Anda di halaman 1dari 2

Allah Senantiasa Menuntun Kepada Jalan Keselamatan

Yesaya 63:7-9,

Apakah jalan kehidupan manusia selalu mudah? Dengan segera kita tentu akan menjawab "tidak."
Berdasarkan pengalaman, ada berbagai tantangan, rintangan serta kesulitan yang mewarnai kehidupan.
Tak ayal kadangkala manusia menjalani kehidupannya tanpa pengharapan. Tidak ada gairah dan
semangat, karena rasanya Tuhan terlalu jauh dan tak kuasa untuk menolong kita. Apa yang kita lakukan
dalam kehidupan ini rasanya sia-sia saja. Jika itu yang kita rasakan, kisah berikut menolong kita untuk
merefleksikan bahwa semua pengalaman kehidupan kita berharga.

Diceritakan, di sebuah desa yang mengalami kekeringan, penduduknya harus mengambil air di sumur
yang letaknya berada jauh di pinggir desa. Seorang laki-laki bernama Semi juga tidak luput dari kondisi
seperti penduduk lainnya. Setiap hari menjelang senja, dengan menggunakan dua ember yang
dipikulnya, Semi mengambil air di pinggir desa. Sengat matahari, jarak yang jauh dan jalan yang berbatu-
batu menjadi tantangan tersendiri. Tantangan itu terasa semakin berat ketika ia menyadari embernya
yang ada pada sebelah kanan pikulannya mengalami lubang kecil pada bagian bawahnya. Sehingga
setiap kali ia memenuhi ember dengan air, maka sesampainya di rumah airnya sudah berkurang. Ia
merasa sia-sia, sedangkan untuk mengganti embernya sudah tidak mungkin, ia tidak punya biaya untuk
membelinya. Rasanya ia mau menghentikan saja usahanya mengambil air. Tetapi, seorang temannya
yang mengetahui hal itu mengajaknya untuk bercakap-cakap. "Jangan kau hentikan usahamu untuk
mengambil air, kau tidak tahu apa yang dihasilkan dari ember mu yang berlubang itu. Coba kau
perhatikan jalan setapak yang kau lewati. Perhatikan sebelah kanan jalan itu kau akan melihat bunga-
bunga putih kecil yang tumbuh. Padahal ini musim kering, dari mana tanaman itu dapat air, sehingga
ada bunga-bunga yang bisa tumbuh? Ketahuilah, air itu datangnya dari air yang jatuh dari ember mu
yang berlubang. Tidak ada yang sia-sia, engkau masih bisa membawa air ke rumahmu dan engkau juga
bisa membuat kehidupan tanaman itu tetap berlangsung," ujar kawan Semi.

Kisah tersebut di atas mengajak kita untuk merefleksikan bahwa dalam setiap pengalaman kehidupan,
sesungguhnya Tuhan senantiasa ada dan membawa kebaikan bagi manusia, meskipun terkadang
manusia keliru dalam menangkap rencana Tuhan.

Pada saat ini kita mengawali tahun baru 2023. Hari-hari telah kita lalui di sepanjang tahun 2022 dengan
berbagai dinamika kehidupan yang mewarnai. Apabila kita diperkenankan untuk memasuki tahun 2023,
sesungguhnya itu semua juga karena karunia dari Tuhan. Sebagaimana refleksi yg kita baca di Kitab
Yesaya dalam Yesaya 63:7-9, Tuhan dihayati sebagai penuntun kehidupan yang telah membawa mereka
kembali ke Israel. Dalam ayat 7 tertulis demikian "Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia
TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita dan
kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang dilakukan-Nya kepada mereka sesuai dengan kasih
sayang-Nya dan sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar." Tuhan penuh dengan kasih setia, Ia
melakukan kebajikan kepada umat-Nya dengan penuh kasih sayang. Kasih sayang Tuhan dinyatakan
dengan melepaskan bangsa Israel dari kesesakan mereka (Ay. 8). Sebagai bangsa yang ada di bawah
penguasaan Babel, bangsa Israel kala itu tidak memiliki kebebasan. Hak-hak mereka ada di bawah
kekuasaan penguasa Babel. Hidup yang semacam ini tentu sangatlah tidak menyenangkan. Namun
Tuhan kemudian melepaskan bangsa Israel dari segala kesesakan itu, karena kasih setia dan kasih
sayang Tuhan. Di sini nampak dengan jelas bagaimana penyertaan Tuhan dalam perjalanan kehidupan
bangsa Israel.

Memasuki tahun yang baru ini, kita tidak tahu tantangan apa yang terbentang di depan. Apakah
keadaan kita menjadi lebih baik di tahun yang baru, kita tidak tahu. Saya teringat dengan sebuah kalimat
indah yang berbunyi: Learn from yesterday, Live for today, and Hope for tomorrow. Belajarlah dari hari
kemarin, hiduplah di hari ini, dan milikilah pengharapan untuk hari esok. Di setiap dinamika kehidupan, Ia
senantiasa menyertai kehidupan kita. Tidak ada yang sia-sia dengan hari yang telah kita lalu, jika kita
mau belajar darinya. Dengan semangat dan pengharapan yang penuh, marilah kita menyongsong hari
depan, dengan meyakini bahwa Tuhan yang penuh kasih setia akan senantiasa menolong kita,
menuntun, dan memimpin kita kepada jalan keselamatan. Amin.

Anda mungkin juga menyukai