam Anggaran Da-
sar, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Anggaran Rumah Tangga diadakan oleh Pimpinan
Priai dan disahkan oleh Dewan Partai.
3. Peraturan-peraturan chusus diadakan oleh Pimpinan
Partai.
4. Anggaran Dasar ini hanja dapat dirobah oleh Muk-
tamar.

Diterima dalam sidang Muktamar Masjumi ke VI


dalam sidang ke VII.
Pada tanggal 29 Agustus 1952.
PROGRAM PERDJUANGAN
"
" MASJUMI
- 15-

PROGRAM PERDJUANGAN
„ MASJUMI"
"
I. KENEGARAAN :
1. NEGARA HUKUM BERBENTUK REPUBLIK.
,,Masjumi" bertudjuan mewudjudkan negara hu-
kum berdasarkan atas adjaran2 Islam, jang men-
djamin keselamatan djiwa dan harta-benda se-
mua penduduk di Indonesia, baik warga negara
muapun orang asing.
Bentuk negara jang lebih sesuai dengan azas2
demokrasi dalam Islam, ialah REPUBLIK.
2 . KEBEBASAN BERAGAMA.
Sesuai dengan adjaran Islam , maka „ Masjumi”
berpendirian bahwa kebebasan beragama harus
didjamin oleh Negara.
3. SISTEM PEMERINTAH.
,,Masjumi " berpendapat bahwa sebaiknja Peme.
rintah berbentuk presidentiel, dimana Presiden
sebagai Kepala executief bertanggung - djawab kc-
pada D.P.R.
4. SUSUNAN DEWAN PERWAKILAN RAKJAT.
Mengingat bahwa Indonesia terdiri dari daerah-
daerah jang mempunjai ber-matjam2 sifat dan
kepentingan, maka „ Masjumi " berpendirian bah-
wa agar kepentingan daerah2 itu terdjamin, De-
wan Perwakilan Daerah harus terdiri dari dua
badan, jaitu :
a. Parlemen, jang anggauta- anggautanja dipilih
setjara langsung dan rahasia atas dasar per-
wakilan berimbang oleh pemilih-pemilih se-
luruh Indonesia, jang dibagi atas beberapa
daerah pemilihan.
b. Senat , jang anggauta- anggautanja dipilih se-
tjara langsung dan rahasia oleh pemilih2 di-
daerah masing2 atas dasar suara terbanjak
dan tiap2 daerah mendapat djumlah perwa-
kilan jang sama.
Perhubungan kekuasaan antara dua badan
itu, selandjutnja diatur dalam undang- un-
dang.
- 16--

5. HAK-HAK AZASI MANUSIA.


Hak2 azasi manusia didjamin dalam Undang-
Undang Dasar.
6. KAUM WANITA.
Dengan mengakui bahwa perbedaan sifat dan
pembawaan antara kaum wanita dan kaum prija
membawa pula perbedaan tugas dan lapangan pe-
kerdjaan bagi masing2 kaum, maka „ Masjumi”
berpendapat bahwa hak2 politik, sosial dan eko-
nomi kaum wanita sederadjat dengan kaum
prija.
II. PEREKONOMIAN.
.1. EKONOMI TERPIMPIN.
- Perekonomian negara diatur menurut dasar
ekonomi-terpimpin. Produksi dan distribusi ba-
rang2 dilaksanakan menurut rentjana tertentu ,
dan berpedoman kepada pelaksanaan kesedjah-
teraan rakjat seluas-luasnja.
- Monopoli oleh perusahaan2 partikelir jang
merugikan masjarakat dilarang. Konkurensi jang
terbatas, diawasi oleh Pemerintah agar supaja
bergerak kearah jang membangun (construktief) .
Politik harga dan upah harus sesuai dengan
keadaan perekonomian umum dalam negeri.
Untuk memperkokoh ekonomi nasional, maka
berbagai matjam koperasi harus dibangunkan
dengan bantuan Pemerintah.
2. NASIONALISASI.
Pada azasnja perusahaan2 vitaal dinasionalisasi
menurut rentjana jang tertentu. Urutan nasio-
nalisasi adalah sbb.:
a. Bank sirkulasi (sudah dilaksanakan) .
b. Perusahaan2 perhubungan jang pokok, di-
darat, diudara dan dilaut .
C. Perusahaan2 keperluan umum (openbaare
nuts-bedrijven) .
d. Perusahaan2 tambang.
-- 17 .

Pelaksanaan nasionalisasi dengan tidak menjim-


pang dari urutan prioriteit tersebut diatas, di-
djalankan mengingat keadaan dan keuangan ne-
gara.
3. INDUSTRIALISASI.
Untuk membikin Indonesia se - banjak2nja bebas
dari import hasil-hasil perindustrian dari luar
negeri, dan untuk membuka kesempatan beker-
dja bagi rakjat jang luas, istimewa didaerah-dae-
rah jang sudah terlalu padat penduduknja, maka
perlu diselenggarakan industrialisasi dalam djang-
ka waktu pendek.
4. MODAL ASING .
Mengingat bahwa modal nasional masih belum
mentjukupi untuk membiajai industrialisasi itu ,
maka dibuka kemungkinan bagi modal asing un-
tuk mendirikan industri2 baru atas dasar , mutual
profit", jaitu atas dasar sjarat2 jang mengun-
tungkan fihak Indonesia dan fihak pengusaha-
pengusaha asing.
5. KAUM TANI.
Sebagai faktor sosial dan politik jang menstabi-
lisasi, kedudukan kaum tani diperkuat dengan
mempertinggi kesedjahteraannja. Pemerintah ha-
rus memberi perlindungan, bantuan moreel dan
materieel kepada mereka dengan tjara terutama.
a. memberantas pemerasan kaum tani oleh go-
longan manapun djuga.
b. menghapuskan sistim tuan-tanah menurut
hukum , dan membagikan tanah kepada kaum
tani,
C. menghapuskan beban2 atas kaum tani jang
tidak adil,
d. membangun berbagai matjam koperasi dari ,
oleh dan untuk kaum tani,
e. mendjamin harga pendjualan jang lajak bagi
hasil2 bumi jang dihasilkan oleh kaum tani,
dan upah terendah buat pekerdja- pekerdja
kaum tani ,
-18-

6. KAUM NELAJAN.
Kaum nelajan, jang merupakan golongan masja-
rakat penting di Indonesia jang terdiri dari kepu-
lauan, harus diperbaiki kedudukannja oleh Pe-
merintah, antara lain dengan :
a. membantu dan melindungi koperasi2 nela-
jan,
b. menjediakan pendidikan serta latihan2 un-
tuk mempertinggi ketjakapan mereka,
C. memperluas modernisasi alat2 penangkapan
ikan,
d. memperluas dan memodernisasi pelabuhan2
perikanan laut,
e. mendjamin pendjualan ikan jang mengun-
tungkan kaum nelajan dan masjarakat.

7. AGRARIA .
Undang2 agraria dari djaman kolonial disesuai-
kan dengan kepentingan masjarakat.
Politik agraria, dengan memperhatikan pasal 5
diatas, ditudjukan kepada usaha2 untuk melipat-
gandakan produksi pertanian, terutama bahan
makanan.
8. ,,MIDDENSTAND " INDONESIA.
Pemerintah membuka djalan bagi middenstand
Indonesia , golongan jang sosial dan politik pen-
ting artinja, untuk berkembang dan memperkuat
masjarakat kedudukannja.

III. KEUANGAN :
1. BANK-BANK PARTIKELIR .
Mesti diadakan undang2 bank jang mengatur sja-
rat2nja buat bank2 jang sudah ada dan jang akan
didirikan, baik bank2 nasional maupun bank2
asing.
Politik kredit bank2 itu diawasi oleh Pemerintah
jang diatur dalam undang-undang.
19.---

2. PADJAK-PADJAK.
Sistem padjak sekarang, hendaknja diperseder-
hanakan. Djumlah padjak jang dipungut oleh
Pemerintah, tidak boleh melampaui kekuatan
masjarakat.
Politik padjak ditudjukan kepada pembagian adil
dari pendapatan dan kekajaan nasional dan ke-
pada memadjukan perusahaan2 nasional. Padjak2
indirek, dimana mungkin harus diganti dengan
padjak direk. Barang2 keperluan rakjat banjak,
se-dapat2nja djangan dikenakan padjak.
Padjak kemewahan diperluas.

IV. SOSIAL :
1. Untuk mendjamin ketentuan hidup jang lajak
bagi kaum buruh, dan untuk mentjapai kegem-
biraan bekerdja dan perdamaian kerdja dalam
proces produksi , maka perlu perundangan pertang-
gungan sosial dan perundangan perburuhan dia-
dakan atau disempurnakan, seperti :
(A) . Dilapangan pertanggungan sosial :
a. peraturan ketjelakaan .
b. "" invaliditeit.
C. "" hari tua.
d. penjakit.
e. "" pengangguran.
(B) . Dilapangan perburuhan.
a. perdjandjian perburuhan,
b. upah terendah,
C. pemberhentian buruh,
d. istirahat,
e. pejelesaian pertikaian perburuhan.
2. UPAH BURUH.
Buruh berhak diberi ,,upah sosial" ( sosial loon)
disamping upah kerdja (arbeidsloon) , artinja,
upah harus sedemikian rupa hingga memungkin-
kan mereka untuk berkeluarga dan untuk me-
njimpan buat hari tua.
20

Upah keluarga (gezinsloon) jang setepatnja ialah


,,absoluutgezinsloon", jaitu upah jang tjukup bu-
at hidup lajak bagi siburuh, isterinja dan rata-
rata dua orang anak.
,,Relatief gezinsloon", jaitu upah menurut banjak-
nja anak2 siburuh, adalah kurang adil terhadap
madjikan .

3. SAREKAT2 BURUH .
Pemerintah bertugas membimbing dan memban-
tu mendidik sarekat2 buruh kearah jang mem-
bangun (constructief) untuk mentjapai ketahan.
an rohani dan ekonomi.

4. PERBAIKAN MASJARAKAT.
Untuk memperbaiki keadaan masjarakat, perlu
diadakan peraturan2 mengenai :
a. pemeliharaan anak2 terlantar,
b. reklasering,
C. pemberantasan perdjudian dan pelatjuran,
d. dan lain2nja.

5. KORBAN2 PERDJUANGAN.
Negara wadjib memberi djaminan hidup jang la-
jak kepada :
a. kaum tjatjat dan keluarganja.
b. djanda2 dan anak2 dari pedjuang2 kemerde-
kaan jang telah gugur.

6. TRANSMIGRASI .
Pemindahan penduduk dari Djawa ke-lain2 dae-
rah di Indonesia harus dipertjepat menurut ren-
tjana jang tertentu .

V. PENDIDIKAN DAN KEBUDAJAAN :


1. PENDIDIKAN DAN PENGADJARAN :
Disamping sekolah2 umum pemerintah, diperlu-
as sekolah2 partikelir jang berdasarkan atas
adjaran2 agama dengan subsidi negara.
— 21 -

Pengadjaran disekolah rendah dan menengah ti-


dak hanja se-mata2 ditudjukan untuk menuntut
ilmu pengetahuan umum, melainkan djuga untuk
mendapat ketjakapan kedjuruan (vak) .
Pendidikan agama di - sekolah2 pemerintah, ditu-
djukan kepada pembentukan watak dan kepriba-
dian, serta kepada pembentukan pemuda- pemudi
mendjadi anggauta2 masjarakat jang berdjiwa
kemasjarakatan, bertanggung djawab, berdisiplin
dan berkesusilaan.
Pemuda-pemudi jang berbakat, jang orang- tua-
nja tidak mampu, harus diberi bea-siswa jang
tjukup.
Pendidikan djasmani di- sekolah2 maupun dilu-
ar itu, diperluas dan dipertinggi mutunja dengan
pimpinan pemerintah .
Pendidikan rochani didasarkan menurut agama-
nja masing-masing.

2. GERAKAN KEBUDAJAAN .
Gerakan kebudajaan disalurkan dan dibimbing
oleh Pemerintah kearah budi dan watak jang lu-
hur.

3. PEMUDA-PEMUDI .
Pemerintah memadjukan dan menundjang ge-
rakan2 pemuda seperti kepanduan dan lain- lain-
nja.

VI. POLITIK LUAR NEGERI.


1. PENDJADJAHAN.
,,Masjumi" menentang tiap2 pendjadjahan kare-
na bertentangan dengan azas2 Islam, jang men-
djundjung tinggi peri -kemanusiaan dan keadilan ,
dan menjokong tiap2 usaha untuk menghapus-
kannja.
22

2. POLITIK PERDAMAIAN DUNIA DAN PER-


SAHABATAN .

Berpangkal kepada andjaran2 Islam jang meng-


adjarkan hidup damai dengan semua bangsa,
maka ,,Masjumi" berpendirian bahwa politik
luar-negeri Indonesia bertudjuan kepada mem.
pertahankan perdamaian dunia dan mentjari per-
sahabatan dengan semua bangsa, terutama de-
ngan bangsa2 jang ber- azaskan Ke -Tuhanan dan
demokrasi.

3. PERSATUAN BANGSA-BANGSA,
Indonesia turut aktif memperkuat kedudukan
U.N.O. sebagai badan internasional jang memeli-
hara dan mempertahankan perdamaian dunia.
4. KETERTIBAN DUNIA JANG BERKESUSILA-
AN (MORELE WERELDORDE) .
Untuk mentjapai ketertiban dunia jang lebih
baik dan jang mendjamin perdamaian dunia,
maka ,,Masjumi " berpendirian bahwa negara2
harus menghormati hak2 satu sama lain dan
mendjundjung tinggi perdjandjian-perdjandjian
antara bangsa, berdasar atas azas2 kesusilaan.

5. BANTUAN LUAR NEGERI.


Persetudjuan2 mengenai bantuan luar negeri
guna mempertjepat pembangunan negara da-
pat diterima, djika tidak membawa kewajiban2
meliter dan kewadjiban2 politik jang membatasi
kedaulatan negara .

VII. IRIAN - BARAT :


Selama Irian Barat belum masuk wilajah Re-
publik Indonesia, maka tetap merupakan tun-
tutan nasional.
KETERANGAN AZAS ,, MASJUMI "
-
-25-

‫ضربت عليهم الذلة اينما ثقفوا‬

. ‫الا بجبل من الله وحبل من الناس‬

MUQADDIMAH.
I. Keadaan dunia dimasa ini menurut suara2 ra-
mai, dan melihat kepada kedjadian2 dibeberapa negeri
sangat mengchawatirkan. Dengan njata sekali dalam
perhubungan internasional, jaitu antara negara2 terda-
pat dua fihak jang bertentangan, jang satu disebelah
Barat dengan pimpinan Amerika Serikat, jang lain dise-
belah Timur dengan pimpinan Sovjet- Rusia ; masing2
dengan sekutunja dan pengikut2nja dan daerah2 penga.
ruhnja. Dua fihak, jang saling mengakui tjita2 perdamai-
an dan kemerdekaan serta kesedjahteraan hidup untuk
segala manusia diseluruh dunia ; masing2 menuduh bah-
wa fhak jang lain sedang mendjalankan tipu-muslihat
dan daja upaja kekuasaan harta dan antjaman, bahkan
paksaan dengan kekerasan perkosaan untuk memperham-
bakan seluruh dunia kebawah kekuasaannja serta bersiap
lengkap untuk memetjahkan perang dunia jang dahsjat
untuk membinasakan lawannja.
Pengaruh jang bertentangan itu menimbulkan kesulit-
an2 dalam tiap2 negeri dimedan ekonomi berkenaan de-
ngan penghasilan dan pembagian rezki, dimedan politik
berkenaan dengan perdjalanan pemerintahan, dimedan
cultuur-kebudajaan tentang faham dan fikiran, adab so-
pan-santun dan kesenian, dimedan sosial berkenaan de-
ngan perhubungan golongan2 dalam masjarakat , pen-
deknja disegala lapangan kehidupan negara dan peme-
rintah, negeri dan penduduk.
2. Dinegeri kitapun, sebagaimana dalam negeri
lain2, kita merasakan dan menderitakan akibat2 penga-
ruh itu, berupa kekatjauan2 dalam kalangan perusahaan,
perniagaan, penghasilan industri, pertukangan dan per-
tambangan, penghasilan perkebunan, oleh pertikaian2 an-
tara buruh dan pengusaha, jang sebentar2 menjebabkan
- 26-

pemogokan disertai pula dengan sabot merusak alat2


pabrik dan perkebunan, sehingga akibatnja melumpuh-
kan ekonomi kita segenapnja .

dan pula berupa huru-hara dan perusahaan2 jang


disebabkan oleh golongan2 politik atau gerombolan2 pen-
djahat jang melakukan pemberontakan bersendjata me-
nentang kekuasaan pemerintah dan perampokan2, pem-
bunuhan2 serta pembakaran2 dide a -desa, pentjulikan2
dan bentjana2 lain jang meniwaskan njawa dan mem-
binasakan harta ;
segala itu menjebabkan rakjat penduduk selalu hidup
dalam ketakutan dari terror dan penganiajaan jang me-
lumpuhkan daja - upaja djawatan2 pemerintah dan alat2
negara, untuk melaksanakan perdjalanan hukum dan per-
aturan untuk memeliharakan tertib didalam negeri dan
keamanan umum.
3. Sebaliknja kita lihat, bahwa dengan daja-upaja
jang kentara dan teratur, dengan alasan „ menentang”
imperialisme dan ,,kapitalisme asing " dihalangi dan dirin-
tangi segala usaha pemerintah untuk mentjukupkan dan
menjempurnakan persiapan2 dan kelengkapan2 alat ne-
gara, polisi dan tentara dll. djawatan negara dihalangi
dan dirintangi dengan mempertadjam perasaan keben-
tjian berdasar kebangsaan, dan dalam bangsa sendiripun
djuga atas dasar pertentangan2 dalam masa permulaan
revolusi (a.l. bekas „ non” dan bekas „,co") .
4. Tak dapat tidak, kekatjauan jang bertambah la-
ma bertambah luas itu, berangsur - angsur menimbulkan
dikalangan jang bertambah lama bertambah besar satu
psygose atau perasaan putus-asa , serta tunduk menje-
rah kepada faham, bahwa perang dunia ketiga tidak da-
pat di- elakkan lagi , malah ada orang jang menggantung-
kan harapannja kepada peperangan dunia itu, sebagai
satu2nja djalan untuk melepaskan diri daripada kekatjau-
an jang bertambah umum.
5. Padahal segenap dunia jakin pula dengan pasti,
bahwa perang dunia jang ketiga itu , djika sampai terdja-
di nistjajalah akan mengakibatkan kebinasaan kedua be-
lah fihak ; menghantjur - leburkan segala hasil usaha ma.
- 27-

nusia dan dengan demikian itu memusnahkan peradab-


an dan kebudajaan ummat manusia jang telah tertjapai
sehingga ini.
Maka akan tinggallah manusia jang hidup kelak se-
sudah perang penghabisan itu dengan puing runtuhan
dunia dan kebudajaannja jang sudah lenjap , dalam ke-
adaan jang lebih tjelaka, lebih sengsara daripada lelu-
hurnja jang bermula didalam masa mudanja ; dalam hal
kehilangan akal, kebingungan fikiran, sadar akan kehi-
langannja, tetapi tak berdaja akan menimbulkan kemba-
li jang hilang itu , sebab tak pandai berusaha dengan tiada
mempunjai alat dan perkakas dan tiada berpengalaman
hidup dengan tiada berperkakas,
Analysa pertumbuhan keadaan sampai sekarang.
Perdjalanan riwajat pertumbuhan keadaan sampai se-
perti jang kita hadapi sekarang ini, adalah sebagai be-
rikut :
1. Dalam perdjalanan zaman telah berulang-ulang
ummat manusia menjaksikan dan mengalami naik dan
turunnja kekuasaan dan kerajaan : memuntjak naik
sampai seolah- olah tidak ada lagi satu kekuasaan jg akan
dapat menentangnja, apalagi mengalahkannja ; lalu dja-
tuh disebabkan kerusakan didalam dan bala alam me-
nimpa atau serbuan musuh dari luar oleh orang2 bangsa
jang djauh kurang ketjerdasan kemadjuannja.
Didalam Qur'an telah disebutkan kissah Fir'aun jang
telah merasa menguasai alam dunia segenapnja dan me-
nuntut pengakuan dirinja sebagai Tuhan dan telah dise-
butkan djuga berita beberapa kaum lain2. - Kaum Nuh,
kaum Luth, kaum Thamud , kaum Saleh dsb - jang meng-
alami kebinasaan ditimpakan oleh ALLAH atas mereka.
Ada jang binasa oleh bahaja alam dan ada pula oleh ke-
gagahan manusia bangsa lain jang tidak disangka- sang-
ka. Maka berulang-ulang tersebut didalam Qur'an , supa-
ja dapatlah bangsa manusia mengambil peladjaran dan
ibarat daripada bekas2 berbagai bangsa jang dahulu itu
dan mengerti akan sebab2 djatuhnja oleh karena meng-
abaikan adjaran dan petundjuk2 daripada Pesuruh2 AL-
LAH dan daripada tanda2 dalam keadaan dan ke-
djadian2 jang telah lalu itu :
-28-

. ‫ فاما ثمود فاهلكوا بالطاغية‬. ‫كذبت ثمود وعاد بالقارعة‬

‫ سخرها عليهم سبع ليال‬. ‫واما عاد فاهلكوا بريح صرصر عاليه‬

‫كانهم اعجاز‬ ‫وثمانية أيام حسوما فترى القوم فيها صرعى‬

‫ وجاء فرعون ومن قبله‬. ‫ فهل ترى لهم من باقية‬. ‫نخل خاوية‬

. ‫ فعصوا رسول ربهم فاخذهم اخذة رابية‬. ‫والمؤتفكات بالخاطئة‬

‫انا لمناطغا الماء حملناكم في الجارية لنجعلها لكم تذكرة‬

. ‫وتعيها اذن واعية‬


. ) ١٢ - ٤ ‫( الحاقة‬

2. Berita jang tersebut dalam Qur'an itu telah diku-


atkan dengan bukti-bukti dan alasan- alasan daripada il-
mu tarich dan dengan berita2 kedjadian sebagai itu pula
kemudian daripada turunnja Al- Qur'an.
Dalam perdjalanan riwajat naik dan turun kekuasa-
an dan kerajaan itu berganti - ganti, riwajat manusia ber-
djalan terus mendjalani perubahan- perubahan jang me-
rupakan kemadjuan .
Pada zaman permulaan riwajat dunia sedjauh - djauh-
nja zaman purba (lk . 5.000 tahun sebelum zaman Nabi
Isa a.s.) menurut penjelidikan riwajat bangsa manusia
terbagi atas golongan orang2 merdeka dan orang jang
tidak merdeka , jaitu bangsa budak, dimiliki orang dan
.diperdjual - belikan dan diternakkan seperti hewan -ter-
nak. Begitu pula bangsa budak itu, mula2nja didapat
dengan djalan perburuan , jaitu ditawan dalam peperang-
an atau diintai dan disusul sampai tempat kediamannja,
ditangkap , ditjulik atau ditjuri dari situ, dibawa seba-
gai barang dagangan keluar.
3. Disamping itu golongan manusia jang merdeka-
pun terbagi ber - tingkat2 sebagai orang berbangsa (bang-
sawan, orang besar) jang umumnja memegang kekuasaan
29 .-

dan mendjadi orang peperangan, lagi pula mendjadi pe-


milik bumi, sumber segala kekajaan dan oleh karena itu
mempunjai kekajaan (hartawan) pada satu fihak dan
orang kebanjakan (orang ketjil ) pada fihak lain, jang
bekerdja memakan upah dan kerap kali , oleh karena ber-
hutang jang tidak dapat dibajarnja djatuh ketingkat
perbudakan mendjadi milik orang.
4. Kesedjahteraan dan kebudajaan Greek purba,
(Junani) jang mendjadi pangkal keadaban dan kebuda-
jaan dunia Barat, berdasar atas perbudakan jang me-
ngerdjakan pekerdjaan di -perkebunan2, ditambang gali-
an , dalam bengkel2 pertukangan dan segala pekerdjaan
jang berat dalam urusan rumah tangga dan pekarangan,
Dizaman kekajaan dan kebesaran Greek (Junani ) itu
menurut penjelidikan ilmu pengetahuan sedikitnja tidak
kurang dari pada dua perlima djumlah penduduk negeri
adalah budak dan banjaknja bangsa Budak itu ada jang
sampai 4 perlima dari pada djumlah penduduk itu.
5. Di Roma purba dimana kebesarannja dalam ke-
radjaan Barat tatkala kekuasaannja telah menaklukkan
segala daerah sekeliling Laut Tengah dan ke Barat sam-
pai ke Samudera Atlantik dan termasuk djuga kedalam-
nja segala kepulauan Britania , djumlah budak dari pada
tawanan perang jang dibawa ke Italia demikian banjak-
nja, sehingga pada satu masa disamping tiap2 satu orang
jang merdeka ada tiga orang budak .
6. Achirnja tidak lagi hanja pekerdjaan2 jang be-
rat sadja diperkebunan, dipertanian, ditambang galian
dan dalam pekerdjaan umum pada djalan2 , djembatan
dan bangunan2 melainkan pekerdjaan kepandaian ahli
dan tukang , surat-menjurat dan memegang buku2 dalam
perusahaan2 dan perniagaan , bahkan mengadjar dan ke-
tabiban-pun terserah kepada bangsa Budak belian, me-
nambah besar kekajaan kaum hartawan dan kemewahan
hidup orang besar dan orang kaja ; sebaliknja rakjat ke-
banjakan djatuh deradjatnja sampai tidak djauh dari
perbudakan.
7. Segala itu menjebabkan keradjaan jang amat
besar itu mulai rusak dari dalam. Sebaliknja diluar, sam-
30 -

pai djauh ke Timur dan Utara dari batas2 Keradjaan,


kemasjhuran kekajaan Roma dan kemewahan dan kenik-
matan hidup didalamnja, menerbitkan nafsu bangsa2 ka-
um pemburu dan peperangan bergerak ke Barat. Seper-
ti bandjir2 ber-turut2 dorongan bangsa2 peperangan itu
mendesak masuk kedaerah keradjaan Roma, alun bandjir
jang pertama didesak oleh alun kedua, jang menghalau-
kannja mulai dari abad ke-3 sampai achirnja dalam
abad ke-8 segenap daerah keradjaan Roma Barat telah
djatuh mendjadi keradjaan Frangka (Peringgi) .

8. Bangsa2 jang menjerbu itu telah menerima aga-


ma Keristen, dan sungguhpun dalam peraturan keradja-
an tidak banjak diubahnja peraturan Roma, tetapi da-
lam susunan masjarakat banjaklah jang berobah. Da-
lam Keradjaan Franka itu terbitlah peraturan feodal,
jang memberi kedudukan istimewa kepada orang2 pepe-
rangan jang menundukkan negeri , dibawah kepala2 pe-
rangnja masing-masing , jang mendapat kedudukan seba-
gai Amir dengan berbagai -bagai pangkat dan mendjadi
pemilik segala tanah dalam daerah takluknja , tetapi
mengakui kekuasaan kedaulatan dari pada seorang ra-
dja besar.
Perhubungan antara Amir2 atau radja2 ketjil dengan
radja besar atau daulat jang dipertuannja (sovereign)
disebabkan oleh keperluan memeliharakan kekuasaan
pemerintah didalam negeri dan untuk perlindungan dari
pada serangan musuh dari luar. Pada satu pihak si Ra-
dja Besar mesti mengharapkan kesetiaan dan bantuan
dari radja2 ketjil dibawahnja, pada lain pihak tiap2 ra-
dja ketji masing2 mesti mendasarkan dan mengharap-
kan pelindungan haknja dengan perantaraan Radja
Besar itu.
9. Adapun penduduk asli ditanah-tanah daerah itu
mendjadilah bangsa perhamba, dibawah kekuasaan per-
aturan Amir jang memiliki daerah tempat kediaman me-
reka . Bangsa perhamba itu berlainan kedudukannja de-
ngan bangsa budak. Mereka tidak mendjadi milik orang
lain , tetapi mereka terikat kepada tanah kediamannja,
tidak merdeka akan meninggalkan tanah itu dan tidak
31-

pula orang lain boleh datang diam ketanah itu melain-


kan dengan izin pertuan tanah itu. Mereka wadjib me-
ngerdjakan tanahnja dan menjerahkan sebagian hasil
perolehannja kepada pertuan. Disamping itu ada pula
ber-bagai2 pekerdjaan untuk keperluan pertuan itu harus
dikerdjakannja dan beberapa pemberian upeti berupa
barang dan hewan ternak jang mesti diadakannja pada
waktu2 jang tertentu atau waktu ada keperluan pekerdja-
annja sendiri, seperti misalnja waktu kelahiran atau
mengawinkan anak dan sebagainja .
Timbul Kapitalisme.
9. Tapi sebagai lebih dulu dalam keradjaan Junani
dan Roma, dengan terdapatnja damai dan keamanan da-
lam kerajaan radja2 besar dikeradjaan Franka di Djer-
man kekajaan dan kemewahan hidup dalam kalangan
kaum feodal jang timbul disekitar radja2 ketjil itu , me-
nambah besar nafsu mereka, menindas rakjat djelata.
Dalam pada itu keperluan hidup jang ber- tambah2 telah
menimbulkan pertukangan dan perniagaan, jang mem-
bukakan pintu bagi kaum kebanjakan dan kaum hamba,
jang dapat menebus dirinja untuk mentjapai kehidupan
jang lebih lapang , sebagai tingkatan ketiga disamping
kaum feodal dan padri-pendeta.
10. Tingkatan ke - tiga ini jang mendjadi penduduk
kota2 jang mulai timbul dimasa itu segera meramaikan
perusahaan perniagaan dan pertukangan dan dapat
menghimpunkan harta - kekajaan , sehingga mereka segera
merupakan satu golongan rakjat (kaum pertengahan)
jang sangat berharga untuk radja . Pada satu fihak me-
reka sangat berhadjat kepada perlindungan radja dari
pada tindakan sewenang -wenang pertuanan ketj12 jang
berkuasa atas daerah negeri tempat kota2 itu. Sebalik.
nja sokongan mereka dapat menguatkan kekuasaan radja
berhadapan dengan pertuanan ketjil2 itu , oleh karena
dengan sokongan itu radja dapat mendirikan balatenta-
ra jang kuat dengan tiada menggunakan bantuan per-
tuanan ketji2 itu seperti dimasa jang lalu .
Tmbul Kaptalsme.
11. Kemadjuan pesat dari perniagaan, jang me-
-
-32-

mungkinkan kaum perniagaan dan kaum perusahaan


menggunakan harta - kekajaan jang diperolehnja sebagai
modal untuk memperluas perusahaan jang mendjadi per-
lu untuk mempertjepat penghasilan barang, jang amat
Lanjak diperlukan untuk perniagaan. Sedangkan benua
Eropah memperoleh harta kekajaan banjak, mula2 dari
penjerahan Roma dan daerahnja , kemudian dari pepe-
rangan salib ber-ulang2 dan ahirnja dari pada pendja-
djahan ke Barat (Amerika) dan ke Timur (India dan
Indonesia) , kemadjuan ini melahirkan sistim-kemodalan
atau kapitalisme dalam perniagaan dan perusahaan da-
lam golongan ketiga itu.
12. Dimedan politik kemadjuan golongan ketiga itu
menimbulkan tuntutan mereka hendak menghapuskan
perbedaan hukum , antara kaum bangsawan dan paderi
pendeta dengan rakjat umumnja. Jakni atas dasar pa-
ham persamaan hak2 manusia jang sudah dilahirkan
dalam kalangan Agama oleh kaum Protestan, bertentang-
an dengan geredja Roma, sampai achirnja kemenangan
revolusi di Perantjis ( 1789) , jang menghapuskan hak-hak
kelebihan (privitelges ) kaum bangsawan dan kaum pa-
deri-pendeta dan memerdekakan kaum hamba. Mula2-
nja didalam negara Perantjis, dan dari sana meluas ke-
seluruh daratan benua Eropa , sampai achirnja di Ru-
sia-pun dalam tahun 1861 dihapuskan peraturan per-
hambaan zaman feodal itu .

Menolak Agama.
13. Dalam pada itu, sungguhpun paham persamaan
segala manusia dan hak-hak kemerdekaannja berasal da-
ri adjaran Agama, akan tetapi oleh karena f:hak gere-
dja (terutama geredja Roma ) terus mempertahankan ke-
kekuasaan radja2 , perkembagan revolusi Perantjis itu se-
gera memakai azas menolak agama, jang dalam pendiri-
an geredjanja masih merupakan zaman feodal, jang
masih tetap menguatkan kelebihan hak pihak jang me-
megang kekuasaan.

Materialisme.
14. Tambahan pula faham humanisme, jang dengan
33-

pergerakan renaisance pada mulanja menghidupkan kem-


bali kebudajaan dan ilmu fikiran lama dari Junani dan
Roma-purba, sebagai daja-upaja menentang dorongan
dari fihak Islam, dengan menghidupkan djalan penjeli-
dikan ilmu pengetahuan 'alam, tambah lama tambah
bertentangan dengan adjaran agama jang dipertahan-
kan dan disiarkan oleh geredja, sehingga timbullah pa-
ham kebendaan (materialisme) , jang mendasarkan pe-
mandangan dunia dan kehidupan manusia se-mata2
atas kebendaan dan hukum2 alam, dengan memungkiri
kesan, pengaruh dan adjaran agama.
Buruh contra Kapitalis,
15. Dalam kemadjuan jang pesat dalam kebendaan,
ditolong oleh kemadjuan ilmu pengetahuan jang mentje-
patkan kepandaian manusia menggunakan hasil2 dan
daja-tenaga ' alam, dan tambah menjempurnakan alat2
mesin2, sehingga penghasilan barang- barang dan alat-
perkakas membubung naik dengan kepesatan jang tidak
ter-kira2, paham materialisme itu menjala menggelora.
kan nafsu perlombaan berebut hidup (struggle for life)
dan membenarkan kedjajaan jang lebih tjakap meng-
alahkan silemah (survival of the fittest) , dan menimbul-
kan persaingan beradu tenaga mati2an antara fihak pe-
milik modal (kapitalis ) pada satu fihak dan fihak peker-
dja makan upah (buruh) pada fihak lain .
Dipihak pemilik modal besar (grootkapitaal) dan ka-
langan keuangan-tinggi (Hochfinaz) timbul pergerakan
menentang tjampur- tangan pemerintah dan hukum da-
lam urusan ekonomi. Atas nama „ pembelaan kemerdeka-
an berusaha" jang mendjadi salah satu hak dasar, ge-
rakan ini menentang haluan pergerakan buruh.
Perang-Golongan.
16. Pertentangan itu, jang njata melupakan kepen-
tingan bersama dan merusak perhubungan manusia seba-
gai djemaah adjaran agama, jang perlu untuk keselamat-
an dunia dan manusia, memetjah Ummat manusia di-
dunia Barat jang mendjalani kemadjuan itu dari ting-
kat-ketingkat, sampai mendjadi kekuasaan jang mengua-
sai dunia, memetjah ummat manusia itu, jang terikat
-34-

oleh kewadjiban kerdja- bersama mendjadi dua pihak


jang bertentangan dalam perang-golongan jang bengis
dan ganas, sehingga memungkiri segala keutamaan budi
kemanusiaan.

Dictatuur Proletariaat.
17. Sungguhpun dimedan politik golongan rakjat
ramai telah mendapat persamaan hak dan dengan hak
pemilihan umum telah dapat menguasai pembuatan hu-
kum dan pemerintahan untuk rakjat daripada rakjat
dan oleh rakjat, dan kekuasaan hukum dan pemerintah-
an telah menguasai pula djalan perniagaan dan perusa-
haan sehingga tidak lagi pemilik modal dalam perniaga-
an dan perusahaan dapat berlaku dengan sewenang-
wenang seperti didalam zaman permulaan kemodalan
itu, akan tetapi tak urung sebagian daripada pergerakan
Kaum buruh hendak meneruskan perdjuangannja bagi
merebut kekuasaan sewenang-wenang (diktator) atas
segenap penghasilan perusahaan dan perniagaan.
18. Sebagian dari pergerakan itu , jang mendasar-
kan sikap dan pahamnja atas Komunisme, mendapat
markas kekuasaannja pada Pemerintah Sovjet Rusia, jang
dapat merebut kekuasaan atas negara besar Rusia itu ,
pada waktu runtuhnja pemerintahan diktator Radja-
besar, Tsar Rusia itu , sebagai akibat perang dunia jang
pertama .
Komunisme di Rusia.
19. Adapun negara dan bangsa Rusia itu adalah
negara jang terlebih tertinggal dbelakang didunia Ero-
pa . Pada masa renaissance dan pergerakan perubahan
geredja (reformatie ) , geredja Rusia telah terpisah dari
geredja Roma, sehingga negara dan bangsa itu sekali2
tidak merasakan pengaruh perubahan2 itu dan oleh kare-
na itu tidak pula disinggung oleh pergerakan politik
kemerdekaan (liberalisme) dan timbulnja tingkat-ketiga
di Eropa, jang achirnja mengadakan demokrasi dan par-
lementarisme.
Demikian pula negara dan rakjat Rusia tidak meng-
alami tumbuh dan naiknja kemodalan dalam perniagaan
-
35-

dan perusahaan seperti jang berlaku di Eropa Barat itu.


Maka partai Komunis mewarisi kekuasaan Tsar atas ne-
gara jang besar dengan rakjat dekat dua ratus djuta itu,
dan dengan kelengkapan alat peperangan sebagai negara
besar dan peraturan alat kekuasaan dari pada satu pe-
merintah jang berkekuasaan sewenang -wenang atas
rakjat, jang sangat tertinggal kemadjuannja dan belum
pernah merasakan hak-hak kemerdekaan.
20. Dalam keadaan jang demikian itu putjuk Pim-
pinan Partai Komunis itu dapat memulai perkembangan
perinagaan luar negeri dan perusahaan industri dengan
menggunakan alat perkakas mesin2 dan kepandaian za-
man baru dengan segala kekuasaan terhimpun pada pu-
tjuk pimpinannja jang menduduki kedudukan pemerin-
tahan sewenang-wenang dulu itu di - istana Kremlin di
Moskou.

21. Untuk rakjat Rusia pembaruan itu merupakan


kemadjuan lahir, sebab didalam negerinja jang tadinja
sepi, dilihatnja kemadjuan pesat dalam industri dan
pengangkutan lalu-lintas, sedang pangkat2 dan djabat-
an2 kekuasaan diduduki oleh orang2 berasal dari kalang-
an mereka sendiri. Ketiadaan hak2 oleh rakjat banjak,
mungkin tidak amat terasa sebagai kekurangan , oleh ka-
rena mereka memang belum pernah mengenalnja. Me-
mang dari dulu-dulu mereka hanja mengenal menurut
perintah dan mengenal kekuasaan pemerintah, jang de-
ngan sewenang-wenang berbuat sekehendak hatinja.

22. Lagi pula putjuk pimpinan Komunis di Moskou


itu dengan alat2 kekuasaannja menguasai pula segala pe-
njiaran berita dan segala pengadjaran, dan terus me-
nerus menjiarkan berita kebusukan dan kedjelekan di-
dunia ,,Imperialis" dan ,,kapitalis" diluar daerah kekua-
saan Sovjet, dan menakut-nakuti rakjat dengan kete-
rangan, bahwa dunia „,imperialis dan kapitalis" itu jang
semuanja ditundukkan oleh kekuasaan modal Amerika-
Serikat merupakan satu bahaja bagi Sovjet Rusia, oleh
karena dunia itu dengan paksaan dan pimpinan Amerika
Serikat, ber-siap2 untuk menjerang dan membinasakan
Sovjet Rusia.
36-

Komunisme Internasional.
23. Untuk menolak bahaja itu kaum komunis dise-
luruh dunia disuruh mempropagandakan gerakan damai
duniu, katanja untuk menentang maksud Amerika Seri-
kat membangkitkan perang, dan disamping itu kaum
Komunis disegala negeri, jang ada perhubungan dengan
Amerika Serikat, diberi aturan untuk mengadakan per-
gerakan mengalang-merintangi dan menjabotir segala
usaha menghasilkan bahan2 jang perlu.
24. Disamping itu kaum Komunis dengan se-dapat2-
nja mempengaruhi pergerakan2 kerakjatan dan kebang-
saan diberi pimpinan dan peraturan bagi mengalang-
alangi konsolidasi dalam negeri serta usaha memperluas
dan mempertjepat usaha penghasilan dengan djalan per-
niagaan dan perusahaan menghasilkan kekajaan bumi
dan alam dan industri mengerdjakan bahan2 jang banjak
itu, jang djuga perlu memakai modal dan tenaga tehnik
dari luar negeri . Negara kita tidak terketjuali dari keada-
an demikian.
25. Tatkala bersama-sama dengan kekuasaan gere-
dja, djuga faham Ketuhanan dan Agama sudah dilem-
parkan, maka tinggallah hanja kepentingan golongan
dan nafsu kebendaan jang mengendalikan fikiran dan
tindakan seterusnja.

Demikianlah, walaupun dalam pertumbuhan keada-


an abad ke 19 dan 20 ini sudah dapat dilihat perkem-
bangan memperketjil perbedaan tingkatan hidup antara
golongan (nivelleringsproces) , dengan adanja perobahan
hukum undang-undang negara-negara modern, jang me-
netapkan hak dan hukum persamaan kepada sekalian
rakjat ; adanja aliran hukum mengurangkan kekajaan
jang besar-besar, dan didalam hukum djaminan nasib
kehidupan rakjat umumnja bertambah diichtiarkan, se-
dangkan kekuatan produksi bertambah besar dengan ma-
djunja ilmu tehnik, tetapi pertentangan dan bentrokan
tidak berkurang sengit , malah dari hari kesehari ber-
tambah tadjam.

Kepertjajaan tentang ,,berebut -hidup" dan ,,keme-


-37 ---

nangan-hidup- terus kepada jang terlebih kuat", dengan


sendirinja tidak mengabulkan tudjuan damai atas per-
setudjuan.
Indonesia bukan medan peperangan golongan.
26. Negeri kita, jang mendjadi djadjahan selama
lebih dari tiga abad, hampir belum diusahakan kekajaan-
nja jang amat banjak sekali. Bangsa pendjadjah meng-
usahakan hanja sebagian ketjil sekali, daripada kekajaan
bumi dan alam negeri kita ini, dan membiarkan sebagi-
an jang besar sekali terletak dengan tidak digunakan .
27. Susunan masjarakat, jang didapatnja dalam
bangsa kita dalam keadaan feodal, digunakannja dengan
sedapat-dapatnja dengan tidak di -ubahnja lebih dari.
pada seperlunja sadja untuk menjesuaikannja dengan
hadjat2 keperluan mereka, untuk mengokohkan kekuasa-
annja dan untuk menjampaikan maksud2nja dalam usa-
ha penghasilan jang diadakannja.
28. Akan tetapi agama Islam telah mulai tersiar
pada waktu kedatangan sipendjadjah itu , berkembang te-
rus, sekalipun pada mulanja sangat dihalanginja, dan pe-
ngaruh agama itu telah mentjegah berkembangnja sifat2
feodalisme , terutama jang membeda -bedakan deradjat
manusia oleh kelebihan2 hak kaum bangsawan ; sebalik-
nja adjaran agama Islam jang sangat mempengaruhi bu-
di-pekerti dan semangat segenap bangsa kita, telah meng-
hidupkan kesadaran rasa persamaan dan persaudaraan.
29. Kelalaian pendjadjah jang membiarkan bagian
jang terbesar daripada bumi kita dan kekajaan alam di-
tanah air kita ini, tidak tjukup diusahakan dan tjembu-
runja baik terhadap bangsa kita anak negeri sendiri jang
menjebabkan sipendjadjah itu tidak tjukup membukakan
djalan bagi orang atau bangsa kita sendiri menimbulkan
perusahaan dengan kehendak dan tenaga sendiri, telah
memeliharakan tanah air dan bangsa kita daripada ber-
kembangnja Kapitalisme dengan nafsu kebendaannja se-
perti didunia Barat itu.
39. Maka dengan berkat rahmat karunia Allah s.w.t.
negeri dan bangsa kita telah mentjapai kemerdekaan, se-
38-

dang sumber2 kekajaan dalam bumi dan alamnja dan


manusianja-pun djuga untuk sebagian jang terlebih besar
sekali belum lagi dikerdjakan orang.

31. Peraturan negara sebagai jang ditetapkan untuk


negara kita R.I. telah mendjamin hak2 kerakjatan se-
penuhnja untuk bangsa kita dan meletakkan segala peru-
sahaan penghasilan jang mengusahakan kekajaan bumi,
air, dan segenapnja alam tanah air kita ini dibawah pe-
ngawasan pemerintah, supaja dikerdjakan untuk sebesar.
besarnja manfaat untuk segenap masjarakat rakjat- pen-
duduk didalam negeri, dan selandjutnja untuk se-besar2
manfaat untuk seluruh dunia, adalah bersetudju dengan
perintah2 ALLAH s.w.t. sebagaimana diturunkannja ke-
pada Nabi2 dan pesuruhnja jang ber- turut2 dalam per-
djalanan zaman.
32. Hukum dan peraturan didalam negeri kita ini,
jang bagian jang terlebih banjak rakjat penduduknja ber-
agama Islam, sehingga tiap2 partai politik jang tidak ber-
dasar agama, tak dapat tidak kebanjakan anggautanja
beragama Islam , nistjajalah mesti bersetudjuan dengan
perintah2 dan aturan2 agama Islam , sedang partai2 po-
litik egama jang lain daripada Islam , tidak akan mene-
mui sesuatu azas hukum didalamnja jang bertentangan
dengan azas- azas agamanja.
Ada Djalan Keluar.
33. Djikalau sjarat jang tersebut itu dipenuhkan,
nistjajalah negeri dan bangsa kita terpelihara daripada
ketjelaan2 dan kenistaan -kenistaan dan bentjana pą-
ham kebendaan jang didunia Barat menimbulkan kesu-
litan2 jang berbahaja jang dihadapi oleh dunia pada ma-
sa ini.
- 39-

TUGAS DAN KEWADJIBAN ,,MASJUMI"


Republik Indonesia.

34. Republik Indonesia jang diproklamirkan oleh


bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 , dan te-
lah dipertahankan kedaulatannja dengan usaha bersama-
sama pula sampai tertjapai pengakuan dunia atas kedau-
latan itu pada tanggal 17 Desember 1949, adalah kurnia
Ilahi atas djihad perdjuangan bangsa Indonesia atas da-
sar „ Kalimatin Sawaa ", Pantja- sila, kata persamaan an-
tara segenap golongan bangsa.
Kita, kaum Muslimin Indonesia jang merupakan ba-
gian penduduk jang terbanjak memikul tanggung -djawab
jang terbesar terhadap keselamatan dan pembangunan
Negara Republik Indonesia selandjutnja, menudju ke-
pada negara jang berkebadjikan diliputi oleh keridlaan
Ilahi, dimana terlaksanalah adjaran-adjaran Islam , da-
lam kehidupan Negara dan Masjarakat.
Kita, 99 Masjumi " , memperdjuangkan Ka-
limah Allah, terlaksananja adjaran2 Islam dalam
kehidupan orang perseorangan, masjarakat, dan
negara.
Kita perdjuangkan ini , dengan menjusun tenaga um-
mat dengan tertib, dengan membangunkan peri kehidup-
an lahir-bathin, pengertian dan achlak ummat, dan men-
didik sifat, kekuatan dan ketjakapan untuk memperoleh
segala sjarat mendukung dan mengembangkan tjita2 Is-
lam sebagai tata - tjara hidup (way of life ) jang membe-
rikan Rahmat bahagia bagi segenap machluk ( ,,Rach-
matan lil'alamien") .
Kita perdjuangkan ini dengan melalui djalan jang
sjah, sebagaimana jang terbuka djalannja dalam Nega-
ra Republik kita jang berdasar kedaulatan rakjat , mela-
lui saluran- saluran jang lazim dalam Negara Demokrasi .
Tjita-tjita jang luhur dan sutji ini, hanja dapat di-
tumbuhkan dalam ketertiban dan keamanan. Kekatjau-
an tak dapat tidak mengakibatkan pemborosan tenaga,
-40-

harta dan djiwa , dan tidak dapat dipertanggung-dja-


wabkan.

Kekatjauan membawa semua usaha dan ichtiar ke-


djalan buntu dan keruntuhan seluruhnja . Oleh karena itu,
kita menolak tiap2 usaha dari fihak manapun djuga jang
mengakibatkan kekatjauan dan kelumpuhan Negara ser-
ta alat2-nja.

35. Berkenaan dengan masjarakat bangsa kita di-


dalam negeri, Masjumi berpegang kepada adjaran agama
Islam, bahwa masjarakat itu harus merupakan suatu dje-
ma'ah (gemeente collectiviteit ) dibawah Tuhan, artinja
tunduk kepada hukum dan peraturan jang diperintahkan
oleh ALLAH s.wt. dalam ajat2 jang djelas2 didalam Qur-
'an dengan berpedoman kepada tjaranja Rasulullah s.a.w.
melaksanakan perintah-perintah dan peraturan2 ALLAH
itu dengan mengingat keadaan dan masanja.
36. Dalam pada itu , berkenaan dengan partai2 dan
perserikatan2 lain2 , ,,Masjumi" berpedoman kepada ajat
Qur'an (surat Baqarah 148) .

‫الحق من ربك فلا تكونن من الممترين ولكل وجهة هو‬

. ‫موليها فاستبقوا الخيرات‬

jang menjatakan, bahwa tiap seorang ada tudjuan jang


dipentingkannja , maka perintah ALLAH Subhanahu Wa-
ta'ala, supaja kita berlomba-lomba berbuat kebadjikan
dan menjerahkan kepada Allah, jang pasti akan meng-
himpunkan hasil segala kebadjikan itu untuk manfa'at
sekalian kita bersama.
37. Berkenaan dengan golongan agama lain2, „ Ma-
sjumi" terpedoman ajat Al -Qur'an (Al- Baqarah : 256) .

‫لا اكراه فى الدين قد تبين الرشد من الغي فمن يكفر‬

‫بالطاغوت ويؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى لا انفصام‬

. ‫لها والله سميع عليم‬


41

,,Tidak ada paksaan dalam Agama ; sesungguhnja


djalan jang benar sudah njata dari djalan sesat ! oleh
karena itu barangsiapa jang tidak mempertjajai
thaghat dan berpegang kepada Allah, sesungguhnja
dia sudah berpegang kepada sekuat-kuat tempat ber-
pegang, jang tidak akan patah, dan Allah Maha Pen-
dengar dan Maha Mengetahui".
Iman hanjalah dapat diperoleh dengan rahmat Kur-
nia Ilahi, tidak dihasilkan dengan paksaan ; dalam per-
gaulan hidup dan dalam peraturan negara diakui ke-
merdekaan agama tiap2 orang selagi tidak melanggar ke-
merdekaan orang lain atau kesopanan umum dan tertib
keamanan negeri.
Dalam dunia jang petjah belah diliputi oleh faham
dan nafsu kebendaan membuta tuli menudju kearah ma-
lapetaka besar kita berseru kepada saudara2 jang beraga-
ma lain :

‫قل يا اهل الكتاب تعالوا الىكلمة سواء بيننا وبينكم الا‬

‫نعبد الا الله ولا نشرك به شيئا ولا يتخذ بعضنا بعضا اربابا‬

. ‫من دون الله‬


Ja, ahli kitab, mari bersama-sama berpegang kepada
kalimah jang bersamaan antara kami dan kamu, ten-
tangnja, jaitu bahwa tidak ada kita sembah selain
Allah, dan tidak ada kita mempersekutukannja de-
ngan sesuatu djua.
Agar Ummat manusia kembali berpegangan kepada
tali Tuhan !
Ketahuilah hendaknja, bahwa kami Ummat Muham-
mad s.a.w. dalam memegang amanat- Nja , adalah Ummat
jang mendjundjung tinggi kemerdekaan agama, bahkan
memperdjuangkan kemerdekaan Agama dari tekanan dan
tindasan dari siapa pun djua. (Al Hadj 39-40 ) .

‫اذن للذين يقاتلون بانهم ظلموا وان الله على نصرهم لقدير‬

‫الذين اخرجوا من ديارهم بغير حق الا ان يقولوا ربنا الله ولولا‬


42 ―

‫بعض الهدمت صوامع وبيع وصلوات‬ ‫دفع الله الناس بعضهم‬

‫ومساجد يذكف‬
. ‫ريها اسم اللهكثيرا‬
,,Kami diperintahkan untuk berdjuang mempertahan-
kan jang kena kezaliman, mereka jang di -usir dari
negeri mereka hanja lantaran mereka bertuhan ke-
pada Allah. Kami harus berdjuang menjelamatkan
klooster2, geredja2, tempat2 sembahjang, dan mes-
djid2 jang disebut didalamnja nama Allah.
Djangan ragu-ragu ditentang ini.-
38. Berkenaan dengan sikap terhadap kepada fi-
hak luar ,,Masjumi” berpegang kepada petundjuk didalam
ajat Qur'an (S. Taubah 119) .

. ‫يا ايها الذين آمنوا اتقوا الله وكونوا مع الصادقين‬


jang menjuruh kita taqwa akan ALLAH dan berkawan
dengan fihak jang ada pada kebenaran, dan ajat Qur'an
(S. Maidah 2) .

‫ولا يجر منكم شنآن قوم ان صدوكم عن المسجد الحرام‬

‫ان تعتدوا وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الاثم‬

. ‫والعدوان واتقو الله ان الله شديد العقاب‬


jang melarang kita melanggar karena kebentjian akan
sesuatu kaum, sekalipun kaum itu telah menghalangi ki-
ta padahal kita didjalan kebenaran , lalu memerintahkan
supaja kita bertolong-tolongan atas djalan kebaktian dan
taqwa tapi djangan sekali-kali bertolong- tolongan atas
kesalahan jang mendjadi dosa, dan atas pelanggaran me-
njerang orang. Maka dalam tiap2 hal hendaklah kita men-
tjari kepastian lebih dulu apakah jang mendjadi taqwa
dan/atau kebaktian, sebelum kita menentukan sikap.
39. Berkenaan dengan dunia jang pada masa ini pe-
tjah atas dua fihak jang bertentangan, maka dengan ti-
dak mengurangi ketentuan2 dalam fasal 37 dan 38 di-
43 -

atas ini,,,Masjumi” berpegang teguh kepada ajat-2 Qur-


'an (S. Al. Rum. 30) .

‫فاقم وجهك للدين حنيفا فطرة الله التي فطر الناس عليها‬

‫لا تبديل لخلق الله ذلك الدين القيم ولكن اكثر الناس‬
. ‫لا يعلمون‬
jang pertama-tama dan terutama memerintahkan, supaja
kita menghadapkan muka tegak- tegak kepada agama
(din) ALLAH dengan tidak ragu-ragu dan tiada tjam-
puran, setudju dengan ketentuan ALLAH , jang manusia
didjadikan oleh-Nja atas ketentuan itu , -- tak dapat di-
robah - ditukar ketentuan Allah itu demikianlah agama
jang tegak lurus, tapi kebanjakan manusia tidak menge-
tahui sebenarnja.
Maka hendaklah berusaha mendekat kepada Tuhan
dan tagwa- lah akan dia (ingat berkenaan dengan perin-
tah dan larangannja ) dan dirikanlah sembahjang dan
djanganlah kamu termasuk kepada golongan musjrik, jang
menuhankan lain2 disamping Tuhan.
Golongan orang2 jang berpetjah -petjah atas agama-
nja (pokok2 kejakinannja) dan mendjadi berlain - lain
sji'ah (sekte) , tiap2 golongan membanggakan barang jang
dipakainja.
40. Dalam mentjampurkan diri dalam usaha bersa-
ma antara bangsa2 sedunia dalam P.B.B. , Masjumi ber-
pendirian menurut ajat Qur'an (S. Nisa 114) .

‫لاخير في كثير من نجواهم الا من امر بصدقة او معروف‬

‫او اصلاح بين الناس ومن يفعل ذلك ابتغاء مرضات الله‬

. ‫فسوف تؤتيه اجرا عظيما‬


Jang mengadjarkan, bahwa tak ada baiknja kebanjakan
rem.buk2an mereka , melainkan djika mereka mengadjar-
berbuat sadaqah, atau berbuat jang patut2 , atau berusa-
ha mendamaikan antara sesama manusia ; maka barang-
siapa berbuat demikian, karena mengharapkan perkenan
-44-

daripada ALLAH , nistjajalah akan kami beri gandjaran


jang besar. 1..4
Maka dalam tiap2 urusan hendaklah kita perhatikan
niat dan maksud jang ada dibalik adjakan orang itu.
41. Berkenaan dengan keadaan dunia dan manusia
jang njata masih djauh daripada sempurna, bahkan se-
baliknja masih serba salah dan serba kurang , Masjumi
menjatakan kejakinan, bahwa perdjalanan riwajat telah
njata mengandung adjaran, bahwa umat manusia dalam
ber-bagai2 bangsa jang ber-tjerai2 dan dalam tiap-tiap
bangsa dalam berbagai kaum dan golongan jang berpisah-
pisah, mendjalani djalan jang menghapuskan pertjerai-
an dan perpisahan mereka dan menghimpunkan mereka
atas persamaan kedudukan dan persamaan hukum, asal
manusia tetap berpegang kepada jang terkandung dalam
adjaran Ilahi (S. Alhudjurat 13 ) .

‫يا ايها الناس انا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا‬

‫وقبائل لتعارفوا ان اكرمكم عند الله اتقاكم ان الله عليم خبير‬


jang menjatakan kepada segala manusia : Telah kami
djadikan kamu daripada laki2 dan perempuan dan telah
kami djadikan kamu beberapa bangsa dan ber-kabilah2 ,
supaja kamu kenal-mengenal, anggap -menganggap , aku-
mengakui, sesungguhnja jang terlebih mulia diantara ka-
mu ialah jang lebih taqwa, jaitu jang terlebih tahu ke-
wadjiban dan tanggungannja, lalu menunaikannja dan
lebih tahu batas2 jang terlarang kepadanja, lalu mendja-
uhinja.
Kewadjiban lebih dahulu dari hak.
42. Maka njatalah, bahwa djalan jang akan mele-
paskan dunia dan manusia daripada bahaja mendjeru-
muskan diri kedalam kebinasaan, jang mengantjam pada
masa ini, ialah apabila manusia suka beladjar lebih me-
mentingkan tahu wadjibnja daripada tahu ha k nja ·
Apabila tiap2 kita ditempat kedudukannja, dalam
pangkatnja atau djabatannja, dalam tugasnja atau bagi-
annja, tahu betul-betul akan wadjibnja dan tugasnja nis-
45

tjajalah dengan amat pasti, tiap2 orang dalam masjara-


kat manusia mendapat haknja dengan sepenuhnja . Dan
bertemulah ummat manusia sebagai satu djemaah per-
saudaraan dibawah ALLAH, bekerdja sama, ber- lomba2
berbuat kebadjikan, masing2 ditempatnja dalam tugas-
nja, mentjapai se-besar2 manfaat untuk kita, sekalian
manusia bersama.
Sebaliknja didalam dunia jang tiap2 golongan, dan
tiap2 seorangnja bimbang dengan menuntut dan merebut
haknja sekalipun dalam perikatan persatuan pada lahir-
nja, nistjaja tak mungkin tertjapai hasil lain daripada
jang kta saksikan didalam dunia pada waktu ini, jaitu
satu dunia dengan ummat manusia jang terpetjah dalam
pertentangan mati-matian, tak tahu ampun antara satu
dengan lain, siap se-waktu2 sebagai dua ekor hewan jang
buas ber-hadap2an, intai-mengintai, jang satu menanti
gerak, menunggu ketika untuk melompati mentjengkam
tenggorokan jang lain, Na'uzubillah minzalik.
Mulai dengan diri-sendiri.
43. ,,Masjumi" berkejakinan, djika sesungguhnja ki-
ta menghendaki damai dunia dan manfaat se- besar2nja
untuk sekalian kita bersama , hendaklah kita mulai ter-
lebih dahulu pada diri- sendiri.
Agama kita, agama Islam jang amat sempurna , me-
ngadjarkan ibadat jang mendjadi kewadjiban tiap2 orang
masing2nja, jang merupakan disiplin diri- sendiri untuk
menghapuskan atau mendudukan nafsu kenistaan dan ke-
djahatan dan mendidik budi ke-utamaan dan kebaktian
dan 'amal untuk mendidik budi kedermawaan dan belas
kasihan kepada sesama manusia .

Agama kita, agama Islam jang mulia menetapkan ke-


merdekaan tiap2 manusia mentjari nafkah dan harta , pa-'
da tiap2 djalan jang halal sepandjang hukum , dan didja-
min haknja atas miliknja jang sah.
Tapi disamping itu diperingatkan didalam Qur'an per-
dajaan jang terkandung didalam nafsu menjukakan har-
ta kekajaan jang banjak dan dengan tegas dinjatakan
antjaman atas mereka, jang menumpuk-numpakkan har-
- 46 -

ta kekajaan, dan tidak membelandjakannja untuk peker-


djaan jang baik- baik.
Dengan tegas pula ditetapkan oleh agama Islam ke-
wadjiban zakat atas harta kekajaan untuk membebaskan
harta perseorangan daripada hak masjarakat dan djema-
'ah jang terkandung dalam harta perseorangan.
(Al. Imran 14 ; Al. Hashr. 7) .

Pokok azas mengatur Masjarakat.


Agama kita, agama Islam jang sempurna itu mene-
tapkan pokok2 azas untuk mengatur kehidupan masjara-
kat sebagai djema'ah persaudaraan dibawah Allah, jaitu
didasarkan kepada ke - Tuhanan jang Maha Esa, seperti
ditetapkan djuga sebagai azas negara kita Republik In-
donesia, jang melarang kita menuhankan barang satu apa
disamping Tuhan Jang Maha Esa itu, dan mewadjibkan
kita mengatur hukum dan peraturan negara kita dalam
politik, dalam ekonomi, dalam perhubungan2 dalam ma-
sjarakat sesuai dengan pokok2 hukum jang diturunkan-
nja oleh Allah dalam agama jang ber-turut2 diturunkan-
nja kedunia, dan jang semuanja dihimpunkannja dida-
lam Qur'an jang Sutji, pesan jang penghabisan jang di-
turunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Rasulul-
lah s.a.w.

Wajib Kifajah.
Agama kita, agama Islam jang mulia menetapkan
atas ummat Islam , wadjib2 kifajah , jaitu kewadjiban ber-
sama, jang terpikul mendjadi tanggungan djemaah um-
mat Islam segenapnja, untuk mengusahakan supaja ti.
ap2 orang didalam negeri mendapat ketjukupan hadjat2
hidupnj jang lajak sebagai manusia.
Supaja si fakir, jang tak berharta, si miskin jang tak
kuat mentjari, si djanda atau randa jang tak mendapat
nafkah, si jatim jang tak ada pelindung -pemeliharaannja,
semuanja mendjadi tanggungan djemaah supaja selamat
hidupnja. Si sakit mesti mendapat rawatan dan obat, si
mati diselamatkan djenazahnja, anak2 mesti dapat pen-
didikan, orang bodoh dan djahil mesti dapat peladjaran,
segala itu satu - persatunja mendapat sebutan didalam wa-
djib kifajah, kewadjiban bersama, jang mendjadi tang-
-----47 -

gungan masjarakat dan oleh karena itu mesti mendapat


aturannja dalam negara, baik dalam urusan negara, atau
dalam urusan teratur dalam masjarakat .

Tolak djalan paksaan sewenang- wenang.


44. Dengan mengingat, bahwa menurut adjaran Is-
lam, untuk mendjaga keselamatan dan mengatur tertib
dan keamanan, mesti ada uli'l -amri, jaitu pemerintah jang
memegang kekuasaan menurut hukum dan musjawarat,
Masjumi tidak membenarkan sesuatu orang atau sesuatu
fihak didalam negeri menggunakan kekuasaan paksaan
atau melakukan perkosaan atas sesuatu pihak jang lain
untuk mentjapaikan maksudnja.
Oleh karena itu tiap2 pertikaian, djika tak dapat di-
damaikan antara kedua pihak jang bertikai itu sendiri
haruslah diserahkan keputusannja kepada orang pene-
ngah atau hakim pengadilan.
Oleh karena itu „ Masjumi " tidak dapat membenar-
kan pemakaian hak pemogokan oleh kaum buruh dengan
se-wenang2 sebagai djuga tidak dapat membenarkan hak
madjikan mendjatuhkan hukuman atau memperhentikan
kaum bawahnja dengan se-wenang2 .

45. Begitu pula dalam perhubungan internasional


(antara bangsa2) „ Masjumi" tidak membenarkan sesua-
tu bangsa menggunakan kekerasan paksaan dan perko-
saan untuk menghabisi pertikaiannja dengan sesuatu
bangsa jang lain.
Melainkan tiap2 pertikaian antara-bangsa2 haruslah
dimintakan penjelesaiannja kepada Madjlis persidangan
P.B.B. atau Dewan Keamanannja atau Pengadilan anta-
ra bangsa2 .
Peperangan antara bangsa2 hendaklah dilarangkan
untuk selama - lamanja , dan berhubung dengan itu persen-
djataan haruslah dibatasi sekedar untuk keperluan pen-
djagaan tertib keamanan dalam tiap -tiap negeri sendiri-
sendiri.
48-

KESIMPULAN.

Daripada Keterangan-Azas , jang telah diterangkan di-


atas ini, dapatlah kita tetapkan bahwa :
1. Paham kebendaan , jang mengutamakan harta da-
ripada manusia, dan oleh sifat dan tabi'atnja menguatkan
azas berebut hidup, dan memenangkan kekuatan daripa-
da hak kebenaran, njatalah bertentangan dengan perin-
tah dan adjaran Islam Baik dipihak modal maupun di-
fihak buruh. Melainkan sebaliknja perintah dan adjaran
Islam menuntun manusia supaja menggunakan segenap
kekajaan benda dan daja - tenaga ' alam sebagai rahmat
karunia daripada Allah Subhanahu Wata'ala, untuk se-
boar-besar manfaat dan kebahagiaan hidup didunia ba-
gi segala manusia , dengan tidak mengabaikan bahagia
achiratnja.
2. Bahwa sesuatu kekuasaan sewenang-wenang, jang
menghimpunkan ditangannja segala hak dan mendjalan-
kan pemerintahan dengan antjaman dan paksaan keke-
rasan, sekalipun katanja dengan tudjuan, meninggikan
deradjat kesedjahteraan hidup kebendaan sekalian rak-
jat, tidak dapat menghasilkan kepuasan dan kebahagiaan,
jang sebagai sjarat pertama menghendaki kemerdekaan,
dan bahwa jang demikian itu bertentangan dengan perin-
tah dan adjaran Islam . Islam menuntun manusia kepa->
da susunan masjarakat dengan mengadakan- ulil-amri,
jang dikuasakan memerintah dengan musjawarat, untuk
mendjalankan hukum keadilan , jang diturunkan oleh Al-
lah dalam kitab2 -sutji Agama , dan achirnja didalam Qur-
'an.

3. Bahwa hak2 kemerdekaan jang dinamakan hak2


dasar, dan biasanja tersebut satu -persatunja didalam Un-
dang2- dasar tiap2 negara merdeka jang modern, sekalipun
tertjatat didalam hukum tidak djuga sesungguhnja akan
bermanfaat kepada rakjat kebanjakan , djika tiap2 orang
hanja hendak bimbang memikirkan dan menuntut hak2-
nja, tapi segan mendjalankan segala kewadjibannja, dan
menunaikan tanggung - djawabnja . Islam membawa ke-
-
-49-

Insjafan bahwa tiap2 hak itu sesungguhnja mengandung


sjarat, jaitu sjarat tahu melakukannja, jang didalam Is-
lam dinamakan sjarat ,,tamjiz”, dan sjarat ,,tertib", dan
dengan ringkas dan djelas sekali, oleh karena hanja orang
jang kita tolak. Tegas pula apa alternatif (penggantinja) ,
hak2 keutamaan.

PENUTUP.

Marilah kita sama2 insjaf, bahwa kita ummat Mu-


hammad mempunjai pegangan jang tentu2 . Terang apa
jang kita tolak. Tegas pula alternatif (penggantian) ,
jang kita tudju dengan kesadaran.
Kita tolak perpetjahan dan paham perang golongan.
Kita menetapkan kewadjiban membentuk hidup djamaah
jang didalamnja sekalian kita sama bertanggung-djawab
segala fardhu-kifajahnja. Bagi menjelamatkan , menjen-
tausakan, menjedjahterakan kehidupan masjarakat dan
sekalian anggautanja.
Kita menolak paham jang menerima dan tunduk
akan adanja permusuhan antara dua golongan dalam
masjarakat jang terkam-menerkam terlepas dari tali Il-
lahi, permusuhan antara dua golongan jang bertentang-
an dalam dunia antara -negara, sebagai keharusan dan
menjerah diri kepada keharusan itu.
Kita menetapkan wadjibnja memeliharakan dan
mempertahankan damai serta membukakan pintu untuk
penjelesaian dengan tidak menggunakan kekerasan , pak-
saan dan perkosaan .
Kita ummat Muhammad, Ummat mempunjai tugas,
pendukung satu risalah . Risalah jang patut dan pantas
membulatkan segala tenaga benda dan budi pikiran jang
ada, untuk menjampaikannja .

‫وكذلك جعلناكم امة وسطا لتكونوا شهداء على الناس‬

. ) ١٤٣ ‫ ( البفرة‬. ‫ويكون الرسول عليكم شهيدا‬

Djangan salah mendasarkan sikap.


Dalam hal ini sikap kita , djangan salah mendasar-
50

kannja. Kita salah mendasarkannja, djika sikap itu di-


hasilkan oleh takut kesini dan takut kesana. Kita salah
mendasarkannja djika sikap kita itu berdasar atas pera-
saan mementjil berlepas diri karena tidak merasa ada
wadjib tanggung -djawab.
Sikap itu hanjalah benar, apabila tetap kita dasar.
kan kepada azas persaudaraan dibawah Tuhan, sebagai
sikap ummat jang memikul tanggungan menjampaikan
pesan petundjuk kepada segala manusia dimuka bumi se-
perti tersebut dalam firman Allah :
Dan demikianlah telah kami djadikan kamu Um-
mat pertengahan supaja kamu mendjadi saksi
atas segala manusia sebagai djuga Pesuruh Allah
mendjadi saksi atas kamu.
Kewadjiban kita terhadap dunia dan peri kemanusia-
an.
Dengan demikian teranglah, bahwa kita menghadapi
suatu kewadjiban jang tegas, kewadjiban jang mulia, ter-
hadap kepada dunia segenapnja dan peri kemanusiaan
seluruhnja jang menghendaki daripada kita kepertjajaan
akan diri sendiri jang kepertjajaan itu hanja dapat kita
tjapai, djikalau dalam negeri dan dalam bangsa sendiri
kita tidak berpetjah-belah . Djika dengan sesungguhnja
kita menjusun diri sebagai djama'ah, terikat dalam per-
talian persaudaraan, menurut perintah Allah, menghidup-
kan agama-Nja.
ALLAHU AKBAR !!!

‫لا اله الا الله محمد رسول الله عليها نحى‬

. ‫ وعليها نلقى الله‬، ‫في سبيلها مجاهد‬ ‫ وعليها نموت‬.

‫ ولا حكم الا بما انزل الله‬، ‫الله اكبر‬

‫ ولا عن الا بالاسلام‬، ‫الله اكبر‬

‫ ولو كره الكافرون‬، ‫الله اكبر‬

. ‫ ولله الحمد‬،‫الله اكبر‬


PUTUSAN MUKTAMAR - ,, MASJUMI "

KE - VI Tg. 24-30 AGUSTUS 1952


DI DJAKARTA .
wwwwwwwww
.
53

Putusan
MUKTAMAR ,,MASJUMI" KE - VI
tanggal 24 - 30 Agustus 1952 di Djakarta.

,,BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM”.
Partai Politik Islam ,,Masjumi " jang mengadakan
Muktamarnja jang ke- VI selama 6 hari dari tanggal
24 30 Agustus 1952 , di Djakarta -Raya , jang dihadiri
oleh Presidium/Ketua2 Muktamar/Dewan Pimpinan Par-
tai , Dewan Partai, utusan Pimpinan Wilajah, Tjabang2
Masjumi , utusan2 anggauta -Istimewa dan Badan2 Oto-
noom Masjumi dari seluruh Indonesia.
Sesudah mendengarkan keterangan2 dan preadvies2
jang dimadjukan oleh Dewan Pimpinan Partai dan Ke-
tua2 Muktamar.
Sesudah merundingkan semua itu semasak-masaknja,
Maka MUKTAMAR dengan bertawakkal kepada
ALLAH telah mengambil putusan-putusan sebagai beri-
kut :
I. ORGANISASI.

(1) Mengesahkan Anggaran Dasar Masjumi jang baru.


(2) Menugaskan kepada Pimpinan Partai jang baru bu-
at merentjanakan Anggaran Rumah Tangga dan Pe-
raturan chusus untuk dikemukakan dalam Dewan
Partai jang akan datang.

II. BELEID POLITIK.

Menerima baik beleid-politik Dewan Pimpinan Par-


tai jang lalu.

III. PROGRAM PERDJUANGAN PARTAI.

Menerima baik rentjana Program Perdjuangan Par-


tai jang diadjukan oleh sdr. Mr. Jusuf Wibisono dan me-
njerahkan penjempurnaannja kepada Pimpinan Partai
jang baru, dengan mempergunakan saran-saran dari
Mukramirin. Berdasar kepada itu pula P.P. diserahkan
menjusun urgensi-program.
- 54—

IV. BEGINSELVERKLARING (TAFSIR AZAS) .


Menerima baik pokok2 jang terdapat dalam beginsel-
verklaring jang dikemukakan oleh sdr. Mohammad Nat-
sir untuk mendjadi pegangan Partai . Selandjutnja me-
njerahkan perumusan dan bentuknja jang terachir ke-
pada Pimpinan Partai jang baru dibantu oleh Panitia
chusus untuk itu, jang mana harus selesai dalam tempo
2 bulan.

V. HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI ISLAM.

Hubungan Masjumi" dengan anggauta2 Istimewa


dirasakan sangat penting . „ Masjumi ” akan memperdju-
angkan kepentingan2 dari usaha anggauta Istimewa. Se-
baliknja anggauta2 Istimewa turut serta memperdjuang-
kan tjita-tjita dan ketentuan2 ,,Masjumi”.

VI. POLITIK LUAR NEGERI.

Muktamar menjetudjui politik luar negeri jang bebas


dan aktif, sebagaimana jang telah didjalankan oleh
Pimpinan Partai selama ini.

VII. KEAMANAN.

Menjetudjui resolusi Djawa Barat cs mengenai Ke-


amanan sebagai terlampir.

VII. PERKAWINAN.

Menguatkan putusan Muktamar „ MUSLIMAT" me-


ngenai perkawinan berupa :
(a) Mendesak kepada Pemerintah, agar membuat un-
dang2 jang melindungi hak-hak wanita dalam hukum
perkawinan, dari agama masing-masing jang dianut
oleh warga negara Indonesia dan diakui oleh Peme-
rintah R.I.

(b) Undang2 no . 22 tahun 1946, tentang pentjatetan ni-


kah, talak dan rudjuk, supaja segera berlaku untuk
seluruh Indonesia.
55-

(c) Muktamar ,,Muslimat" jang ke-VI di Djakarta mem .


perkuat mosi dari Pengurus Besar ,,Muslimat" dan
lain-lain organisasi wanita Islam jang intinja tidak
berkeberatan berlakunja Peraturan Pemerintah no. 19
tahun 1952, karena „ Muslimat” mengakui adanja se-
karang sebagian Rakjat jang membutuhkan atas
perlindungan Peraturan tersebut.

IX. SUSUNAN PIMPINAN PARTAI BARU.


(1) Ketua Umum : MOHAMMAD NATSIR.
(2) Wakil Ketua I : DR. SUKIMAN WIRJOSANDJOJO,
(3) Wakil Ketua II : MR. KASMAN SINGODIMEDJO.

X. SUSUNAN PENGURUS BESAR „ MUSLIMAT” .


(1) Ketua Nj . SUNARJO MANGUNPUSPITO,
(2) Wakil Ketua : Nj . HAFNI ABU HANIFAH.
Bentukan pengurus seterusnja akan didjalankan oleh
Ketua Pengurus ini.
Djakarta, 30 Agustus 1952.
,,MUKTAMAR MASJUMI KE · VI"
Pimpinan :
DR. SUKIMAN WIRJOSANDJOJO.
N.B.
Dalam putusan no. V.

HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI ISLAM.


sesudah no. (1) ditambah dengan no.:
(2) Soal Liga Muslimin Indonesia oleh Anggauta Istime-
wa diserahkan kepada „ Masjumi”, selandjutnja ang-
gauta2 -Istimewa menerima keterangan2 dan pertim-
bangan2 dari „ Masjumi”.

RESOLUSI.
Muktamar „MASJUMI ” ke-VI pada sidangnja tang-
gal 30 Agustus 1952 , dalam pembitjaraannja sekitar ke-
amanan :
Mengingat bahwa penjelesaian keamanan dalam nege-
ri atas dasar operasi meliter hanja memper-
UNIVERSITY OF MICHIGAN

3 9015 08184 9724

hebat perang saudara, jang menjebabkan


lumpuhnja potensi nasional dalam segala
lapangan, maka Masjumi berpendapat su-
paja penjelesaian keamanan dalam negeri
dilakukan atas dasar operasi politik jang
aktip.
Mendengar pembitjaraan2 selama Muktamar ke-VI
mengenai soal2 penjelesaian keamanan dan
sekitarnja :

MEMUTUSKAN :

Mendesak kepada pemerintah, supaja :


1. Penjelesaian keamanan djangan semata -mata ber-
sifat operasi meliter, tetapi atas dasar operasi politik
jang aktip, jang dilakukan atas kerdja- sama jang
rapat oleh semua alat negara dan rakjat.
2. Djandji Pemerintah akan melepaskan 70 % tawanan
SOB segera dipenuhi.
3. Tawanan dan tahanan jang sampai sekarang masih
ditahan, lekas diperiksa, dan bila ternjata tidak ber-
salah supaja segera dibebaskan.
4. Alasan untuk menahan seseorang, harus didasarkan
kepada bukti2 jang njata dan tidak melanggar ke.
merdekaan seseorang.
5. Tjara pemeriksaan diawasi benar2 dan alat2 negara
jang memakai penganiajaan dan paksaan dalam pe-
meriksaan, supaja dikoreksi dan diberi hukum jang
setimpal.
6. Kepada keluarga tawanan supaja diberikan djaminan
sosial jang selajaknja untuk menghindarkan pende-
ritaan mereka selama keluarganja belum dibebaskan.
Djakarta, 30 Agustus 1952.
UNTUK S.M.P.

TUNTUNAN IMAN DAN ISLAM (Peladjaran Agama


untuk S.M.P. dan jang sederdjat) oleh A. Taher Ha-
midy guru S.M.P. II Bukittinggi.
Dengan kata Pengantar t. H. Iljas Mohd. Ali Kepala
Kantor Pendidikan Agama Propinsi Sumatera Te-
ngah.
Satu buku peladjaran agama jang istimewa, disusun
untuk kelas I, kelas II dan III S.M.P., menurut tahun
adjarannja masing2. Rp. 12.-
*

BUKU-BUKU POLITIK .
1. KURSUS POLITIK oleh Aziz Thaib (AZITA) , tje-
takan ke 3 Rp. 5.-
2. BERGERAK DENGAN ORGANISASI oleh Aziz Tha-
ib (AZITA) tjetakan ke 5 ........... Rp. 5.-
3. ISLAM DENGAN POLITIK oleh Aziz Thaib (AZITA)
tjetakan ke 2 Rp. 5.-
4. PAHLAWAN2 TANAH AIR oleh Aziz Thaib (AZITA) .
5. MOBILISASI PEMUDA ISLAM oleh Aziz Thaib
(AZITA) tjetakan ke 2.

N. V. Penerbit dan Pustaka


,,MENARA"
Kp. Tionghoa no. 2
Bukittinggi (Tel. 136) .

Anda mungkin juga menyukai