Anda di halaman 1dari 82

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN

a
R
Nomor 2008 K/Pid. Sus/2016

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa dan mengadili perkara pidana khusus pada tingkat kasasi telah

do
gu memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :
Nama : dr. TRIFENA binti YUSUF ;

In
A
Tempat lahir : Tasikmalaya ;
Umur / tanggal lahir : 41 tahun/20 Oktober 1973 ;
ah

lik
Jenis kelamin : Perempuan ;
Kebangsaan : Indonesia ;
Tempat tinggal : Jalan Raden Rangga Kencana Nomor
am

ub
72 RT. 001/006 Desa Cibaduyut,
Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota
ep
Bandung ;
k

Agama : Kristen ;
ah

Pekerjaan : Wiraswasta ;
R

si
Terdakwa ditahan dalam Tahanan Kota oleh :
1. Penuntut Umum sejak tanggal 12 November 2014 sampai dengan

ne
ng

tanggal 01 Desember 2014 ;


2. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 26 November 2014 sampai

do
gu

dengan tanggal 25 Desember 2014 ;


3. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 26
Desember 2014 sampai dengan tanggal 23 Februari 2015 ;
In
A

4. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Tinggi sejak tanggal 24 Februari


2015 sampai dengan tanggal 25 Maret 2015 ;
ah

lik

Yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Bandung karena


didakwa :
m

ub

Kesatu :
Bahwa Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF pada hari Jum’at tanggal 19
ka

April 2013 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam tahun 2013,
ep

bertempat di Jalan Raya Kopo Bihbul Nomor 45 Kopo Square, Kabupaten


ah

Bandung atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk
R

dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Bale Bandung, akan tetapi tempat
es

tinggal saksi-saksi berada di Kota Bandung dan Terdakwa ditahan di Rutan


M

ng

Bandung maka berdasarkan Pasal 84 ayat (2) KUHAP Pengadilan Negeri


on
gu

Hal. 1 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bandung berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya, dengan sengaja

si
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang
tidak memiliki izin edar, perbuatan mana dilakukan dengan cara :

ne
ng
 Bahwa pada hari Jum’at tanggal 19 April 2013 Tim Balai Besar POM
didampingi Petugas Kepolisian Polda Jabar melakukan pemeriksaan
beberapa klinik kecantikan dan salah satunya di klinik Kecantikan Estetika

do
gu Rafa Health Beauty Life Style Jalan Raya Kopo Bihbul Nomor 45 Kopo
Square, Kabupaten Bandung dengan pemilik/penanggungjawab klinik yaitu

In
A
Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF dengan pemeriksaan ke setiap ruangan
dan ditemukan barang-barang dalam dus-dus dan rak-rak dalam sebuah
ah

lik
gudang yang terpisah dari klinik bagian belakang yang merupakan produk
sediaan berupa Proggesteron L-Cram, Progesterone B- Cream, Testosteron
2 %, Bio Sliming, Inno TDS Firming, Oxy Derma, Kojic Acid, Afa 10 Serum
am

ub
dan lain-lain, selanjutnya Tim Balai Besar POM menghitung, mengumpulkan
dan menyita barang bukti tersebut yang selanjutnya barang bukti dibawa ke
ep
Balai POM untuk pemeriksaan lebih lanjut dan berdasarkan keterangan ahli
k

Dra. Dela Triatmani, Apt. mengatakan bahwa seluruh barang bukti yang disita
ah

di kilinik Kecantikan Estetika Rafa Health Beauty Life Style tidak memiliki ijin
R

si
edar karena berdasarkan data di Badan POM persediaan farmasi tersebut
belum pernah didaftarkan dan kosmetik yang didaftarkan juga harus

ne
ng

memenuhi ketentuan tentang label, pada label kosmetik harus jelas


tercantum antara lain nama produk, nama dan alamat produsen atau

do
gu

importer/penyalur, ukuran/isi/berat bersih, komposisi, nomor izin edar, kode


produksi, bulan dan tahun kadaluarsa bagi produk yang stabilitasnya kurang
dari 30 (tiga puluh) bulan dan berdasarkan melihat kemasan kosmetika
In
A

tersebut, produk kosmetik tersebut juga tidak memenuhi penandaan label


kosmetika ;
ah

lik

 Barang-barang/bahan kosmetika tersebut dilakukan pengemasan


ulang/repack dengan pencampuran/peracikan oleh saksi Angelka Yumi
m

ub

Cahya dan saksi Fitri Pratiwi atas petunjuk atau arahan Terdakwa dr.
TRIFENA binti YUSUF dengan proses antara lain pembuatan Cream malam :
ka

KL-111 mengandung Melanox Forte + Vitacid 0,025, ACTC mengandung


ep

Vitacid 0,025 + Mediklin gel, VA-23 mengandung Vitacid 0,05, VA-1


ah

mengandung Vitacid 0,025BHA, Cream Siang : SPF Moist mengandung SPF


R

putih + MO cream selanjutnya proses BHA direpack dari Skinese AHA dan
es

BHA Skin Refining cream, CHA-1 merupakan repack dari CHA-1 (Kaizen
M

ng

Aesthetic Medicore), ACN merupakan repack dari ACN (Kaizen Aesthetic


on
gu

Hal. 2 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Medicore), Serum B3H direpack dari Serum B3H (Immortal), SPF Warna

si
direpack dari Primaderma Sun P cream (First Medipharma), SPF Pink
direpack dari Skineese Sun P cream or 30 Pink (First Medipharma), LHWC

ne
ng
direpack dari Skinese Whitening Face cream (First Medipharma), WR Cool
direpack dari Skinese Vitalizing Complex cream (First Medipharma), Toner
Pink (Acne) direpack dari Face Tonic Acne (Immortal), SPF Putih direpack

do
gu dari Skineese Sun P cream of 30 (First Medipharma), SPF Natural direpack
dari Skineese Sun P cream of 30 Natural (First Medipharma) dengan cara

In
A
dikeluarkan dari kemasan dan dituangkan ke pot atau botol kemasan dan
juga mengedarkan tidak memiliki izin edar ke pasien atau kebeberapa klinik
ah

lik
kecantikan diantaranya klinik Rafa Tasikmalaya Jalan H.Z Mustofa Nomor
343 Tasikmalaya dan Apotek Rafa Jalan Raya Kopo Bihbul Nomor 45
Kabupaten Bandung, selain tempat tersebut Terdakwa dr. TRIFENA binti
am

ub
YUSUF melakukan pengiriman barang/obat-obatan dalam 1 (satu) bulan +
30 kali dengan wilayah Jakarta, Medan, Pekanbaru, Palembang, Surabaya,
ep
Cianjur, Lombok, Bali, Semarang dan Bandung ;
k

 Bahwa benar Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF dalam mengedarkan


ah

sediaan farmasi tidak memiliki ijin dari Kepala badan Pengawas Obat dan
R

si
Makanan RI ;
Perbuatan Terdakwa diancam pidana sebagaimana diatur menurut Pasal

ne
ng

197 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ;


Atau

do
gu

Kedua :
Bahwa Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF pada hari Jum’at tanggal 19
April 2013 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu dalam tahun 2013,
In
A

bertempat di Jalan Raya Kopo Bihbul Nomor 45 Kopo Square, Kabupaten


Bandung atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk
ah

lik

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bale Bandung, akan tetapi tempat
tinggal saksi-saksi berada di Kota Bandung dan Terdakwa ditahan di Rutan
m

ub

Bandung maka berdasarkan Pasal 84 ayat (2) KUHAP Pengadilan Negeri


Bandung berwenang untuk memeriksa dan mengadilinya, dengan sengaja
ka

memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang


ep

tidak memenuhi standard dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau


ah

kemanfaatan dan mutu, perbuatan mana dilakukan dengan cara :


R

 Bahwa pada hari Jum’at tanggal 19 April 2013 Tim Balai Besar POM
es

didampingi Petugas Kepolisian Polda Jabar melakukan pemeriksaan


M

ng

beberapa klinik kecantikan dan salah satunya di klinik Kecantikan Estetika


on
gu

Hal. 3 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Rafa Health Beauty Life Style Jalan Raya Kopo Bihbul Nomor 45 Kopo

si
Square Kabupaten Bandung dengan pemilik/penanggungjawab klinik yaitu
Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF dengan pemeriksaan ke setiap ruangan

ne
ng
dan ditemukan barang-barang dalam dus-dus dan rak-rak dalam sebuah
gudang yang terpisah dari klinik bagian belakang yang merupakan produk
sediaan berupa Proggesteron L-Cram, Progesterone B- Cream, Testosteron

do
gu 2 %, Bio Sliming, Inno TDS Firming, Oxy Derma, Kojic Acid, Afa 10 Serum
dan lain-lain, selanjutnya Tim Balai Besar POM menghitung, mengumpulkan

In
A
dan menyita barang bukti tersebut yang selanjutnya barang bukti dibawa ke
Balai POM untuk pemeriksaan lebih lanjut dan berdasarkan keterangan ahli
ah

lik
Dra. Dela Triatmani, Apt. mengatakan bahwa seluruh barang bukti yang
disita di kilinik Kecantikan Estetika Rafa Health Beauty Life Style tidak
memiliki ijin edar karena berdasarkan data di Badan POM persediaan
am

ub
farmasi tersebut belum pernah didaftarkan dan kosmetik yang didaftarkan
juga harus memenuhi ketentuan tentang label, pada label kosmetik harus
ep
jelas tercantum antara lain nama produk, nama dan alamat produsen atau
k

importer/penyalur, ukuran/isi/ berat bersih, komposisi, nomor izin edar, kode


ah

produksi, bulan dan tahun kadaluarsa bagi produk yang stabilitasnya kurang
R

si
dari 30 (tiga puluh) bulan dan berdasarkan melihat kemasan kosmetika
tersebut, produk kosmetik tersebut juga tidak memenuhi penandaan label

ne
ng

kosmetika ;
 Barang-barang/bahan kosmetika tersebut dilakukan pengemasan ulang/

do
gu

repack dengan pencampuran/peracikan oleh saksi Angelka Yumi Cahya dan


saksi Fitri Pratiwi atas petunjuk atau arahan Terdakwa dr. TRIFENA binti
YUSUF dengan proses antara lain pembuatan Cream malam : KL-111
In
A

mengandung Melanox Forte + Vitacid 0,025, ACTC mengandung Vitacid


0,025 + Mediklin gel, VA-23 mengandung Vitacid 0,05, VA-1 mengandung
ah

lik

Vitacid 0,025BHA, Cream Siang : SPF Moist mengandung SPF putih + MO


cream selanjutnya proses BHA repack dari Skinese AHA dan BHA Skin
m

ub

Refining cream, CHA-1 merupakan repack dari CHA-1 (Kaizen Aesthetic


Medicore), ACN merupakan repack dari ACN (Kaizen Aesthetic Medicore),
ka

Serum B3H direpack dari Serum B3H (Immortal), SPF Warna direpack dari
ep

Primaderma Sun P cream (First Medipharma), SPF Pink direpack dari


ah

Skineese Sun P cream or 30 Pink (First Medipharma), LHWC direpack dari


R

Skinese Whitening Face cream (First Medipharma), WR Cool direpack dari


es

Skinese Vitalizing Complex cream (First Medipharma), Toner Pink (Acne)


M

ng

direpack dari Face Tonic Acne (Immortal), SPF Putih direpack dari Skineese
on
gu

Hal. 4 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sun P cream of 30 (First Medipharma), SPF Natural direpack dari Skineese

si
Sun P cream of 30 Natural (First Medipharma) dengan cara dikeluarkan dari
kemasan dan dituangkan ke pot atau botol kemasan dan juga mengedarkan

ne
ng
tidak memenuhi standar dan atau persyaratan keamanan, khasiat dan
kemanfaatan mutu ke pasien atau ke beberapa klinik kecantikan diantaranya
klinik Rafa Tasikmalaya Jalan H.Z Mustofa Nomor 343 Tasikmalaya dan

do
gu Apotek Rafa Jalan Raya Kopo Bihbul Nomor 45 Kabupaten Bandung, selain
tempat tersebut Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF melakukan pengiriman

In
A
barang/obat-obatan dalam 1 (satu) bulan + 30 kali dengan wilayah Jakarta,
Medan, Pekanbaru, Palembang, Surabaya, Cianjur, Lombok, Bali, Semarang
ah

lik
dan Bandung ;
 Bahwa benar Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF dalam mengedarkan
sediaan farmasi tidak memiliki ijin dari Kepala badan Pengawas Obat dan
am

ub
Makanan RI ;
Perbuatan Terdakwa diancam pidana sebagaimana diatur menurut Pasal
ep
196 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ;
k

Mahkamah Agung tersebut ;


ah

Membaca tuntutan pidana Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri


R

si
Bandung tanggal 21 Januari 2015 sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF, terbukti secara sah dan

ne
ng

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan sengaja


memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan

do
gu

yang tidak memenuhi standard dan atau persyaratan keamanan, khasiat


atau kemanfaatan dan mutu“ sebagaimana diatur dan diancam pidana
berdasarkan Pasal 196 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang
In
A

Kesehatan ;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF dengan
ah

lik

pidana penjara selama 1 (satu) tahun (rumah tahanan) dikurangi selama


Terdakwa dr. TRIFENA berada dalam tahanan Kota dengan perintah
m

ub

Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF dilakukan penahanan rumah tahanan


dan denda sebesar Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) Subsidair 3
ka

(tiga) bulan kurungan ;


ep

3. Memerintahkan barang bukti berupa :


ah

- Barang bukti yang ditemukan di TKP telah disita oleh PPNS Balai Besar
R

POM Bandung sesuai dengan Surat Tanda Penerimaan Barang Bukti


es

Nomor STPB/18/IV/2013/BBPOM-PPNS tanggal 19 April 2013 dan Nomor


M

ng

on
gu

Hal. 5 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
STPB/19/IV/2013/BBPOM-PPNS tanggal 19 April 2013 sesuai dengan

si
Berita Acara Penyitaan tanggal 19 April 2013 (foto copy terlampir) ;
Dirampas untuk dimusnahkan ;

ne
ng
4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF
sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah);
Membaca putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 1382/PID.B/

do
gu 2014/PN.BDG tanggal 04 Maret 2015 yang amar lengkapnya sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF terbukti secara sah dan

In
A
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Mengedarkan Sediaan
Farmasi tanpa Izin Edar“ melanggar Pasal 197 Undang-Undang Nomor 36
ah

lik
Tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam dakwaan pertama ;
2. Menjatuhkan pidana penjara oleh karena itu terhadap Terdakwa tersebut
selama 6 (enam) bulan, dan pidana denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima
am

ub
ratus juta rupiah) dan Subsidair selama 2 (dua) bulan kurungan ;
3. Menetapkan pidana tersebut tidak usah dijalani kecuali jika dikemudian hari
ep
ada putusan Hakim yang menentukan lain disebabkan karena Terpidana
k

melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan 1 (satu) tahun


ah

berakhir ;
R

si
4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan kota ;
5. Menetapkan barang bukti berupa :

ne
ng

1) Foto copi surat tetap terlampir di dalam berkas perkara ;


2) Sediaan Farmasi tanpa izin edar yaitu :

do
gu

- Barang bukti yang ditemukan di TKP telah disita oleh PPNS Balai Besar
POM Bandung sesuai dengan Surat Tanda Penerimaan Barang Bukti
Nomor STPB/18/IV/2013/BBPOM-PPNS tanggal 19 April 2013 dan
In
A

Nomor STPB/19/IV/2013/BBPOM-PPNS tanggal 19 April 2013 sesuai


dengan Berita Acara Penyitaan tanggal 19 April 2013 (foto copy
ah

lik

terlampir) ;
Dirampas untuk dimusnahkan ;
m

ub

6. Membebankan biaya perkara sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) ;


Membaca putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 116/Pid/2015/
ka

PT.Bdg. tanggal 29 Juni 2015 yang amar lengkapnya sebagai berikut :


ep

- Menerima permintaan banding dari Pembanding ;


ah

- Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 1382/Pid.B/2014/


R

PN.Bdg tanggal 04 Maret 2015 sekedar mengenai besarnya denda yang


es

dijatuhkan kepada Terdakwa sehingga amar selengkapnya sebagai berikut ;


M

ng

on
gu

Hal. 6 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Menyatakan Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF terbukti secara sah dan

si
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Mengedarkan Sediaan
Farmasi tanpa Izin Edar“ melanggar Pasal 197 Undang-Undang Nomor 36

ne
ng
Tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam dakwaan pertama ;
2. Menjatuhkan pidana penjara oleh karena itu terhadap Terdakwa tersebut
selama 6 (enam) bulan dan pidana denda sebesar Rp50.000.000,00 (lima

do
gu puluh juta rupiah) dan subsidair selama 1 (satu) bulan kurungan ;
3. Menetapkan pidana tersebut tidak usah dijalani kecuali jika dikemudian

In
A
hari ada putusan Hakim yang menentukan lain disebabkan karena
Terpidana melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan 1
ah

lik
(satu) tahun berakhir ;
4. Menetapkan barang bukti berupa :
1. Foto copi surat tetap terlampir di dalam berkas perkara ;
am

ub
2. Sediaan Farmasi tanpa izin edar yaitu :
- Barang bukti yang ditemukan di TKP telah disita oleh PPNS Balai
ep
Besar POM Bandung sesuai dengan Surat Tanda Penerimaan
k

Barang Bukti Nomor STPB/18/IV/2013/BBPOM - PPNS tanggal 19


ah

April 2013 dan Nomor STPB/19/IV/2013/BBPOM - PPNS tanggal 19


R

si
April 2013 sesuai dengan Berita Acara Penyitaan tanggal 19 April
2013 (foto copy terlampir) ;

ne
ng

Dirampas untuk dimusnahkan ;


5. Membebankan biaya perkara pada tingkat banding kepada Terdakwa

do
gu

sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) ;


Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi Nomor 18/Akta.
Pid/2015/PN.Bdg yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Bandung
In
A

yang menerangkan, bahwa pada tanggal tanggal 03 Agustus 2015 Penuntut


Umum pada Kejaksaan Negeri Bandung mengajukan permohonan kasasi
ah

lik

terhadap putusan Pengadilan Tinggi Bandung tersebut ;


Mengingat pula akan akta tentang permohonan kasasi Nomor
m

ub

18/Akta.Pid/2015/PN.Bdg yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri


Bandung yang menerangkan, bahwa pada tanggal 02 September 2015
ka

Terdakwa mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi


ep

Bandung tersebut ;
ah

Memperhatikan memori kasasi tanggal 06 Agustus 2015 dari Penuntut


R

Umum sebagai Pemohon Kasasi I yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan


es

Negeri Bandung pada tanggal 06 Agustus 2015 ;


M

ng

on
gu

Hal. 7 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Memperhatikan pula memori kasasi tanggal Agustus 2015 dari Terdakwa

si
sebagai Pemohon Kasasi II yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Bandung pada tanggal 15 September 2015 ;

ne
ng
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi Bandung tersebut telah
diberitahukan kepada Penuntut Umum pada tanggal 29 Juli 2015 dan Penuntut

do
gu Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 03 Agustus 2015 serta
memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung

In
A
pada tanggal 06 Agustus 2015, dengan demikian permohonan kasasi beserta
dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan
ah

lik
cara menurut Undang-Undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut
formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi Bandung tersebut telah
am

ub
diberitahukan kepada Terdakwa pada tanggal 20 Agustus 2015 dan Terdakwa
mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 02 September 2015 serta
ep
memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung
k

pada tanggal 15 September 2015, dengan demikian permohonan kasasi beserta


ah

dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan


R

si
cara menurut Undang-Undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut
formal dapat diterima ;

ne
ng

Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon


Kasasi I/Penuntut Umum dan Pemohon Kasasi II/Terdakwa pada pokoknya

do
gu

sebagai berikut :
Alasan-alasan kasasi Penuntut Umum :
Majelis Hakim dalam mengadili perkara ini telah lalai dalam menerapkan
In
A

ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP


Bahwa dalam Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP yang menentukan surat
ah

lik

putusan memuat :
“Pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan
m

ub

beserta alat pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang


menjadi dasar penentuan kesalahan Terdakwa”;
ka

Penjelasan Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP menyatakan bahwa :


ep

“Yang dimaksud dengan fakta dan keadaan adalah segala apa yang ada dan
ah

apa yang ditentukan oleh pihak dalam proses antara lain Penuntut Umum,
R

saksi, Ahli, Terdakwa, Penasihat Hukum dan saksi korban”;


es

Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP mewajibkan Hakim mengambil


M

ng

keputusan harus sudah mempertimbangkan semua fakta yang meliputi perkara


on
gu

Hal. 8 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut, semua fakta dan keadaan yang terungkap dalam pemeriksaan di

si
persidangan dapat mempengaruhi pembuktian unsur-unsur dan tanpa terkecuali
harus dipertimbangkan. Pemeriksaan dalam perkara pidana adalah untuk

ne
ng
memperoleh kebenaran materiil, maka untuk sampai pada suatu kesimpulan
suatu unsur delik telah terbukti atau tidak, semua fakta yang berhubungan
dengan unsur itu harus dipertimbangkan sesuai dengan hukum pembuktian atau

do
gu dengan kata lain tanpa terkecuali fakta dan keadaan harus dipertimbangkan;
Apabila masih ada fakta dan keadaan yang dapat mempengaruhi unsur

In
A
belum dipertimbangkan, menurut Pasal 197 ayat (2) KUHAP dapat dijadikan
alasan untuk membatalkan putusan;
ah

lik
Bahwa apabila semua fakta dan keadaan yang terungkap di persidangan
dipertimbangkan dengan seksama oleh Majelis Hakim baik pada tingkat
pertama maupun pada tingkat banding. Maka hal tersebut dapat mempengaruhi
am

ub
penjatuhan pidana terhadap Terdakwa;
Bahwa oleh karena menurut Penuntut Umum, Hakim Pengadilan Tinggi
ep
Jawa Barat telah mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan semua fakta
k

yang meliputi perkara tersebut yang mana semua fakta dan keadaan yang
ah

terungkap dalam pemeriksaan di persidangan dapat mempengaruhi pembuktian


R

si
unsur-unsur dan tanpa terkecuali harus dipertimbangkan, dan selanjutnya dapat
mempengaruhi penjatuhan pidana terhadap Terdakwa, oleh karenanya Hakim

ne
ng

Pengadilan Tinggi Jawa Barat dalam putusan Bandingnya telah menjatuhkan


putusan berupa pidana penjara terhadap Terdakwa selama dan 6 (enam) bulan

do
gu

dan denda sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) subsider selama 1
(satu) bulan kurungan dengan ketentuan pidana tidak usah dijalani (pidana
percobaan) yang mana menurut Penuntut Umum penjatuhan pidana tersebut
In
A

belum memenuhi rasa keadilan masyarakat;


Bahwa mengingat saat ini tindak pidana menjual farmasi tanpa ijin edar
ah

lik

sangat marak terjadi khususnya di daerah Bandung, terlebih lagi Terdakwa


tergolong dokter yang seharusnya jadi teladan untuk masyarakat dan telah
m

ub

melakukan hal yang tidak sepantasnya dan tidak seharusnya serta dianggap
tabu oleh masyarakat setempat yang masih sangat kental dengan budaya dan
ka

adat khususnya di daerah Bandung. Bahwa terhadap yang menjadi korban,


ep

disamping korban akan mengalami trauma yang mempengaruhi masyarakat.


ah

secara luas juga memberikan dampak negative terhadap masyarakat luas


R

karena masyarakat merasa khawatir dan resah terhadap dokter di


es

lingkungannya maupun kecamatan di wilayah Bandung;


M

ng

on
gu

Hal. 9 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa putusan pidana yang dijatuhkan oleh Hakim Pengadilan Tinggi

si
Jawa Barat yang memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat Banding
tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Rl Nomor 4 Tahun 2004

ne
ng
tentang Kekuasaan Kehakiman. yang mana dalam penjelasannya menyatakan
bahwa : “Ketentuan ini dimaksudkan untuk memenuhi harapan para pencari
keadilan“ oleh karenanya terhadap pelaku tindak pidana “mengedarkan sediaan

do
gu farmasi tanpa ijin edar” selayaknya dipidana dengan pidana yang memenuhi
rasa keadilan masyarakat, mengingat tindak pidana kesehatan;

In
A
Membahayakan masyarakat karena menggunakan bahan-bahan yang
berbahaya yang dilarang badan POM sangat berdampak negatif yakni berupa
ah

lik
membahayakan fisik sebagai korban, dan dalam kasus ini secara tidak langsung
juga dirasakan oleh masyarakat sekitar dibarengi penjatuhan pidana penjara
yang signifikan dan menimbulkan menimbulkan efek jera terhadap pelaku-
am

ub
pelaku tindak pidana kesehatan. tidak hanya sekedar membuktikan kesalahan
Terdakwa dan menghukum Terdakwa dengan pidana yang relative tidak
ep
menimbulkan efek jera;
k

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa


ah

Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang memeriksa dan mengadili serta
R

si
memutuskan perkara Nomor : 02/Pid.An/2015/PT.GTO., tanggal 01 Juni 2015
atas nama Terdakwa Fandi Y. Ibrahim, dalam tingkat Banding telah tidak

ne
ng

menerapkan suatu peraturan hukum atau menerapkan peraturan hukum tidak


sebagaimana mestinya seperti yang telah kami uraikan di atas;

do
gu

Alasan-alasan Terdakwa :
Dalam Konpensi
Dalam Eksepsi
In
A

1. Bahwa Judex Facti Telah Salah Menerapkan Hukum Dalam Tertib Beracara
Atau Lalai Memenuhi Syarat-Syarat Yang Diwajibkan Oleh Peraturan
ah

lik

PerUndang-Undangan
Pemohon Kasasi tidak sependapat dengan pertimbangan dalam
m

ub

putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 116/Pid/2015/PT.Bdg. tanggal 29


Juni 2015 yang telah mengambil alih untuk dijadikan pertimbangannya
ka

sendiri, sedangkan Pengadilan Tinggi Bandung sama sekali tidak


ep

memberikan dasar dan alasan untuk melakukan pengambilalihan


ah

pertimbangan tersebut, sebagaimana pertimbangan pada halaman 9-10


R

putusan Pengadilan Tinggi Bandung a quo yang menyatakan:


es

“Menimbang, bahwa setelah Majelis tingkat banding membaca serta


M

ng

mempelajari dengan seksama berkas perkara dan salinan resmi putusan


on
gu

Hal. 10 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pengadilan Negeri Kelas IA Bandung Nomor 1382/PID.B/2014/PN.BDG

a
R
tanggal 04 Maret 2015 serta Memori Banding dari Terbanding semua sebagai

si
Terdakwa, Majelis tingkat banding berpendapat sebagai berikut;

ne
ng
Menimbang, bahwa adapun keberatan Pembanding tentang pidana
bersyarat yang dijatuhkan oleh Judex Facti tingkat pertama kepada Terdakwa
sekarang Terbanding dengan alasan bahwa Terbanding akan mengulangi

do
gu perbuatannya, Majelis Hakim tingkat banding tidak sependapat, karena
pidana bersyarat yang dijatuhkan kepada Terbanding dinilai sudah adil dan

In
A
patut dan telah setimpal dengan kesalahan Terdakwa;
Menimbang, bahwa Kontra Memori banding dari Terbanding
ah

sebagaimana terurai di atas yang selengkapnya termuat dalam Kontra

lik
Memori Banding tertanggal 28 April 2015 yang dianggap telah tertulis dan
termasuk dalam putusan ini, tidak dapat melumpuhkan bukti-bukti dari
am

ub
Penuntut Umum;
Sebagaimana terurai dalam putusan Judex Facti tingkat pertama a
ep
quo; Menimbang bahwa dengan demikian maka putusan Judex Facti a quo
k

sudah tepat dan benar tentang kesalahan Terdakwa yang terbukti, demikian
ah

pula tentang pemidanaan bersyarat yang dijatuhkan kepada Terdakwa dinilai


R

si
sudah adil dan patut, kecuali tentang pidana denda yang dijatuhkan kepada
Terbanding yang menurut Terbanding sebagaimana termuat dalam Kontra

ne
ng

Memori bandingnya dipandang terlalu berat, Menimbang, bahwa oleh sebab


itu maka denda yang dinilai adil dan patut sesuai tingkat kesalahan

do
gu

Terbanding yang akan dijatuhkan kepadanya adalah sebagaimana tercantum


pada amar putusan dibawah ini; Menimbang. Bahwa berdasarkan alasan dan
pertimbangan tersebut di atas maka putusan pengadilan Negeri Kelas IA
In
A

Bandung Nomor 1382/PID.B/2014/PN.BDG tanggal 4 Maret 2015 harus


diperbaiki sekedar mengenai besarnya denda yang dijatuhkan kepada
ah

lik

Terdakwa, sekarang Terbanding, sedangkan amar selain dan selebihnya


harus dikuatkan”;
m

ub

Bahwa putusan Pengadilan Tinggi Bandung yang demikian tidak


cukup dan sepatutnya dibatalkan. Pendapat demikian adalah sesuai dengan
ka

Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. terhadap perkara-perkara perdata


ep

lainnya. Pemohon Kasasi sependapat dengan putusan Mahkamah Agung


ah

R.I. Nomor 638K/Sip/1969 tanggal 22 Juli 1970 yang menyatakan:


R

“putusan-putusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi yang kurang


es

cukup dipertimbangkan (“onvoldoende gemotiveerd”) harus dibatalkan. I.c.


M

ng

Pengadilan Negeri yang putusannya dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi


on
gu

Hal. 11 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
setelah menguraikan Saksi-saksi, barang-barang bukti yang diajukan terus

a
R
saja menyimpulkan “bahwa oleh karena itu gugat Penggugat dapat

si
dikabulkan sebagian dengan tidak ada penilaian sama sekali terhadap

ne
ng
penyangkalan (tegenbewijs) dari pihak Tergugat-Tergugat asli”;
Bahwa berdasarkan Pasal 253 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana menyatakan “Pemeriksaan dalam

do
gu tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para pihak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244 dan Pasal 248 guna menentukan :

In
A
a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan
tidak sebagaimana mestinya;
ah

lik
b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan
Undang- Undang;
c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya;
am

ub
Bahwa sebagaimana diatur juga dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun
ep
1985 tentang Mahkamah Agung, menyatakan Mahkamah Agung
k

berwenang membatalkan putusan atau penetapan Pengadilan


ah

berdasarkan parameter sebagai berikut:


R

si
a. Pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;
b. Pengadilan salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;

ne
ng

c. Pengadilan lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh


peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan

do
gu

batalnya putusan yang bersangkutan;


Selain itu pula melalui putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 9
K/Sip/1972, tanggal 19 Agustus 1972 yang menyatakan: “Pertimbangan
In
A

Pengadilan Tinggi yang hanya menyetujui dan menjadikan alasan sendiri hal-
hal yang dikemukakan oleh Pembanding dalam Memori Bandingnya, seperti
ah

lik

halnya kalau Pengadilan Tinggi menyetujui keputusan Pengadilan Negeri,


adalah tidak cukup;
m

ub

Dari pertimbangan-pertimbangan Pengadilan Tinggi secara terperinci


Mahkamah Agung harus dapat mengerti hal-hal apa dalam keputusan dalam
ka

Pengadilan Negeri yang dianggap tidak dapat dibenarkan oleh Pengadilan


ep

Tinggi”;
ah

(Rangkuman Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia II: Hukum Perdata &


R

Acara Perdata, angka XIV.6 halaman 237 dan halaman 238);


es

Oleh karena, putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 116/Pid/


M

ng

2015/PT.Bdg. tanggal 29 Juni 2015 Jo putusan Pengadilan Negeri Kelas IA


on
gu

Hal. 12 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bandung Nomor 1382/PID.B/2014/PN.BDG tanggal 04 Maret 2015, yang

si
sekedar mengambil alih pertimbangan putusan Pengadilan Negeri Kelas IA
Bandung Nomor 1382/PID.B/2014/PN.BDG tanggal 04 Maret 2015 tanpa

ne
ng
memberikan dasar dan alasan pengambilalihan putusan Pengadilan Negeri
Bandung tersebut adalah tidak cukup dan sepatutnyalah dibatalkan;
2. Bahwa Judex Facti Tidak Menerapkan Sebagaimana Mestinya Pasal 197

do
gu Undang-Undang Nmor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Yang Dijatuhkan
Kepada Pemohon Kasasi

In
A
2.1.Bahwa Hakim (Judex Facti) pada tingkat pertama yang dikuatkan pada
tingkat banding memutuskan : terbukti secara sah dan meyakinkan
ah

lik
bersalah melakukan tindak pidana “mengedarkan sediaan farmasi tanpa
izin edar” didasarkan pada Pasal 197 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan yang menyatakan ”bahwa setiap orang yang
am

ub
dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediakan farmasi
dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana
ep
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
k

paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak


ah

Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah);


R

si
Bahwa tidak benar pertimbangan hukum Judex Facti yang
mengambil alih sepenuhnya pertimbangan hukum dari Pengadilan Negeri

ne
ng

Bandung, karena sama sekali tidak tepat dan beralasan pertimbangan


hukum Pengadilan Negeri Bandung yang mengadili perkara a quo pada

do
gu

halaman 49 - 55 yang menyatakan:


“Menimbang, bahwa terlebih dahulu akan dipertimbangkan unsur
(3) kemudian unsur (2) dan terakhir unsur (1) ;
In
A

Unsur (3) "Memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan


atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar";
ah

lik

Menimbang, bahwa unsur (3) tersebut bersifat alternatif, oleh


karena itu apabila telah terbukti salah satu yang lainnya tidak perlu
m

ub

dibuktikan lagi;
Menimbang, bahwa didalam Pembelaannya Terdakwa telah
ka

menyangkal telah melakukan tindakan pengedaran sediaan farmasi


ep

tanpa izin edar dan menyatakan sediaan farmasi pengedaran sediaan


ah

farmasi a quo digunakan untuk penelitian yang sedang Terdakwa


R

lakukan;
es

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang diperoleh di


M

ng

persidangan, pada hari Jumat tanggal 19 April 2013, saksi 1 s/d 4 selaku
on
gu

Hal. 13 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Petugas Badan POM telah menemukan dan menyita sediaan farmasi

a
R
yang tidak ada pencantuman atau label izin edar dari BPPOM, yang telah

si
diperlihatkan di persidangan sebagai barang bukti, dari klinik kecantikan

ne
ng
Estetika Rafa Health & Beauty Life Style dan gudang klinik Rafa;
 Menimbang, bahwa di persidangan telah diperoleh fakta berikut:
Bahwa sediaan farmasi a quo dan racikannya melalui resep yang

do
gu dibuat dokter di klinik Kecantikan Rafa dan Terdakwa selaku dokter
kecantikan di klinik Kecantikan Rafa dan Terdakwa selaku dokter

In
A
kecantikan di klinik kecantikan tersebut telah diberikan kepada para
pelanggan atau orang-orang yang datang ke klinik tersebut untuk
ah

perawatan dan terapi kecantikan untuk digunakan;

lik
 Bahwa sediaan farmasi yang digunakan untuk meracik berdasarkan
resep dari dokter dan yang merupakan resep tanpa racikan serta yang
am

ub
dikirim ke cabang-cabang klinik Rafa di atas, adalah sediaan farmasi
yang tidak mempunyai label Izin edar sebagaimana barang bukti yang
ep
diajukan di persidangan, yang merupakan hasil penyitaan di klinik
k

Rafa;
ah

Menimbang, bahwa Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tidak


R

si
memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengertian mengedarkan,
oleh karena itu yang digunakan adalah berdasarkan bahasa Indonesia

ne
ng

yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia;


Menimbang, bahwa oleh karena itu berdasarkan uraian di atas

do
gu

Majelis berkesimpulan, tindakan-tindakan yang telah diuraikan di atas


termasuk pengertian mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memiliki
izin edar;
In
A

Menimbang, bahwa dengan demikian unsur (3) telah terbukti;


Unsur (2) "Dengan Sengaja":
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang diperoleh di


persidangan, sediaan farmasi tanpa izin edar tersebut telah dipesan dan
m

ub

dibeli oleh Terdakwa, yang kemudian digunakan untuk terapi dan


perawatan kecantikan di klinik Rafa dan klinik-klinik Rafa cabang
ka

Pajajaran, Garut, Tasikmalaya dan Kemang Jakarta, tanpa tekanan atau


ep

ancaman dari pihak lain;


ah

Menimbang, bahwa tindakan memberikan sediaan farmasi atau


R

racikannya kepada pasien atau para pelanggan baik dengan


es

menggunakan resep dokter atau tidak dan pengiriman sediaan farmasi


M

ng

tersebut ke cabang-cabang klinik Rafa merupakan suatu usaha atau


on
gu

Hal. 14 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bisnis untuk mendapatkan keuntungan, disamping itu dari fakta yang

a
R
diperoleh di persidangan tidak ditemukan suatu indikasi dimana

si
perbuatan mengedarkan tersebut dilakukan karena tekanan atau

ne
ng
ancaman pihak lain;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas, maka unsur (2)
juga telah terbukti;

do
gu Unsur (1) “Setiap Orang”:
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan setiap orang adalah

In
A
siapa saja yang didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan surat
dakwaannya, dalam hal ini adalah Terdakwa;
ah

Menimbang, bahwa Terdakwa didalam Pembelaannya menyatakan

lik
menyangkal sebagai pelaku tindak pidana yang didakwakan kepadanya
dan di persidangan Terdakwa telah menyatakan sebagai berikut:
am

ub
 Bahwa Terdakwa menyangkal sebagai pengelola atau yang
bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan di klinik tersebut,
ep
Terdakwa hanya bekerja sebagai dokter di klinik tersebut sama dengan
k

dokter lainnya yang juga bekerja di sana;


ah

 Bahwa Terdakwa hanya memberikan sediaaan farmasi a quo atau


R

si
racikannya adalah asisten apoteker yang bekerja di apotek dibawah
pengawasan Apoteker;

ne
ng

 Bahwa yang bertanggung jawab atas sediaan farmasi a quo adalah


Apoteker karena Apoteker adalah pihak yang bertanggung jawab atas

do
gu

sediaan farmasi yang ada di apotek tersebut, bukan Terdakwa;


 Bahwa sediaan farmasi a quo yang ada didalam gudang penyimpanan
bukan untuk pasien atau pelanggan, tapi untuk bahan penelitian yang
In
A

sedang dilakukan oleh Terdakwa;


 Bahwa Terdakwa sebagai dokter kecantikan telah mempunyai izin
ah

lik

untuk praktik dan mempunyai kewenangan untuk memberikan obat


atau sediaan farmasi melalui resep yang dikeluarkan olehnya sebagai
m

ub

dokter berdasarkan peraturan yang berlaku;


Menimbang, bahwa oleh karena itu akan dipertimbangkan
ka

sangkalan Terdakwa tersebut di atas;


ep

Menimbang, bahwa sebagaimana ketentuan Pasal 197 jo Pasal 106


ah

ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, sediaan farmasi baru


R

dapat diedarkan apabila telah mendapat izin edar yang berlaku bagi
es

setiap orang;
M

ng

on
gu

Hal. 15 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa dari fakta yang dikemukakan di persidangan

a
R
diperoleh petunjuk, klinik tersebut bukan berbentuk Badan Hukum, oleh

si
karena itu yang bertanggung jawab atas peredaran sediaan farmasi yang

ne
ng
tidak ada izin edarnya adalah Penanggung jawab klinik;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang diperoleh di
persidangan, Penanggung Jawab klinik Kecantikan Rafa tersebut adalah

do
gu Terdakwa (diperoleh dari keterangan saksi-saksi karyawan klinik
Kecantikan Rafa dan yang dalam hal ini berdasarkan fakta yang

In
A
diperoleh di persidangan di atas) adalah Terdakwa;
Menimbang, bahwa oleh karena itu berdasarkan pertimbangan di
ah

atas, yang bertanggung jawab atas pengelolaan klinik tersebut adalah

lik
Terdakwa, disamping itu yang melakukan pemesanan atas sediaan
farmasi yang tidak mempunyai izin edar tersebut adalah Terdakwa;
am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang diperoleh di
persidangan, Terdakwa juga memberikan resep yang harus ditebus di
ep
apotik klinik atas sediaan farmasi yang tanpa izin edar tersebut,
k

disamping itu sediaan farmasi tersebut telah dikirimkan kepada cabang


ah

klinik Rafa di Tasikmalaya, Garut, dan Jakarta juga atas perintah


R

si
Terdakwa;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas, maka Majelis

ne
ng

berkesimpulan Terdakwa adalah setiap orang yang dimaksud yang telah


mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin edar tersebut;

do
gu

Menimbang, bahwa dengan demikian unsur (1) juga telah terbukti;


Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka perbuatan
Terdakwa telah memenuhi semua unsur dari Pasal 197 Undang-Undang
In
A

Nomor 36 Tahun 2009 dalam dakwaan pertama;


Bahwa pertimbangan Judex Facti tingkat pertama dalam perkara a
ah

lik

quo adalah keliru. Bahwa keberatan dalam Memori Kasasi ini didasarkan
pasal Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Jo Undang-Undang Nomor
m

ub

5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung yaitu salah menerapkan atau


melanggar hukum yang berlaku, karena Pasal 197 Jo 106 (1) Undang-
ka

Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


ep

tidak dapat diberlakukan kepada Pemohon Kasasi sebagai dokter,


ah

sebagaimana kesaksian saksi ahli;


R

Ahli 1 “Prof. dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And., FAACS.” menerangkan


es

dibawah sumpah sebagai berikut:


M

ng

on
gu

Hal. 16 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa dr. TRIFENA sebagai dokter di klinik Rafa, jika pasien datang

a
R
konsultasi kemudian diberikan resep, dengan memberikan resep

si
kepada pasien tidak termasuk mengedarkan tetapi mengobati kalau

ne
ng
mengedarkan itu menjual kepada siapa saja;
Ahli 2. dr. Rullyanto Wirahardja, MPH., DFM., S.H., M.H, Kes., dibawah
sumpah memberikan pendapat pada pokok sebagai berikut:

do
gu - Bahwa kesimpulan Ahli terhadap Terdakwa dr. TRIFENA sebagai
seorang dokter tidak ada melakukan kesalahan dilihat dari peraturan;

In
A
- Bahwa Terdakwa/dr. TRIFENA didakwakan memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi dan tidak memenuhi standar atau
ah

persyaratan keamanan kulit, menurut Ahli apakah obat ini dibuat oleh

lik
dr. TRIFENA ataukah di apotik, kalau obat tidak dibuat oleh dr.
TRIFENA, dokter hanya membuat resep artinya buatlah obat ini seperti
am

ub
ini dan serahkan kepada pasien, dalam resep dibuat sekian
gram/berapa gram dan diberikan ke apotik untuk diracik tetapi
ep
meresepkan tidak termasuk kategori mengedarkan;
k

Ahli 3. Sundoyo, S.H. ,M.K.M., M.Hum. dibawah sumpah memberikan


ah

pendapat sebagai berikut:


R

si
- Bahwa sehubungan dengan keahlian tersebut, seorang dokter
memberikan resep kepada pasien apakah termasuk mengedarkan?

ne
ng

Terkait dengan dokter dan berbicara masalah kewenangan, didalam


Undang-Undang Kesehatan juga diatur, Undang-Undang Kesehatan

do
gu

mulai dari Pasal 1-29 mengatur tentang tenaga kesehatan, tetapi


khusus untuk dokter secara spesifik diatur dalam Pasal 35 yang telah
dijelaskan kewenangan dokter telah di atur dari A-Z salah satunya
In
A

kewenangan Dokter yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 29


Tahun 2004 tentang Kedokteran ;
ah

lik

- Bahwa membuat resep berbeda dengan mengedarkan, resep itu


adalah permintaan obat oleh dokter kepada apotik;
m

ub

- Bahwa dalam suatu klinik ada Dokter sebagai penanggungjawab dan


juga ada Apoteker sebagai pengelola apotik, yang bertanggungjawab
ka

di klinik itu Apoteker ataukah dokter? Secara garis besar bahwa di


ep

dalam Undang-Undang Kesehatan tentang sediaan farmasi diatur


ah

dalam Pasal. 98 s/d 108 tidak bisa langsung diargumentasi karena


R

konstruksi yang dibangun pokoknya saja maka diminta peraturan


es

pemerintah keluarlah Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009


M

ng

ada 2 hal pokok pengaturan, yaitu terkait dengan penyelenggaraan,


on
gu

Hal. 17 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kedua terkait dengan kefarmasian; Bahwa tanggungjawab dari dokter

a
R
adalah hanya permintaan kepada resep saja, ketika pasien datang ke

si
klinik lalu melakukan anamesa setelah itu ada penegakan diagnosis

ne
ng
dan setelah itu ada intervensi bisa saja disuntik dsbnya, dan pasien
tersebut membutuhkan obat sesuai dengan Pasal 108 yang
mempunyai keahlian adalah tenaga kefarmasian maka dokter

do
gu membuatkan resep untuk permintaan kepada Apoteker;
- Bahwa yang bertanggungjawab dalam klinik adalah Apoteker karena

In
A
tenaga kefarmasian adalah Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian;
- Bahwa Apoteker yang tidak pernah ada di suatu klinik dan yang ada
ah

hanya Asisten Apoteker dan di klinik itu ada barangnya yang pemesan

lik
sesuai dengan fakturnya adalah dr. TRIFENA, dalam hal
pertanggungjawabannya di dalam Undang-Undang maupun Peraturan
am

ub
Pemerintah kewenangan Apoteker sudah diatur bahwa ia diberi
kewenangan, Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Pasal 25
ep
ayat (1) bahwa seorang Apoteker itu boleh mendirikan apotik dengan
k

modal sendiri, ayat (2) bahwa modal itu adalah modal orang lain maka
ah

harus ada kerjasama dalam akta perjanjian, jadi tanggungjawab


R

si
pekerjaan kefarmasian itu ada pada apoteker bukan ada pada pemilik
modal, jika dikaitkan dengan pertanyaan Jaksa Penuntut Umum

ne
ng

bahwa yang bertanggungjawab terhadap pekerjaan kefarmasian tetap


pada Apoteker, baik Apoteker itu mau datang 1 kali, 2 kali, begitupun

do
gu

yang disampaikan Jaksa Penuntut Umum bahwa di klinik itu ada


Asisten Apoteker, itu sebenarnya adalah untuk memenuhi ketentuan
Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, karena
In
A

seorang apoteker dapat dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian, ketika


ia akan membantu apoteker maka mengurus izinnya harus
ah

lik

rekomendasi dari Apoteker, jadi berdasarkan Pasal 25 Peraturan


Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tanggung jawab tetap melekat
m

ub

pada Apoteker;
- Bahwa klinik adalah sistem pelayanan kesehatan kepada pasien,
ka

sedangkan apotik adalah fasilitas sediaan farmasi untuk pengadaan,


ep

penyimpanan, mengelola dan menyerahkan sediaan farmasi, jadi


ah

antara klinik dan apotik terpisah;


R

Bahwa Pemohon Kasasi sebagai seorang dokter memiliki


es

kewenangan yang diatur dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor 29


M

ng

on
gu

Hal. 18 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahun 2009 tentang Praktik Kedokteran yang dengan tegas menyatakan

si
bahwa :
(1) Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi

ne
ng
mempunyai wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan
pendidikan dan kompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas:
a. Mewawancarai pasien;

do
gu b. Memeriksa fisik dan mental pasien;
c. Menentukan pemeriksaan penunjang;

In
A
d. Menegakkan diagnosis;
e. Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;
ah

lik
f. Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;
g. Menulis resep obat dan alat kesehatan;
h. Menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;
am

ub
i. Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan
j. Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang
ep
praktik di daerah terpencil yang tidak ada apotek;
k

Dengan demikian, dalam hal dokter memberikan pelayanan kesehatan


ah

dan melakukan tindakan kedokteran kepada pasiennya dengan


R

si
menggunakan obat atau memberikan resep kepada pasiennya tidak
dapat dikategorikan sebagai kegiatan memproduksi dan mengedaran

ne
ng

sediaan farmasi tanpa izin edar;


Bahwa atas hal-hal tersebut di atas maka perlu mendapat perhatian

do
gu

bahwa ketentuan pasal 197 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan hanya dapat dikenakan kepada seseorang jika
terbukti dan tidak mengabaikan peraturan lain, oleh karena itu
In
A

penetapannya tidak boleh dilakukan dengan serampangan;


Sangat tegas dan jelas bahwa Terdakwa dilindungi Undang-Undang
ah

lik

karena profesinya sebagai seorang dokter (Pasal 35 ayat (1). Undang-


Undang Nomor : 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran). Apalagi
m

ub

didukung dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1010/Menkes/PER/XI/2008 tentang Registrasi Obat tepatnya
ka

pada Pasal 2 poin 4 diatur dengan tegas bahwa dikecualikan dari


ep

ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengenai izin edar


ah

untuk Obat penggunaan khusus atas permintaan dokter; Obat Donasi;


R

Obat untuk Uji klinik dan Obat Sampel untuk Registrasi;


es

2.2.Bahwa dasar pertimbangan Majelis Hakim memasukkan Pemohon


M

ng

Kasasi Berkaitan Dengan Unsur “Memproduksi dan Ijin Edar”


on
gu

Hal. 19 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“Menimbang, bahwa Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tidak

a
R
memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengertian mengedarkan,

si
oleh karena itu yang digunakan adalah berdasarkan bahasa Indonesia

ne
ng
yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia;
Menimbang, bahwa oleh karena itu berdasarkan uraian di atas
Majelis berkesimpulan, tindakan-tindakan yang telah diuraikan di atas

do
gu termasuk pengertian mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memiliki
izin edar”;

In
A
Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) dalam menilai putusan
terkesan asal-asalan, bertindak gegabah dan sangat dangkal dengan
ah

lik
mengambil definisi mengedarkan hanya berdasarkan bahasa Indonesia
yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia; padahal secara
jelas definisi mengedarkan ada terdapat dalam Kamus Besar Bahasa
am

ub
Indonesia;
Bahwa Tindakan majelis hakim (Judex Facti) ini sangat berbeda
ep
dengan majelis hakim dalam perkara yang sama di Denpasar Bali yaitu
k

dalam putusan terhadap dr. Kadek Trisnadewi S.Ked. dimana Majelis


ah

Hakim menggunakan pertimbangan dalam pasal 36 sebagai berikut:


R

si
“Menimbang, bahwa dalam unsur perbuatan yang didakwakan
Penuntut Umum adalah sengaja memproduksi/atau mengedarkan

ne
ng

sediaan farmasi;
Menimbang, bahwa perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan

do
gu

memproduksi/dan atau mengedarkan. Kamus lengkap Bahasa Indonesia


oleh Windy Novia (halaman 108 dan 471) diartikan sebagai berikut:
Mengedarkan adalah : membawa berkeliling, (membawa dari orang yang
In
A

satu kepada orang lain ;


Produksi : proses penciptaan atau penyalur hasil, proses
ah

lik

pembuatan;
Produksi asal katanya produk barang yang merupakan hasil dari proses
m

ub

pengusahaan (produk) pabrik atau industri;


Dalam unsur kedua ini, di depan kata memproduksi, ada kata dengan
ka

sengaja;
ep

Sengaja diartikan (sesuai uraian Penuntut Umum dalam surat


ah

tuntutannya) bahwa yang bersangkutan menghendaki, menginsyapi


R

dan mengerti akibat dari perbuatannya ; Menimbang, bahwa


es

mengacu pada penjelasan tersebut, “apakah Terdakwa melakukan


M

ng

on
gu

Hal. 20 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
perbuatan dan menghendaki suatu perbuatan memproduksi untuk

a
R
mengadakan sediaan farmasi ?;

si
Bahwa definisi produksi terdapat pada Peraturan Pemerintah

ne
ng
Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat kesehatan yaitu Pasal 1 poin 3 yang menyatakan
produksi adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,

do
gu mengolah, membentuk, mengemas, dan/atau mengubah bentuk sediaan
farmasi dan alat kesehatan;

In
A
Bahwa mengacu pada pasal tersebut maka tindakan majelis hakim
yang menetapkan pemohon kasasi sebagai Terdakwa sangatlah subyektif
ah

lik
dan salah alamat, karena berkaitan dengan produk yang disita peranan
pemohon kasasi hanyalah sebagai salah satu dokter penulis resep dan
penanggung jawab klinik Rafa Cabang Kopo Square Bandung, bukan
am

ub
sebagai pelaku tindakan menghasilkan, menyiapkan, mengolah,
membentuk, mengemas, dan/atau mengubah bentuk sediaan farmasi
ep
dan alat kesehatan tersebut;
k

Bahwa definisi produksi terdapat pada Peraturan Pemerintah


ah

Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan


R

si
Farmasi dan Alat kesehatan yaitu pasal 1 poin 4 yang menyatakan
peredaran adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran

ne
ng

atau penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan baik dalam rangka
perdagangan, bukan perdagangan, atau pemindahtanganan. Ditambah

do
gu

penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72


tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat kesehatan
yaitu Pasal 1 poin 4 yang menyatakan yang dimaksud dengan
In
A

perdagangan dalam peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan


adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka
ah

lik

penjualan dan/atau pembelian sediaan farmasi dan alat kesehatan dan


kegiatan lain berkenaan dengan pemindahtanganan sediaan farmasi dan
m

ub

alat kesehatan dengan memperoleh imbalan;


Bahwa mengacu pada pasal tersebut maka tindakan majelis hakim
ka

yang menetapkan pemohon kasasi sebagai Terdakwa sangatlah subyektif


ep

dan salah alamat, karena setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan


ah

penyaluran atau penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan baik


R

dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan, atau pemindah


es

tanganan bukan dilakukan oleh pemohon kasasi tapi oleh pihak apotik
M

ng

irafa sesuai dengan kesaksian;


on
gu

Hal. 21 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Saksi Latsmi menerangkan dibawah sumpah sebagai berikut:

R
- Bahwa produk klinik Rafa tidak dibuat di klinik Rafa tetapi memesan

si
produk yang sudah jadi, dimana bahannya dibeli sudah jadi kemudian

ne
ng
diracik sesuai dengan resep dokter tetapi sudah berbentuk cream;
- Bahwa barang-barang di klinik Rafa ada yang di pesan dan ada Sales
yang datang menawarkan, Sales datang ke dr. TRIFENA karena dr.

do
gu TRIFENA sebagai dokternya dan sebagai penanggung jawab, setelah
dari dokter jika dokter setuju mengambil produknya nanti Sales datang

In
A
ke apotik bahwa barangnya dipesan dan akan dikirim dan setelah
barang datang ke apotik Saksi yang menerima;
ah

- Bahwa untuk melakukan racikan dilakukan oleh Angelika Yumi Cahya

lik
dan Fitri Pratiwi atas dasar pesanan, selanjutnya diteruskan ke bagian
produk;
am

ub
- Bahwa dasar untuk meracik yaitu atas dasar resep dokter dan hasil
racikan di kirim ke klinik Rafa Cabang Pajajaran dan Garut serta
ep
Cabang Tasikmalaya setelah pasien konsultasi ke dokter;
k

Saksi Fitri Pratiwi binti Wijayanto, menerangkan bahwa sumpah sebagai


ah

berikut:
R

si
- Bahwa terhadap produk di klinik Rafa telah dilakukan penyitaan, saksi
ketahui karena saksi bekerja bekerja di apotik Rafa di bagian meracik;

ne
ng

- Bahwa tugas saksi bekerja di apotik Rafa yaitu: meracik, memberikan


obat ke pasien dan menyiapkan pesanan produk kosmetik untuk klinik

do
gu

Cabang yang berlokasi di Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Kemang


Jakarta dan Kota Bandung;
- Bahwa saksi bekerja di apotik Rafa sudah 1 tahun lebih di bagian
In
A

meracik, jika pasien yang konsul ke Dokter maka obatnya diracik


berdasarkan resep dokter;
ah

lik

- Bahwa tugas saksi sebagai meracik dan saksi meracik jika ada pasien
yang konsultasi ke dokter dan creamnya diracik maka saksi yang
m

ub

melakukannya dan meracik itu berdasarkan resep yang diberikan


dokter;
ka

- Bahwa dasar untuk meracik adalah resep dari dr. TRIFENA, berapa
ep

sumber komposisi adalah perintah dr. TRIFENA namun ada juga dijual
ah

ke pasien langganan yang sudah biasa konsul dengan dr. TRIFENA;


R

Saksi Angelika Yumi Cahya binti Yudi Komaryadi, menerangkan dibawah


es

sumpah sebagai berikut;


M

ng

on
gu

Hal. 22 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Klinik Rafa adalah klinik kecantikan, operasional klinik tersebut pasien

a
R
datang untuk konsultasi dengan dokter dan selesai periksa dokter

si
memberikan resep dan datang ke apotik untuk mengambil obatnya

ne
ng
dan di apotik sudah di sediakan obat-obat yang akan diberikan ke
pasien klinik Rafa;
- Bahwa saksi membenarkan barang bukti yang diperlihatkan di

do
gu persidangan benar ada di apotik Rafa dan dijual berdasarkan resep,
ada yang dijual dipakaikan pada pasien untuk facial;

In
A
Saksi Yessi Puspita Andriani, menerangkan dibawah sumpah sebagai
berikut:
ah

- Bahwa obat-obatannya yang ada di klinik Rafa Tasikmalaya

lik
didatangkan dari apotik Rafa di Bandung berdasarkan pesanan
pasien;
am

ub
Saksi Dian Agustina, S.Farm., Apt. binti Agus Heriyanto, menerangkan
dibawah sumpah sebagai berikut:
ep
- Bahwa ketik saksi datang ke klinik Rafa, tidak pernah melihat
k

Terdakwa melakukan kegiatan, seperti memproduksi/meracik;


ah

Ahli 1 Prof. dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And., FAACS. menerangkan


R

si
dibawah sumpah sebagai berikut:
- Bahwa produk berurusan dengan apotik, setiap pemesanan obat

ne
ng

melalui apotik bukan melalui Dokter;


- Bahwa dr. TRIFENA sebagai dokter di klinik Rafa, Jika pasien datang

do
gu

konsultasi kemudian diberikan resep, dengan memberikan resep


kepada pasien tidak termasuk mengedarkan tetapi mengobati kalau
mengedarkan itu menjual kepada siapa saja ;
In
A

Ahli 2 dr. Rullyanto Wirahardja, MPH., DFM., S.H.,M.H., Kes., dibawah


sumpah memberikan pendapat pada pokok sebagai berikut:
ah

lik

- Bahwa Terdakwa/dr. TRIFENA didakwakan memproduksi atau


mengedarkan sediaan farmasi dan tidak memenuhi standar atau
m

ub

persyaratan keamanan kulit, menurut Ahli apakah obat ini dibuat oleh
dr. TRIFENA ataukah di apotik, kalau obat tidak dibuat oleh dr.
ka

TRIFENA, dokter hanya membuat resep artinya buatlah obat ini seperti
ep

ini dan serahkan kepada pasien, dalam resep dibuat sekian


ah

gram/berapa gram dan diberikan ke apotik untuk di racik tetapi


R

meresepkan tidak termasuk kategori mengedarkan;


es

Ahli 3 Sundoyo, S.H., M.K.M., M.Hum. dibawah sumpah memberikan


M

ng

pendapat sebagai berikut:


on
gu

Hal. 23 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa membuat resep berbeda dengan mengedarkan, resep itu

a
R
adalah permintaan obat oleh dokter kepada apotik;

si
- Bahwa tanggungjawab dari dokter adalah hanya permintaan kepada

ne
ng
resep saja, ketika pasien datang ke klinik lalu melakukan anamesa
setelah itu ada penegakan diagnosis dan setelah itu ada intervensi
bisa saja disuntik dsbnya, dan pasien tersebut membutuhkan obat

do
gu sesuai dengan Pasal 108 yang mempunyai keahlian adalah tenaga
kefarmasian maka dokter membuatkan resep untuk permintaan

In
A
kepada Apoteker;
- Bahwa yang bertanggungjawab dalam klinik adalah Apoteker karena
ah

tenaga kefarmasian adalah Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian ;

lik
- Bahwa klinik adalah sistem pelayanan kesehatan kepada pasien,
sedangkan apotik adalah fasilitas sediaan farmasi untuk pengadaan,
am

ub
penyimpanan, mengelola dan menyerahkan sediaan farmasi, jadi
antara klinik dan apotik terpisah; - Bahwa apakah antara klinik dengan
ep
apotik bisa digabungkan, memang ada Bahwa klinik berhubungan
k

dengan fasilitas kesehatan, apotik berhubungan dengan sediaan


ah

farmasi didalam nya, berarti apotik ada Apotekernya, kalau klinik ada
R

si
dokternya, kalau digabungkan menjadi satu maka yang bertanggung
jawab adalah tenaga medis, kalau dilihat dari Peraturan Pemerintah

ne
ng

Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, siapa tenaga medis


adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, sebagai penanggungjawab,

do
gu

jika dihubungkan dengan keahlian maka akan melekat sendiri-sendiri


kompetensi dari kewenangan tersebut adalah terkait pada masalah
lebih pada keperdataan, tetapi terkait dengan masalah tanggung
In
A

jawab, pelayanan, kerugian, dan tindak pidana maka setiap tenaga


kesehatan itu punya keahlian dan kewenangan yang melekat;
ah

lik

Bahwa unsur memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/


atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar merupakan hal yang
m

ub

tidak terbukti maka secara otomatis unsur dengan sengaja dan unsur
setiap orang juga menjadi tidak perlu dibuktikan lagi;
ka

2.3.Bahwa dasar pertimbangan majelis Hakim memasukkan Pemohon


ep

Kasasi Berkaitan Dengan Unsur “Dengan Sengaja” dan Unsur “Setiap


ah

Orang”
R

Bahwa dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama


es

menyatakan bahwa unsur “setiap orang” dan unsur “dengan sengaja”


M

ng

telah terbukti dengan pertimbangan hukum sebagai berikut:


on
gu

Hal. 24 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a. Menimbang bahwa unsur (1) yakni unsur “setiap orang” juga telah

a
R
terbukti;

si
b. Menimbang bahwa unsur (2) yakni unsur “dengan sengaja” juga telah

ne
ng
terbukti;
c. Menimbang bahwa yang dimaksud dengan setiap orang adalah siapa
saja yang didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan surat

do
gu dakwaannya, dalam hal ini adalah Terdakwa;
Bahwa dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama

In
A
tersebut di atas sangat tidak berdasar. Dalam putusan Pengadilan Negeri
Kelas IA Bandung Nomor 1382/PID.B/2014/PN.BDG tanggal 04 Maret
ah

lik
2015 tidak diuraikan sama sekali mengenai apa yang dimaksud dengan
setiap orang dan tidak diuraikan sama sekali mengenai teori-teori
kesengajaan di dalam hukum pidana;
am

ub
Bahwa dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama
dalam pertimbangannya tanpa menguraikan alasan dan dasar hukum
ep
yang jelas berdasarkan fakta-fakta, bukti-bukti serta keterangan saksi-
k

saksi, namun langsung menyatakan unsur setiap orang dan unsur


ah

dengan sengaja terpenuhi;


R

si
Bahwa mencermati berbagai pertimbangan putusan Judex Facti
tingkat pertama mengenai pembuktian unsur “setiap orang” dan unsur

ne
ng

“dengan sengaja” maka pertimbangan majelis hakim lebih menjelaskan


mengenai pembuktian akan unsur “memproduksi atau mengedarkan

do
gu

sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud dalam pasal 197 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan”. Mengingat unsur “memproduksi atau
In
A

mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak


memiliki izin edar” merupakan hal yang tidak terbukti;
ah

lik

Bahwa dasar pertimbangan majelis Hakim memasukkan Pemohon


Kasasi sebagai kriteria “setiap orang” dan “dengan sengaja” karena:
m

ub

Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi yang merupakan


karyawan klinik Kecantikan Rafa, yang melakukan pembelian dan
ka

pemesanan sediaan farmasi yang tidak punya izin edar tersebut adalah
ep

Terdakwa atau Karyawan atas Perintah Terdakwa;


ah

Hal ini menggambarkan bahwa Majelis Hakim salah mengambil


R

kesimpulan bukan berdasar fakta dan bukti namun berdasarkan asumsi


es

dalam mendengar kesaksian para saksi, karena dalam putusan tertulis:


M

ng

Saksi LATSMI menerangkan dibawah sumpah sebagai berikut:


on
gu

Hal. 25 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa yang melakukan pemesanan barang bukan saksi, apabila ada

a
R
suplayer datang ke dokter untuk menawarkan produk dan bila dokter

si
mengambil produk itu maka dokter menyuruh ke apotik dan sebelum

ne
ng
ke apotik saksi yang menerimanya dan dicatat;
- Bahwa barang-barang di klinik Rafa ada yang di pesan dan ada Sales
yang datang menawarkan, Sales datang ke dr. TRIFENA karena dr.

do
gu TRIFENA sebagai dokternya dan sebagai penanggung jawab, setelah
dari dokter jika dokter setuju mengambil produknya nanti Sales datang

In
A
ke apotik bahwa barangnya dipesan dan akan dikirim dan setelah
barang datang ke apotik Saksi yang menerima;
ah

- Bahwa dasar untuk meracik yaitu atas dasar resep dokter dan hasil

lik
racikan di kirim ke klinik Rafa Cabang Pajajaran dan Garut serta
Cabang Tasikmalaya setelah pasien konsultasi ke dokter;
am

ub
Saksi Fitri Pratiwi binti Wijayanto, menerangkan bahwa sumpah sebagai
berikut:
ep
- Bahwa tugas saksi sebagai meracik dan saksi meracik jika ada pasien
k

yang konsultasi ke dokter dan cream nya di racik maka saksi yang
ah

melakukannya dan meracik itu berdasarkan resep yang diberikan


R

si
dokter;
- Bahwa dasar untuk meracik adalah resep dari dr. TRIFENA, berapa

ne
ng

sumber komposisi adalah perintah dr. TRIFENA namun ada juga dijual
ke pasien langganan yang sudah biasa konsul dengan dr. TRIFENA;

do
gu

Saksi Angelika Yumi Cahya binti Yudi Komaryadi, menerangkan dibawah


sumpah sebagai berikut;
- Bahwa dokter di Kinik Rafa selain dr. TRIFENA juga ada dokter yang
In
A

lain, klinik Rafa adalah klinik kecantikan, operasional klinik tersebut


pasien datang untuk konsultasi dengan dokter dan selesai periksa
ah

lik

dokter memberikan resep dan datang ke apotik untuk mengambil


obatnya dan di apotik sudah di sediakan obat-obat yang akan
m

ub

diberikan ke pasien klinik Rafa;


- Bahwa cara mengemas ulang yaitu produk dikeluarkan dari kemasan
ka

dan dituangkan ke pot dan botol sesuai ukurannya tempatnya di klinik


ep

Rafa dan pengemasan atas perintah dr. TRIFENA;


ah

Dari hal tersebut di atas terlihat jelas majelis hakim gegabah mengambil
R

kesimpulan bukan berdasar fakta dan bukti namun berdasarkan asumsi


es

dalam mendengar kesaksian para saksi, karena jelas ada beberapa hal;
M

ng

1. Peracikan sediaan farmasi adalah berdasarkan resep


on
gu

Hal. 26 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jika mengacu pada definisi dan penjelasan tentang resep pada tulisan

si
Dina Tri Amalia, Asep Sukohar dalam Juke, Volume 4, Nomor 7, Ma ret
Tahun 2014 yaitu “Rational Drug Prescription Writing” dan Jas A.

ne
ng
Perihal Resep & Dosis serta Latihan Menulis Resep. Edisi ke-2.
Medan: Universitas Sumatera Utara Press; 2009. Him 1-15, Syamsuni
HA. Bab I: Konsep Kefarmasian. Dalam: Elviana E, Syarief WR, editor.

do
gu Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. hlm. 1-38;
Definisi resep

In
A
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi,
dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-
ah

undangan yang berlaku kepada apoteker pengelola apotek untuk

lik
menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat
kepada pasien (Syamsuni, 2006);
am

ub
Jenis Jenis Resep
1. Resep standar (RJ. Officinalis), yaitu resep yang komposisinya telah
ep
dibakukan dan dituangkan ke dalam buku farmakope atau buku
k

standar lainnya. Penulisan resep sesuai dengan buku standar;


ah

2. Resep magistrates (R/. Polifarmasi), yaitu resep yang sudah


R

si
dimodifikasi atau diformat oleh dokter, bisa berupa campuran atau
tunggal yang diencerkan dalam pelayanannya harus diracik terlebih

ne
ng

dahulu;
3. Resep medicinal. Yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten,

do
gu

merek dagang maupun generik, dalam pelayanannya tidak


mangalami peracikan. Buku referensi : Organisasi Internasional
untuk Standarisasi (ISO), Indonesia Index Medical Specialities
In
A

(IIMS), Daftar Obat di Indonesia (DOI), dan Iain-Iain;


4. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama
ah

lik

generik dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu. Dalam


pelayanannya bisa atau tidak mengalami peracikan (Jas, 2009);
m

ub

Penulisan Resep
1. Pengertian Penulisan Resep
ka

Secara definisi dan teknis, resep artinya pemberian obat secara


ep

tidak langsung, ditulis jelas dengan tinta, tulisan tangan pada kop
ah

resmi kepada pasien, format dan kaidah penulisan sesuai dengan


R

peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mana


es

permintaan tersebut disampaikan kepada farmasi atau apoteker di


M

ng

on
gu

Hal. 27 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
apotek agar diberikan obat dalam bentuk sediaan dan jumlah

a
R
tertentu sesuai permintaan kepada pasien yang berhak;

si
Dengan kata lain:

ne
ng
1. Penulisan resep artinya mengaplikasikan pengetahuan dokter
dalam memberikan obat kepada pasien melalui kertas resep
menurut kaidah dan peraturan yang berlaku, diajukan secara

do
gu tertulis kepada apoteker di apotek agar obat diberikan sesuai
dengan yang tertulis. Pihak apoteker berkewajiban melayani

In
A
secara cermat, memberikan informasi terutama yang menyangkut
dengan penggunaan dan mengkoreksinya bila terjadi kesalahan
ah

dalam penulisan. Dengan demikian pemberian obat lebih

lik
rasional, artinya tepat, aman, efektif, dan ekonomis;
2. Wujud akhir kompetensi dokter dalam medical care, secara
am

ub
komprehensif menerapkan ilmu pengetahuan dan keahliannya di
bidang farmakologi & teraupetik secara tepat, aman dan rasional
ep
kepada pasien khususnya masyarakat pada umumnya (Jas,
k

2009);
ah

Penulis Resep
R

si
Menurut Jas (2009) yang berhak menulis resep adalah :
- Dokter Umum;

ne
ng

- Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut;


- Dokter hewan, terbatas pada pengobatan pada hewan/pasien

do
gu

hanya hewan;
Format Penulisan Resep
Menurut Jas (2009), resep terdiri dari 6 bagian :
In
A

1. Inscriptio : Nama dokter, no. SIP, alamat/ telepon/HP/kota/tempat,


tanggal penulisan resep. Untuk obat Narkotika hanya berlaku
ah

lik

untuk satu kota provinsi. Sebagai identitas dokter penulis resep.


Format inscriptio suatu resep dari rumah sakit sedikit berbeda
m

ub

dengan resep pada praktik pribadi;


2. Invocatio : permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/ =
ka

resipe” artinya ambillah atau berikanlah, sebagai kata pembuka


ep

komunikasi dengan apoteker di apotek;


ah

3. Prescriptio/Ordonatio : nama obat dan jumlah serta bentuk


R

sediaan yang diinginkan;


es
M

ng

on
gu

Hal. 28 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
4. Signatura : yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute

a
R
dan interval waktu pemberian harus jelas untuk keamanan

si
penggunaan obat dan keberhasilan terapi;

ne
ng
5. Subscrioptio : yaitu tanda tangan/paraf dokter penulis resep
berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut;
6. Pro (diperuntukkan): dicantumkan nama dan umur pasien.

do
gu Teristimewa untuk obat Narkotika juga harus dicantumkan alamat
pasien (untuk pelaporan ke Dinkes setempat);

In
A
Tanda-tanda pada resep
1. Tanda Segera, yaitu:
ah

Bila dokter ingin resepnya dibuat dan dilayani segera, tanda

lik
segera atau peringatan dapat ditulis sebelah kanan atas atau
bawah blanko resep, yaitu:
am

ub
- Cito! = Segera;
- Urgent = Penting;
ep
- Statim = Penting Sekali;
k

- PIM (Periculum in mora) = berbahaya bila ditunda;


ah

Urutan yang didahulukan adalah PIM, Statim, dan Cito!;


R

si
2. Tanda resep dapat diulang.
Bila dokter menginginkan agar resepnya dapat diulang, dapat

ne
ng

ditulis dalam resep di sebelah kanan atas dengan tulisan iter


(Iteratie) dan berapa kali boleh diulang. Misal, iter 1 x, artinya

do
gu

resep dapat dilayani 2 x. Bila iter 2 x, artinya resep dapat dilayani


1+ 2 = 3 x. Hal ini tidak berlaku untuk resep Narkotika, harus
resep baru;
In
A

3. Tanda Ne iteratie (N.I) = tidak dapat diulang.


Bila dokter menghendaki agar resepnya tidak diulang, maka
ah

lik

tanda N.I ditulis di sebelah atas blanko resep (ps. 48 WG ayat


(3); SK Menkes Nomor 280/Menkes/SKA//1981). Resep yang
m

ub

tidak boleh diulang adalah resep yang mengandung obat-obatan


narkotik, psikotropik dan obat keras yang telah ditetapkan oleh
ka

pemerintah/Menkes Republik Indonesia;


ep

4. Tanda dosis sengaja dilampaui.


ah

Tanda seru diberi di belakang nama obatnya jika dokter sengaja


R

memberi obat dosis maksimum dilampaui;


es

5. Resep yang mengandung narkotik.


M

ng

on
gu

Hal. 29 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Resep yang mengandung narkotik tidak boleh ada iterasi yang

a
R
artinya dapat diulang; tidak boleh ada m.i. (mihipsi) yang berarti

si
untuk dipakai sendiri; tidak boleh ada u.c. (usus cognitus) yang

ne
ng
berarti pemakaiannya diketahui;
Resep dengan obat narkotik harus disimpan terpisah dengan
resep obat lainnya (Jas, 2009);

do
gu 2. Prinsip penulisan resep di Indonesia adalah :
Setiap negara mempunyai ketentuan sendiri tentang informasi apa

In
A
yang harus tercantum dalam sebuah resep (WHO, 1994). Berikut ini
prinsip penulisan resep yang berlaku di Indonesia (Jas, 2009):
ah

1. Obat ditulis dengan nama paten/ dagang, generik, resmi atau kimia;

lik
2. Karaktaristik nama obat ditulis harus sama dengan yang tercantum
di label kemasan;
am

ub
3. Resep ditulis dengan jelas di kop resep resmi;
4. Bentuk sediaan dan jumlah obat ditentukan dokter penulis resep;
ep
5. Signatura ditulis dalam singkatan bahasa latin;
k

6. Pro atau peruntukan dinyatakan umur pasien;


ah

Menulis Resep
R

si
Resep ditulis pada kop format resep resmi dan harus menepati ciri-ciri
yang berikut:

ne
ng

1. Penulisan resep sesuai dengan format dan kaidah yang berlaku,


bersifat pelayanan medik dan informatif;

do
gu

2. Penulisan resep selalu dimulai dengan tanda RJ yang berarti


ambilah atau berikanlah;
3. Nama obat bentuk sediaan, dosis setiap kali pemberian dan jumlah
In
A

obat kemudian ditulis dalam angka Romawi dan harus ditulis


dengan jelas;
ah

lik

a. Penulisan resep standar tanpa komposisi. jumlah obat yang


diminta ditulis dalam satuan mg, g, IU atau ml, kalau perlu ada
m

ub

perintah membuat bentuk sediaan (m.f.=misce fac, artinya


campurlah, buatlah);
ka

b. Penulisan sediaan obat paten atau merek dagang, cukup dengan


ep

nama dagang saja dan jumlah sesuai dengan kemasannya;


ah

4. Dalam penulisan nama obat karaktar huruf nama obat tidak boleh
R

berubah, misal:
es

Codein, tidak boleh menjadi Kodein. Pharmaton F tidak boleh


M

ng

menjadi Farmaton F;
on
gu

Hal. 30 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
5. Signatura ditulis dengan jelas, tutup dan paraf;

a
R
6. Pro atau peruntukkan obat dan umur pasien ditulis, misalnya Tn.

si
Amir, Ny. Supiah, Ana (5 tahun);

ne
ng
7. Untuk dua sediaan, besar dan kecil. Bila dibutuhkan yang besar,
tulis volume sediaan sesudah bentuk sediakan;
8. Untuk sediaan bervariasi, bila ada obat dua atau tiga konsentrasi,

do
gu sebaiknya tulis dengan jelas, misalnya: pediatric, adult, dan forte
(Jas, 2009);

In
A
2. Menulis resep merupakan kewenangan Pemohon Kasasi sebagai dokter
termasuk menentukan jenis dan jumlah obat yang dijamin oleh undang-
ah

lik
undang yaitu. jika majelis hakim menilai ini sebagai suatu tindakan
pelanggaran hukum maka majelis hakim jelas salah menilai dan
menelaah
am

ub
Bahwa atas perintah Terdakwa, karyawan klinik Rafa juga telah
mengirimkan sediaan farmasi a quo ke cabang - cabang klinik Rafa di
ep
Tasikmalaya, Garut dan Jakarta;
k

Bahwa dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama yang


ah

berkaitan dengan sediaan farmasi dikirimkan dan digunakan di klinik-


R

si
klinik Rafa Cabang Pajajaran, Garut, Tasikmalaya dan cabang-cabang
lainnya, sangat keliru, sesat dan menyesatkan serta tidak pernah terbukti

ne
ng

di dalam persidangan dan tidak sesuai dengan fakta-fakta dalam


persidangan, Majelis Hakim dengan sangat gegabah mengambil

do
gu

kesimpulan ini, padahal tidak ada satu saksi atau alat bukti apapun yang
menjelaskan hal itu;
Bahwa pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama seolah-olah
In
A

membenarkan bahwa pengiriman sediaan farmasi dari klinik Rafa


Bandung bukan dari apotik Rafa kepada klinik-klinik Rafa cabang
ah

lik

Pajajaran, Garut, Tasikmalaya dan cabang-cabang lainnya merupakan


tindakan mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memiliki izin edar;
m

ub

Bahwa pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama sangat keliru


dan tidak berdasar sama sekali; Bahwa berdasarkan keterangan saksi
ka

Wachid, Alfajri Anwar, Jajat Setia Permana, S.Si., Apt. Latsmi, Fitri Pratiwi
ep

binti Wijiyanto, Angelika Yumi Cahya binti Yudi Komaryadi, Neili


ah

Resmawati, Yessi Puspita Andriani, Dian Agustina, S.FARM., Apt. binti


R

Agus Heriyanto, Prof. dr. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd. FAACS dibawah
es

sumpah menerangkan sebagai berikut:


M

ng

on
gu

Hal. 31 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa ketentuan peracikan harus dilakukan oleh orang yang

a
R
mempunyai keahlian/berkewenangan, yaitu oleh apoteker dan asisten

si
apoteker. Selain itu tidak dibolehkan, kemudian peracikan berdasarkan

ne
ng
resep dokter dan diracik khusus untuk pasien;
- Bahwa untuk melakukan racikan dilakukan oleh Angelika Yumi Cahya
dan Fitri Pratiwi atas dasar resep dokter, selanjutnya diteruskan ke

do
gu bagian produk;
- Bahwa dasar untuk meracik yaitu atas dasar resep dokter dan hasil

In
A
racikan di kirim ke klinik Rafa cabang Pajajaran dan Garut serta
Cabang Tasikmalaya setelah pasien konsultasi ke dokter;
ah

- klinik Rafa adalah klinik Kecantikan, operasional klinik tersebut pasien

lik
datang untuk konsultasi dengan dokter dan selesai periksa dokter
memberikan resep dan datang ke apotik untuk mengambil obatnya
am

ub
dan di apotik sudah disediakan obat-obatan yang diberikan ke pasien
klinik Rafa;
ep
- Bahwa produk kosmetik Rafa diberikan ke pasien yang sudah
k

berkonsultasi kepada dokter klinik yang ada di cabang-cabang. Jadi,


ah

pasien berkonsultasi dengan dokter klinik kemudian dokter klinik


R

si
membuatkan resep sesuai dengan kondisi pasien dan setelah itu
dibuatkan racikannya di Bandung karena bahannya hanya ada di

ne
ng

Bandung;
- Bahwa bentuk obat yang dikirim dari klinik Rafa Bandung ke klinik

do
gu

Rafa Tasikmalaya bentuknya dalam pot-pot didalam kantong plastik


yang sudah diberi nama pasiennya;
- Bahwa klinik Rafa Tasikmalaya dalam mengeluarkan produk kepada
In
A

konsumen selalu berdasarkan resep dokter dan ia ingin membeli obat


yang sama selaiu disarankan untuk konsultasi ke dokter, kecuali sabun
ah

lik

dapat diberikan langsung kepada konsumen yang ingin membeli;


- Bahwa obat-obatan yang ada di klinik Rafa Tasikmalaya didatangkan
m

ub

dari apotik Rafa di Bandung berdasarkan pasien;


- Bahwa pasien ahli Prof. dr. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd. FA ACS
ka

datang dari banyak kota di Indonesia saksi punya klinik di Bali


ep

sedangkan pasien dari Jakarta, Pekanbaru, Medan, mereka datang ke


ah

ahli lalu ahli berikan obat dan setelah dia pulang, Ahli katakan nanti
R

habis obat konsultasi lagi ke ahli lalu dia laporkan kondisinya seperti
es

apa, ahli katakan, Bapak mau datang lagi ke klinik saya, jawabnya
M

ng

on
gu

Hal. 32 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
“waduh terlalu jauh”, bisa tidak kalau dikirim, lalu ahli kirim, kenapa

a
R
dikirim karena ahli tahu kondisi pasien;

si
- Bahwa resep berlaku dimana saja asalkan ada barang kalau tidak ada

ne
ng
barang lain lagi ceritanya sehingga harus dikirim dari tempat yang
mempunyai barang tersebut;
- Bahwa pasien yang datang ke klinik Saksi dari Jakarta dan setelah

do
gu obat habis lalu ahli kirimkan lagi, obatnya yang ahli kirim tersebut
dibuatkan di apotik di tempat ahli dan diracik oleh Apoteker dan bukan

In
A
diracik ditempat lain ;
- Bahwa produksi obat, tidak diproduksi secara/global tetapi di dibuat
ah

berdasarkan resep;

lik
- tentang barang tidak pernah dijual langsung ke pasien tetapi melalui
apotik;
am

ub
- Bahwa dokter klinik harus menulis resep sesuai kondisi pasien;
- Bahwa barang bukti yang diperlihatkan di persidangan saksi
ep
menerangkan tidak pernah melihat produk seperti itu di Kimia Farma;
k

- Bahwa dr. TRIFENA sebagai dokter di klinik Rafa, jika pasien datang
ah

konsultasi kemudian diberikan resep, dengan memberikan resep


R

si
kepada pasien tidak termasuk mengedarkan tetapi mengobati kalau
mengedarkan itu menjual kepada siapa saja;

ne
ng

- yang menyatakan adanya produk dari apotek Rafa dan klinik Rafa
Health and Beauty Lifestyle yang dijual bebas atau ada di pasaran;

do
gu

- Menurut ahli apakah obat ini dibuat oleh dr. TRIFENA ataukah di
apotik, obat tidak dibuat oleh dr. TRIFENA, dokter hanya membuat
resep artinya buatlah obat ini seperti ini dan serahkanlah kepada
In
A

pasien, dalam resep dibuat sekian gram/berapa gram dan diberikan ke


apotik untuk diracik tetapi meresepkan tidak termasuk kategori
ah

lik

mengedarkan;
- Bahwa membuat resep berbeda dengan mengedarkan, resep itu
m

ub

adalah permintaan obat oleh dokter kepada apotik; Bahwa tanggung


jawab dari dokter adalah terbatas pada permintaan kepada resep saja,
ka

ketika pasien datang ke klinik lalu melakukan anamnesa setelah itu


ep

ada penegakan diagnosis dan setelah itu ada intervensi bisa saja
ah

disuntik dan lain sebagainya, dan pasien tersebut membutuhkan obat


R

sesuai dengan pasal 108 yang mempunyai keahlian adalah tenaga


es

kefarmasian maka dokter membuatkan resep untuk permintaan


M

ng

kepada apoteker;
on
gu

Hal. 33 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dapat ditarik kesimpulan dari kesaksian para saksi di atas bahwa

si
Apotik Rafa lah yang melakukan kegiatan pendistribusian sediaan
farmasi, dan itupun berdasarkan resep dokter di setiap cabang KLINIK

ne
ng
Rafa bukan hanya Terdakwa saja lalu dituangkan dalam surat pesanan
yang dibuat pihak cabang klinik Rafa kepada Apotik Rafa bukan Klinik
Rafa. Hal ini sesuai dengan Surat Pesanan (Terlampir);

do
gu Berkaitan dengan “pengiriman”dari apotik Rafa Bandung kepada klinik
Rafa Garut, Tasikmalaya dan cabang-cabang lainnya, tidak dapat

In
A
Dikategorikan sebagai kegiatan “mengedarkan” sebagaimana
pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama mengingat semua
ah

lik
obat yang dibuat atau diracik oleh apotik Rafa Bandung didasarkan
pada resep dokter dan resep-resep tersebut diperoleh setelah pasien
berkonsultasi dengan dokter pada klinik Rafa cabang Tasik, Garut dan
am

ub
sebagainya. Dengan demikian, pembuatan sediaan farmasi yang
dilakukan di apotik Rafa Bandung tersebut tetap didasarkan pada
ep
kondisi masing-masing pasien;
k

Bahwa apabila perbuatan tersebut dikategorikan sebagai tindak pidana


ah

kesehatan berupa mengedarkan sediaan farmasi yang melanggar izin


R

si
edar, maka pertanggungjawabannya bukan terletak pada Termohon
Banding/Terdakwa melainkan pada apoteker sebagai pihak yang

ne
ng

bertanggungjawab atas semua kegiatan yang berhubungan dengan


sediaan farmasi;

do
gu

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang


Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktik Kedokteran dan dihubungkan
dengan keterangan saksi-saksi yang dikemukakan dibawah sumpah di
In
A

atas maka tindakan membuat sediaan farmasi yang dilakukan


berdasarkan resep dokter, berdasarkan kondisi pasien atau keadaan
ah

lik

pasien dan dilakukan setelah proses konsultasi pasien dengan dokter


tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan mengedarkan sediaan
m

ub

farmasi yang tidak memiliki izin edar. Hal tersebut dikarenakan


tindakan mewawancarai pasien; menegakkan diagnosis; menentukan
ka

penatalaksanaan dan pengobatan pasien; melakukan tindakan


ep

kedokteran atau menulis resep obat dan tindakan-tindakan lainnya


ah

merupakan wewenang seorang dokter yang DIJAMIN oleh Undang-


R

Undang Nomor 29 tahun 2009 tentang Praktik Kedokteran;


es

Bahwa dengan demikian dalam pertimbangan putusan Judex Facti


M

ng

tingkat pertama tersebut di atas haruslah dibatalkan;


on
gu

Hal. 34 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2.4. Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) tidak tepat mengaitkan antara

a
R

si
kepemilikan, kepenguasaan, penyimpanan, pertanggungjawaban dan
tindakan peredaran sediaan farmasi dengan pasal 197 Undang-

ne
ng
Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
2.4.1. Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) tidak tepat mengaitkan
antara kepemilikan, kepenguasaan, dan penyimpanan dengan

do
gu unsur "barang siapa" dalam pasal 197 Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan", walaupun dalam

In
A
pertimbangan Majelis Hakim (Judex Facti) diketahui bahwa
Pemohon Kasasi merupakan dokter konsultan yang bekerja dan
ah

lik
digaji setiap bulan yang memberikan pelayanan kesehatan di
klinik Kecantikan Rafa Health and Beauty Lifestyle dengan
memberikan resep obat kepada pasien, bahwa Pemohon
am

ub
Kasasi bukan pihak yang bertanggung jawab terhadap
pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat. Unsur
ep
pertanggungjawaban dan tindakan peredaran sediaan farmasi
k

berkaitan erat dengan kegiatan kefarmasian di apotik, dalam


ah

kasus ini merupakan tanggung jawab apoteker penanggung


R

si
jawab apotik Rafa. Sesuai dengan kesaksian ahli:
Ahli 3 Sundoyo, S.H., M.K.M., M.Hum. dibawah sumpah memberikan

ne
ng

pendapat sebagai berikut:


- Bahwa Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

do
gu

Kesehatan, Pasal 196, 197, bahwa Pasal 196, yaitu tentang


ketentuan Pidana, dinyatakan bahwa Setiap orang yang dengan
sengaja memproduksi dan/atau persyaratan keamanan dst
In
A

dikenakan penjara 10 tahun. Isi dari pasal ini sebetulnya ancaman


setiap orang yang melakukan pelanggaran, dalam pasal 98 adalah
ah

lik

prinsip dasar yang diatur dalam Undang-Undang Kesehatan dalam


masalah kefarmasian, dapat dilihat dalam Undang-Undang
m

ub

Kesehatan dalam masalah kefarmasian, dapat dilihat dalam Pasal


96 ayat (2), (3) ada kaitan dengan ayat 1 yaitu setiap farmasi dan
ka

alat kesehatan harus aman, berkhasiat, bermanfaat, dan ayat (2)


ep

nya dinyatakan setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan


ah

kewenangan, menyimpan, mengelola dan mengedarkan, kata


R

yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan itu yang diancam


es

didalam Pasal 196, pertanyaannnya adalah Siapakah yang


M

ng

mempunyai keahlian dan kewenangan itu? Dapat di jawab dalam


on
gu

Hal. 35 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pasal 108 dikatakan bahwa pekerjaan kefarmasian (1) praktik

a
R
kefarmasian meliputi pembuatan, pengamanan, pengadaan,

si
penyimpanan dan pendistribusian obat dan pelayanan obat atas

ne
ng
resep dokter itu hanya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan, jadi yang dimaksud Pasal
98 (2) yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan itu terjawab

do
gu pada Pasal 108 (1) tersebut;
- Bahwa sehubungan dengan keahlian tersebut, seorang dokter

In
A
memberikan resep kepada pasien apakah termasuk
mengedarkan? Terkait dengan dokter dan berbicara masalah
ah

kewenangan, di dalam Undang-Undang Kesehatan juga diatur,

lik
Undang-Undang Kesehatan mulai dari Pasal 1-29 mengatur
tentang tenaga kesehatan, tetapi khusus untuk dokter secara
am

ub
spesifik diatur dalam Pasal 35 yang telah dijelaskan kewenangan
dokter telah di atur dari A-Z salah satunya kewenangan Dokter
ep
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
k

Kedokteran;
ah

- Bahwa membuat resep berbeda dengan mengedarkan, resep itu


R

si
adalah permintaan obat oleh dokter kepada apotik;
- Bagaimanakah antara dokter dengan Apoteker? Setiap tenaga

ne
ng

kesehatan memiliki kompetensi dan kewenangan sesuai dengan


keahlian mereka, untuk itu Pasal 108 tersebut secara tegas

do
gu

mengatakan bahwa tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian


dan mempunyai kewenangan adalah tenaga kefarmasian, ada 2
yaitu Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian, siapa tenaga teknis
In
A

kefarmasian yaitu Sarjana kefarmasian dan Asisten Apoteker.


Kemudian barulah diketahui apa kewenangan dokter dan apa
ah

lik

kewenangan Apoteker ketika mereka berada di klinik, keduanya


ada hubungan kerja tetapi persoalan tanggung jawab bagaimana
m

ub

mulai mengadakan menyimpan, mengelola s/d menyerahkan obat


itu adalah kewenangan Apoteker, sesuai dengan Pasal 108 dan
ka

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009;


ep

- Bahwa tanggungjawab dari dokter adalah hanya permintaan


ah

kepada resep saja, ketika pasien datang ke klinik lalu melakukan


R

anamesa setelah itu ada penegakan diagnosis dan setelah itu ada
es

interfensi bisa saja disuntik dsbnya, dan pasien tersebut


M

ng

membutuhkan obat sesuai dengan pasal 108 yang mempunyai


on
gu

Hal. 36 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
keahlian adalah tenaga kefarmasian maka dokter membuatkan

a
R
resep untuk permintaan kepada Apoteker;

si
- Bahwa yang bertanggungjawab dalam klinik adalah Apoteker

ne
ng
karena tenaga kefarmasian adalah Apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian;
- Bahwa Apoteker yang tidak pernah ada di suatu klinik dan yang

do
gu ada hanya Asisten apoteker dan diklinik itu ada barangnya yang
pemesan sesuai dengan fakturnya adalah dr. TRIFENA, dalam hal

In
A
pertanggungjawabannya di dalam Undang-Undang maupun
Peraturan Pemerintah kewenangan Apoteker sudah diatur bahwa
ah

ia diberi kewenangan, Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun

lik
2009 Pasal 25. ayat (1) bahwa seorang Apoteker itu boleh
mendirikan apotik dengan modal sendiri, ayat (2) bahwa modal itu
am

ub
adalah modal orang lain maka harus ada kerjasama dalam akta
perjanjian, jadi tanggungjawab pekerjaan kefarmasian itu ada
ep
pada apoteker bukan ada pada pemilik modal, jika dikaitkan
k

dengan pertanyaan Jaksa Penuntut Umum bahwa yang


ah

bertanggungjawab terhadap pekerjaan kefarmasian tetap pada


R

si
Apoteker, baik Apoteker itu mau datang 1 kali, 2 kali, begitupun
yang disampaikan Jaksa Penuntut Umum bahwa di klinik itu ada

ne
ng

Asisten Apoteker, itu sebenarnya adalah untuk memenuhi


ketentuan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009,

do
gu

karena seorang apoteker dapat dibantu oleh tenaga teknis


kefarmasian, ketika ia akan membantu apoteker maka mengurus
izinnya harus rekomendasi dari Apoteker, jadi berdasarkan Pasal
In
A

25 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tanggung jawab


tetap melekat pada Apoteker;
ah

lik

- Bahwa klinik adalah sistem pelayanan kesehatan kepada pasien,


sedangkan apotik adalah fasilitas sediaan farmasi untuk
m

ub

pengadaan, penyimpanan, mengelola dan menyerahkan sediaan


farmasi, jadi antara klinik dan apotik terpisah;
ka

- Pasal 35 yang telah dijelaskan kewenangan dokter telah di atur


ep

dari A - Z salah satunya kewenangan Dokter yang diatur dalam


ah

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Peraturan


R

Pemerintah klinik;
es

- Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Pasal 25 ayat (1)


M

ng

bahwa seorang Apoteker itu boleh mendirikan apotik dengan


on
gu

Hal. 37 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
modal sendiri, ayat (2) bahwa modal itu adalah modal orang lain

a
R
maka harus ada kerjasama dalam akta perjanjian, jadi

si
tanggungjawab pekerjaan kefarmasiani itu ada pada apoteker

ne
ng
bukan ada pada pemilik modal, jika dikaitkan dengan pertanyaan
Jaksa Penuntut Umum bahwa yang bertanggungjawab terhadap
pekerjaan kefarmasian tetap pada Apoteker; Pasal 47 Peraturan

do
gu Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, Pasal 25 Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tanggung jawab tetap melekat

In
A
pada Apoteker;
2.4.2. Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) tidak tepat mengaitkan antara
ah

lik
pertanggungjawaban dan tindakan peredaran sediaan farmasi
dengan pasal 197 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan", karena barang yang disita dan dijadikan sebagai alat
am

ub
bukti oleh PPNS Balai Besar POM Bandung sesuai dengan surat
tanda penerimaan barang bukti Nomor STPB/18/IV/2013/BBPOM-
ep
PPNS tertanggal 19 April 2013 sesuai dengan berita acara penyitaan
k

tanggal 19 April 2013 bukanlah seluruhnya milik Termohon Banding ;


ah

Bahwa berkaitan dengan kepemilikan barang-barang ini, seyogianya


R

si
dipisah menjadi 3 (tiga) bagian yaitu barang-barang milik klinik Rafa,
barang-barang milik apotik Rafa dan barang-barang untuk penelitian

ne
ng

Termohon Banding;
A. Barang Milik Klinik

do
gu

Bahwa barang-barang yang digunakan untuk melakukan pelayanan


kesehatan dasar untuk melakukan tindakan kedokteran dan pelayanan
estetika pada klinik Rafa adalah sebagai berikut:
In
A

NO. NAMA BARANG SUMBER/SUPLIER JUMLAH KETERANGAN


ah

lik

1 Essen C Espro Jakarta 75 Btl Serum untuk


perawatan facial
m

ub

di klinik
2 Soin Mandarin Skin Matrix Jakarta 9 Dus Serum untuk
ka

ep

perawatan facial
di klinik
ah

3 Brigthtening Herca Jakarta 4 Amp Serum untuk


R

perawatan facial
es
M

di klinik
ng

on
gu

Hal. 38 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4 Serum Gold Medcos Jakarta 10 Amp Serum untuk

si
perawatan facial
di klinik

ne
ng
5 Vit. C Ampul Skin Matrix Jakarta 5 Dus Serum untuk
perawatan facial

do
di klinik
gu 6 Open PoreAmp Skin Matrix Jakarta 11 Amp Serum untuk
perawatan facial

In
A
di klinik
7 Firming Amp Skin Matrix Jakarta 16 Amp Serum untuk
ah

lik
perawatan facial
di klinik
am

ub
8 Whitening Amp Skin Matrix Jakarta 51 Amp Serum untuk
perawatan facial
di klinik
ep
k

9 Redoxon Amp Cosmobeaute 10 Dus Serum untuk


ah

Jakarta perawatan facial


R

si
di klinik
10 Whitening Oxy Cosmobeaute 5 Amp Serum untuk

ne
ng

Jakarta perawatan facial


di klinik

do
11 Oxy Derma Cosmobeaute 10 Amp Serum untuk
gu

Jakarta perawatan facial


di klinik
In
A

12 MESOLOGICA Herca Jakarta 10 Amp Serum untuk


perawatan facial
ah

lik

di klinik
13 Dermaclar Medcos Jakarta 3 Amp Serum untuk
m

ub

perawatan facial
di klinik
ka

14 Dermeso Firm Medcos Jakarta 9 Amp Serum untuk


ep

perawatan facial
ah

di klinik
R

15 Dermeso Obes Medcos Jakarta 9 Amp Serum untuk


es

perawatan facial
M

ng

di klinik
on
gu

Hal. 39 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
16 Mesologica (Vi. Herca Jakarta 4 Amp Serum untuk

si
C) perawatan facial
di klinik

ne
ng
17 Mesologica Herca Jakarta Serum untuk
DMAE perawatan facial

do
di klinik
gu 18 Breast Fit Herca Jakarta 16 Amp Serum untuk
System perawatan facial

In
A
di klinik
19 Omeo formula Herca Jakarta 10 Amp Serum untuk
ah

lik
perawatan facial
di klinik
am

ub
20 Tationil 600 Pasar Pramuka 40 Amp Serum untuk
Jakarta perawatan facial
di klinik
ep
k

21 Inno TDS Firming Radian Elok Jakarta 1 Dus Serum untuk


ah

perawatan facial
R

si
di klinik
22 Inno TDS Anti Radian Elok Jakarta 1 Dus Serum untuk

ne
ng

Aging perawatan facial


di klinik
23 Inno TDS Vit

do
Radian Elok Jakarta 1 Dus Serum untuk
gu

complex perawatan facial


di klinik
In
A

24 Inno TDS Radian Elok Jakarta 1 Dus Serum untuk


Restructur perawatan facial
ah

lik

di klinik
25 Inno Peel Radian Elok Jakarta 1 Dus Serum untuk
m

ub

Maskarila perawatan facial


di klinik
ka

26 Inno Peel Radian Elok Jakarta 3 Dus Serum untuk


ep

Whitening perawatan facial


ah

di klinik
R

27 Inno peel Radian Elok Jakarta 1 Dus Serum untuk


es

Despigment perawatan facial


M

ng

di klinik
on
gu

Hal. 40 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
28 Inno Peel Skin Radian Elok Jakarta 2 Dus Serum untuk

si
perawatan facial
di klinik

ne
ng
29 Inno Peel anti Radian Elok Jakarta 1 Dus Serum untuk
Aging 15 ml perawatan facial

do
di klinik
gu 30 Inno Peel Radian Elok Jakarta 1 Dus Serum untuk
Whitening perawatan facial

In
A
di klinik
31 Inno Peel Radian Elok Jakarta 1 Dus Serum untuk
ah

lik
Lactobio perawatan facial
di klinik
am

ub
32 Kojic Acid Pasar Pramuka 10 Amp Serum untuk
perawatan facial
di klinik
ep
k

33 Puremed Medcos Jakarta 3 Box Serum untuk


ah

RENEWINE perawatan facial


R

si
di klinik
34 Puremed Medcos Jakarta 4 Box Serum untuk

ne
ng

purifying perawatan facial


di klinik

do
35 Blue Peel Obagi Medical-USA 5 Amp Serum untuk
gu

perawatan facial
di klinik
In
A

36 Blue Peel Obagi Medical-USA 2 Dus Serum untuk


Radiance perawatan facial
ah

lik

di klinik
37 Pure Reducer CDE/Lessential 1 Dus Serum untuk
m

ub

Serum NA18140103730 perawatan facial


di klinik
ka

38 Vit. C serum CDE/Lessential 1 Dus Serum untuk


ep

perawatan facial
ah

di klinik
R

39 Purifying Acne Medcos Jakarta 1 Paket Serum untuk


es

perawatan facial
M

ng

di klinik
on
gu

Hal. 41 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
40 Street Marck Radian elok Jakarta 9 Botol Serum untuk

si
perawatan facial
di klinik

ne
ng
41 Fine T Solution Radian elok Jakarta 18 Botol Serum untuk
perawatan facial

do
di klinik
gu 42 Pigmen control Radian elok Jakarta 13 Botol Serum untuk
perawatan facial

In
A
di klinik
43 Tret 0,025 SDM (Vitacid 0,025) 10 Gram Krim untuk
ah

lik
DKL9428600229 perawatan facial
di klinik
am

ub
44 CHA-1 Kode racikan 1 Kalen Krim untuk
(niacef + melanox) g perawatan facial
produk SDM di klinik
ep
k

DKL9828602728A1
ah

DKL9728602429A1
R

si
45 Serum B3H kode racikan (vit C+ 1 Botol Serum untuk
AHA/BHA Serum perawatan facial

ne
ng

produk FM sidoarjo di klinik


NA18140104264
NA18140102486

do
gu

46 Purifying Acne Medcos Jakarta 2 Dus Serum untuk


perawatan facial
In
A

di klinik
47 Apple Stem Medcos Jakarta 1 Dus Serum untuk
ah

lik

perawatan facial
di klinik
m

48 Grape Medcos Jakarta 1 Dus Serum untuk


ub

perawatan facial
ka

di klinik
ep

49 Lidocain Cream Radian Elok Jakarta 2 Pot Cream u


Tindakan Dr
ah

50 Face Mask (Acne Cosmobeaute 26 Box masker untuk


es

less) Jakarta perawatan facial


M

ng

di klinik
on
gu

Hal. 42 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
51 Face Mask Cosmobeaute 28 Box masker untuk

si
Whitening Jakarta perawatan facial
di klinik

ne
ng
52 Face Mask (Anti Cosmobeaute 18 Box masker untuk
Wringkle) Jakarta perawatan facial

do
di klinik
gu 53 24 K Pasar baru Jakarta 5 Box masker untuk
perawatan facial

In
A
di klinik
54 Pear Instant Pasar baru Jakarta 11 Box masker untuk
ah

lik
perawatan facial
di klinik
am

ub
55 Facial Wash MAXIMA Jakarta 2 Jerige sabun untuk
acne n perawatan facial
di klinik
ep
k

56 Pro natural Budi Andhika 2 Jerige face tonic untuk


ah

Jakarta n perawatan facial


R

si
NA18131203210 di klinik
57 Pro natural 2000 Budi Andhika 1 Jerige cleansing milk

ne
ng

Jakarta n untuk perawatan


NA18141202599 facial di klinik

do
58 Facial wash Maxima Jakarta 1 Jerige sabun untuk
gu

n perawatan facial
di klinik
In
A

Bahwa barang-barang tersebut adalah barang-barang yang digunakan di


ah

lik

klinik Rafa terhadap pasien yang datang dan membutuhkan perawatan


kulit. Dengan demikian, terhadap barang-barang tersebut, tidak dapat
m

dikategorikan sebagai mengedarkan sebagaimana pertimbangan putusan


ub

Judex Facti tingkat pertama dan tidak dapat pula dikategorikan sebagai
ka

tindakan memproduksi sebagaimana dakwaan dari Jaksa Penuntut


ep

Umum dalam Pengadilan Tingkat Pertama;


Bahwa berdasarkan Permenkes Nomor 1010 Tahun 2008 tentang
ah

Registrasi Obat dalam Pasal 2 poin 4 diatur dengan tegas bahwa obat
es

yang penggunaannya khusus atas permintaan dokter; obat donasi; obat


M

ng

on
gu

Hal. 43 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk uji klinik dan obat sampel untuk registrasi tidak perlu memperoleh

si
izin edar;
Bahwa berdasarkan Permenkes Nomor 1010 Tahun 2008 tentang

ne
ng
Registrasi Obat dalam Pasal 2 poin 4 diatur dengan tegas bahwa obat
yang penggunaannya khusus atas permintaan dokter; obat donasi; obat
untuk uji klinik dan obat sampel untuk registrasi tidak perlu memperoleh

do
gu izin edar.
1) Obat yang diedarkan di wilayah Indonesia, sebelumnya harus

In
A
dilakukan registrasi untuk memperoleh izin edar;
2) Izin edar dilakukan oleh menteri
ah

3) Menteri melimpahkan pemberian izin edar kepada Badan;

lik
4) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
untuk:
am

ub
1. Obat penggunaan khusus atas permintaan dokter;
2. Obat do nasi;
ep
3. Obat untuk uji klinik;
k

4. Obat sampel untuk registrasi


ah

Bahwa seluruh obat yang tersebut di atas adalah obat atas permintaan
R

si
dokter dan digunakan untuk tindakan pelayanan kesehatan di klinik, dan
tidak pernah diperjualbelikan;

ne
ng

Bahwa dengan demikian, semua jenis obat-obat tersebut di atas


merupakan obat yang tidak perlu memiliki izin edar berdasarkan

do
gu

Permenkes Nomor 1010 Tahun 2008 tentang Registrasi Obat;


Bahwa terhadap jenis-jenis barang tersebut di atas, barang jenis tersebut
bukanlah sediaan farmasi yang melanggar izin edar sebagaimana dalam
In
A

pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama. Hal ini dikarenakan


barang-barang tersebut merupakan barang-barang yang telah memiliki
ah

lik

notif dari pihak yang berwenang. Notifikasi yang dimaksud adalah


sebagai berikut:
m

ub

Nama Produk Nomor Notifikasi


Theraskin AFA Care NA 18140103296
ka

ep

Skinesse AHA BHA skin refining cream NA 18140102486


THERASKIN Tightening Cream NA 18140102212
ah

Skinesse alfacid 8 cream NA 18140101157


R

es

Primaderma Koji White cream NA 18151900135


M

NIACEF DKL 9828602728A1


ng

on
gu

Hal. 44 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Skinesse alfacid 10 cream NA 18140101154

si
Skinesse acne care oil control NA 18140102488
AZA 20 cream DKL 0535801029A1

ne
ng
Skinesse Vitalizing Complex Cream NA 1810102553
Skinesse Whitening Face Cream NA 18141900144

do
gu Isoflamed
Primaderma Sun Protection Cream R01
NA 18142000018
NA 18150100452

In
Skinesse Protection Cream OF 30 Natural NA 18111700231
A
Skinesse Sun Protection Cream OF 30 NA 18111700249
Pink
ah

lik
Skinesse Sun Protection Cream OF 30 NA 18111700230
Clinex DKL 9728602429A1
am

ub
Cream Theraskin NA 18140102994
Vitacid 0,1 DKL 9028600229AI
ep
Desolex DKL 9728602529A1
k

Vitacid 0,025 DKL 9428600229CI


ah

R
Vitacid 0,05 DKL 9428600229CI

si
Melanox DKL 9728602429A1

ne
ng

Skinnesse vitalizing complex cream NA 1810102553


AHA/BHA skin refining cream skinesse NA 18140102486
Cleansing milk PRONATURAL 181412 NA 18141202599

do
gu

Face tonic acne Immortal CA 18101201455


Face tonic normal Immortal NA 18141200125
In
A

Face tonic oily Immortal NA 18141201208


ah

lik

Mengingat berbagai jenis barang tersebut merupakan sediaan farmasi


yang tidak melanggar izin edar, maka pertimbangan putusan Judex Facti
m

ub

tingkat pertama yang menyatakan :


“…dirampas untuk dimusnahkan”;
ka

merupakan pertimbangan yang sangat keliru dan tidak berdasar


ep

sehingga barulah dibatalkan;


ah

B. Barang-Barang Milik Termohon Banding/Terdakwa.


R

Barang milik Termohon Banding meliputi barang-barang Nomor 1-5, 85,


es

86, 90, 103, 105-110 (sesuai Lampiran Surat Tanda Penerimaan Barang
M

ng

on
gu

Hal. 45 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bukti Nomor STPB/18/14/2013/BBPOM-PPNS tertanggal 19 April 2013).

si
Barang-barang tersebut adalah sebagai berikut :
No Nama Barang Sumber Jumla ukura Keterangan

ne
ng
h n
Customized Produk

do
Progestero I L- compounding Penelitian S2
gu 1
Cream Singapore
1 pot 30 gr
Udayana
melalui resep

In
A
Customized Produk
Progestero I B- compounding Penelitian S2
2 3 pot 30 gr
ah

lik
Cream Singapore Udayana
melalui resep
am

ub
Customized Produk
Testosterone 2 compounding Penelitian
3 4 pot 30 gr
% Singapore Presentasi
ep
k

melalui resep
ah

Customized Produk
R
7 Keto DEA compounding 13 30 Penelitian

si
4
Kap Singapore botol kaps Presentasi

ne
ng

melalui resep
Customized Produk
compounding 30 Penelitian

do
gu

5 BIO SLIMING 1 botol


Singapore kaps Presentasi
melalui resep
In
A

AFU Jakarta Bedak telah


Bedak TRF 98
6 NA18131204371 14 gr dinotifikasi,
(Coklat) buah
ah

lik

menunggu label
AFU Jakarta Bedak telah
Bedak TRF 279
7 14 gr dinotifikasi,
m

ub

(Pink) buah
menunggu label
ka

Racikan niacef Produk


Bahan baku 1
ep

8 dan mediklin 250 gr Penelitian


CAN kaleng
Presentasi
ah

3D -Slim Produk online Produk


30
es

9 4 botol Penelitian
M

kaps
ng

Presentasi
on
gu

Hal. 46 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Cosmobeaute Produk

si
10 Nutrient Acne Jakarta 2 set 10 ml Penelitian
Presentasi

ne
ng
Nutrient Cosmobeaute Produk
11 Whitening Jakarta 3 set 10 ml Penelitian

do
Presentasi
gu Nutrient
Cosmobeaute Produk
12 Jakarta 1 set 10 ml Penelitian

In
Slimming
A
Presentasi
Nutrient Anti Cosmobeaute Produk
ah

lik
13 Aging Jakarta 1 set 10 ml Penelitian
Presentasi
am

ub
Cosmobeaute Produk
Nutrient Acne
14 Jakarta 1 set 10 ml Penelitian
+
Presentasi
ep
k

Cosmobeaute Produk
Nutrient
ah

15 Jakarta 1 set 10 ml Penelitian


Detoxyficatin
R

si
Presentasi

ne
ng

Barang-barang tersebut di atas merupakan sediaan farmasi yang tidak


digunakan untuk perawatan maupun pengobatan pasien. Barang-barang

do
tersebut digunakan untuk penelitian dimana saat ini Termohon Banding
gu

sedang menyusun tesis dan membuat penelitian untuk kepentingan


seminar, makalah dan penyusunan buku di bidang estetik yang
In
A

membutuhkan sampel produk dari semua aspek bidang agar bisa diuji
dan diteliti efek samping, hasilnya dan turunannya (bukti terlampir);
ah

lik

Produk sediaan farmasi ini merupakan produk yang didapat dari sesama
peneliti (dipinjamkan), dibeli dari ajang pameran produk kecantikan resmi
di Indonesia (contohnya Cosmobeaute) ataupun kiriman sample dari
m

ub

perusahaan-perusahaan kosmetika di Indonesia dan luar negeri dalam


ka

kepentingan promosi, semua disimpan oleh Termohon Banding untuk


ep

kepentingan penelitian semata. Penyimpanan di luar klinik (digudang)


dengan maksud sebagai penyimpanan pribadi, barang-barang tersebut
ah

juga ada beberapa diantaranya adalah produk-produk yang dalam proses


R

es

notifikasi BPOM;
M

ng

on
gu

Hal. 47 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama juga dengan

a
R

si
tegas telah mengakui hal tersebut. Hal mana tertuang dalam
pertimbangannya berikut ini:

ne
ng
a. Menimbang bahwa sediaan farmasi tersebut sebagian hanya untuk
penelitian; (pertimbangan halaman 49)
b. Menimbang bahwa didalam pembelaannya Terdakwa telah

do
gu menyangkal
telah melakukan tindakan pengedaran sediaan farmasi tanpa izin edar

In
A
dan menyatakan sediaan farmasi a quo digunakan untuk penelitian
yang sedang Terdakwa lakukan (pertimbangan halaman 50);
ah

lik
C. Barang-Barang Milik Apotik Rafa
Diluar berbagai jenis barang yang tersebut dalam angka 1 dan angka 2 di
atas, barang-barang atau sediaan farmasi tersebut merupakan barang-
am

ub
barang atau sediaan farmasi milik apotik Rafa. Barang-barang tersebut
adalah sebagai berikut:
ep
Penulisan
k

Nama resep dan


ah

No Supplier Jumlah ukuran Keterangan


Barang Notifikasi
R

si
BPOM

ne
1 AFA 10 Theraskin AFA CDE/ 1dus 10gr Resep
ng

serum Care L'essential Dokter dari


NA181401032 Garut, cab.

do
gu

96 Tasik,
Padjajaran
In
A

2 BHA Skinesse AHA PT First 22pot 10gr Resep


BHA skin Medipharma Dokter dari
refining cream → Sidoarjo Garut, cab.
ah

lik

NA181401024 Jawa Timur Tasik,


86 Padjajaran
m

ub

3 WRT THERASKIN CDE/ 6pot 10gr Resep


Tightening L'essential Dokter dari
ka

ep

Cream Garut, cab.


NA181401022 Tasik,
ah

12 Padjajaran
R

4 GA2 Skinesse PT First 8pot 10gr Resep


es
M

alfacid 8 cream Medipharma Dokter dari


ng

on
gu

Hal. 48 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
NA181401011 → Sidoarjo Garut, cab.

si
57 Jawa Timur Tasik,
Padjajaran

ne
ng
5 CHA-1 Primaderma PT First 16pot 10gr Resep
Koji White Medipharma Dokter dari

do
cream → Sidoarjo Garut, cab.
gu NA181519001 Jawa Timur Tasik,
35 Padjajaran

In
A
6 CAN NIACEF SDM 20pot 10gr Resep
DKL98286027 Dokter dari
ah

lik
28A1 Garut, cab.
Tasik,
am

Padjajaran

ub
7 GA-3 Skinesse PT First 8pot 10gr Resep
alfacid 10 Medipharma Dokter dari
ep
k

cream → Sidoarjo Garut, cab.


NA181401011 Jawa Timur Tasik,
ah

R
54 Padjajaran

si
8 Acne Cream Skinesse acne PT First 5pot 10gr Resep

ne
ng

care Medipharma Dokter dari


oil control → Sidoarjo Garut, cab.
NA Jawa Timur Tasik,

do
gu

18140102488 Padjajaran
9 AZS AZA 20 cream Pharmacore 9pot 10gr Resep
In
A

DKL05358010 Jakarta Dokter dari


29A1 Garut, cab.
ah

lik

Tasik,
Padjajaran
10 WR Cool Skinesse PT First 4pot 10gr Resep
m

ub

Vitalizing Medipharma Dokter dari


ka

Complex → Sidoarjo Garut, cab.


ep

Cream NA Jawa Timur Tasik,


1810102553 Padjajaran
ah

11 LHWC Skinesse PT First 5pot 10gr Resep


es

Whitening Medipharma Dokter dari


M

Face Cream → Sidoarjo Garut, cab.


ng

on
gu

Hal. 49 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
NA181419001 Jawa Timur Tasik,

si
44 Padjajaran
12 WR ISO Isoflamed Immortal 6pot 10gr Resep

ne
ng
NA Jakarta Dokter dari
18142000018 Garut, cab.

do
Tasik,
gu Padjajaran
13 SPF warna Primaderma PT First 19pot 10gr Resep

In
A
Sun Protection Medipharma Dokter dari
Cream R01 → Sidoarjo Garut, cab.
ah

lik
NA181501004 Jawa Timur Tasik,
52 Padjajaran
am

ub
14 SPF Natural Skinesse PT First 20pot 10gr Resep
Protection Medipharma Dokter dari
Cream OF → Sidoarjo Garut, cab.
ep
k

30 Natural Jawa Timur Tasik,


NA Padjajaran
ah

R
18111700231

si
15 SPF Pink Skinesse Sun PT First 22pot 10gr Resep

ne
ng

Protection Medipharma Dokter dari


Cream OF 30 → Sidoarjo Garut, cab.
Pink Jawa Timur Tasik,

do
gu

NA181117002 Padjajaran
49
In
A

16 SPF Putih Skinesse Sun PT First 10pot 10gr Resep


Protection Medipharma Dokter dari
ah

lik

Cream OF 30 → Sidoarjo Garut, cab.


NA1811170023 Jawa Timur Tasik,
0 Padjajaran
m

ub

17 SPF moist Skinnesse Sun PT First 5pot 10gr Resep


ka

Protection Medipharma Dokter dari


ep

Cream OF 30 → Sidoarjo Garut, cab.


+Skinnesse Jawa Timur Tasik,
ah

Daily Padjajaran
R

es

Moisturizing
M

Cream
ng

on
gu

Hal. 50 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
NA1811170023

si
0
NA181401024

ne
ng
64
18 SPF Pink + Skinesse Sun PT First 1pot 10gr Resep

do
H2 Protection Medipharma Dokter dari
gu Cream OF 30 → Sidoarjo Garut, cab.
Pink+ melanox Jawa Timur Tasik,

In
A
NA1811170024 SDM Padjajaran
9
ah

lik
DKL97286024
29A1
am

19 SPF pink + Skinesse Sun PT First 1pot 10gr Resep

ub
CL2 Protection Medipharma Dokter dari
Cream OF 30 → Sidoarjo Garut, cab.
ep
k

Pink+ clinex Jawa Timur Tasik,


tab Gracia Padjajaran
ah

R
NA181117002 Jakarta

si
49

ne
ng

DKL04353010
01A1
20 SPF CL 2 Skinesse Sun PT First 13pot 10gr Resep

do
gu

Protection Medipharma Dokter dari


Cream OF → Sidoarjo Garut, cab.
In
A

30+clinex Jawa Timur Tasik,


NA1811170023 Padjajaran
ah

0
lik

DKL04353010
01A1
m

ub

21 SPF Pink BB Skinesse Sun PT First 13pot 10gr Resep


Protection Medipharma Dokter dari
ka

ep

Cream OF 30 → Sidoarjo Garut, cab.


Pink + Jawa Timur Tasik,
ah

Skinnesse Padjajaran
R

Daily
es
M

Moisturizing
ng

on
gu

Hal. 51 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Cream

si
NA181401024
64

ne
ng
NA1811170024
9+

do
21 SPF Pink BB Skinesse Sun PT First 13pot 10gr Resep
gu Protection Medipharma Dokter dari
Cream OF 30 → Sidoarjo Garut, cab.

In
A
Pink+ Jawa Timur Tasik,
Skinnesse Padjajaran
ah

lik
Daily
Moisturizing
Cream
am

ub
NA181401024
64
ep
NA181117002
k

49+
ah

R
22 SPF BB nat Skinesse PT First 14pot 10gr Resep

si
Protection Medipharma Dokter dari

ne
ng

Cream OF → Sidoarjo Garut, cab.


30 Natural+ Jawa Timur Tasik,
+ Skinnesse Padjajaran

do
gu

Daily
Moisturizing
In
A

Cream
NA181401024
64
ah

lik

NA181117002
31
m

ub

23 Spf matifying Skinesse Sun PT First 2pot 10gr Resep


Protection Medipharma Dokter dari
ka

ep

Cream OF 30+ → Sidoarjo Garut, cab.


NIACEF Jawa Timur Tasik,
ah

NA181117002 SDM Padjajaran


R

30
es
M

DKL98286027
ng

on
gu

Hal. 52 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
28A1

si
24 Acne Marun Acne cream CDE/ 2pot 10gr Resep
Theraskin L'essential Dokter dari

ne
ng
NA181401029 Garut, cab.
94 Tasik,

do
Padjajaran
gu 25 KL 121 Vitacid 0,1 + SDM 11 pot 10gr Resep
melanox Dokter dari

In
A
DKL90286002 Garut, cab.
29AI Tasik,
ah

lik
DKL97286024 Padjajaran
29A1
am

ub
26 VA 13 Vitacid 0,025 SDM 5pot 10gr Resep
DKL94286002 Dokter dari
29CI Garut, cab.
ep
k

Tasik,
Padjajaran
ah

R
27 VA21 Vitacid 0,05+ SDM 8pot 10gr Resep

si
desolex Dokter dari

ne
ng

DKL94286002 Garut, cab.


29CI Tasik,
DKL97286025 Padjajaran

do
gu

29A1
28 KL 111 Vitacid 0,025 SDM 8pot 10gr Resep
In
A

+ melanox Dokter dari


DKL94286002 Garut, cab.
ah

lik

29CI Tasik,
DKL97286024 Padjajaran
29A1
m

ub

29 VA23 Vitacid 0,05 SDM 15pot 10gr Resep


ka

DKL94286002 Dokter dari


ep

29CI Garut, cab.


Tasik,
ah

Padjajaran
R

es

30 KL 123 Vitacid 0,05+ SDM 2pot 10gr Resep


M

melanox Dokter dari


ng

on
gu

Hal. 53 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
DKL94286002 klinik Cab.

si
29CI Garut, Tasik,
DKL97286024 Padjajaran

ne
ng
29A1
31 ACTC Vitacid SDM 4pot 10gr Resep

do
0,025+medikli Dokter dari
gu n klinik Cab.
DKL94286002 Garut,

In
A
29CI Tasik,
Padjajaran
ah

lik
32 MACE Skinnesse PT First 1pot 10gr Resep
vitalizing Medipharma Dokter dari
am

complex → Sidoarjo Garut, cab.

ub
cream + Jawa Timur Tasik,
viatcid 0,05 NA Padjajaran
ep
k

1810102553
DKL94286002
ah

R
29CI

si
33 NALC Niacef+ SDM dan FM 2pot 10gr Resep

ne
ng

AHA/BHA skin Dokter dari


refining cream Garut, cab.
skinesse Tasik,

do
gu

DKL98286027 Padjajaran
28A1
In
A

NA181401024
86
ah

34 Sabun Sabun acne MAXIMA 73buah 60gr Resep


lik

Kuning Dokter dari


Garut, cab.
m

ub

Tasik,
Padjajaran
ka

ep

35 Sabun Pink Sabun normal MAXIMA 38buah 60gr Resep


Dokter dari
ah

Garut, cab.
R

es

Tasik,
M

Padjajaran
ng

on
gu

Hal. 54 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
36 Sabun hijau Sabun oily MAXIMA 43buah 60gr Resep

si
Dokter dari
Garut, cab.

ne
ng
Tasik,
Padjajaran

do
37 Cleansing Cleansing Budi Andhika 21botol 100ml Resep
gu milk milk Dokter dari
PRONATURA Garut, cab.

In
A
L Tasik,
181412 Padjajaran
ah

lik
NA181412025
99
am

38 Toner Kuning Face tonic Immortal 23botol 100mk Resep

ub
acne CA Dokter dari
18101201455 Garut, cab.
ep
k

Tasik,
Padjajaran
ah

R
39 Toner pink Face tonic Immortal 63botol 100ml Resep

si
normal Dokter dari

ne
ng

NA181412001 Garut, cab.


25 Tasik,
Padjajaran

do
gu

40 Toner hijau Face tonic oily Immortal 77botol 100ml Resep


NA Dokter dari
In
A

18141201208 Garut, cab.


Tasik,
ah

Padjajaran
lik

41 Kemasan Kemasan milik 1 Pot Resep


apotek untuk kantong 10ml, Dokter dari
m

ub

keperluan botol Garut, cab.


meracik sesuai 100ml Tasik,
ka

ep

resep dokter Padjajaran


42 HQ5 AHA Hidrokuinon CDE/ 25botol 100ml Resep
ah

5+ AHA 10 L'essential Dokter dari


R

es

lotion 100 ml Garut, cab.


M

resep KE Tasik,
ng

on
gu

Hal. 55 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
APOTEK Padjajaran

si
L'essential

ne
ng
Keterangan :
CDE = Cipta Derma Essential → Tanggerang;

do
SDM = Surya Dermato Medical (PT. Surya Dermato Medical
gu Laboratoies) → Surabaya Pharmacore = PT. Pharmacore
Medical → Jakarta → Sidoarjo Jawa Timur;

In
A
3. Bahwa Judex Facti salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
ah

lik
dengan memutus perkara tanpa melihat bukti yang telah disampaikan
penuntut umum maupun terdakwa
3.1.Bahwa untuk memperoleh keyakinan dalam memberikan putusan, Hakim
am

ub
harus memperhatikan alat-alat bukti yang diajukan dalam persidangan
sehingga dalam mengambil keputusan berdasarkan keyakinan yang
ep
diperoleh dari alat bukti yang diajukan;
k

3.2.Bahwa diketahui klinik Rafa Health & Beauty Lifestyle dan apotik Rafa
ah

R
merupakan 2 (dua) entitas yang berbeda hal tersebut dapat dibuktikan

si
sebagai berikut:

ne
1) Bahwa klinik Rafa Health & Beauty Lifestyle memiliki izin yang
ng

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dengan Nomor


445.93/001-KKE/lll.11/Dinkes atas nama Andreas Kurniawan dengan

do
gu

penanggung jawab klinik adalah dr. TRIFENA, M.Si. (Herb.Est),


MBiomed (AAM);
In
2) Bahwa apotik Rafa telah memiliki ijin Nomor 449/251-APT/I 1-11-
A

Dinkes yang dikeluarkan oleh Dinas Kabupaten Bandung;


Bahwa apabila perbuatan tersebut dikategorikan sebagai tindak pidana
ah

lik

kesehatan berupa mengedarkan sediaan farmasi yang melanggar izin


edar, maka pertanggungjawabannya bukan terletak pada Termohon
m

ub

Banding/Terdakwa melainkan pada apoteker sebagai pihak yang


bertanggungjawab atas semua kegiatan yang berhubungan dengan
ka

sediaan farmasi;
ep

Bahwa Termohon Banding/Terdakwa merupakan penanggung jawab


ah

klinik yang HANYA bertanggung jawab atas kegiatan klinik dalam hal
R

pelayanan kesehatan terhadap masyarakat (berdasarkan atas Surat


es
M

Izin Nomor 445.93/001-KKE/lll.11/Dinkes), sesuai pernyataan saksi ahli


ng

on
gu

Hal. 56 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sundoyo, S.H., M.K.M, M.Hum. “dibawah sumpah memberikan

si
pendapat sebagai berikut:
Bahwa klinik adalah sistem pelayanan kesehatan kepada pasien,

ne
ng
sedangkan apotik adalah fasilitas sediaan farmasi untuk pengadaan,
penyimpanan, mengelola dan menyerahkan sediaan farmasi, jadi
antara klinik dan apotik terpisah;

do
gu Bahwa diketahui klinik Rafa merupakan klinik yang tidak melayani
kegiatan kefarmasian, sedangkan berkaitan dengan pengelolaan

In
A
apotik (termasuk didalamnya membuat obat) bukanlah tanggungjawab
Termohon Banding/Terdakwa. Termohon Banding/Terdakwa sebagai
ah

lik
dokter yang memberikan pelayanan kesehatan di klinik Rafa Health &
Beauty Lifestyle, mempunyai kewenangan yang diatur dan dijamin
secara tegas dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
am

ub
Praktik Kedokteran tepatnya dalam Pasal 35 ayat (1). Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
ep
3.3.Bahwa dalam pertimbangannya Hakim (Judex Facti) tidak
k

memperhatikan keterangan saksi, keterangan ahli, alat bukti dan


ah

keterangan Terdakwa secara seksama melainkan bertindak subyektif dan


R

si
tendensius dengan hanya mengambil pertimbangan berdasarkan
kesaksian para saksi dan saksi ahli secara tidak lengkap:

ne
ng

“Menimbang, bahwa dari pendapat yang dikemukakan oleh Ahli yang


diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum maupun Penasehat Hukum

do
gu

Terdakwa diperoleh kesimpulan sebagai berikut;


 Bahwa setiap sediaan farmasi yang beredar di Indonesia harus
terlebih dahulu mendapat izin edar;
In
A

 Bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk perawatan kecantikan ada


yang berupa kosmetika adanya masuk kategori obat;
ah

lik

 Bahwa Hidrokinon dan Mercury merupakan sediaan farmasi yang


mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan manusia;
m

ub

 Bahwa Dokter mempunyai kewenangan membuat resep;”


Bahwa setiap sediaan farmasi yang beredar di Indonesia harus terlebih
ka

dahulu mendapat izin edar adalah suatu ketentuan yang tertulis dalam
ep

Undang-Undang, namun hendaknya tidak melupakan pasal lainnya yaitu:


ah

- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998


R

tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat kesehatan yaitu pasal


es

9 (1) sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan


M

ng

setelah memperoleh ijin edar dari Menteri (2) dikecualikan dari


on
gu

Hal. 57 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bagi sediaan farmasi

si
yang berupa obat tradisional yang diproduksi oleh perorangan;
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

ne
ng
1010/Menkes/PER/XI/2008 tentang Registrasi Obat tepatnya pada
pasal 2 poin 4 diatur dengan tegas bahwa dikecualikan dari ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengenai izin edar untuk Obat

do
gu penggunaan khusus atas permintaan dokter; Obat Donasi; Obat untuk
Uji klinik dan Obat Sampel untuk Registrasi;

In
A
Bahwa pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama dengan
tidak cermat menyatakan bahwa bahan yang digunakan untuk
ah

lik
perawatan kecantikan mengandung Hidrokinon dan Mercury yang
berbahaya bagi kesehatan manusia dengan Pertimbangan Hukum
sebagai berikut: “Bahwa Hidrokinon dan Mercury merupakan sediaan
am

ub
farmasi yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan
manusia”;
ep
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan Bahwa
k

Hidrokinon dan Mercury merupakan sediaan farmasi yang


ah

mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan manusia jelas


R

si
merupakan pernyataan yang tidak berdasar karena Hidrokinon sesuai
uji lab adalah Hidrokinon yang merupakan bahan produk racikan

ne
ng

sesuai resep dokter dimana penggunaannya diperbolehkan jika


dibawah pengawasan dokter sesuai public warning/peringatan Nomor

do
gu

KH.00.01.432.6081 Tanggal 2007 yaitu surat edaran BPOM yang


menyatakan (surat terlampir);
Hidroguinon > 2% termasuk golongan obat keras yang hanya dapat
In
A

digunakan berdasarkan resep dokter;


Sama dengan keberatan sebelumnya, pertimbangan putusan Judex
ah

lik

Facti tingkat pertama telah mengenegalisir bahwa seolah-olah semua


sediaan farmasi yang telah disita merupakan sediaan farmasi yang
m

ub

mengandung Hidrokinon dan mercury yang berbahaya bagi kesehatan


manusia;
ka

Bahwa pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama tersebut


ep

sangat tidak cermat mengingat tidak semua sediaan farmasi yang


ah

telah disita mengandung Hidrokinon. Bahkan tidak ada satupun


R

sediaan farmasi yang telah disita mengandung mercury;


es

Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pengujian Badan POM Nomor


M

ng

Contoh: 0713-0011.CK, Nomor Contoh: 0713-0010.CK, Nomor


on
gu

Hal. 58 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Contoh: 0713-0009.CK, Nomor Contoh: 0713-0007.CK dan Nomor

si
Contoh: 0713-0006.CK dapat dilihat dengan jelas bahwa jenis sediaan
farmasi Inno-Peel Whitening, Krim VA-21, Krim AZS, Krim GA-3, Krim

ne
ng
ACN tidak mengandung Hidrokinon dan tidak ada hasil laporan dari
badan pom yang menyatakan bahwa sediaan farmasi yang disita
mengandung mercury. Berkaitan dengan sediaan farmasi yang

do
gu mengandung Hidrokuinon, tentunya menjadi suatu permasalahan
esensial jika dikaitkan dengan kepemilikan barang tersebut.

In
A
Singkatnya, apakah barang-barang yang mengandung Hidrokinon itu
(yaitu produk dengan merek Melanox) milik klinik Rafa yang akan
ah

lik
dipergunakan untuk perawatan pasien ataukah milik apotik atau malah
sebagai milik Termohon Banding yang hanya akan digunakan untuk
penelitian? Hal ini tentunya akan membawa konsekuensi siapa yang
am

ub
harus bertanggungjawab atas barang-barang tersebut;
Bahwa barang-barang yang mengandung Hidrokinon itu (resep-resep
ep
yang menggunakan bahan racikan dengan produk Melanox) adalah
k

milik apotek Rafa yang dipergunakan untuk pasien sesuai resep dokter
ah

sehingga pihak yang harus bertanggungjawab adalah apoteker


R

si
sebagai penanggung jawab apotek Rafa. Berkaitan dengan
kandungan Hidrokinon, pertimbangan putusan Judex Facti tingkat

ne
ng

pertama hanya mengutip pernyataan Penuntut Umum atau yang


dalam hal ini sebagai Pemohon Banding menyatakan bahwa:

do
gu

“obat-obatan tersebut dapat membahayakan pasien apabila


kandungan seperti Hidrokinon akan mengakibatkan kerusakan sel-sel
atau organ tubuh ataupun kerusakan pada kulit luar tubuh dikarenakan
In
A

obat atau kosmetik tersebut belum memiliki ijin edar atau tidak
memenuhi standar maupun persyaratan keamanan, khasiat atau
ah

lik

kemanfaatan dan mutu, bahwa produk tersebut tidak memenuhi


persyaratan label kosmetik dan efek samping yang umum terjadi
m

ub

setelah paparan Hidrokinon pada kulit adalah iritasi, kulit menjadi


merah (eritema) dan rasa terbakar. Efek ini terjadi segera setelah
ka

pemakaian Hidrokinon konsentrasi tinggi yaitu 4 %. Sedangkan untuk


ep

pemakaian Hidrokinon dibawah 2 % dalam jangka waktu lama secara


ah

terus menerus dapat terjadi leukoderma kontak dan okronosis


R

eksogen”;
es

Bahwa Pertimbangan di atas adalah pertimbangan yang sangat keliru


M

ng

dan sekaligus menunjukkan bahwa baik Penuntut Umum/ Pemohon


on
gu

Hal. 59 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Banding maupun Majelis Hakim tingkat pertama sama sekali tidak

si
mengerti mengenai masalah kandungan Hidrokuinon dan masalah
kesehatan;

ne
ng
Bahwa suatu sediaan farmasi yang mengandung Hidrokinon tidak
serta-merta dapat dikatakan sebagai sediaan farmasi yang tidak
memenuhi standar maupun persyaratan keamanan, khasiat atau

do
gu kemanfaatan dan mutu. Kandungan Hidrokinon dalam suatu sediaan
farmasi masih diperkenankan selama penggunaannya dalam batas-

In
A
batas yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan keterangan ahli Andi
Hakum, S.Sos., Alfajri Anwar dan Jajat Setia Permana, S.Si., Apt. yang
ah

lik
memberikan keterangannya dibawah sumpah berikut ini:
Bahwa hasil racikan itu ada produk yang mengandung Hidrokinon
artinya untuk peraturan itu diperbolehkan, tetapi ada batasan
am

ub
penggunaan jumlahnya hanya untuk sediaan kuku dan rambut dengan
jumlah 0,02% dan selain itu tidak diperbolehkan;
ep
Bahwa berkaitan dengan Hidrokinon yang terkandung dalam produk
k

racikan dengan kode CHA1, KL111, KL121, KL123 yang dibuat sesuai
ah

komposisi sebagai berikut:


R

si
Kode produk Komposisi dan nomor
notifikasi

ne
ng

Niacef + Melanox
CHA1 DKL9828602728A1

do
gu

DKL9728602429A1
Vitacid 0,025 + Melanox
In
A

KL 111 DKL9428600229CI
DKL9728602429A1
ah

Vitacid 0,1 + Melanox


lik

KL 121 DKL9028600229AI
DKL9728602429A1
m

ub

Vitacid 0,05 + Melanox


KL 123 DKL9428600229CI
ka

ep

DKL9728602429A1
ah

Laporan hasil pengujian kosmetika dari BPOM menyatakan bahwa


R

es

Hidrokinon yang terkandung dalam sediaan farmasi tersebut di atas


M

merupakan obat yang termasuk dalam daftar Farmakope Indonesia


ng

on
gu

Hal. 60 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
jilid IV, ISO (Informasi Seputar Obat), Martindale The Extra

a
R
Pharmocopeia, American Hospital Formulary Service Drug Information

si
(AHFS Drug Information), United State Pharmacopeae Drug

ne
ng
Imformation (USPDI) Britis National Formulary (BNF), MIMS atau I IMS
(Indonesia Index of Medical Spesialit), artikel dan iurnal ilmiah dimana
dinyatakan bahwa Hidrokinon masih merupakan zat aktif utama untuk

do
gu terapi hiperpiqmentasi yang boleh digunakan dibawah pengawasan
dokter;

In
A
Bahwa mengenai sediaan farmasi yang memenuhi persyaratan mutu
keamanan dan kemanfaatan diterangkan dalam Peraturan Pemerintah
ah

lik
Nomor 72 tahun 1998 BAB II pasal 2 poin 2a yang menyatakan :
“sediaan farmasi yang berupa bahan obat dan obat harus sesuai
dengan persyaratan dalam buku farmakope atau buku standar lainnya
am

ub
yang ditetapkan oleh menteri”;
Bahwa dalam petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan
ep
kefarmasian di apotek (SK Nomor 1027/Menkes/SK7IX/2004)
k

dinyatakan bahwa sumber informasi dan literature yang digunakan


ah

dalam pelayanan kefarmasian di apotek yaitu Farmakope Indonesia


R

si
edisi terakhir yaitu edisi IV, Informasi Speslite Obat (ISO) dan Informasi
Obat Nasional Indonesia (IONI), Martindale The Extra Pharmocopeia,

ne
ng

American Hospital Formulary Service Drug Information (AHFS Drug


Information), United State Pharmacopeae Drug Imformation (USPDI)

do
gu

Britis National Formulary (BNF), MIMS atau IIMS (Indonesia Index of


Medical Spesialit), artikel dan jurnal ilmiah;
Dalam berbagai literatur tersebut dikemukakan berbagai obat yang
In
A

boleh digunakan dibawah pengawasan dokter diantaranya


Hidrokuinon;
ah

lik

Selain itu, kandungan Hidrokinon dalam sediaan farmasi yang


ditawarkan oleh medical representative kepada dokter-dokter
m

ub

khususnya dokter pada klinik Rafa merupakan bahan obat yang boleh
digunakan dibawah pengawasan dokter. Adapun prosentase
ka

Hidrokuinon yang ada pada obat tersebut merupakan formulasi yang


ep

dibuat oleh perusahaan farmasi sehingga bukan menjadi


ah

tanggungjawab dokter klinik;


R

Bahwa resep yang Termohon Banding berikan merupakan obat


es

bukanlah kosmetika. Hal tersebut sesuai dengan definisi resep yang


M

ng

dinyatakan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


on
gu

Hal. 61 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
922/Menkes/PER/X/1993 tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian

R
Izin apotik, dimana diatur bahwa Resep adalah permintaan tertulis dari

si
Dokter, Dokter Gigi. Dokter Hewan kepada Apoteker Pengelola apotik

ne
ng
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Selanjutnya, berdasarkan Pasal 14 Peraturan Menteri Kesehatan

do
gu Nomor 922/Menkes/PER/X/1993 tentang Ketentuan Dan Tata Cara
Pemberian Izin apotik diatur dengan tegas bahwa apotik wajib

In
A
melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan dan pelayanan
resep sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker sebagai pengelola
ah

lik
apotik Dengan demikian, yang bertanggungjawab atas peracikan,
pembuatan, pendistribusian dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan obat adalah Apoteker;
am

ub
Bahwa sejak klinik Rafa beroperasi sejak tahun 2007 sampai dengan
sekarang tidak pernah ada pasien atau keluarganya yang mengeluh
ep
atau merasa dirugikan terkait dengan pelayanan kesehatan dan
k

estetika yang diberikan. Hal mana sesuai dengan keterangan saksi


ah

Nelli Resmawati, Yessi Puspita Andriani dan Dian Agustina, S.FARM.,


R

si
Apt. binti Agus Heriyanto yang menerangkan dibawah sumpah bahwa:
- Bahwa setahu saksi selama ini tidak ada masyarakat yang

ne
ng

komplain ke klinik Rafa Cab. Tasikmalaya;


- Bahwa klinik Rafa mulai beroperasi sejak tahun 2007 dan sejak itu

do
gu

sampai dengan sekarang tidak ada masyarakat yang komplain


setelah datang ke klinik Rafa di Tasikmalaya;
- Bahwa selama nama saksi dipinjam di klinik Rafa, setahu saksi
In
A

tidak ada komplain;


Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi di atas, dapat
ah

lik

disimpulkan bahwa Termohon Banding sebagai seorang dokter tidak


melakukan kesalahan dilihat dari seluruh peraturan yang berlaku.
m

ub

Berkaitan dengan kandungan sediaan farmasi, tidak ada satupun


sediaan farmasi yang mengandung mercury; bahwa sediaan farmasi
ka

merek Melanox yang mengandung Hidrokinon namun masih dalam


ep

batas-batas yang ditentukan sebagai kategori obat sehingga tidak


ah

dapat dikatakan sebagai sediaan farmasi yang tidak memenuhi


R

standar maupun persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan


es

dan mutu; bahwa sediaan farmasi merek Melanox adalah sediaan


M

ng

farmasi milik PT. Surya Dermato Medika Laboratories sehingga yang


on
gu

Hal. 62 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
harus bertanggungjawab adalah PT. Surya Dermato Medika

si
Laboratories jika ada hal-hal terkait dengan produk tersebut di atas;
Dengan demikian, pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama

ne
ng
yang menyatakan: “Bahwa Hidrokinon dan Mercury merupakan
sediaan farmasi yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan
manusia". haruslah dibatalkan;

do
gu Pernyataan Hakim tentang mercury sangat tendensius dan jelas-jelas
merupakan tindakan kriminalisasi terhadap Pemohon Kasasi karena

In
A
dalam persidangan tidak ditemukan fakta atau bukti bahwa bahan
atau sediaan farmasi yang disita mengandung Mercury. Hal ini jelas
ah

lik
menunjukkan bahwa Hakim bertindak subyektif karena sudah
menghakimi pemohon kasasi tanpa bukti dan fakta yang jelas;
3.4.Bahwa berdasarkan kesaksian, fakta dan alat bukti berupa Surat Ijin
am

ub
Praktak, dapat diketahui dan menjadi bukti bahwa Pemohon Kasasi
merupakan seorang dokter yang memiliki kewenangan menulis resep dan
ep
menggunakan sediaan farmasi untuk melakukan tindakan pelayanan
k

kesehatan kepada pasien sesuai Undang-Undang Nomor 29 tentang


ah

Praktik Kedokteran Pasal 35;


R

si
(2) Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi
mempunyai wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan

ne
ng

pendidikan dan kompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas:


a. mewawancarai pasien;

do
gu

b. memeriksa fisik dan mental pasien;


c. menentukan pemeriksaan penunjang;
d. menegakkan diagnosis;
In
A

e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;


f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;
ah

lik

g. menulis resep obat dan alat kesehatan;


h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;
m

ub

i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan


j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik
ka

di daerah terpencil yang tidak ada apotek;


ep

3.5.Bahwa walaupun Hakim (Judex Facti) menyatakan Pemohon Kasasi


ah

adalah seorang dokter, dengan alat bukti copy Surat Ijin Praktak (SIP)
R

Dokter Nomor 445.93/923.IX.10-DU/Dinkes namun Majelis Hakim


es

mengabaikan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik


M

ng

Kedokteran Pasal 35 ayat (2) tentang Kewenangan Seorang Dokter;


on
gu

Hal. 63 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Termohon Banding/Terdakwa sebagai dokter yang memberikan

si
pelayanan kesehatan dan terikat pada sumpah dokter seluruh Indonesia
bahkan seluruh dunia (isinya terlampir) yang diberikan kedudukan hukum

ne
ng
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1960 tentang sumpah
dokter yang berbunyi: saya bersumpah bahwa :
 Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan peri

do
gu kemanusiaan;
 Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan

In
A
bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;
 Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi
ah

lik
luhur jabatan kedokteran;
 Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena
pekerjaan dan keilmuan saya sebagai dokter;
am

ub
 Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien;
 Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak
ep
k

terpengaruh oleh pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan, Kesukuan,


Politik Kepartaian, atau Kedudukan Sosial, dalam menunaikan
ah

R
kewajiban saya terhadap penderita;

si
 Saya akan memberikan kepada Guru-Guru saya, Penghormatan dan

ne
ng

Pernyataan Terima Kasih yang selayaknya;


 Saya akan memperlakukan Teman Sejawat saya sebagai saudara
kandung;

do
gu

 Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat


pembuahan;
In
A

 Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan Kedokteran saya


untuk sesuatu yang bertentangan dengan Hukum Perikemanusiaan,
ah

sekalipun saya diancam;


lik

 Saya ikrarkan Sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan


mempertaruhkan kehormatan diri saya;
m

ub

maka selaku demikian Termohon Banding/Terdakwa memiliki kewajiban


untuk memberikan pengobatan yang tepat sesuai kebutuhan pasien;
ka

ep

Bahwa Termohon Banding/Terdakwa dalam memberikan pelayanan


kesehatan senantiasa berfokus pada isi obat, dosis dan cara pemakaian
ah

sehingga pasien menjadi sembuh/sehat;


R

es
M

ng

on
gu

Hal. 64 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3.6.Bahwa dengan memasukkan Pemohon Kasasi ke dalam lembaga

si
Pemasyarakatan merupakan kesalahan terbesar karena tidak ada
bukti atau alasan untuk menempatkan Pemohon Kasasi disana;

ne
ng
3.7.Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) mengabaikan bukti, fakta dan
Undang-Undang dalam mengambil keputusan. Hakim (Judex Facti)
hanya melihat perbuatan menyimpan, memiliki, dan tindakan

do
gu pengedaran, sehingga fakta dan kebenaran yang lebih jelas ditutupi
oleh Hakim (Judex Facti);

In
A
3.8.Bahwa pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama di atas
merupakan pertimbangan hukum yang tidak sesuai dengan fakta yang
ah

terungkap di persidangan. Pertimbangan putusan Judex Facti tingkat

lik
pertama di atas telah mengeneralisir bahwa seolah-olah semua sediaan
farmasi yang telah disita merupakan sediaan farmasi yang melanggar izin
am

ub
edar;
Bahwa dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama yang
ep
berkaitan dengan bahan-bahan yang tidak ada izin edar dari Badan POM
k

sangat keliru, kabur dan menyesatkan serta tidak pernah terbukti di


ah

dalam persidangan dan tidak sesuai dengan fakta-fakta dalam


R

si
persidangan;
Bahwa pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama seolah-olah

ne
ng

membenarkan bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam membuat


sediaan farmasi pada apotik Rafa adalah bahan-bahan yang tidak

do
gu

memiliki izin edar dari BPOM. Hal ini tentunya merupakan pertimbangan
yang sangat keliru dan tidak berdasar sama sekali;
Bahwa bahan-bahan dasar yang digunakan untuk membuat sediaan
In
A

farmasi pada apotik Rafa adalah barang-barang yang sudah memiliki izin
(baik izin produksi maupun izin edar). Hal ini terbukti dengan adanya
ah

lik

Nomor Notifikasi pada produk-produk yang digunakan dalam racikan


seperti dibawah ini:
m

ub

Nama Produk Nomor Notifikasi


Theraskin AFA Care NA 18140103296
ka

ep

Skinesse AHA BHA skin refining cream NA 18140102486


THERASKIN Tightening Cream NA 18140102212
ah

Skinesse alfacid 8 cream NA 18140101157


R

es

Primaderma Koji White cream NA 18151900135


M

NIACEF DKL 9828602728A1


ng

on
gu

Hal. 65 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Skinesse alfacid 10 cream NA 18140101154

si
Skinesse acne care oil control NA 18140102488
AZA 20 cream DKL 0535801029A1

ne
ng
Skinesse Vitalizing Complex Cream NA 1810102553
Skinesse Whitening Face Cream NA 18141900144

do
gu Isoflamed
Primaderma Sun Protection Cream R01
NA 18142000018
NA 18150100452

In
Skinesse Protection Cream OF 30 Natural NA 18111700231
A
Skinesse Sun Protection Cream OF 30 NA 18111700249
Pink
ah

lik
Skinesse Sun Protection Cream OF 30 NA 18111700230
Clinex DKL 9728602429A1
am

ub
Cream Theraskin NA 18140102994
Vitacid 0,1 DKL 9028600229AI
ep
Desolex DKL 9728602529A1
k

Vitacid 0,025 DKL 9428600229CI


ah

R
Vitacid 0,05 DKL 9428600229CI

si
Melanox DKL 9728602429A1

ne
ng

Skinnesse vitalizing complex cream NA 1810102553


AHA/BHA skin refining cream skinesse NA 18140102486
Cleansing milk PRONATURAL 181412 NA 18141202599

do
gu

Face tonic acne Immortal CA 18101201455


Face tonic normal Immortal NA 18141200125
In
A

Face tonic oily Immortal NA 18141201208


ah

lik

Bahwa Produk-produk tersebut bukanlah produk-produk temuan


secara murni yang dibuat oleh Termohon Banding/Terdakwa, namun
m

ub

Produk-produk untuk perawatan kecantikan tersebut diracik oleh


pihak apotek RAFA sesuai resep yang ditulis oleh Termohon
ka

Banding/Terdakwa berdasarkan bahan yang sudah jadi (barang yang


ep

sudah diproduksi dan diedarkan oleh perusahaan-perusahaan


ah

kosmetik besar yang telah mempunyai ijin edar diantaranya diperoleh


R

dari PT. Surya Dermato Medika Laboratories (SDM), CDE (Cipta


es

Derma Estetika), PT Pharmacore, PT Gracia, PT. Immortal, CV Budhi


M

ng

Andhika dan PT. First Medifarma dan lain sebagainya);


on
gu

Hal. 66 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dalam persidangan pada tingkat pertama, Penuntut Umum

si
tidak dapat membuktikan barang-barang yang disita itu milik siapa.
Penuntut Umum tidak dapat membuktikan dan memilah apakah

ne
ng
barang-barang yang disita itu milik klinik Rafa Health & Beauty
Lifestyle atau milik apotik Rafa atau milik pribadi Termohon Banding.
oleh karenanya, pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama

do
gu menggeneralisir bahwa semua barang tersebut (angka 1 sampai
dengan angka 3) adalah milik termohon banding merupakan suatu

In
A
pertimbangan yang sangat fatal dan sangat keliru sehingga harus
dibatalkan;
ah

lik
Kiranya Majelis Hakim Tingkat Mahkamah Agung dapat
mempertimbangkan dengan bijaksana kepemilikan atas barang-
barang tersebut di atas karena kepemilikan barang-barang tersebut
am

ub
pada dasarnya mempunyai konsekuensi tanggung jawab hukum;
Dengan demikian pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama
ep
yang mengeneralisir bahwa semua sediaan farmasi yang disita
k

adalah milik Pemohon Kasasi dalam pertimbangannya yang


ah

berbunyi:
R

si
“Menetapkan barang bukti yang ditemukan di TKP telah disita oleh
PPNS Balai Besar POM Bandung sesuai dengan surat tanda

ne
ng

penerimaan barang bukti Nomor STPB/18/IV/2013/BBPOM-PPNS


tertanggal 19 April 2013 sesuai dengan berita acara penyitaan

do
gu

tanggal 19 April 2013 dirampas untuk dimusnahkan” haruslah


dibatalkan;
3.9.Bahwa dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama yang
In
A

berkaitan dengan sediaan farmasi dikirimkan dan digunakan di klinik-


klinik Rafa Cabang Pajajaran, Garut Tasikmalaya dan cabang-cabang
ah

lik

lainnya, sangat keliru, sesat dan menyesatkan serta tidak pernah terbukti
di dalam persidangan dan tidak sesuai dengan fakta-fakta dalam
m

ub

persidangan;
Bahwa pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama seolah-olah
ka

membenarkan bahwa pengiriman sediaan farmasi dari klinik Rafa


ep

Bandung bukan dari apotik Rafa kepada klinik-klinik Rafa cabang


ah

Pajajaran, Garut Tasikmalaya dan cabang-cabang lainnya merupakan


R

tindakan mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memiliki izin edar;


es

Bahwa pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama sangat keliru


M

ng

dan tidak berdasar sama sekali;


on
gu

Hal. 67 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa berdasarkan keterangan saksi Wachid, Alfajri Anwar, Jajat Setia

R
Permana, S.Si., Apt., Latsmi, Fitri Pratiwi binti Wijiyanto, Angelika Yumi

si
Cahya binti Yudi Komaryadi, Nelli Resmawati, Yessi Puspita Andriani,

ne
ng
Dian Agustina, S.FARM., Apt. binti Agus Heriyanto, Prof. dr. dr. Wimpie
Pangkahila, SpAnd., FAACS. dibawah sumpah menerangkan sebagai
berikut:

do
gu - Bahwa ketentuan peracikan harus dilakukan oleh orang yang
mempunyai keahlian/berkewenangan, yaitu oleh apoteker dan asisten

In
A
apoteker. Selain itu tidak dibolehkan, kemudian peracikan berdasarkan
resep dokter dan diracik khusus untuk pasien;
ah

- Bahwa untuk melakukan racikan dilakukan oleh Angelika Yumi Cahya

lik
dan Fitri Pratiwi atas dasar resep dokter, selanjutnya diteruskan ke
bagian produk;
am

ub
- Bahwa dasar untuk meracik yaitu atas dasar resep dokter dan hasil
racikan di kirim ke klinik Rafa cabang Pajajaran dan Garut serta
ep
Cabang Tasikmalaya setelah pasien konsultasi ke dokter;
k

- klinik Rafa adalah klinik Kecantikan, operasional klinik tersebut pasien


ah

datang untuk konsultasi dengan dokter dan selesai periksa dokter


R

si
memberikan resep dan datang ke apotik untuk mengambil obatnya
dan di apotik sudah disediakan obat-obatan yang diberikan ke pasien

ne
ng

klinik Rafa;
- Bahwa produk kosmetik Rafa diberikan ke pasien yang sudah

do
gu

berkonsultasi kepada dokter klinik yang ada di cabang-cabang. Jadi,


pasien berkonsultasi dengan dokter klinik kemudian dokter klinik
membuatkan resep sesuai dengan kondisi pasien dan setelah itu
In
A

dibuatkan racikannya di Bandung karena bahannya hanya ada di


Bandung;
ah

lik

- Bahwa bentuk obat yang dikirim dari klinik Rafa Bandung ke klinik
Rafa Tasikmalaya bentuknya dalam pot-pot didalam kantong plastik
m

ub

yang sudah diberi nama pasiennya;


- Bahwa klinik Rafa Tasikmalaya dalam mengeluarkan produk kepada
ka

konsumen selalu berdasarkan resep dokter dan ia ingin membeli obat


ep

yang sama selalu disarankan untuk konsultasi ke dokter, kecuali sabun


ah

dapat diberikan langsung kepada konsumen yang ingin membeli;


R

- Bahwa obat-obatan yang ada di klinik Rafa Tasikmalaya didatangkan


es

dari apotik Rafa di Bandung berdasarkan pasien;


M

ng

on
gu

Hal. 68 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa pasien ahli Prof. dr. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd. FAACS

a
R
datang dari banyak kota di Indonesia, saksi punya klinik di Bali

si
sedangkan pasien dari Jakarta, Pekanbaru, Medan, mereka datang ke

ne
ng
ahli lalu ahli berikan obat dan setelah dia pulang, Ahli katakan nanti
habis obat konsultasi lagi ke ahli lalu dia laporkan kondisinya seperti
apa, ahli katakan, “Bapak mau datang lagi ke klinik saya”, jawabnya

do
gu “waduh terlalu jauh”, bisa tidak kalau dikirim, lalu ahli kirim, kenapa
dikirim karena ahli tahu kondisi pasien;

In
A
- Bahwa resep berlaku dimana saja asalkan ada barang kalau tidak ada
barang lain lagi ceritanya sehingga harus dikirim dari tempat yang
ah

mempunyai barang tersebut;

lik
- Bahwa pasien yang datang ke klinik Saksi dari Jakarta dan setelah
obat habis lalu ahli kirimkan lagi, obatnya yang ahli kirim tersebut
am

ub
dibuatkan di apotik di tempat ahli dan diracik oleh Apoteker dan bukan
diracik ditempat lain;
ep
- Bahwa produksi obat, tidak diproduksi secara/global tetapi di dibuat
k

berdasarkan resep;
ah

- tentang barang tidak pernah dijual langsung ke pasien tetapi melalui


R

si
apotik;
- Bahwa dokter klinik harus menulis resep sesuai kondisi pasien;

ne
ng

- Bahwa barang bukti yang diperlihatkan di persidangan saksi


menerangkan tidak pernah melihat produk seperti itu di Kimia Farma;

do
gu

- Bahwa dr. TRIFENA sebagai dokter di klinik Rafa, jika pasien datang
konsultasi kemudian diberikan resep, dengan memberikan resep
kepada pasien tidak termasuk mengedarkan tetapi mengobati kalau
In
A

mengedarkan itu menjual kepada siapa saja;


- yang menyatakan adanya produk dari apotek Rafa dan klinik Rafa
ah

lik

Health and Beauty Lifestyle yang dijual bebas atau ada di pasaran;
- Menurut ahli apakah obat ini dibuat oleh dr. TRIFENA ataukah di
m

ub

apotik, obat tidak dibuat oleh dr. TRIFENA, dokter hanya membuat
resep artinya buatlah obat ini seperti ini dan serahkanlah kepada
ka

pasien, dalam resep dibuat sekian gram/berapa gram dan diberikan ke


ep

apotik untuk diracik tetapi meresepkan tidak termasuk kategori


ah

mengedarkan;
R

- Bahwa membuat resep berbeda dengan mengedarkan, resep itu


es

adalah permintaan obat oleh dokter kepada apotik;


M

ng

on
gu

Hal. 69 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
- Bahwa tanggung jawab dari dokter adalah terbatas pada permintaan

a
R
kepada resep saja, ketika pasien datang ke klinik lalu melakukan

si
anamnesa setelah itu ada penegakan diagnosis dan setelah itu ada

ne
ng
intervensi bisa saja disuntik dan lain sebagainya, dan pasien tersebut
membutuhkan obat sesuai dengan pasal 108 yang mempunyai
keahlian adalah tenaga kefarmasian maka dokter membuatkan resep

do
gu untuk permintaan kepada apoteker;
Dapat ditarik kesimpulan dari kesaksian para saksi di atas bahwa apotik

In
A
Rafa lah yang melakukan kegiatan pendistribusian sediaan farmasi, dan
itupun berdasarkan resep dokter di setiap cabang klinik Rafa bukan
ah

lik
hanya Terdakwa saja lalu dituangkan dalam Surat pesanan yang dibuat
pihak cabang Klinik Rafa kepada Apotik Rafa bukan Klinik Rafa. Hal ini
sesuai dengan bukti terlampir;
am

ub
Berkaitan dengan “pengiriman”dari apotik Rafa Bandung kepada klinik
Rafa Garut, Tasikmalaya dan cabang-cabang lainnya, tidak dapat
ep
dikategorikan sebagai kegiatan “mengedarkan” sebagaimana
k

pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama mengingat semua


ah

obat yang dibuat atau diracik oleh apotik Rafa Bandung didasarkan pada
R

si
resep dokter dan resep-resep tersebut diperoleh setelah pasien
berkonsultasi dengan dokter pada KLINIK Rafa cabang Tasik, Garut dan

ne
ng

sebagainya;
Dengan demikian, pembuatan sediaan farmasi yang dilakukan di apotik

do
gu

Rafa Bandung tersebut tetap didasarkan pada kondisi masing-masing


pasien;
Berdasarkan alasan-alasan dan keberatan yang diajukan oleh Pemohon
In
A

Banding/Penuntut Umum ini tidak berdasarkan fakta-fakta, bukti-bukti dan


saksi-saksi dalam persidangan yang menguatkan maka seyogianya
ah

lik

alasan tersebut haruslah ditolak;


4. Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) melanggar hukum yang berlaku
m

ub

dengan tidak menerapkan Undang-Undang yang terkait dengan Pasal


197 Undang-Undang nomor 36 tentang Kesehatan sehingga salah dalam
ka

memutus perkara;
ep

Bahwa Hakim (Judex Facti) pada tingkat pertama yang dikuatkan pada
ah

tingkat banding memutuskan : terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah


R

melakukan tindak pidana “mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin edar”


es

didasarkan pada pasal 197 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang


M

ng

Kesehatan” yang menyatakan “bahwa setiap orang yang dengan sengaja


on
gu

Hal. 70 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan

a
R
yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat

si
(1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima betas) tahun dan

ne
ng
denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah);
4.1.Bahwa Pasal 197 Undang-Undang Nomor 36 tentang Kesehatan
berkaitan dengan Pasal 198 Undang-Undang Nomor 36 tentang

do
gu Kesehatan yaitu Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan
kewenangan untuk melakukan praktik kefarmasian sebagaimana

In
A
dimaksud dalam Pasal 108 dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
ah

lik
Hal ini sesuai dengan pernyataan saksi ahli Ahli 3 ”Sundoyo, S.H.,
M.K.M., M.Hum.” dibawah sumpah memberikan pendapat sebagai
berikut:
am

ub
- Bahwa Ahli bekerja pada Dinas Kesehatan tepatnya di Biro Hukum
dan Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan;
ep
- Bahwa Ahli sudah faham kasus Terdakwa karena sudah pekerjaan
k

sehari-hari membahas perundang-undangan tentang kesehatan dan


ah

yang terlibat langsung yaitu Undang-Undang kedokteran, Undang-


R

si
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, Undang-Undang
Nomor 35 tentang Narkotika dan Undang-Undang Nomor 52 Tahun

ne
ng

2009 tentang Kependudukan Keluarga Berencana;


- Bahwa Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

do
gu

Pasal 196, 197, bahwa Pasal 196, yaitu tentang ketentuan pidana,
dinyatakan bahwa Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi
dan/atau persyaratan keamanan dst … dikenakan penjara 10 tahun. Isi
In
A

dari pasal ini sebetulnya ancaman setiap orang yang melakukan


pelanggaran, dalam Pasal 98 adalah prinsip dasar yang diatur dalam
ah

lik

Undang-Undang Kesehatan dalam masalah kefarmasian, dapat dilihat


dalam Undang-Undang Kesehatan dalam masalah kefarmasian, dapat
m

ub

dilihat dalam Pasal 96 ayat (2), (3) ada kaitan dengan ayat 1 yaitu
setiap farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat,
ka

bermanfaat, dan ayat (2) nya dinyatakan setiap orang yang tidak
ep

memiliki keahlian dan kewenangan, menyimpan, mengelola dan


ah

mengedarkan, kata yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan itu


R

yang diancam di dalam Pasal 196, pertanyaannya adalah Siapakah


es

yang mempunyai keahlian dan kewenangan itu? Dapat di jawab dalam


M

ng

Pasal 108 dikatakan bahwa pekerjaan kefarmasian (1) praktik


on
gu

Hal. 71 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kefarmasian meliputi pembuatan, pengamanan, pengadaan,

a
R
penyimpanan dan pendistribusian obat dan pelayanan obat atas resep

si
dokter itu hanya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

ne
ng
mempunyai keahlian dan kewenangan, jadi yang dimaksud Pasal 98
(2) yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan itu terjawab pada
Pasal 108 (1) tersebut;

do
gu 4.2.Bahwa Pasal 197 Jo 106 (1) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan meliputi a) barang siapa; b)

In
A
dengan sengaja; c) mengedarkan sediaan farmasi; ditujukan dan
berlaku kepada semua orang secara umum juga haruslah dikaitkan
ah

lik
dengan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009 tentang Praktik
Kedokteran dengan tegas menyatakan bahwa Dokter atau dokter gigi
yang telah memiliki surat tanda registrasi mempunyai wewenang
am

ub
melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan
kompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas:
ep
a. mewawancarai pasien;
k

b. memeriksa fisik dan mental pasien;


ah

c. menentukan pemeriksaan penunjang;


R

si
d. menegakkan diagnosis;
e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien;

ne
ng

f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi;


g. menulis resep obat dan alat kesehatan;

do
gu

h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;


i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan
j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang praktik di
In
A

daerah terpencil yang tidak ada apotek;


4.3.Selain itu harus pula dikaitkan dengan pasal 198 Undang-Undang
ah

lik

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan setiap


orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan
m

ub

praktik kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam pasal 108 dipidana


dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
ka

rupiah). karena sesuai fakta dan alat bukti bahwa Apoteker dan asisten
ep

apoteker apotik RafaIah yang berkaitan dengan “pengiriman” dari apotik


ah

Rafa Bandung kepada klinik Rafa Garut, Tasikmalaya dan cabang-


R

cabang lainnya, bukan tindakan Terdakwa sebagai dokter, hal ini tidak
es

dapat dikategorikan sebagai kegiatan “mengedarkan” sebagaimana


M

ng

pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama mengingat semua


on
gu

Hal. 72 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
obat yang dibuat atau diracik oleh apotik Rafa Bandung sesuai standar

si
pelayanan kefarmasian didasarkan pada resep dokter bukan hanya
Terdakwa saja karena ada dokter lain dan resep-resep tersebut

ne
ng
diperoleh setelah pasien berkonsultasi dengan dokter pada klinik Rafa
cabang Tasik, Garut dan sebagainya. Dengan demikian, pembuatan
sediaan farmasi yang dilakukan di apotik Rafa Bandung tersebut tetap

do
gu didasarkan pada kondisi masing-masing pasien dan bukan tanggung
jawab Terdakwa baik sebagai seorang dokter praktik maupun sebagai

In
A
penanggung jawab klinik karena klinik dan apotik merupakan entitas
yang berbeda;
ah

4.4.Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) salah menerapkan atau melanggar

lik
hukum yang berlaku dengan tidak menerapkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1010/Menkes/PER/XI/2008
am

ub
tentang Registrasi Obat;
Bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
ep
1010/Menkes/PER/XI/2008 tentang Registrasi Obat tepatnya pada
k

pasal 2 poin 4 diatur dengan tegas bahwa dikecualikan dari ketentuan


ah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengenai izin edar untuk Obat
R

si
penggunaan khusus atas permintaan dokter; Obat Donasi; Obat untuk
Uji klinik dan Obat Sampel untuk Registrasi;

ne
ng

Bahwa Hakim (Judex Facti) salah mengambil dalam keputusan atau


bertentangan karena tidak memperhatikan bukti-bukti dan keterangan

do
gu

saksi ahli yang termuat dalam pertimbangan dengan Pasal 197 Undang-
Undang kesehatan secara utuh;
5. Berkaitan dengan pertimbangan Majelis Hakim memilih dakwaan kesatu
In
A

yakni melanggar ketentuan Pasal 197 Undang-Undang Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan
ah

lik

Bahwa dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama


menyatakan bahwa majelis hakim memilih dakwaan yang paling mendekati
m

ub

fakta-fakta yang diperoleh di persidangan dan dalam hal ini memilih dakwaan
kesatu Pasal 197 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
ka

dengan Pertimbangan Hukum sebagai berikut:


ep

“Menimbang bahwa oleh karena itu, majelis akan memilih salah satu dari
ah

kedua dakwaan tersebut yang paling mendekati dengan fakta yang diperoleh
R

di persidangan, dalam hal ini majelis memilih dakwaan kesatu pasal 197
es

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang unsur-


M

ng

unsurnya sebagai berikut : “Setiap orang ; Dengan sengaja ; Memproduksi


on
gu

Hal. 73 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
atau mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan yang tidak

a
R
memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam pasal 106”;

si
Bahwa dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama tentunya

ne
ng
sangatlah tergesa-gesa dan dipaksakan;
Bahwa dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama yang
menentukan memilih dakwaan kesatu yaitu Pasal 197 Undang-Undang

do
gu Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan tidak konsisten dan tidak
didasarkan pada fakta-fakta, bukti-bukti serta keterangan saksi-saksi yang

In
A
terungkap dimuka Persidangan;
Bahwa dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama yang
ah

lik
menyatakan “paling mendekati dengan fakta yang diperoleh di persidangan”
adalah pertimbangan yang konyol;
Bahwa dalam menentukan bersalah atau tidaknya Termohon
am

ub
Banding/Terdakwa harus didasarkan pada fakta-fakta, bukti-bukti serta
keterangan saksi-saksi yang terungkap dimuka persidangan;
ep
Bahwa pertimbangan putusan Judex Facti tingkat pertama tidak
k

mempertimbangkan secara spesifik, jelas, tegas dan lugas fakta-fakta, bukti-


ah

bukti serta keterangan dari setiap saksi yang terungkap di muka sidang;
R

si
Bahwa dengan demikian, dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat
pertama yang menyatakan “paling mendekati dengan fakta yang diperoleh di

ne
ng

persidangan” hanyalah slogan/asumsi yang tidak berdasar;


Bahwa oleh karenanya, dalam pertimbangan putusan Judex Facti tingkat

do
gu

pertama yang menyatakan: “...majelis memilih dakwaan kesatu pasal 197


Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ...” sangatlah
tidak beralasan dan tidak berdasar. Sehingga haruslah dibatalkan;
In
A

6. Berkaitan dengan pidana yang dijatuhkan kepada Termohon Banding


Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah menjatuhkan pidana kepada
ah

lik

Termohon Banding/Terdakwa yang menyatakan:


a. Menyatakan Terdakwa “dr. TRIFENA binti YUSUF” terbukti secara
m

ub

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Mengedarkan


Sediaan Farmasi tanpa Izin Edar” melanggar Pasal 197 Undang-Undang
ka

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam dakwaan pertama;


ep

b. Menjatuhkan pidana penjara oleh karena itu terhadap Terdakwa


ah

tersebut selama 6 (enam) bulan, dan pidana denda sebesar


R

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan Subsidair selama 2 (dua)


es

bulan kurungan;
M

ng

on
gu

Hal. 74 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
c. Menetapkan pidana tersebut tidak usah dijalani kecuali jika dikemudian

a
R
hah ada putusan Hakim yang menentukan lain disebabkan karena

si
Terpidana melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan 1

ne
ng
(satu) tahun berakhir;
d. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan kota; dan
e. Sediaan farmasi tanpa izin edar yaitu: Barang bukti yang ditemukan di

do
gu TKP telah disita oleh PPNS Balai Besar POM Bandung sesuai dengan
Surat Tanda Penerimaan Barang Bukti Nomor STPB/18/IV/2013/

In
A
BBPOMOPPNS tanggal 19 April 2013 dan Nomor STPB/19/IV/2013/
BBPOM-PPNS tanggal 19 April 2013 sesuai dengan Berita Acara
ah

penyitaan tanggal 19 April 2013 (foto copy terlampir) dirampas untuk

lik
dimusnahkan. Bahwa vonis majelis hakim tingkat pertama dalam putusan
Pengadilan Negeri Kelas IA Bandung Nomor 1382/PID.B/2014/PN.BDG
am

ub
tanggal 4 Maret 2015 tersebut di atas adalah putusan yang sangat tidak
mencerminkan keadilan;
ep
Bahwa Termohon Banding (dahulu Terdakwa) sama sekali tidak melakukan
k

pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.


ah

Bahwa Termohon Banding (dahulu Terdakwa) sama sekali tidak


R

si
memproduksi ataupun mengedarkan sediaan farmasi yang melanggar izin
edar sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum. Bahwa yang

ne
ng

bertanggungjawab atas segala sesuatu (peracikan, pembuatan, bahan


baku dan penyerahan) sediaan farmasi kepada pasien adalah apoteker.

do
gu

bukan termohon banding sebagai dokter klinik;


Bahwa tugas dan wewenang dokter hanya membuat resep sesuai dengan
kondisi dan keadaan pasien dan hal tersebut dijamin berdasarkan pasal 35
In
A

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktik Kedokteran


sehingga tindakan membuat resep bukan merupakan perbuatan melawan
ah

lik

hukum;
Bahwa dengan demikian, vonis majelis hakim tingkat pertama yang
m

ub

menyatakan bahwa: “menyatakan Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF


terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana....;
ka

menjatuhkan pidana penjara selama 6 (enam) bulan, dan pidana denda


ep

sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan Subsidair selama 2


ah

(dua) bulan kurungan; ... menetapkan pidana tersebut tidak usah dijalani
R

kecuali jika dikemudian hari ada putusan Hakim yang menentukan lain ...;
es

menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan kota dan sediakan


M

ng

on
gu

Hal. 75 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
farmasi tanpa izin edar dirampas untuk dimusnahkan”. Merupakan vonis

a
R

si
yang keliru dan tidak sesuai fakta-fakta yang terungkap di persidangan;
Bahwa khusus berkaitan dengan pidana denda yang dijatuhkan kepada

ne
ng
Termohon Banding (dahulu Terdakwa), vonis pidana denda sebesar
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) merupakan vonis yang tidak
beralasan dan tidak berdasar;

do
gu Hal tersebut juga dengan tegas diakui oleh majelis hakim tingkat pertama
dimana dalam putusannya dipertimbangkan bahwa: “menimbang bahwa

In
A
Undang-Undang tidak memberikan cara menghitung pidana denda
tersebut...”;
ah

lik
Bahwa Termohon Banding sebagai seorang dokter yang ingin memberikan
pengobatan yang terbaik dengan meresepkan obat karena ingin setepat,
secukup dan sebaik mungkin, namun harus dipenjara dan didenda begitu
am

ub
tinggi seakan Termohon Banding ini pengedar Narkoba atau seorang
koruptor? Termohon Banding dituntut masuk penjara melebihi seorang
ep
anak Hatta Rajasa yang menghilangkan nyawa beberapa orang namun
k

hanya dihukum percobaan, atau Anak Ahmad Dhani melenggang bebas


ah

setelah 7 orang terbunuh;


R

si
Bahwa Termohon Banding didenda sama dengan koruptor Angelina
Sondakh yang merugikan Negara 36 miliar dan Termohon Banding juga

ne
ng

didenda jauh di atas denda yang dijatuhkan kepada ratu Narkoba dari
Australia Corby yang hanya didenda 100 juta;

do
gu

Bahwa dengan demikian, vonis majelis hakim tingkat pertama yang


menjatuhkan pidana denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) merupakan vonis yang tidak beralasan dan tidak berdasar;
In
A

Berdasarkan uraian di atas, vonis Majelis Hakim Tingkat Pertama yang


menyatakan: “menyatakan Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF terbukti
ah

lik

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana....;


menjatuhkan pidana penjara selama 6 (enam) bulan, dan pidana denda
m

ub

sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan Subsidair selama 2


(dua) bulan kurungan; ... menetapkan pidana tersebut tidak usah dijalani
ka

kecuali jika dikemudian hah ada putusan Hakim yang menentukan lain ...;
ep

menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan kota dan sediaan


ah

farmasi tanpa izin edar dirampas untuk dimusnahkan” haruslah dibatalkan;


R

7. Bahwa sesuai dengan uraian fakta dari perkara a quo yang telah dijelaskan di
es

atas, perbuatan yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi bukan merupakan


M

ng

Perbuatan Melawan Hukum berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:


on
gu

Hal. 76 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bahwa sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1365 KUHPerdata, unsur-

si
unsur Perbuatan Melawan Hukum meliputi: Perbuatan/Kelalaian, Melawan
Hukum, Kerugian, Kesalahan, Kausalitas, dan Schutznorm Theory. Perlu

ne
ng
diingat bahwa keenam unsur ini merupakan unsur-unsur yang harus
dipenuhi secara kumulatif; tidak terpenuhinya salah satu atau lebih unsur
berakibat gugatan perbuatan melawan hukum tidak terbukti. Dalam

do
gu perkara a quo, unsur melawan hukum, unsur kerugian, dan unsur
kausalitas tidak terpenuhi;

In
A
ad.1. Perbuatan Pemohon Kasasi tidak memenuhi unsur melawan hukum
Bahwa tindakan Pemohon Kasasi sebagai seorang dokter yang
ah

lik
meresepkan obat bukanlah tindakan melawan hukum, namun hal itu
dilindungi oleh Undang-Undang. Oleh sebab itu, Pemohon Kasasi
secara nyata telah berbuat untuk kepentingan umum, hal mana tidak
am

ub
memenuhi unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana
disyaratkan oleh Pasal 1365 KUHPerdata. Selain itu, sampai saat ini
ep
pun belum dapat dibuktikan oleh para Termohon Kasasi/
k

Pembanding/Terbanding/Penggugat bahwa telah ada korban yang


ah

disebabkan pengobatan yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi;


R

si
ad.2. Perbuatan Pemohon Kasasi tidak memenuhi unsur kerugian.
Bahwa unsur kerugian di dalam perkara a quo pun tidak terbukti,

ne
ng

karena para Termohon Kasasi/Pembanding/Terbanding/Penggugat


tidak dapat membuktikan dalilnya yang mengatakan bahwa dengan

do
gu

tersebarnya surat elektronik yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi


memberikan kerugian kepada Para Termohon Kasasi/Pembanding/
Terbanding/ Penggugat seperti yang disebutkan oleh Para Termohon
In
A

Kasasi/Pembanding/Terbanding/Penggugat dalam gugatannya,


“..Seharusnya Para Termohon Kasasi/ Pembanding/Terbanding/
ah

lik

Penggugat dalam melakukan tuntutan melakukan telaahan dan


pemahaman yang menyeluruh, demikian juga majelis hakim tingkat
m

ub

pertama;
Maka sangat tidak beralasan bila disebutkan bahwa karena
ka

perbuatan Pemohon Kasasi mengakibatkan kerugian serta dalam


ep

perkara a quo, kerugian atas nama masyarakat;


ah

ad.3. Perbuatan Pemohon Kasasi tidak bertentangan dengan


R

kewajibannya dalam hukum.


es

Bahwa sebagai dokter, Pemohon Kasasi telah melakukan


M

ng

kewajibannya sesuai kewenangan Praktik Kedokteran;


on
gu

Hal. 77 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
ad.4.Perbuatan Pemohon Kasasi tidak bertentangan dengan kaidah

a
R
kesusilaan.

si
Kaidah kesusilaan adalah norma-norma yang bertujuan untuk

ne
ng
penyempurnaan manusia; isinya ditujukan kepada sikap batin; asal
usulnya dari diri sendiri; sanksi juga berasal dari diri sendiri; dan daya
kerjanya bersifat membebani kewajiban (Prof. dr. Sudikno

do
gu Mertokusumo, S.H., 2002: 13). Menurut Prof. Sudikno Mertokusumo,
contoh kaidah kesusilaan antara lain: “itikad baik”, “tidak kumpul

In
A
kebo”, atau “tidak hidup bersama tanpa nikah”. Dalam perkara a quo,
perbuatan Pemohon Kasasi dalam menjalankan tugasnya sebagai
ah

lik
seorang dokter dan penanggung jawab salah satu cabang klinik tidak
melanggar kaidah-kaidah yang disebutkan di atas. Pemohon Kasasi
tidak terbukti memiliki itikad buruk untuk melakukan perdadangan
am

ub
ataupun tindakan pengedaran sediaan farmasi;
ad.5. Perbuatan Pemohon Kasasi tidak melanggar azas kepatutan,
ep
ketelitian, dan kehati-hatian.
k

Dengan meresepkan obat dan melakukan tugasnya sebagai


ah

penanggung jawab salah satu cabang klinik Pemohon Kasasi tidak


R

si
melanggar azas-azas kepatutan, ketelitian, dan kehati-hatian.
Pemohon Kasasi tidak melanggar azas kepatutan karena hanya

ne
ng

melaksanakan haknya sebagai dokter sebagaimana dijamin secara


konstitusional oleh Undang-Undang Nomor 29 Tahun 200 Praktik

do
gu

Kedokteran;
Selain itu, Pemohon Kasasi juga tidak melanggar azas ketelitian dan
kehati-hatian dalam meresepkan resep terbukti dengan pernyataan
In
A

Pemohon Kasasi yang secara cermat, teliti, dan hati-hati


menjalankan tugas sebagai seorang dokter
ah

lik

Oleh sebab itu Judex Facti tingkat pertama telah melakukan kekeliruan
dalam memeriksa fakta dan menerapkan hukum yang berlaku, sehingga
m

ub

pertimbangan Judex Facti tingkat pertama tersebut patut untuk


dibatalkan;
ka

Menimbang, bahwa terhadap alasan kasasi tersebut Mahkamah Agung


ep

berpendapat :
ah

- Bahwa Alasan kasasi Terdakwa pada pokoknya tidak sependapat Judex Facti
R

dalam hal menyatakan Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan


es

bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan. Terdakwa


M

ng

berpendapat dirinya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah


on
gu

Hal. 78 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
melakukan tindak pidana melanggar Pasal 197 jo.

a
Pasal 106 ayat (1)

si
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009;
- Bahwa Keberatan kasasi Terdakwa dalam memori kasasinya tidak dapat

ne
ng
dibenarkan karena Judex Facti sudah tepat dan benar menerapkan hukum
dalam hal menyatakan bahwa yang bertanggungjawab atas peredaran
sediaan farmasi yang tidak punya izin edar adalah Terdakwa TRIFENA selaku

do
gu penanggungjawab klinik Kecantikan Rafa, mengingat klinik tersebut tidak
berbentuk badan hukum;

In
A
- Bahwa Terdakwa harus dipertanggungjawabkan pula atas perbuatan
Terdakwa memberikan resep, medical record atau usulan treatment kepada
ah

lik
para pasien dengan menggunakan sediakan farmasi atau produk obat-
obatan atau kecantikan yang tidak mempunyai izin edar dari BPPOM;
- Bahwa ditemukan beberapa produk obat-obatan dan kosmetik yang
am

ub
berkenaan dengan sediaan farmasi dan kesehatan yang tidak ada izin
edarnya. Produk tersebut sudah digunakan Terdakwa dalam pembuatan
ep
resep maupun sudah diperjualbelikan dalam bentuk kosmetik yang sudah
k

diracik, hingga ke daerah-daerah misalnya Tasikmalaya;


ah

- Bahwa pentingnya sediaan farmasi obat-obatan dan kosmetik tujuan untuk


R

si
pengaman pemakai dalam bentuk premakat dan posmaket;
- Bahwa pada barang bukti ada tulisan China dan tidak dicantumkan kode dari

ne
ng

BPPOM. Seharusnya ada tulisan Indonesia dan dicantumkan nomor kode


dari BPPOM;

do
gu

- Bahwa Terdakwa praktek kecantikan tetapi bukan ahli kulit melainkan dokter
umum. Seharusnya Terdakwa boleh melakukan praktik kecantikan melainkan
penyakit umum karena kecantikan bukan bidang keahliannya. Bahwa tidak
In
A

dapat dijadikan alasan, selama ini tidak ada pasien yang datang mengadu
atau melaporkan Terdakwa, hal ini terkait soal etika dan standar profesi
ah

lik

kedokteran, guna mencegah terjadinya malpraktik kedokteran. Bahwa


penggunaan kosmetik kecantikan dampaknya tidak seketika itu bereaksi bisa
m

ub

bertahun-tahun akibatnya baru muncul;


- Bahwa adanya racikan obat maupun kosmetika yang dibuat oleh
ka

tenaga/pegawai klinik kecantikan Rafa bersumber dari resep yang


ep

dikeluarkan Terdakwa;
ah

- Bahwa Kesalahan yang terjadi pada klinik kecantikan Rafa yaitu tidak adanya
R

Apoteker maupun asisten Apoteker sebagai pihak penanggungjawab setiap


es

produk yang dikeluarkan oleh dokter melalui resepnya apakah dalam bentuk
M

ng

obat/kosmetik maupun racikan obat/kosmetik;


on
gu

Hal. 79 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Menurut Sdr. Dian Agustina menerangkan bahwa dirinya hanya

si
digunakan namanya saja, sedangkan tidak pernah berada dan bekerja di
Apotek klinik Kecantikan Rafa. Kedudukan Sdr. Dian hanya memenuhi syarat

ne
ng
formalitas berisinya apotek di klinik Kecantikan Rafa, jadi statusnya ada tetapi
kenyataannya tidak ada;
- Bahwa pengakuan Sdr. Dian dalam persidangan, peracikan obat atau bahan

do
gu kosmetik selama ini dia tidak mengetahui karena tidak pernah datang/hadir di
apotek tersebut;

In
A
- Bahwa Saksi Dian melakukan perbuatan pinjam nama Apoteker atas
permintaan Ibu Asti guna mendapatkan izin Apotek saja;
ah

lik
- Bahwa Terdakwa mengeluarkan racikan obat atau bahan kosmetik untuk
pasien di klinik daerah lain bertentangan dengan aturan dalam dunia
kedokteran, bahwa resep racikan hanya berlaku untuk satu pasien karena
am

ub
setiap pasien mempunyai kondisi atau keadaan yang berbeda-beda;
- Bahwa perbuatan dalam klinik Kecantikan Rafa adalah suatu bentuk
ep
pelanggaran ketentuan hukum Undang-Undang Kesehatan;
k

- Bahwa terhadap alasan kasasi Penuntut Umum dapat dibenarkan karena


ah

Judex Facti salah menerapkan hukum dalam menjatuhkan pidana penjara


R

si
dengan masa percobaan;
- Bahwa Judex Facti yang menjatuhkan pidana penjara selama 6 (enam) bulan

ne
ng

dengan masa percobaan 1 (satu) tahun tidak dapat dibenarkan. Judex Facti
dalam menjatuhkan pidana percobaan tidak mempertimbangkan keadaan

do
gu

atau hal-hal yang menjadi dasar sebagaimana dimaksud Pasal 14 ayat (4)
dan ayat (5) KUHPidana, oleh karena itu harus dibatalkan;
Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana Mahkamah Agung
In
A

akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan ;


Hal-hal yang memberatkan :
ah

lik

- Terdakwa berbelit-belit dalam memberikan keterangaan ;


Hal-hal yang meringankan :
m

ub

- Terdakwa belum pernah dihukum ;


- Terdakwa masih mempunyai anak dibawah umur yang masih membutuhkan
ka

kasih sayang dari ibunya ;


ep

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan di atas


ah

Mahkamah Agung berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Tinggi Bandung


R

Nomor 116/Pid/2015/PT.Bdg. tanggal 29 Juni 2015, yang memperbaiki amar


es

putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 1382/PID.B/2014/PN.BDG tanggal


M

ng

04 Maret 2015 tidak dapat dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan
on
gu

Hal. 80 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara tersebut, seperti tertera di

si
bawah ini ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi Penuntut Umum

ne
ng
dikabulkan dan permohonan kasasi Terdakwa ditolak dan dinyatakan bersalah
serta dijatuhi pidana, maka biaya perkara pada tingkat kasasi dibebankan
kepada Terdakwa ;

do
gu Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon Kasasi Terdakwa dipidana,
maka harus dibebani untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ;

In
A
Memperhatikan Pasal 196 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009,
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
ah

lik
dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah
dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan
kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan
am

ub
perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
MENGADILI
ep
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi II/Terdakwa dr.
k

TRIFENA binti YUSUF, tersebut ;


ah

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I/Penuntut


R

si
Umum pada Kejaksaan Negeri Bandung tersebut ;
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 116/Pid/2015/

ne
ng

PT.Bdg. tanggal 29 Juni 2015, yang memperbaiki amar putusan Pengadilan


Negeri Bandung Nomor 1382/PID.B/2014/PN.BDG tanggal 04 Maret 2015 ;

do
gu

M EN G A D I L I SENDIRI
1. Menyatakan Terdakwa dr. TRIFENA binti YUSUF telah terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja
In
A

Memproduksi atau Mengedarkan Sediaan Farmasi dan/atau Alat Kesehatan


Yang Tidak Memenuhi Standard dan atau Persyaratan Keamanan, Khasiat
ah

lik

atau Kemanfaatan dan Mutu” ;


2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
m

ub

penjara selama 1 (satu) tahun dan pidana denda sebesar Rp800.000.000,00


(delapan ratus juta rupiah) dengan ketentuan jika denda tersebut tidak
ka

dibayar maka diganti dengan kurungan selama 3 (tiga) bulan ;


ep

3. Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan


ah

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;


R

4. Menetapkan barang bukti berupa :


es

- Foto copy surat tetap terlampir di dalam berkas perkara ;


M

ng

- Sediaan Farmasi tanpa izin edar yaitu :


on
gu

Hal. 81 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Barang bukti yang ditemukan di TKP telah disita oleh PPNS Balai Besar

si
POM Bandung sesuai dengan Surat Tanda Penerimaan Barang Bukti
Nomor STPB/18/IV/2013/BBPOM-PPNS tanggal 19 April 2013 dan

ne
ng
Nomor STPB/19/IV/2013/BBPOM-PPNS tanggal 19 April 2013 sesuai
dengan Berita Acara Penyitaan tanggal 19 April 2013 (foto copy
terlampir) ;

do
gu Dirampas untuk dimusnahkan ;
Membebankan Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara pada

In
A
tingkat kasasi sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
ah

Agung pada hari Selasa tanggal 04 April 2017 oleh Dr. Artidjo Alkostar, S.H.,

lik
LLM. Ketua Kamar Pidana yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung
sebagai Ketua Majelis, Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum. dan Sri
am

ub
Murwahyuni, S.H., M.H. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua
ep
Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Misnawaty,
k

S.H., M.H. Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi
ah

I/Penuntut Umum dan Pemohon Kasasi II/Terdakwa.


R

si
Hakim-Hakim Anggota, Ketua Majelis,

ne
ng

ttd./Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum. ttd./Dr. Artidjo Alkostar, S.H., LLM.
ttd./Sri Murwahyuni, S.H., M.H.

do
gu

Panitera Pengganti,
In
ttd./Misnawaty, S.H., M.H.
A

Untuk Salinan
ah

lik

Mahkamah Agung RI
An. Panitera
m

ub

Panitera Muda Pidana Khusus


ka

ep
ah

ROKI PANJAITAN, S.H.


R

Nip. 19590430 198512 1001


es
M

ng

on
gu

Hal. 82 dari 82 hal. Put. No. 2008 K/Pid.Sus/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82

Anda mungkin juga menyukai