Anda di halaman 1dari 2

Muqodimah

Sunan Giri adalah putra dari Syekh Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu. Lahir di Blambangan
pada tahun 1442 M, Sunan Giri kecil dipanggil dengan nama Raden Paku atau Joko Samudro.
Wali Songo satu ini punya banyak julukan nama. Selain Raden Paku atau Joko Samudro, Sunan
Giri juga punya julukan Raden Ainul Yaqin yang diberikan oleh Sunan Ampel. Ia juga punya
gelar Prabu Satmoto saat memerintah Kerajaan Giri Kedaton pada tahun 1487-1506 M.

Pada suatu hari putri raja Blambangan bernama Dewi sekardadu mengalami sakit parah putrinya
dadu sulit disembuhkan oleh semua tabib. Akhirnya seorang Mahapatih menyarankan akhirnya
sang raja mencari Syekh Maulana Iskak yang berada di Samudra Pasai perjalanan dari
Blambangan menuju Samudra Pasai selama 7 hari 7 malam sampailah Mahapatih bertemu
dengan Syekh Maulana Ishak menyampaikan bahwa Putri Raja Blambangan sedang sakit parah
sang raja telah membuat sayembara Siapa yang bisa menyembuhkan jika laki-laki akan jadi
menantu jika perempuan akan jadi saudaranya Syekh Maulana Ishak pun mengiyakan
permintaan itu maka Mahapatih disuruh pulang menuju ke Blambangan selama 7 hari 7 malam
dalam perjalanan sampailah mapati di gerbang Blambangan Mahapatih kaget karena di sana
telah selesai mengadakan pesta mapatih pun tanya sama para prajurit Hai prajurit ini pesta apa
pernikahan putri sekardadu Patih bertanya dengan siapa dengan Syekh Maulana Ishak Patih pun
kaget dengan sendirinya karena dia 7 hari yang lalu baru bertemu dengan Syekh Maulana Ishak
sedangkan pesta sudah terjadi selama 7 hari akhirnya Patih pun bertemu dengan raja
Blambangan dan menyampaikan bahwa yang mengobati putrinya adalah Syekh Maulana Ishak
maka bertemulah Patih dengan Syekh Maulana Ishak.

setelah menikah Putri sekardadu pun hamil pada masa hamil itu Syekh Maulana Ishaq beliau
menyebarkan pengaruh agama Islam Raja Blambangan pun tidak suka dan mengusir Syekh
Maulana Iska Hai anakku Pergilah kau dari sini maka Syekh Maulana Iskak menuju ke Samudra
Pasai atau Aceh sebelum berangkat dia berpesan pada istrinya Hai istriku jika nanti anakku lahir
berilah Raden Paku dan hanyutkan dia ke tengah laut setelah Raden paku lahir maka
dihanyutkanlah Raden paku ke tengah laut ketika di tengah laut ditemukan seorang kapal anak
buah dari Nyi Ageng Pinatih maka bayi tadi diserahkan kepadanya Gang Pinatih di situ tertulis
nama Raden paku

Nyi Ageng pinante memberi nama bayi tersebut Joko Samudro dan menyekolahkan Djoko
Samudro kecil ke pesantren Sunan Am Sunan Ampel. di Sunan Ampel Raden paku selalu
berangkat pagi pulang sore dari Kediri sampai di Surabaya saat ini akhirnya Sunan Ampel
menawarkan pada Sunan Giri untuk bermalam di pesantren Sunan Ampel ketika malam hari
Sunan Ampel lihat ke kamar Santri terlihatlah seorang anak laki-laki yang wajahnya bercahaya
sampai Sunan Ampel pun tidak mengenalinya akhirnya Sunan Ampel mengikat ujung sarung
dari anak tadi Di Pagi harinya Sunan Ampel bertanya Hai santri-santriku Siapakah yang
semalam sarungnya terikat di ujungnya maka Raden paku atau Joko Samudro menjawab saya
Tuan Guru akhirnya Sunan Ampel menyampaikan Hai anak muda Siapa orang tuamu orang
tuaku adalah Nyi Ageng Pinatih ya orang tuamu Besok aja ke sini ketika bertemu dengan Nyi
Ageng Pinatih Sunan Ampel bertanya nyanyi Apakah benar ini anakmu Nyi Ageng Pinatih
menjawab tidak anak ini aku temukan di tengah laut dengan ada tulisan Raden paku akhirnya
Sunan Ampel pun memeluk dan mengatakan kamu ini ponakan ku nak sesuai Pesan bapakmu
Syekh Maulana Ishak bahwa anaknya akan diberi nama Raden paku dan dihanyutkan di laut
akhirnya Raden paku atau Joko Samudro diberi julukan Raden Ainul Yaqin sampai beliau
dewasa Sunan Ampel menyuruh yakin bersama Putra Sunan Ampel yaitu Sunan Bonang untuk
berguru ke Mekah dan terlebih dahulu mampir di Aceh untuk bertemu Syekh Maulana Iskak
kemudian berangkatlah ke Mekah dan kembali ke Jawa Sunan Giri pun berdakwah di Giri
Kedaton untuk menyebarkan agama Islam

Anda mungkin juga menyukai