Ni
ni = xn
N
ni =¿ukuran sampel pada strata yang ke-i,
n = ukuran sampel,
N i = ukuran sub populasi pada strata yang ke-i,
N = ukuran populasi.
Dalam contoh (pemisalan) di atas, N = 500, N 1= 40, N 2 = 300, N 3 = 160
dan n = 50, dihitung adalah n1 , n 2 , n3 . Berdasarkan rumus diatas dapat dihitung sebagai
berikut :
N 40
Pada srata 1, n1 = 1 x n= x 50=4 orang
N 500
N 300
Pada srata 2, n2 = 2 x n= x 50=30 orang
N 500
N 160
Pada srata 3, n3 = 3 x n= x 50=16 orang
N 500
Selanjutnya proses pemilihan sampel pada masing masing srata dipilih secara acak
(random).
6. Purposive sampling
Pengambilan Purposive sampling , juga dikenal sebagai evaluasi atau pengambilan
sampel ahli yang merupakan jenis pengambilan sampel yang tidak dapat dihindari.
Tujuan utama Purposive sampling adalah untuk menghasilkan sampel yang dapat
dianggap cukup mewakili populasi. Pengambilan sampel yang bertujuan (juga dikenal
sebagai pemilihan penilaian, selektif, atau subjektif) adalah teknik eksperimental di
mana seorang peneliti mengandalkan penilaiannya sendiri untuk memilih anggota
populasi untuk berpartisipasi dalam penelitian. Contohnya adalah investigasi
pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan di koperasi Denpasar, yang
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik eksperimental ini. Pada penelitian ini
populasi nasabah A di Denpasar pada tahun 2022 meningkat menjadi 750 orang, yang
terdiri dari 300 nasabah simpanan, 400 nasabah peminjaman dan 75 nasabah
simpanan. Kriteria yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
- Pelanggan telah menjadi anggota selama 2 tahun
- Ada 100 orang yang menyelesaikan survey
- Nasabah yang menyelesaikan survey, yaitu 25 nasabah tabungan, 70 nasabah
pinjaman dan 5 nasabah deposito
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 100 pelanggan.