Anda di halaman 1dari 8

MENGEJA

DESA MADANI
Profil Empatpuluh Desa Pilihan

DR TJUK K. SUKIADI, DKK.


MENGEJA
DESA MADANI
Profil Empatpuluh Desa Pilihan

DR TJUK K. SUKIADI, dkk.

2017
Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Mengeja Desa Madani/Tjuk K Sukiadi, dkk


Jakarta: Dompet Dhuafa, 2017
X+590 halaman 14,8 x 21 cm

Diterbitkan oleh:
Dompet Dhuafa
Perkantoran Ciputat Indah Permai C28-29
Jl. Ir. H. Juanda No. 50 Ciputat 15417
Telp. +62 21 7416050 Fax. +62 21 7416070
Website: www.dompetdhuafa.org
E-mail: corporatesecretary@dompetdhuafa.org

MENGEJA DESA MADANI


Profil Empatpuluh Desa Pilihan

Tim Peneliti: Dr Tjuk Kasturi Sukiadi | Ahsin Aligori, M.Si | Mariana


Ulfa, S.E | Jamilullah, M.Si | Nuri, M.A | Madhan, S.Si |Iqbal Fadli
Muhammad, S.EI |Euis Intan Anovani, S.E | Agung, S.EI | Editor:
Amin Sudarsono | Layout: Abi Senopati

Cetakan I, Juli 2017


DAFTAR ISI

Sambutan Direktur Utama Dompet Dhuafa


Sambutan Direktur Program Dompet Dhuafa
Kata Pengantar

BAGIAN I
MENGEJA DESA
Penghampiran Historis-Antropologis
Sejarah Desa Berdasarkan Wilayah
Latar Belakang Berdirinya Suatu Desa
Involusi Pertanian Cliford Geerts
Desa dan Dualisme Ekonomi JH Boeke
Konsep Desa Madani
Kebijakan Desa Masa ke Masa
Pra Kemerdekaan
Orde Lama: BIMAS
Orde Baru: Revolusi Hijau, Transmigrasi, KUD.
Orde Reformasi: Miliaran Dana Pemerataan
Kebijakan Kontemporer: Mengeja Arah
Kenapa Kami Meneliti?
Evaluasi Program Pembangunan Desa
Memotret Ragam Warna Desa

BAGIAN II
TATA KELOLA DESA SAAT INI
Membangkirkan Kemandirian: Model BUMDes
Tata Kelola Keuangan Desa: ADD dan DD
Indeks Kemandirian Desa
Dekomposisi Pemeringkatan Desa
BAGIAN III
METODOLOGI RISET
Bagaimana Cara Kami Meneliti?
Kualitatif dan Kuantitatif
Grounded Theory - Snowball
Indikator Metodologi

BAGIAN IV
TEMUAN DAN ANALISIS
Berdasar Kriteria Pemeringkatan
Demografi
Geografi
Sumberdaya Alam
Ideologi
Politik
Ekonomi
Sosial Budaya Keagamaan
Pertahanan Keamanan
Hasil Pemeringkatan Desa Sampel Penelitian
Penentu Keberhasilan Pembangunan
--temuan rangkuman dari 40 desa untuk tiap aspek. Ada
penonjolan desa-desa yang unggul pada beberapa aspek.
Ada juga desa yang unggul di semua aspek (based on
score).

BAGIAN V
RAGAM JENIS DESA
Desa Pertanian: 21 Desa
Desa Hutan: 8 Desa
Desa Pesisir: 8 Desa
Desa Industri: 2 Desa
--secara keseluruhan dan tinggi-sedang-rendah, break
down penjelasan mengenai keunggulan.
BAGIAN VI
KARAKTER DESA UNGGULAN
Desa Industri
Pandai Sikek
Kelurahan Bunaken
Desa Hutan
Jegong
Labbo
Desa Pertanian
Umbulharjo
Pahang Asri
Desa Pesisir
Tulehu
Glee Jong

BAGIAN VII
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
• Aspek Tata Kelola Desa
• Aspek Pengelolaan Keuangan
• Aspek Intervensi Pembangunan Desa
• Aspek Ketahanan Masyarakat
• Model Pembangunan Desa Madani

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PROFIL PENELITI
KATA PENGANTAR

B uku ini adalah paparan hasil riset yang dilakukan selama


setengah tahun oleh tim peneliti dari Dompet Dhuafa.
Mengapa kami memilih desa sebagai basis penelitian?
Kami ingin memotret desa sebagai fenomena yang saat ini
dibanjiri dengan dana dari pusat, juga potret pergulatan sosial,
ekonomi, politik, budaya dan pertahanan keamanan.
Beberapa desa lokasi riset telah mendapatkan bantuan
Dompet Dhuafa dalam berbagai skema program, seperti
pertanian, peternakan maupun kesehatan. Desa yang kami
potret, diharapkan bias menjadi model sebuah desa madani.
Desa yang masyarakat, budaya, dan tata kelolanya berlandaskan
masyarakat madani.
Masyarakat madani yang dimaksud dalam penelitian ini
yang memiliki setidaknya memiliki empat kriteria. Pertama, desa
yang memiliki semangat perbaikan diri berdasarkan ketundukan
kepada agama, kekuatan moral dan kekayaan spiritual. Kedua,
peran negara tidak dibatasi, namun negara bertanggungjawab
penuh terhadap faktor kesejahteraan dan keamanan masyarakat.
Kriteria ketiga adalah ketersediaan ruang publik,
musyawarah, negosiasi, interaksi kelompok berjalan harmonis
dilandasi dengan nilai-nilai yang kuat, dan keempat, adanya
pengakuan terhadap keragaman budaya, agama, adat istiadat
sehingga menciptakan toleransi yang tinggi dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
mengategorisasi status desa berdasarkan tingkat
perkembangannya, yaitu desa mandiri, desa maju, desa
berkembang, desa tertinggal, dan desa sangat tertinggal. Kategori
tersebut menggunakan indikator nilai Indeks Desa Membangun
(IDM, 2015).
Pengklasifikasian itu tidak menghilangkan fakta bahwa
daerah perdesaaan masih menyumbang angka kemiskinan yang
lebih besar dibandingkan dengan daerah perkotaan. Hal ini
dapat terlihat dari data Badan Pusat Statistik September 2013
yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia
sebanyak 28,55 juta atau 11,47 persen dari total seluruh
penduduk Indonesia. Data tersebut memiliki sebaran
kemiskinan desa dan kota, yaitu 17,92 juta di desa dan 10,63 juta
di kota.
Pengambilan data dilakukan secara primer dan
sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan turun
lapang ke beberapa desa yang dijadikan sampel penelitian
sekaligus melakukan observasi kepada responden dengan
menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA)
terutama dengan menggunakan teknik wawancara semi- structural
interview (SSI) dan teknik diskusi kelompok terarah (focused group
discussion, disingkat FGD) pada tingkat desa dan kecamatan.
Pengambilan data sekunder dilakukan dengan mencari
informasi melalui buku, jurnal, media online, dan data-data di
perangkat pemerintahan terkait yaitu kantor/website BPS
Kabupaten dan kantor desa atau kecamatan setempat.
Penentuan sampel penelitian ini menggunakan metode
purposive random sampling berdasarkan tipologi dan status Desa.
Dari hasil pengolahan data didapatkan sampel sebanyak 40 desa
dari 19 provinsi di Indonesia. Jumlah responden tiap desa
sebanyak 10 orang. Total responden sebanyak 500 orang.
Pembagian area sampel berdasarkan tipologi desa yaitu desa
pertanian, desa pesisir, desa hutan, dan desa industri.
Sebaran wilayah sampel, yaitu Aceh, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara,
Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Buku ini, harapan kami, bisa menjadi bahan bacaan bagi
para mahasiswa, kaum akademik dan pengkaji kemiskinan di
berbagai disiplin ilmu. Selamat membaca![]

Anda mungkin juga menyukai