Anda di halaman 1dari 2

Hadirin jama'ah shalat jum'at rahimakumullah

Sebentar lagi tamu kita yang mulia bulan Ramadhan akan segera tiba menyapa kita.
Tamu terhormat yang datang dengan membawa segudang peluang dan kesempatan
emas bagi kita. Kenapa dikatakan demikian? tak lain karena di dalam bulan Ramadhan
terkandung kemuliaan dan keistimewaan yang amat besar. Nilai ibadah
dilipatgandakan, do'a-do'a dikabulkan, dosa-dosa diampuni, pintu surga dibuka,
sementara pintu neraka ditutup. Ramadhan, tak ubahnya tamu agung yang selalu
dinanti-nanti kedatangannya, rugilah orang yang tidak dapat bertemu dengannya,
namun akan lebih rugi lagi bagi mereka yang menjumpainya, namun tidak mengambil
sesuatu manfaat darinya (yakni dengan menggunakannya sebagai moment
meningkatkan kualitas ibadah dan ketaqwaan kepada Allah SWT).
Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam rangka
menyambut bulan yang penuh berkah tersebut, sehingga kita dapat memanfaatkannya
secara maksimal untuk beribadah mendekatkatkan diri kepada Allah swt. Dengan
demikian, apa yang menjadi Tujuan Akhir dari puasa ramadhan ini, yakni derajat
"Ketaqwaan dan kedekatan diri kepada Allah SWT.
Oleh karena itu pada kesempatan ini khotib akan menyampaikan 2 hal persiapan
dalam menyambut datangnya bulan suci romadhan :
Pertama, pengetahuan yang dalam.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh
setiap muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi
agar sah dan sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka
wajib memenuhinya dan wajib mempelajarinya. Ilmu tentang ketentuan puasa atau
yang sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh
setiap muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan batalnya puasa.

Pengetahuan yang utuh tentang bulan Ramadhan akan menghindarkan diri dari
kesalahan-kesalahan yang bisa merusak ibadah Ramadhan disebabkan oleh
ketidaktahuan kita. Pengetahuan yang utuh tentang keutamaan Ramadhan akan
mendorong tumbuhnya motivasi dari dalam diri untuk menjalani ibadah dengan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu, pada bagian ini, persiapan-persiapan yang bisa
dilakukan adalah dengan banyak bertanya, belajar dan membaca. karena Orang akan
mampu mengerjakan sesuatu dengan sempurna dan riang gembira jika ia tahu dengan
pasti apa alasan, tujuan dan manfaat di balik sesuatu yang ia kerjakan.

Kedua, menumbuhkan jiwa beramal dengan keikhlasan.


Dalam keterangan Syekh Ibnu Ato’illahi assakandari didalam kitab Hikam

Artinya : Amal perbuatan itu sebagai kerangka yang tegak, sedangkan ruh atau
jiwanya ialah terdapatnya rahasia ikhlas (ketulusan) dalam amal perbuatan itu.
Hadirin rohima kumullah

Ikhlas adalah asas keberhasilan dan keberuntungan di dunia dan akhirat. Ikhlas dalam


beramal ibarat pondasi bagi sebuah bangunan dan ibarat ruh bagi sebuah jasad, di
mana sebuah bangunan tidak akan dapat berdiri kokoh tanpa pondasi, demikian juga
jasad tidak akan dapat hidup tanpa adanya ruh. Oleh karena itu, amal shalih yang
kosong dari keikhlasan akan menjadikannya mati, tidak bernilai serta tidak
membuahkan apa-apa, atau dengan kata lain (keberadaannya sama seperti
ketidakadaannya).

Dan juga pula Ikhlas merupakan inti dan ruh daripada amal ibadah, diterima dan
ditolaknya amal ibadah sangat ditentukan dengan keikhlasan atau tidaknya. Ikhlas
dalam beramal ibadah berarti melakukannya semata-mata karena Allah, memfokuskan
amalnya untuk mencari ridha Allah, tanpa tujuan yang lain, tanpa di kotori ingin
disanjung, supaya dipuji dan dihargai orang, demi mendapatkan harta dan kedudukan
dan lain sebagainya.

Oleh karena itu Imam Al-Ghazali menuturkan, “Setiap manusia binasa kecuali orang
yang berilmu. Orang yang berilmu akan binasa kecuali orang yang beramal (dengan
ilmunya). Orang yang beramal juga binasa kecuali orang yang ikhlas (dalam amalnya).

Akan tetapi perlu khotib tegaskan : ikhlas dalam beramal itu seharusnya, tapi tidak
seharusnya beramal menunggu dalatangnya keiklasan (2X). karena pada dasarnya
datangnya keiklasan disebabkan karena adanya amal.

‫ين ِم ْن َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َتَّت ُقو َن‬ ِ َّ


َ ‫ب َعلَى الذ‬
ِ
َ ‫ام َك َما ُكت‬ ُ َ‫الصي‬
ِّ ‫ب َعلَْي ُك ُم‬ ِ
َ ‫آمنُوا ُكت‬َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَا َُّأي َها الذ‬.
‫الذ ْك ِر احْلَ ِكْي ِم‬ِّ ‫ات و‬ ِ ِ ِ ِ ‫ِإ مِب‬ ِ ِ ‫يِف‬
َ َ‫ َو َن َف َعيِن ْ َو يَّا ُك ْم َا فْيه م َن اآْل ي‬،‫بَ َار َك اهللُ يِل ْ َولَ ُك ْم الْ ُق ْرآن الْ َعظْي ِم‬.

َّ ‫اسَت ْغ ِف ُر ْوهُ ِإنَّهُ ُه َو اْلغَ ُف ْو ُر‬


‫الر ِحْي ُم‬ ْ َ‫ف‬.

Anda mungkin juga menyukai