Anda di halaman 1dari 12

JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.

id

JURNAL WIDYA GANECWARA

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN PERGUDANGAN PADA PT. DELTA


MERLIN DI KABUPATEN KARANGANYAR
Renaldi Dwi Gemari Lama1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
Suyamto2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
Suharyoko3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Manajemen pergudangan merupakan suatu ilmu yang mengatur penyimpanan dan
Kata kunci: pengeluaran barang pada gudang. Pelaksanaan manajemen ini merupakan proses dalam pengaturan
Sistem Manajemen dan pengawasan barang yang masuk di gudang dan barang yang keluar dari gudang. Perusahaan atau
Gudang, Metode Balanced organisasi dapat mencapai tujuannya dikarenakan dari aktifitas gudang maupun sistem pergudangan
Scorecard, optimal, berjalan secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem manajemen
Manajemen Operasional pergudangan di PT. Delta Merlin.
____________________ Penelitian ini yaitu menganalisis Sistem Manajemen Pergudangan pada PT. Delta Merlin.
Penelitian merupakan penelitian deskriptif atau dikategorikan dalam metode penelitian kualitatif
Keywords: dengan menggunakan metode survey. Metode analisis data yang digunakan metode deskriptif yaitu
Warehouse Management data dikumpulkan, diinterprestasikan dan dianalisis. Alat ukur yang digunakan yaitu Metode Balanced
System, Balanced Scorecard.
Scorecard Method, Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja sistem gudang di PT. Delta Merlin di Kabupaten
optimal, Operational Karanganyar secara keseluruhan telah berjalan secara optimal. Pada perspektif keuangan kinerja
Management perspektif keuangan telah memenuhi standar. Pada perspektif dan pembelajaran dan pertumbuhan,
____________________ persentase karyawan telah memenuhi standar. Pada perspektif proses operasional telah memenuhi
standar.

Abstract
___________________________________________________________________
Warehouse management is a science that regulates the storage and release of goods in the
warehouse. The implementation of this management is a process in regulating and controlling goods
entering the warehouse and goods leaving the warehouse. Companies or organizations can achieve
their goals because of the warehouse activity and the warehousing system running optimally. The
purpose of this study was to analyze the warehouse management system at PT. Delta Merlin.
This study was to analyze the warehousing management system at PT. Delta Merlin. This
research was descriptive study or categorized as a qualitative research method using a survey method.
The data analysis method used descriptive method, namely the data is collected, interpreted and
analyzed. The measuring instrument used Balanced Scorecard Method.
The results showed that the performance of the warehouse system at PT. Delta Merlin in
Karanganyar Regency as a whole has been running optimally. From a financial perspective, the
performance from a financial perspective has met the standards. In perspective and learning and
growth, the percentage of employees has met the standards. From the perspective of the operational
process it has met the standards.

Alamat korespondensi :
FEB UTP Surakarta
Jl. Walanda Maramis No.56, Nusukan,
Kec. Banjarsari, Kota Surakarta,
Jawa Tengah 57135
E-mail:
Suharyoko2008@gmail.com 1

1| Vol. 11 No. 1 Februari, 2021


JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.id

A. PENDAHULUAN : marketing, bagian gudang dan bagian


1. Latar Belakang keuangan. Perusahaan ini mempunyai
masalah mengenai pencatatan semua
Sistem pergudangan mempunyai peran transaksi yang masih dilakukan secara
penting dalam perusahaan karena manual pada departemen masing-
sebagai penggerak utama seluruh masing. Banyaknya jumlah pesanan
kegiatan juga operasional perusahaan serta frekuensi pembelian dan
dalam mencapai tujuannya, baik untuk penjualan barang diperusahaan maka
memperoleh keuntungan maupun untuk dibutuhkan suatu sistem informasi yang
mempertahankan kelangsungan hidup dapat mengolah data dengan cepat dan
perusahaan. Berhasil tidaknya suatu menghasilkan suatu informasi yang
perusahaan dalam mempertahankan akurat, relevan dan tepat waktu.
eksistensi perusahaan dimulai sistem Dari uraian diatas dapat terlihat bahwa
gudang itu sendiri dalam suatu perusahaan atau organisasi dapat
mempertahankan perusahaan dalam mencapai tujuannya dikarenakan dari
meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktifitas gudang maupun sistem
secara maksimal. Oleh karena itu perlu pergudangan berjalan secara maksimal.
adanya perancangan sistem informasi PT. DELTA MERLIN mencari sebuah
manajemen yang diharapkan dapat jalan keluar untuk mengatasi masalah
membantu perusahaan dalam yang dihadapi agar dapat menata
mengatasi masalah pencatatan data manajemen dengan baik sekaligus
permintaan barang konsumen dan stok menyederhanakan dan mempermudah
barang masuk maupun barang keluar pengaturan.
digudang. Sehingga dapat
mempermudah dalam proses 2. Perumusan Masalah
pengambilan keputusan secara tepat Sesuai dengan latar belakang yang ada
dengan tersedianya informasi-informasi dah mengamati beberapa indikasi yang
yang tepat waktu, akurat dan relevan terjadi pada PT. DELTA MERLIN, maka
(Al-Shakarchy & Noor, 2015). mendorong pertanyaan pada
Manajemen pergudangan merupakan permasalahan yang akan dibahas dan
suatu ilmu yang mengatur penyimpanan diuraikan dalam penelitian. Antara lain
dan pengeluaran barang pada gudang. adalah:
Pelaksanaan manajemen ini merupakan a. Apakah Sistem Manajemen
proses dalam pengaturan dan Pergudangan di PT. DELTA MERLIN
pengawasan barang yang masuk di telah berjalan secara optimal?
gudang dan barang yang keluar dari b. Bagaimana Sistem Manajemen
gudang. Saat perusahaan membeli Pergudangan di PT. DELTA MERLIN
bahan baku, proses penyimpanan ?”
barang dilakukan di gudang dengan
pencatatan administrasi tertentu. 3. Tujuan Penelitian
Manajemen gudang menyerap sebagian Tujuan dari penelitian ini adalah:
besar anggaran perusahaan (Sumardi, a. Mengetahui sistem manajemen
2012). pergudangan di PT. DELTA MERLIN
PT. DELTA MERLIN adalah perusahaan telah berjalan secara optimal.
yang bergerak dibidang Tekstil. b. Menganalisis Sistem Manajemen
Perusahaan ini telah berdiri cukup lama Pergudangan di PT. DELTA MERLIN.
dan memiliki karyawan yang lumayan
banyak. Pada perusahaan ini terdapat 3
bagian penting dalam perusahaan, yaitu
5| Vol. 11 No. 1 Februari,
2021
JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.id

B. LANDASAN TEORI b. Gudang


Warman (2004), gudang adalah
1. Manajemen Operasional bangunan yang dipergunakan untuk
Manajemen operasional adalah menyimpan barang dagangan.Gudang
serangkaian aktivitas yang adalah suatu tempat yang digunakan
menghasilkan nilai dalam bentuk untuk menyimpan barang baik yang
barang danjasa dengan mengubah input berupa raw material, barangwork in
menjadi output, (Heizer dan Rander, process atau finished good. Dari kata
2009:4). Evans dan Collier gudang maka di dapatkan istilah
(2007:5),manajemen operasional pergudangan yang berartimerupakan
adalah ilmu dan seni untuk memastikan suatu kegiatan yang berkaitan dengan
bahwa barang dan jasa diciptakan dan gudang. Yunarto dan Santika (2005)
berhasildikirim ke kegiatan tersebut dapatmeliputi
pelanggan.Manajemen mempunyai arti kegiatan movement (perpindahan),
yang berasal dari kata to manage yang storage (penyimpanan), information
artinya mengatur. Pengaturan dilakukan transfer (transfer informasi).
melalui proses dan diatur berdasarkan
urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu c. FIFO (First In First Out)
sendiri. Dengan demikian, manajemen Menurut Evans dan Collier (2007)
merupakan suatu proses untuk metode FIFO atau masuk pertama
mewujudkan tujuan yang diinginkan. keluar pertama mengasumsikan bahwa
barang yang dibeli awal dianggap akan
2. Sistem Manajemen Pergudangan lebih awal dijual atau digunakan, dan
Elqorni (2009), menyatakan bahwa harga pokok perolehan barang yang
sistem adalah kumpulan interaksi dari dibeli lebih awal akan dibebankan lebih
suBesok siapa yg kosong bang dicky tdk dahulu sebagai harga pokok penjualan.
ada motorber daya sedangkan gudang Pada pencatatan secara fisik, metode ini
adalah tempat penyimpanan barang beranggapan bahwa barang yang ada
sementara. Secara ringkas sistem paling awal dianggap dijual paling awal
manajemengudang mengandung juga. Perbedaannya adalah dalam
pemahaman: pengelolaan dari aktifitas pencatatan secara perpetual dengan
yang saling terkait dalam aktifitas metode FIFO (First In First Out),
penyimpananbarang sementara. perhitungan harga pokok yang dijual
Aktifitas penyimpanan yang di maksud dilakukan pada saat terjadi
yaitu penerimaan dari pemasok, penjualan.First-in, First-Out method
handling barang,pengeluaran barang ke (FIFO) adalah metode penilian yang
tujuan adalah garis besar dari aktifitas menganggap barang yang pertama kali
penyimpanan. masuk diasumsikan keluar pertama kali
pula. Jika barang dikeluarkan dari
a. Aktivitas dalam pergudangan gudang maka akan dihargai sebesar
Administrasi mengurus data-data harga perolehan yang pertama. Metode
gudang seperti data pemesanan barang, ini sejalan dengan alur arus fisik dimana
data persediaan, data pengeluaran sudah sepantasnya barang yang
barang, data permintaan, bahkan pertama kali mauk dikeluarkan pertama
sampai peramalan permintaan. Oleh kali dahulu.
karena itu, ibarat sebuah film maka
Administrasi adalah penulis skenario 3. Penelitian Terdahulu
yang menentukan jalan ceritanya. Yuwono (2015), berjudul Perbaikan
Manajemen Pergudangan pada PT.
6| Vol. 11 No. 1 Februari,
2021
JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.id

FSCM. Tujuan penelitian iniuntuk 4. Balanced Scorecard


memperbaiki manajemen pergudangan BSC adalah pendekatan terhadap
yang ada sehingga gudang barang jadi strategi manajemen yang
milik perusahaan dapatbekerja dengan dikembangkan oleh Kaplan dan Norton
optimal dengan adanya sistem FIFO pada awal tahun 1990. BSC berasal dari
(first in first out) yaitu bahan yang dua kata yaitu balanced (berimbang)
masuk pertama kali akan digunakan dan scorecard (kartu skor).Balanced
atau dikeluarkan juga pertama kali, (berimbang) berarti adanya
penambahan dan pengoptimalan keseimbangan antara performance
kapasitas gudang, danperbaikan pada keuangan dan non-keuangan,
sistem penempatan barang yang performance jangka pendek dan
dimiliki oleh gudang. Metode analisis performance jangka panjang, antara
data yang digunakanadalah kualitatif. performanceyang bersifat internal dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa performance yang bersifat eksternal.
adanya perbaikan manajemen gudang Sedangkan scorecard (kartu skor)yaitu
sepertimengoptimalkan kapasitas rak kartu yang digunakan untuk mencatat
gudang, adanya papan FIFO dan skor performance seseorang. Kartu skor
addressing dan perancangan layout baru juga dapatdigunakan untuk
membuatgudang menjadi leih baik dan merencanakan skor yang hendak
tertata. diwujudkan oleh seseorang di masa
Al-Shakarchy (2015), berjudul depan. Kaplan dan Norton
Warehouse Management System. Tujuan mendefinisikan BSC sebagai berikut :
penelitian ini untuk
menjelaskanmanfaat, tujuan, dan a. Pengukuran Kinerja Sistem
pengaplikasian sistem manajemen Gudang dengan Balanced
pergudangan. Metode analisis data yang Scorecard
digunakan adalahkualitatif. Hasil BSC merupakan suatu konsep untuk
penelitian menunjukkan bahwa sistem mengukur apakah aktivitas-aktivitas
manajemen pergudangan berperan operasional suatu gudangdalam skala
penting dalamperusahaan. yang kecil sejalan dengan sasaran yang
Sumardi (2012), Pengembangan Sistem lebih besar dalam hal visi dan strategi.
Manajemen Pergudangan pada PT. Fungsinya adalah untuk menunjukkan
Kharisma Prima Abadi. Tujuan berbagai kondisi yang terjadi. Balanced
penelitian ini untuk mempermudah Score Card harus dirancang dengan
karyawan PT. Kharisma Prima Abadi menyertakan indikator keberhasilan
agar mereka lebih efektif lagidan lebih atau kegagalan suatu target Hal ini akan
mudah, cepat dan akurat dalam membantu untuk menentukan
pengelolaan data masuk maupun keluar. penyimpangan dari nilai-nilai indikator
Metode analisis data yangdigunakan untuk mengevaluasi kinerja. Formula
adalah kualitatif. Hasil penelitian yaitu dihitung didasarkan pada target yang
memberikan sumbangan bagi telah ditetapkan. Perbandingan data
perusahaan khusus dalam bidangsistem dilakukan antara data aktual dan data
informasi manajemen dan penerapan target melalui konsolidasi data yang
teknologi komputer, menciptakan akurat (Chen et al, 2012). Indikator-
sistem baru atau indikator yang berhubungan dengan
mengembangkansistem yang sudah ada pengukuran kinerja yang ditinjau dari 4
menjadi akurat, dan untuk mengetahui perpektif BSC yaitu :
tingkat efektifitas kerja, waktu dan 1) Perspektif Keuangan
efisiensi.
7| Vol. 11 No. 1 Februari,
2021
JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.id

Perspektif keuangan merupakan kebutuhan pelanggan berkaitan


salah satu aspek penting dalam secara langsung dengan kemampuan
pengukuran kinerja manajemen SDM organisasi tersebut.
gudang. Menurut Vogenberg (2002), Kemampuan SDM yang baik akan
terdapat 2 faktor kunci yang secara menyebabkan organisasi menjadi
bermakna mempengaruhi Bottom institusi yang penuh kreatifitas
Line Financial (laba bersih (Kaplan dan Norton, 2004).
keuangan) yaitu biaya dan utilisasi Konsep BSC dimulai dari perspektif
aset. Perspektif ini berhubungan pembelajaran dan pertumbuhan
dengan pencapaian sasaran yang dapat memberikan kontribusi
keuangan dalam penigkatan pada proses pelayanan. Keadaan ini
perolehan profitabilitas perusahaan. dapat mengakibatkan pelanggan
Beberpa indikator kinerja menjadi puas dan loyal sehingga
pengelolaan barang dari perspektif organisasi memiliki kemampuan
keuangan yang digunakan yaitu: finansial yang kuat (Sasongko,
2) Perspektif proses operasional 2002).
Proses operasional merupakan Menurut Kaplan dan Norton (2004)
rangkaian aktivitas yang digunakan dalam perspektif pembelajaran dan
oleh organisasi untuk menghasilkan pertumbuhan terdapat 3 faktor yang
produk dan jasa. Perspektif proses harus diperhatikan yaitu: 1. human
operasional mengandung dua kunci capital, 2. information capital, 3.
utama yang penting yaitu organization capital. Indikator
administrasi dan teknis. kinerja pengelolaan bahan
Administrasi merupakan kegiatan persediaan dari perspekif
rutin yang berfokus pada proses pembelajaran dan pertumbuhan
admnistrasi(Pham, 2004). Teknis yang dapat digunakan yaitu: 1.
bertujuan untuk tercapainya proses Persentase Pelatihan Karyawan, 2.
operasional gudang yang optimal. Pengembangan SIM. 3. Kepuasan
3) Perspektif pembelajaran dan Kerja Karyawan. 4. Skala Semangat
pertumbuhan Kerja Karyawan.
Kemampuan suatu organisasi dalam
meningkatkan dan memenuhi
5. Kerangka Pemikiran

1.Gambar Kerangka Penelitian


8| Vol. 11 No. 1 Februari,
2021
JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.id

6. Hipotesis menurut kategori untuk memperoleh


Adapun hipotesis penelitian ini adalah suatu kesimpulan (Julian, 2004).
“PT. DELTA MERLIN telah menerapkan
Sistem Informasi Manajemen 2. Tempat dan Waktu Penelitian
Pergudangan yang efektif dan efisien Lokasi pada penelitian ini berada diJl.
sehingga mampu mengatasi Solo – Sragen KM 14, Kebakkramat,
permasalahan yang menyangkut Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
penyediaan informasi, yang berdampak 57762 dan objek penelitian adalah
pada proses pengambilan keputusan gudang PT. DELTA MERLIN. Adapun
yang cepat, tepat dan akurat” waktu yang dimanfaatkan
untukpengumpulan data yang
C. METODE PENELITIAN diperlukan yaitu bulan Oktober 2020
sampai dengan November 2020.
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini yaitu 3. Sumber Data
menganalisis Sistem Manajemen Sumber data dalam penelitian ini adalah
Pergudangan pada PT. DELTA MERLIN. data primer dan sekunder. Indriantoro
Penelitian merupakan penelitian dan Supomo (2013) menyatakan data
deskriptif atau dikategorikan dalam primer merupakan sumber data
metode penelitiankualitatif dengan penelitian yang diperoleh langsung dari
menggunakan metode survei yaitu sumber asli (tidakmelalui media
menggambarkan, menjelaskan dan perantara). Data primer yang
menginterpretasikan suatufenomena didapatkan dalam penelitian ini yaitu
yang terjadi pada suatu objek dan data data hasil survei di PT. DELTA MERLIN,
bersifat kualitatif, yaitu data yang mengenai sistem manajemen
digambarkan dengan kata ataukalimat pergudangan yang diterapkan.

ketersediaan barang, tingkat


Data sekunder umumnya berupa bukti, kesalahan penyiapan
catatan atau laporan historis yang telah barang(Potential Error), tingkat
tersusun dalam arsip (datadokumenter) kesalahan pemberian, lama waktu
yang dipublikasikan dan yang tidak pemberian informasi, persentase
dipublikasikan. Data sekunder yang pelatihan karyawan, pengembangan
didapatkan dalam penelitianini yaitu SIM dan wawancara.
data sistem manajemen gudang yang
baik, administrasi gudang dan layout b. Kuesioner
gudang. Digunakan untuk mengetahui
tingkat kepuasan manajemen
4. Teknik/ Metode Pengumpulan terhadap kegiatan operasional di
Data gudang. Kuisioner yang digunakan
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner
menggunakan metode observasi yang disusun oleh Azwar (2005).
memakain beberapa instrumen c. Checklist
penelitian sebagai berikut: Digunakan untuk mengetahui
a. Lembar kerja frekuensi pembaharuan kebutuhan
Digunakan untuk mengumpulkan barang dan bahan baku.
data melalui observasi langsung
dengan mengukur lama waktu
penyediaan barang, tingkat
5| Vol. 11 No. 1 Februari,
2021
JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.id

5. Metode Analisis Data laporan keuangan PT. Delta Merlin di


Metode analisis data yang digunakan Kabupaten Karanganyar merupakan
metode deskriptif yaitu metode dimana pendapatan dalam bentuk tunai dan
data yang digunakandikumpulkan, piutang.
diinterprestasikan dan dianalisis 1) Inventory Turn Over Ratio (ITOR)
sehingga memberikan keterangan bagi Tabel 1. Hasil pehitungan ITOR
pemecahan permasalahanyang Ukuran Tahun Standar
dihadapi. Alat ukur yang digunakan 2019 2020
yaitu Metode Balanced Scorecard. ITOR 6,6 X 9,9 X 8-12 X
Sumber: Laporan gudang PT. Delta
Merlin di Kabupaten Karanganyar tahun
D. PEMBAHASAN MASALAH
2019-2020
1. Analisis Sistem Pergudangan di
Dari tabel 1, nilai ITOR PT. Delta Merlin
PT. Delta Merlin
di Kabupaten Karanganyar selama
Penelitian ini dilakukan di PT. Delta
tahun 2019 dan tahun 2020 adalah 6,6
Merlin di Kabupaten Karanganyar. Hasil
kali, dan 9,9 kali, dimana sudah
penelitian disajikan dalam tiga
memenuhi nilai standar ITOR yang
perspektif BSC (Balanced Scorecard)
dinyatakan oleh Pudjaningsih (2006).
yang mengacu pada kerangka konsep
Standar ITOR yang digunakan di
penelitian yaitu perspektif keuangan,
Indonesia adalah 8-12 kali
perspektif pelanggan, perspektif proses
(Pudjaningsih, 2006). Nilai rata-rata
operasional dan perspektif
ITOR PT. Delta Merlin di Kabupaten
pembelajaran dan pertumbuhan:
Karanganyar sudah cukup bagus karena
a. Perspektif keuangan
telah memenuhi batas terendah. Dengan
Pada perspektif keuangan, indikator
nilai ITOR sebesar 8,6 kali maka dapat
yang digunakan adalah ITOR, Jumlah
dinyatakan bahwa tidak terjadi
kebutuhan dana dalam satu tahun untuk
kekosongan persediaan sehingga
pengadaan barang, Persentase
potensi kegiatan operasional dapat
penundaan pembayaran faktur kepada
terus berjalan tanpa adanya kendala
pemasok atau suplier. Dalam
persediaan bahas.
pengukuran tersebut data diperoleh
2) Jumlah dana yang terealisasi dalam
dari laporan keuangan PT. Delta Merlin
satu tahun untuk pengadaan barang
di Kabupaten Karanganyar pada tahun
2019 dan 2020. Pendapatan dalam
Tabel 2. Jumlah dana untuk pengadaan
Keterangan Tahun
2019 2020
Anggaran Rp 1.475.287.228 Rp
1.530.538.933
Terealisasi Rp 1.489.302.315 Rp
1.195.701.578
Persentase 100,95% 78,12%
Sumber: Laporan gudang IFPT. Delta Merlin di Kabupaten Karanganyar tahun 2019-
2020
disediakan, artinya adanya kekurangan
Pada tahun 2019 menunjukkan bahwa anggaran sebesar 0,95%. Kekurangan
persentase dana yang terealisasi adalah anggaran ini dapat terjadi dikarenakan
100,95% dari total dana anggaran yang proses pengadaan persediaan baku
6| Vol. 11 No. 1 Februari,
2021
JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.id

textile ada yang menggunakan sistem menunjukkan nilai realisasi anggaran


konsinyasi, sehingga belum terbayarnya pada tahun 2010 adalah sebesar 100%,
bahan baku yang belum jatuh tempo dan pada tahun 2011 adalah sebesar
kepada suplier. Sedangkan pada tahun 99,92%. Perbedaannya ini adalah pada
2020 sebesar 78,12% yang terealisasi, penelitian ini sistem pengadaan bahan
artinya masih ada sisa anggaran sebesar menggunakan anggaran. Jadi anggaran
21,88%. Sisa anggaran tersebut akan sudah ditetapkan diawal tahun periode
digunakan untuk anggaran tahun keuangan dan selanjutnya dibandingkan
berikutnya. Adanya sisa anggaran ini dengan jumlah dana yang digunakan
mengindikasikan bahwa penggunaan untuk pengadaan bahan baku.
anggaran belum maksimal. 3) Persentase penundaan pembayaran
Penelitian lain yaitu penelitian yang faktur kepada PBF
dilakukan oleh Zaenuddin (2013) yang

Tabel 3. Persentase penundaan pembayaran faktur kepada PBF


Total tagihan Tagihan yang lewat jatuh Persentase
faktur tempo pembayaran
Rp. 3.887.350.273,- - 0%
Sumber: Laporan gudang IFPT. Delta Merlin di Kabupaten Karanganyar tahun 2019-
2020
Kinerja perspektif keuangan pada indikator tingkat ketersediaan bahan
indikator ITOR memenuhi standar baku ini dilakukan survei terhadap arsip
minimal Perusahaan. Hal ini disebabkan resep bulan Oktober 2020.
karena tidak terlalu sering terjadi Tingkat ketersediaan bahan di PT. Delta
kekosongan bahan baku sehingga Merlin di Kabupaten Karanganyar
potensi kegiatan operasional pabrik sebesar 94,82%. Sisanya sebesar 5,18%
dapat berjalan secara optimal. Untuk bahan yang dibutuhkan tidak terdapat
indikator jumlah dana yang terealisasi di PT. Delta Merlin di Kabupaten
dalam satu tahun untuk pengadaan Karanganyar sehingga perusahaan
barang diasumsikan sudah mencapai di harus melakukan pembelian di luar
atas 100%. Pada indikator persentase proses pengadaan bahan.
penundaan pembayaran faktur kepada Ketidaktersediaan bahan harus diatasi
suplier diperoleh nilai persentase karena ketidaktersediaan bahan akan
penundaan sebesar 0% sehingga mempengaruhi kegiatan produksi. Hal
pengiriman bahan baku dari suplier ini disebabkan karena kekosongan
dapat tepat waktu. bahan akibat kekosongan bahan pada
distributor, dan bahan tidak masuk
b. Perspektif proses operasional dalam daftar pengadaan bahan atau
Indikatornya terdiri dari tingkat karena ketidakmampuan perusahaan
ketersediaan bahan, rata-rata waktu dalam membeli bahan yang dibutuhkan.
penyediaan bahan, rata-rata waktu 2) Rata-rata waktu penyediaan bahan
informasi, tingkat potential error, dan Tabel 4. Rata-rata waktu
frekuensi pembaharuan bahan. penyediaan bahan
1) Tingkat ketersediaan barang Keterangan Waktu
Kekosongan bahan sangat terkait penyediaan
dengan manajemen pengadaan dan bahan (menit)
pengendalian bahan baku di Perusahaan Racikan Pabrikasi
yang akan mempengaruhi customer
service (Satibi et al, 2011). Pada
10 | Vol. 11 No. 1 Februari,
2021
JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.id

Jumlah 38 247 13
x 100% = 2,31%
sampel 562
Rata-rata 8,61 2,67 Hal ini menunjukkan bahwa potential
waktu error pernah terjadi yaitu sebesar 13
lembar stock opnam atau sebesar
Rata-rata waktu penyediaan bahan di 2,31%. Terjadinya potential error dari
PT. Delta Merlin di Kabupaten ke-13 lembar stock opnam tersebut
Karanganyar pada resep racikan selama dikarenakan ada indikasi
8 menit 61 detik, pabrikasi selama 2 ketidaksesuaian antara bahan yang akan
menit 67 detik. Hasil di atas untuk bahan diserahkan dengan order yaitu, bentuk,
pabrikasi bisa dikatakan sangat singkat, aturan pakai, proses peracikan, cara
jika dibandingkan antara jumlah sampel pemberian dan stabilitas.
bahan non-racikan dengan jumlah 4) Frekuensi pembaharuan bahan
tenaga kerja yang ada sangatlah tidak Daftar persediaan bahan baku PT. Delta
sebanding. Akan tetapi singkatnya Merlin diperbaharui sejak tahun 2012
waktu penyediaan bahan untuk bahan sampai sekarang. PT. Delta Merlin di
pabrikasi ini dikarenakan bahan sudah Kabupaten Karanganyar telah
dalam bentuk paket. menargetkan pembaharuan bahan baku
3) Tingkat potential error minimal 1 tahun sekali. Hasil
Indikator ini diukur dengan melakukan pengamatan terhadap daftar persediaan
pengamatan potential error yang bahan PT. Delta Merlin di Kabupaten
disebabkan oleh ketidaksesuaian antara Karanganyar pada bagian akhir
bahan yang diberikan dengan, bentuk, dinyatakan bahwa daftar persediaan
proses peracikan, cara pemberian dan bahan berlaku sejak disahkan hingga
stabilitas. Pengukuran tingkat potential selanjutnya disahkan.
error dilakukan selama 10 hari kerja.
Jumlah sampel minimal 10% dari jumlah c. Perspektif pembelajaran dan
bahan hari itu yang diambil secara acak, pertumbuhan
sehingga diperoleh jumlah sampel Terdiri dari indikator persentase
sebanyak 13 lembar stock opnam, karyawan yang mengikuti pelatihan,
kemudian dibandingkan dengan jumlah pengembangan SIM, kepuasan
seluruh item bahan yaitu sebesar 562 karyawan, semangat kerja karyawan.
item. Hasil penelitian, menunjukkan 1) Persentase karyawan yang
bahwa perhitungan potential error mengikuti pelatihan
adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Persentase karyawan yang mengikuti pelatihan


Keterangan Tahun
2019 2020
Jumlah karyawan 456 455
Karyawan yang mendapat pelatihan 44 33
Persentase 10,67 8,33%
%
Sumber : Data primer yang diolah

12 | Vol. 11 No. 1 Februari,


2021
JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.id

Jumlah karyawan yang mengikuti rata– rata skala semangat kerja karyawan
pelatihan pada tahun 2019 sebanyak 44 adalah 3,79 dan skala semangat kerja yang
orang dari 456 orang atau 10,67%, pada paling rendah adalah 1,67.
tahun 2020 sebanyak 33 orang dari 455 2. Keterbatasan penelitian
orang atau 8,33%,. 1. Gudang PT. Delta Merlin di
Tujuan dari pelatihan ini adalah agar Kabupaten Karanganyar tidak
petugas gudang dapat mempunyai neraca keuangan
mengimplementasikan mekanisme sendiri, sehingga tidak bisa
pengadaan barang di PT. Delta Merlin di mengukur ROI, Profit margin untuk
Kabupaten Karanganyar. Pelatihan lain perspektif keuangan. Hal ini
misalnya Bimtek pengadaan barang dan berdampak pada kurang
jasa berdasarkan perpres No. 54 tahun maksimalnya pengukuran pada
2010. PT. Delta Merlin di Kabupaten perspektif keuangan.
Karanganyar mengikutsertakan salah 2. Penyusunan daftar persediaan
seorang petugas guna menggali tentang bahan baku hanya menuliskan nama
dalil-dalil proses pengadaan barang dan barangnya saja, sehingga
jasa yang benar dan legal sesuai dengan perhitungan potensi error menjadi
ketentuan yang ada. Pelatihan lain yang bias dan tidak sesuai dengan
diikuti adalah pelatihan pengukuran kenyataan yang sebenarnya.
indikator kinerja kepatuhan / compliance
performance indikator (CPI) dalam E. PENUTUP
pengadaan barang dan jasa yang juga
digunakan untuk mendukung kebijakan 1. Kesimpulan
PT. Delta Merlin di Kabupaten Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Karanganyar dalam penentuan kebijakan kinerja sistem gudang di PT. Delta Merlin di
pengadaan barang dan jasa. Kabupaten Karanganyar, jika ditinjau
2) Pengembangan SIM (Sistem Informasi dengan pendekatan BSC (Blanced
Manajemen) Scprecard) didapatkan hasil bahwa:
Pada indikator ini, pengembangan SIM a) Pada perspektif keuangan kinerja
belum optimal, penelitian dilakukan perspektif keuangan pada indikator
dengan wawancara mendalam dengan ITOR memenuhi standar minimal yaitu
petugas PT. Delta Merlin di Kabupaten tahun 2019 dan tahun 2020 adalah 9,9
Karanganyar. Dari hasil wawancara kali, dan 9,3 kali. Untuk indikator
tersebut, diperoleh informasi tentang SIM jumlah dana yang terealisasi pada
bahwa PT. Delta Merlin di Kabupaten tahun 2019 menunjukkan bahwa
Karanganyar dimulai sejak tahun 2005 dan pesentase dana yang terealisasi adalah
sampai September 2012 menggunakan 100,95%, pada tahun 2020 sebesar
SIM baru yang sampai saat ini masih 78,12%.
penyesuaian dengan kebutuhan gudang. b) Pada perspektif dan pembelajaran dan
Sistem yang menggunakan SIM adalah pertumbuhan, persentase karyawan
sentralisasi di gudang saja untuk data yang mengikuti pelatihan pada tahun
penerimaan barang dan data stock di 2019 sebanyak 44 orang dari 456 orang
gudang. Untuk administrasi masih atau 10%, pada tahun 2020 sebanyak
menggunakan sistem manual. 33 orang dari 455 orang atau 8,33%,
3) Semangat kerja karyawan Pengembangan SIM di gudang PT. Delta
Diketahui bahwa skala semangat kerja Merlin dimulai sejak tahun 2005
karyawan PT. Delta Merlin di Kabupaten sampai sekarang menggunakan SIM
Karanganyar adalah tinggi. Hal ini karena baru yang sampai saat ini masih
12 | Vol. 11 No. 1 Februari, 2021
JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.id

penyesuaian dengan kebutuhan Brigham and Houston. 2017. Dasar-Dasar


gudang. Semangat kerja karyawan PT. Manajemen Keuangan. Salemba.
Delta Merlin adalah tinggi. Hal ini Empat. Jakarta.
karena rata– rata skala semangat kerja
karyawan adalah 3,69. Chen, Li-Ju., Chen, Shun-Yu. (2012). The
c) Pada perspektif proses operasional, influence of profitability on firm
tingkat ketersediaan bahan di PT. Delta value with capital structure as the
Merlin sebesar 94,82%. Rata-rata mediator and firm size and
waktu penyediaan bahan baku di PT. industry as moderators.
Delta Merlin pada bahan racikan Investment Management and
selama 8 menit 61 detik, pabrikasi Financial Innovations journal,
selama 2 menit 67 detik. Rata-rata Volume 8, Issue 3, 2011.
waktu pemberian informasi di gudang
PT. Delta Merlin adalah 15,52 detik. Elqorni Ahmad, 2009. Perngertian Sistem
Tingkat potential error disebabkan Manajemen Pergudangan.
sebesar 13 item atau sebesar 2,31%. https://elqorni.wordpress.com/2
Frekuensi pembaharuan daftar 009/11/11/sistem-manajemen-
persediaan di PT. Delta Merlin belum gudang/. Diakses pada tanggal
maksimal. Selasa, 14 April 2020 pukul 19.00.

Elqorni, A. 2009. Perngertian Sistem


2. Saran
Manajemen Pergudangan. Artikel.
https://elqorni.wordpress.com/2
a. Penyusunan laporan khusus gudang
009/11/11/sistem-manajemen-
PT. Delta Merlin yang mencatat
gudang/. Diakses pada tanggal 25
alokasi anggaran gudang agar
September 2020.
penyerapan anggaran dapat lebih
optimal . Heizer Jay, Render Barry, 2009. Definisi
b. Secara berkala melakukan evaluasi Manajemen Operasional Menurut
dan memperbaharui sistem gudang Para
yang digunakan agar lebih Ahli.http://www.artikelsiana.com
mengikuti perkembangan sehingga /2015/09/pengertian-
dapat menyediakan informasi yang operasional-menurut-para-
lebih akurat dan terpercaya. ahli.html. Akses padatanggal
c. Mendirikan Pusat Informasi di Minggu, 16 Agustus 2020 pukul
gudang, agar masing-masing 22.00.
karyawan dilatih secara khusus
untuk memberikan informasi yang Heizer, Jay dan Barry Render. 2009.
akurat, tidak bias dan faktual. Manajemen Operasi. Buku 1 Edisi
9. Jakarta: Salemba Empat.
DAFTAR PUSTAKA
Holy Icun Yunarto dan Martinus Getty
Al-Shakarchy D. K. Noor, 2015. Warehouse Santika, 2005. Business Concept
Management System. Implementation Series in
International jurnal of science and InventoryManagement. Elex Media.
research(IJSR) ISSN, Karbala Jakarta.
University, Karbala, Iraq.
Indriantoro Nur dan Supomo Bambang,
2013. Metodologi Penelitian Bisnis:
13 | Vol. 11 No. 1 Februari, 2021
JURNAL WIDYA GANECWARA ISSN 2723-7125 www.ejournal.utp.ac.id

Untuk Akuntansi & Sasongko, 2002. Financial Accounting


Manajemen.Yogyakarta: BPFE- Standard Boards. Standar
UGM. Akuntansi Keuangan, Jakarta:
Salemba. Empat.
James Evans dan David Collier (2007:5).
Definisi Manajemen Operasional Sumardi, 2012. Pengembangan Sistem
Menurut Para Manajemen Pergudangan Pada PT.
Ahli.http://www.artikelsiana.com Kharisma Prima Abadi. Skripsi.
/2015/09/pengertian- Yogyakarta: Universitas Gadjah
operasional-menurut-para- Mada.
ahli.html Akses padatanggal
Minggu, 16 Agustus 2020 pukul Supriyono, S.U, 2000, Akuntansi
21.30. Manajemen, Edisi ketiga,.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
James, Evans. dan David, Collier. 2007.
Operation Management. Pratince Vogenberg, F.R. 2002. Introduction To
Hall. Applied Pharmacoeconomics.
Editor:Zollo.
John Warman, 2004. Manajemen
Pergudangan, seri manajemen no. Yohanes. Yahya. 2006. Pengantar
57, pustaka sinar harapan, Manajemen. Yogyakarta : Graha
Jakarta.https:// pakchandrablog. Ilmu.
wordpress.com/ author/
pakchanddra/ diakses pada Yoland, 2011. “Penerapan Balanced
tanggal 16 Agustus 2020. Scorecard Sebagai Alat
Pengukuran KinerjaYang
Julian,P, Ulaen. 2004. Analisis peningkatan Memadai”. Jurnal Ilmiah Akuntansi
kualitas proses produksi meubel Nomor 05 Tahun ke-2 Mei-
(studi kasus pada Defmel, Agustus 2011.
Leilem).Skripsi. Surakarta:
Universitas Muhammaydiyah Yuwono, Z. A dan Palit H, C. 2015.
Surakarta. Perbaikan Manajemen Pergudangan pada
PT. FSCM. Jurnal Titra, Vol. 3, No. 2, Juli
Kaplan, Robert S. & Norton, David P. 2015, pp. 183-188
2004.,Balanced Scorecard :
Translating Strategy Into Action,
Harvard Business School Press,

Loekmanul Hakim, 2013. Definisi Lay Out.


https://loekmanulkim.wordpress
.com/2012/03/19/tata-letak-
layout/.Akses pada tanggal 02
Maret 2020.

Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Edisike 5.


Yogyakarta: STIE YKPN.

Pham, Huang. 2004. Handbook of Reliability


Engineering. New Jersey:Springer.

14 | Vol. 11 No. 1 Februari, 2021

Anda mungkin juga menyukai