net/publication/326546459
CITATIONS READS
0 7,293
2 authors, including:
Yoyon Supriadi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan, Bogor, Indonesia
45 PUBLICATIONS 44 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Yoyon Supriadi on 22 July 2018.
Abstrak
Oleh karena itu. Agar tidak terjadi hal yang demikian maka dibutuhkan
prosedur pengelolaan persediaan yang baik. Dengan adanya alasan
tersebut penulis mengangkat permasalahan menjadi suatu judul, yaitu
“Prosedur Pengeloaan Persediaan Barang Jadi pada PT.DIAN INDO
MEGAH PERKASA”
0
1
BAB I
PENDAHULUAN
keadaan ekonomi di Indonesia. Hal ini sangat terlihat sekali dengan adanya
persaingan yang ketat dalam dunia usaha saat ini, dan adanya tuntutan
oleh konsumen dengan kualitas yang tinggi namun dengan harga yang
jadi yang siap untuk dijual. Apabila PT Dian Indo Megah Perkasa tidak
2
Oleh karena itu. Agar tidak terjadi hal yang demikian maka dibutuhkan
MEGAH PERKASA”
Perkasa ?
Waktu :
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
prosedur adalah :
waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.
4
2.2 Pengertian Pengelolaan
yang besar pula. Dengan besarnya jumlah uang yang ditanamkan pada
untuk dilindungi.
dasar.blogspot.com/2009/01/pengertian-pengelolaan.html adalah :
5
2.3 Pengertian Persediaan
ditimbulkan.
perusahaan.
dari http://pojokinfo.wordpress.com/2009/03/03/inventorypersediaan
adalah :
http://dansite.wordpress.com/2009/03/31/pengertian-persediaan-inventory
adalah :
6
Jadi, berdasarkan kutipan-kutipan diatas persediaan merupakan
dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut didalam
yang bersangkutan.
belakang. Cara yang paling mudah untuk menjaga agar operasi terjamin
7
fungsi keuangan). Di sinilah letak fungsi manajemen persediaan, yaitu
Persediaan.
dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Tipe persediaan alat-
atau disimpan.
8
2.3.3 Jenis Persediaan Menurut Fungsi
Keuntungannya :
b. Efisiensi produksi
2. Fluctuation Stock
bahan baku dan waktu proses diperlukan persediaan. Oleh karena itu,
9
diperlukan untuk membuat skedul produksi, memotong bahan baku,
yang dapat menurunkan biaya. Selain itu pemesanan dalam jumlah besar
dapat pula menurunkan biaya transportasi per unit menjadi jauh lebih
fluktuasi bisnis.
10
1. Fungsi Decoupling
para langganan.
3. Fungsi Antisipasi
inventories).
11
2.3.5 Biaya Persediaan
diantaranya :
penyimpanan adalah :
c. Biaya keusangan
12
Biaya penyimpanan persediaan biasanya berkisar antara 12%
sekitar 25%.
b. Upah
c. Biaya telepon
pesan, jumlah pesanan per periode turun, maka biaya pemesanan total
akan turun. Ini berarti, biaya pemesanan per periode (tahunan) adalah
13
c. Biaya penjadwalan
per periode.
a. Kehilangan penjualan
b. Kehilangan langganan
d. Biaya ekspedisi
e. Selisih harga
f. Terganggunya operasi
14
fisik setiap bulan mungkin tidak ekonomis atau terlalu mahal. Selain itu
pokok barang dagang yang tersedia untuk dijual dengan harga ritel dari
barang dagang yang sama. Untuk menggunakan metode ini, harga ritel
berjalan dari harga ritel barang yang tersedia untuk dijual selama periode
mengalikan persediaan ritel dengan rasio biaya terhadap harga jual (ritel)
alat bantu untuk melakukan perhitungan fisik persediaan. Dalam hal ini,
menurut harga jualnya, bukan harga pokok. Persediaan fisik pada harga
15
jual ini kemudian dikonversi ke harga pokok dengan menerapkan rasio
harga pokok terhadap harga jual dari barang yang tersedia untuk dijual.
dengan setiap perubahan yang terjadi dalam harga pokok dan harga jual
hasil penjualan dalama suatu laba kotor dapat dibagi menjadi dua
komponen yaitu laba kotor dan harga pokok penjualan. Harga pokok
1. Barang umum ;
16
c. Biasanya banyak tersedia secara siap-ada (ready-stock) di pasaran
2. Suku Cadang :
tidak teratur, bahkan kadang tidak teratur sama sekali. Oleh karena itu,
17
Atas dasar ini, secara garis besar, sistem yang dikembangkan
barang lain. Permintaan seperti ini biasanya seragam dan relatif lebih
d. Sistem minimum-maksimum
18
Sistem ini menganut paham bahwa sebaiknya diusahakan suatu
yang waktu dan atau jumlahnya tidak bebas berdiri sendiri, tetapi
suatu produk rakitan atau hasil suatu rakitan komponen atau barang
19
2.6.1 Metode Analisis ABC
penentuan jenis barang yang paling penting dalam sistem inventory yang
analisis tersendiri untuk mengetahui besarnya order size dan order point.
Namun demikian harus kita sadari bahwa berbagai jenis barang yang ada
analisis ABC :
20
1. Berkaitan dengan kinerja ukuran. Meskipun nilai penjualan sering
21
2.6.2 Metode Pengawasan Persediaan
Konsep ini dapat diterapkan baik untuk industri skala kecil maupun
masa yang akan datang memiliki jumlah yang konstan dan relatif
yaitu :
22
Kemungkinan pertama jelas tidak akan dilakukan oleh seorang
pengusaha jika ingin maju, sebab apabila hal ini dilakukan maka citra
Sock Out, seperti biasanya waktu antara dua putaran produksi adalah
T=Q/P
23
jumlah persediaan minimum pada saat persediaan sudah harus
masa tenggang.
24
model ini biasanya dipakai periode satu tahun, sebagai ukuran satu
diantaranya :
Stochastic
independen waktunya
biaya tahunan untuk model ini adalah rata-rata biaya set up,
per unitnya akan lebih murah dibandingkan dengan harga beli per
tertentu.
25
barang yang dibeli. Kondisi sperti ini disebut dengan EOQ model
yang dihasilkan sebesar 99% dari total biaya produk, maka bahan
pokok tidak dapat dibeli pada saat yang bersamaan pada satu waktu.
apabila tingkat persediaan lebih rendah dari tingkat EOQ, maka ordering
cost akan meningkat dan total biaya akan lebih tinggi daripada optimal.
26
Dengan demikian, untuk mengimplementasikan konsep Just-In-time,
sangat penting untuk biaya pemesanan atau set-up lebih rendah daripada
27
BAB III
PT. Dian Indo Megah Perkasa cabang bogor yang bernama Twin
Tullipeware untuk pertama kali beralamat di Jl. Raya no. Bogor. Ditahun
praktis, anti pecah, desain yang menawan dan nuansa warna yang kaya.
Tidak sulit dipahami mengapa terpikat oleh produk berbahan baku plastik.
berkualitas menjadi tuan rumah di negeri sendiri, maka pada tahun 2000
terjangkau.
yang cantik dan memiliki konsep universal. Dimanapun dan dalam bahasa
28
Kota Bandung yang mendapat julukan Kota kembang, di kota
pabrik dan lebih dari 50 cabang serta stockist yang tersebar di pulau
tidak lepas dari kerjasama tim, tim produsi dan pemasaran. Twin
29
Tulipware dibangun berlandaskan doa, kerjasama, dan rasa bangga
menjalankan usahanya. Berikut merupakan Visi dan Misi dari PT. Dian
Visi
Tujuan utama PT. Dian Indo Megah Perkasa adalah memperoleh laba
sendiri. Menjadikan pria dan wanita Indonesia cinta dan bangga terhadap
yang menjanjikan.
Misi
Melatih pria dan wanita Indonesia untuk menjadi mandiri dan mampu
sumber daya manusia (SDM) yang ada untuk berkreasi dan berinovasi
di Twin Tulipware.
30
Terus mengembangkan marketing plan yang menguntungkan semua
pihak.
Target Pasar :
2.
perannya sendiri.
dengan adanya pembagian tugas yang merupakan salah satu hal penting
31
dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Dengan adanya
masing akan lebih memahami arti dari tugas dan wewenang itu sendiri
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Dian Indo Megah Perkasa (Twin Tulipware Bogor)
32
33
Uraian tugas yang telah diatur oleh Twin Tulipware adalah sebagai
berikut :
1. Kepala cabang / SC
perusahaan
2. ADM
a. Menginput data
b. Mengecek penjualan
dealer/manager
34
j. Mempersiapkan gathering (hadiah spell up, lucky draw,
jalannya gathering)
materi,dll)
3. Gudang
display kantor
barang baru
4. Driver
perusahaan
35
5. Job desc bersama
Tujuan tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa peran aktif karyawan.
kualitas sumber daya manusia yang baik diantara faktor-faktor lain yang
menentukan.
bagi perusahaan karena mutu yang baik berasal dari sumber daya
manusia yang ada. Jenjang pendidikan yang ada pada Twin Tullipeware
36
1. Kepala cabang di Twin Tullipeware cabang Bogor memiliki jenjang
pendidikan S1
D3
pendidikan SMA
SMA
Tullipware adalah :
Mobil
Pengeras suara
37
Mesin printer
Telepon, handphone
Mesin Fax
diharapkan dapat memacu kinerja sumber daya manusia pada PT. Dian
secara langsung pada PT. Dian Indo Megah Perkasa / Twin Tulipware
Bogor
gudang :
38
minggu dan diserahkan ke ADM. Form P.O harus di tandatangani
dari luar atau import harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan
Packing List atau daftar barang yang diberikan oleh supplier yang
Selain itu juga penulis selama magang di PT. Dian Indo Megah
dengan harga barang tersebut. Nota ini terbagi menjadi dua lembar,
39
3. Barang yang telah terjual tiap harinya di input untuk menyamakan
tempat lain yang menginput data penjualan pada akhir setelah jam
40
Berikut barang dagang yang tersedia di Twin Tulipware cabang
Bogor :
1. Pembelian
Setiap akhir pekan pada hari sabtu staff gudang membuat P.O
setelah terlebih dahulu melakukan stock opname mingguan. Form
P.O kemudian diserahkan kepada bagian ADM untuk kemudian di
tanda tangani oleh kepala cabang dan ADM. Jika telah di setujui dan
di tanda tangani oleh ADM dan Kepala Cabang maka P.O di kirim ke
pusat untuk di proses.
2. Barang datang
Setelah barang dipesan, barang akan di kirim ke alamat kantor
Twin Tulipware cabang Bogor beserta dengan faktur dan surat jalan.
Barang yang sudah datang terlebih dahulu di periksa oleh bagian
gudang berdasarkan faktur, sebelum barang barang tersebut di
simpan.
41
3. Menginput barang datang
Setelah barang datang dan diperiksa, bagian gudang
melakukan pencatatan secara manual barang yang akan di display di
rak display, pencatatan barang yang baru datang biasa di sebut
dengan surat jalan. Surat jalan dilakukan sebagai arsip. Kemudian
dilakukan penginputan pada persediaan barang.
4. Penjualan
Penjualan dilakukan setiap hari secara cash dan credit dengan
harga yang telah tertera tanpa pengurangan ataupun penambahan
biaya lainnya walaupun itu penjualan credit. Setiap terjadinya satu
kali penjualan selalu dibuat nota penjualan yang terdiri dari dua
rangkap. Lembar pertama (berwarna putih) untuk konsumen, lembar
kedua (berwarna merah muda) untuk arsip perusahaan. Jika
pembelian credit maka lembar pertama untuk arsip perusahaan dan
lembar kedua untuk konsumen, setelah konsumen melunasi maka
lembar pertama untuk konsumen dan lembar kedua untuk arsip
perusahaan.
5. Menginput penjualan
Penginputan penjualan dilakukan oleh bagian ADM setiap kali
setelah pencatatan pada nota, dilakukan dengan menginput nama
barang, jenis barang, dan harga barang yang terjual. Tidak lupa untuk
menginput pengurangan stock pada data stock persediaan barang
dagang.
42
1. Faktor permintaan, yaitu pengadaan barang jadi yang dilakukan
berdasarkan atas adanya faktor permintaan akan barang oleh
costumer. Permintaan dari costumer di bagi menjadi 2, yaitu:
a. Permintaan khusus, yaitu permintaan barang dimana barang
yang diinginkan merupakan barang jenis baru yang baru
dibuat dan di pasarkan hanya di pusat.
b. Permintaan lokal, yaitu permintaan barang dimana barang
yang diinginkan adalah barang yang sedang atau pernah di
buat. Namun karena adanya permintaan yang sangat tinggi
dilakukan pengadaan barang tersebut secara produksi.
2. Faktor penjualan, yaitu pengadaan barang jadi yang dilakukan
berdasarkan tingkat penjualan barang di pasaran. Dimana
barang yang akan dipesan memiliki tingkat penjualan yang
tinggi dibandingkan dengan barang yang lain.
3. Faktor waktu, yaitu pengadaan barang jadi yang dilakukan
waktu penjualan yang tepat. Dimana barang yang akan
diproduksi atau dipesan adalah barang musiman yang pada
waktu tertentu mengalami penjualan yang tinggi.
43
44
1. Prosedur pengelolaan persediaan dimulai pada saat adanya
pemesanan atau order dari costumer yang berisi jenis, ukuran,
warna dan jumlah barang yang diminta serta waktu pengiriman
yang diminta oleh Costumer.
2. Setelah order atau permintaan yang dilakukan oleh costumer
maka tahap selanjutnya adalah penanganan order Costumer
yang dilakukan oleh bagian ADM. Dalam tahap ini bagian ADM
membuat Costumer order List yang kemudian didistribusikan ke
bagian gudang.
3. Setelah Costumer Order List diterima oleh bagian gudang maka
petugas gudang akan melakukan pengecekan barang ada atau
tidak. Bila barang yang diminta oleh Costumer ada, maka akan
diinformasikan kepada bagian ADM yang diteruskan ke bagian
pengiriman barang untuk dilakukan pengiriman barang sesuai
dengan waktu yang diminta oleh Costumer yang disertai surat
jalan.
4. Bila barang yang diminta tidak ada maka akan diinformasikan
lagi ke bagian ADM untuk dilakukan analisis. Sebelumnya
barang telah dikelompokkan berdasarkan jenis, ukuran, dan
warna dari barang, sehingga dapat diketahui barang-barang
yang perlu diadakan persediaan ulang untuk memenuhi
permintaan Costumer dan untuk mengantisipasi adanya
permintaan dari Costumer. Hasil pengelompokkan tersebut
kemudian diinformasikan ke bagian ADM untuk diadakan
pengadaan persediaan barang-barang tersebut. Sebelum
dilakukan pengadaan persediaan dilakukan pendataan untuk
mengetahui proses pengadaan barang tersebut.
5. Setelah diketahui barang-barang apa saja yang akan dilakukan
pengadaan persediaan. Selanjutnya di buat Purchasing Order
yang kemudian di ajukan ke Kepala Cabang untuk di setujui. Bila
telah disetujui maka bagian ADM akan mengirimkan Purchasing
Order tersebut ke Pusat yang berada di Bandung. Yang
kemudian akan dilakukan penanganan order oleh pusat serta
kemudian dibuat Surat Jalan untuk melakukan pengiriman
barang ke cabang di Bogor, untuk selanjutnya dibuat Laporan
45
Barang Masuk oleh bagian Gudang sesuai dengan jenis, ukuran,
warna, dan jumlah barang yang dikirim oleh Pusat. Setelah
barang diterima maka barang tersebut dapat disimpan lalu
dikirimkan kepada Costumer sesuai Surat Jalan.
46
47
Prosedur-prosedur dari gambar 3.3 dapat dijelaskan sebagai
berikut :
48
Hal itu dikarenakan kedatangan barang yang dipesan tidak tepat
waktu. Oleh karena itu, walaupun menggunakan Metode Analisis
Just In Time, tetap saja persediaan harus disimpan sampai pada
waktu pengiriman.
49
pada Kartu Stock yang dipegang oleh petugas bagian Gudang. Sehingga
dapat diketahui jumlah akurat dan yang sebenar-benarnya dari
persediaan yang berada di gudang sehingga dapat dilakukan persediaan
barang kembali agar tidak terjadi kekurangan persediaan.
1. Tempat
Untuk melakukan pengelolaan persediaan barang jadi
diperlukan tempat yang memadai untuk menyimpan persediaan
tersebut. Karena masih banyaknya persediaan untuk barang
dengan tingkat permintaan rendah dan diperlukan tempat untuk
persediaan barang yang disediakan kembali untuk mengantisipasi
permintaan. Oleh karena itu diperlukan tempat yang luas agar
persediaan tersebut tidak terlihat menumpuk dan tercampur.
Namun tempat yang tidak memadai menjadi hambatan bagi
pengelolaan persediaan barang jadi.
2. Keterlambatan Pengiriman Persediaan Barang Jadi dari Kantor
Pusat
Pengelolaan persediaan harus dilakukan tepat waktu
sehingga bila terjadi permintaan, perusahaan dapat memenuhinya.
Namun, pengelolaan persedian terkadang mengalami
ketidakpastian waktu dari estimasi waktu yang telah ditentukan.
Hal tersebut terjadi karena adanya keterlambatan pengiriman dari
proses pemesanan persediaan barang dari bagian gudang di
Kantor Pusat yang mempengaruhi pengiriman barang ke
konsumen.
3. Adanya Costumer yang meminta barang yang sudah lama tidak
diproduksi
Pengelolaan persediaan barang jadi dilakukan untuk
memenuhi permintaan dari Costumer. Namun bila barang yang
diminta tidak ada dalam persediaan gudang maka harus
50
melakukan penyediaan, dan penyediaan itu memerlukan proses
yang lama. Oleh karena itu, kejadian ini menjadi hambatan dalam
pengelolaan persediaan barang jadi karena Costumer dapat
memilih perusahaan lain untuk memenuhi permintaannya.
51
BAB IV
4.1 Simpulan
52
4.2 Saran
53
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta
Mubarak, M.M. and Syarif, R., 2006. Dampak Pelatihan Kerja Terhadap Kualitas
Jakarta
http://pojokinfo.wordpress.com/2009/03/03/inventory-persediaan
http://dansite.wordpress.com/2009/03/31/pengertian-persediaan-inventory
54