Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH DISTRIBUSI YOLK TERHADAP POLA CLEAVAGE

Salah satu factor yang mempengaruhi pembelahan atau cleavage adalah distribusi
yolk. Berdasarkan kandungan yolk dan tipe pembelahannya, telur dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Isolechital atau oligolechital adalah telur dengan kandungan yolk sedikit dan
menyebar secara merata. Tipe pembelahannya adalah holoblastik, artinya blastomer-
blastomer hasil pembelahan terpisah secara sempurna. Pola pembelahannya terdiri
atas:
a. Radial, di mana blastomer yang terdapat pada kutub animal terletak di atas
blastomer yang terdapat pada kutub vegetal. Dijumpai pada Echinodermata dan
Amphioxus.
b. Bilateral, susunan blastomer yang terbentuk adalah bilateral simetris. Dapat
dijumpai pada Ascidian.
c. Spiral, blastomer tidak terletak tepat di atas atau di bawah blastomer yang lain,
tetapi berada di atas pertemuan dua blastomer yang ada di bawahnya. Dapat
dijumpai pada Mollusca.
d. Rotasional, blastomer mengalami rotasi 90º selama pembelahan kedua sehingga
menghasilkan susunan blastomer yang bersilang. Dapat dijumpai pada Mamalia.
2. Mesolechital adalah telur dengan kandungan yolk yang sedang dan tidak tersebar
merata, biasanya terkonsentrasi pada kutub vegetal. Tipe pembelahannya adalah
holoblastik, pola pembelahan radial. Dijumpai pada Amhibia.
3. Telolechital adalah telur yang memiliki kandungan yolk banyak dan tidak tersebar
merata. Tipe pembelahan meroblastic, pola pembelahan bilateral pada Chepalopoda,
Mollusca dan pola pembelahan discoidal yaitu terjadi hanya pada bagian kutub animal
dan morulanya memiliki bentuk seperti piringan (disc). Dapat dijumpai pada Pisces,
Reptilia, Aves.
4. Centrolechital adalah telur dengan kandungan yolk terpusat pada bagian tengah telur,
kandungan yolk tidak terlalu banyak atau banyak. Tipe pembelahannya adalah
meroblastik, pola pembelahan superfisial yaitu inti zigot berada di tengah dan
dikelilingi oleh yolk. Pada bagian permukaan dalam (periderm) terdapat sitoplasma.
Inti yang sudah membelah maka menghasilkan inti anak yang akan bermigrasi ke arah
periderm kemudian setiap inti anak yang sudah berada di periderm akan dilingkupi
oleh sitoplasma. Dapat ijumpai pada serangga dan Arthropoda lainnya.1

Gambar Tipe Yolk


https://www.studocu.com/hk/dokument/

1
Hizkia Jc, Pembelahan (Cleavage) dan Blastulasi, 2014.
http://www.academia.edu/35049266/CLEAVAGE_AND_BLASTULA diakses pada 03 Oktober 2020 pukul
17.00 WIB
Gambar Pola Cleavage
https://www.studocu.com/hk/dokument/
MORULASI
Proses morulasi terjadi setelah zigot membelah menjadi 16 sel. Fase ini terjadi pada
hari ke-3 sampai hari ke-4 setelah terjadinya fertilisasi. Morula terdiri dari inner cell mass
dan outer cell mass. Inner cell mass merupakan kumpulan sel-sel di bagian dalam dan akan
tumbuh menjadi jaringan-jaringan embrio sampai janin. Fungsi inner cell mass adalah untuk
membentuk tubuh embrio. Sedangkan outer cell mass merupakan lapisan sel di bagian luar
dan akan tumbuh menjadi trophoblast sampai plasenta. Fungsi outer cell mass adalah untuk
melindungi dan menghubungkan embrio dengan induk.2
Zigot berubah bentuk dari sel tunggal menjadi sebuah masa sel yang solid atau padat
yang disebut morula. Morulasi terjadi setelah sel berjumlah 16 dan akan terus membelah
hingga menjadi 32 sel. Morula adalah suatu bentukan sel seperti bola padat yang dipenuhi
dengan sel-sel hasil pembelahan. Masing-masing sel yang terdapat di morula disebut dengan
blastomer. Setelah mencapai 64 sel, blastomer akan berhenti membelah kemudian memadat. 3
Morula memiliki ukuran yang tidak jauh berbeda dengan zigot. Hal ini dikarenakan selama
proses pembelahan, zona pelusida tetap utuh dan menyelubungi morula. Blastomer-blastomer
yang terdapat pada morula saling terikat dalam suatu ikatan yang disebut dengan tigmotaksis.
Blastomer bergerak bebas dan saling melekat pada blastomer lain ketika saling bersentuhan
sehingga sel-sel tersebut tidak terpisah antara satu dengan yang lainnya. 4

Gambar Prose Morulasi


https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.amongguru.com

2
Nelly Karlinah, Efrida Yanti, dkk. Bahan Ajar Embriologi Manusia. (Yogyakarta: Deepublish, 2015).
Hlm. 28
3
Bambang Poernomo, Teratologi pada Hewan Ternak, (Surabaya: Airlangga University Press, 2017),
hlm. 6-8
4
Bambang Poernomo, Teratologi pada Hewan Ternak, (Surabaya: Airlangga University Press, 2017),
hlm. 1-2
Daftar Pustaka
Hizkia Jc, Pembelahan (Cleavage) dan Blastulasi, 2014.
http://www.academia.edu/35049266/CLEAVAGE_AND_BLASTULA
Karlinah, Nelly. Yanti, Efrida, dkk. Bahan Ajar Embriologi Manusia. (Yogyakarta:
Deepublish, 2015).
Poernomo, Bambang. Teratologi pada Hewan Ternak, (Surabaya: Airlangga University
Press,
2017).

Anda mungkin juga menyukai