Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

“PRODUK FASHION SEBAGAI MEDIA EKSPRESI DIRI


DENGAN PENERAPAN TEKNIK FABRIC BURNT DAN
SABLON REFLEKTIF PADA BUSANA READY-TO-
WEAR DELUXE”

KARYA TULIS TUGAS AKHIR


Diajukan untuk dipertahankan dalam Sidang Skripsi guna melengkapi
salah satu syarat lulus Pendidikan Diploma Empat
Kurikulum Dual System

oleh:
AZKANANDA RATU FAHIRA
NPM. 19440006
PRODUKSI GARMEN KONSENTRASI FASHION DESIGN

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2023
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI

PRODUK FASHION SEBAGAI MEDIA EKSPRESI DIRI DENGAN


PENERAPAN TEKNIK FABRIC BURNT DAN SABLON REFLEKTIF PADA
BUSANA READY-TO-WEAR DELUXE

Oleh :
AZKANANDA RATU FAHIRA
NPM. 19440006
PRODUKSI GARMEN KONSENTRASI FASHION DESIGN

Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Tina Martina., A.T., M.Si) (Turyanang, SE)

Mengetahui,
Ketua Jurusan Produksi Garmen

(Karlina Somantri, ST.,M.M )


NIP. 19840301 200911 2001
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Busana ready-to-wear deluxe merupakan jenis pakaian siap pakai yang didesain lebih
mewah dan bervariasi dengan kuantitas terbatas. Hal ini menjadi keunikan tersendiri
sehingga pada produksinya memungkinkan rumah mode untuk memproduksi pakaian
limited edition.
Fashion sebagai ekspresi diri dan komunikasi dari pemakainya memberikan implikasi
bagi penggunaan fashion dalam kaitannya dengan bagaimana orang
mengkomunikasikan nilai, status, kepribadian, identitas, dan perasaan kepada orang
lain (Tri Yulia, 2011). Karena fashion bisa mengekspresikan sesuatu yang tidak
terucap secara verbal inilah, maka fashion juga seringkali digunakan untuk
menunjukkan identitas personal dari individu yang bersangkutan. Oleh karena itu
fashion menjadi simbol-simbol nonverbal yang ingin disampaikan oleh pemakainya.
(Tri Yulia, 2011). Melalui fashion, komunikasi secara nonverbal dan ekspresi diri dari
pengidap gangguan kesehatan mental seperti bipolar dapat disampaikan dengan cara
kreatif untuk membangun stigma positif pandangan masyarakat terhadap pengidap
gangguan bipolar.
Isu kesehatan mental merupakan isu yang masih dianggap tabu bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia. Tidak sedikit masyarakat yang memiliki stigma negatif
terhadap para pengidap gangguan mental, salah satunya adalah gangguan bipolar.
Gangguan bipolar adalah gangguan yang ditandai dengan suasana hati yang sangat
tinggi - dikenal sebagai hipomania atau mania - dan suasana hati yang sangat rendah
yang dikenal sebagai depresi. Ada juga suasana hati yang dikenal sebagai suasana
hati campuran, di mana ada gejala depresi dan hipomania atau mania. Di antara
suasana hati ini, orang mungkin mengalami periode euthymia, yaitu keadaan dimana
gejala gangguan bipolar tidak ada. Berpindah dari satu keadaan suasana hati ke
keadaan lain disebut cycling (Natasha Tracy, 2018).
Pada pengembangan konsep produk tugas akhir yang akan dibuat, diterapkan Trend
Forecasting Indonesia 2023/2024 dengan tema Co-Exist dan klasifikasi tema The
Saviors dan sub tema Intentive. Dilansir dari ebook mengenai Trend Forecasting
2023/2024, Selalu tergerak untuk menolong, The Saviors terus berinisiatif demi
membantu sesama yang sedang mengalami kesulitan. Tidak peduli dengan
perbedaan, mereka bahu membahu mengatasi rintangan berani, tampil tegar, dan
mandiri, The Saviors mendayagunakan segala kemampuan dan perangkat mereka
secara optimal. Konsep tersebut selaras dan dapat mendukung terwujudnya produk
tugas akhir untuk mendobrak stigma negatif masyarakat terhadap pengidap gangguan
bipolar untuk terus berinisiatif demi membantu sesama terhadap pengidap gangguan
bipolar yang mengalami kesulitan untuk dapat menghadapi rintangan.
Teknik yang dipilih untuk menerapkan desain busana ready-to-wear ini adalah teknik
fabric burnt yang mengibaratkan kondisi bipolar pada episode depresi yang terkesan
suram dan seolah membakar pikirannya sendiri dengan depresinya. Sedangkan
episode mania digambarkan dengan sablon reflektif, yaitu jenis sablon yang akan
terlihat bersinar atau menimbulkan kesan reflektif atau berwarna ketika terkena
cahaya. Teknik sablon reflektif diibaratkan seperti episode mania pada bipolar yang
bisa memberikan warna ketika episode mania dimulai.
Benang merah dari busana yang akan dibuat pada tugas akhir ini adalah mewujudkan
inovasi pengembangan potensi produk fashion sebagai media ekspresi diri bagi
pengidap gangguan bipolar dan terinspirasi dari bipolar itu sendiri sehingga dapat
memberikan stigma positif masyarakat sekitar terhadap pengidap gangguan bipolar,
dengan menerapkan teknik fabric burnt dan sablon reflektif pada busananya.
Pembahasan busana ini akan dimuat dalam skripsi dengan judul:

“PRODUK FASHION SEBAGAI MEDIA EKSPRESI DIRI DENGAN PENERAPAN


TEKNIK FABRIC BURNT DAN SABLON REFLEKTIF PADA BUSANA READY-
TO-WEAR DELUXE”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah yang harus
diperhatikan yaitu, sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mewujudkan busana sebagai media ekspresi diri berkaitan dengan
isu gangguan bipolar?
2. Bagaimana penerapan konsep Trend Forecasting 2023/2024 dengan tema The
Saviours dan sub tema Intentive pada busana ready-to-wear deluxe dengan teknik
fabric burnt dan sablon reflektif?
3. Apakah dibuatnya busana sebagai media ekspresi diri bagi penderita bipolar
dengan inspirasi dari bipolar itu sendiri dapat membangun stigma positif bagi
masyarakat sekitar terhadap pengidap gangguan bipolar?

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dari karya tulis ini adalah membuat produk fashion sebagai media ekspresi
diri dengan penerapan fabric burnt dan sablon reflektif pada busana ready-to-wear
deluxe yang terinspirasi dari isu gangguan bipolar.
Tujuan dari karya tulis ini adalah membangun stigma positif masyarakat sekitar
terhadap pengidap gangguan bipolar dengan membuat produk fashion sebagai media
ekspresi diri bagi pengidap bipolar dengan bipolar sebagai inspirasi busana itu sendiri.

1.4 Batasan Masalah


1. Busana didesain sebagai bentuk ekspresi diri dari pengidap bipolar.
2. Teknik fabric burnt dan sablon reflektif digunakan untuk mewujudkan representasi
desain dari isu kesehatan mental gangguan bipolar sebagai inspirasi.
3. Busana diwujudkan berdasarkan Trend Forecasting 2023/2024: Co-Exist dengan
klasifikasi tema The Saviors dan sub tema Intentive.

1.5 Kerangka Pemikiran


Berdasarkan penelitian berjudul “Produk Fashion sebagai Media Ekspresi Diri dengan
Penerapan Teknik Fabric Burnt dan Sablon Reflektif pada Busana Ready-To-Wear
Deluxe”, penelitian akan dimulai dengan pembuatan desain busana oleh pengidap
gangguan bipolar pada fase depresi dan mania sebagai bentuk ekspresi diri. Desain
tersebut didukung dengan video saat pembuatan desain dan desain manual dengan
menggunakan media kertas, pensil dan penggaris untuk diteliti lebih lanjut oleh
psikolog yang juga paham mengenai seni. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
secara ilmu psikologis bahwa desain yang dibuat adalah benar dibuat oleh pengidap
gangguan bipolar pada fase depresi atau fase mania.
Selanjutnya teknik fabric burnt dan sablon reflektif akan dieksplorasi dengan isu
kesehatan mental gangguan bipolar sebagai inspirasi dan bentuk ekspresi diri pada
busana dengan mengangkat salah satu klasifikasi tema dari Trend Forecasting
2023/2024, yaitu The Saviors dan sub tema Intentive. Konsep yang dipilih pada
busana ini diharapkan dapat memvisualisasikan ekspresi diri pengidap gangguan
bipolar dengan cara yang kreatif untuk membangun stigma positif di lingkungan
masyarakat sekitar. Diagram alir dari kerangka pemikiran yang dilakukan untuk
pembuatan busana sebagai berikut pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Diagram Alir Kerangka Pemikiran


1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya tulis tugas akhir ini
mengunakan proses penelitian sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan studi literatur, eksperimen dan
wawancara. Pada studi literatur, pengumpulan data diambil dari sumber-sumber
literatur baik dari buku, jurnal, makalah, laporan tugas akhir maupun situs yang
berkaitan dengan teknik fabric burnt, teknik sablon reflektif dan gangguan bipolar
untuk menunjang proses perancangan dan produksi busana tersebut. Sedangkan
pada tahap eksperimen, dilakukan pengumpulan data berupa gambar desain
fashion hasil eksperimen terhadap pengidap gangguan bipolar ketika memasuki
fase depresi dan fase mania. Tahap selanjutnya adalah wawancara dari sumber
terpercaya atau ahli pada bidang psikologi untuk meneliti hasil desain sebagai
ekspresi diri dari pengidap gangguan bipolar.

2. Pembuatan Moodboard
Moodboard merupakan konsep awal dari desain yang akan dibuat. Moodboard
ini sendiri akan merujuk pada hasil desain yang dibuat oleh pengidap gangguan
bipolar pada fase depresi dan mania.

3. Pembuatan Desain
Desain dibuat merujuk pada moodboard yang telah dibuat pada tahap
sebelumnya.

4. Persiapan Bahan
Setelah desain dibuat, desain terpilih menjadi fokus pada persiapan bahan dan
material. Pada tahap ini, bahan-bahan pembuatan produk dipilih berdasarkan
kesesuaian konsep dan desain.

5. Eksplorasi Teknik Fabric Burnt


Dilakukan eksplorasi teknik fabric burnt untuk menyesuaikan motif yang
dihasilkan dengan dari teknik fabric burnt dengan desain terpilih.
6. Eksplorasi Teknik Sablon Reflektif
Dilakukan eksplorasi teknik sablon reflektif untuk menyesuaikan hasil sablon
sesuai dengan desain terpilih.

7. Pembuatan Produk
Pembuatan produk terdiri dari proses pengukuran, pembuatan pola, pemotongan
kain, penjahitan, hingga penerapan reka bahan teknik fabric burnt dan teknik
sablon reflektif.

8. Pelaksanaan Pengujian
Pengujian dilakukan untuk mengetahui tahan luntur warna terhadap gosokan.

9. Pengolahan Data Pengujian


Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakteristik produk saat
dilakukan pengujian tahan luntur warna terhadap gosokan.

10. Survei
Survei dibuat dengan target masyarakat sekitar untuk meneliti dan mengetahui
bahwa produk yang dibuat sebagai media ekspresi diri bagi pengidap gangguan
bipolar dapat membangun stigma positif bagi masyarakat sekitar.

11. Diskusi
Mendiskusikan pembahasan terkait hasil pengujian dan penelitian dan pengujian
yang telah dilakukan.

12. Kesimpulan dan Saran


Menyimpulkan hasil pengujian dan penelitian dan memberikan saran dari hasil
pengujian dan penelitian yang telah dilakukan.

Berikut alur proses metodologi penelitian yang dirancang pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian
BAB II DASAR TEORI

2.1 Dasar T

Busana ready-to-wear deluxe merupakan jenis pakaian siap pakai

DAFTAR PUSTAKA

Trisnawati, Tri Yulia. (2004). Fashion sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam Komunikasi.
Universitas Semarang, Semarang.

Tracy, Natasha (2018). HealthyPlace’s Introductory Guide to Bipolar Disorder.


HealthyPlace, San Antonio.

https://buletintekstil.com/2022/11/15/indonesian-fashion-trend-2023-2024-co-
exist/04/02/29/6418/ diakses pada 2 Maret 2023.

Trend Forecasting 2023 2024 - Co Exist.

Anda mungkin juga menyukai