Anda di halaman 1dari 41

Analisis Kualitas Sarana dan Prasarana

Laboratorium SMA di Provinsi Banten

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen pendidikan

Dosen Pengampu : Lulu Tunjung Biru, M.Pd.

Disusun Oleh
Rahmawati (2282200004)
Rosdiana Putri Pratama (2282200008)
Farah Amalia Arnaz (2282200019)
Rimaycha Tiara Salcha (2282200028)
Umar Said (2282200060)

Jurusan Pendidikan Kimia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat –
Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah PjBL ini. Penulisan makalah
PjBL yang berjudul “Analisis Kualitas Sarana dan Prasarana Laboratorium SMA di
Provinsi Banten” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pendidikan. Dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat membantu pembaca
dalam mengetahui segi kualitas sarana dan prasarana Laboratorium SMA di
Provinsi Banten yang sudah mengelola dan melaksanakan manajemen sarana dan
prasarana dengan baik serta dapat menambah wawasan pembaca seputar dunia
pendidikan, khususnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan di Sekolah
Menengah Atas.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan tulus memberikan doa, masukan dan kritik. Sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah dengan baik. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah dan kepada para
pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat masih jauh
dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami selalu menantikan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca agar ke depannya makalah yang kami buat menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan terutama bagi kita
semuanya.

Serang, 02 Mei 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


ABSTRAK ............................................................................................................. iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumsan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 4
A. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................................. 4
B. Laboratorium Kimia Sekolah ....................................................................... 6
BAB III.................................................................................................................... 8
METODE RISET .................................................................................................... 8
A. Metode Penelitian......................................................................................... 8
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ................................................................. 8
C. Instrumen Penelitian..................................................................................... 8
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 9
E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 9
BAB IV ................................................................................................................. 13
PEMBAHASAN ................................................................................................... 13
A. Hasil dan Pembahasan Survey SMAN Kota dan Kabupatan ..................... 13
BAB V ................................................................................................................... 27
PENUTUP ............................................................................................................. 27
A. Kesimpulan ................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29
LAMPIRAN .......................................................................................................... 30
DRAFT JURNAL ................................................................................................. 37

ii
ABSTRAK
Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang bersifat abstrak dengan level sub
mikroskopis yang tinggi karena berkaitan dengan suatu unsur dan senyawa serta
perubahannya. Dengan begitu, diperlukan pembelajaran yang dapat mengasah
kemampuan siswa sehingga siswa dapat menjelaskan adanya keterkaitan ilmu
kimia dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya melalui kegiatan praktikum atau
eksperimen di dalam laboratorium. Namun, nyatanya tidak semua laboratorium
kimia di sekolah telah memenuhi standar sarana dan prasarana yang telah
ditetapkan dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana untuk SD/MI, SMP, MTs, SMA/MA. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kualitas sarana dan prasarana Laboratorium SMA di Provinsi Banten,
mengetahui pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana Laboratorium SMA di
Provinsi Banten, dan mengetahui standar sarana dan prasarana Laboratorium satuan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Provinsi Banten. Penelitian ini
dilakukan dengan observasi menggunakan teknik wawancara dan angket sebagai
instrumentasi pengambilan data di dua sekolah, yakni SMA Negeri 6 Kota Serang
dan SMAN 1 Bandung. Berdasarkan angket yang telah disebar dan perhitungan
yang telah disesuaikan dengan pedoman Permendiknas No.24 Tahun 2007, dapat
disimpulkan bahwa sekolah tersebut tidak memenuhi standar sarana dan prasarana
yang baik menurut Permendiknas meskipun SMAN Kota Serang mendapat nilai
yang lebih tinggi dibandingkan SMAN Kabupaten Serang.

Kata kunci: Ilmu Kimia, Sarana dan Prasarana, Laboratorium Kimia

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang bersifat abstrak dengan


level sub mikroskopis yang tinggi karena berkaitan dengan suatu unsur dan
senyawa serta perubahannya (Dewi, 2016). Selain itu, telah dijelaskan pula
oleh Badan Standar Nasional Pendidik (2005), di mana ilmu kimia
merupakan prosedur kerja ilmiah sehingga terdapat proses yang disertai
dengan teori, fakta atau bukti, dan ide lainnya.
Sifat yang abstrak dan level sub mikroskopis yang tinggi pada
pembelajaran kimia menuntut siswa untuk memiliki pemahaman yang
tinggi. Dengan begitu, diperlukan pembelajaran yang dapat mengasah
kemampuan siswa sehingga siswa dapat menjelaskan adanya keterkaitan
ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya melalui kegiatan
praktikum atau eksperimen di dalam laboratorium (Nuada, I.M., & Harahap,
2015). Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kegiatan praktikum
adalah suatu proses yang diperlukan selama pembelajaran, khususnya
pembelajaran kimia.
Adanya kegiatan eksperimen di dalam laboratorium mampu
mengasah keahlian siswa, salah satunya meningkatkan kemampuan berpikir
kritis pada siswa (Ariyati, 2010). Selain itu, dijelaskan juga menurut
(Nurhidayati, 2016) di mana kegiatan percobaan dalam laboratorium dapat
membuat siswa jauh lebih mudah mempelajari konsep yang ada karena
disertai dengan bukti kebenarannya.
Laboratorium di sekolah merupakan salah satu sarana dan prasarana
Pendidikan dan berfungsi sebagai penunjang jalannya suatu kegiatan.
Sarana dan prasarana yang baik dapat membuat proses pembelajaran
berjalan dengan baik. Maka dari itu, laboratorium di sekolah harus memiliki
standarisasi yang sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP, MTs, SMA/MA. Namun,
2

masih terdapat beberapa sekolah dengan laboratorium yang belum


memenuhi standar. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian (L. Samiasih.,
2013), yakni laboratorium di SMK Negeri 2 Negara masih memiliki
beberapa fasilitas yang belum tersedia, salah satunya tidak terdapat lemari
untuk meletakan bahan kimia dengan persentase standarisasi sebesar 53%
sehingga termasuk ke dalam kategori kurang berdasarkan kategori skala
acuan (PAP).
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kualitas Sarana dan
Prasarana Laboratorium SMA di Provinsi Banten”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan, maka


rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kualitas sarana dan prasarana Laboratorium SMA di
Provinsi Banten?
2. Bagaimana pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana Laboratorium
SMA di Provinsi Banten
3. Bagaimana standar sarana dan prasarana Laboratorium satuan
Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Provinsi Banten?
4. Bagaimana cara mengelola sarana dan prasarana Laboratorium SMA di
Provinsi Banten dengan baik?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan penelitian


ini adalah:
1. Mengetahui kualitas sarana dan prasarana Laboratorium SMA di
Provinsi Banten
2. Mengetahui pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana
Laboratorium SMA di Provinsi Banten
3

3. Mengetahui standar sarana dan prasarana Laboratorium satuan


pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Provinsi Banten
4. Mengetahui cara mengelola sarana dan prasarana Laboratorium SMA di
Provinsi Banten dengan baik

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi dalam rangka perbaikan
untuk menetapkan kebijakan pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan serta membantu proses alokasi bantuan sarana dan prasarana
pada satuan pendidikan secara berkala guna meningkatkan proses
pembelajaran di sekolah.
2. Bagi Sekolah
Mampu memberikan gambaran dan masukan berupa data dan informasi
mengenai ketersediaan dan kebutuhan dalam pelaksanaan pengadaan
sarana dan prasarana sesuai dengan standarisasi yang telah ditetapkan
untuk mendukung pembelajaran secara berkelanjutan.
3. Bagi Pendidik
Sebagai bahan evaluasi dalam mengembangkan dan menetapkan
rancangan pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar di kelas tetap
berjalan secara kondusif, efektif dan efisien.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai ruang lingkup
dan pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
khususnya satuan pendidikan SMA dalam meningkatkan kualitas sarana
dan prasarana Laboratorium menurut standarisasi yang telah ditetapkan
pemerintah maupun lembaga pendidikan lainnya.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan merupakan perlengkapan yang digunakan secara


langsung untuk menunjang proses belajar mengajar, misalnya bangunan,
ruang kelas, meja, kursi, serta media belajar. Sedangkan prasarana
pendidikan merupakan perlengkapan yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses belajar mengajar, misalnya halaman, kebun,
taman sekolah, uang, dan sebagainya. Sarana pendidikan berfungsi untuk
mempelajari materi pelajaran/memudahkan penyampaian materi,
sedangkan prasarana pendidikan berfungsi untuk memudahkan
kegiatan/penyelenggaraan pendidikan.
Standar sarana dan prasarana pendidikan SMA diatur dalam
Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No 079.1975, sarana pendidikan terdiri dari tiga bagian,
yaitu:
1. Bangunan dan peralatan sekolah
2. Alat pelajaran yang terdiri dari buku, alat peraga dan laboratorium
3. Media pendidikan yang terbagi menjadi media visual dan non visual
Manajemen sarana dan prasarana ialah proses kerja sama
pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan
efisien (Nurbaiti, 2015). Manajemen sarana dan prasarana memiliki 8 rantai
kegiatan yaitu:
1. Perencanaan sarana dan prasarana Pendidikan
2. Pengadaan sarana dan prasarana Pendidikan
3. Penyaluran sarana dan prasarana Pendidikan
4. Penyimpanan sarana dan prasarana Pendidikan
5. Pemeliharaan sarana dan prasarana Pendidikan
6. Pendayagunaan sarana dan prasarana Pendidikan
7. Inventarisasi sarana dan prasarana Pendidikan
5

8. Penghapusan sarana dan prasarana Pendidikan

Tujuan manajemen sarana dan prasarana secara umum yaitu


memberikan layanan dengan profesional di bidang sarana dan prasarana
untuk terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien
(Nurbaiti, 2015). Tujuan manajemen sarana dan prasarana lebih rinci
sebagai berikut:

Menurut (Rusydi & Kinata, 2017), prinsip manajemen sarana dan


prasarana pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya selalu ada pada saat
dibutuhkan untuk mendukung proses pendidikan secara optimal.
2. Kemudahan
Sarana dan prasarana sekolah hendaklah mudah untuk diakses untuk
mempermudah proses belajar mengajar.
3. Kegunaan
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya saling mendukung satu dengan
yang lainnya agar proses belajar mengajar tidak terkendala.
4. Kelengkapan
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya tersedia dengan lengkap
sehingga proses pembelajaran tidak terganggu. Kelengkapan sarana dan
prasarana juga dapat mempengaruhi akreditasi sekolah.
5. Kebutuhan peserta didik
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya mampu memenuhi kebutuhan
peserta didik yang beragam.
6. Ergonomis
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya dirancang dalam konsep
ergonomis sehingga mendukung proses belajar dan mengajar yang
sesuai dengan konsep kenyamanan.
7. Masa pakai
6

Sarana dan prasarana sekolah hendaknya memiliki kualitas yang baik


sehingga dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang panjang.
8. Pemeliharaan
Sarana dan prasarana sekolah hendaknya mudah dan praktis untuk
dipelihara sehingga tidak menyulitkan dalam proses pemeliharaan.

B. Laboratorium Kimia Sekolah

Laboratorium merupakan ruangan atau bangunan yang dibangun


khusus untuk kebutuhan pengajaran dengan demonstrasi atau pengalaman
langsung dari apa yang telah dipelajari peserta didik melalui diskusi kelas
(Borja, D., Marie, J., & Marasigan, 2020). Laboratorium ini biasanya
dilengkapi dengan peralatan dan bahan kimia yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai macam praktikum dan eksperimen, serta dipimpin oleh
seorang guru atau pengajar yang ahli dalam bidang kimia.
Ketersediaan laboratorium kimia di SMA sangat dibutuhkan guna
menunjang dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui metode
praktikum. Metode praktikum dalam pembelajaran kimia sangat membantu
peserta didik dalam mengembangkan pengetahuannya, sesuai dengan
tujuan pendidikan yang mencakup tiga aspek, mengembangkan
pengetahuan, menanamkan sikap ilmiah, dan melatih keterampilan.
Dengan adanya praktikum siswa dapat terlatih dalam menggunakan alat-
alat di laboratorium kimia dengan baik, mengenal bahan-bahan kimia,
serta meningkatkan pemahamannya tentang konsep-konsep kimia akan
lebih mendalam (Nugraha, Asep Wahyu, 2021).
Ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung dalam
pembelajaran berbasis praktikum memberikan dampak besar terhadap
terlakasananya pembelajaran yang efektif dan optimal, dengan demikian
diperlukan laboratorium dengan dilengkapi peralatan yang baik yang dapat
mendukung pelaksanaan kegiatan di laboratorium (Inayah et al., 2022).
1. Standar Laboratorium Kimia SMA
7

Standar laboratorium Kimia SMA berdasarkan Permendiknas No. 24


Tahun 2007 sebagai berikut:
a. Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran kimia secara praktik yang memerlukan
peralatan khusus.
b. Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum satu
rombongan belajar.
c. Rasio minimum ruang laboratorium kimia adalah 2,4 m2/peserta
didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20
orang, luas minimum ruang laboratorium adalah 48 m2 termasuk
luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar ruang
laboratorium kimia minimum adalah 5 m.
d. Ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.
e. Ruang laboratorium kimia dilengkapi sarana sebagaimana
tercantum pada tabel yang telah dilampirkan pada point lampiran.
8

BAB III
METODE RISET
A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam riset ini adalah deskriptif,


menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2012) penelitian
deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh
nilai variabel mandiri, baik satu atau lebih variabel dengan tidak
menghubungkan variabel satu dengan yang lain. Sementara itu menurut
Sudjana dan Ibrahim (1989) penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang digunakan untuk mendeskripsikan kejadian masa sekarang, atau
dengan kata lain penelitian ini berfokus pada masalah aktual yang terjadi
saat ini. Pendekatan kualitatif merupakan cara untuk memperoleh data
penelitian di lapangan yang berorientasi pada fenomena dan kondisi yang
terjadi saat ini (Abdussamad, 2021).

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini adalah guru Mata Pelajaran Kimia


Sekolah Menengah Atas dan tempat penelitian ini yaitu sekolah menengah
atas yang berada di kabupaten dan kota di provinsi Banten.

C. Instrumen Penelitian

1. Lembar Angket Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia SMA


Lembar angket sarana dan prasarana laboratorium kimia SMA
digunakan untuk memperoleh data kelayakan laboratorium kimia SMA
di provinsi Banten. Lembar angket ini berpedoman pada permendiknas
nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk
sekolah dasar/madrasah ibtidayah (SD/MI), sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah
atas/madrasah aliyah (SMA/MA).
2. Lembar Angket Manajemen Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia
SMA
9

Lembar angket manajemen sarana dan prasarana laboratorium kimia


SMA digunakan untuk melihat pendayagunaan dari sumber daya
manusia dalam pengelolaan laboratorium, kesesuaian penyimpanan alat
dan bahan dengan SOP, pemeriksaan dan pembersihan alat dan bahan
praktikum, dan pengelolaan alat yang sudah tidak layak pakai dan habis.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti


untuk memperoleh data penelitian yang diinginkan. Pada penelitian ini
digunakan Teknik wawancara dan observasi.
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang sering digunakan untuk
memperoleh data kualitatif. Wawancara memudahkan peneliti untuk
mendapatkan data beragam dalam berbagai situasi dan konteks. Dengan
teknik ini, memudahkan partisipan untuk menyampaikan informasi
secara rinci, sehingga peneliti memperoleh data yang akurat (Yusra et
al., 2021).
2. Observasi Lapangan
Observasi merupakan pengamatan atau pengindraan secara langsung
pada suatu kondisi dan situasi. Observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi terstruktur, dimana peneliti sudah
menyusun dan menggunakan instrumen baku yang bersumber dari
permendiknas nomor 24 tahun 2007 (Hasanah, 2016). Teknik ini
digunakan untuk memperoleh data kualitas sarana dan prasaran
laboratorium kimia SMA di kota dan kabupaten.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan


rumus menghitung setiap kategori indikator pada perolehan data untuk
menentukan rentang hasil ketercapaian menggunakan:
Jumlah Responden x Jumlah Soal x Nilai Pilihan Jawaban
10

Setiap pilihan jawaban akan diberikan skor dengan aturan yang sudah dibuat
oleh peneliti menggunakan skala bertingkat (rating halic) yaitu:
1. Skor 5 = (Memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan
kondisi baik)
2. Skor 4 = (Memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan
kondisi kurang baik)
3. Skor 3 = (Memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan
kondisi tidak baik)
4. Skor 2 = (Tidak memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007
tetapi alatnya ada)
5. Skor 1 = (Alat tidak ada sarana dan prasarana)
Berikut merupakan analisis data yang digunakan pada setiap kategori
indikator yaitu :
1. Perabotan
1x8x1=8
1 x 8 x 2 = 16
1 x 8 x 3 = 24
1 x 8 x 4 = 32
1 x 8 x 5 = 40
Tabel 1. Rentang Kategori Indikator Perabotan
No Rentang Hasil
1. 33 – 40 Sangat baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor 24
tahun 2007
2. 25 – 32 Cukup baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor 24
tahun 2007
3. 17 – 24 Kurang baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor 24
tahun 2007
4. 8 – 16 Tidak baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor 24 tahun
2007
11

2. Peralatan Pendidikan
1 x 35 x 1 = 35
1 x 35 x 2 = 70
1 x 35 x 3 = 105
1 x 35 x 4 = 140
1 x 35 x 5 = 175
Tabel 2. Rentang Kategori Indikator Peralatan Pendidikan
No Rentang Hasil
1. 141 – 175 Sangat baik, jika berpedoman pada permendiknas
nomor 24 tahun 2007
2. 106 – 140 Cukup baik, jika berpedoman pada permendiknas
nomor 24 tahun 2007
3. 71 – 105 Kurang baik, jika berpedoman pada permendiknas
nomor 24 tahun 2007
4. 35 – 70 Tidak baik, jika berpedoman pada permendiknas
nomor 24 tahun 2007

3. Media Pendidikan
1x1x1=1
1x1x2=2
1x1x3=3
1x1x4=4
1x1x5=5
Tabel 3. Rentang Kategori Indikator Media Pendidikan
No Rentang Hasil
1. 4–5 Sangat baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor
24 tahun 2007
2. 3 Cukup baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor
24 tahun 2007
12

3. 2 Kurang baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor


24 tahun 2007
4. 1 Tidak baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor
24 tahun 2007

4. Peralatan Lainnya
1x5x1=5
1 x 5 x 2 = 10
1 x 5 x 3 = 15
1 x 5 x 4 = 20
1 x 5 x 5 = 25
Tabel 4. Rentang Kategori Peralatan Lainnya
No Rentang Hasil
1. 21 – 25 Sangat baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor
24 tahun 2007
2. 16 – 20 Cukup baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor
24 tahun 2007
3. 11 – 15 Kurang baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor
24 tahun 2007
4. 5 – 10 Tidak baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor
24 tahun 2007
13

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan Survey SMAN Kota dan Kabupatan

Survei penelitian pada analisis kualitas sarana dan prasarana


laboratorium kimia SMA di Provinsi Banten yang dilakukan pada salah satu
SMAN di Kota Serang dan Kabupaten Serang. Penelitian dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas antara SMA negeri di Kota
dan SMA negeri di Kabupaten. Penelitian ini dilakukan dengan cara
penyebaran atau pengisian angket kepada masing-masing guru kimia
sekolah terkait, dengan data hasil survei mengenai pengelolaan sarana
laboratorium meliputi perencanaan, pengadaan, penggunaan, inventarisasi,
pemeliharaan, dan penghapusan. Pedoman angket survei dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrsah Aliyah (SMA/MA).
Butir pertanyaan sering dikembangkan sendiri oleh peneliti guna
memperolah kesesuaian data, mendukung dan melengkapi hasil analisis
terhadap data yang diperoleh. Untuk mengetahui kualitas laboratorium
kimia sekolah, maka di rancang 8 indikator, diantaranya meliputi : (1)
kelengkapan perabotan, (2) Peralatan Pendidikan, (3) Media Pendidikan, (4)
Peralatan lainnya, (5) Pendayagunaan, (6) Penyimpanan, (7) Pemeliharaan,
(8) Penghapusan.
Berikut merupakan hasil data analisis survei yang dilakukan di SMA Negeri
di Kota Serang dan Kabupaten Serang:
14

1. Indikator Perabotan
Tabel 5. Hasil Perolehan Skor Pada Indikator Perabotan di SMAN
Kota

No. Soal Pilihan Jawaban Jumlah skor


1 2 3 4 5
1. 1 responden 2
2. 1 responden 5
3. 1 responden 5
4. 1 responden 5
5. 1 responden 5
6. 1 responden 5
7. 1 responden 2
8. 1 responden 4
Total 33
Berdasarkan hasil survey di atas, perabotan yang terdapat di
laboratorium SMAN Kota Serang menunjukkan perolehan skor 33 yang
artinya “sangat baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor
24 tahun 2007”. Dalam laboratorium tersebut perabotan yang
memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan kondisi
baik terdapat pada nomor 2 hingga 6 yaitu meja kerja, meja demonstrasi,
meja persiapan, lemari alat, dan lemari bahan. Kemudian, perabotan
yang memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan
kondisi kurang baik terdapat pada nomor 8 yaitu bak cuci. Lalu,
perabotan yang tidak memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun
2007 tetapi alatnya ada terdapat pada nomor 1 dan 7 yaitu kursi dan
lemari asam. Berdasarkan hal tersebut menandakan bahwa sebagian
besar perabotan yang terdapat di laboratorium yang memenuhi rasio
permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan kondisi baik.
15

Tabel 6. Hasil Perolehan Skor Pada Indikator Perabotan di SMAN


Kabupaten

No. Pilihan Jawaban Jumlah


Soal 1 2 3 4 5 skor
1. 1 5
responden
2. 1 5
responden
3. 1 5
responden
4. 1 4
responden
5. 1 3
responden
6. 1 1
responden
7. 1 1
responden
8. 1 4
responden
Total 28
Sementara, hasil survey perabotan yang terdapat di laboratorium SMA
Kabupaten Serang menunjukkan perolehan skor 28 yang artinya
“cukup baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor 24 tahun
2007”. Dalam laboratorium tersebut perabotan yang memenuhi rasio
permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan kondisi baik dengan
perolehan skor 5 terdapat pada nomor 1 hingga 3 yang terdiri dari kursi,
meja kerja dan meja demonstrasi. Kemudian, perabotan yang memenuhi
rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan kondisi kurang baik
dengan perolehan skor 4 terdapat pada nomor 4 dan 8 yaitu meja
persiapan dan bak cuci. Lalu, perabotan yang memenuhi rasio
permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan kondisi tidak baik dengan
perolehan skor 3 terdapat pada nomor 5. Berikutnya, perabotan yang
tidak memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 dan alatnya
tidak tersedia dengan perolehan skor 1 terdapat pada nomor 6 dan 7
yaitu lemari bahan dan lemari asam. Berdasarkan hal tersebut
menandakan bahwa sebagian besar perabotan yang terdapat di
16

laboratorium yang memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007


dengan kondisi baik.
2. Indikator Peralatan
Tabel 7. Perolehan Skor Pada Indikator Peralatan di SMAN Kota

No. Pilihan Jawaban Jumlah


Soal 1 2 3 4 5 skor
9. 1 2
responden
10. 1 2
responden
11. 1 2
responden
12. 1 2
responden
13. 1 2
responden
14. 1 2
responden
15. 1 2
responden
16. 1 2
responden
17. 1 2
responden
18. 1 2
responden
19. 1 2
responden
20. 1 2
responden
21. 1 2
responden
22. 1 2
responden
23. 1 3
responden
24. 1 2
responden
25. 1 1
responden
26. 1 5
responden
17

27. 1 2
responden
28. 1 2
responden
29. 1 5
responden
30. 1 1
responden
31. 1 4
responden
32. 1 2
responden
33. 1 5
responden
34. 1 2
responden
35. 1 2
responden
36. 1 5
responden
37. 1 5
responden
38. 1 5
responden
39. 1 2
responden
40. 1 1
responden
41. 1 5
responden
42. 1 2
responden
43. 1 2
responden
Total 91
Berdasarkan hasil survey di atas, peralatan yang terdapat di
laboratorium SMAN Kota menunjukkan perolehan skor 91 yang artinya
“kurang baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor 24
tahun 2007”. Dalam laboratorium tersebut peralatan yang memenuhi
rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan kondisi baik dengan
point 5 yaitu pada alat destilasi, centrifuge, pembakar spirtus,
kalorimeter tekanan uap, tabung reaksi, rak tabung reaksi, dan tabel
18

periodik unsur. Kemudian, peralatan yang memenuhi rasio


permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan kondisi kurang baik dengan
point 4 yaitu pada termometer. Lalu, peralatan yang memenuhi rasio
permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan kondisi tidak baik dengan
point 3 yaitu statif dan klem. Peralatan yang tidak memenuhi rasio
permendiknas nomor 24 tahun 2007 tetapi alatnya ada dengan point 2
yaitu botol zat, pipet tetes, batang pengaduk, gelas kimia 50 mL; 150
mL; 250 mL; 500 mL; 1000 mL; dan 2000 mL, labu erlenmeyer, labu
takar, pipet volume, pipet seukuran, corong, mortar, botol semprot, gelas
ukur, buret + klem, kaca arloji, neraca, pH meter, multimeter AC/DC 10
kilo ohm/volt, kaki tiga + alas kawat kasa, stopwatch, sikat tabung
reaksi, model molekul, dan petunjuk percobaan. Peralatan yang tidak
ada di laboratorium dengan point 1 yaitu corong pisah, barometer dan
tabung centrifuge. Berdasarkan hal tersebut menandakan bahwa
sebagian besar peralatan yang terdapat di laboratorium tidak memenuhi
rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 tetapi alatnya ada.
Tabel 8. Perolehan Skor Pada Indikator Peralatan di SMAN Kabupaten

No. Pilihan Jawaban Jumlah


Soal 1 2 3 4 5 skor
9. 1 4
responden
10. 1 4
responden
11. 1 4
responden
12. 1 2
responden
13. 1 2
responden
14. 1 2
responden
15. 1 2
responden
16. 1 1
responden
17. 1 2
responden
19

18. 1 2
responden
19. 1 2
responden
20. 1 2
responden
21. 1 2
responden
22. 1 2
responden
23. 1 2
responden
24. 1 5
responden
25. 1 5
responden
26. 1 1
responden
27. 1 1
responden
28. 1 4
responden
29. 1 1
responden
30. 1 1
responden
31. 1 2
responden
32. 1 2
responden
33. 1 2
responden
34. 1 2
responden
35. 1 2
responden
36. 1 2
responden
37. 1 2
responden
38. 1 2
responden
39. 1 2
responden
20

40. 1 1
responden
41. 1 5
responden
42. 1 5
responden
43. 1 2
responden
Total 84
Sementara, hasil survey peralatan yang terdapat di laboratorium SMAN
Kabupaten menunjukkan perolehan skor 84 yang artinya “kurang baik,
jika berpedoman pada permendiknas nomor 24 tahun 2007”. Dalam
laboratorium tersebut peralatan yang memenuhi rasio permendiknas
nomor 24 tahun 2007 dengan kondisi baik dengan skor 5 yaitu pada kaca
arloji, corong pisah, tabel periodik unsur dan model molekul. Kemudian,
peralatan yang memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007
dengan kondisi kurang baik dengan skor 4 yaitu pada botol zat, pipet
tetes, batang pengaduk dan pH meter. Peralatan yang tidak memenuhi
rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 tetapi alatnya ada dengan skor
2 ditunjukkan pada peralatan jenis gelas kimia 50 mL; 150 mL; 250 mL;
500 mL; 1000 mL; dan 2000 mL, labu erlenmeyer, labu takar, pipet
seukuran, corong, mortar, botol semprot, gelas ukur, buret + klem, statif
+ klem, termometer, multimeter AC/DC 10 kilo ohm/volt, pembakar
spiritus, kaki tiga + alas kawat kasa, stopwatch, kalorimeter tekanan uap,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, sikat tabung reaksi dan petunjuk
percobaan. Peralatan yang tidak ada di laboratorium dengan skor 1 yaitu
pipet volume, alat destilasi, neraca, centrifuge, barometer dan tabung
centrifuge. Berdasarkan hal tersebut menandakan bahwa sebagian besar
peralatan yang terdapat di laboratorium tidak memenuhi rasio
permendiknas nomor 24 tahun 2007 tetapi alatnya ada.
21

3. Indikator Media Pendidikan


Tabel 9. Hasil Perolehan Skor Pada Indikator Media Pendidikan di
SMAN Kota

No. Soal Pilihan Jawaban Jumlah skor


1 2 3 4 5
44. 1 responden 5
Total 5
Tabel 10. Hasil Perolehan Skor Pada Indikator Media Pendidikan di
SMAN Kabupaten

No. Soal Pilihan Jawaban Jumlah skor


1 2 3 4 5
44. 1 responden 5
Total 5
Berdasarkan hasil survei di atas yang ditunjukkan pada tabel 5 dan 6
mengenai media pendidikan yang terdapat di laboratorium SMAN Kota
dan SMAN Kabupaten memperoleh skor yang sama yakni 5 yang
artinya “sangat baik, jika berpedoman pada permendiknas nomor
24 tahun 2007”. Hal tersebut menunjukkan bahwa papan tulis sebagai
media pendidikan memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007
dengan kondisi baik.
4. Indikator Perlengkapan Lainnya

Tabel 11. Hasil Perolehan Skor Pada Indikator Perlengkapan Lainnya


di SMAN Kota

No. Soal Pilihan Jawaban Jumlah skor


1 2 3 4 5
45. 1 responden 2
46. 1 responden 5
47. 1 responden 2
48. 1 responden 5
22

49. 1 responden 2
Total 16
Berdasarkan hasil survey di atas terkait perlengkapan lainnya yang
terdapat di laboratorium SMAN Kota menunjukkan perolehan skor 16
yang artinya “Cukup baik, jika berpedoman pada permendiknas
nomor 24 tahun 2007”. Dalam laboratorium tersebut peralatan yang
memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan kondisi
baik dengan point 5 yaitu pada alat pemadam kebakaran dan tempat
sampah. Kemudian, peralatan yang tidak memenuhi rasio permendiknas
nomor 24 tahun 2007 tetapi alatnya ada dengan point 2 yaitu kotak
kontak, peralatan P3K, dan jam dinding. Berdasarkan hal tersebut
menandakan bahwa sebagian besar peralatan yang terdapat di
laboratorium tidak memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007
tetapi alatnya ada.
Tabel 12. Hasil Perolehan Skor Pada Indikator Perlengkapan Lainnya
di SMAN Kabupaten

No. Soal Pilihan Jawaban Jumlah skor


1 2 3 4 5
45. 1 responden 2
46. 1 responden 4
47. 1 responden 3
48. 1 responden 3
49. 1 responden 4
Total 16
Sementara hasil survey terkait perlengkapan lainnya yang terdapat di
laboratorium SMAN Kabupaten menunjukkan perolehan skor yang
sama yakni 16 yang artinya “Cukup baik, jika berpedoman pada
permendiknas nomor 24 tahun 2007”. Akan tetapi perbedaannya
terlihat dari hasil perolehan skor jawaban dari responden. Dalam
laboratorium tersebut peralatan yang memenuhi rasio permendiknas
23

nomor 24 tahun 2007 dengan kondisi kurang baik dengan skor 4 yaitu
pada alat pemadam kebakaran dan jam dinding. Berikutnya, peralatan
yang memenuhi rasio permendiknas nomor 24 tahun 2007 dengan
kondisi tidak baik dengan skor 3 yaitu pada peralatan P3K dan tempat
sampah. Kemudian, peralatan yang tidak memenuhi rasio permendiknas
nomor 24 tahun 2007 tetapi alatnya ada dengan skor 2 yaitu kotak
kontak. Berdasarkan hal tersebut menandakan bahwa sebagian besar
peralatan yang terdapat di laboratorium sudah memenuhi rasio
permendiknas nomor 24 tahun 2007 tetapi dengan kondisi alat kurang
baik dan tidak baik.
5. Pendayagunaan Sarana dan Prasarana Laboratorium
Dalam pengelolaan aspek pendayagunaan sarana dan prasarana
diperlukan adanya sumber daya manusia yang berperan dalam
pengelolaan sarana dan prasarana. Berdasarkan data hasil angket/survey
diperoleh bahwa pada kedua sekolah tersebut dalam pengelolaannya
terdapat Kepala Laboratorium yang bertugas dalam mengelola seluruh
kebutuhan Laboratorium di SMA tersebut, akan tetapi Kepala
Laboratorium yang bertugas merupakan guru kimia sekolah yang
memiliki jam/jadwal mengajar cukup banyak. Hal tersebut dapat
menjadi hambatan atau kendala yang dapat menghambat jalannya
pengelolaan atau manajamen laboratorium pada sekolah tersebut. Selain
itu, ruangan laboratorium yang sering dialihfungsikan sebagai ruang
kelas dan gudang serta tidak adanya laboran dan teknisi menjadi
hambatan atau kendala dalam mengelola atau manajemen
pendayagunaan sarana dan prasarana laborotorium sekolah terkait,
sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas laboratorium.
Sementara itu, kendala atau hambatan yang dialami sekolah SMAN
Kabupaten dalam pelaksanaan manajemen laboratorium yaitu ruang
laboratorium terkadang dialihfungsikan menjadi ruang kelas karena
kurangnya ruang kelas di sekolah terkait.
6. Penyimpanan Sarana dan Prasarana Laboratorium
24

Dalam penyimpanan sarana dan prasarana, dalam hal ini adalah alat dan
bahan laboratorium kimia sekolah harus dilakukan sesuai dengan SOP
(Standar Operasional Prosedur). Berdasarkan data hasil angket/survey
diperoleh bahwa pada sekolah kota maupun kabupaten tidak memiliki
poster terkait SOP penyimpanan alat dan bahan yang dapat membantu
terstrukturnya penyimpanan sarana dan prasarana laboratorium. Dalam
penyimpanan bahan pada laboratorium kimia sekolah tersebut disimpan
terpisah sesuai dengan sifatnya yang telah memenuhi SOP penyimpanan
bahan, akan tetapi penyimpanan bahan yang mudah meledak dan
terbakar masih belum disimpan pada tempat yang terbuat dari besi,
penyimpanan bahan yang mudah meledak yang disimpan selain pada
tempat yang terbuat dari besi dapat membahayakan dan lebih beresiko.
Untuk pembuangan limbah laboratorium pada sekolah tersebut masih
belum dilakukan sesuai dengan SOP. Pembuangan limbah seharusnya
di simpan dan di buang sesuai dengan SOP, hal tersebut dilakukan salah
satunya adalah untuk menjaga lingkungan sekitar serta menghindari
pencemaran limbah yang mengandung logam berat terhadap lingkungan
sekitar. Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat dikatakan bahwa
laboratorium di kedua sekolah tersebut dalam aspek penyimpanan masih
belum memenuhi kualitas yang baik.
7. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Laboratorium
Pemeliharaan sarana dan prasarana laboratorium yang baik harus
dilakukan secara berkala baik dalam pemeriksaan maupun pembersihan
alat dan bahan. Berdasarkan data hasil angket/survey diperoleh bahwa
pada sekolah kota setiap alat dan bahan yang tersedia dalam
laboratorium diberi kode atau peringatan sebagai informasi alat dan
bahan yang digunakan, pemberian kode di lakukan dengan menyertakan
gambar, tulisan serta peraturan tata tertib penggunaan. Sementara itu,
pada sekolah kabupaten tidak dilakukan pemberian kode atau peringatan
sebagai informasi untuk setiap alat dan bahan laboratorium. Di sekolah
kabupaten dilakukan pembersihan alat laboratorium secara berkala
25

sedangkan di sekolah kota tidak melakukannya, pembersihan tersebut


bertujuan untuk menghindari kerusakan pada alat maupun korosi. Untuk
pemeriksaan alat dan bahan laboratorium di kedua sekolah tersebut tidak
dilakukan secara berkala bertujuan guna menghindari kerusakan dan
masa expired bahan yang menyebabkan kurang optimalnya pemakaian
alat dan bahan yang akan digunakan. Walaupun pemeliharaan sarana
dan prasarana tidak dilakukan secara berkala, terdapat adanya
penggantian komponen-komponen fasilitas laboratorium yang telah
rusak, sehingga dalam pengelolaannya ada kemungkinan untuk alat dan
bahan dapat digunakan. Selain itu, pada kedua sekolah tersebut
menunjukkan adanya buku petunjuk atau panduan penggunaan alat dan
bahan laboratorium untuk memudahkan praktikan dalam melakukan
experimen atau penggunaan alat dan bahan. Berdasarkan deskripsi
tersebut, dapat dikatakan bahwa laboratorium di kedua sekolah tersebut
dalam aspek pemeliharaan masih belum memenuhi kualitas yang baik.
8. Penghapusan Sarana dan Prasarana Laboratorium
Penghapusan sarana dan prasarana laboratorium dilakukan untuk
mengelola alat dan bahan yang sudah tidak layak pakai. Berdasarkan
data hasil angket/survei diperoleh bahwa pada sekolah kota tidak
terdapat pemilahan alat dan bahan yang tidak layak dan habis pakai
sedangkan pada sekolah kabupaten dilakukan pemilahan tersebut, akan
tetapi dalam penggunaannya alat tidak layak pakai tidak digunakan
untuk praktikum. Pada sekolah kota tidak adanya pemilahan alat dan
bahan yang tidak layak dan habis pakai menyebabkan pada sekolah
tersebut tidak adanya data barang tidak layak dan habis pakai sebagai
bentuk pengoptimal ruang dan sumber daya serta menjaga keamanan
penggunaan alat dan bahan sementara pada sekolah kabupaten terdapat
pemilihan bahan yang habis pakai tetapi barang tidak layak dan habis
pakai tersebut tidak didata dalam dokumen khusus stok barang. Selain
itu, penanganan limbah laboratorium pada kedua sekolah tersebut masih
belum ditangani sesuai dengan SOP. Berdasarkan deskripsi tersebut,
26

dapat dikatakan pengelolaan penghapusan sarana dan prasarana


laboratorium pada kedua sekolah terkait masih perlu adanya perbaikan
dalam pengelolaannya.
27

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui observasi dan


angket, yakni terkait analisis kualitas sarana dan prasarana laboratorium
SMA di Provinsi Banten, tepatnya di SMAN 6 Kota Serang dan SMAN 1
Bandung. Maka peneliti dapat menyimpulkan, yaitu sebagai berikut:
1. Baik atau tidaknya kualitas laboratorium kimia di sekolah dapat
diketahui dengan melihat beberapa indikator, yakni meliputi
kelengkapan perabotan, Peralatan Pendidikan, Media Pendidikan,
Peralatan lainnya, Pendayagunaan, Penyimpanan, Pemeliharaan,
Penghapusan. Berdasarkan angket yang telah disebar dan perhitungan
yang telah disesuaikan dengan pedoman Permendiknas No.24 Tahun
2007, dapat disimpulkan bahwa kedua sekolah tersebut tidak memenuhi
standar sarana dan prasarana yang baik menurut Pemendinkas meskipun
SMAN Kota Serang mendapat nilai yang lebih tinggi dibandingkan
SMAN Kabupaten Serang
2. Pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana laboratorium kimia
sekolah baik di kota maupun di kabupaten masih terbilang kurang atau
belum memenuhi kualitas yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
bagaimana kedua sekolah melakukan pendayagunaan, penyimpanan,
pemeliharaan, dan penghapusan sarana maupun prasarana di
laboratorium kimia sekolah mereka.
3. Laboratorium kimia yang sesuai dengan standar Permendiknas No.24
Tahun 2007, yakni memiliki rasio ruangan minimal 2,4 m2/peserta
didik, memiliki luas minimal ruangan laboratorium sebesar 48 m2 yang
telah terdiri atas ruang penyimpanan maupun persiapan sebesar 18 m2
dengan lebar sekurang-kurangnya 5m. Selain itu, terdiri atas 8 buah
perabot (kursi, meja kerja, lemari alat bahan, lemari asam, bak cuci, dll),
28

35 buah peralatan pendidikan (botol zat, pipet tetes, gelas beaker,


corong, dll), 1 buah media pendidikan (papan tulis), bahan-bahan habis
pakai, dan 5 buah perlengkapan lain (soket listrik, alat pemadam
kebakaran, kotak P3K, tempat sampah, dan jam dinding).
4. Sarana dan prasarana yang baik dihasilkan dari pengelolaan yang baik,
yakni dengan mengikuti serangkaian kegiatan yang terdapat pada ruang
lingkup manajemen sarana dan prasarana pendidikan secara tepat dan
efektif. Selain itu, agar sarana dan prasarana dapat terkelola dengan baik
maka harus dilakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana
berdasarkan standarisasi yang berlaku sesuai dengan ketetapan satuan
pendidikan
29

DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad, Z. (2021). Metode Penelitian Kualitatif. In Metode Penelitian Kualitatif.


Syakir Media Press.
Ariyati, E. (2010). Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika Dan IPA, 1(2).
Borja, D., Marie, J., & Marasigan, A. (2020). Status of science laboratory in a public junior
high school. Internasional Journal of Research Publications, 1–8.
Dewi, R. F. (2016). Analisis Penguasaan Konsep Larutan Elektrolit-Nonelektrolit Siswa
Menggunakan Siklus Belajar Hipotesis Deduktif. Educhemia (Jurnal Kimia Dan
Pendidikan), 1(2), 98–109.
Hasanah, H. (2016). Teknik-teknik Observasi. Jurnal At-Taqaddum, 8(1), 21–46.
Ibrahim, & Sudjana. (1989). Desain dan Analisis Eksperimen. In Desain dan Analisis
Eksperimen. Tarsito.
Inayah, G. N., Rahamadayanti, A., Supriatnto, B., Argiyanti, A., & Sukma, Ridho Ilafi
Anggraeni, S. (2022). Alternatif Kegiatan Praktikum Tingkat SMA: Pengaruh pH
terhadap Hasil Kerja Katalase Menggunakan Respirometer Ganong. Jurnal Ilmu
Pendidikan, 4(4), 5432–5444.
L. Samiasih., I. M. (2013). Analisis Standar Laboratorium Kimia Terhadap Capaian
Kompetensi Adaptif di SMK Negeri 2 Negara. E-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 1(3), 1–11.
Nomor, P. P. R. (2005). Standarisasi Nasional Pendidikan.
Nuada, I.M., & Harahap, F. (2015). Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan
Laboratorium Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri Se-Kota
Tanjungbalai. Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 1–21.
Nugraha, Asep Wahyu, et al. (2021). Perbaikan Manajemen Laboratorium Kimia dan
Peningkaan Kualitas Pelaksanaan Praktikum Kimia di SMA di Kota Medan. 347–
353.
Nurbaiti, N. (2015). Manajemen sarana dan prasarana sekolah. Jurnal Ilmiah Manajemen
Pendidikan Program Pascasarjana, 9(4).
Nurhidayati. (2016). Analisis Pelaksanaan Praktikum Pada Pembelajaran Biologi Peserta
Didik Kelas XI di SMAN 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016. IAIN
Raden Intan Lampung.
Rusydi, A., & Kinata, B. O. (2017). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. In
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. In Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabet.
Yusra, Z., Zulkarnain, R., & Sofino. (2021). Pengelolaan LKP Pada Masa Pendemik
Covid-19. Journal Of Lifelong Learning, 4(1), 15–22.
30

LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Sarana dan Prasarana Laboratorium SMA
Nama Sekolah :
Nama Guru :
Hari/Tanggal :

Isilah penyataan di bawah dengan tanda (√) sesuai dengan kenyataan!


Keterangan :
1. Lembar penyataan ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen
Pendidikan
2. Isilah pernyataan dengan jujur dan teliti
3. Hasil lembar pernyataan tidak akan mempengaruhi apapun kepada sekolah
4. Pada bagian kondisi “Lainnya” boleh di isi tulisan keterangan alat

No Jenis Rasio Memenuhi Kondisi


Rasio
Ya Tidak Baik Kurang Tidak Tidak Ada
Baik Baik
A. Perabotan
1 Kursi 1
buah/peserta
didik,
ditambah
1 buah/guru
2 Meja kerja 1 buah/
7 peserta
didik
3 Meja demonstrasi 1 buah/lab
4 Meja persiapan 1 buah/lab
5 Lemari alat 1 buah/lab
6 Lemari bahan 2 buah/lab
7 Lemari asam 1 buah/lab
8 Bak cuci 1 buah/
2
kelompok,
ditambah
1 buah di
ruang
persiapan.
31

B. Peralatan Pendidikan
9 Botol zat Masing-
masing
24 buah/lab
10 Pipet tetes 100 buah/lab
11 Batang pengaduk Masing-
masing
25 buah/lab
12 Gelas kimia, 50 ml, Masing-
150 ml, dan masing
250 ml 12 buah/lab
13 Gelas kimia 500 Masing-
ml, 1000 ml, dan masing 3
2000 ml buah/lab
14 Labu erlenmeyer 25 buah/lab
15 Labu takar Masing-
masing
50, 50, dan 3
buah/lab
16 Pipet volume Masing-
masing
30 buah/lab
17 Pipet seukuran Masing-
masing
30 buah/lab
18 Corong Masing-
masing
30 dan 3
buah/lab
19 Mortar Masing-
masing
6 dan 1
buah/lab
20 Botol semprot 15 buah/lab
21 Gelas ukur Masing-
masing
15, 15,15, 3,
dan 3
buah/lab
22 Buret + klem 10 buah/lab
23 Statif + klem Masing-
masing
10 buah/lab
24 Kaca arloji 10 buah/lab
25 Corong pisah 10 buah/lab
32

26 Alat destilasi 2 set/lab


27 Neraca 2 set/lab
28 pH meter 2 set/lab
29 Centrifuge 1 buah/lab
30 Barometer 1 buah/lab
31 Termometer 6 buah/lab
32 Multimeter 6 buah/lab
AC/DC,
10 kilo ohm/volt
33 Pembakar spiritus 8 buah/lab
34 Kaki tiga + Alas 8 buah/lab
kasa kawat
35 Stopwatch 6 buah/lab
36 Kalorimeter 6 buah/lab
tekanan tetap
37 Tabung reaksi 100 buah/lab
38 Rak tabung reaksi 7 buah/lab
39 Sikat tabung reaksi 10 buah/lab
40 Tabung centrifuge 8 buah/lab
41 Tabel Periodik 1 buah/lab
Unsur
42 Model molekul 6 set/lab
43 Petunjuk 6 buah/
percobaan Percobaan
C. Media Pendidikan
44 Papan tulis 1 buah/lab
D. Perlengkapan Lain
45 Kotak kontak 9 buah/lab
46 Alat pemadam 1 buah/lab
kebakaran
47 Peralatan P3K 1 buah/lab
48 Tempat sampah 1 buah/lab
49 Jam dinding 1 buah/lab

Guru

……………………..
33

Lampiran 2. Angket Pendayagunaan Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia


SMA
Angket Pendayagunaan Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia SMA
Komponen : Pendayagunaan sarana dan prasarana laboratorium kimia
SMA
Subkomponen : Peran sumber daya manusia dalam pengelolaan
laboratorium
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda centang (√ ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan
yang ada pada laboratroium sekolah Anda!
1. Apakah di sekolah ini terdapat kepala laboratorium yang bertugas
mengelola semua kebutuhan laboratorium Kimia SMA?
□ Ya
□ Tidak
2. Menurut Bapak/Ibu apakah manajemen penggunaan laboratorium kimia di
sekolah ini sudah terkelola dengan baik?
□ Ya
□ Tidak
3. Apakah terdapat kendala atau hambatan yang dialami dalam melakukan
manajemen pendayagunaan sarana dan prasarana laboratorium kimia di
sekolah ini? Berikan alasan terkait jawaban Anda!
□ Ya
□ Tidak
□ Alasan:…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………....
34

Lampiran 3. Angket Penyimpanan Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia SMA


Angket Penyimpanan Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia SMA
Komponen : Penyimpanan Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia SMA
Subkomponen : Penyimpanan Alat dan Bahan Sesuai dengan SOP
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda centang (√ ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan
yang ada pada laboratroium sekolah Anda!
1. Apakah di laboratorium ini memiliki poster terkait SOP untuk penyimpanan alat
dan bahan?
¨ Ya
¨ Tidak
2. Apakah bahan kimia di laboratorium telah disimpan secara terpisah sesuai
dengan sifatnya?
¨ Ya
¨ Tidak
3. Apakah penyimpanan untuk bahan yang mudah meledak dan terbakar telah
terbuat dari bahan yang besi?
¨ Ya
¨ Tidak
4. Apakah pembuangan limbah bahan kimia telah sesuai dengan SOP?
¨ Ya
¨ Tidak
35

Lampiran 4. Angket Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia SMA


Angket Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia SMA
Komponen : Pemeliharaan sarana dan prasarana laboratorium Kimia SMA
Sub Komponen : 1. Pemeriksaan alat dan bahan praktikum
2. Pembersihan alat dan laboratorium
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda centang (√ ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan
yang ada pada laboratroium sekolah Anda!
1. Apakah setiap alat dan bahan diberi kode atau peringatan sebagai bentuk
pencegahan, seperti memberi peringatan melalui gambar, tulisan, peraturan dan
tata tertib ?
¨ Ya
¨ Tidak
2. Apakah dilakukan pembersihan alat dan laboratorium secara berkala?
¨ Ya
¨ Tidak
3. Apakah dilakukan pemeriksaan alat dan bahan laboratorium secara berkala
untuk menghindari kerusakan dan masa expired bahan?
¨ Ya
¨ Tidak
4. Apakah adanya penggantian komponen-kompenen fasilitas laboratorium yang
telah rusak?
¨ Ya
¨ Tidak
5. Apakah terdapat buku petunjuk atau panduan penggunaan alat dan bahan dalam
laboratorium?
¨ Ya
¨ Tidak
36

Lampiran 5. Angket Penghapusan Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia SMA


Angket Penghapusan Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia SMA
Komponen : Penghapusan sarana dan prasarana laboratorium kimia SMA
Sub Komponen: 1. Pengelolaan alat yang sudah tidak layak pakai
2. Pengelolaan bahan yang sudah habis pakai
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda centang (√ ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan
yang ada pada laboratroium sekolah Anda!
1. Apakah alat yang sudah tidak layak pakai masih digunakan untuk praktikum?
¨ Ya
¨ Tidak
2. Apakah ada pemilahan alat yang masih layak pakai dengan yang tidak layak
pakai (rusak)?
¨ Ya
¨ Tidak
3. Apakah ada pemilahan bahan yang habis pakai dengan yang belum?
¨ Ya
¨ Tidak
4. Apakah limbah laboratorium di tangani sesuai dengan SOP?
¨ Ya
¨ Tidak
5. Apakah terdapat data barang yang sudah tidak layak pakai dan bahan yang sudah
habis pakai?
¨ Ya
¨ Tidak
37

DRAFT JURNAL
Link drive draft jurnal
https://drive.google.com/drive/folders/1Dtbuw7DuA6pk2SemeUHk1hw6sMehSE
fA?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai