Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTEK PENGAMATAN /IDENTIFIKASI

DILINGKUNGAN PEMUKIMAN, HUBUNGAN NYA DENGAN


PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

AKBAR PRIMA SIREGAR


NIM : P00933219036

D-IV SANITASI LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
KABANJAHE
2020
BAB I
PENDAHULUAN & TUJUAN

A. PENDAHULUAN

Penyakit berbasis lingkungan merupakan penyakit yang proses kejadiannya


atau fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang
berhubungan, berakar atau memiliki keterkaitan erat dengan satu atau lebih
komponen lingkungan pada sebuah ruang, dimana masyarakat tersebut bertempat
tinggal atau beraktivitas dalam jangka waktu tertentu.
Kondisi lingkungan yang sehat sangat berpengaruh terhadap kesehatan
manusia. Ditinjau dari sudut ekologis ada tiga hal yang dapat berpengaruh terhadap
kesehatan manusia, yaitu agen penyakit, manusia dan lingkungan. Kondisi sehat
terjadi keseimbangan antara ketiga komponen ini, tetapi jika terjadi gangguan
dalam salah satu komponen misalkan pada lingkungan hingga mencapai tingkat
tertentu maka akan memudahkan agen penyakit untuk masuk ke dalam tubuh
manusia, dan keadaan demikian disebut dengan sakit.
Penyakit berbasis lingkungan merupakan masalah kesehatan dan terjadi
hampir di seluruh daerah geografis di dunia, termasuk Indonesia. Penyakit berbasis
lingkungan dapat terjadi karena adanya hubungan interaktif antara manusia,
perilaku serta komponen lingkungan yang memiliki potensi penyakit. Salah satu
tantangan yang paling utama bagi negara-negara berkembang adalah sanitasi.
Penyakit infeksi yang diakibatkan oleh faktor lingkungan dan selalu masuk dalam
10 besar penyakit hampir di seluruh puskesmas di Indonesia adalah Infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA) dan diare. Selain itu malaria, demam berdarah dengue
(DBD), cacingan, filaria, TB paru, penyakit kulit dan keracunan.
Masalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi
lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya dan perilaku
hidup sehat masyarakat. Perilaku hidup sehat masyarakat ini dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan. Semakin tinggi pengetahuan tentang pentingnya kesehatan
lingkungan maka semakin kecil pula kemungkinan menderita penyakit-penyakit
berbasis lingkungan.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukanlah pengamatan/identifikasi
lingkungan di lingkungan pemukiman, dengan mengamati kondisi lingkungan dan
faktornya yang mendukung dan berhubungan dengan timbulnya penyakit yang
bersumber dari lingkungan. Pengamatan ini dilakukan di pemukiman Kelurahan
Lau Cimba, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo.

B. TUJUAN

Berdasarkan uraian diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam pengamatan ini
adalah :
1) Untuk mengetahui kondisi lingkungan di pemukiman.
2) Untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan terhadap penyakit berbasis
lingkungan.
3) Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penyakit berbasis
lingkungan.
BAB II
HASIL PRAKTEK

Objek yang dijadikan pengamatan dalam praktek ini adalah Kelurahan Lau
Cimba. Kelurahan Lau Cimba merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan
Kabanjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Kelurahan ini berada di
Kecamatan Kabanjahe.
Letak kelurahan Lau Cimba berbatasan dengan:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rumka
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Singa
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Padang Mas
• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kacaribu

Kelurahan Lau Cimba memiliki 10 lingkungan, dimana masing-masing


lingkungan memiliki wilayah yang cukup luas dan padat penduduk. Di kelurahan
ini juga terdapat beberapa sekolah dan banyak rumah ibadah berlokasi di kelurahan
ini.

• Kependudukan
Berdasarkan data tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kelurahan
Lau Cimba, penduduk kelurahan berjumlah 12.923 jiwa yang terdiri dari 6.428 jiwa
laki-laki, dan 6.495 jiwa perempuan. Ditinjau dari jumlah kepala keluarga, tercatat
ada 3.452 KK.
Pada tahun 2019 tercatat paling banyak penduduk berada di lingkungan IV,
yaitu sejumlah 2.145 jiwa, dan yang paling sedikit adalah Lingkungan III dengan
680 jiwa. Berikut adalah sebaran jumlah penduduk berdasarkan dusun/lingkungan,

Ling Ling Ling Ling Ling Ling Ling Ling Ling Ling
I II III IV V VI VII VIII IX X
1.650 1.381 680 2.145 1.425 965 820 835 1678 750
jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa
• Sarana & Prasarana Kelurahan
No Sarana/Prasarana Jumlah Lokasi Keterangan
Kondisi
Sarana/
Prasarana
Kondisi Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
1. Posyandu 4 Ling. 1,2,4,5 Baik
2. Puskesmas Pembantu 3 Ling. 1,2,4 Baik
(PUSTU)
3. Puskesmas 1 Ling 5 Baik

Kondisi Sarana dan Prasarana Pelayanan Pendidikan


1. SD 2 - Baik
2. SMP 1 - Baik
3. SMA 1 - Baik
Kondisi Sarana dan Prasarana Transportasi
1. Jalan Provinsi 1 - Baik
2. Jalan Kab/Kota 1 - Baik
3. Jalan Desa ±100 - Baik
Kondisi Sarana dan Prasarana Tempat Ibadah
1. Masjid 3 - Baik
2. Mushola 1 - Baik
3. Gereja 9 - Baik
Kondisi Sarana dan Prasarana Kantor Kelurahan
1. Kantor Lurah 1 - Baik
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan praktek pengamatan yang dilakukan selama 1 minggu di


kelurahan Lau Cimba didapat data terkait jumlah penduduk dan lingkungan yang
ada di Lau Cimba serta sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Lau Cimba.
Data tersebut diatas di dapat melalui SSR TB-HIV Care Aisyiyah Kabupaten Karo,
dimana data tersebut langsung diperoleh melalui Pemerintah Kelurahan Lau Cimba.
Dari data tersebut terlihat bahwa Kelurahan Lau Cimba merupakan salah
satu Kelurahan terpadat di Kecamatan Kabanjahe. Selain itu kondisi pemukiman
yang padat dan belum memenuhi kriteria lingkungan sehat menjadi penyebab
penyakit berbasis lingkungan.
Dari data yang diperoleh melalui SSR TB-HIV Care Aisyiyah Kab. Karo,
setiap bulannya selama tahun 2018-2020 selalu ada 1 orang warga Lau Cimba yang
terdeteksi terjangkit TB Paru. Seperti yang kita ketahui bahwa TB Paru merupakan
salah satu penyakit berbasis lingkungan.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan
bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita
TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita
TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan
berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh
yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah
bening.
Bakteri TB akan mati dalam beberapa jam bila di udara terbuka apalagi bila
terkena sinar ultraviolet matahari, tetapi melihat kondisi pemukiman yang berada
di wilayah Lau Cimba, rumah-rumah disana cenderung berdempet dan masuk ke
dalam gang sempit dan kecil, ventilasi yang dimiliki tiap rumah disana juga kurang
memadai dan pencahayaan yang masuk juga kurang yang membuat Bakteri TB ini
semakin sulit untuk mati. Selain itu jumlah penghuni dalam satu rumah juga banyak
yang menjadikannya tidak sesuai dengan kriteria rumah sehat menurut Kemenkes.
Sampah di pemukiman ini juga berserakan yang bisa saja menyebabkan penyakit
berbasis lingkungan lainnya mudah untuk berkembang seperti diare, cacingan, dan
demam berdarah.
Tidak hanya faktor lingkugan yang menjadi penyebab terjadinya penyakit
berbasis lingkungan.Faktor rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai sanitasi
juga menjadi penyebab dan berbagai faktor lain yang menjadikan penyakit ini
berkembang seperti asupan gizi yang tidak cukup, faktor ekonomi dan lain-lain.
BAB IV
KESIMPULAN

Praktek ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kaitan kondisi


lingkungan dan faktor lainnya dalam menyebabkan penyakit berbasis lingkungan.
Praktek ini dilakukan dengan mengamati langsung kondisi lingkungan pemukiman
di Kelurahan Lau Cimba dan melihat data yang diperoleh oleh salah satu LSM di
Tanah Karo yaitu SSR TB-HIV Care Aisyiyah Kab. Karo. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan dan data yang didapat, maka dapat disimpulkan sebagi berikut :
1. Kondisi lingkungan di pemukiman Lau Cimba belum sesuai kriteri
lingkungan/rumah sehat menurut Kemenkes, dimana Sebagian besar rumah
disana ukurannya tidak sesuai dengan jumlah penghuni, ventilasi dan
pencahayaan kurang, serta komponen dan penataan ruang rumah juga belum
semuanya sesuai.
2. Setelah diamati ternyata Kasus TB di Lau Cimba cukup tinggi hal ini
didukung oleh kondisi lingkungan pemukiman yang memang belum sesuai
kriteria rumah sehat. Ini berarti bahwa kondisi lingkungan mempengaruhi
terjadinya penyakit berbasis lingkungan.
3. Tidak hanya factor lingkungan yang menjadi penyebab terjadinya penyakit
berbasis lingkungan. Selain lingkungan kurangnya pengetahuan masyarakat
akan rumah sehat dan sanitasi juga menjadi penyebabnya.
BAB V
LAMPIRAN DOKUMEN

Pemukiman yang berada di gang sempit dan padat

Bersama dengan salah satu


Kepala Lingkungan di Lau Cimba
Sampah yang berserakan

Dokumentasi di Lau Cimba saat melakukan pengamatan


DAFTAR PUSTAKA

TB Care Aisyiyah Kab. Karo “Ansit Profil Kelurahan Lau Cimba”, 2020
http://scholar.unand.ac.id/4959/2/BAB%20I.pdf
https://www.99.co/blog/indonesia/ciri-ciri-rumah-sehat-kemenkes/
https://artikel.rumah123.com/10-kriteria-rumah-sehat-menurut-kemenkes-
pastikan-hunianmu-sudah-memenuhi-syarat-54467
https://elitugasku.blogspot.com/2017/01/makalah-tuberkulosis-tbc.html
http://eprints.ums.ac.id/14910/2/BAB_1.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Lau_Cimba,_Kabanjahe,_Karo
file:///C:/Users/SSR%20KARO/Downloads/1697-6733-1-PB.pdf
http://nurulfahmikesling.blogspot.com/2016/09/makalah-penyakit-berbasis-
lingkungan.html
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123984-S-5351-Hubungan%20kerentanan-
Kesimpulan.pdf

Anda mungkin juga menyukai