Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

“EKSPLORASI MOTIF BATIK PADA BUSANA READY-


TO-WEAR DELUXE TERINSPIRASI DARI ISU
KESEHATAN MENTAL GANGGUAN BIPOLAR
DENGAN TEKNIK BATIK TULIS”

KARYA TULIS TUGAS AKHIR


Diajukan untuk dipertahankan dalam Sidang Skripsi guna melengkapi
salah satu syarat lulus Pendidikan Diploma Empat
Kurikulum Dual System

oleh:
AZKANANDA RATU FAHIRA
NPM. 19440006
PRODUKSI GARMEN KONSENTRASI FASHION DESIGN

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2023
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI

EKSPLORASI MOTIF BATIK PADA BUSANA READY-TO-WEAR DELUXE


TERINSPIRASI DARI ISU KESEHATAN MENTAL GANGGUAN BIPOLAR
DENGAN TEKNIK BATIK TULIS

Oleh :
AZKANANDA RATU FAHIRA
NPM. 19440006
PRODUKSI GARMEN KONSENTRASI FASHION DESIGN

Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Tina Martina., A.T., M.Si) (Turyanang, SE)

Mengetahui,
Ketua Jurusan Produksi Garmen

(Karlina Somantri, ST.,M.M )


NIP. 19840301 200911 2001
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isu kesehatan mental merupakan isu yang masih dianggap tabu bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia. Tidak sedikit masyarakat yang memiliki stigma negatif
terhadap para pengidap gangguan mental, salah satunya adalah gangguan bipolar.
Gangguan bipolar adalah gangguan yang ditandai dengan suasana hati yang sangat
tinggi - dikenal sebagai hipomania atau mania - dan suasana hati yang sangat rendah
yang dikenal sebagai depresi. Ada juga suasana hati yang dikenal sebagai suasana
hati campuran, di mana ada gejala depresi dan hipomania atau mania. Di antara
suasana hati ini, orang mungkin mengalami periode euthymia, yaitu keadaan dimana
gejala gangguan bipolar tidak ada. Berpindah dari satu keadaan suasana hati ke
keadaan lain disebut cycling (Natasha Tracy, 2018).

Fashion sebagai ekspresi diri dan komunikasi dari pemakainya memberikan implikasi
bagi penggunaan fashion dalam kaitannya dengan bagaimana orang
mengkomunikasikan nilai, status, kepribadian, identitas, dan perasaan kepada orang
lain (Tri Yulia, 2011). Karena fashion bisa mengekspresikan sesuatu yang tidak
terucap secara verbal inilah, maka fashion juga seringkali digunakan untuk
menunjukkan identitas personal dari individu yang bersangkutan. Oleh karena itu
fashion menjadi simbol-simbol nonverbal yang ingin disampaikan oleh pemakainya.
(Tri Yulia, 2011). Melalui fashion, komunikasi secara nonverbal dari pengidap
gangguan bipolar dapat disampaikan dengan cara kreatif untuk membangun stigma
positif pandangan masyarakat terhadap pengidap gangguan bipolar.

Menurut KBBI, batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus
dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya
diproses dengan cara tertentu; kain batik;. Batik merupakan warisan budaya
Indonesia yang telah diakui dunia melalui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. Dengan mengemban
status sebagai warisan budaya dunia, tentunya menjadi tanggungjawab semua pihak
untuk terus menjaga dan memajukan batik Indonesia. Banyak upaya yang dilakukan
masyarakat Indonesia melalui berbagai cara untuk mengembangkan motif batik,
dimulai dari memodifikasi motif batik, mengeksplorasi motif batik, hingga menciptakan
motif batik.

Dari fenomena mengenai perkembangan fesyen dan motif yang batik yang terus
berkembang, serta adanya potensi pengembangan pengolahan motif dari karya batik
untuk dapat diterapkan kedalam produk fesyen, batik merupakan karya yang cocok
untuk menerapkan komunikasi nonverbal pengidap gangguan bipolar. Salah satu
tokoh masyarakat yang menderita gangguan bipolar adalah Marshanda. Marshanda
sendiri telah melakukan eksplorasi motif batik dengan menerjemahkan gelombang
otaknya kedalam pola batik pada bulan Oktober 2022. Marshanda berharap dengan
melihat keindahan gelombang otaknya dan beberapa pejuang kesehatan mental
lainnya, bisa menghapus stigma negatif yang melekat pada pengidap gangguan
bipolar.

Untuk menerapkan motif batik pada kain terdapat beberapa teknik, diantaranya yaitu
teknik batik tulis, teknik batik cap, teknik batik lukis dan teknik batik printing. Pada
motif batik eksplorasi yang terinspirasi dari isu kesehatan mental gangguan bipolar
akan digunakan teknik batik tulis. Teknik batik tulis sendiri merupakan teknik membatik
tradisional khas asli Indonesia yang secara turun-temurun dilestarikan.

Pada pengembangan konsep produk tugas akhir yang akan dibuat, diterapkan Trend
Forecasting Indonesia 2023/2024 dengan tema Co-Exist dan klasifikasi tema The
Saviors. Dilansir dari buletintekstil.com, The Saviors memiliki konsep dasar untuk
terus berinisiatif demi membantu sesama yang sedang mengalami kesulitan. Tidak
peduli dengan perbedaan, berani, tampil tegar, dan mandiri. Konsep tersebut selaras
dan dapat mendukung terwujudnya produk tugas akhir untuk mendobrak stigma
negatif masyarakat terhadap pengidap gangguan bipolar.

Benang merah dari busana yang akan dibuat pada tugas akhir ini adalah mewujudkan
inovasi pengembangan potensi produk fashion sebagai media komunikasi nonvisual
pengidap gangguan bipolar dan memberikan stigma positif masyarakat sekitar
terhadap pengidap gangguan bipolar. Pembahasan busana ini akan dimuat dalam
skripsi dengan judul:
“EKSPLORASI MOTIF BATIK PADA BUSANA READY-TO-WEAR DELUXE
TERINSPIRASI DARI ISU KESEHATAN MENTAL GANGGUAN BIPOLAR
DENGAN TEKNIK BATIK TULIS”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah yang harus


diperhatikan yaitu, sebagai berikut:

1. Bagaimana menciptakan motif batik dengan sumber ide isu kesehatan mental
gangguan bipolar?

2. Bagaimana menerapkan motif batik dengan sumber ide isu kesehatan mental
gangguan bipolar dengan teknik batik tulis?

3. Bagaimana penerapan konsep Trend Forecasting 2023/2024 dengan tema The


Saviours pada eksplorasi motif batik ide isu kesehatan mental gangguan bipolar
dengan teknik batik tulis?

4. Apakah dibuatnya produk eksplorasi motif batik pada busana ready-to-wear deluxe
dengan menerapkan teknik batik tulis yang terinspirasi dari isu kesehatan mental
gangguan bipolar dapat memberikan stigma positif bagi masyarakat sekitar terhadap
pengidap gangguan bipolar?

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Maksud dari karya tulis ini adalah membuat produk eksplorasi motif batik pada
busana ready-to-wear deluxe dengan menerapkan teknik batik tulis yang terinspirasi
dari isu kesehatan mental gangguan bipolar.

2. Tujuan

Tujuan dari karya tulis ini adalah memberikan stigma positif masyarakat sekitar
terhadap pengidap gangguan bipolar dengan menyalurkan komunikasi nonverbal
pengidap gangguan bipolar melalui produk fashion.
1.4 Batasan Masalah

1. Eksplorasi motif pada busana terinspirasi dari isu kesehatan mental gangguan
bipolar.

2. Teknik batik tulis digunakan untuk mewujudkan representasi eksplorasi motif batik
dengan isu kesehatan mental gangguan bipolar sebagai inspirasi.

3. Busana diwujudkan berdasarkan Trend Forecasting 2023/2024: Co-Exist dengan


klasifikasi tema The Saviors.

1.5 Kerangka Penelitian

Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang diakui dunia melalui Organisasi
Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau
UNESCO. Batik banyak dikembangkan melalui berbagai cara dimulai dari
memodifikasi motif batik, mengeksplorasi motif batik, hingga menciptakan motif batik.

Batik tersebut akan dieksplorasi dengan isu kesehatan mental gangguan bipolar
sebagai inspirasi pada busana dengan mengangkat salah satu klasifikasi tema dari
Trend Forecasting 2023/2024, yaitu The Saviors. Konsep yang dipilih pada busana ini
diharapkan dapat memvisualisasikan komunikasi nonvisual pengidap gangguan
bipolar dengan cara yang kreatif untuk membangun stigma positif di lingkungan
masyarakat sekitar.

Target pasar pada busana ready-to-wear deluxe untuk wanita dan pria umur 20 -
35 tahun yang telah memiliki penghasilan untuk memenuhi lifestyle. Cocok untuk
pribadi berjiwa berani, mandiri dan tidak peduli dengan berbedaan. Harga
penjualan dari penambahan laba yang diharapkan adalah 50% terhadap harga
pokok produksi pada busana ready-to-wear deluxe. Dipertimbangkan besarnya
laba dari target pasar yang dituju, keunikan konsep, penggunaan material dan
kerumitan pembuatan produk.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan pada pembuatan busana ini dengan


mengumpulkan data-data dari berbagai sumber jurnal, buku, makalah, dan artikel
yang berkaitan dengan motif batik, teknik batik tulis, dan gangguan bipolar untuk
menunjang proses perancangan dan produksi. Setelah data-data dikumpulkan,
kemudian diolah untuk dilakukan pengaplikasian motif batik eksplorasi yang
terinspirasi dari isu kesehatan mental gangguan bipolar dengan teknik batik tulis
kedalam sebuah busana. Dilakukan percobaan lalu dianalisis untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dan maksimal. Diagram alir dari metodologi penelitian yang
dilakukan untuk pembuatan busana sebagai berikut pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Trisnawati, Tri Yulia. (2004). Fashion sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam Komunikasi.
Universitas Semarang, Semarang.

Tracy, Natasha (2018). HealthyPlace’s Introductory Guide to Bipolar Disorder.


HealthyPlace, San Antonio.

https://buletintekstil.com/2022/11/15/indonesian-fashion-trend-2023-2024-co-
exist/04/02/29/6418/ diakses pada 2 Maret 2023.

https://kbbi.web.id/batik diakses pada 25 Maret 2023.

Anda mungkin juga menyukai