MENGKAJI JURNAL (TUGAS KELOMPOK) - Dikonversi
MENGKAJI JURNAL (TUGAS KELOMPOK) - Dikonversi
Disusun Oleh :
2020
1. JURNAL KEPENDUDUKAN : PENGANGGURAN
➢ Judul jurnal : Upaya Mengentaskan Pengangguran Terdidik Melalui Rintisan Desa
Vokasi Berbasis Unggulan Daerah di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung
➢ Tahun : 2013
➢ Penulis : Djony Setiawan
➢ Publikasi : http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/empowerment/article/view/598
➢ Riviewer : Diaz Kusuma Wardhani
➢ Latar belakang :
• Banyaknya pengangguran di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung
➢ Teori :
• Mengacu pada UUD.1945 pasal 27 ayat 2 dan UUD No 20 tahun 2003 pasal 13, ayat
(1) bahwa : Setiap warga negara Indonesia mempunyai hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya, pasal
15 Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,vokasi,
keagamaan dan khusus
• Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini. Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan : Misi dan tujuan dari Program Desa Vokasi
adalah mengentaskan kemiskinan, menekan angka pengangguran dan tingkat
urbanisasi dengan memberikan pendidikan keterampilan kepada masyarakat di suatu
desa dengan memanfaatkan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dari
sumber daya dan potensi suatu desa berbasis kearifan lokal
• Pendidikan/ pelatihan vokasi dapat membantu pengentasan pengangguran melalui
training anak-anak muda dan orang dewasa dan men-training kembali untuk layanan
keterampilan dan kompetensi teknis. (Thompson, 1973, p .89-116)
➢ Tujuan :
• Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi dan menganalisis rintisan desa Vokasi
berbasis keunggulan daerah sebagai upaya mengentaskan pengangguran terdidik di
kabupaten bandung melalui pelatihan vokasi/ keterampilan
➢ Sampel atau subjek penelitian :
• sampelnya adalah masyarakat penganganguran terdidik
➢ Metode penelitian :
• studi kasus
➢ Langkah :
• observasi
• wawancara/interview
• kuesioner
➢ Kekuatan :
• Minat masyarakat yang cukup kuat untuk mendapatakan pelatihan kecakapan khusus
yang lebih spesifik (vokasi) di daerahnya sendiri dengan alasan lebih ekonomos,
praktis, kekeluargaan dan tidak adanya hambatan komunikasi, untuk menambah
kualitas diri dan keahlian dalam meningkatkan daya saing dan mendapatkan peluang
dalam bekerja dan berwirausaha.
• Kecamatan Ciwidey memiliki bebrapa komoditas unggulan dalam bidang tanaman
pangan, hortikultura, perikanan, peternakan dan pariwisata yang dapat dijadikan modal
dasar untuk dikembangkan sebagai potensi dalam mengembangkan usaha sebagai
upaya meningkatkan pendapatan masyarakatnya.
• Daya tarik dari Sumber Daya Alam (SDA) berupa objek wisata yang berada dijalur
utama, keaneka ragaman hayati yang melimpah (flora dan fauna), Keindahan
pemandangan (bentang alam), udara yang sejuk, sumber mata air panas, potensi
hidrologi yang cukup besar - Pengelola objek wisata umumnya memiliki produk yang
bisa dijadikan souvenir - Banyak pilihan kegiatan wisata yang dapat dilakukan di objek
wisata - Terdapat banyak tempat penginapan dengan beragam tarif dan fasilitas.
• Sarana dan prasarana sebagai penunjang terbentuknya rintisan desa vokasi dari
lembaga keuangan BANK maupun Non BANK ( KOPERASI dan KUD ), yang
memiliki daya tarik, aksesibilitas , fasilitas dan legalitas merupakan infestasi yang
berharga dalam mewujudkan Kecamatan Ciwidey sebagai desa vokasi yang berbasis
unggulan daerah.
➢ Kelemahan :
• Potensi yang ada di Kecamatan Ciwidey belum dimanfaatkan secara optimal didalam
membantu masyarakat yang masih mengagur untuk mendapatkan peluang kerja dan
berwirausaha yang disebabkan oleh belum adanya wadah atau organisasi pelatihan
yang mampu memberikan kebutuhan masyarakatnya, hal ini dapat terlihat dari
minimnya tempat-tempat kursus atau pelatihan yang sesuai dengan keunggulan
daerahnya.
• Tidak adanya inisiator dan motifator sebagai penggerak dalam mengurangi
pengangguran di desa-desa Kecamatan Ciwidey.
➢ Kesimpulan :
• Sesuai dengan judul penelitian “Upaya Mengentaskan Pengangguran Terdidik Melalui
Rintisan Desa Vokasi Berbasis Unggulan Daerah di kecamatan Ciwidey Kabupaten
Bandung “, dan mengacu pada pertanyaan penelitian yang menyangkut “ Bagaimana
kondisi angkatan kerja dan pengangguran terdidik dalam hal kecakapan vokasi serta
bagaimana sumberdaya unggulan di daerah dapat di manfaatkan dalam mengentaskan
pengangguran.
• Permasalahan-permasalahan yang ada saat ini, menunjukan bahwa pengagguran
terdidik kecamatan Ciwidey kabupaten bandung dapat di fahami sebagai tidak
memiliki keterampilan vokasional, belum mengoptimalkan pemanfaattan potensi SDA
yang dimiliki, program-program pelatihan dan bantuan finansial tidak teritegrasi
dengan baik.
• Potensi-potensi yang ada seperti Tanaman Pangan, holtikultura, perkebunan,
peternakan, perikanan dan pariwisata belum diberdayakan secara optimal sebagai
upaya dalam mengentaskan pengangguran terdidik. Pemecahan permaslahannya
adalah melalui analisa kebutuhan training/ pelatihan bagi masyarakat pencari kerja,
analisa unggulan komoditas dan analisa kelayakan rintisan desa vokasi dengan metoda
SWOT analysis.
• Sumberdaya Manusia (SDM) yang terampil dan terlatih yang terorganisir dalam desa
vokasi tentunya diharapkan dapat melakukan pemanfaatan sumber daya alam dan
potensi / keunggulan daerah yang lebih bernilai ekonomis, berdaya saing dan
memberikan hasil maksimum serta mampu membuka / memciptakan peluang
kesempatan kerja bagi dirinya maupun orang lain sebagai upaya mengentaskan
pengangguran terdidik di Kabupaten Bandung.
• Dengan tujuan penelitian adalah menciptakan peluang usaha dan berwira usaha bagi
masyarakat yang membutuhkan lapangan pekerjaan melalui pembentukan kelompok-
kelompok usaha sebagai upaya mengentaskan pengangguran terdidik melalui rintisan
desa vokasi dengan pelatihan-pelatihan yang berdasarkan pada keunggulan daerah.
kesimpulaan dari penelitian ini adalah perintisan desa vokasi yang berbasis keunggulan
daerah sangatlah layak sebagai solusi yang dibutuhkan oleh masyarakat pencari kerja,
dunia usaha dan industri.
2. JURNAL KEPENDUDUKAN : PENGANGGURAN
➢ Latar belakang :
• Berdasarkan Sakemas tahun 2007, pengangguran terselubung di perdesaan Jawa
Tengah relatif tinggi dibandingkan dengan wilayah perdesaan lainnya di provinsi Pulau
Jawa.
• Penduduk yang bertempat tinggal di perkotaan cenderung menjadi pengangguran
karena keterbatasan lapangan kerja. Sebaliknya, di perdesaan mencerminkan
kesempatan kerja relatif lebih besar untuk bekerja akan tetapi dengan jam kerja yang
relatif rendah dan pendapatan yang rendah, sehingga pengangguran di perdesaan lebih
bersifat semu hanya akibat dari jam kerja dan pendapatan.
➢ Teori :
• Pengangguran terbuka adalah angkatan kerja yang tidak bekerja tetapi sedang mencari
pekerjaan. Sedangkan pengangguran adalah orang yangful/ timer mencari pekerjaan
atau orang yang sedang mempersiapkan usaha atau mereka yang sudah mempunyai
pekerjaan namun belum mulai bekerja. ( Menurut Badan Pusat Statistika )
• Penduduk dikelompokkan menjadi dua yaitu penduduk usia kerja dan bukan usia kerja.
Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Penduduk usia
kerja dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja meliputi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang melakukan kegiatan
bekerja, dan mereka yang tidak meniiliki pekerjaan atau tidak bekerja tetapi sedang
mencari pekerjaan. Mereka yang mempunyai pekerjaan sementara tidak bekerja atau
mereka yang sedang menyiapkan suatu usaha dan mereka yang tidak bekerja, atau
sedang tidak mencari pekerjaan dan tidak yakin mendapatkan pekerjaan dikategorikan
sebagai angkatan kerja. Kelompok yang bukan angkatan kerja adalah mereka yang
masih sekolah, mengurus rumah tangga dan lain-lain, termasuk pensiunan dan cacat
tubuh. ( Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional yang diselenggarakan oleh Badan
Pusat Statistik )
• Konsep setengah pengangguran menurut BPS, terbagi menjadi tiga kelompok. Ketiga
kelompok tersebut adalah sebagai berikut :
1) Setengah pengangguran kentara adalah orang yang beketja dengan jumlah jam
kerja di bawah jam normal.
2) Setengah pengangguran takkentara adalah orang yang bekerja memenuhi jam
kerja normal, namun ia bekerja pada jabatan/posisi yang sebetulnya membutuhkan
kualifikasi kapasitas di bawah yang ia miliki.
3) Setengah pengangguran potensial adalah orang yang bekerja memenuhi jam
kerja normal dengan kapasitas kerja normal, namun menghasilkan output yang
rendah yang disebabkan oleh faktor-faktor organisasi, teknis dan ketidakcukupan
lain pada tempat/perusahaan tempat ia bekerja.
➢ Tujuan :
➢ Langkah :
1. Mencari data :
• Perkembangan Garis Kemiskinan Perdesaan di Pulau Jawa (2002-2007)
• Statistik Keadaan Angkatan Kerja J awa Tengah, 2007
• Statistik Keadaan Angkatan Kerja Perdesaan di Pulau Jawa, 2007
• Perkembangan Tingkat Pengangguran Perdesaan Jawa Tengah (2002- 2007)
2. Menganalisis data
3. Menyajikan hasil analisis
4. Menyimpulkan
➢ Hasil Penelitian :
1. Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Jawa Tengah :
• Tingkat partisipasi angkatan kerja di perdesaan Jawa Tengah (73,28%) lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat partisipasi angkatan kerja di perkotaan (68,29%).
Akan tetapi, tingkat pengangguran terbuka eli perkotaan Jawa Tengah lebih tinggi
dibandingkan di perdesaan. Sebaliknya tingkat pengangguran tak kentara (yang
bekerja kurang dari 35 jam perminggu) di pedesaan jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan perkotaan. ( Menurut data Sakemas 2007 )
• Di Jawa Tengah terdapat 14.593.766 jiwa penduduk yang berusia produktif dan
bertempat tinggal di pedesaan, dengan 6,13% pengangguran terbuka (open
unemployment rate), 39,41% pengangguran tak kentara (underemployment rate),
dan 31,66% pengangguran terselubung (disguised unemployment rate).
Dibandingkan dengan perdesaan lainnya, tingkat pengangguran terselubung
perdesaan di Provinsi Jawa Tengah relatiflebih tinggi dibanding dengan provinsi
lain di Pulau Jawa (Jawa Barat, DI Yogyakarta dan Banten), meskipun lebih rendah
dibandingkan dengan tingkat pengangguran terselubung di perdesaan Jawa Timur.
• Pengangguran terselubung terus mengalami kenaikan dari 3,16 juta jiwa pada tahun
2002 menjadi 3,31 juta jiwa pada tahun 2007. ( data Sakernas 2007 )
• Secara umum rata-rata jam kerja per minggu penduduk usia kerja di Indonesia
adalah 38 jam per minggu, lebih rendah dari rata-rata jam kerja per minggu di
perdesaan Indonesia yaitu 47 jam per minggu (Sugiyarto, 2007). Keadaan terse but
dapat menggarnbarkan pengangguran terselubung umumnya terjadi di perdesaan
dengan jumlah kerja yang rendah dan tingkat pendapatan (upah) yang rendah pula.
2. Pengangguran Terselubung dan Fakor-Faktor yang Berpengaruh :
• Jenis Kelamin
• Tingkat Pendidikan
• Umur Tenaga Kerja
• Lapangan Pekerjaan
➢ Kekuatan :
• Jurnal menjadi bermanfaat karena mengkaji masalah yang terjadi di Indonesia, yang
secara umum perlu diketahui oleh masyarakat dan pemerintah.
• Menjadi rujukan atau penelitian terdahulu, pada penelitian yang akan dilakukan pada
tahun selanjutnya.
➢ Kelemahan :
• Jurnal tersebut bersifat sementara, sehingga akan memberi perubahan argumen pada
tahun-tahun selanjutnya.
➢ Kesimpulan :
• Tingkat pengangguran terselubung di pedesaan Jawa Tengah relatif lebih besar
dibandingkan di perkotaan
• Penganguran terselubung sangat berkaitan dengan jenis kelamin, umur tenaga kerja,
tingkat pendidikan, dan lapangan pekerjaan
• Sektor pertanian dan skill tenaga kerja menjadi faktor banyaknya pengangguran
terselubung di daerah pedesaan Jawa Tengah
• Langkah strategis untuk memcahkan permasalah :
1. Pengembangan usaha tani,
2. Komoditas komersil yag bersifat padat tenaga kerja,
3. Usaha-usaha konsolidasi laban dan manajemen usaha tani,
4. Pengembangan dan pendalaman agroindustri berbasis bahan baku setempat
3. JURNAL KEPENDUDUKAN : KETENAGAKERJAAN
➢ Judul Jurnal : Penciptaan Mata Pencaharian Alternatif: Strategi Pengurangan Kemiskinan
Dan Perlindungan Sumber Daya Laut (Studi Kasus Kota Batam Dan Kabupaten
Pangkajene Dan Kepulauan)
➢ Tahun : 2015
➢ Penulis : Mita Noveria dan Meirina Ayumi Malamassam
➢ Publikasi :
https://scholar.google.com/scholar?oi=bibs&cluster=16867167354028163068&btnl=1&h
l=en
➢ Reviewer : Alan Sahara
➢ Latar Belakang :
• Kemiskinan di kalangan nelayan
➢ Tujuan :
• Mengkaji upaya penanggulangan kemiskinan yang telah dilaksanakan oleh Coremap
di dua lokasi, yaitu Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan.
➢ Sampel dan subjek penelitian :
➢ Metode Penelitian :
• Metode eksplorasi digunakan untuk menjelaskan karakteristik industri dan regresi
panel untuk menghitung elastisitas penyerapan tenaga kerja terhadap Penanaman
Modal Asing (PMA)
• Analisis ini menggunakan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun
2002 sampai 2007 tentang besaran PMA dan penyerapan tenaga kerja yang telah
disetujui BKPM.
➢ Hasil Penelitian :
1. PERKEMBANGAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA
• Persentase penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri
(PMDN) di Indonesia. Indonesia sejak tahun 1998 hingga 200 I terus mengalami
arus netto investasi asing yang negatif ( Sumber BKPM 1997-2005, Subroto
(2007))
• Perkembangan aliran penanaman modal asing di beberapa negara kawasan Asia.
Selama tahun 2002-2007, investasi PMA mencapai 104.173.540 (000 US$) yang
meliputi 24 sektor.
• Industri yang menjadi sasarana investasi asing : Industri Kimia dan Farmasi,
Industri pengangkutan, gudang dan komunikasi, Industri kertas dan percetakan
• Industri yang paling sedikit menarik minat investor asing alat kedokteran, optik,
dan alat ukur