Anda di halaman 1dari 4

1.

Penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling)


Teknik ini sering dilakukan pada sampel ketika jenis analisis yang terlibat cenderung
lebih sederhana untuk didefinisikan dan anggota dapat dipilih secara acak dalam dua
cara, yaitu dengan tahapan undian dan tabel nomor acak
a. Tahapan undian:
- Daftar semua anggota populasi
- Masukkan nomor urut semua anggota populasi
- Nomor urut setiap populasi ditulis pada secarik kertas kecil.
- Kumpulkan kertas
- Muat gulungan kertas ke dalam kotak kosong dan kocok kotaknya
- Keluarkan setiap gulungan kertas secara bergantian dari kotak sampai
jumlah sampel yang dibutuhkan tercapai.
Sebagai contoh:
Misalnya, jika ingin memilih sampel acak dari 2 siswa dari 6. Dengan cara :
- Potong 6 lembar kertas kecil dengan ukuran yang sama.
- Tulis nama siswa untuk mewakili orang tertentu dan gulung, masukkan ke
dalam kotak, dan kocok sampai keluar gulungan.
- Kemudian ambil gulungan pertama dan ulangi langkah untuk gulungan
selanjutnya hingga ada 6 gulungan.
- Setelah ke-enam guluangan bersebut terambil, nama siswa yang diwakili
oleh ke-enam kertas ini digunakan sebagai sampel untuk target 6 siswa.
b. Tahapan dengan cara menggunakan table acak :
Contoh :
Kolom baris 1 2 3 4
1 10480 15011 01536 02011
2 22368 46573 25595 85393
3 24130 48360 22527 97265
4 42167 93093 06243 61680
5 37570 39975 81837 16656
6 77921 06907 11008 42751
7 99562 72905 56420 69994
8 96301 91977 05463 07972
9 89579 13442 63661 10281
10 85475 36857 53342 53988
11 28918 69578 88321 33276
12 63553 40961 48325 03427
13 09429 93969 52636 92737
14 10365 61129 87259 85689
15 07119 97336 71048 08178
Misalkan dari sebuah populasi yang berukuran 100 (100 anggota) hendak
diambil sampel berukuran 10 (10 anggota). Cara pengambilan sampel
sebanyak 10 ini tahapaanya ialah :
- Anggota populasi mula mula diberi nomor urut 01-100
- Penggunaan table bilangan random dengan dua angka dari depan
Karena angka angka dalam table itu disusun secara acak, maka
pemakaian table itu boleh memilih angka mana saja sebagai awal pengambilan
sampel. Setelah memilih angka untuk pemilihan angka selanjutnya, dapat
bergerak ke bawah pada kolom yang sama atau ke atas. Dapat juga bergerak
ke kanan pada baris yang sama atau bergerak ke kiri.
Apabila dimulai dari angka baris pertama dan kolom kedua (yaitu
angka 15011), maka yang akan terpilih sebagai sampel pertama adalah
anggota populasi dengan nomor 15 (dua angka dari depan). Bila angka yang
dipilih selanjutnya bergerak kebawah dalam kolom yang sma, maka samoel
terpilih selengkapnya dapat dinyatakan dibawah ini, yaitu :
- Sampel ke - 1, anggota populasi dengan nomor 15
- Sampel ke - 2, anggota populasi dengan nomor 46
- Sampel ke - 3, anggota populasi dengan nomor 48
- Sampel ke - 4, anggota populasi dengan nomor 93
- Sampel ke - 5, anggota populasi dengan nomor 39
- Sampel ke - 6, anggota populasi dengan nomor 06
- Sampel ke - 7, anggota populasi dengan nomor 72
- Sampel ke - 8, anggota populasi dengan nomor 91
- Sampel ke - 9, anggota populasi dengan nomor 13
- Sampel ke - 10, anggota populasi dengan nomor 36
Apabila banyaknya sampel yang dinginkan belum terpenuhi, sedangkan angka
dalam kolom yang terpilih sudah habis maka angka pada baris pertama dari
kolom berikutnya dipilih sebagai nomor selanjutnya.

2. Sampling acak sistematis (systematic random sampling)


Penarikan sampel acak sistematis (systematic random sampling) adalah suatu cara
pengambilan sampel secara acak, untuk pengambilan hanya anggota populasi yang
pertama sebagai anggota sampel. Sementara pemilihan anggota-anggota yang kedua
dan seterusnya ditentukan secara sistematis, yaitu menggunakan interval tertentu
sebesar k. besar kecilnya k. tergantung dari besar kecilnya jumlah anggota sampel
atau ukuran sampel (n) yang akan diambil dari populasi (yang beranggotakan N),
yaitu k = N/n. Misalkan ukuran populasi 100 (N =100), ukuran sampel 20 (n = 20),
maka nilai
k dapat ditung sebagai berikut:
k= N/n= 100/20 = 5 (nilai interval)
Setelah semua anggota populasi diberi nomor urut, misalkan anggota populasi dengan
nomor urut 10 terpilih sebagai anggota sampel yang pertama, maka anggota populasi
yang terpilih sebagai anggota sampel yang kedua, ketiga, keempat. . . dan seterusnya,
yaitu anggota populasi dengan nomor 15,20, 25, 30... dan seterusnya sampai dipenuhi
jumiah sampel sebanyak 20.

3. Sampling acak berstrata (stratified random sampling)


Stratified random sampling adalah metode pengambilan sampel populasi dengan
terlebih dahulu membagi populasi menjadi subkelompok yang lebih kecil, relatif
homogen yang disebut stratifikasi. Sebuah sampel acak kemudian diambil dari setiap
kelas. Jika sampel pada setiap strata didasarkan pada perbandingan jumlah anggota
populasi pada setiap strata. Di bawah ini adalah contoh sampel acak bersrata
misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pendapatan rata-rata beberapa petani di
suatu wilayah tertentu. Asumsikan ukuran populasi adalah 500 orang. Sampel yang
diambil adalah 50. Pertanyaannya, bagaimana cara mendapatkan 50 sampel yang
representatif dari populasi? Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah membagi
populasi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan luas lahan garapan (sempit,
sedang dan besar) dan contoh yang dihasilkan (jumlah petani per tingkat), seperti
yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Srata Luas tanah garapan Sub populasi
1 Luas 40
2 Sedang 300
3 Sempit 160
Total (populasi) 500
Untuk mendapatkan hasil sampel di masing masing srata, digunakan rumus :

Ni
ni = xn
N
ni =¿ukuran sampel pada strata yang ke-i,
n = ukuran sampel,
N i = ukuran sub populasi pada strata yang ke-i,
N = ukuran populasi.
Dalam contoh (pemisalan) di atas, N = 500, N 1= 40, N 2 = 300, N 3 = 160
dan n = 50, dihitung adalah n1 , n 2 , n3 . Berdasarkan rumus diatas dapat dihitung sebagai
berikut :
N 40
Pada srata 1, n1 = 1 x n= x 50=4 orang
N 500
N 300
Pada srata 2, n2 = 2 x n= x 50=30 orang
N 500
N 160
Pada srata 3, n3 = 3 x n= x 50=16 orang
N 500

Ukuran sampel ( n ) = 50 orang

Selanjutnya proses pemilihan sampel pada masing masing srata dipilih secara acak
(random).

4. Sampling acak berdasar area (Cluster random sampling)


Dalam pengambilan sampel acak area (cluster sampling), anggota populasi dibagi
menjadi subkelompok yang disebut cluster. Pengelompokan dapat dilakukan
berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan, batas alam seperti sungai, gunung
atau jalan, atau. Selain itu, setelah anggota populasi secara acak dibagi menjadi
cluster, sampel baru dipilih secara acak dari cluster yang dipilih. Berikut adalah
langkah-langkah pengambilan sampel dengan teknik field random sampling:
- Tentukan populasi cluster studi
- Tentukan berapa banyak cluster atau kelompok individu yang akan dijadikan
sampel
- Pilih kumpulan sampel acak
- Pelajari masing-masing dengan satu set contoh.
Contoh cluster sampling adalah ketika suatu organisasi ingin melaku kan survei
literasi sastra di Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa.
- Pengamat dapat mengelompokkan semua mahasiswa fakultas berdasarkan
kelas yang tersedia
- alternatif untuk cluster sampling adalah memilih kelas saat ini dengan populasi
terbesar, kemudian memilihnya kembali dan memilih individu yang benar-
benar memahami materi.

5. Sampling bertahap (Multisage sampling)


Pengambilan sampel bertingkat adalah bentuk kompleks dari pengambilan sampel
acak berdasar area. Pengambilan sampel ini mengacu pada rencana pengambilan
sampel di mana pengambilan sampel dilakukan secara bertahap dengan unit
pengambilan sampel yang lebih kecil dan lebih kecil di setiap tahap. Misalnya,
populasi dibagi menjadi 50 kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari 8 elemen.
Jumlah populasi adalah 50 x 8 elemen = 400 elemen. Pengambilan sampel dilakukan
dengan multistage sampling. Pengambilan sampel dapat dilakukan, misalnya dengan
memilih 10 kelompok secara acak pada langkah pertama dan memilih secara acak
masing-masing dari 4 elemen di setiap kelompok sebagai contoh. Kemudian, jika 10
kelompok dipilih sebagai sampel pada tahap pertama, maka 4 elemen dari setiap
kelompok yang dipilih pada tahap kedua dijadikan sampel. Jadi, jumlah sampel
seluruhnya 10 x 4 elemen = 40 elemen, sedangkan jumlah seluruhnya diketahui 400.

6. Purposive sampling
Pengambilan Purposive sampling , juga dikenal sebagai evaluasi atau pengambilan
sampel ahli yang merupakan jenis pengambilan sampel yang tidak dapat dihindari.
Tujuan utama Purposive sampling adalah untuk menghasilkan sampel yang dapat
dianggap cukup mewakili populasi. Pengambilan sampel yang bertujuan (juga dikenal
sebagai pemilihan penilaian, selektif, atau subjektif) adalah teknik eksperimental di
mana seorang peneliti mengandalkan penilaiannya sendiri untuk memilih anggota
populasi untuk berpartisipasi dalam penelitian. Contohnya adalah investigasi
pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan di koperasi Denpasar, yang
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik eksperimental ini. Pada penelitian ini
populasi nasabah A di Denpasar pada tahun 2022 meningkat menjadi 750 orang, yang
terdiri dari 300 nasabah simpanan, 400 nasabah peminjaman dan 75 nasabah
simpanan. Kriteria yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
- Pelanggan telah menjadi anggota selama 2 tahun
- Ada 100 orang yang menyelesaikan survey
- Nasabah yang menyelesaikan survey, yaitu 25 nasabah tabungan, 70 nasabah
pinjaman dan 5 nasabah deposito
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 100 pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai