Anda di halaman 1dari 14

Ukuran sampel dan

Penarikan Contoh
Ukuran Sampel
Dalam perhitungan sampel terdapat tingkat kesalahan atau taraf
signifikansi yang harus diperhatikan oleh peneliti, agar sampel yang
ditetapkan benar benar mewakili populasi. Sebagaian besar
behavioral research dilakukan dengan taraf signifikansi 0,05 atau 0,01
Exploratory research menggunakan taraf signifikansi 0,01 dan
0,20. Dalam pengujian obat digunakan taraf signifikansi yang sangat
kecil, misal 0,0001. Demikian juga dalam pengujian ketepatan stir
pesawat terbang digunakan yang sangat kecil. Bila menggunakan
taraf signifikansi 5% artinya kita sudah mengantisipasi bahwa kita akan
5 kali menolak hipotesis yang sebenarnya benar dari 100 kali pengujian
1. Tebel Krecjie
Tabel krecjie didasarkan untuk pengukuran sampel yang
memilikki kesalahan 5%. Sehingga sampel yang diperoleh memiliki
kepercayaan 95% terhadap populasi. Namun jumlah populasi dibatasi
sampai 100.000
2. Rumus Solvin
Populasi rumus solvin untuk menentukan ukuran
sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N)
pada taraf signifikasi

n=
(1+.2 )
Teknik Penarikan Contoh
1. Penarikan contoh acak sederhana
Suatu contoh acak sederhana yang terdiri atas n anggota adalah
suatu contoh yang setiap contoh berukuran n memiliki peluang terpilih
yang sama

2. Tabel bilangan acak


Tabel bilangan acak merupakan sebuah tabel yang berisi
serangkaian bilangan yang dibangkitkan menurut suatu skema
sedemikian rupa sehingga setiap bilangan 0, 1, 2, . . . , 9 berpeluang
sama untuk muncul di dalam tabel
3. Penarikan contoh berlapis atau berstrata (stratified sampling)
Teknik penarikan contoh stratified sampling diperoleh dengan
cara membagi populasi kedalam beberapa kelompok atau lapisan, dan
kemudian mengambil contoh secara acak sederhana dari masing
masing lapisan.
Setiap lapisan mempunyai ukuran yang berbeda beda, maka
salah satu cara pengambilan contoh dari tiap lapisan dengan cara
alokasi sebanding, yaitu mengambil ukuran contoh yang sebanding
dengan ukuran lapisan.
Rumus Ukuran Sebanding
Misalkan N ukuran populasi dan N1, N2, . . . , Nk adalah ukuran populasi
masing masing lapisan maka banyaknya sampel yang diambil tiap
lapisan adalah :

Ni = ( ) n, i = 1, 2, . . . , k

Dengan n banyaknya ukuran sampel seluruhnya.


stratified sampling digunakan apabila populasi terdiri dari unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proposional.
4. Sampling acak berstrata tidak proposional
Penggunaan sampling acak berstrata tidak proposional
digunakan apabila populasi terdiri dari unsur yang tidak homogen dan
berstrata tapi kurang atau tidak proposional.

Contoh :
Sebuah peusahaan ingin menentukan sampel yang berasal dari lulusan
S3 = 3, S2 = 4, S1 = 0, SMA = 800, dan SMP = 700, maka tiga orang
lulusan S3 dan empat orang lulusan S2 tersebut diambil semua menjadi
sampel, karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan
kelompok S1, SMA, dan SMP.
5. Sampling area (Sampling Area)

Pengambilan sampel dengan teknik sampling area dilakukan


apabila objek yang akan diteliti merupakan sumber data yang sangat
luas, meliputi suatu negara, propinsi, atau kabupaten. Teknik sampling
ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan
sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang orang yang
ada pada derah itu secara sampling juga.
Contoh :
Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan program keluarga berencana di Indonesia yang memiliki
32 propinsi. Maka tahap pertama adalah menentukan propinsi yang
akan dijadikan sampel : 10 propinsi, maka pengambilan 10 propinsi
dilakukan secara random. Tahap kedua yaitu menentukan individu yang
akan dijadikan sampel. Namun perlu diingat, karena jumlah penduduk
di masing masing propinsi berstrata, maka pengambilan sampelnya
menggunakan sampling acak berstrata.
Non Probability Sampling
Merupakan teknik sampling yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang
sama bagi setiap unsur populasi untuk menjadi anggota sampel. Teknik sampling ini
meliputi

Penarikan sampling sistematis


Dilakukan berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 50 orang. Setelah ditentukan ukuran
sampelnya, kemudian diberi nomor urut. Pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan
nomor genap saja, ganjil saja, atau kelipatan bilangan tertentu. Misalkan k = ( )

melambangkan rasio atau perbandingan ukuran populasi terhadap ukuran contoh. Maka,
contoh acak sistematik adalah contoh acak yang :
a. Salah satu anggotanya diambil secara acak diantara k anggota pertama dalam
penarikan contoh
b. Setiap anggota ke-k berikutnya adalah yang terpilih dalam contoh
SOAL

Anda mungkin juga menyukai