Anda di halaman 1dari 7

Tabel konfigurasi electron

Bentuk tabel periodic berhubungan dekat dengan konfigurasi electron atom unsur-usnur.
Sebagai contoh, semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi electron [E] ns 2 (dengan [E] adalah
konfigurasi gas inert), dan memiliki kemiripan dalam sifat-sifat kimia. Kelopak electron terluar
atom sering dirunjuk sebagai “kelopak valensi” dana menetukan sifat-sifat kimia suatu unsur. Perlu
diingat bahwa kemiripan dalam sifat-sifat kimia telah diketahui satu abad sebelumnya, sebelum
pemikiran konfigurasi electron ada .[n−3 ]
Kelemahan asas Aufbau
Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi orbital adalah tetap, baik
untuk suatu unsur atau di antara unsur-unsur yang berbeda. Ia menganggap orbital-orbital atom
sebagai "kotak-kotak" energi tetap yang mana dapat diletakkan dua elektron. Namun, energi
elektron dalam orbital atom bergantung pada energi keseluruhan elektron dalam atom (atau ion,
molekul, dsb). Tidak ada "penyelesaian satu elektron" untuk sebuah sistem dengan elektron lebih
dari satu, sebaliknya yang ada hanya sekelompok penyelesaian banyak elektron, yang tidak dapat
dihitung secara eksak[n  (walaupun terdapat pendekatan matematika yang dapat dilakukan,
4]

seperti metode Hartree-Fock).

Ionisasi logam transisi

Aplikasi asas Aufbau yang terlalu dipaksakan kemudan menghasilkan paradoks dalam


kimia logam transisi. Kalium dan kalsium muncul dalam tabel periodik sebelum logam transisi, dan
memiliki konfigurasi elektron [Ar] 4s1 dan [Ar] 4s2 (orbital 4s diisi terlebih dahulu sebelum orbital
3d). Hal ini sesuai dengan kaidah Madelung, karena orbital 4s memiliki nilai n+l  = 4 (n = 4, l = 0),
sedangkan orbital 3d n+l  = 5 (n = 3, l = 2). Namun kromium dan tembaga memiliki konfigurasi
elektron [Ar] 3d5 4s1 dan [Ar] 3d10 4s1 (satu elektron melewati pengisian orbital 4s ke orbital 3d
untuk menghasilkan subkelopak yang terisi setengah). Dalam kasus ini, penjelasan yang diberikan
adalah "subkelopak yang terisi setengah ataupun terisi penuh adalah susunan elektron yang stabil".

Paradoks akan muncul ketika elektron dilepaskan dari atom logam transisi, membentuk ion.
Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan berasal dari orbital 3d, melainkan dari 4s. Hal yang
sama juga terjadi ketika senyawa kimia terbentuk. Kromium heksakarbonil dapat dijelaskan sebagai
atom kromium (bukan ion karena keadaan oksidasinya 0) yang dikelilingi enam ligan karbon
monoksida; ia bersifat diamagnetik dan konfigurasi atom pusat kromium adalah 3d 6, yang berarti
bahwa orbital 4s pada atom bebas telah bepindah ke orbital 3d ketika bersenyawa. Pergantian
elektron antara 4s dan 3d ini dapat ditemukan secara universal pada deret pertama logam-logam
transisi.[n 5]

Fenomena ini akan menjadi paradoks hanya ketika diasumsikan bahwa energi orbital atom
adalah tetap dan tidak dipengaruhi oleh keberadaan elektron pada orbital-orbital lainnya. Jika
begitu, maka orbital 3d akan memiliki energi yang sama dengan orbital 3p, seperti pada hidrogen.
Namun hal ini jelas-jelas tidak demikian.

Pengecualian kaidah Madelung lainnya


Terdapat beberapa pengecualian kaidah Madelung lainnya untuk unsur-unsur yang lebih berat,
dan akan semakin sulit untuk menggunakan penjelasan yang sederhana mengenai pengecualian ini.
Adalah mungkin untuk memprediksikan kebanyakan pengecualian ini menggunakan perhitungan
Hartree-Fock, yang merupakan metode pendekatan dengan melibatkan efek elektron lainnya pada
energi orbital. Untuk unsur-unsur yang lebih berat, diperlukan juga keterlibatan efek relativitas
khusus terhadap energi orbital atom, karena elektron-elektron pada kelopak dalam bergerak dengan
kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Secara umun, efek-efek relativistik ini cenderung
menurunkan energi orbital s terhadap orbital atom lainnya.

Periode 5 Periode 6 Periode 7

Konfigur Konfigur
Konfigurasi
Unsur Z asi Unsur Z Unsur Z asi
elektron
elektron elektron

3 [Kr] 5 8 [Rn]
Itrium Lantanum [Xe] 6s2 5d1 Aktinium
9 5s2 4d1 7 9 7s2 6d1

5 [Xe] 9 [Rn]
Serium Torium
8 6s2 4f1 5d1 0 7s2 6d2

[Rn]
Praseodimi 5 Protaktini 9
[Xe] 6s2 4f3 7s2 5f2 6d
um 9 um 1 1

[Rn]
Neodimiu 6 9
[Xe] 6s2 4f4 Uranium 7s2 5f3 6d
m 0 2 1

[Rn]
6 Neptuniu 9
Prometium [Xe] 6s2 4f5 7s2 5f4 6d
1 m 3 1

6 Plutoniu 9 [Rn]
Samarium [Xe] 6s2 4f6
2 m 4 7s2 5f6
6 Amerisiu 9 [Rn]
Europium [Xe] 6s2 4f7
3 m 5 7s2 5f7

[Rn]
Gadoliniu 6 [Xe] 9
Kurium 7s2 5f7 6d
m 4 6s  4f  5d
2 7 1
6 1

6 Berkeliu 9 [Rn]
Terbium [Xe] 6s2 4f9
5 m 7 7s2 5f9

Zirkoniu 4 [Kr] 7 [Xe]


Hafnium
m 0 5s2 4d2 2 6s2 4f14 5d2

4 [Kr] 5s1 4 7 [Xe]
Niobium Tantalum
1 d4 3 6s2 4f14 5d3

Molibden 4 [Kr] 5s1 4 7 [Xe]


Tungsten
um 2 d5 4 6s2 4f14 5d4

Teknesiu 4 [Kr] 7 [Xe]


Renium
m 3 5s2 4d5 5 6s2 4f14 5d5

4 [Kr] 5s1 4 7 [Xe]
Rutenium Osmium
4 d7 6 6s2 4f14 5d6

4 [Kr] 5s1 4 7 [Xe]
Rodium Iridium
5 d8 7 6s2 4f14 5d7

4 7 [Xe] 6s1 4f14 
Paladium [Kr] 4d10 Platinum
6 8 5d9

4 [Kr] 5s1 4 7 [Xe] 6s1 4f14 
Perak Emas
7 d10 9 5d10
4 [Kr] 8 [Xe]
Kadmium Raksa
8 5s2 4d10 0 6s2 4f14 5d10

[Kr] [Xe]
4 8
Indium 5s2 4d10 5 Talium 6s2 4f14 5d10 6
9 1
p1 p1

2.6 Sistem Periodik Unsur

1. Konfigurasi Electron dan Tabel Periodik


Konfigurasi elektron sangat erat hubungannya dengan system periodik unsur. Seperti
telah kalian ketahui bahwa sifat-sifat unsure sangat tergantung pada jumlah elektron
valensinya. Jika jumlah elektron luar yang mengisi orbital dalam subkulit sama dengan
bilangan kuantum utama (n), maka atom unsur tersebut pasti terletak pada golongan yang
sama (selain yang berbentuk ion). Sedangkan nilai n (bilangan kuantum utama) yang terbesar
menunjuk nomor periode unsur tersebut dalam sistem periodic unsur. Misal konfigurasi
elektron unsur K sebagai berikut:
19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1.

Nilai n terbesar adalah 4, maka K menempati periode 4.

Untuk menentukan golongan unsur dalam sistem periodic berdasarkan konfigurasi


elektron, perlu dilihat pada jenis dan jumlah elektron terluar yang menempati kulit yang
sama.

 Golongan utama (Golongan A), pada golongan ini electron valensi menempati subkulit s atau
subkulit s dan p.
 Golongan transisi (Golongan B), pada golongan ini electron valensi menempati subkulit s dan
d.
 Untuk lantanida dan aktinida, elektron valensi menempati subkulit s dan f. Tapi jumlahnya
tidak menentukan golongan, karena lantanida dan aktinida tidak mempunyai golongan.
Jika pengamatan kalian pada kegiatan mandiri benar, maka akan diketahui adanya
hubungan antara konfigurasi electron atom unsur-unsur dengan sistem periodik, baik mengenai
golongan maupun periodenya. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem periodik dapat
digunakan untuk meramalkankonfigurasi elektron atom unsur-unsur.

Pembagian unsur-unsur menurut blok s , p, d, dan f


Tabel : Hubungan antara Elektron Valensi dan Golongan dalam Sistem Periodik
Berdasarkan kesamaan konfigurasi elektron, terluar dapat dikelompokan unsur-unsur tersebut
dalam blok berikut.

 Blok s. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital s terletak pada
golongan IA dan IIA, kecuali unsure H dan He. Unsur-unsur ini merupakan logam yang reaktif.
Misal konfigurasi elektron terluar adalah nsx, maka unsure tersebut terletak pada golongan xA.
 Blok p. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital p, terdapat dalam
golongan IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIII. Golongan unsur-unsur ini meliputi logam,
metaloid, dan non logam. Misal konfigurasi elektron terluar adalah npy, maka unsure tersebut
terletak pada golongan (2 + y)A.
 Blok d. Konfigurasi elektron terluar d terdapat dalam unsurunsur transisi, yaitu golongan IIIB,
IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan IIB. Misal konfigurasi elektron terluar adalah nsx (n􀀐d)z,
maka unsur tersebut terletak pada golongan (x + z)B. Jika:
a. x + z = 8, x + z = 9, dan x + z = 10, maka unsur terletak pada golongan VIIIB;
b. x + z = 11, maka unsur terletak pada golongan IB;
c. x + z = 12, maka unsur terletak pada golongan IIB.
 Blok f . Blok f merupakan golongan unsur lantanida dan aktinida. Golongan ini disebut juga
golongan transisi dalam.

Anda mungkin juga menyukai