Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

KULIAH KE 3

PROSES KOGNISI DAN INTEGRASI INFORMASI


KOGNISI DAN INTEGRASI INFORMASI

• Kelanjutan dari bagaimana mempersiapkan diri kita sebagai seorang komunikator dalam
berkomunikasi dengan melihat dari proses berpikir dalam diri kita atau lawan bicara kita dan
juga bagaimana proses mengintegrasikan informasi terjadi dalam diri kita.
• bagaimana persiapan kita untuk berkomunikasi secara interpersonal dengan perspektif
psikologis.
• Ada 6 teori yang akan kita pelajari bersama terkait dengan proses berpikir dan
mengintegrasikan informasi.
• Proses Kognisi: 1.Teori Atribusi, 2 Teori penilaian Sosial dan 3.Elaboration Likelihood Theory
(ELT)
• Integrasi Informasi : 1.Teori Nilai dan Harapan (Expectation Value Theory), 2Teori Konsistensi
(.Consistency Theory), 3.Teori pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory)
PROSES KOGNISI (BERPIKIR)
• Kognisi adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang di dapatkan dari proses berpikir.
• Penekanan utama dalam proses kognisi seseorang adalah pada bagaimana proses mental
yang ada dalam pemikiran, menyangkut pada perhatian (attention), persepsi (perception)
dan interprestasi.
• Ada 3 (tiga) teori yang akan kita pelajari terkait proses kognisi yaitu teori Atribusi, teori
penilaian sosial dan teori Elaboration Likelihood.
TEORI ATRIBUSI
• Di kembangkan oleh seorang psikolog Fritz Heider
• Teori atribusi secara garis besar coba membahas bagaimana kita membuat keputusan
menilai perilaku seseorang
• Kita membuat atribusi ketika kita melihat, merasa dan mendiskripsikan perilaku
seseorang, dan kemudian mencoba menggali pengetahuan mengapa mereka berperilaku
seperti itu.
• Ada 3 (tiga) tahapan yang dilakukan, antara lain: 1.Melakukan pengamatan (observasi)
terhadap tindakan atau tingkah laku yg ada. 2.Melakukan penilaian yang terus menerus;
3.Mencari tahu apa motifnya.
• Dalam melakukan atribusi kadang terbentuk apa yang disebut sebagai fundamental
attribution error, terjadi kesalahan fundamental atribusi
1.FUNDAMENTAL ATTRIBUTION ERROR
• Muncul kecenderungan untuk terlalu menekankan kualitas pribadi atau sesuatu yang bersifat
internal ketika mempertimbangkan hal-hal yang buruk yang terjadi pada orang lain dan
mengaitkan faktor eksternal seperti keberuntungan untuk hal hal yang baik yang terjadi pada
orang lain.
• Kita selalu percaya dan bersikap jika seseorang bertingkah laku buruk/jelek /salah itu adalah
tanggung jawab pribadi dari yang bersangkutan, tetapi kalau sesuatu itu bagus kita cepat
mengatakan karena keberuntungan saja.
• Contohnya: Kalau temanmu ujian nilainya jelek kemudian tidak lulus, kamu mungkin akan
menilai karena temanmu belajarnya tidak serius, main HP terus, kebanyakan hang out dsb. Tapi
ketika temanmu nilainya lebih tinggi darimu mungkin kamu akan mengatakan hmmm
kebeneran aja tuh, lagi beruntung dsb. Sebaliknya jika kamu yang mengalami tidak lulus, maka
kamu akan mengatakan dosennya nggak becus, tugas terlalu banyak, ujian soalnya sulit dll
2.TEORI PENILAIAN SOSIAL (SOCIAL JUDGMENT THEORY)
• Dikembangkan oleh Ilmuwan psikologi sosial Muzafer Sherif dkk
• Inti dari teori ini adalah bagaimana suatu konteks (hal yang melatarbelakangi) akan
berpengaruh terhadap penilaian terhadap suatu obyek atau seseorang secara fisik.
• Misalnya ketika diminta untuk menilai berapa berat sebuah batu yg besarnya sekepalan
tangan, kita butuh suatu referensi yang kita tahu beratnya seperti batu itu, misal berat
sepotong besi. Angkat besi itu rasakan beratnya, kemudian ketika mengangkat batu
rasakan berat mana antara batu dan besi. Pengetahuan tentang berat besi menjadi dasar
kita untuk mengukur berat batu.
• Hal ini kemudian yang diterapkan oleh Muzafer Sherif dalam menilai sesuatu yang bersifat
non fisik, misal bagaimana menilai suatu pesan, atau mempersepsi secara sosial sebuah
pesan.
TEORI PENILAIAN SOSIAL
• Menurut Teori Penilaian sosial , penilaian kita terhadap sesuatu yang diekspresikan berada
antara kutub penerimaan, non comittment dan kutub penolakan.
• Jika yang kita nilai berada pada kutub penerimaan maka akan memperkuat pada apa yang kita
nilai, dan ini disebut sebagai assimilation effect.
• Sebaliknya kalau mendekati penolakan maka akan menjauhkan dari apa yang kita nilai. Ini
disebut sebagai contrast effect.
• Munculnya assimilation effect ataupun contrast effect merupakan penilaian sosial yang kita
buat.
• Dalam teori ini juga kadang muncul apa yang disebut boomerang effect , ada kesenjangan yang
besar yang mempengaruhi pada penilaian kita. Misalnya dari kutub penolakan menjadi non
commitmen.
3. TEORI ELABORATION LIKELYHOOD

• Teori ini dikembangkan oleh ahli psikologi sosial Richard Petty and John Cacioppo,
• Menekankan bagaimana seorang komunikator memproses pesan yang mempersuasif
dirinya, atau dengan kata lain bagaimana kita menerima suatu pesan yang datang pada kita.
• Elaborasi menunjukkan bagaimana kita mengevaluasi suatu pesan secara kritis. Sedangkan
pemahaman likelihood adalah elaborasi yang dilakukan sangat bervariasi, berlainan antara
individu satu dengan individu lain.
• Menurut teori ini cara kita mengelaborasi suatu pesan dilakukan melaui rute sentral
(central Route) ataupun rute pinggiran (peripheral route)
TEORI ELABORATION LIKELYHOOD
• Central Route, erjadi jika topik pesan relevant pada kita, kita tau persis tentang apa yang
dibicarakan , dan sumber yang bicara juga kredibel. Melalui rote central ini pesan yang
disampaikan secara persuasif akan langsung kita terima.
• Contoh: pesan pesan persuasif tentang virus corona, kita menerimanya sesuai rute sentral,
karena pesannya relevant buat kita dan narasumber yang menyampaikan umumnya
kredibel.
• Peripheral route, ketika menerima pesan kita tidak terlalu kritis, tidak berargumentasi
terhadap isi pesan, langsung buat kesimpulan berdasarkan beberapa isyarat saja.
Tergantung mood sesaat yang ada.
TEORI INTEGRASI INFORMASI

• Teori teori Integrasi Informasi menekankan pada bagaimana cara seorang komunikator
mengumpulkan dan mengatur informasi ketika melihat orang, benda, situasi,dan gagasan
untuk membentuk sikap yang ada pada dirinya.
• Merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak secara positif atau negatif terhadap
objek tertentu.
• Ada 3 teori terkait tantang integrasi informasi ini antara lain: 1) teori Teori Nilai-Harapan
(Expectancy Value Theory), 2) Teori Konsistensi dan 3) Uncertaity Reduction Theory/
Teori Pengurangan Ketidakpastian
1. TEORI NILAI-HARAPAN (EXPECTANCY VALUE
THEORY
• Teori nilai-harapan atau Expectancy Value Theory (EVT) a dikembangkan pada tahun
1960-an oleh John William Atkinson sebagai teori untuk memahami bagaimana fungsi
prestasi dan motivasi. Kemudian Jacqueline Eccles mengadaptasi EVT untuk pendidikan;
bagaimana kepercayaan mempengaruhi harapan untuk sukses. Teori ini dikembangkan lagi
oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen, dan menjadikan teori ini dalam disiplin ilmu
komunikasi.
• Teori nilai-harapan memiliki dua variabel yaitu valensi dan bobot/weight
• .Valensi mengacu pada apakah suatu informasi mendukung atau membantah kepercayaan
(belief) yang ada pada diri seseorang. Jika informasi mendukung keyakinan, maka dikatakan
memiliki valensi "positif"; sebaliknya, ketika tidak, berarti memiliki valensi "negatif".
EXPECTANCY VALUE THEORY
• 2. Bobot/weight dari suatu informasi
• Bobot informasi adalah fungsi kredibilitas terhadap informasi . Jika kita berpikir sebuah
informasi itu mungkin benar, maka kita akan menetapkan bobot yang lebih tinggi untuk
informasi tersebut; dan sebaliknya, jika tidak, kita akan menetapkan bobot yang lebih rendah.
Jadi, semakin besar bobot yang ditetapkan untuk sesuatu,semakin besar dampak informasi
tersebut pada sistem kepercayaan kita.
• Menurut teori nilai-harapan, perubahan sikap dapat terjadi dari tiga sumber: (1) informasi
dapat mengubah kekuatan keyakinan tertentu; (2) informasi dapat mengubah evaluasi terhadap
keyakinan; (3) informasi dapat menambah keyakinan baru pada struktur suatu sikap
• Perubahan sikap terjadi karena adanya suatu informasi baru yang dibawa pada keyakinan, hal ini
akan menimbulkan pergeseran sikap, atau karena suatu informasi baru mengubah bobot atau
valensi yang diberikan pada sebagian informasi sebelumnya.
TEORI COGNITIVE DISSONANCE
• Teori disonansi kognisi dibuat oleh Leon Festinger
• Orang lebih nyaman dengan dengan hal yang konsisten daripada dengan inkonsisteni.
Konsistensi, merupakan prinsip utama dalam pengorganisasian proses kognisi.
• Komunikator membawa berbagai macam elemen kognisi seperti sikap, persepsi, pengetahuan,
dan kepercayaan. Elemen ini saling berhubungan satu sama lain dalam membentuk perilaku
• Elemen elemen ini dapat memperkuat atau menjadi konsonansi satu sama lain; dan juga dapat
tidak konsisten atau disonansi ; atau mereka bisa tidak relevan. Menurut Festinger, manusia
termotivasi untuk mengurangi ketidak konsistenan dengan mengubah beberapa bagian dari
sistem kognisi yang menyebabkan tidak berpengaruh satu sama lain. Ketika dua elemen kognisi
relevan tetapi tidak konsisten, kondisi ketidaknyamanan atau disonansi terjadi.
• Manusia termotivasi untuk mengurangi ketidakkonsistenan dengan mengubah beberapa bagian
dari sistem kognisi.
3.UNCERTAINTY REDUCTION THEORY/ TEORI
PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
• Teori pengurangan Ketidakpastian ini dibuat oleh Charles Berger dkk.
• Teori Pengurangan ketidakpastian membahas proses bagaimana kita memperoleh pengetahuan atau
mengurangi ketidakpastian tentang orang lain.
• Ketika kita bertemu orang asing, kita mungkin memiliki keinginan kuat untuk mengurangi ketidakpastian
tentang orang ini, untuk mengetahui lebih banyak tentang orang tersebut. Kita ingin dapat memprediksi
perilaku dari individu itu, membuat kita termotivasi untuk mencari informasi tentang orang lain agar dapat
memprediksi dengan lebih baik bagaimana mereka akan berperilaku
• Kita berinteraksi dengan orang lain berdasarkan tujuan dan informasi yang kita miliki tentang orang lain.
Semakin tidak pasti kita, semakin kita waspada dan semakin kita bergantung pada data yang tersedia bagi
kita dalam situasi tersebut. Ketika kita sangat tidak pasti tentang orang lain, kita cenderung kurang percaya
diri dalam rencana kita dan membuat lebih banyak rencana darurat atau cara alternatif untuk merespons.
UNCERTAINTY REDUCTION THEORY
• Ada 3 cara dalam mengatasi kondisi ketidakpastian menurut Berger:
• Strategi pasif adalah pengamatan, sedangkan yang aktif mengharuskan pengamat bekerja
untuk mendapatkan informasi dengan cara tertentu, seperti bertanya kepada orang lain,
cari informasi pada berbagai sumber dll. Strategi interaktif bergantung pada komunikasi
langsung dengan orang lain.
• Misalnya, jika kamu merasa tertarik dengan seorang temanmu dikelas. Kamu mungkin
mengamati teman itu secara tidak mencolok (pasif), bertanya kepada teman sekelas lain
tentang dirinya (aktif), dan memulai percakapan dengannya (interaktif).Ini bisa buat strategi
PDKT... Hmmmm
UNCERTAINTY REDUCTION THEORY
• 1.Strategi pasif Di sini dilakukan pengamatan intensif terhadap individu yang belum dikenal. Misalnya, jika kamu
tertarik dengan teman sekelas, kamu mungkin mengamati teman ini secara diam-diam untuk jangka waktu
tertentu. Kamu mungkin memperhatikan cara dia bereaksi di kelas, bagaimana interaksi dengan teman teman,
siapa yang dekat dengan dia an sebagainya. Kamu juga mungkin mendengarkan percakapannya dengan orang
lain di kelas. Dalam strategi pasif sangat memungkian terjadi Pencarian disinhibisi di mana orang diamati dalam
situasi informal, di mana mereka cenderung melakukan pemantauan diri dan berperilaku dengan cara yang lebih
alami. Ketika PDKT dengan teman sekelas kamu mungkin mengamati aktifitasnya, misal ketika di kantin, atau
ketika tugas mata kuliah bersama.... hmmmm.
• 2.Strategi aktif mencakup bertanya kepada orang lain tentang orang yang menjadi target dan memanipulasi
lingkungan dengan cara yang membuat orang yang menjadi target untuk observasi. Anda mungkin, misalnya,
mencoba ditugaskan ke grup proyek yang sama dengan teman sekelas ini. Atau kamu mungkin meminta teman
bersama untuk mengundang kamu berdua
• 3.Strategi interaktif meliputi interogasi dan pengungkapan diri. Pengungkapan diri, adalah strategi yang signifikan
untuk secara aktif memperoleh informasi. Jika Anda mengungkapkan sesuatu tentang diri Anda, orang lain
kemungkinan akan mengungkapkannya sebagai balasan. Misal dalam tugas bareng dikelas, kamu dapat berbicara
dengan teman sekelas Anda, mengajukan pertanyaan, dan membuat pengungkapan untuk mendorongnya untuk
mengungkapkan informasi juga.
SELESAI
•See you next week...

Anda mungkin juga menyukai