SKRIPSI
Oleh:
NURHALISA
NIM. 0501172103
Program Studi:
EKONOMI ISLAM
MEDAN
2021
ABSTRAK
Kesejahteraan adalah suatu kondisi seseorang yang aman, sehat mandiri dan dapat
memenuhi kebutuhan primer, sekuner maupun tersier. Kesejahteraan dalam Islam
adalah kondisi seseorang yang sejahtera secara material maupun spritual. Nelayan
adalah suatu kelompok masyarakat yang hidup didaerah pesisir yang kondisi
pendapatan mereka sangat bergantung pada hasil laut. Desa Paluh Sibaji adalah salah
satu desa di Kecamatan Pantai Labu yang terkenal dengan wilayah pesisir. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan nelayan di Desa Paluh Sibaji dengan
metode CIBEST.Metode ini digunakan untuk mengukur pemenuhan kebutuhan dari
aspek material dan spritual. Subjek penelitian ini adalah rumah tangga nelayan di Desa
Paluh Sibaji Dengan Metode CIBEST dengan sampel 89 rumah tangga nelayan. Metode
yang digunakan adalah Kualitatif yaitu menggunakan metode observasi secara langsung
ke lapangan dan menyebarkan angket terbuka kepada responden. Teknik analisis data
menggunakan distribusi frekuensi dan indeks kesejahteraan keluarga yang masuk dalam
kuadran CIBEST. Sedangkan untuk jenis data yang dibutuhkan adalah data primer dan
data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan nelayan di desa
Paluh Sibaji dengan menggunakan metode CIBEST dari 89 sampel yang diambil untuk
diobservasi bahwasannya nelayan di desa Paluh Sibaji bermayoritas berada di Kuadran I
(Sejahtera) yang artinya nelayan sejahtera secara material dan sejahtera secara spritual
sebanyak 46 rumah tangga nelayan Kuadran II (Kemiskinan material) sebanyak 4
Rumah tangga. Kuadran III (Kemiskinan spritual) sebanyak 35 Rumah tangga dan
Kuadran IV (Kemiskinan absolut) sebanyak 4 Rumah tangga.
i
KATA PENGANTTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
nikmat dan hidayah˗Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “
Analisis Tingkat Kesejahteraan Nelayan di Desa Paluh Sibaji Dengan Metode
CIBEST”. Sholawat berangkaikan salam keharibaan pada Nabi Besar Muhammad
SAW sebagai uswatun hasanah dalam kehidupan kita, khususnya dalam memerankan
tugas kita sehari˗hari.
Adapun skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Peneliti telah mendapatkan bimbingan,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, peneliti ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar˗besarnya kepada:
ii
11. Kepada seluruh Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara yang telah meng saya djarkan ilmu yang sangat
bermanfaat bagi saya selama perkuliahan.
12. Kepada Kepala Desa Paluh Sibaji yaitu Bapak Abdul Hafiz, Ibu Yunanda
daan perangkat desa lainnya telah mengizinkan saya untuk melakukan
penelitian di desa ini.
13. Kepada Nelayan Desa Paluh Sibaji dan Bapak Muhammad Syarifuddin yang
sudah menerima saya dengan baik dan bersedia untuk diwawancarai secara
sukarela.
14. Kepada Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Deli Serdang yang telah bersedia
untuk memberikan data sekunder untuk mendukung kepenulisan skripsi saya.
15. Kepada Kepala BPS Kabupaten Deli Serdang yang telah bersedia untuk
memberikan data sekunder untuk mendukung kepenulisan skripsi saya.
16. Kepada seluruh keluarga saya di Sibuhuan dan keluarga di Lubuk Pakam
khususnya nenek saya, ibu Dewi, ibu Lia, ibu Vera dan Tulang Andi, Uwak
Shupiah dan seluruh keluarga yang tidak dapat saya sebutkan satupersatu
yang telah mendoakan saya dan selalu memberikan dukungan terhadap saya.
17. Kepada sahabat dan teman saya dari Smp sampai sekarang yang selalu
memberikan semangat, masukan dan membantu saya yaitu Gadihtia Mahnera,
Deby Hafidzah Afni, Sarah Adinda dan Tia Novida Siregar.
18. Kepada Dhaflawatul Aisy Hawani yang menemani saya sejak masuk
perkuliahan yang setia menerima saya yang selalu sharing ilmu kepada saya
yaitu Adek Liza, Rahmah, Nisa, Maryam dan kk Riski.
19. Kepada penduduk Ekonomi Islam E Stambuk 2017 yang telah menghibur saya
dan membantu saya selama masa perkuliahan.
20. Kepada senior saya di kampus, Kak Oppi Chanti Mahendra, kak Mufidah
Handayani, kak Rina Anisti dan para senior saya lainnya di Ksei UIE yang
telah banyak mengajarkan ilmunya berbagi pengalaman kepada saya
mengajarkan saya artinya kerja ikhlas tanpa pamrih untuk membumikan
Ekonomi Islam.
iii
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak˗pihak diatas, atas semua
dukungan dan bimbingan kepada peneliti. Peneliti sadar bahwa skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna. Peneliti juga mengucapkan permohonan maaf jika terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam kepenulisan skripsi ini. Kritik dan saran dan masukan
yang membangun diharapkan dapat memperbaiki skripsiini. Akhir kata semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Nurhalisa
iv
DAFTAR ISI
A. Kesejahteraan ............................................................................................. 16
B. Pendapatan ................................................................................................. 27
v
4. Pendapatan Dalam Ekonomi Islam ......................................................... 30
C. Nelayan....................................................................................................... 33
2. Jenis penelitian........................................................................................ 54
vi
2. Visi dan Misi Paluh Sibaji ..................................................................... 49
BAB V
A. Kesimpulan................................................................................................ 77
B. Saran .......................................................................................................... 78
LAMPIRAN ......................................................................................................... 83
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Su’adah, Sosiologi Keluarga, (Malang: UMM Press, 2005), h. 22.
2
Darsyaf Ibnu Syamsuddien Darussalam, Protoype Negeri yang Damai, (Surabaya:
Media Idaman Press, 1994, h. 66˗68.
3
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al˗Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Nur
Alim,2013), h. 294.
1
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dari
kenikmatan duniawi dan berbuatlah baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang˗orang yang berbuat
kerusakan.” (Q.S. Al˗Qashas 28:77)
Sumber daya pesisir dan kelautan adalah aset yang paling penting bagi
Indonesia. Dengan luas laut 5,8 juta KM. Indonesia sesungguhnya memiliki
sumberdaya perikanan laut yang besar dan beragam. Potensi sumber daya
perikanan laut di Indonesia mencapai 6,7 juta ton pertahun dari berebagai jenis
ikan, udang dan cumi˗cumi. Apabila potensi ini diperkirakan kedalam nilai
ekonomi berdasarkan harga satuan komoditi perikanan maka diperoleh nilai
sebesar USD 15 Miliar.4 Dengan begitu besarnya potensi laut yang di miliki jika
masyarakat kawasan pesisir berpartisipasi aktif untuk mengelola hasil laut dengan
mempertahatikan kondisi lingkungan laut agar tidak terjadi degradasi lingkungan
pesisir maka masyarakat pesisir mampu meningkatkan taraf jesejahteraan
hidupnya.5
Akan tetapi kondisi sumber daya kelautan di Indonesia yang sangat
melimpah sejalan dengan permasalahan yang kompleks yang dihadapi Nelayan.
Menurut Kementrian PPN/Bappenas ada beberapa permasalahan umum yang
dihadapi para Nelayan ikan tangkap yaitu : Pengelolaan perikanan, penegakan
hukum dan pelaku usaha perikanan. Masih lemahnya sistem pengelolaan ikan
merupakan permasalahan pokok dalam mewujudkan perikanan berkelanjutan di
Indonesia. Hal ini telah diindikasikan dengan tidak meratanya tingkat
pemanfaatan sumber daya ikan di wilayah Indonesia. Sebagai contoh untuk
perikanan tangkap, banyak perairan laut di kawasan barat dan tengah Indonesia
4
Kusnandi, Konflik Sosial Nelayan Kemiskinan dan Perebutan Sumberdaya Perikanan
(Yogyakarta: LkiS, 2002).
5
Endang Sutrisno” Implementasi Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Berbasis Pengelolaan
Wilayah Pesisir Secara Terpadu Untuk Kesejahteraan Nelayan” dalam Jurnal Dinamika Hukum,
Vol. 14 No. 1, Januari 2014, h. 9.
2
sudah menunjukkan gejala padat tangkap, seperti Selat Malaka, Perairan Timur
Sumatera, Laut Jawa dan Selat Bali. Sementara di kawasan timur Indonesia,
tingkat pemanfaatan sumber daya ikannya belum optimal atau masih kurang.
Akibatnya pada daerah˗daerah penangkapan ikan yang telah overfishing,
nelayan˗nelayan pada umumnya menjadi miskin karena sulitnya mendapatkan
ikan hasil tangkapan sehingga berpengaruh terhadap pendapatan mereka.6
Kecamatan Pantai Labu adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Deli
Serdang. Kecamatan Pantai Labu merupakan daerah pesisir yang terletak di
wilayah Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Pantai Labu memiliki
luas wilayah 81,85 km2 atau 8.815 Ha. Secara administrasi Kecamatan Pantai
Labu terdiri dari 19 desa dan 76 dusun dengan ibu kota Desa Kelambir. Secara
geografis Kecamatan Pantai Labu terletak antara 2057’˗3016’ Lintang Utara dan
9827 Bujur Timur, sesrta berada pada ketinggian 0˗8 meter dari permukaan laut,
dimana Pantai Labu berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Hasil produksi
ikan tangkap di Kecamatan Pantai Labu pada tahun 2015˗2019:
6
www.bappenas.go.id. Diunduh pada tanggal 28 Februari 2021.
3
Tabel 1.1
Hasil Produksi Ikan Tangkap di Kecamatan Pantai Labu
Tahun 2015˗219
Satuan ton
Tahun Nama Kecamatan Jumlah Produksi Ikan
2015 Labuhan Deli 4,2163.34
Hamparan Perak 6,469.51
Percut Sei Tuan 6,300.93
Pantai Labu 4,867,85
2016 Labuhan Deli 4,207.55
Hamparan Perak 6,586.94
Percut Sei Tuan 6,293.94
Pantai Labu 6,629.74
2017 Labuhan Deli 5,063.40
Hamparan Perak 7,388.39
Percut Sei Tuan 7,448.91
Pantai Labu 6,113.13
2018 Labuhan Deli 4,944.00
Hamparan Perak 6,380.00
Percut Sei Tuan 6,919.00
Pantai Labu 8,469.00
2019 Labuhan Deli 4,455.92
Hamparan 6,411.15
Perak
Percut Sei Tuan 7,345.77
Pantai Labu 9,193.85
Sumber: Dinas Perikanan Deli Serdang
Dari data pada tabel 1.1 bahwasanya hasil produksi perikanan tangkap di
Kecamatan Pantai Labu pada tahun 2015 4,867.85 ton kemudian mengalami
kenaikan pada tahun 2016 di angka 6,629.79 ton selanjutnya pada tahun 2017
mengalami penurunan menjadi 6,113.13 ton selanjutnya pada tahun 2018
4
mengalami peningkatan yang cukup tinggi menjadi 8,469.00 ton selanjutnya pada
tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi di angka 9,193.85 ton.
Menurut Kementerian PPN/Bappenas bahwasannya Perairan Selat
Malaka dan Pantai Timur Sumatera mengalami gejala padat penangkapan
(overfishing) sehingga pada umumnya Nelayan menjadi miskin karena sulitnya
mencari ikan yang mengakibatkan pendapatan mereka berkurang. Akan tetapi
dari data hasil produksi ikan tangkap di Kecamatan Pantai Labu dimana
Kecamatan ini berbatasan langsung dengan selat Malaka dan berada di Pantai
Timur Sumatera hasil data menunjukkan bahwsannya hasil produksi ikan tangkap
rata˗rata mengalami kenaikan dari tahun 2015˗2019.
Kecamatan Pantai Labu sendiri memiliki 19 desa akan tetapi peneliti
hanya memilih desa Paluh Sibaji sebagai tempat penelitian dikarenakan desa
tersebut penduduk yang bermata pencaharian sebagai Nelayan berjumlah 600
orang dan 203 penduduknya menempati mata pencaharian lainnya. Di Kecamatan
Pantai Labu ada 3 desa yang merupakan kawasan pesisir yaitu Desa Paluh Sibaji,
Bagan Serdang dan Rantau Panajang, akan tetapi jumlah nelayan yang paling
banyak dan juga tingkat kesejahteraan lebih baik berada di desa Paluh Sibaji,
selain itu desa ini juga menjadi pusat perikanan karena adanya Tempat
Penampungan Ikan (TPI) berada di desa tersebut. Hal˗hal tersebut yang
mendorong peneliti untuk lebih memilih desa Paluh Sibaji.
Tabel 1.2
Data Kependudukan Desa Paluh Sibaji Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata Pencaharian Jumlah
Petani 39 orang
Nelayan 600 orang
Pedagang 30 orang
PNS 12 orang
Tukang 10 orang
Guru 12 orang
Bidan/Perawat 2 orang
5
TNI/POLRI 1orang
Pensiunan 2 orang
Sopir/Angkutan 5 orang
Buruh 14 orang
Jasa Persewaan 15 orang
Swasta 41 orang
Dokter 0
Peternak 20 orang
Jumlah 803 orang
Sumber: Kantor Kepala Desa Paluh Sibaji
Nelayan Desa Paluh Sibaji menggunakan beberapa peralatan tangkap
seperti jaring, pancing kacar, pancing rawai, bubu dan pancing tunda. Nelayan di
desa ini menggunakan Kapal, Sampan dan Boat untuk mencari ikan, mereka
masih menggunakan kompas sebagai petunjuk arah. Nelayan di desa ini melaut
secara berkelompok, kelompok tersebut bisa 3˗5 orang, pekerjaan nya pun
terbagi˗bagi ada sebagai Tekong (Nahkoda), Anak Dayung (anak buah kapal) dan
Pacu (tukang cuci sampan). Kebanyakan Istri Nelayan di Desa Paluh Sibaji tidak
memiliki pekerjaan sampingan, para istri Nelayan bekerja sebagai ibu rumah
tangga, sehingga jika kondisi laut tidak memungkinkan untuk bekerja para
Nelayan hanya memperbaiki kapal dan sebagian dari mereka mencari pekerjaan
sampingan seperti kuli bangunan.
Menurut Mubyarto, tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir umumnya
berada di strata paling rendah dibandingkan masyarakat lainnya yang ada di darat.
Bahkan nelayan termasuk yang paling miskin disemua negara dengan atribut “the
poorest of poor” (termiskin diantara yang miskin).
Menurut indikator yang digunakan Biro Pusat Statistik (BPS)
menetapkan 7 indikator kesejahteraan yaitu pendapatan, konsumsi atau
pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga,
kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak ke
jenjang pendidikan, dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.
6
Dari pra penelitian yang dilakukan peneliti bahwasannya nelayan di desa
Paluh Sibaji mudah mendapatkan fasilitas kesehatan karena di desa ini terdapat
Puskesmas, Fasilitas Pendidikan mudah dijangkau karena jarak nya dekat. Dalam
hal transpotasi para Nelayan di Desa ini sudah memiliki kendaraan pribadi yaitu
roda dua sampai roda empat dan begitu pun dengan fasilitas tempat tinggal
kebanyakan nelayan di Desa ini bangunan rumah sudah permanen, setiap rumah
nelayan memiliki MCK yang layak pakai. Selain itu kebanyakan lingkungan
timpat tinggal daerah pesisir identik dengan perkumuhan dan kotor akan tetapi di
Desa ini lingkungannya bersih dan sejuk karena sering ada kegiatan kerja bakti
membersihkan lingkungan yang biasanya dilakukan pada hari minggu, pada saat
ini juga para masyarakat desa saling berinterkasi antar sesama untuk mempererat
ukhuwah antara masyarakat desa Paluh Sibaji.
Hal yang paling penting dari kesejahteraan adalah pendapatan, sebab
beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung pada tingkat
pendapatan. Peneliti mengambil 3 nelayan sebagai narasumber yang bernama M.
Mahyidin, Salam dan M. Syarif, untuk menghitung pendapatan nelayan di Desa
Paluh Sibaji dengan menggunakan rumus berikut ini7:
TR = P x Q
TC = TFC + TVC
𝜋 = TR ˗ TC
TR = Pendapatan kotor/ Total Revenue (Rp)
TC = Total biaya/ Total Cost (Rp)
P = Harga jual/ Price (Rp/Kg)
Q = Jumlah produksi/ Quantity (K
TFC = Total biaya tetap/ Total Fixed Cost (Rp)
TVC = Total biaya variabel/ Total Variabel Cost (Rp)
𝜋 = Pendapatan bersih/ Benefit (Rp)
7
Imsar, Ekonomi Mikro Islam, (Medan: FEBI UIN˗SU PRESS, 2018), h.139˗140.
7
1. Menghitung Pendapatan Kotor (TR) nelayan di Desa Paluh Sibaji
Tabel 1.3
Pendapatan Kotor (TR)
Satuan bulan
No Nama Nelayan Jumlah Produksi Harga (P) Pendapatan
(Q) Kotor (TR)
1 M. Mahyidin 600 Kg Rp. 25.000 Rp.
15.000.000
2 M. Syarif 700kg Rp. 25.000 Rp.
17.500.000
3 Salam 600kg Rp. 25.000 Rp.
15.000.000
Sumber: Wawanca pada tanggal 20 Desember 2020
Dari tabel 1.3 bahwasannya jumlah produksi nelayan didapat dari hasil
komoditi laut biasanya komoditi laut di desa Paluh Sibaji adalah ikan gembung,
ikan tamban, ikan tongkol, ikan caru, ikan tegang ekor, udang dan kepiting
termasuk komoditi laut yang musiman.
8
mapun pengecattan kapal. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang
berubah˗rubah artinya semakin lama nelayan melaut maka semakin besar pula
biaya variabel nya, biaya variabel nelayan adalah solar, oli, alat pancing, beras,
cabai, bawang, minyak makan, gas, gula, garam, teh dan kopi.
3. Menghitung pendapatan bersih (𝜋 ) nelayan di desa Paluh Sibaji
Tabel 1.5
Pendapatan Bersih (𝝅)
Satuan bulan
No Nama Nelayan Pendapatan Biaya Produksi Pendapatan
Kotor (TR) (TC) Bersih (𝝅)
1 M. Mahyidin Rp. 15.000.000 Rp.7.000.000 Rp. 8.000.000
2 M. Syarif Rp. 17.500.000 Rp. 8.000.000 Rp. 9.500.000
3 Salam Rp. 15.000.000 Rp. 7.000.000 Rp. 8.000.000
Sumber: Wawancara pada tanggal 20 Desember 2020
Dari tabel 1.5 bahwasannya nelayan di desa Paluh Sibaji dalam sebulan
mendapatkan gaji rata˗rata menadapatkan pendapatan bersih sebesar Rp. 8.000.000.
akan tetapi dalam Islam kesejahteraan tidak hanya dari aspek material saja akan tetapi
aspek spritual juga menjadi alat ukur sebuah keluarga dikatakan sejahtera atau tidak.
Maka dalam penelitian ini peneliti meggunakan metode CIBEST untuk
mengukur kesejahteraan nelayan di Desa Paluh Sibaji. Metode CIBEST (Center of
Islamic Business and Economics Studies) merupakan salah satu alat ukur
kesejahteraan dan kemiskinan dari prespektif syariah yang terdiri atas kuadran (4
bagian). CIBEST dan indeks˗indeks kesejahteraan, kemiskinan material, kemiskinan
spritual dan kemiskinan absolut. Kuadran CIBEST setidaknya memiliki dua
keunggulan. Pertama, CIBEST bisa digunakan untuk mengidentifikasi jumlah rumah
tangga di setiap kuadra. Kedua, CIBEST akan membantu lembaga pemerintah untuk
merumuskan kebijakan pembangunan yang tepat, yang diperlukan untuk
memindahkan rumah tangga yang hidup di kuadran kemiskinan menuju kuadran
kesejahteraan. Sasaran utama program pengembangan adalah bagaimana caranya
9
untuk memobilisasi rumah tangga ke kuadran kesejahteraan, dimana rumah tangga
kaya spritual dan kaya material.8
Berdasarkan fenomena diatas Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena
adanya kesenjangan teori dengan fakta dilapangan dimana Menurut Mentri Perikanan
dan Kelautan bahwasannya kesejahteraan Nelayan dikategorikan rendah akan tetapi di
Desa Paluh Sibaji Nelayan memiliki kehidupan yang layak dibandingkan kehidupan
Nelayan pada umumnya Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
memberi judul “Analisis Tingkat Kesejahteraan Nelayan di Desa Paluh Sibaji
Dengan Metode CIBEST”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka permsalahan yang dapat di
identifikasi adalah:
1. Menurut Kementerian PPN/Bappenas bahwasannya Perairan Selat
Malaka dan Pantai Timur Sumatera mengalami gejala padat
penangkapan (overfishing) sehingga pada umumnya Nelayan menjadi
miskin karena sulitnya mencari ikan yang mengakibatkan pendapatan
mereka berkurang. Akan tetapi dari data hasil produksi ikan tangkap
di Kecamatan Pantai Labu dimana Kecamatan ini berbatasan langsung
dengan selat Malaka dan berada di Pantai Timur Sumatera hasil data
menunjukkan bahwsannya hasil produksi ikan tangkap rata˗rata
mengalami kenaikan dari tahun 2015˗2019.
2. Menurut Mubyarto, tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir
umumnya menempati strata paling rendah dibandingkan masyarakat
lainnya di darat. Bahkan nelayan termasuk yang paling miskin disemua
negara dengan atribut “the poorest of poor” (termiskin diantara yang
miskin”). Akan tetapi Nelayan di Desa Paluh Sibaji kehidupannya
dapat dikategorikan sejahtera.
8
Irfan Syauqi Beik dan Laily Dwi Arsyianti: “Konstruksi Model Cibest Terminal
Sebagai Pengukuran Indikasi Kemiskinan Dan Kesejahteraan Dari Islam Prespektif” dalam Jurnal
Al˗Iqtishad: Vol. Vii No.1, Januari 2015, h. 10.
10
C. Batasan Masalah
Setiap penelitian pada dasarnya memiliki batasan˗batasan penelitian,
hal ini guna memberikan ruang lingkup yang jelas sehingga hasil yang
diperoleh mudah dilihat dan jelas arahnya. Berdasarkan identifikasi
masalah maka pembahasan selanjutnya dalam penelitian ini hanya terbatas
pada tingkat pendapatan Nelayan di Desa Paluh Sibaji dan tingkat
kesejahteraan Nelayan di Desa Paluh Sibaji dengan metode CIBEST.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat pendapatan Nelayan di Desa Paluh Sibaji?
2. Bagaimana tinjauan model Cibest terhadap kesejahteraan Nelayan
Desa Paluh Sibaji?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pendapatan nelayan di Desa
Paluh Sibaji.
b. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan nelayan di
Desa Paluh Sibaji dengan model CIBEST.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisis
pendapatan Nelayan di Desa Paluh Sibaji dan tingkat kesejahteraan
Nelayan di Desa Paluh Sibaji dengan metode CIBEST.
b. Akademisi
Diharapkan dengan penelitian ini, dapat memberikan sumbangan
pengetahuan dan referensi bagi para akademisi dan juga dapat
menjadi landasan perbandingan dalam melakukan penelitian di
masa yang akan datang.
c. Masyarakat
11
Sebagai informasi bagi masyarkat mengenai tingkat pendapatan
dan tingkat kesejahteraan Nelayan.
d. Pemerintah
Sebagai sumber salah satu bahan pertimbangan dalam hal
pengambilan kebijakan yang menyangkut peningkatan peran
pemerintah dalam membantu masyarakat Nelayan memperbaiki
kualitas kehidupannya demi tercapainya masyarakat Nelayan yang
sejahtera.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kesejahteraan
1. Pengertian Kesejahteraan
9
Adi Fahruddin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Bandung: Refika Aditama,2012),
h.8
10
Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Refika Aditama 2012),
h. 8
13
c. Ketiga adalah negara sangat di perlukan dalam kegiatan ekonomi.
Negara sebagai regulator kekuatan pasar dan penyedia kebutuhan
primer, akan tetapi berpartisipasi aktif dalam produksi dan
distribusi.
11
Darsyaf ibny Syamsuddien, Darussalam. Prototype Negeri yang Damai.
(Surabaya:Media Idaman Press,1994).h. 66˗68.
12
Nanda Herawan, Pengaruh Pendapatan Terhadap Kesejahteraan Pengrajin Anyaman
Bambu (Besek/ Piti) Desa Kalimandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara.
(Purworejo: 2013). h. 11˗12.
14
Kondisi tempat tinggal juga mempengaruhi
kesejahteraan keluarga. Keadaan tempat tinggal yang
diatur sesuai dengan selera keindahan penghuninya.
Kondisi tempat tinggal yang nyaman, bersih akan
menyenangkan dan menyejukkan hati apabila kondisi
tempat tinggal yang buruk maka akan menimbulkan
rasa bosan. Terkadang sering terjadi ketegangan antara
anggota keluarga karena kekacauan pikiran karena
tidak memperoleh rasa nayaman dan tentram akibat
tidak nyamannya kondisi tempat tinggal.
3) Kondisi sosial keluarga
Kondisi sosial keluarga adalah salah satu alasan
untuk mencapai kesejahteraan. Kondisi sosial keluarga
dapat dikatakan harmonis apabila ada hubungan yang
baik dan benar˗benar didasarai oleh ketulusan hati, rasa
penuh kasih sayang. Dapat dilihat dengan adanya sikap
saling hormat, toleransi, bantu˗membantu dan saling
mempercayai.
4) Kondisi ekonomi keluarga
Kondisi ekonomi keluarga yang meliputi
keuangan dan sumber lain yang menjadi alat untuk
mencapai kesejahteraan dengan meningkatkan taraf
hidup.
b. Faktor Ektstern
15
2) Faktor dari alam bahaya alam yaitu: kekacauan dan
merebaknya virus penyakit.
3) Faktor ekonomi negara yaitu: pendapatan
perkapitan rendah dan terjadinya iflasi.
3. Indikator Kesejahteraan
13
Hermanita, Perekonomian Indonesia,(Yogakarta:Idea Press, 2013), h. 111
16
kondisi kesehatan ini harus ditetapkan sebagai hal utama yng
harus dilakukan ditetapkan pemerintah. 14
14
Ibid, h. 111
15
Pusat Kajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, (Jakarta:
Rajawali Press, 2009), h. 2
16
Ibid, h. 6
17
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan”. (QS Al˗Nahl (16): 97).17
17
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al˗Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:
Nur Alim, 2013), h. 278
18
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat˗Ayat Ekonomi, (Medan: Febi UIN˗SU Press,
2016), h. 78˗79
18
Tabel 2.1
Perbandingan Kesejahteraan Kapitalis dan Islam
19
Fajrin Rizki Okvinda, “ Analisis Tingkat Pendapatan Nelayan Di Desa Banyusangka
Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan” (Tesis, Program Sarjana S1 Universitas
Muhammadiyah Malang, 2019), h. 13˗14 .
19
dapat dilihatdari seberapa banyak yang dia membelanjakan
pendapatan nominalnya untuk membeli kebutuhan barang dan jasa.20
20
Nanda Herawan, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Kesejahteraan Pengrajin Anyaman
Bambu (Besek/Piti) Desa Kalimandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara”
(Skripsi, Fakultas Keguruan dan Pendidikan, 2013), h. 15.
21
Anita Rahmawati, “Analisis Kesejahteraan Keluarga Pengemudi Ojek Pangkalan
Kota Tanggerang Selatan Di Era Ojek Online” (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2019), h. 16.
20
yang ditetapkan perusahaan atau organisasi, serta
instansi˗instansi lainnya, agar karyawan mendapatkan
upah yang adil dan layak, seperti dengan dikeluarkannya
kebijakan pemerintah dalam pemberian upah minimum
bagi para karywan. 22.
f. Motivasi, motivasi atau dorongan kerja merupakan hal
yang mempengaruhi jumlah pendapatan, semakin besar
motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan, semakin
besar pula penghasilan yang diperoleh. 23
3. Indikator Pendapatan
22
Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008), h. 162˗163.
23
Ratna Sukmayanti, et.al, Ilmu Pengetahuan Sosial (Jakarta: PT Galaxy Puspa Mega,
2008), h. 117.
24
Novi Wulansari, “Pengaruh Pendapatan, Literasi Keuangan, Dan Sikap Keuangan
Terhadap Kesejahteraan Keuangan Keluarga Dea Ketanjung Kecamatan Karang Anyar Kabupaten
Demak Melalui Perilaku Keuangan Sebagai Variabel Intervening” (Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang, 2019), h. 34.
21
4. Pendapatan Dalam Ekonomi Islam
25
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta:
Kencana Penada Media Group,2007), h. 132
26
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat˗Ayat Ekonomi, (Medan: Febi UIN˗SU PRESS,
2016), h. 163˗165
22
ّللا
ِ ٰ ض ِل ِ ص ٰلوة ه فَا ْنتَش هِر ْوا فِى ْاْلَ ْر
ْ َض َوا ْبتَغه ْوا ِم ْن ف َّ ت ال ِ فَ ِاذَا قه
ِ ض َي
١٠ - َّللا َك ِثي ًْرا لَّ َعلَّ هك ْم ت ه ْف ِل هح ْون
َ ٰ َوا ْذ هك هروا
Artinya : “Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah
kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
agar kamu beruntung.” (Q.S Al˗Jumu’ah ayat 10).27
C. Nelayan
1. Pengertian Nelayan
27
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al˗Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:
Nur Alim,2013), h. 872
28
Lina Asmara dan Mimit Primyastanto (ed). Ekonomi Produksi Perikanan dan
Kelautan Modern, (Malang: UB Press, 2018). h. 20
23
2. Klasifikasi Nelayan
D. Metode CIBEST
1. Pengertian Metode CIBEST
29
Ibid, h. 21.
30
Irfan Syauqi Beik & Laily Dwi Aryanti (ed). Ekonomi Pembangunan Syariah,
(Depok: Rajawali Pers, 2019), h. 89.
24
tangga yaitu terdiri dari indeks kesejahteraan, indeks kemiskinan
spritual, indeks kemiskinan materil, dan indeks kemiskinan absolut.31
31
Mohammad Anwar dan Nono Hartono. “Analisis Zakat Produktif Terhadap Indeks
Kemiskinan, Nilai Material dan Spritual Para Mustahik” dalam Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,
4(03):187˗205,2015. h. 89.
32
Ibid, h. 98.
25
d. Menghitung indeks, baik indeks kesejahteraan, indeks
kemiskinan material, indeks kemiskinan spritual dan indeks
kemiskinan absolut.
26
pendekatan kedua dan ketiga merupakan langkah alternatif yang dapat
digunakan.
27
adalah menolak dan tidak percaya dengan kosep shalat dan skor 1
adalah melarang orang lain shalat.
2. Kuadran CIBEST
Kuadran CIBEST membagi kemapuan rumah tangga dalam
memenuhi kebutuhan material dan spritual menjadi dua tanda, yaitu
tanda positif (+) yang artinya rumah tangga tersebut mampu
memenuhi kebutuhan dengan baik, dan tanda negatif (˗) artinya rumah
tangga tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
baik. Dimana sumbu X adalah garis material dan sumbu Y adalah
garis spritual. Sehingga dengan pola seperti ini, maka akan didapat
empat kemungkinan kuadran yaitu:33
33
Irfan Syauqi Beik, Ekonomi Pembangunan Syariah, h.75
28
Gambar 2.1
Kuadran CIBEST
(˗)
(˗) (+)
Garis Kemiskinan Material
a. Kuadran I (Sejahtera)
Dimana tanda positif (+) pada kedua pemenuhan
kebutuhan, yaitu material dan spritual. Sehingga rumah
tangga atau keluarga dikatakan sejahtera apabila rumah
tangga atau keluarga di anggap mampu secara material dan
spritual.
b. Kuadran II (Kemiskinan material)
Dimana tanda positif (+) pada kebutuhan spritual saja,
dan tanda negatif (˗) pada kebutuhan material. Sehingga
rumah tangga atau keluarga daat dikatakan miskin material
karena dianggap mampu secara spritual namun tidak mampu
secara material.
c. Kuadran III (Kemiskinan spritual)
29
Dimana tanda (˗) pada kebutuhan spritual, dan tanda
positif (+) pada kebutuhan materia. Sehingga rumah tangga
Kuadran atau keluarga dikatakan miskin spritual karena
dianggap mampu secara material namun tidak mampu secara
spritual.
d. IV (Kemiskinan absolut)
Dimana tanda (˗) pada dua kebutuhan, yaitu material
dan spritual. Kondisi ini merupakan posisi terburuk pada suatu
rumah tangga atau keluarga, rumah tangga tidak mampu
memenuhi kebutuhan material dan spritualnya sekaligus.34
E. Pelitian Terdahulu
34
Ibid, h. 76˗77
30
metode CIBEST. Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan
penelitian saat ini terletak di jenis penelitian dimana penelitian
terdahulu memakai jenis penelitian deskriptif kuantitatif sedangkan
penelitian saat ini memakai jenis penelitian deskriptif kualitatif.
2. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Fadillah Hertisca yang
berjudul “Analisis Tingkat Kesejahteraan Driver Grab di Kota
Metro Dengan Model Cibest”. Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan temuan bahwa 6 driver, sebanyak 100 persen hidup dalam
kuadran I (sejahtera material dan spritual), dan tidak adanya dalam
kuadran II (kemiskinan material), dalam kuadran III (kemiskinan
spritual) aupun kuadran IV (kemiskinan absolut). Kaitan penelitian
terdahulu dengan penelitian saat ini menggunakan metode yang
sama yaitu metode CIBEST dan menggunakan jenis penelitian yang
sama yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Adapun perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian saat terletak di objek
penelitian dimana saya menggunakan objek nelatlayan penelitian
sebelumnya menggu nakan objek driver Grab.
3. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh M. Sugeng Abdul Khofid
yang berjudul “Upaya Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Dalam
Prespektif Maqasid Syariah”. Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan temuan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat Nelayan di Desa Wonokerto Kulon dalam maqasid
syariah dari semua informan dapat dinyatakan sejahtera, dan hal ini
dibuktikan dengan adanya pemenuhan pemeliharaan ke lima
maqasid syariah. Kaitan penelitian terdahulu dengan penelitian saat
ini sama˗sama membahas kesejahteraan menurut Islam dan
menggunakan objek penelitian sama yaitu nelayan. Adapun
perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini terletak
pada alat ukur nya dimana penelitian saya memakai metode
CIBEST, Penelitian sebelumnya memakai alat ukur Maqasid
Syariah.
31
4. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Yusranil Husna yang
berjudul “Faktor˗Faktor Yang Dapat Meningkatkan Kesejahteraan
Nelayan di Desa Secanggang Kabupaten Langkat”. Berdasarkan
hasil penelitian ditemukan temuan bahwasannya hubungan
pendidikan, keterampilan, modal dan dukungan pemerintah
terhadap tingkat kesejahteraan Nelayan di Desa Secanggang
Kabupaten Langkat sebesar 13,5% dan sisanya dijelaskan oleh
variabel lainnya diluar variabel yang digunakan. Kaitan penelitian
terletak di objek penelitian sama˗sama menggunakan nelayan
sebagai objek yang diteliti. Adapun perbedaan penelitian terdahulu
dengan penelitian saat ini dimana penelitian sebelumnya memakai
alat ukur kesejahteraan menurut BPS sedangkan penelitian saat ini
alat ukur kesejahteraan menggunakan metode CIBEST, dan
metodologi penelitiannya berbeda penelitian sebelumnya
menggunakan deskiptif kuantitaif sedangkan penelitian saya
menggunakan deskriptif kualitatif.
5. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Nurhadi yang berjudul “
Upaya Nelayan Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Keluarga Di
Desa Tamasaju Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar”.
Berdasarkan penelitian ditemukan temuan bahwa aktivitas Nelayan
dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga di Desa Tamasaju
dengan melakukan proses penangkapan ikan melalui pemasangan
pukat atau jaring, lanra dan kapal parengge. Sedangkan kondisi
kesejahteraan keluarga nelayan termasuk dalam kategori keluarga
sejahtera III(KS III), karena mampu menjangkau pelayanan
pendidikan dan kesehatan. Kaitan penelitian terdahulu dengan
penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian dan
metodologi penelitian sama˗sama menggunakan objek penelitian
nelayan dan sama˗sama menggunakan metodologi penelitian
deskriptif kualitatif. Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan
penelitian saat ini yaitu penelitian sebelumnya mengelompokkan
32
kesejahteraan nelayan berdasarkan BKBBN sedangkan penelitian
saat ini mengelompokkan kesejahteraan berdasarkan kuaran
CIBEST.
6. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Pebyanggi Syah Umar
Nasution, Ir. Luhut Sihombing, MP dan Ir. H. Hasman Hasyim, M.
Si yang berjudul “Analisis Pendapatan Nelayan Tradisional
Dibandingkan Dengan Upah Minimum Regional di Kecamatan
Meulaboh”. Berdasarkan penelitian ditemukan temuan
bahwasannya disimpulkan: 1) adanya tingkat pendapatan Nelayan
tradisional didaerah penelitian diperoleh nilai dengan rata˗rata Rp.
3.911.100, dan dapat disimpulkan pendapatan di daerah penelitian
adalah tinggi, 2) pengalaman melaut dan biaya produksi
berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan, sedangkan
variabel umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan biaya
investasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan, 3)
pendapatan Nelayan sampel didaerah penelitian berada diatas upah
minimum regional Provinsi NAD, dimana rata˗rata pendapatan
Nelayan sapel sebesar Rp.3.911.100. Kaitan penelitian sebelumnya
dengan penelitian saat ini penelitian sebelumnya sama˗sama
menghitung pendapatan dan sama˗sama meniliti nelayan sebagai
objek penelitian. Adapun Perbedaanya penelitian sebelumnya
dengan penelitian saat ini dimana penelitian sebelumnya memakai
metodologi penelitian kuantitatif sedangakan penelitian saat ini
memakai metodologi penelitian kualitatif dan tiidak hanya itu
penelitian sebelumnya hanya menghitung pendapatan nelayan
sedangkan penelitian saat ini menghitung pendapatan nelayan dan
mengukur kesejahteraan nelayan.
7. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Novitassari Romaito
Siregar, Asep Agus Handaka Suryana, Rita Rostika, Atikah
Nurhayati yang berjudul “Analisis Tingkat Kesejahteraan Nelayan
Buruh Alat Tangkap Gill Net Di Desa Sungai Buntu Kecamatan
33
Pedes Kabupaten Karawang”. Berdasarkan penelitian ditemukan
temuan bahwa berdasarkan indikator kesejahteraan menurut BPS
2015 maka diketahui pendapatan nelayan buruh berasal dari upah
sistem bagi hasil rata˗rata sebesar Rp. 30.000˗Rp. 50.000 per hari
dengan waktu penangkapan rata˗rata selama 15 hari dalam sebulan.
Total rata˗rata pendapatan keluarga perbulan yaitu sebesar Rp.
2.648.033 sedangkan pendapatan per tahun nelayan buruh tangkap
gill net sebesar Rp. 31.776.400 dengan rata˗rata pendapatan per
kapita perbulan yaitu Rp. 629.110. nelayan buruh gill net di desa
Sungai buntu memiliki kesejahteraan sedang yaitu antara skror
1,81˗2,60 dengan jumlah skor 2,46. Kaitan penelitian sebelumnya
dengan penelitian saat ini sama˗sama menghitung pendapatan dan
sama˗sama meniliti nelayan sebagai objek penelitian. Adapun
perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini terletak
pada metodologi penelitian dimana penelitian penelitian
sebelumnya memakai metodelogi kuantitatif sedangkan penelitian
saat ini memakai metodologi penelitian kualitatif, dan juga
perbedaan terletak pada alat ukur kesejahteraan dimana penelitian
saat ini memakai alat ukur CIBEST sedangkan penelitian
sebelumnya memakai indikator BPS dan membuat skor.
8. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Isro’ Iyatul Mubarokah,
Irfan Syauqi Beik dan Toni Irawan yang berjudul “Dampak zakat
terhadap kemiskinan dan kesejahteraan Mustahik (Kasus: BAZNAS
Provinsi Jawa Tengah), alat analisis menggunakan metode
CIBEST”. Berdasarkan penelitian ditemukan temuan bahwa hasil
penelitian ini menunjukkan tidak bahwa indeks kemiskinan islami
tanpa zakat dan dengan zakat tidak mengalami perubahan.
F. Kerangka Teoritis
34
teori˗teori yang dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara
kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan
antar variabel yang diteliti. Sintesa yang berhubungan dengan variabel
selanjutnya digunakan sebagai perumusan hipotesa untuk mengetahu
masalah apa yang akan di bahas. Untuk mendekatkan masalah yang
akan dianalisa pada permasalahan penelitian, maka perlu dibuat
kerangka teoritis sebagai dasar pemikiran penelitian ini guna
memecahkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya.35 Kerangka
teoritis pada penelitian ini dapat dijelaskan pada bagan dibawah ini:
35
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta,2009), h.30.
35
Gambar 2.2
Kerangka Teoritis
NELAYAN
PENDAPATAN
KESEJAHTERAAN
METODE CIBEST
Keterangan:
36
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
2. Sifat penelitian
36
Abdurrahman Fahmi, Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011) h. 96
37
Moh. Kasiram, Metodologi Kualitatif˗Kuantitaif , (Malang: UIN Maliki Press, 2008), h.
196
37
kata˗kata atau lisan dari orang˗orang dan perilaku yang dapat diamati,
demikianlah pendapat Bogdan dan Guba.38
38
Uhar Suharsatputra, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan Tindakan , (Bandung:
PT Refika Aditama, 2012), h. 181.
39
Nur Ahmadi Bi Rahmani, Metodologi Penelitian Ekonomi, ( Medan: FEBI UINSU
PRESS, 2019) , h. 31.
40
Ibid, h. 34.
38
Penelitian ini menentukan sampel menggunakan metode Random
Sampling dengan teknik Purposive Sampling (penentuan sampel melalui
pertimbangan khusus). Karateristik pemilihan sampel adalah :
1. Nelayan yang beragama Islam
2. Nelayan yang berdomisili di Desa Paluh Sibaji
3. Umur responen > 20 tahun
4. Responden yang sudah menikah
Untuk menetukan sampel pada penelitian ini menggunakan
Metode slovin
N
n=
1 + Ne 2
Dimana :
n: Ukuran sampel
N: Ukuran populasi
e : Batas toleransi kesalahan ( 5 %)
sehingga
200
n= = 89 Nelayan
1 + 200.0,05 2
39
langsung yang berkaitan dengan objek riset. Adapun sumber data
primer dari penelitian ini adalah para Nelayan di Desa Paluh Sibaji
dan Kepala Desa Paluh Sibaji. Artinya dalam penelitian ini hanya
berupa gambaran dan keterangan˗keterangan tentang pengembang
potensi ekonomi para Nelayan di Desa Paluh Sibaji untuk
meningkatkan kesejahteraan dengan metode CIBEST.
1. Wawancara
40
kepada responden dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh
pewawancara”.42
42
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana,2013),
h. 129.
43
W.Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia,2002), h. 120.
41
2. Dokumentasi
3. Observasi
42
D. Teknik Analisis Data
1. Analisis Pendapatan
TR = P x Q
TC = TFC + TVC
𝜋 = TR ˗ TC
Keterangan:
2. Analisis CIBEST
44
Imsar, Ekonomi Mikro Islam, (Medan: FEBI UIN˗SU PRESS, 2018), h. 139˗140.
43
rumah tangga dan pendapatan rumah tangga per bulan. Material Value
(MV) digunakan untuk mengukur standar minimal material yang
harus dipenuhi oleh rumah tangga. Nilai MV diperoleh dengan
mengalikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi (Pi) dengan
jumlah barang dan jasa yang dibutuhkan (Mi)). Secara matematis, MV
dapat dirumuskan sebagai berikut:
MV=∑𝑛𝑓=1 𝑃𝑖𝑀𝑖
Keterangan:
44
Tabel 3.1
Skor Spritual CIBEST
45
h untuk aan urusan kondusif untuk
anggota ibadah pribadi beribadah
keluarga masyarakat
Sumber: Beik dan Arsyanti 2016
Vp + Vf + Vz + Vh + Vg
Hi=
5
Keterangan:
Vp = Skor Solat
Vf = Skor Puasa
46
Gambar 3.1
Kuadran CIBEST
(+)
KUADRAN ˗II KUADRAN˗I
(KEMISKINAN (SEJAHTERA)
Garis Kemiskinan Spritual
MATERIAL)
(KEMISKINAN (KEMISKINAN
ABSOLUT) SPRITUAL)
Keterangan:
W = Indeks Kesejahteraan, 0≤ 𝑊 ≤ 1
47
Keterangan:
Keterangan:
Keterangan:
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Letak Geografis
49
d. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan masyarakat
melalui pengelolaan pertanian intensifikasi yang maju unggul
dan ramah lingkungan menuju Desa Agrobisnis.
e. Meningkatkan infrastruktur melalui peningkatan prasarana
jalan, energi listrik, pengelola sumber daya air pengelola
lingkungan penataan ruangan dan perumahan.
f. Mengulangi kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi
kerakyatan dan perekonomian perdesaan.
g. Menyusun regulasi Desa dan menata dokumen˗dokumen yang
menjadikewajiban Desa sebagai payung hukum pe,mbangunan
Desa.45
45
www. Deli Serdang.go.id. diunduh pada tanggal 01 Agustus 2021.
50
B. Struktur Keanggotaan Kantor Desa Paluh Sibaji
Gambar 4.1
Struktur Keanggotaan Kantor Desa Paluh Sibaji
Kepala Desa
ABDUL HAFIZ
Sekretaris
Bendahara
HENDRI
SITI RAHMAH
51
C. Gambaran Umum Responden
Tabel 4.1
Gambaran Umum Responden
52
Berdasar tabel 4.1 diatas bahawasannya mayoritas responden berdasarkan
umur pada rentang umur 20˗30 dan rentang umur 30˗40 memperoleh berjumlah
yang sama sebesar 30 nelayan dengan persentase 33,3% dan rentang umur 50˗60
berjumlah 29 nelayan dengan persentase 32,2%. Mayoritas responden berdasarkan
pendidikan tamatan SMP/MTS menduduki peringkat pertama yaitu sebesar 32
nelayan dengan persentase 35,6% disusul tamatan SMA/SMK/MA sebesar 31
nelayan dengan persentase 34,4% dan menduduki peringkat terbawah tamatan
SD/MI sebanyak 26 nelayan dengan persentase 28,9%. Mayoritas responden
berdasarkan jumlah tanggungan berada di rentang 4˗6 dengan jumlah 33 nelayan
dengan persentase 36,7% disusul dengan rentang 6˗8 dengan jumlah 32 nelayan
dengan persentase 35,4% dan paling kecil berada di rentang 2˗4 dengan jumlah 24
nelayan dengan persentase 26,7% dan Mayoritas responden berdasarkan
pengalaman kerja nelayan berada di rentang 5˗15 tahun dengan jumlah 39 dengan
persentase 43,3% disusul rentang 15˗25 tahun dengan jumlah 21 nelayan dengan
persentase 23,3% disusul dengan rentang 35˗45 tahun dengan jumlah 15 nelayan
dengan persentase 16,7% dan terakhir pada rentang 25˗35 dengan jumlah 14
nelayan dengan persentase 15,6%.
46
Imsar, Ekonomi Mikro Islam, (Medan: FEBI UIN˗SU PRESS, 2018), h.139˗140.
53
TVC = Total biaya variabel/ Total Variabel Cost (Rp)
𝜋 = Pendapatan bersih/ Benefit (Rp)
a. Langkah pertama peneliti menghitung Pendapatan Kotor (TR) nelayan di
Desa Paluh Sibaji
Tabel 4.2
Pendapatan Kotor (TR)
Satuan bulan
No Nama Nelayan Jumlah Harga (P) Pendapatan
Produksi (Q) Kotor (TR)
1 Al Azhari 600 Kg Rp. 25.000 Rp. 15.000.000
54
20 Izul 800 Kg Rp. 15.000 Rp. 12.000.000
21 Iwan 600 Kg Rp. 20.000 Rp.12.000.000
22 Jalaluddin 800 Kg Rp 20.000 Rp. 16.000.000
23 Jalu 900 Kg Rp. 15.000 Rp. 13.500.000
24 Jisupian 600 Kg Rp. 20.000 Rp. 12.000.000
25 Joko 800 Kg Rp. 15. 000 Rp. 12.000.000
26 Junaidi 900 Kg Rp. 15.000 Rp. 13.500.000
27 Kurnia 800 Kg Rp. 15.000 Rp.12.000.000
28 Leman 700 Kg Rp. 15.000 Rp. 10.500.000
29 Lukman 600 Kg Rp.20.000 Rp. 12.000.000
30 Mansyur 600 Kg Rp. 20.000 Rp.12.000.000
31 Mahyaruddin 600 Kg Rp. 20.000 Rp. 12.000.000
32 Pudianto 800 Kg Rp. 10.000 Rp. 8.000.000
33 Putra 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000.000
34 Resa Handi 600 Kg Rp. 25.000 Rp15.000.000
35 Salama 800 Kg Rp. 20.000 Rp.16.000.000
36 Sambari Damanik 600 Kg Rp. 20.000 Rp.12.000.000
55
49 Jaron 700 Kg Rp. 10.000 Rp. 7.000.000
50 Maramuda Hrp 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000.000
51 Syamsuddi 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000.000
52 Ladi 700 Kg Rp. 15.000 Rp. 10.500.000
53 Kusuma 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000.000
54 Wardana 600 Kg Rp. 10.000 Rp. 6.000.000
55 Dian 700 Kg Rp. 10.000 Rp. 7.000.000
56 Pandu 800 Kg Rp. 10.000 Rp. 7.000.000
57 Danul 600 Kg Rp. 10.000 Rp. 6.000.000
58 Wira 700 Kg Rp. 15.000 Rp. 10.500.000
59 Yusuf 800 Kg Rp. 10.000 Rp. 8.000.000
60 Hadi 600 Kg Rp. 15.000 Rp. 9.000.000
61 Alwan 700Kg Rp. 10.000 Rp. 7.000.000
62 Adi 800 Kg Rp. 10.000 Rp. 8.000.000
63 Yanto 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000.000
64 Yudi 700 Kg Rp. 15.000 Rp. 10.500.000
65 Wicang 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000.000
66 Zulfanda 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000.000
67 Baron 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000.000
68 Budianto 800 Kg Rp. 10.000 Rp. 8.000.000
69 Asep 600 Kg Rp. 15.000 Rp. 9.000.000
70 Rusdi 600 Kg Rp. 15.000 Rp. 9.000.000
71 Rudi 700 Kg Rp. 10.000 Rp. 7.000. 000
72 Rangga 600 Kg Rp. 15.000 Rp. 9.000. 000
73 Raka 700 Kg Rp. 10.000 Rp. 7.000. 000
74 Mahmud 700 Kg Rp. 10.000 Rp. 7.000. 000
75 Dedi 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000. 000
76 Jago 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000. 000
77 Dimas 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000. 000
56
78 Sugeng 800 Kg Rp. 10.000 Rp. 8.000. 000
79 Marcon 700 Kg Rp. 15.000 Rp. 10.500.000
80 Babah 600 Kg Rp. 15.000 Rp. 9.000.000
81 Santo 600 Kg Rp. 20.000 Rp. 12.000.000
82 Donok 800 Kg Rp. 10.000 Rp. 8.000. 000
83 Gugun 800 Kg Rp. 10.000 Rp. 8.000. 000
84 Acek 600 Kg Rp. 15.000 Rp. 9.000. 000
85 Galih 600 Kg Rp. 15.000 Rp. 9.000. 000
86 Hermawan 600 Kg Rp. 15.000 Rp. 9.000. 000
87 Gunawan 900 Kg Rp. 10.000 Rp. 9.000. 000
88 Toli 700 Kg Rp. 15.000 Rp.10. 500.000
89 Refi 700 Kg Rp. 10.000 Rp. 7.000.000
Data primer diolah
Dari tabel 4.2 bahwasannya hasil produksi nelayan tangkap desa Paluh
sibaji bermayoritas 600 Kg/bulan sebanyak 28 nelayan dengan persentase
(31,5%), disusul hasil tangkapan 900 Kg/bulan sebanyak 25 nelayan dengan
persentase (28,1%), disusul hasil tangkapan 700 Kg/bulan sebanyak 19 nelayan
dengan persentase (21,3%) dan minioritas hasil tangkapan nelayan berada di 800
Kg/bulan sebanyak 17 nelayan dengan persentase (19,1%). Adapun mayoritas
harga jual ikan pada nelayan desa Paluh sibaji berkisar pada harga Rp.10.000/Kg
sebanyak 43 nelayan dengan persentase (48,3%), disusul harga Rp.15.000/Kg
sebanyak 27 nelayan dengan persentase (30,3%) , diususl dengan harga
Rp.20.000/Kg sebanyak 14 nelayan dengan persentase (15,7%) dan minoritas
harga jual ikan berkisar pada harga Rp.25.000 sebanyak 5 nelayan dengan
persentase (5,6%). Dan hasil pendapatan kotor nelayan desa Paluh sibaji
bermayoritas pendapatan kotor pada rentang pendapatan Rp.6.000.000-
Rp10.000.000 sebanyak 54 nelayan dengan persentase (60,7%), disusul rentang
pendapatan Rp.11.000.000-Rp.15.000.000 sebanyak 30 nelayan dengan
persentase (33,7%) dan minioritas pendapatan kotor terletak pada rentang
57
pendapatan Rp.16.000.000-Rp. 20.000.000 sebanyak 5 nelayan dengan persentase
(5,6%).
58
15 Ilo Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 6.000.000
16 Ilyas Rp. 2.000.000 Rp. 3.5000.000 Rp.5.500.000
17 Imsar Rp. 3.000.000 Rp. 3.500.000 Rp. 6.500.000
18 Irwan Rp. 1.000.000 Rp. 3.0000.000 Rp. 4.000.000
19 Izal Rp. 3.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 7.000.000
20 Izul Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 8.000.000
21 Iwan Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 8.000.000
22 Jalaluddin Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 6.000.000
23 Jalu Rp. 3.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 7.500.000
24 Jisupian Rp. 2.500.000 Rp. 5.000.000 Rp. 7.500.000
25 Joko Rp. 2.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 6.500.000
26 Junaidi Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 8.000.000
27 Kurnia Rp. 2.500.000 Rp.4.000.000 Rp. 6.500.000
28 Leman Rp. 2.000.000 Rp. 3.500.000 Rp. 5.500.000
29 Lukman Rp.. 3.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 7.000.000
30 Mansyur Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 8.000.000
31 Mahyaruddin Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 8.000.000
32 Pudianto Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
33 Putra Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 6.000.000
34 Resa Handi Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 7.000.000
35 Salama Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 8.000.000
36 Sambari Damanik Rp. 3.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 7.500.000
37 Santo Rp. 2.500.000 Rp. 3.500.000 Rp. 6.000.000
38 Supra Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5. 000.000
39 Supriadi Rp. 1.500.000 Rp. 4.000.000 Rp. 5.500.000
40 Syafar Rp. 2.500.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.500.000
41 Zul Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 6.000.000
42 Usman Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 6.000.000
43 Amas Tahar Rp. 2.000.00 Rp. 4.500.000 Rp. 6.500.000
59
44 Marwan Rp. 3.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 7.000.000
45 Dadang Rp. 3.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 7.500.000
46 Usman Zahron Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 8.000.000
47 Selamat Riadi Rp. 2.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 7.000.000
48 Edi Syahputra Rp. 2.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 7.000.000
49 Jaron Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.00
50 Maramuda Hrp Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 8.000.000
51 Syamsuddi Rp. 3.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 7.000.000
52 Ladi Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 8.000.000
53 Kusuma Rp. 3.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 7.000.000
54 Wardana Rp. 1.000.000 Rp. 3.500.000 Rp. 4.500.000
55 Dian Rp. 2.500.000 Rp3.000.000 Rp. 5.500.000
56 Pandu Rp. 1.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 5.000.000
57 Danul Rp. 2.000.000 Rp. 3.500.000 Rp. 5.500.000
58 Wira Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
59 Yusuf Rp. 2.000.000 Rp. 3.500.000 Rp. 5.500.000
60 Hadi Rp. 2.500.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.500.000
61 Alwan Rp. 1.500.000 Rp. 4.000.000 Rp. 5.500.000
62 Adi Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 6.000.000
63 Yanto Rp. 1.500.000 Rp. 4.000.000 Rp. 5.500.000
64 Yudi Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
65 Wicang Rp. 1.500.000 Rp. 4.000.000 Rp. 5.500.000
66 Zulfanda Rp. 2.000.000 Rp. 3.500.000 Rp. 5.500.000
67 Baron Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
68 Budianto Rp. 1.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 6.000.000
69 Asep Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
70 Rusdi Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Rp. 4.500.000
71 Rudi Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
72 Rangga Rp. 2.500.000 Rp. 3.500.000 Rp. 6.000.000
60
73 Raka Rp. 1. 500.000 Rp. 4.000.000 Rp.5.500.000
74 Mahmud Rp. 2. 500.000 Rp. 3.000.000 Rp.5.500.000
75 Dedi Rp. 2. 500.000 Rp. 3.000.000 Rp.5.500.000
76 Jago Rp. 2. 500.000 Rp. 3.000.000 Rp.5.500.000
77 Dimas Rp. 1.500.000 Rp. 4.000.000 Rp.5.500.000
78 Sugeng Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 6.000.000
79 Marcon Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 6.000.000
80 Babah Rp. 2.500.000 Rp. 3.500.000 Rp. 6.000.000
81 Santo Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Rp. 4.500.000
82 Donok Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
83 Gugun Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
84 Acek Rp. 3.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 7.000.000
85 Galih Rp. 2.500.000 Rp. 3.000.000 Rp. 5.500.000
86 Hermawan Rp.3.000.000 Rp. 3.000.000 Rp. 6.000.000
87 Gunawan Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 6.000.000
88 Toli Rp. 3.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 7.000.000
89 Refi Rp. 2.000.000 Rp. 3.500.000 Rp. 5.500.000
Data primer diolah
Dari tabel 4.3 bahwasannya mayoritas biaya tetap yang dikeluarkan nelayan
Desa Paluh Sibaji berkisar pada angka Rp. 3.000.000 sebanyak 32 nelayan
dengan persentase (36,0%) disusul dengan biaya tetap Rp. 2.000.000 sebanyak 28
nelayan dengan persentase (31,5%) disusul dengan biaya tetap Rp. 2.500.000
sebanyak 15 nelayan dengan persentase (16,9%) selanjutnya dengan biaya tetap
Rp. 1.500.000 sebanyak 8 nelayan dengan persentase (9,0%) dan minoritas biaya
tetap berkisar pada angka Rp.1.000.000 sebanyak 6 nelayan dengan persentase
(6,7%). Sedangkan mayoritas biaya variabel yang dikeluarkan nelayan Desa Paluh
Sibaji berkisar pada angka Rp. 3.000.000 sebanyak 29 nelayan dengan persentase
(32,6%) disusul dengan biaya variabel Rp. 5.000.000 sebanyak 21 nelayan dengan
persentase (23,6%) disusul dengan biaya tetap Rp. 4.000.000 sebanyak 20 nelayan
dengan persentase (22,5%) kemudian disusul dengan biaya tetap Rp. 3.500.000
61
sebanyak 12 nelayan dengan persentase (13,5%) dan minioritas biaya variabel
yang dikeluarkan nelayan berkisar pada angka Rp. 4.500.000 sebanyak 7 nelayan
dengan persentase (7,9%). Dan hasil dari total biaya produksi yang dikeluarkan
nelayan Desa Paluh Sibaji mayoritas berada pada rentang nominal Rp. 4.000.000-
Rp. 6.000.000 sebanyak 57 nelayan dengan persentase (64,0%) dan minioritas
total biaya produksi berada pada rentang nominal Rp. 7.000.000-Rp. 9.000.000.
Biaya tetap yang dikeluarkan nelayan desa paluh sibaji seperti kerusakan
kapal, pengecattan ataupun renovasi kapal adapun biaya variabel yang
dikeluarkan nelayan di Desa Paluh Sibaji seperti solar, alat pancing, oli, biaya
umpan bisa dan biaya makan nelayan karena nelayan di desa ini pada umumnya
berlayar sebanyak 2˗3 hari.
62
Tabel 4.4
Pendapatan Bersih (𝝅)
Satuan bulan
No Nama Nelayan Pendapatan Biaya Produksi Pendapatan
Kotor (TR) (TC) Bersih (𝝅)
1 AL Azhari Rp. 15.000.000 Rp.8.000.000 Rp. 7.000.000
63
23 Jalu Rp. 13.500.000 Rp. 7.500.000 Rp. 6.000.000
24 Jisupian Rp. 12.000.000 Rp. 7.500.000 Rp. 4.500.000
25 Joko Rp. 12.000.000 Rp. 6.500.000 Rp. 5.500.000
26 Junaidi Rp. 13.500.000 Rp. 8.000.000 Rp. 5.500.000
27 Kurnia Rp.12.000.000 Rp. 6.500.000 Rp. 5.500.000
64
51 Syamsuddi Rp. 9.000.000 Rp. 7.000.000 Rp. 2.000.000
52 Ladi Rp. 10.500.000 Rp. 8.000.000 Rp. 2.500.000
53 Kusuma Rp. 9.000.000 Rp. 7.000.00 Rp. 2.000.000
54 Wardana Rp. 6.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 1.500.000
55 Dian Rp. 7.000.000 Rp. 5.500.000 Rp. 1.500.000
56 Pandu Rp. 7.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 2.000.000
57 Danul Rp. 6.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 1.500.000
58 Wira Rp. 10.500.000 Rp. 5.000.000 Rp. 5.500.000
59 Yusuf Rp. 8.000.000 Rp. 5.500.000 Rp. 2.500.000
60 Hadi Rp. 9.000.000 Rp. 5.500.000 Rp. 3.500.000
61 Alwan Rp. 7.000.000 Rp. 5.500.000 Rp. 1.500.000
62 Adi Rp. 8.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 2.000.000
63 Yanto Rp. 9.000.000 Rp. 5.500.000 Rp. 3.500.000
64 Yudi Rp. 10.500.000 Rp. 5.000.000 Rp. 5.500.000
65 Wicang Rp. 9.000.000 Rp. 5.500.000 Rp. 3.500.000
66 Zulfanda Rp. 9.000.000 Rp. 5.500.000 Rp. 3.500.000
67 Baron Rp. 9.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 4.000.000
68 Budianto Rp. 8.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 2.000.000
69 Asep Rp. 9.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 4.000.000
70 Rusdi Rp. 9.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 4.500.000
71 Rudi Rp. 7.000. 000 Rp. 5.000.000 Rp. 2.000.000
72 Rangga Rp. 9.000. 000 Rp. 6.000.000 Rp. 3.000.000
73 Raka Rp. 7.000. 000 Rp.5.500.000 Rp. 1.500.000
74 Mahmud Rp. 7.000. 000 Rp.5.500.000 Rp. 1.500.000
75 Dedi Rp. 9.000. 000 Rp.5.500.000 Rp. 3.500.000
76 Jago Rp. 9.000. 000 Rp.5.500.000 Rp. 3.500.000
77 Dimas Rp. 9.000. 000 Rp.5.500.000 Rp. 3.500.000
78 Sugeng Rp. 8.000. 000 Rp. 6.000.000 Rp. 2.000.000
79 Marcon Rp. 10.500.000 Rp. 6.000.000 Rp. 4.500.000
65
80 Babah Rp. 9.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 3.000.000
81 Santo Rp. 12.000.000 Rp. 4.500.000 Rp. 7.500.000
82 Donok Rp. 8.000. 000 Rp. 5.000.000 Rp. 3.000.000
83 Gugun Rp. 8.000. 000 Rp. 5.000.000 Rp. 3.000.000
84 Acek Rp. 9.000. 000 Rp. 7.000.000 Rp. 2.000.000
85 Galih Rp. 9.000. 000 Rp. 5.500.000 Rp. 3.500.000
86 Hermawan Rp. 9.000. 000 Rp. 6.000.000 Rp. 3.000.000
87 Gunawan Rp. 9.000. 000 Rp. 6.000.000 Rp. 3.000.000
88 Toli Rp.10. 500.000 Rp. 7.000.000 Rp. 3.500.000
89 Refi Rp. 7.000.000 Rp. 5.500.000 Rp. 1.500.000
Data primer diolah
MV=∑𝑛𝑓=1 𝑃𝑖𝑀𝑖
Keterangan:
66
MV = Standar minimal material yang harus dipenuhi oleh rumah
tangga (Rp atau mata uang lain) atau bisa disebut Garis
Kemiskinan Material.
1.931.441
Rata-rata besar ukuran rumah tangga = 3,63
530.846
MV = Rp.413.202 x 3,63
= Rp. 1.500.000 per rumah tangga per bulan
67
Tabel 4.5
Kesejahteraan Material Nelayan di Desa Paluh Sibaji
68
36 Sambari Damanik Rp. 1.500.000 Rp. 4.500.000 Kaya Material
37 Santo Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Kaya Material
38 Supra Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Kaya Material
39 Supriadi Rp. 1.500.000 Rp. 5.000.000 Kaya Material
40 Syafar Rp. 1.500.000 Rp. 3.500.000 Kaya Material
41 Zul Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Kaya Material
42 Usman Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Kaya Material
43 Amas Tahar Rp. 1.500.000 Rp. 7.500.000 Kaya Material
44 Marwan Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
45 Dadang Rp. 1.500.000 Rp. 4.500.000 Kaya Material
46 Usman Zahron Rp. 1.500.000 Rp. 7.000.000 Kaya Material
47 Selamat Riadi Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
48 Edi Syahputra Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
49 Jaron Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
50 Maramuda Hrp Rp. 1.500.000 Rp. 1.000.000 Miskin
Material
51 Syamsuddi Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
52 Ladi Rp. 1.500.000 Rp. 2.500.000 Kaya Material
53 Kusuma Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
54 Wardana Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 Miskin
Material
55 Dian Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 Miskin
Material
56 Pandu Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
57 Danul Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 Miskin
Material
58 Wira Rp. 1.500.000 Rp. 5.500.000 Kaya Material
59 Yusuf Rp. 1.500.000 Rp. 2.500.000 Kaya Material
60 Hadi Rp. 1.500.000 Rp. 3.500.000 Kaya Material
61 Alwan Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 Miskin
Material
62 Adi Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
63 Yanto Rp. 1.500.000 Rp. 3.500.000 Kaya Material
64 Yudi Rp. 1.500.000 Rp. 5.500.000 Kaya Material
65 Wicang Rp. 1.500.000 Rp. 3.500.000 Kaya Material
66 Zulfanda Rp. 1.500.000 Rp. 3.500.000 Kaya Material
67 Baron Rp. 1.500.000 Rp. 4.000.000 Kaya Material
68 Budianto Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
69 Asep Rp. 1.500.000 Rp. 4.000.000 Kaya Material
70 Rusdi Rp. 1.500.000 Rp. 4.500.000 Kaya Material
71 Rudi Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
72 Rangga Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Kaya Material
73 Raka Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 Miskin
69
Material
74 Mahmud Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 Miskin
Material
75 Dedi Rp. 1.500.000 Rp. 3.500.000 Kaya Material
76 Jago Rp. 1.500.000 Rp. 3.500.000 Kaya Material
77 Dimas Rp. 1.500.000 Rp. 3.500.000 Kaya Material
78 Sugeng Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
79 Marcon Rp. 1.500.000 Rp. 4.500.000 Kaya Material
80 Babah Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Kaya Material
81 Santo Rp. 1.500.000 Rp. 7.500.000 Kaya Material
82 Donok Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Kaya Material
83 Gugun Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Kaya Material
84 Acek Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 Kaya Material
85 Galih Rp. 1.500.000 Rp. 3.500.000 Kaya Material
86 Hermawan Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Kaya Material
87 Gunawan Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Kaya Material
88 Toli Rp. 1.500.000 Rp. 3.500.000 Kaya Material
89 Refi Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 Miskin
Material
Kesimpulan:
Nelayan yang berstatus miskin secara material : 9 nelayan (10,1%)
Nelayan yang berstatus kaya secara material : 80 nelayan (89,9%)
Data primer diolah
Dari tabel 4.5 bahwasannya mayoritas nelayan Desa Paluh Sibaji berstatus
kaya secara material sebanyak 80 nelayan dengan persentase (89,9%) dan
minioritas nelayan Desa Paluh Sibaji berstatus miskin secara material sebanyak 9
nelayan dengan persentase (10,1%). Mayoritas nelayan di Desa Paluh Sibaji
berstatus kaya secara material karena tingkat produktivitas kerja mereka tinggi
didukung dengan peralatan tangkap yang memadai dan para nelayan terus
berinovasi dengan membuat alat sendiri sebagai pendeteksi dimana jumlah ikan
paling banyak. Selain itu ketika hasil tangkapan nelayan mereka tidak habis di
pasaran mereka menjualnya kepada pengusaha ikan asin dan belacan yang masih
berada di desa ini maupun di desa yang tetangga sehingga tidak ada hasil
tangkapan nelayan yang tidak laku terjual. Sifat gotong-royong dan saling
membantu masih sangat hangat terasa jika ada suatu nelayan tak dapat melaut
karena modal maka tokeh meminjamkan modal kepada nelayan dengan
kesepakatan hasil tangkapan di jual kepada tokeh dengan harga pasar berlaku pada
70
saat itu dan hasil dari penjualan ikan kepada tokeh dibayarkan untuk melunasi
utang modal kepada tokeh tanpa adanya bunga/tambahan. Adapun nelayan yang
berstatus miskin secara material dikarenakan mesin kapal mereka terlalu kecil
sehingga tidak dapat berlayar terlalu jauh yang berpengaruh terhadap hasil
tangkapan nelayan, semakin sedikit hasil tangkapan maka semakin sedikit pula
pendapatan yang diterima.
Vp + Vf + Vz + Vh + Vg
Hi=
5
Keterangan:
Vp = Skor Solat
Vf = Skor Puasa
71
Tabel 4.6
Kesejahteraan Spritual Nelayan di Desa Paluh Sibaji
72
34 Resa Handi SV=3 5 Kaya Spritual
35 Salama SV=3 4 Kaya Spritual
36 Sambari Damanik SV=3 4 Kaya Spritual
37 Santo SV=3 2 Miskin Spritual
38 Supra SV=3 2 Miskin Spritual
39 Supriadi SV=3 3 Miskin Spritual
40 Syafar SV=3 4 Kaya Spritual
41 Zul SV=3 3 Miskin Spritual
42 Usman SV=3 3 Miskin Spritual
43 Amas Tahar SV=3 4 Kaya Spritual
44 Marwan SV=3 4 Kaya Spritual
45 Dadang SV=3 4 Kaya Spritual
46 Usman Zahron SV=3 3 Miskin Spritual
47 Selamat Riadi SV=3 4 Kaya Spritual
48 Edi Syahputra SV=3 4 Kaya Spritual
49 Jaron SV=3 3 Miskin Spritual
50 Maramuda Hrp SV=3 3 Miskin Spritual
51 Syamsuddi SV=3 4 Kaya Spritual
52 Ladi SV=3 3 Miskin Spritual
53 Kusuma SV=3 3 Miskin Spritual
54 Wardana SV=3 3 Miskin Spritual
55 Dian SV=3 4 Kaya Spritual
56 Pandu SV=3 2 Miskin Spritual
57 Danul SV=3 3 Miskin Spritual
58 Wira SV=3 3 Miskin Spritual
59 Yusuf SV=3 2 Miskin Spritual
60 Hadi SV=3 3 Miskin Spritual
61 Alwan SV=3 4 Kaya Spritual
62 Adi SV=3 2 Miskin Spritual
63 Yanto SV=3 4 Kaya Spritual
64 Yudi SV=3 2 Miskin Spritual
65 Wicang SV=3 3 Miskin Spritual
66 Zulfanda SV=3 5 Kaya Spritual
67 Baron SV=3 5 Kaya Spritual
68 Budianto SV=3 4 Kaya Spritual
69 Asep SV=3 4 Kaya Spritual
70 Rusdi SV=3 4 Kaya Spritual
71 Rudi SV=3 3 Miskin Spritual
72 Rangga SV=3 4 Kaya Spritual
73 Raka SV=3 4 Kaya Spritual
74 Mahmud SV=3 4 Kaya Spritual
75 Dedi SV=3 3 Miskin Spritual
76 Jago SV=3 4 Kaya Spritual
73
77 Dimas SV=3 3 Miskin Spritual
78 Sugeng SV=3 3 Miskin Spritual
79 Marcon SV=3 2 Miskin Spritual
80 Babah SV=3 2 Miskin Spritual
81 Santo SV=3 2 Miskin Spritual
82 Donok SV=3 4 Kaya Spritual
83 Gugun SV=3 5 Kaya Spritual
84 Acek SV=3 4 Kaya Spritual
85 Galih SV=3 4 Kaya Spritual
86 Hermawan SV=3 4 Kaya Spritual
87 Gunawan SV=3 5 Kaya Spritual
88 Toli SV=3 3 Miskin Spritual
89 Refi SV=3 3 Miskin Spritual
Kesimpulan:
Nelayan dengan status miskin secara sprtitual: 40 nelayan (45%)
Nelayan dengan status kaya secara sprtitual : 49 nelayan (55%)
Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.6 bahwasannya dari 89 sampel nelayan di desa Paluh
sibaji 40 nelayan (45%) nelayan di desa ini berstatus miskin secara spritual
dikarenakan hasil dari perhitungan nilai Spritual Value (SV) bernilai 1˗3. Pada
umumnya dari hasil kuesioner yang telah di sebar peneliti bahwasannya nelayan
di desa ini mengalami miskin spritual karena tidak melaksanakan solat wajib
secara rutin dan tidak melaksanakan puasa wajib secara rutin dikarenakan jika
mereka solat mereka masih dalam keadaan tidak suci karena bau amis ikan
adapun puasa wajib tidak dilakukan secara rutin dikarenakan kebanyakan dari
mereka tidak tahan apalagi saat cuaca sedang panas dan 49 (55%) berstatus kaya
secara spritual dikarenakan hasil dari perhitungan nilai Spritual Value (SV) lebih
besar dari 3.
74
Gambar 4.2
Kuadran CIBEST
(+)
KUADRAN II KUADRAN I (SEJAHTERA)
(KEMISKINAN
MATERIAL) (46 RUMAH TANGGA)
Garis Kemiskinan Spritual
(4 RUMAH TANGGA)
Dari gambar 4.2 bahwasannya jumlah rumah tangga nelayan di Desa Paluh
Sibaji bermayoritas kondisi rumah tangga yang sejahtera yang berada di Kuadran
I (Sejahtera) dimana tanda positif (+) berada di garis kemiskinan material dan
garis kemiskinan material sebanyak 46 Rumah tangga. Kuadran II (Kemiskinan
material) dimana tanda positif (+) pada kebutuhan spritual saja, dan tanda negatif
(˗) pada kebutuhan material sebanyak 4 Rumah tangga. Kuadran III (Kemiskinan
spritual) dimana tanda positif (+) berada di garis kemiskinan material dan tanda
negatif (-) berada di garis kemiskinan spritual sebanyak 35 Rumah tangga dan
Kuadran IV (Kemiskinan absolut) dimana tanda (-) berada di garis kemiskinan
material dan garis kemiskinan spritual sebanyak 4 Rumah tangga.
Tahap terakhir yaitu menghitung semua indeks CIBEST yang terdiri dari
indeks kesejahteraan (W), indeks kemiskinan material (Pm), indeks kemiskinan
spritual (Ps) dan indeks kemiskinan absolut (Pa). Adapun Kriteria penilaian
Indeks Kesejahteraan CIBEST.
75
Tabel 4.7
Indeks CIBEST Nelayan Desa Paluh Sibaji
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
77
Kuadran III (Kemiskinan spritual) sebanyak 35 Rumah tangga dan
Kuadran IV (Kemiskinan absolut) sebanyak 4 Rumah tangga.
6. Berdsarkan Indeks Kesejahteraan (W) nelayan Desa Paluh Sibaji
sebesar 0,51% yang artinya indeks kesejahteraan cukup baik, Indeks
Kemiskinan material (Pm) nelayan Desa Paluh Sibaji sebesar 0,04%
yang artinya tidak baik, Indeks Kemiskinan Spritual (Ps) nelayan Desa
Paluh Sibaji sebesar 0,39% yang artinya kurang baik dan Indeks
Kemiskinan Absolut (Pa) nelayan Desa Paluh Sibaji sebesar 0,04%
yang artinya
B. Saran
1. Bagi Pemerintah
Untuk pemerintah nelayan di Desa Paluh Sibaji sangat mengharapkan
koperasi nelayan walapun nelayan di Desa ini bermayoritas kaya
secara mateial akan tetapi ada sebagaian nelayan yang berstatus
miskin secara mateial sehingga nelayan miskin tadi dapat terbantu
dengan adanya koperasi nelayan tersebut.
2. Bagi Nelayan
Untuk nelayan sebagai informasi mengenai kondisi kesejahteraan
mereka agar bagi nelayan yang miskin secara material dapat
miningkatkan kesejahteraan material dengan mengatur memperkecil
biaya produksi dan meningkatkan hasil tangkapan adapun bagi
nelayan yang miskin secara spritual dapat meningkatkan kualitas
ibadahnya karena kesejahteraan dalam Islam harus mencapai Falah
(Kesuksesan dunia dan akhirat) dan bagi nelayan yang sudah
sejahtera dapat mengatur keuangan mereka karena pada umumnya
sifat nelayan adalah boros sehingga nelayan bisa lebih banyak
78
menabung untuk kehidupan di masa depan sebagai antisipasi keadaan
ekonomi yang masih belum stabil diakibatkan pandemi Covid 19.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya agar memakai metode lain yang terbaru
untuk mengukur kesejahteraan nelayan.
79
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Beik, Syauqi Irfan. Ekonomi Pembangunan Syariah.
Beik, Syauqi Irfan, Laily Dwi Aryanti (ed.).(2019). Ekonomi
Pembangunan Syariah, Depok: Rajawali Pers.
Bi Rahmani, Nur Ahmadi.(2019). Metodologi Penelitian Ekonomi.
Medan: FEBI UINSU PRESS.
Bungin, Burhan.(2019). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi.
Jakarta: Kencana.
Darussalam, Syamsuddien Darsyaf Ibnu. (1994). Protoype Negeri yang
Damai. Surabaya: Media Idaman Press.
Fahmi, Abdurrahman. (2011). Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.
Fahruddin, Adi. (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung:
Refika Aditama.
Gulo, W. (2002). Metode Penelitian. Jakarta: PT Gramedia.
Hermanita. (2013). Perekonomian Indonesia. Yogakarta: Idea Press.
Hikmat, Harry. (2012). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:
Refika Aditama.
Imsar. (2018). Ekonomi Mikro Islam. Medan: FEBI UIN˗SU PRESS.
Kasiram, Moh. (2008). Metodologi Kualitatif˗Kuantitaif. Malang: UIN
Maliki Press.
Kementerian Agama Republik Indonesia. (2013). Al˗Qur’an dan
Terjemahannya. Bandung: Nur Alim.
Kusnandi. (2002). Konflik Sosial Nelayan Kemiskinan dan Perebutan
Sumberdaya Perikanan. Yogyakarta: LkiS.
Lina, Asmara, Mimit Primyastanto (ed.). (2018). Ekonomi Produksi
Perikanan dan Kelautan Modern, Malang: UB Press.
Nasution, Edwin Mustafa. (2007). Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam.
Jakarta: Kencana Penada Media Group.
80
Pusat Kajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). (2009). Ekonomi
Islam. Jakarta: Rajawali Press.
Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan
Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sofyandi, Herman.(2008). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Su’adah. (2005). Sosiologi Keluarga. Malang: UMM Press.
Suharsatputra, Uha. (2012). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan
Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama.
Sukmayanti, Ratna (ed.) (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: PT
Galaxy Puspa Mega.
Tarigan, Azhari Akmal. (2016). Tafsir Ayat˗Ayat Ekonomi. Medan: Febi
UIN˗SU Press.
81
Nanda, Herawan. (2013). Pengaruh Pendapatan Terhadap Kesejahteraan
Pengrajin Anyaman Bambu (Besek/ Piti) Desa Kalimandi Kecamatan Purwareja
Klampok Kabupaten Banjarnegara. Purworejo.
Okvinda, Rizki Fajrin. (2019). Analisis Tingkat Pendapatan Nelayan Di
Desa Banyusangka Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan. Tesis,
Program Sarjana S1 Universitas Muhammadiyah Malang.
WEBSITE
www.BPS Deli Serdang.go.id. Diunduh 23 Agustus 2021.
www.bappenas.go.id. Diunduh pada tanggal 28 Februari 2021.
www.Deli Serdang.go.id. Diunduh pada tanggal 01 Agustus 2021.
82
LAMPIRAN I
83
B. SURAT IZIN RISET DI DINAS PERIKANAN KAB. DELI SERDANG
84
C. SURAT IZIN RISET DI KANTOR KEPALA DESA PALUH SIBAJI
85
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI
Observasi ke lapangan
86
87
88
LAMPIRAN III
KUESIONER PENELITIAN
Kuesioner Penelitian
Identitas Nelayan
Nama :
Umur :
Jumlah tanggungan :
Pendidikan terakhir :
89
8. Apa yang dilakukan nelayan ketika tidak musim ikan?
Jawab:
9. Apakah setiap anak mendapatkan pendidikan selama 12 tahun seperti
aturan pemerintah?
Jawab:
Note: Untuk mengisi tabel di bawah klik tanda ceklis (v) jika responden
melakukan itu dan klik tanda silang (X) jika responden tidak melakukan
itu:
90
Zakat dan Melarang Menolak Tidak Membayar Membayar zakat
Infak orang lain zakat dan pernah zakat fitrah, zakat harta
berzakat infak berinfak fitrah dan dan infaq/
dan infak walaupun zakat harta sedekah
sekali
dalam
setahun
91